• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KINERJA MADRASAH (Studi tentang Kontribusi Keterampilan Manajerial Kepala Madrasah, Budaya Organisasi, dan Komitmen Kerja Guru terhadap Kinerja Madrasah Ibtidaiyahdi Kabupaten Way Kanan) - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN KINERJA MADRASAH (Studi tentang Kontribusi Keterampilan Manajerial Kepala Madrasah, Budaya Organisasi, dan Komitmen Kerja Guru terhadap Kinerja Madrasah Ibtidaiyahdi Kabupaten Way Kanan) - Raden Intan Repository"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

18

A. Deskripsi Konseptual 1. Manajemen Kinerja

a. Hakikat Manajemen dalam Pendidikan

Terdapat beberapa komponen yang sangat penting untuk mendukung peningkatan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan salah satunya yang pokok tersebut adalah penyelenggaraan manajemen pendidikan yang dalam lingkup mikro disebut juga manajemen sekolah. Tanpa adanya manajemen pendidikan atau admnistrasi sekolah yang baik maka kemungkinan sekali segala upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan akan gagal sama sekali. Bidang ataupun aspek apapun yang akan dibenahi akhirnya kembali kepada adanya prasyarat utama yaitu terselenggaranya manajemen pendidikan yang handal. Jadi masalah manajemen pendidikan adalah masalah yang sangat berperan dalam proses penyelenggaraan pendidikan baik sebagai sarana maupun alat penataan bagi komponen pendidikan lainnya.

Adapun pengertian manajemen secara umum adalah menurut Harold

Koontz dan C.O. Donnel yang dimaksud dengan manajemen adalah “suatu usaha

pencapaian tujuan yang diinginkan dengan membangun suatu lingkungan yang

favorable” terhadap pekerjaan yang dilakukan olehorang-orang dalam kelompok

terorganisir.”1 Sedangkan menurut Hadi Satyagraha manajemen adalah proses

1

(2)

koordinasi berbagai sumberdaya organisasi (men, ma-terials, machines) dalam upaya mencapai sasaran organisasi.2

Pendapat lain menyebutkan bahwa istilah manajemen diartikan sama

dengan istilah administrasi atau pengelolaan, yaitu “segala usaha bersama untuk

mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara

optimal.”3 Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan Formen dan Ryan bahwa antara administrasi dan manajemen tidak memiliki perbedaan yang berarti, sehingga istilah tersebut dapat saja disejajarkan penggunaannya.4 Selanjutnya Stoner mengemukakan bahwa manajemen adalah “proses

perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.”5

Apabila dihubungkan dengan pendidikan, maka yang dimaksud dengan

manajemen pendidikan adalah “sebagai seluruh proses kegiatan bersama dan

dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada, baik personal, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan.”6

Sedangkan Suryosubroto menerjemahkan pengertian manajemen pendidikan dapat diberi makna dari beberapa sudut pandang, yaitu :

1) Manajemen pendidikan sebagai kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.

2

Hadi Satyagraha, Beberapa Isu dalam Manajemen Pendidikan, http: // www. Manajemen Pendidikan, net. (20 Juni 2017)

3

http: // www. ditplb. or. id (20 Juni 2017)

4

Sufyarma M.,Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 189

5Ibid. 6Ibid

(3)

2) Manajemen pendidikan sebagai proses untuk mencapai tujuan pendidikan. 3) Manajemen pendidikan sebagai suatu sistem.

4) Manajemen pendidikan sebagai upaya pendayagunaan sumber-sumber untuk mencapai tujuan pendidikan.

5) Manajemen pendidikan sebagai kepemimpinan manajemen. 6) Manajemen pendidikan sebagai proses pengambilan keputusan. 7) Manajemen pendidikan sebagai aktivitas komunikasi.

8) Manajemen pendidikan dalam pengertian yang sempit sebagai kegiatan ketatausahaan di sekolah.7

Pendapat lain mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan adalah: Sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.8

Menurut pendapat Purwanto dan Djojopranoto bahwa: manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.9 M. Ngalim Purwanto, mendefinisikan manajemen pendidikan adalah segenap proses

7

Suryosubroto,Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 15

8

Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 5

9Ibid

(4)

pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personal, spiritual, dan material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.10

Adapun pendapat lainnya mendefinisikan manajemen pendidikan adalah suatu proses mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.11 Pendapat senada dikemukakan Mujamil

Qomar, yang mendefinsikan manajemen pendidikan adalah ”suatu proses

pengelolaan lembaga pendidikan dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan secara lebih

efektif dan efisien.”12 Walter S. Monreo, dalam bukunya ”Encyclopedia of Educational Research”, mengartikan manajemen pendidikan adalah adalah pengarahan, pengawasan, pengelolaan segala hal yang berkaitan dengan sekolah, termasuk administrasi pembiayaan untuk mencapai tujuan.13

Engkoswara mengatakan, manajemen pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya manusia meliputi kurikulum dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia dalam mencapai tujuan pendidikan.14 Stephen G. Kenzevich, menyatakan manajemen pendidikan adalah suatu proses yang berurusan dengan penciptaan, pemeliharaan, stimulasi dna penyatuan tenaga-tenaga dalam suatu lembaga pendidikan dalam usaha merealisasikan tujuan-tujuan yang telah

10

Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan untuk Fakultas Trabiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 13

11

Muhaimin, dkk.,Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 5

12

Mujamil Qomar,Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 10

13

Mulyono,Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 51

14

(5)

ditentukan sebelumnya.15Pendapat lainnya mendefinisikan manajemne pendidikan adalah suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoirdinasian, pengawasan, pembiayaan dan pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.16

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dilihat betapa manajemen pendidikan merupakan faktor utama dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Jadi dalam manajemen pendidikan terkandung unsur-unsur (1) tujuan yang akan dicapai (2) adanya proses kegiatan bersama (3) adanya pemanfaatan sumber daya (4) adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber daya yang ada.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan adalah suatu proses dalam menggerakkan dan mendayagunakan semua unsur dalam pendidikan untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan pendidikan. Jadi dengan lebih memperhatikan aspek manajemen pendidikan maka diharapkan tujuan pendidikan atau target program pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Atau dengan kata lain manajemen

15

Mulyono,Op. Cit., h. 52

16Ibid

(6)

pendidikan sangat diperlukan untuk menjamin supaya seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan optimal.

Menurut Mulyono, tujuan manajemen pendidikan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan kegiatan operasional kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan..17 Adapun menurut Sergiovanni dan Carver, ada empat tujuan manajemen pendidikan, yaitu: efektifitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri dan kepuasan kerja. Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan penyelenggaraan sekolah.18 Pendapat senada dikemukakan Shrode Dan Voich, bahwa tujuan utama manajemen adalah produktivitas dan kepuasan.19

Secara lebih rinci Husaini Usman, menjelaskan tujuan dari manajemen pendidikan adalah:

1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

3) Terpenuhinya salah satu dari 4 kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai manajer).

