PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI
LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI
METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS 3
SDN MARGOSONO KEC. TERSONO KAB. BATANG
TAHUN PELAJARAN 2017
/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
UMI MASRUROH
NIM 115-13-050
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI
LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI
METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS 3
SDN MARGOSONO KEC. TERSONO KAB. BATANG
TAHUN PELAJARAN 2017
/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
UMI MASRUROH
NIM 115-13-050
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
v
MOTTO
Jadilah diri sendiri, ikuti kata hati
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibuku tercinta (Bapak Sodri dan Ibu Tuyimah) yang selalu menyayangiku dan selalu mendoakanku serta memberikan banyak pelajaran kehidupan kepadaku, selalu memberikan motivasi kepadaku ,terimakaih atas kesabaran serta kasih sayang yang takkan pernah tergantikan.
2. Adikku tersayang (Alfiatun Nafiah) yang selalu memberikan support dan
do’a buatku dan selalu setia menemaniku.
3. Sepupuku sekaligus partner (Agus Tiyani), yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
4. Sahabat-sahabatku (Denny lupita, Ani Safitri, Lukluk, Endah Tri, Windha) yang telah menemaniku berjuang, yang selalu memberikan support, motivasi, masukan kepada penulis.
5. Teman-temanku (Eny, Aam, Iryana, Elly, temanku di KKN, teman-teman kos ) yang selalu memberikan motivasi.
vi
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا الله مسب
Syukur Alhamdulillah dengan memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR IPS MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN
MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS 3 SDN
MARGOSONO KEC. TERSONO KAB. BATANG TAHUN PELAJARAN
2017/2018.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Beliau Nabi Agung
Muhammad SAW, yang telah menerangi dunia ini dari zaman jahiliyah sampai
zaman terang benderang ini. Yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir.
Selanjutnya penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak atas
segala motivasi, semangat, bimbingan, bantuan, serta do’a yang telah membawa
penulis menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Dr.H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
vii
4. Ibu Dr Lilik Sriyanti, M.Si selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan, bimbingan, kesabaran serta keikhlasan untuk
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini dengan baik.
5. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa membimbing penulis.
6. Bapak Moh. Suharto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Margosono Kec.
Tersono Kab. Batang yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Bapak Teguh, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran IPS kelas III SDN
Margosono Kec. Tersono.
8. Peserta didik kelas III SDN Margosono yang telah mendukung peneliti
untuk melakukan penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Terima kasih atas segala motivasi serta dukungannya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini, semoga segala kebaikan tersebut mendapat balasan
oleh Allah SWT, mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
Salatiga, 27 Februari 2018
Umi Masruroh
viii
ABSTRAK
Masruroh, Umi. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan Alam dan Buatan melalui Metode Karyawisata pada Siswa Kelas III SDN Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.
Kata Kunci : Hasil belajar,Ilmu Pengetahuan Sosial, Metode Karyawisata.
Karyawisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karyawisata memiliki banyak hal yang bersifat nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Karyawisata dalam pembelajaran IPS meningkat. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dengan hasil rata-rata pada tiap siklus, rata-rata hasil belajar kelas III sebelum melakukan penerapan metode Karyawisata yaitu 65 dengan ketuntasan 38,8%. Pada siklus 1, 12 siswa mencapai KKM dan 6 siswa belum mencapai KKM dengan rata-rata meningkat menjadi 73,8% dan ketuntasan 66,6%. Pada siklus II, semua siswa mencapai KKM dengan rata-rata meningkat menjadi 89,4 dan ketuntasan 100%.
Penelitian skripsi ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan metode Karyawisata pada kelas III, pada materi Lingkungan Alam dan Buatan. Data yang diambil yaitu dengan mencatat hasil observasi, dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS materi Lingkungan Alam dan Buatan. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui pengalaman pelaksanaan metode karyawisata pada mata pelajaran IPS sesuai dengan RPP. Digunakan lembar tes yang dikerjakan oleh siswa, tes yang digunakan berupa tes akhir untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa. Data tersebut kemudian diolah secara kuantitatif.
ix
DAFTAR ISI
COVER ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN KEASLIAN TULISAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi
HALAMAN ABSTRAK ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN GAMBAR ... xiii
HALAMAN LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ... 1B.
Rumusan Masalah ... 7C.
Tujuan Penelitian ... 7D.
Hipotesis Tindakan ... 7E.
Manfaat Penelitian ... 8F.
