BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Aspek-aspek Perencanaan
Suatu Perancangan struktur harus mempertimbangkan aspek – aspek pokok berikut ini :
Aspek Keamanan dan Kenyamanan
Rancangan struktur harus memiliki kekuatan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk
menjamin keamanan selama struktur tersebut difungsikan. Selain kuat, rancangan struktur tersebut
juga harus memiliki kekakuan yang cukup untuk menjamin kenyamanan saat struktur tersebut
digunakan.
Aspek Estetika dan Ruang
Dalam perancangan struktur, nilai estetika harus diperhatikan dengan seksama, serta
mengkaitkannya dengan sistem tata ruang yang ada.
Aspek Pelaksanaan dan Ekonomi
Pelaksanaan proyek, jadwal proyek, dan biaya proyek juga merupakan aspek yang tidak boleh
dikesampingkan. Metode pelaksanaan bangunan dan manajemen konstruksi mengambil bagian
penting dalam aspek ini.
Aspek Operasional
Aspek operasional erat kaitannya dengan unsur bangunan dan harus direncanakan dengan
seksama sesuai dengan umur rencana dan kegiatan operasional yang akan digunakan.
2.2 Prinsip–Prinsip Stadion
Perencanaan Stadion dewasa ini membutuhkan pemikiran panjang yang tidak hanya melibatkan
olahraga saja. Banyaknya batasan yang ketat dan faktor–faktor yang kompleks dan saling berhubungan
satu sama lain menjadi motivasi tambahan yang mendorong para perancang untuk menghasilkan
rancangan yang kreatif dan inovatif. Berikut ini tujuh prinsip umum dalam konstruksi suatu stadion yang
kami ambil dari www.worldstadium.com :
o Isi dan Fungsi
Pertama, sangat penting untuk mengembangkan hubungan antara stadion olahraga dan penonton.
Semua aspek ini harus dipahami sebelum mengintegralkannya ke dalam suatu rancangan.
Rancangan ini termasuk kerangka struktur, tribun, tangga, atap, interior, dan lain – lain.
o Kesimetrisan dan perbedaan
Kedua, stadion secara umum simetris baik vertikal maupun horizontal. Dibutuhkan resiko tinggi bagi
o Prespektif 3 Dimensi
Ketiga, stadion merupakan sebuah bangunan raksasa. Untuk itu dibutuhkan pandangan ke depan bagi perancang untuk merancang konstruksi yang dapat dipertanggung jawabkan secara prespektif tiga dimensi dan tidak membentuk pandangan yang anachronic.
o Bentuk
Keempat, secara umum gaya dan bentuk stadion adalah sesuatu yang penting. Setiap detail dan bagiannya harus diatur dan ditempatkan sedemikian rupa untuk membentuk gaya secara keseluruhan dari stadion tersebut.
o Aplikasi Struktur
Kelima, struktur dari stadion itu harus direncanakan agar sesuai dan tidak bertentangan dengan sudut pandang arsitektur. Pemilihan setiap elemen struktur sangat penting karena mempengaruhi sistem dalam banyak aspek.
o Tata guna ruang yang kreatif
Keenam, ruangan – ruangan yang ada di stadion baik ruang dalam maupun ruang luar terutama pusat dari stadion harus direncanakan secara mendetail untuk menghasilkan ruangan yang mengesankan, kreatif, dan hidup.
o Integrasi antara stadion, kota dan landskap
Ketujuh, aspek arsitektur harus memberi perhatian kepada hubungan antara stadion dengan keadaan sekeliling dan lanskap pada kota tersebut secara keseluruhan. Bangunan stadion tidak boleh mengganggu keseimbangan lanskap kota, namun harus selaras dengan lanskapkota.
2.3 Analisis Arsitektur
o Luas Lapangan dan luas rumput
Ukuran lapangan liga sepakbola yang disarankan adalah sebagai berikut :
1. Lapangan senior : 95 – 100 x 60 – 64 meter
2. Lapangan yunior : 90 x 46 – 55 meter
3. Lapangan internasional : 100 – 110 x 64 – 75 meter
Gb.2.1 Model Lapangan sepakbola
Jarak pandang suatu stadion harus dibatasi agar penonton yang paling jauh masih dapat mengikuti
1. Jarak maksimum lapangan memanjang adalah antara 119 – 160 meter.
2. Jarak maksimum lapangan melebar adalah antara 92 – 146 meter.
o Tribun / tempat duduk penonton
0.
4
5
0.80
Gb.2.2 Selasar
Proporsi Lebar : Tinggi dari 800 : 400.