4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas adminstrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan).

6) Teratasinya masalah mutu pendidikan.20

17

Mulyono,Op. Cit., h. 54

18

Daryanto,Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 17

19

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 15

20

(7)

Sedangkan menurut Hadari Nawawi, tujuan manajemen pendidikan adalah

“meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan opreasional

kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.”21Khumaidi Tohar bahkan berpendapat bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan.22

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa tujuan dari manajemen pendidikan yaitu agar segala usaha kerjasama dalam mendayagunakan berbagai sumber (manusia dan nonmanusia) dapat berjalan secara teratur, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.Dengan demikian dapat dipahami bahwa manajemen pendidikan sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu pendidikan baik kualitas maupun kuantitas. Dengan adanya manajemen yang baik dalam suatu pendidikan, maka pendidikan akan berjalan dengan terencana, terkoordinir, teratur, terawasi, terkendali, sehingga kendala-kendala yang dapat menghambat pencapaian tujuan dapat terdeteksi dan diatasi dengan baik, dan selanjutnya semua hal tersebut berguna dalam pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri agar lebih efektif dan efisien. Jadi masalah manajemen pendidikan adalah masalah yang sangat berperan dalam proses penyelenggaraan pendidikan baik sebagai sarana maupun alat penataan bagi komponen pendidikan lainnya.

Hal-hal yang harus diimplementasikan dalam manajemen pendidikan, adalah mengimplementasikan berbagai kegiatan dari manajemen pendidikan itu sendiri yang meliputi:

21

Hadari Nawawi,Op. Cit., h. 12

22

(8)

1) Kegiatan merencanakan (planning), yaitu menentukan apa yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2) Kegiatan mengorganisasikan (organizing), yaitu membagikan dan menetapkan tugas-tugas kepada anggota kelompok, mendelegasikan kekuasaan dan menetapkan hubungan-hubungan antara kelompok kerja yang satu dengan yang lain.

3) Kegiatan menggerakan (actuating), yaitu kegiatan pemimpin dalam menggerakan kelompok secara efektif dan efisien ke arah pencapaian tujuan.

4) Kegiatan pengawasan (controlling) yaitu pengawasan dan pengendalian agar organisasi dapat berjalan sesuai dengan rencana, dan tidak menyimpang dari arah semula.23

Menurut pendapat Engkoswara dalam mengimplementasikan manajemen pendidikan, hal-hal yang harus dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) merencanakan, 2) mengorganisasikan, 3) memimpin, dan 4) mengendalikan.24Dari rangkai kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa proses manajemen meliputi: 1) merencanakan, 2) mengorganisasikan, 3) memimpin, 4) mengendalikan.

1) Planning(Perencanaan)

Perencanaan adalah ”penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan.”25 Prayudi Atmosudirjo mengemukakan rumusan perencanaan adalah ”menentukan

dan merumuskan segala apa yang dituntut oleh situasi dan kondisi pada badan usaha

atau unit organisasi yang kita pimpin.”26 Pendapat lain memperinci pengertian

perencanaan adalah ”pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan

23

Ibid.

24

Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 94

25

Jawahir Tanthowi, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al Quran, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1983),h. 65

26

(9)

tersebut.”27 Sedangkan menurut Husaini Usman perencanaan adalah ”proses

pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya yang

dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.”28

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang disebut perencanaan ialah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi ini perencanaan mengandung unsur-unsur: 1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, 2) adanya proses, 3) hasil yang ingin dicapai, dan 4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka tujuan dari implementasi kegiatan perencanaan dalam manajemen pendidikan adalah untuk:

a) Standar pengawasan yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.

b) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.

c) Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.

d) Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.

e) Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu.

f) Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan. g) Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.

h) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui. i) Mengarahkan pada pencapaian tujuan.29

Adapun manfaat perencanaan adalah sebagai berikut: a) Standar pelaksanaan dan pengawasan

b) Pemilihan berbagai alternatif terbaik

c) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan 27

Suryosubroto,Op. Cit., h. 22

28

Husaini Usman,Op. Cit., h. 49

29Ibid

(10)

d) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi

e) Membantu manager menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan f) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait

g) Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.30

Lingkup implementasi manajamen pendidikan pada kegiatan perencanaan adalah: a) perencanaan kurikulum, b) perencanaan kepeserta didikan, c) perencanaan keuangan, d) perencanaan prasarana dan sarana, e) perencanaan kepegawaian, f) perencanaan layanan khusus, g) perencanaan hubungan masyarakat, h) perencanaan proses pembelajaran dan fasilitasnya, i) perencanaan ketatausahaan sekolah.31

2) Organizing(Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang efektif antar personalia, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh keputusan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas dalam situasin lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu.32 Pendapat lain mendefinisikan

pengorganisasian adalah ”keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang -orang serta mengalokasikan prasarana dan sarana untuk menunjang tugas -

orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan.”33 Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa pengorganisasian adalah tindakan penyatuan yang terpadu, utuh dan kuat di dalam suatu wadah kelompok atau organisasi. Hal ini dilakukan sesuai dengan pembagian tugas, yang berbeda-beda akan tetapi menuju dalam satu titik arah, tindakan ini dilakukan agar anggota atau personel dapat bekerja dengan baik dan memiliki rasa kebersamaan serta tanggung jawab.

30

Ibid., h. 48

31

Suryosubroto,Op. Cit., h. 23

32

Mulyono,Op. Cit., h. 27

33

(11)

Wujud dari implementasi kegiatan pengorganisasi ini adalah tampaknya kesatuan yang utuh, kekompokan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan dan manfaat implementasi kegiatan pengorganisasian dalam manajemen pendidikan adalah untuk:

1) mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya, 2) mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama, 3) wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-saman, 4) wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang, 5) wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja, 6) wadah mengelola lingkungan bersama-sama, 7) wadah mencari keuntungan bersama-bersama-sama, 8) wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan, 9) wadah mendapatkan penghargaan, 10) wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks, 11) wadah menambah pergaulan, dan 12) wadah memanfaatkan waktu luang.34 Mengimplementasikan kegiatan pengorganisasian dalam manajemen pendidikan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

a) Organisasi itu mempunyai tujuan yang jelas

b) Tujuan organisasi dipahami oleh setiap anggota organisasi

c) Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap orang dalam organisasi, Adanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi

d) Adanya kesatuan perintah

e) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam melaksanakan tugasnya

f) Adanya pembagia tugas yang jelas

g) Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin h) Pola dasar organisasi harus relatif permanen

i) Adanya jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam organisasi

j) Adanya balas jasa yang setimpal yang diberikan kepada setiap anggota organisasi

k) Penempatan orang yang bekerja dalam organisasi itu sesuai dengan kemampuannya.35