Definisi Operasional ... 8x
1. Rancangan Penelitian ... 12
2. Subjek Penelitian ... 12
3. Langkah-langkah Penelitian ... 13
4. Instrumen Penelitian... 14
5. Teknik Pengumpulan Data ... 15
6. Analisis Data ... 15
H. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar ... 18
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar... ... 28
B. Pembelajaran IPS... ... 29
1. Pengertian Karyawisata... ... 38
2. Langkah-langkah Karyawisata... ... 38
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata... ... ... 39
4. Kedudukan Metode Karyawisata pada Materi... ... 40
BAB III PAPARAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41
xi
2. Visi dan Misi ... 41
3. Tujuan Sekolah ... 42
4. Keadaan Guru ... 42
5. Keadaan Siswa ... 43
B. Subjek Penelitian ... 43
C. Pelaksanaan Penelitian... ... 44
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... ... 45
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 50
1. Pra Siklus ... 50
2. Siklus I ... 52
3. Siklus II ... 59
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ... 69
2. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar SK dan KD IPS kelas III …... ... 34
Tabel 3.1 Data Keadaan Guru SDN Margosono ... 42
Tabel 3.2 Keadaan Siswa Kelas III SDN Margosono ... 43
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas III SDN Margosono ... 44
Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Kelas III Pra Siklus ... 51
Tabel 4.2 Hasil Performansi Guru Siklus I ... 53
Tabel 4.3 Hasil Performansi Siswa Siklus I ... 55
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ... 58
Tabel 4.5 Hasil Performansi Guru Siklus II ... 60
Tabel 4.6 Hasil Performansi Siswa Siklus II ... 62
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I
Lampiran 2 RPP Siklus II
Lampiran 3 Lembar Soal Siklus I
Lampiran 4 Kunci Jawaban Siklus I
Lampiran 5 Lembar Soal Siklus II
Lampiran 6 Kunci Jawaban Siklus II
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus 1
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 10 Hasil Performansi Siswa Siklus II
Lampiran 11 Dokumentasi
Lampiran 12 SKK
Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup Penulis
Lampiran 14 lembar Konsultasi Skripsi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu nama mata pelajaran
yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran
IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran
Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Ciri
khas IPS dan IPA sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah sifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan
agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik (Sapriya, 2009: 7).
Dalam pasal 37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS
merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar
dan menengah. Lebih lanjut dikemukakan pada bagian penjelasan UU
Sisdiknas Pasal 37 bahwa bahan kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain,
ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta
didik terhadap kondisi sosial masyarakat.
IPS di tingkat sekolah dasar pada dasarnya bertujuan untuk
mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and
values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan
2
dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi
warga negara yang baik (Sapriya, 2009: 12).
Sebagaimana yang dikatakan Somantri (2001:15) bahwa ilmu pengetahuan
sosial merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Sebagai bidang
pengetahuan, ruang lingkup IPS adalah berupa kehidupan manusia dalam
masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat (Sardiyo, 2008:15).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup IPS adalah manusia
dalam konteks sosial. Untuk memantapkan ruang lingkup IPS, perlu diketahui
ciri-cirinya. Salah satu ciri utamanya adalah bekerja samanya antara disiplin
ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kerjasama disiplin ilmu pendidikan yang dimaksud adalah adanya
seperangkat kemampuan yang berguna sebagai berikut:
1. Memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities
untuk tujuan pendidikan
2. Mengorganisasikan bahan pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan
3. Menyajikan metode pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan
4. Menilai hasil belajar IPS
Pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan
3
kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kehidupan nyata, khususnya
kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. Pembelajaran IPS
diharapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat di masa yang akan
datang, mampu bertindak secara efektif (Susanto, 2013: 138-139).
Pendidikan terdapat sebuah proses belajar. Belajar menurut Ernes
ER. Hilgard artinya seseorang dapat dikatakan belajar kalau dapat
melakukan sesuatu dengan latihan-latihan sehingga yang bersangkutan
menjadi berubah (Riyanto, 2002). Sedangkan menurut Walker (dalam
Riyanto, 2002) belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas
yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya
dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam
situasi stimulus atau faktor-faktor samar-samar lainnya yang tidak
berhubungan dengan kegiatan belajar (Riyanto, 2009: 4-5).
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,
kecakapan dan kemampuannya serta perubahan aspek-aspek lain yang ada
pada setiap individu yang belajar. Proses belajar mengajar merupakan
interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu
pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan (Majid, 2008: 135).
Proses belajar mengajar ada beberapa komponen penting yang
berpengaruh bagi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu: bahan ajar,
4
komponen atau lebih komponen melemah dapat menghambat tercapainya
tujuan belajar yang optimal. Media dan sumber belajar yang digunakan
dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pelajaran yang
telah ditetapkan. Disamping itu guru harus bisa menentukan metode
pembelajaran yang tepat sehingga anak dapat dengan mudah menerima
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Seringkali seorang guru dalam
melaksanakan pembelajaran kurang memperhatikan pendekatan, strategi
dan metode apa yang sesuai yang harus disajikan dalam satu materi atau
satu pokok bahasan. Dalam tugas mengajarannya guru senantiasa harus
memahami fungsi-fungsi mengajar sehingga dengan demikian dapat
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Namun demikian sampai
saat ini hasilnya masih belum cukup memuaskan. Salah satu cara yang
dapat digunakan sebagai alternatif guru dalam mengajar yakni dengan
menggunakan berbagai macam metode mengajar (Wahab, 2007: 10).