Jarak antara selasar minimum 700 mm.
Tinggi selasar minimum 450 mm.
o Tangga dan koridor
1. Dalam mendesain suatu koridor stadion, maka koridor harus didesain penuh untuk kapasitas
arus satu arah, dengan kepadatan 1,4 orang/m2.
Tabel 2.1. Kapasitas koridor
Kecepatan berjalan Kapasitas koridor
Keramaian,
populasi 0,8 – 1 m/dt 67 – 84 org/menit/m
2. Desain Tangga harus sesuai dengan lebar pintu dan koridor, agar arus manusia dapat lewat
dengan lancar dan nyaman, dengan asumsi desain penonton penuh.
Tabel 2.2. Kapasitas tangga
V (m/dt) Kapasitas Tangga
Anak muda & Pria 0,6 60
Wanita 0,6 60
Lanjut Usia 0,4 40
o Pintu
Lebar pintu masuk disesuaikan dengan lebar koridor. Lebar pintu yg ada dipasar adalah 600, 700,
800, 900, 1000, 1200, 1500, 1800, 2100 mm. Desain tinggi pintu antara lain 2100, 2300, 2350,
2400, 2700 dan 3000 mm. Sedangkan kapasitas arus orang berdasarkan penelitian sebagai berikut
:
Jenis Bukaan Jumlah orang per menit
Pintu gerbang & pintu lebar 60 – 110 per meter lebar
Bukaan pintu tunggal 40 – 60 per meter lebar
Pintu putar 25 – 35 per meter lebar
2.4 Dasar Teori
o Sistem Struktur
Pada dasarnya, konfigurasi struktur terbagi menjadi beberapa jenis sistem struktur, diantaranya :
1. Sistem Truss
Struktur truss terdiri dari elemen batang tarik dan tekan dimana semua bahan pada struktur
tersebut ditransformasi menjadi beban terpusat pada masing – masing buhulnya, sehingga
elemen-elemen strukturnya hanya mengalami gaya aksial tekan atau tarik.
Rol Sendi
Gb.2.3. Sistem truss 2. Sistem Rangka
Struktur rangka terdiri dari elemen – elemen struktur yang terdiri dari elemen balok yang fungsi
utamanya menahan momen lentur serta gaya geser dan elemen kolom yang fungsi utamanya
menahan gaya aksial tekan. Masing–masing elemen dihubungkan oleh sambungan yang kaku dan
monolit.
Jepi t J epi t
Jepi t Jepi t
Gb2.4. Sistem rangka 3. Sistem Plat dan Cangkang
Struktur plat dan sengkang adalah struktur yang didesain untuk menerima beban merata tiap
satuan luas, sehingga pengaruh beban pada struktur membentuk momen lentur dua arah pada plat
Gb.2.5. Arah sumbu lokal dan sumbu global pada elemen pelat
2.5 Material struktur
Bahan – bahan yang digunakan pada suatu struktur beraneka ragam antara lain baja, beton
bertulang, beton prategang, batu, kayu, aluminium dan lain – lain. Berikut ini, kita akan membahas
secara singkat beberapa diantaranya :
2.5.1 Baja
Baja adalah elemen struktur yang memiliki kekuatan dan nilai daktilitas yang tinggi. Nilai modulus
elastisitas baja kurang lebih 200.000 Mpa dengan tegangan leleh yang dapat dilihat pada tabel 2.1
(hal 11 Tata Cara Perencanaan Konsruksi Baja untuk Gedung). Berikut ini kita akan membahas
beberapa elemen struktur baja dan langkah – langkah perencanaannya :
1. Elemen Lentur
Elemen lentur baja biasa pada desain stadion ini adalah pada gording atau balok. Fungsi utama
elemen ini adalah memikul momen lentur dan menahan gaya geser akibat beban. Tahap – tahap
perencanaan elemen lentur adalah sebagai berikut :
Tentukan panjang bentang & dimensi Tentukan syarat – syarat batas Es,fy,γ
Hitung beban – beban & nilai M & V
Mn = Kuat Lentur nominal penampang thd sb y, Fy = Tegangan Leleh baja (kg/cm2)
= Sx⋅ fy(kgcm) Es = Modulus elastisitas (kg/cm2)
Vn = Kuat geser nominal penampang thd sb y, L = Panjang bentang (cm)
= 0.6⋅ fy⋅Aw atau (kgcm) ø = faktor reduksi
=
0
.