34

Husaini Usman,Op. Cit., h. 127

35

(12)

3) Actuating(Menggerakkan)

Actuating adalah ”kegiatan memelihara, menjaga dan memajukan

organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar

setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.”36Pendapat lain mendefiniskan actuating adalah ”suatu fungsi pembimbing dan pemberian

pimpinan serta penggerakkan orang agar kelompok itu suka dan mau bekerja.”37

Suharsimi Arikunto memberikan pengertian actuating adalah: ”penjelasan,

petunjuk serta pertimbangan dan bimbingan terhadap para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan

dengan lancar.”38 Sedangkan syekh Mahmud Hawari menyebut actuating dengan direction, beliau merumuskan sebagai berikut: At Taujih atau direction adalah: pimpinan selalu memberikan jalan petunjuk atau ilmu pengetahuan, serta memperingatkan, terhadap anggota, buruh atau karyawan guna mencapai tujuan

yang sebenarnya.”39

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut kegiatan actuating dapat berbentuk sebagai berikut:

a) Memberikan dan menjelaskan perintah

b) Memberikan petunjuk melaksanakan suatu kegiatan

c) Memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan/ kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi.

d) Memberikan kesempatan ikut serta meyumbangkan tenaga dan pikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing-masing.

36

Hadari Nawawi,Op. Cit., h. 36

37

Soekarno,Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Telaga Bening, tt), h. 92

38

Hadari Nawawi,Op. Cit., h. 25

39

(13)

e) Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-tugasnya secara efisien.40

Berdasarkan pengertian dan bentuk kegiatan actuating, maka dapat dipahami bahwa yang melaksanakan kegiatanactuatingbiasanya adalah pimpinan organisasi. Untuk itu pimpinan organisasi harus memiliki kemampuan dalam melakukan kegiatanactuating.

4) Controlling(Mengawasi dan Mengendalikan)

Controllingadalah ”kegiatan mengukur tingkat efektifitas kerja personal

dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai

tujuan.”41 Pendapat lain mendefinisikan controlling adalah ”proses pemantauan,

penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.42 Pendapat lain mengartikan controllingadalah ”kegiatan atau proses untuk mengetahui hasil

pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk diperbaiki dan kemudian dan mencegah terulangnya kembali kesalahan itu begitu pula mencegah sehingga pelaksanaan

tidak berbeda dengan rencana yang ditetapkan.”43

Tujuan dan manfaatcontrollingadalah:

a) Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan.

b) Mencegah terulangnya kembali kesalahan, peyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan dan ketidakadilan.

c) Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik. d) Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan

akkuntabilitas organisasi.

40

Hadari Nawawi,Op. Cit., h. 43

41

Ibid., h. 40

42

Husaini Usman,Op. Cit., h. 400

43

(14)

e) Meningkatkan kelancaran operasi organisasi. f) Meningkatkan kinerja organisasi.

g) Memberikan opini atas kinerja organisasi.

h) Mengarahkan manajemen untuk melaksanakan koreksi atas masalah-masalah pencapaian kinerja yang ada.

i) Menciptakan terwujudnya pemerintah yang bersih.44

Ruang lingkup controlling adalah: 1) pemantauan, 2) penilaian, dan 3) pelaporan.45Adapun langkah-langkah dalam implementasi kegiatan pengendalian adalah: pemeriksaan, penyampaian pertangungan jawab, pengecekan dan pengumpulan informasi untuk diolah dan diinterpretasikan berdasarkan perbandingan dengan tujuan yang hendak dicapai sebagai standar ukur keberhasilan.46 Pemantauan yang dimaksud adalah memantau kegiatan yang dilakukan personal, metode, peralatan, aspek perencanaan, pengorganisasian, pemberian bimbingan dan pengarahan, koordinasi, komunikasi dan pada kegiatan pengendalian itu sendiri.47 Sedangkan penilaian yang dimaksud adalah mengadakan penilaian terhadap kompetensi personal, keterampilan dan menggunakan metode, penggunaan peralatan yang disediakan, sikap pribadi personal yang melaksanakan beban kerja, hasil kerja, dan penilaian terhadap seluruh aspek atau proses manajemen.48 Pelaporan yang dimaksud adalah memberikan laporan baik secara tertulis maupun lisan tentang apa-apa yang telah dipantau dan hasil penilaian yang kemudian hasil laporan tersebut ditindaklajuti, sehingga dapat meningkatkan hasil kerja organisasi.

44

Husaini Usman,Op. Cit., h. 400-401

45

Ibid., h. 407

46

Hadari Nawawi,Op. Cit., h. 45

47Ibid

., h. 43

48Ibid

(15)

Controlling merupakan proses terakhir yang ditempuh dalam kegiatan manajerial, setelah planning, organization, danactuating. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa controlling merupakan proses pengamatan atau memonitor dan mengendalikan kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan.

Controlling menjadi sangat strategis sekali apabila setiap orang dalam organisasi harus menyadari pentingnya pengawasan dan pengendalian agar tidak terjadi penyimpangan. Namun perlu digarisbawahi bahwa nilai-nilai Islam mengajarkan secara mendasar mengenai pengawasan tertinggi atau perbuatan dan usaha manusia baik secara individual maupun secara organisator adalah Allah SWT. Pengawasan dari Allah SWT adalah terletak pada sifat Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Allah menegaskan dalam surat an-Nisa’ ayat 135:





































































Artinya: ” Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apayang kamu kerjakan.” (An-Nisa’: 135)49

Controlling yang pertama dan utama ialah Allah. Maka jika ada kesadaran moral yang tinggi dari setiap orang yang tentang kehadiran Allah dalam setiap

49

(16)

waktu dan kesempatan serta pada setiap tempat di manusia beraktivitas, maka penyimpangan akan dapat dihindari. Apa yang direncanakan akan dijalankan dengan benar sesuai hasil musyawarah, mendayagunakan sumber daya material sesuai kebutuhan untuk mencapai tujuan organisasi.

Keempat kegiatan dalam manajemen pendidikan tersebut, memiliki hubungan saling keterkaitan satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh dalam mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien serta optimal. Berikut gambaran proses manajemen dalam lingkup planning,organizing, actuating, dan controlling.