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran didefinisikan sebagai
cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan
alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode
5
menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang
bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila
penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya
dan dengan kondisi psikologis anak didik (Djamarah, 2006: 46).
Salah satu metode yang melibatkan siswa aktif serta memberikan
pengajaran baru yang biasanya jarang diterapkan oleh para guru yakni
metode karyawisata. Metode karyawisata adalah metode pembelajaran
dengan cara mengunjungi suatu objek tertentu, misal museum, pabrik, dan
tempat-tempat lainnya. Metode field trip atau karyawisata menurut
Mulyasa (2005: 112), merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang
dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar,
terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari
kurikulum sekolah. Meskipun karyawisata memiliki banyak hal yang
bersifat nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai,
terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang
dunia luar.
Menurut Djamarah (2002: 105), pada saat belajar mengajar, siswa
perlu diajak ke luar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek
yang lain. Hal ini bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau
memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu,
dikatakan teknik karyawisata, yang merupakan cara mengajar yang
dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu
6
meninjau kantor pos. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode
karyawisata ini, seperti widya wisata, study tour dan sebagainya.
Karyawisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam
waktu beberapa hari atau waktu panjang.
Berdasarkan hasil observasi di SDN Margosono Kecamatan
Tersono Kabupaten Batang pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
khususnya materi Lingkungan Alam dan Buatan pada kelas 3, dalam
umumnya masih menggunakan strategi-strategi klasik atau sama seperti
ceramah dan tanya jawab sehingga proses pembelajaran menjadi kurang
efektif dan membosankan. Minat belajar siswa menjadi berkurang, dengan
berkurangnya minat belajar siswa tersebut mengakibatkan semangat siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPS khususnya materi Lingkungan Alam
dan Buatan kurang semangat dan siswa susah mengerti akhirnya siswa
tidak faham atas materi yang disampaikan oleh guru sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Setelah peneliti mengamati kegiatan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi lingkungan alam dan
buatan, penulis dapat memaparkan berbagai masalah antara lain:
a. Cara mengajar guru yang masih monoton
b. Kesiapan guru kurang maksimal dalam menyiapkan media
c. Metode yang digunakan masih sangat sederhana
d. Pemahaman siswa yang lambat.
Mengenal realitas lokasi SD Margosono ini sebenarnya terletak di di
7
Desa Margosono. SD Margosono merupakan kawasan pedesaan yang
didalamnya ada unsur sungai, persawahan,dan hutan. Fenomena alam dan
buatan tersebut bermanfaat bagi pengembangan metode pengajaran berupa
karyawisata.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar IPS
Materi Lingkungan Alam dan Buatan Melalui Metode Karyawisata Pada
Siswa Kelas 3 SDN Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang
Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan metode karyawisata dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi lingkungan alam dan buatan pada
siswa kelas III semester 1 SDN Margosono Kecamatan Tersono
Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan
Untuk mengetahui penerapan metode karyawisata dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi lingkungan alam dan buatan pada
siswa kelas III semester 1 SDN Margosono Kecamatan Tersono
Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang digunakan adalah penerapan metode karyawisata
8
Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran
2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi para
peneliti di bidang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode karyawisata
2. Secara Praktis
a. Bagi Para Guru SDN Margososno
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk upaya meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan siswa
dapat menerapkan prinsip kerjasama dan tanggung jawab dalam
mengemban tugas serta mengurangi kejenuhan siswa dalam
pembelajaran.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran IPS.
c. Bagi Pembaca
Sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang metode
karyawisata dalam pembelajaran di sekolah, sehingga pembaca tertarik
untuk meneliti lebih lanjut.
F. Definisi operasional
9
1. Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuan, kecakapan dan kemampuannya serta perubahan
aspek-aspek lain yang ada pada setiap individu yang belajar. Proses belajar
mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan
peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan (Majid, 2008: 135).
Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi
perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri
seseorang, dimanapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi.