36
⋅
fy
⋅
Ac
(pipa) w = beban merata (t/m)Aw = Luas kotor plat badan (cm2)
Ae = 0.9 x Luas kotor pipa (cm2)
δ
= lendutan (cm) =EI L W
⋅ ⋅ ⋅
384
5 4
2. Elemen Tarik
Elemen tarik baja adalah elemen pada konstruksi yang digunakan untuk menahan gaya tarik aksial.
Tahap – tahap perencanaan :
Tentukan dimensi
Tentukan syarat – syarat batas Es, fy,γ
A 1
1 ≤
≤
Vn Vu Mn
Mu
φ
φ
Tidak
Ya 240
L <
δ
Aman / OK Ya
A
Nn = Kuat tarik rencana Ag = Luas penampang bruto ( cm2)
= Ag⋅ fy→
φ
=0.9 Ae = Luas penampang netto (cm2)= Ae⋅ fy→
φ
=0.75)3. Elemen Tekan
Elemen tekan baja adalah elemen pada konstruksi yang digunakan untuk menahan gaya tekan
aksial.
Tahap – tahap perencanaan :
Ya Ok
Hitung beban – beban & Nn A
Tidak
Nn
Nu
≤φ
A
Tentukan syarat – syarat batas Es,fy,γ
Nn = Kuat tarik rencana Ag = Luas penampang bruto ( cm2)
= Ag⋅ fy→
φ
=0.85 Ae = Luas penampang netto (cm2)ω = konstanta kelangsingan Lk = Panjang langsing (cm)
r = jari-jari girasi (xm) Ix = momen inersia sumbu x (cm4)
4. Sambungan Las
Sambungan las yang digunakan dalam laporan ini adalah las tumpul penetrasi penuh dan las
tumpul penetrasi sebagian. Untuk las tumpul penetrasi penuh, faktor reduksi (ø) sebesar 0,9.
Sedangkan las tumpul penetrasi sebagian, faktor reduksi (ø) sebesar 0,75.
Las Tumpul →
φ
y⋅Rnw=0.9⋅t⋅ fy(bahan dasar)fyw t Rnw
y⋅ = ⋅ ⋅
→
φ
0.9 (Las)Las Pengisi →Rn≤
φ
Rnw→Rn≤0.75(
0.6⋅ fnw)
Aw5. Plat Dasar kolom
Plat dasar kolom digunakan untuk menyalurkan gaya dan momen dari kolom ke bangunan bawah
(pondasi). Perencanaannya adalah sebagai berikut : Ya
200
< =
r Lk
λ
TidakYa Ok
A
Tentukan beban – beban P, M, P lateral
⎟ ⎠ ⎞ ⎜
⎝
⎛ = +
≤ 2
6
BC M BC
P q Fp
A
c f Fp
S M A P fp
Fp≥ = ± → =0.35⋅ ' A=B⋅C
Fb
=0
.
75
⋅Fy
2.5.2 Beton Bertulang
Beton Bertulang adalah material struktur yang terdiri dari campuran agregat kasar dan halus
dengan zat pengikat PC, dan air. Ciri utama dari material beton adalah kuat terhadap tekan, tahan
lama, dan memiliki berat sendiri yang relatif berat. Berikut ini beberapa elemen struktur yang dapat
dibentuk oleh beton bertulang : Plat
Plat beton direncanakan untuk menahan beban merata mati dan hidup tiap satuan luas.
Perencanaannya sebagai berikut :
Tentukan Diagram q, V =
∫
q⋅M =∫
VTentukan Angkur : A =
Fy d M
⋅
6 . 0
2 1
6
⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ =
Fb M T
Tentukan M A
Tentukan syarat – syarat batas Es,γ,fy,µ,f'c
Tentukan panjang bentang
Tentukan tebal plat (dengan bantuan syarat lendutan)
Hitung beban - beban
(hal 76 Cur I) Balok
Balok adalah struktur yang dirancang untuk menahan momen lentur akibat beban.
Perencanaannya (hal 104 Cur I) :
Tebal plat dan tulangan memadai
Periksa lebar retak secara memeriksa lebar jaringan
max
s
s≤ s>smax
Pilih tulangan Hitung tulangan
max
min
ρ
ρ
ρ
≤ ≤ρ
>ρ
maxTentukan momen yang menentukan A
Hitung tulangan tekan
max
min
ρ
ρ
ρ
< < Hitung tulangan yang dibutuhkanρ
<ρ
maxPilih tulangan Tentukan syarat – syarat batas
Tentukan panjang bentang
Tentukan ukuran balok
Tentukan momen yang menentukan Hitung beban - beban
Selain menahan momen luar, baik juga dirancang untuk menahan gaya lintang dan momen torsi akibat
beban.