Gambar 2.1 Proses Manajemen50

50

Engkoswara dan Aan Komariah, Op. Cit., h. 94 MERENCANAKAN Manajer menggunakan logika dan metode untuk memikirkan sasaran dan

tindakan

MENGENDALIKAN Manajer memastikan bahwa organisasi bergerak mencapai

tujuan organisasi

MENGORGANISASIKAN Manajer mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya untuk

mencapai sasaran organisasi

MEMIMPIN Manajer mengarahkan,

mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas

(17)

b. Kinerja Organisasi

Kata kinerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikansebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan kerja.51 Dan dalam istilah ilmu manajemen, pengertian kinerja hampir sama.52Menurut Rivai, pengertian kinerjayaitu: 1) melakukan, menjalankan dan melaksanakan; 2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar, 3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab, dan 4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.53

Menurut E. Mulyasa, pengertian kinerja adalah “segala upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan.”54 Kirkpatrick dan Nixon mengartikan kinerja sebagai ukuran kesuksesan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (direncanakan) sebelumnya.55 Harris, Meintyre, Littleton dan Long mengatakan bahwa kinerja adalah: perilaku yang menunjukkan kompetensi yang relevan dengan tugas yang realistis dan gambaran perilaku difokuskan kepada konteks pekerjaan yaitu perilaku diwujudkan untuk memperjelas deskripsi-deskripsi kerja menentukan kinerja yang akan memenuhi kebutuhan organisasi yang diiginkan.56 Menurut Uhar Suharsaputra, kinerja adalah hasil kerja yang dicapai dan dapat

51

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 503

52

Syaiful Sagala,Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 179

53

Rivai, Performance Apraisal: Sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 14

54

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 126

55

Syaiful Sagala,Op. Cit., h. 179

56Ibid.

(18)

diperlihatkan melalui kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecakapan, dan komunikasi yang baik.57

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kinerja merupakan sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Adapun pengertian organisasi menurut Armosudiro adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.58 Dengan demikian pengertian kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan organisasi berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.59 Menurut Baban Sobandi, kinerja organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output, outcome, benefit,maupunimpact.60

57

Uhar Suharsaputra,Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 147

58

ArmosudiroPradjudi, Konsep Organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 12

59

Surjadi,Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik,(Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 7

60

(19)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dipahami bahwa yang dimaksud dengan kinerja organisasi adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu organisasi dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerjanya. Berhasil tidaknya tujuan dan cita-cita dalam organisasi tergantung bagaimana proses kinerja itu dilaksanakan. Jadi, kinerja organisasi adalah hasil kerja yang didapatkan di dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dengan demikian kinerja organisasi merupakan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan program/kebijakan/visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengertian kinerja organisasi ini merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.Untuk itu, diperlukan beberapa informasi tentang kinerja organisasi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini, sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Untuk mengukur kinerja organisasi cukuplah sulit karena bersifat multidimensional yang dikarenakan stakeholder memiliki kepentingan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Oleh karena itu menurut Agus Dwiyanto, indikator kinerja organisasi publik adalah sebagai berikut:

1) Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antarainputdanoutput.

2) Kualitas layanan

(20)

publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan masyarakat sering kali tersedia secara mudah dan murah yang dapat diperoleh dari media massa dan diskusi publik.

3) Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukan sebagai salah satu indikator kinerja organisasi publik karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas sangat diperlukan dalam pelayanan publik karena hal tersebut merupakan bukti kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

4) Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit.

5) Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjukkan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat, asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih rakyat, dengan sendirinya akan selalu mempresentasikan kepentingan rakyat.61

Berdasarkan pendapat tersebut, maka untuk mengukur kinerja organiasi terdiri dari produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Produktivitas dari suatu organisasi dapat dilihat dari rasio input dan output, kualitas layanan dapat dilihat dari sumber daya manusia dan kepuasan masyarakat, responsivitas dapat dilihat dari prosedur dan keinginan masyarakat, responsibilitas dapat dilihat dari tanggung jawab dan adminsitrasi pelayanan sedangkan akuntabilitas dapat dilihat dari ukuran target yang dicapai.

61

(21)

c. Kinerja Madrasah

Apabila dihubungkan dengan madrasah, maka yang dimaksud dengan kinerja madrasah adalah kesediaan para personal madrasah untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dan sesuai pula dengan hasil yang diharapkan.62 Pendapat lainnya menjelaskan pengertian kinerja madrasah adalah sesuatu atau prestasi yang dicapai madrasah atau prestasi yang diperlihatkan madrasah. Dengan kata lain kinerja madrasah merupakan kemampuan kerja madrasah.63

Menurut Budi Suhardiman, kinerja madrasah adalah prestasi yang telah dicapai madrasah yang bersangkutan. Prestasi tersebut meliputi prestasi di bidang akademik dan non akademik. Prestasi tersebut sebagai hasil kerja kepala madrasah, guru, staf, penjaga, komite sekolah, dan unsur lain yang ada di sekolah.64 Pendapat lainnya mendefinisikan kinerja madrasah adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seluruh warga madrasah di lembaga dengan wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan kelembagaan (madrasah).65 Pendapat lainnya mendefinisikan kinerja madrasah adalah hasil kerja keras madrasah dalam mewujudkan tujuan strategik yang ditetapkan organisasi, kepuasan pelanggan serta kontribusinya terhadap perkembangan masyarakat.66

62

Syaiful Sagala,Op. Cit., h. 183

63

Budi Suhardiman,Studi Pengembangan Kepala Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 149

64Ibid. 65

Departemen Pendidikan Nasional, Kinerja Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan MenengahDirektorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005), h. 4

66

(22)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kinerja madrasah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil prestasi atau hasil kerja yang dicapai madrasah yang dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif, serta menggambarkan sejauh mana madrasah telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Selain itu, kinerja juga menujukkan seberapa baik pelaksanaan tugas dan tanggung jawab seluruh personal madrasah dalam upaya menciptakan tujuan madrasah.

Sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Quran bahwa kinerja yang baik akan mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan kinerja yang dilakukannya:















Artinya: “dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”.(QS. An-Najm: 39).67



























Artinya: “dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”.(QS. Al-An’am: 132).68

Kinerja madrasah dalam laporan Joint Legislative Audit and Review Commission yang berjudul Review of Factor and Practices Associated with School Performance in Virginia, dirujuk sebagai academic achievement atau prestasi akademis.69Prestasi akademis disimpulkannya sebagaia strong predictor untuk kinerja sekolah. Sebagaimana yang dikemukakan Berry pada tabel berikut:

67

Departemen Agama RI.,Op. Cit.,421

68Ibid.,

h. 115

69

(23)

Tabel 2.1

Performance Measures for school environments70

Focus Educational Performance Measures

Students Absenteeism

Chronic Schedule Changes Disciplinary Classroom Behavior Health and Accident Reports Health Behaviors

Risk Behaviors

Academic Achievement (Long Term Study) Attitudes

Perception of the School Environment Experience of Violence/Theft/haraament Teachers and other

staff

Absenteeism

Reports of Disruptive Classroom Behavior Health and accident reports

Health Behaviors Attitudes

Perception of the school environment School

Organizations

School Climate

Organizational Health Inventory School Health Questionnaire PTA Budget

Parent Perceptions of the school Environment Parent Reports of Violent/Disruptive behavior

Pada tabel tersebut, dapat dipahami bahwa ukuran kinerja untuk lingkungan sekolah dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek yaitu peserta didik, guru dan pegawai, dan organisasi sekolah. Pertama, pada aspek peserta didik pengukuran kinerja sekolah dilihat dari kehadiran/keaktifan, ketekunan/konsisten terhadap jadwal, kedisiplinan, laporan kesehatan, prestasi akademik, sikap belajar, prilaku, persepsi terhadap lingkungan sekolah, dan pengalaman terhadap keadaan yang terjadi dalam proses belajar. Kedua, aspek guru dan pegawai, kinerja sekolah dapat diukur berdasarkan kehadiran, laporan pelaksanaan pembelajaran di kelas,

70

(24)

laporan kesehatan, sikap, persepsi terhadap lingkungan sekolah, dan pengalaman terhadap keadaan yang terjadi pada proses pembelajaran. Ketiga, aspek organisasi sekolah, kinerja pendidikan dapat diukur berdasarkan iklim sekolah, laporan kemajuan sekolah, anggaran, persepsi orangtua terhadap lingkungan sekolah, dan laporan orangtua terhadap kejadian/peristiwa kekerasan di sekolah.

1) Peserta Didik

Pengukuran kinerja sekolah pada aspek peserta didik dilihat dari kehadiran/keaktifan, ketekunan/konsisten terhadap jadwal, kedisiplinan, laporan kesehatan, prestasi akademik, sikap belajar, prilaku, persepsi terhadap lingkungan sekolah, dan pengalaman terhadap keadaan yang terjadi dalam proses belajar.

a) Keaktifan

Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat bekerja, berusaha.71 Keaktifan yang dimaksud di sini adalah peserta didik selalu berusaha untuk mengikuti semua kegiatan pembelajaran baik jiwa dan raganya. Artinya, peserta didik senantiasa hadir dan aktif dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya jasmaninya tetapi juga rohaninya. Sebagaimana yang dikemukakan Oemar

Hamalik bahwa, “keaktifan adalah suatu kegiatan/aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktifitas tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktifitas non fisik,seperti mental, intelektual, dan emosional.72

71

Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 731

72

(25)

Oemar Hamalik setelah mengadakan penyelidikan, menyimpulkan terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut:

(1) Visual activities, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya

(2) Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

(3) Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.

(4) Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya.

(5) Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.

(6) Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. (7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

(8) Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.73

Keaktifan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan dalam pendidikan. Aktivitas merupakan asas terpenting dari asas didaktik karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seseorang itu belajar. Aktivitas sendiri tidak hanya aktivitas fisik saja tetapi juga aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan. Aktivitas psikis adalah peserta didik yang daya jiwanyabekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.

73

(26)

b) Ketekunan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tekun diartikan dengan rajin, keras hati, atau bersungguh-sungguh.74 Orang yang bersifat tekun ditunjukkan dengan kesungguhan dalam berusaha dan tetap bersemangat dalam menjalankan segala sesuatu. Jika menghadapi rintangan yang menghadang, orang yang tekun dan tidak mudah menyerah. Ketekunan diartikan dengan kuat atau tidak mudah putus asa. Orang yang bersifat tekun berarti tidak mudah menyerah meskipun banyak hambatan yang harus dihadapi. Keyakinan bahwa usaha yang dilakukan akan menuai hasil dan tidak sia-sia, selalu dimiliki oleh orang yang tekun.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa antara sifat tekun dan ulet memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus ditunjukkan dengan sikap sungguh-sungguh dan tidak mudah menyerah. Ketekunan dan keuletan merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seseorang untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Jika kerja keras, ketekunan, dan keuletan yang telah kita lakukan, ternyata belum membuahkan hasil yang memuaskan, tetap bersabar. Orang yang tekun dan ulet memiliki kepercayaandiri dalam menjalankan sesuatu, tidak mudah menyerah.

74

(27)

c) Kedisiplinan

Disiplin adalah patuh terhadap suatu peraturan dengan kesadaransendiri untuk terciptanya tujuan itu.75Sedangkan menurut Amir Daien Indrakusuma menyebutkan bahwa disiplin merupakan kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan dan larangan-larangan. Kepatuhan disini bukan hanya patuh karena adanya tekanan-tekanan dari luar, melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturanperaturan dan larangan tersebut.76Disiplin adalah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak, latihan pengembangan dan pengendalian perasaan, pikiran, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur.77Jadi kedisiplinan merupakan hal mentaati tata tertib disegala aspek kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lainlain. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Keberhasilan dalam suatu usaha atau dalam mencapai cita-cita akan tergantung kepada sikap disiplinnya. Orang yang berdisiplin akan berperilaku apa yang seharusnya diperbuat, tidak mengada-ada, tidak dilebih-lebihkan tetapi juga tidak dikurangi dari keadaan yang sebenarnya. Diam tepat pada pijakannya, melangkah tepat gerakannya, melaju sesuai arahnya. Sikap disiplin dapat dilakukan untuk setiap perilaku, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam beribadah, disiplin dalam bekerja, dan disiplin dalam beraktivitas lainnya.Dari

75

Subari,Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 164

76

Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Malang: Usaha Nasional, 2003, h. 142.