Belajar tidak hanya terjadi di bangku sekolah, tidak hanya terjadi
ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika seseorang
belajar membaca, menulis dan berhitung. Belajar bukan hanya seperti
ketika seseorang belajar sepeda, belajar menjahit atau belajar
mengoperasikan computer. Belajar biasa terjadi dalam semua aspek
kehidupan. Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir
atau dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus berlanjut
hingga ajal tiba (Sriyanti,2013: 15).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
10
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Nawawi dalam K. Brahim
(2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran integrase dari mata pelajaran
Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial
lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam yang disingkat IPA sebagai integrase dari nama
mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika. Menurut Somantri, penggunaan
istilah IPS dan IPA dimaksudkan untuk membedakannya dengan
11
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan
yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed.,(2006: 46)
mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode
mengajar sebagai berikut:
a. Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya
c. Situasi yang berbagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang
berbeda-beda.
5. Karyawisata
Metode karyawisata adalah metode pembelajaran dengan cara
mengunjungi suatu objek tertentu, misal museum, pabrik, dan
tempat-tempat lainnya. Metode fieldtrip atau karyawisata menurut Mulyasa
(2005: 112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan
oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama
pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum
12
nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama
berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia
luar(Hamdayama, 2014:171).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
merupakan PTK kolaboratif yaitu peneliti bekerjasama dengan guru di
kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam
pembelajaran. dapat dijelaskan pengertian PTK adalah sebagai suatu
bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,
memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut
dilakukan, serta dilakukan secara kolaboratif. `
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di
kelas 3 SDN Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang
dengan jumlah siswa 18 anak. Jumlah siswa laki-laki adalah 11 anak
dan jumlah siswa perempuan adalah 7 anak pada semester ganjil tahun
13
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2017 untuk siklus
1 dan pada tanggal 20 Oktober 2017 pada siklus 2.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 4 tahap yaitu:
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
Yang dapat digambarkan sebagai berikut (Ahmad HP, 1999).
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
1) Perencanaan (Planning)
Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan mencakup: a)
identifikasi masalah, b) analisis benyebab adanya masalah, c)
pengembangan bentuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan
14
2) Tindakan (acting)
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan menerapkan apa yang telah direncanakan pada
tahap satu, yaitu bertindak di kelas.
3) Observasi (observing)
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk
mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif
tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari
tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk
data.
4) Refleksi (reflecting)
Dalam kegiatan ini, refleksi dilakukan untuk mengadakan
upaya evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam
penelitian tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan
caraberdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di kelas
penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari
pengaruh tindakan yang telah dirancang. Pada kegiatan ini juga
ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana
tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara
bermakna.
4. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrument penelitian yang
15
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b. Lembar soal.
c. Lembar jawaban.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan
terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata
pelajaran IPS materi Lingkungan Alam dan Buatan.
b. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui pengalaman
pelaksanaan metode karyawisata pada mata pelajaran IPS sesuai
dengan RPP.
c. Tes
Digunakan lembar tes yang dikerjakan oleh siswa, tes yang
digunakan berupa tes awal dan tes akhir untuk mengetahui sejauh
mana hasil belajar siswa.
6. Analisis Data
Pada penelitian ini penulis menganalisa data atau menarik kesimpulan
melalui hasil berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan setiap
siklusnya. Adapun penilaian untuk ranah kognitif:
1. Rumus ketuntasan belajar siswa:
P=
16
Keterangan:
P: Jumlah nilai dalam persen
∑siswa yang tuntas yang tuntas belajar: jumlah siswa yang
tuntas belajar
∑siswa: jumlah siswa dalam kelas
2. Rumus mencari nilai rata-rata siswa:
X:
Keterangan:
X: nilai rata-rata
∑X: jumlah semua nilai siswa
∑N: Jumlah siswa
17
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik
dapat dilihat di bawah ini :
Bab I : Pendahuluan, pada bab pendahuluan terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan
dan indicator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional,
strategi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : Kajian pustaka, paada bab ini penulis mengemukakan
landasan teori tiap-tiap variable penelitian.
Bab III : Pelaksanaan penelitian, pada bab ini berisi tentang
gambaran umum SDN Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang
dan pelaksanaan penelitian.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi hasil
penelitian meliputi diskripsi dan per siklus dan pembahasan.
Bab V : Kesimpulan dan Penutup, pada bab ini terdiri dari
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian belajar
Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat
dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini
masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda,
walaupun secara praktis masing-masing kita sudah sangat memahami
apa yang dimaksud belajar tersebut. Oleh karena itu, untuk
menghindari pemahaman yang beragam tersebut, berikut akan
dikemukakan berbagai definisi belajar menurut para ahli.
Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses di mana suatu organism berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu
dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa,
serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untukmemperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah
laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu
upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui intruksi.
Intruksi yang dimaksudadalah perintah atau arahan dan bimbingan dari
19
Adapun menurut Burton (dalam Usman dan Setiawati 1993:4),
belajar dapat diartikan seebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain
dn individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut E.R Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan
kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang
dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini
diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa
belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri
seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.