Kolom
Kolom adalah elemen struktur untuk menahan beban aksial ( hal 104 Cur IV) As sengkang =
(
)
Tentukan Vc & Tc
Vc =
Tentukan syarat – syarat batas Ec, fc, fy, fcs, fys
Tentukan beban – beban & hitung Vu & Tu Tentukan panjang dan dimensi balok Penulangan balok dan tulangan memadai
max
s
s< Periksa lebar retak dengan memeriksa s s>smax max
A
2.5.3 Pondasi
Pemilihan sistem pondasi ini didasarkan atas pertimbangan:
1. Beban yang bekerja pada struktur relatif besar.
2. Pondasi tiang pancang dibuat dengan sistem sentrifugal, menyebabkan beton lebih rapat
sehingga dapat menghindari bahaya korosi akibat rembesan air.
3. Pelaksanaan pondasi tiang pancang relatif mudah dan cepat. Hitung perhitungan orde satu
Hitung
ψ
dengan rumus (5)Tentukan tulangan kolom dengan grafik 6.1 – 6.3 Hitung et dari
u P Mc
' et ≥
(
15+0.03h)
mmHitung Cm dengan rumus (4)
Tentukan
δ
bdengan rumus (1) Abaikanorde dua
Gunakan grafik kelangsingan grafik 7.1.e Abaikan orde dua Tentukan K dengan diagram nomogram
Tentukan a
h kl atau r
klu u
Tentukan Ef dengan bantuan grafik 7.1 a dan 7.1 b dan hitung EIk dan EIb
Lift
Lift merupakan alat transportasi manusia dan barang di dalam gedung dari satu tingkat ke
tingkat lain. Perencanaan lift disesuaikan dengan perkiraan jumlah lantai dan jumlah pengguna Tentukan Syarat – Syarat Batas Ec, fc, fy, fcs, fys
Daya Dukung Vertikal Tiang Pancang
Berdasarkan Kekuatan Bahan
(
f c)
APtiang =σb 0.33⋅ ' ⋅
Berdasarkan Hasil Sondir
5
Daya Dukung Ijin Tiang Group (Pall Group)
(
) (
)
Kontrol Gaya Horisontal dan Vertikal
♣ Gaya Horisontal yang diijinkan x
♣ Momen Maksimum Brooms
(
d f)
Pmax Yang Terjadi Pada Tiang Akibat Pembebanan
∑
Kontrol Settlement Penurunan Seketika
Ip Eu B qn
Si = ⋅2 1−µ⋅2⋅
Penurunan Konsolidasi
lift. Dalam perencanaan lift, metode perhitungan adalah analisis terhadap konstruksi ruang
tempat lift dan balok penggantung katrol lift.
Fungsi ruang landasan adalah memberi kelonggaran agar pada saat lift mencapai lantai paling
bawah, lift tidak menumbuk dasar landasan dan menahan lift apabila terjadi kecelakaan,
misalnya tali putus. Tangga
Sistem dan analisis perancangannya sama dengan Plat.
2.6 Pembebanan
Pada dasarnya beban dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah : ♠ Beban mati yaitu berat dari semua bagian suatu bangunan yang bersifat tetap. ♠ Beban hidup yaitu semua beban yang terjadi selama penggunaan suatu bangunan. ♠ Beban angin yaitu semua beban yang bekerja pada bangunan akibat tekanan udara.
(
16)
2
V
P= atau 42,5 +0.6h (pada struktur langsing)
♠ Beban gempa yaitu semua beban statik ekivalen yang bekerja pada bangunan gedung akibat gempa.
Perencanaan beban gempa :
Menentukan tipe bangunan berdasarkan factor keamanan, jenis struktur dan pendetailan Memodelkan struktur & menentukan dimensi struktur
Menentukan pembebanan dan kombinasi beban
Menentukan respon gempa berdasarkan jenis lokasi dan tanah
Menghitung beban lantai dan menentukan pusat massa Analisa Struktur Frame Tahan Gempa
Tabel 2.4 Analisis
Jenis Tanah
Kecepatan rambat gelombang geser rerata,
) /
(m s
s
ν
Nilai hasil Test Penetrasi Standart,
N
Kuat geser nilai rerata, Su(kPa)
Tanah Keras v≥350 N ≥50 Su ≥100
Tanah Sedang 175≤v<350 15≤N <50 50≤Su <100
Atau semua jenis tanah lempung lunak dengan tebal total > 3 m dengan PI > 20, Wn≥40%dan Su < 25 kPa