77

(28)

beberapa definisi diatas, menunjukkan bahwa kedisiplinan merupakan ketaatan dan kepatuhan pada peraturan yang dilakukan dengan rasa senang hati, bukan karena dipaksa atau terpaksa.

d) Laporan Kesehatan

Laporan kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya laporan kesehatan dari peserta didik. Peserta didik melaporkan semua kesehatan fisik maupun psikis peserta didik. Hasil dari laporan tersebut akans angat berguna dalam mencapai tujuan pembelajaran. Peseta didik yang memiliki catatan laporan kesehatan yang lengkap dan rinci dapat diambil tindakan-tindakan yang dapat membantunya belajar dengan baik sesuai dengan laporan kesehatannya tersebut. Oleh karena itu laporan kesehatan peserta didik sangatlah penting dimiliki dan dicatat dengan rapi dan teliti oleh pihak sekolah maupun peserta didik itu sendiri.

e) Prestasi Akademik

Saiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa prestasi merupakan apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.78Sementara itu pendapat lainnya menjelaskan pengertian prestasi akademik adalah hasil dari suatu yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.79menurut Slameto, prestasi akademik merupaka suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar.80Berdasarkan pada konsep pengertian, maka

78

Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 20

79Ibid. 80

(29)

yang dimaksud prestasi akademik dalam peneitian ini adalah usaha belajar yang dilakukan seseorang agar dapat mencapai tujuan secara optimal yang dinyatakan melalui suatu pencapaian.

f) Sikap Belajar

Menurut Bruno sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.81 Adapun menurut Oemar Hamalik, sikap merupakan tingkat afektif yang positif atau negatif yang berhubungan dengan psikologis, positif dapat diartikan senang, sedangkan negatif berarti tidak senang atau menolak.82Noeng Muhadjir mendefinisikan sikap merupakan ekspresi afek seseorang pada obyek sosial tertentu yang mempunyai kemungkinan rentangan dari suka sampai tak suka. Obyek-obyek sosial tersebut dapat beraneka ragam, mungkin orang, mungkin tingkah laku orang, mungkin lembaga kemasyarakatan, atau lainnya.83Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dipahami bahwa yang dimaksud dengan sikap adalah suatu kecenderungan perilaku seseorang akibat dari responnya terhadapnya sesuatu yang menghasilkan perasaan suka atau tidak suka, keyakinan, dan tindakan tertentu.

81

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2008), h. 120

82

Ramayulis,Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), h. 110

83

(30)

g) Perilaku

Dalam pengertian umum, perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Sebagaimana yang dikemukakan Syaaf bahwa perilaku juga sering diartikan sebagai tindakan atau kegiatan yang ditampilkan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya.84Pada hakekatnya perilaku adalah aktivitas atau kegiatan nyata yang ditampilkan seseorang yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak langsung, dan diamati melalui sikap dan tindakan. Namun ini berarti bahwa bentuk perilaku hanya dapat dilihat dari sikap atau tindakan saja. Perilaku merupakan suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya dalam bentuk aktif dan tindakan nyata dan bentuk pasif atau tindakan tidak nyata. Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan seseorang yang dapat diamati secara langsung oleh orang lain dan timbul akibat rangsangan dari lingkungan sekitar.

h) Persepsi terhadap Lingkungan Sekolah

Persepsi adalah interpretasi manusia terhadap lingkungan melalui proses informasi yang diterima. Menurut Bennet persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya melalui indera, dan tiap-tiap orang dapat memberikan arti yang berbeda. Ini dapat dipengaruhi oleh: (1) Tingkat pengetahuan dan pendidikan seseorang, (2) faktor pada pemersepsi dan atau pihak pelaku persepsi, (3) faktor obyek atau target yang

84

(31)

dipersepsikan dan (4) faktor situasi dimana persepsi itu dilakukan. Dari pihak pelaku persepsi dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti sikap, motivasi, kepentingan atau minat, pengalaman dan pengharapan.

Berdasarkan definisi di atas, secara umum persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Proses itu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan stimulus diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadilah proses psikologis sehingga individu dapat menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya. Dari proses itulah kemudian individu mengalami proses persepsi.

i) Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, berbagai kegiatan yang dilakukan epserta didik selama mengikuti atau melaksanakan kegiatan belajar. Pegalaman belajar ini dapat berupa aktivitas fisik dan psikis, meliputi keaktivan dalam bertanya dan mengemukakan pendapat, kegiata diskusi dan pratikum, mendemonstrasikan sesuatu matert, dan pengalaman belajar lainnya yang dilakukan peserta didik.

2) Guru dan Pegawai

(32)

a) Kehadiran

Kehadiran guru merupakan salah satu bentuk kedisiplinan guru. Guru yang memiliki kedisiplinan yang tinggi akan ditunjukkan dari absensi dan kehadirannya dalam setiap proses pembelajaran peserta didik. Guru yang malas-malasan, selalu datang terlambat, hanya memberikan tugas saja setelah itu meninggalkan kelas, merupakan salahs atu faktor yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, kehadiran guru merupakan salah satu indikator kinerja madrasah. Semakin baik kehadiran guru, maka kinerja madrasah menunjukkan kualitas yang baik pula.

b) Laporan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas

(33)

c) Laporan Kesehatan

Guru merupakan tombaknya pembelajaran, karena guru merupakan salah satu sumber belajar peserta didik. Walaupun pesreta didik dapat belajar melalui sarana belajar lainnya, namun kehadiran guru tidak dapat ditiadakan. Interaksi guru dan peserta didik, peserta didik dapat belajar dan mengenal kehidupan berinteraksi dan berkomunikasi. Oleh karena itu perlu kiranya guru selalu melaporkan kesehatannya pada pihak sekolah, sehingga dapat diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan perkembangan kesehatannya tersebut.

d) Sikap/Perilaku

Guru merupakan teladan bagi peserta didik. Segala sikap dan perilaku guru akan ditiru atau menjadi teladan bagi peserta didik. Oleh karena itu guru harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dan patut diteladani peserta didiknya. Guru harus mampu memanajemen emosinya agar tidak mengeluarkan emosi secara berlebihan yang tidak patut ditiru peserta didik. Perilaku guru juga harus mampu menunjukan akhlak yang terpuji baik di dalam kelas, sekolah, maupun di luar lingkungan sekolah.

e) Persepsi terhadap Lingkungan Sekolah

(34)

berusaha menciptakan dan menjaga lingkungan sekolah yang kondusif agar dapat mendukung setiap aktivitas pembelajaran peserta didik.

f) Pengalaman selama Pembelajaran

Pengalaman guru selama pembelajaran dapat menjadi pengajaran bagi guru tersebut untuk terus berlatih mencapai kemampuan yang optimal. Semakin banyak kesulitan dan hambatan yang ditemuinya selama pembelajaran, maka akan semakin upaya-upaya kreatif dan inovatif yang dapat dilakukannya dalam mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan tersebut. Hambatan yang dimaksud tidak hanya berasal dari peserta didik, juga dari dalam diri guru itu sendiri yang berhubungan dengan pembelajaran yang dilaksanakannya.