Sementara Hamalik (2003) menjelaskan bahwa belajar adalah
memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman.
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Dengan
demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja,
namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik juga
menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya
Menurut pengertian belajar menurut W.S. Winkel (2002) adalah
suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara
seseorang dengan lungkungan, dan menghasilkan
20
sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Jadi, kalau seseorang
dikatakan belajar matematika adalah apabila pada diri orang ini terjadi
suatu kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang
berkaitan dengan matematika. Perubahan ini terjadi dari tidak tahu
menjadi tahu konsep matematika ini, dan mampu menggunakannya
dalam materi lanjut atau dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan sesorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan
seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative tetap baik dalam
berfikir, merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2013: 1-4).
2. Ciri-ciri belajar
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya
bertambah, kebiasaannya bertambah, kebiasaannya bertambah.
Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk
atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan
dalam pengertian belajar. Karen individu yang bersangkutan tidak
21
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya
dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia
akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat
menulis.
Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan
menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis
dengan kapur, dan sebagainya. Di samping itu, dengan kecakapan
menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh
kecakapan-kecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan,
mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik
dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar
itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan
itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha
22
kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari
dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi
hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air
mata, menangis dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai
perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi
Karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti
bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat
menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan
piano setelah belajar, tuidak akan hilang, melainkan akan terus
dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan
atau dilatih (Djamarah, 2011: 16).
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena
ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya
seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan
apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau
tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian,
perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah
23
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu
proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika
seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Demikianlah pembicaraan mengenai ciri-ciri belajar
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kerangka pemahaman
terhadap masalah belajar (Djamarah, 2011: 16-17).
3. Faktor Belajar
Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Masing- masing faktor tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti
faktor-faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor-faktor eksternal
terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor
24
keluarga, maupun di masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa
peralatan sekolah, sarana belajar, gedung, dan ruang belajar,
kondisi geografis sekolah dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah
ke sekolah, sarana transportasi yang tersedia dan sejenisnya
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa
manusia. Faktor rksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah
menjadifaktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).
Misalnya kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan
antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran
dalam keluarga, gaya pengasuhan orang tua, hubungan
antarpersonil sekolah, gaya mengajar guru, sikap guru terhadap
siswa dan sebagainya (Sriyanti, 2013: 24-25).
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
faktor fisiologis dan faktor psikologis.
1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
25
a. Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus
jasmani secara umum yang ada dalam diri individu
sangat memengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus
jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan,
kelelahan, mengantuk dan kebugaran fisik individu.
Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat
maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika
badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang
sehat akan menghambat hasil belajar.
b. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaan
fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait
dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota
tubuh yang ada dalam diri individu. Pancaindra
merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam
diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat
menunjang belajar.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada
dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain
tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,
kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya. Tingkat
kecerdasan akan memengaruhu daya serap serta
26
juga motivasi, bakat dan minat banyak memberikan warna
terhadap aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu
mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat
kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang
kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar, hanya
yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja
lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik.
Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada
siswa yang mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh
semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah
putus asa, kurang energik gampang menyerah.
Kondisi-kondisi tersebut akan memengaruhi hasil belajar. Faktor
ekstern dan intern memengaruhi keberhasilan belajar,
pengaruhnya bisa bersifat positif atau mendukung, namun
bisa juga negative atau menghambat (Sriyanti, 2013:
25-26).
4. Pengertian hasil belajar
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan ynag diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
27
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.
5. Macam-macam hasil belajar
a. Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap artindarin materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar
siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang
dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi
langsung yang ia lakukan.
b. Keterampilan proses
Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam
diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan
menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
28
c. Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek
respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental
dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan,
maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang
ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang
struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang,
yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap; komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut
emosional; dan komponen konatif merupakan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang
dimiliki seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini
lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam
pemahaman konsep, maka domain yang berperan adalah domain
kognitif (Susanto, 2013: 6-11).
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan
29
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
b. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap
anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik
dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil
belajar peserta didik (Susanto, 2013: 12).
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS merupakan sesuatu yang tidak asing bagi setiap orang.
Dalam perkebangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa
tidak terlepas dari kehidupan bemasyarakat. Proses kehidupan
manusia selalu berhubungan dengan sesama manusia dan
makhluk hidup lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia
pada hakekatnya sebagai makhluk social. Sejak kanak-kanak,
pada prinsipnya mereka telah melakukan hubungan dengan
orang lain, misalnya dengan ibu maupun anggota keluarga
yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu
30
yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir
yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam
keluarga, walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak.
Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami
perkembangan menjadi manusia dewasa secara sempurna
(Rasimin, 2012:35).
Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an
sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara
formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional
dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut
IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran
IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata
pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran
ilmu sosial lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang disingkat IPA sebagai
integrasi dari nama mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika.
Menurut Somantri, penggunaan istilah IPS dan IPA
dimaksudkan untuk membedakannya dengan nama-nama
disipn ilmudi universitas (Sapriya, 2014: 7).
2. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial
Telah kita ketahui bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan
31
karena itu, masyarakat inilah yang menjadi sumber utama
dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Aspek kehidupan
sosial apapun yang kita pelajari, baik yang berhubungan sosial,
ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah, geografi, dan politik,
semuanya bersumber dari masyarakat. Oleh sebab itu
masyarakat bisa dikatakan sebagai laboratorium demokrasi
bagi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.
Beragam kehidupan sosial yang kita pelajari, tidak akan
lepas dari kehidupan masyarakat atau bersumber dari
masyarakat. Dengan demikian, materi ilmu pengetahuan sosial
yang dapat dipelajari dan menjadi sumber pembelajaran, tidak
hanya sebatas pada kehidupan nyata sesaat di masyarakat,
melainkan juga cerita-cerita, novel, kisah-kisah tokoh terkenal
juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Secara sederhana
bahan bacaan berupa buku, surat kabar, majalah dan makalah
dapat dijadikan sebagai sumber materi pembelajaran ilmu
pengetahuan social (Rasimin, 2012: 44).
3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan
membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi aplikatif.
32
sebagain pendidikan. Fungsi ilmu pengetahuan sosial sosial
sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Yang
dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup
bermasyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong,
tolong-menolong sesame umat manusia, dan melakukan tindakan
dalam memecahkan persoalan sosial di masyarakat.
Fungsi imu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan
menurut Sumaatmadja (2007) adalah mengembangkan
perhatian dan kepedulian sosial siswa terhadap kehidupan di
masyarakat dan bermasyarakat. Lebih lanjut dikatakan bahwa
dengan keterampilan tersebut diharapkan dapat terbinanya
sumber daya manusia Indonesia yang berpengetahuan,
terampil, cendikia, dan mempunyai tanggung jawab sosial,
yang memiliki kemampuan merealisasikan tujuan nasional,
yakni menciptakan masyarakat adil dan makmur yang
berdasarkan pancasila dan undang-undang Dasar 1945.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa
menjadi warga Negara yang baik yang memiliki pengetahuan
keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
33
sosial yang memiliki fungsi membina siswa menjadi warga
Negara yang baik dan memiliki pengetahuan,keterampilan dan
kepedulian sosial, hendaknya harus disesuaikan dengan tata
nilai- moral yang berlaku di masyarakat. Islam menghendaki
tata nilai- moral masyarakat lebih teratur dan harmonis dengan
menghargai keadilan.
Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk
mewariskan nilai- moral dalam masyarakat agar dapat
menjunjung tinggi kemuliaan harkat dan derajat manusia. Suatu
masyarakat yang melanggar aturan agama dan hak-hak asasi
manusia akan menanggung akibat yang telah diperbuatnya.
Inilah yang menjadi tugas utama guru ilmu pengetahuan sosial
di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, mengajar ilmu
pengetahuan sosial dengan ikhlas juga dapat dikatakan sebagai
dakwah Islamiyah, karena di dalamnya terkandung cara-cara
menyampaikan nilai- moral agama Islam (Rasimin, 2012:
40-41).
4. Standar Kompetensi IPS Kelas III SD/Mi
Dalam silabus kelas III Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI
Departemen Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi
untuk mata pelajaran IPS. Standar kompetensi yaitu
34
proses pembelajaran. Standar kompetensi IPS untuk kelas III
SD/MI adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III
Tahun Pelajaran 2015/2016
Semester Setandar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.( satu) 1. Memahami
lingkungan dan melaksanakan
kerjasama disekitar rumah dan sekolah
1. Menceritakan lingkungan alam dan buatan disekitar rumah dan sekolah
2. Memelihara lingkungan alam dan buatan disekitar rumah 3. Membuat denah dan peta
lingkungan rumah sekolah 4. Melakukan kerjasama
dilingkungan rumah, sekolah dan desa
5. Materi Lingkungan Alam dan Buatan
a. Mengenal lingkungan alam dan buatan
Lingkungan merupakan ruang yang kita tempati beserta
segala sesuatuyang ada di dalamnya. Lingkungan terbagi
menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan.