3) Organisasi Sekolah

Kinerja pendidikan pada aspek organisasi sekolah dapat diukur berdasarkan iklim sekolah, laporan kemajuan sekolah, anggaran, persepsi orangtua terhadap lingkungan sekolah, dan laporan orangtua terhadap kejadian/peristiwa kekerasan di sekolah.

a) Iklim Sekolah

(35)

berada pada sekolah tersebut.85Namun demikian dari beberapa variasi definisi iklim sekolah tersebut apabila ditelaah lebih mendalam, maka akan mengerucut dalam tiga pengertian. Pertama, iklim sekolah didefinisikan sebagai kepribadian suatu sekolah yang membedakan dengan sekolah yang lain. Kedua, iklim sekolah didefinisikan sebagai suasana di tempat kerja yang mencakup berbagai norma yang kompleks, nilai, harapan, kebijakan dan prosedur yang mempengaruhi pola prilaku individu dan kelompok. Ketiga, iklim sekolah didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap kegiatan, praktik dan prosedur serta persepsi tentang prilaku yang dihargai, didukung dan diharapkan dalam suatu organisasi.

b) Laporan Kemajuan Sekolah

Setiap sekolah harus memiliki laporan kemajuan sekolah, karena menjadi acuan dalam mengevaluasi keberhasilan dalam mencapai visi dan misi sekolah. Laporan kemajuan sekolah ini tidak hanya dalam bentuk laporan akademik prestasi belajar peserta didik, melainkan juga laporan ketercapaian tujuan masing-masing devisi yang telah direncanakan sebelumnya, misalnya laporan keuangan, laporan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik, laporan administrasi guru dan pegawai, dan laporan ketercapaian target-target sekolah lainnya dalam kurun waktu beberapa tahun.

c) Anggaran

Anggaran adalah suatu alat perencanaan dan pengendalian yang efektif di

85

(36)

dalam organisasi, yang bersifat jangka pendek biasanya mencakup periode satutahun. Anggaran memiliki dua peran penting di dalam sebuah organisasi, yaitupertama berperan sebagai alat perencanaan dan kedua berperan sebagai alatpengendalian. Sebagai sebuah rencana tindakan, anggaran dapat digunakansebagai alat untuk mengendalikan kegian organisasi atau unit organisasi dengancara membandingkan hasil yang sesungguhnya yang dicapai dengan rencanayang telah ditetapkan. Jika hasil yang sesungguhnya yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika hasil sesungguhnya berbeda secara signifikan darirencana, tindakan tertentu harus diambil untuk melakukan revisi yang perluterhadap rencana.

d) Persepsi Orangtua terhadap Lingkungan Sekolah

(37)

e) Laporan Orangtua terhadap Kejadian di Sekolah

Orangtua harus bekerjasama dengan sekolah dalam mengawasi perkembangan peserta didik ketika di rumah. Apabila mendapatkan gejala-gejala yang kurang baik pada peserta didik, maka orangtua harus segera melaporkannya kepada pihak sekolah, sehingga dapat diambil beberapa tindakan untuk mengantisipasi gejala tersebut agar tidak menghambat perkembangan belajar peserta didik.

d. Manajemen Kinerja Madrasah

Terdapat beberapa pandangan pakar tentang pengertian manajemen kinerja. Menurut Bacal, manajemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasannya langsung.86 Pendapat lainnya dikemukakan Amstrong yang lebih melihat manajemen kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim, dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati.87 Adapun menurut Wibowo, manajemen kinerja adalah gaya manajemen dalam mengelola sumber daya yang berorientasi pada kinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis serta terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi.88

86

Wibowo,Op. Cit.,h. 8

87Ibid. 88Ibid.,

(38)

Pendapat lainnya mendefinisikan manajemen kinerja dengan pengertian sebagai berikut:

1) Ditinjau dari bunyi kalimatnya, Manajemen Kinerja ini berkaitan dengan usaha, kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh

pimpinan organisasi untuk “merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan prestasi karyawan”.

2) Karena program ini mencantumkan kata manajemen, seluruh kegiatan yang dilakukan dalam sebuah “proses manajemen” harus terjadi dimulai

dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kemudian tahap pembuatan rencana, pengorganisasian, penggerakan/pengarahan dan akhirnya evaluasi atas hasilnya.

3) Secara teknis program ini dimulai dengan menetapkan tujuan dan sasaran

yaitu “kinerja dalam bentuk apa dan yang seperti bagaimana” yang ingin

dicapai. Karena yang menjadi obyek adalah kinerja manusia, maka bentuk

yang paling umum adalah kinerja dalam bentuk “produktifitas” sumber

daya manusia.89

Berdasarkan beberapa pendapat dari definisi dan arti manajemen kinerja tersebut dapat dipahami bahwa sebuah program manajemem kinerja pada dasarnya adalah sebuah proses dalam manajemen sumberdaya manusia (MSDM).

Selain itu, penggunaan istilah “manajemen” dalam nama program tersebut mempunyai implikasi bahwa kegiatan tersebut harus dilaksanakan sebagai sebuah proses manajemen yang umum, yaitu dimulai dengan menetapkan tujuan dan sasaran dan diakhiri dengan evaluasi. Karena yang menjadi obyek adalah kinerja manusia, maka bentuk yang paling umum adalah kinerja dalam bentuk

produktifitas” sumber daya manusia.

Manajemen kinerja dapat memberikan keuntungan ke berbagai pihak, baik manajer, pegawai, maupun perusahaan. Menurut Wibowo manfaat kinerja bagi organisasiantara lain:

89

(39)

Manfaat manajemen kinerja bagi manajer antara lain: mengusahakan klarifikasi kinerja dan harapan prilaku, menawarkan peluang, menggunakan waktu secara berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual, mengusahakan penghargaan non finansial bagi staf, mengusahakan dasar untuk membantu pegawai yang kinerjanya rendah, digunakan untuk mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan atasan, proses motivasi dan pengembangan tim, mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau kembali kinerja dan tingkat kompetensi. Sedangkan manfaat manajemen kinerja bagi individu antara lain: memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk bekerja dengan baik, membantu untuk mengembangkan kemampuan kerja, menggunakan waktu sebaik mungkin, menjadi landasan untuk pengukuran kinerjanya.90

Berdasarkan pendapat tersebut dipahami bahwa tujuan manajemen kinerja yaitu untuk meningkatkan kinerja organisasi, tim dan individu dalam suatu keterkaitan, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan Ruky bahwa tujuan manajemen kinerja dalam suatu organiasi adalah:

1) Meningkatkan prestasi kerja karyawan baik secara individu maupun secara kelompok sampai setinggi-tingginya dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi. Karyawan bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar prestasi yang harus dicapai dan meneliti serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada khir kurun waktu yang ditetapkan.

2) Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan secara perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktifitas. Dengan kata lain, peningkatan produktifitas sumberdaya manusia secara keseluruhan diusahakan dicapai melalui peningkatan prestasi kerja karyawan secara perorangan (individu).

3) Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil karya dan prestasi pribadi serta potensi laten karyawan dengan cara memberikan umpan balik pada mereka tentang prestasi mereka.

4) Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna. Pada gilirannya usaha ini akan membantu organisasi untuk memepunyai pasokan tenaga yang cakap dan terampil yang cukup untuk pengembangan organisasi dimasa depan.

90

(40)

5) Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai dengan tingkat gaji atau imbalan sebagai bagian dari kebijakan dan sistem imbalan yang baik.

6) Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya. Dengan demikian jalur komunikasi dan dialog akan terbuka dan dengan demikian diharapkan bahwa proses penilaian prestasi kerja akan mengeratkan hubungan antara atasan dengan bawahan.91

Adapun Bacal menyebutkan keuntungan atau manfaat manajemen kinerja adalah:

1) Bagi Manajer

a) Mengurangi perlunya manajer ikut terlibat dalam semua hal (manajemen mikro).

b) Menghemat waktu dengan membantu para karyawan mengambil keputusan sendiri, dengan memastikan bahwa mereka memilki pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan untuk mengambil keputusan dengan benar.

c) Mengurangi kesalahpahaman yang menghabiskan waktu diantara para staf tentang siapa yang bertanggung jawab atas apa.

d) Mengurangi frekuensi situasi dimana kita tidak memiliki informasi pada saat kita membutuhkannya.

e) Mengurangi pelbagai kesalahan (dan terulangnya hal itu) dengan membantu kita serta staf kita mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya kesalahan ataupun inefisiensi.

2) Bagi Karyawan

a) Membantu para karyawan untuk mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan dan mengapa itu harus dikerjakan.

b) Memberikan kewenangan kekuasaan untuk membuat keputusan sehari-hari.

c) Memberi kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan baru.

d) Mengenali rintangan-rintangan peningkatan kinerja, seperti sumberdaya yang tidak memadai.

3) Bagi Organisasi

Organisasi akan bekerja lebih efektif bila tujuan-tujuan organisasi, unit-unit kerja yang lebih kecil dan tanggung jawab kerja setiap karyawan semuanya terhubungkan. Bilamana orang-orang dalam organisasi memahami bagaimana pekerjaan mereka memberikan kontribusi bagi keberhasilan perusahaan, semangat dan produktivitas biasanya meningkat.92

91

S. RukyAchmad,Op. Cit.,h. 20–21

92

(41)

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa program manajemen kinerja adalah bagian dari sebuah skenario besar program pengembangan SDM dan pengembangan manajemen. Secara singkat yang dimaksud manajemen kinerja adalah suatu proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan kepentingan-kepentingan individu sehingga bisa untuk memastikan bahwa antara tujuan individu dan organisasi sama. Atau dengan kata lain manajemen kinerja madrasah adalah bagaimana mengelola pekerjaan seseorang dalam suatu kegiatan madrasah.

2. Keterampilan Manajerial Kepala Madrasah

a. Hakikat Kepala Madrasah

Kepala madrasah mendapat sebutan bermacam-macam. Ada yang menyebut guru kepala (head teacher atau head master), kepala madrasah (principal), kepala madrasah yang mengajar (teaching principal), kepala madrasah pensupervisi (supervising principal), direktur (director), administrator (administrator), pemimpin pendidikan (eduacational leadership).93 Penyebutan yang berbeda ini menurut Marno disebabkan adanya kriteria yang mensyaratkan kompetensi profesional kekepalamadrasahan.94 Untuk itu secara umum istilah kepala madrasah adalah pengelola lembaga pendidikan yang bisa meliputi kepala madrasah, direktur akademi, ketua madrasah tinggi, rektor institusi atau universiitas, kiai pesantren, dan sebagainya.95

93

Imron Arifin,Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Malang: Grasindo, 1998), h. 44-45

94

Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditana, 2008), h. 34

95

(42)

Berdasarkan beberapa istilah tersebut dapat dipahami bahwa kepala madrasah adalah pemimpin pendidikan, atau lebih konkretnya sebagai pemimpin lembaga pendidikan, apapun jenis dan coraknya. Sebab, mereka membawahi atau mengendalikan orang banyak sebagai bawahan yang secara struktural maupun tradisional mengikuti langkah-langkah pemimpinnya dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasi.

Dengan demikian kepala madrasah merupakan pihak yang paling penting dalam lembaga pendidikan. Mereka yang memiliki wewenang mengendalikan lembaga pendidikan dan menentukan arah atau strategi pengelolaan serta pengembangan lembaga tersebut.96Dalam pelaksanaan pendidikan, pihak lainnya memang terlibat, akan tetepi kewenangan paling besar berada di tangan kepala madrasah mengingat kapasitasnya sebagai pemimpin.

Menurut H. Fayol yang dikutip oleh Nanang Fattah, kepala madrasah harus memiliki syarat-syarat seperti sehat, cerdas, setia, jujur, berpendidikan dan berpengalaman.97 GR. Terry yang dikutip oleh Nanang Fattah juga mengemukakan syarat-syarat yang harus dimiliki kepala madrasah yaitu: kekuatan, kestabilan emosi, kemampuan hubungan manusiawi, dorongan pribadi, keterampilan berkomunikasi, kecakapan mengajar, kecakapan bergaul dan kemampuan teknis.98Sedangkan menurut Ordwey Teed yang dikutip oleh Nanang Fattah sifat kepala madrasah adalah penuh energi, semangat mencapai tujuan,

96

Ibid., h. 286

97

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 89

98Ibid

(43)

memiliki gairah kerja, ramah, jujur punya keahlian teknis, mampu mengambil keputusan, cerdas, punya keahlian, mengajar, punya keyakinan.99

Menurut Sulthon Masyhudi, syarat-syarat yang secara konsisten melekat pada para kepala madrasah antara lain: rasa tanggung jawab, perhati

Gambar

Gambar 2.1 Proses Manajemen50
Tabel 2.1
Gambar 2.2 Tingkatan Manajer Berdasarkan Keterampilan Manajerial135
Gambar 2.3 Fungsi Budaya Organisasi162

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan tekanan darah pasien hipertensi yang

Triangulasi “teknik” berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari. sumber yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat persepsi guru pendamping khusus, koordinator inklusi, dan guru kelas di sekolah inklusi tentang identifikasi dan

Pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi karyawan oleh perusahaan merupakan bentuk perhatian perusahaan kepada karyawannya dalam hal finansial, sementara pelaksanaan program

Perilaku konsumen adalah mempelajari cara individu, krlompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi kecurangan akademik mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UNS saat ujian adalah Exploratory

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencermati perilaku kebiasaan individu pengguna infrastruktur teknologi informasi pada penerapan green