Lingkungan alam terjadi karena proses alami dan merupakan
buatan Tuhan, sedangkan lingkungan buatan merupakan
lingkungan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Contoh lingkungan alam adalah sungai,
laut, hutan, rawa, dan danau. Contoh lingkungan buatan adalah
waduk, taman, selokan, dan kolam. Alam adalah benda-benda
35
dan buatan yang ada di sekitar kita ada yang baik dan ada yang
buruk, lingkungan alam dan buatan yang baik adalah
lingkungan yang asri, indah, dan nyaman. Lingkungan seperti
ini dapat dikatakan sebagai lingkungan sehat. Sedangkan
lingkungan alam dan buatan yang menyedihkan dapat
dikarenakan kotor dan kumuh, misalnya tumpukan sampah di
sungai, selokan yang mampet, serta pantai yang dipenuhi
sampah.
1. Lingkungan Alam
a. Lingkungan Alam Daratan
Dibedakan menjadi:
1) Pantai
2) Gunung
3) Pegunungan
4) Hutan
5) Tanjung
b. Lingkungan Alam Perairan
1) Sungai
2) Danau
3) Selat
4) Teluk
36
6) Samudra
2. Manfaat Lingkungan Alam
a. Pantai dimanfaatkan untuk tempat rekreasi.
b. Abu vulkanik gunung berapi dapat menyuburkan tanah.
c. Hutan bermanfaat sebagai paru-paru dunia, penyimpan
air di tanah, penghasil udara bersih, sumber kayu, dan
objek wisata.
d. Sungai bermanfaat untuk mengairi sawah/irigasi, sarana
transportasi, memelihara ikan dengan keramba, dan
juga objek wisata.
e. Danau bermanfaat untuk irigasi, pembangkit listrik,
memelihara ikan, dan objek wisata
f. Teluk bermanfaat sebagai pelabuhan, penangkapan
ikan, dan tempat rekreasi.
g. Laut bermanfaat sebagai sarana transportasi,
penangkapan ikan, sumber mineral, pembuatan garam,
dan tempat rekreasi.
h. Pegunungan biasanya dimanfaatkan untuk area
perkebunan
3. Lingkungan Buatan
Lingkungan sengaja diciptakan oleh manusia untuk
melengkapi kebutuhan hidupnya. Lingkungan buatan antara
37
a. Taman
b. Kolam
c. Air mancur
d. Gedung
e. Jalan dan Jembatan
f. Pelabuhan, Terminal, Bandara dan Stasiun
g. Rumah sakit
h. Pasar
i. Waduk
j. Monumen
C. Metode Karyawisata
1. Pengertian Karyawisata
Karyawisata mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan
karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini artinya kunjungan
ke luar kelas dalam rangka belajar. Contohnya mengajak siswa ke
gedung pengadilan untuk mengetahui system peradilan dan proses
pengadilan selama satu jam pelajaran. Jadi, karyawisata tersebut tidak
mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan
waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat
yang jauh disebut study tour (Majid, 2013: 215).
Metode karyawisata adalah metode pembelajaran dengan cara
mengunjungi suatu objek tertentu, misal museum, pabrik, dan
38
(2005: 112), merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan
oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama
pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum
sekolah. Meskipun karyawisata memiliki banyak hal yang bersifat
nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama
berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia
luar (Hamdayama, 2014: 171).
2. Langkah-langkah Karyawisata
Agar penggunaan teknik karyawisata dapat efektif, maka
pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut
:
a. Persiapan
Dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran
dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi
pemimpin objek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala
sesuatunya, penyusunan rencana yang matang, membagi
tugas-tugas, mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan.
b. Pelaksanaan karyawisata
Dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu
petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah
39
demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung
jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.
c. Akhir karyawisata
Pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala
hal hasil karyawisata, menyusun laporan atau paper yang memuat
kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kagiatan
karyawisata, seperti membuat grafik, gambar, model-model,
diagram, dan sebagainya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh para petugas pada objek karyawisata itu, serta mengalami dan
menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak
mungkin diperoleh di sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat
mengembangkan bakat khusus atau keterampilan mereka.
b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu
maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan
memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
c. Dalam kesempatan ini, siswa dapat bertanya jawab, menemukan
sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala
persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan
bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam
40
d. Dengan objek yang ditinjau itu, siswa dapat memperoleh
bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi,
yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Kelemahan metode karyawisata antara lain :
a. Mempergunakan transportasi sehingga memerlukan biaya yang
besar
b. Menghabiskan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah
c. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan,
kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu
dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus atau pun hal-hal
yang berbahaya.
D. Kedudukan Metode Karyawisata pada Materi
Alasan penggunaan metode karyawisata pada mata pelajaran IPS
materi Lingkungan Alam dan Buatan ialah karena obyek yang akan
dipelajari hanya ada di tempat obyek itu berada. Siswa dapat melihat serta
mendapatkan pengalaman secara langsung. Belajar melalui karyawisata ini
berkesan di dalam pikiran siswa, mengembangkan pemikirannya. Siswa
menjadi aktif secara langsung dalam pembelajaran materi lingkungan alam
dengan melihat obyek alam yang dikunjungi serta materi lingkungan
buatan dengan melihat secara langsung lingkungan buatan berupa kolam
41
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian : SD Negeri Margosono
Alamat Penelitian : Desa Margosono
Tahun Berdiri : 1973
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Pokok : Lingkungan Alam dan Buatan
Kelas/ Semester : III/ 1
2. Visi dan Misi
Visi :
Maju berprestasi berbekal Iptek, Imtaq, Akhlak Mulia, Nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa
Misi :
a. Mengembangkan sikap dan perilaku religius di dalam dan di luar
sekolah
b. Meningkatkan sumber daya dan kinerja tenaga pendidik
c. Mewujudkan peserta didik yang cerdas, terampil dan berakhlak
mulia
d. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara intensip untuk
mencapai tingkat daya serap yang tinggi
42
f. Melaksanakan program pengajaran dengan disiplin
g. Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana sekolah dasar dalam
menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan PAKEM
3. Tujuan Sekolah
a. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan
kegiatan pembiasaan
b. Membentuk tenaga yang handal dan penuh dedikasi
c. Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat
kecamatan
d. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak dilingkungan masyarakat
sekitar
e. Menjadi sekolah pelopor gerakan disiplin dalam pembelajaran
f. Menjadi sekolah dengan pembelajaran yang menyenangkan
4. Keadaan Guru
Keadaan guru di SDN Margosono ada 9 orang. Untuk lebih
jelasnya mengenai data guru SDN Margosono dapat dilihat pada tabel
3.1.
Tabel 3.1
Data keadaan guru SDN Margosono
43
9 Eko Heriyanto L S1 Guru
10 Joko Sutopo L SLTA Pak Kebun
5. Keadaan Siswa
Keadaan siswa kelas III berjumlah 18 anak yang terdiri dari 11
laki-laki dan 7 perempuan.
Tabel 3.2
Keadaan siswa kelas III SDN Margosono
NO NAMA L/P
Siswa kelas III SDN Margosono berjumlah 18 anak. Terdiri dari 11
siswa laki-laki dan 7 perempuan. Selama proses penelitian semua
siswa mengikuti pelajaran tanpa ada yang izin sakit atau tanpa alasan.
44
Tabel 3.3
Data siswa kelas III SDN Margosono
NO NAMA L/P
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPS Semester 1
tahun ajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan dua kali tahapan yaitu
dua kali siklus. penelitian tersebut dilaksanakan pada jam pertama.
Waktu Pelaksanaan :
Kegiatan Siklus I, tanggal 12 Oktober 2017
Kegiatan Siklus II, tanggal 20 Oktober 2017
Dalam penelitian ini, pembelajaran IPS kelas III dengan Bab Lingkungan
Alam dan Buatan. Dilakukan dengan 2 x tatap muka dengan alokasi 3 x 35
menit atau 3 jam mata pelajaran pada siklus I, dan 2 x 35 menit pada
siklus II dengan menggunakan jam pelajaran sekolah yang diakhiri
45
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
1. Perencanaan
Rencana persiapan yang dilakukan peneliti adalah :
a. Melakukan diskusi dengan guru kelas
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
karyawisata dengan materi lingkungan alam dan buatan, dengan
kompetensi dasar menceritakan lingkungan alam dan buatan di
sekitar rumah dan di sekolah
c. Menetapkan jadwal wisata
d. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
e. Menyiapkan konsumsi untuk bekal siswa
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan metode karyawisata.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan tindakan :
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucaokan salam, do’a,
mengabsen siswa.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c. Guru menyampaikan materi lingkungan alam.
46
e. Siswa melakukan pengamatan dengan melihat secara langsung
lingkungan alam yang ada di Curug Jeglong bersama
kelompoknya.
f. Siswa menuliskan hasil pengamatan dengan kelompoknya untuk di
diskusikan.
g. Siswa yang dipilih oleh guru membacakan hasil pengamatannya.
h. Siswa bersama guru membuat rangkuman.
i. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi dalam bentuk tes tertulis
untuk mengetahui perkembangan siswa selama mengikuti
pembelajaran.
3. Observasi
Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk
mengetahui sejauh mana pembelajaran dengan metode karyawisata
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan oleh
peneliti yaitu mengamati aktivitas siswa, interaksi sosial siswa dalam
pembelajaran. serta mengambil foto pada saat pembelajaran
berlangsung. Selain observasi yang dilakukan pada siswa juga
diadakan observasi atau pengamatan pada guru mengenai kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode karyawisata
sesuai dengan menggunakan RPP.