• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS 3 SDN MARGOSONO KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS 3 SDN MARGOSONO KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI

METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS 3

SDN MARGOSONO KEC. TERSONO KAB. BATANG

TAHUN PELAJARAN 2017

/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

UMI MASRUROH

NIM 115-13-050

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI

METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS 3

SDN MARGOSONO KEC. TERSONO KAB. BATANG

TAHUN PELAJARAN 2017

/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

UMI MASRUROH

NIM 115-13-050

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

v

MOTTO

Jadilah diri sendiri, ikuti kata hati

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Bapak dan ibuku tercinta (Bapak Sodri dan Ibu Tuyimah) yang selalu menyayangiku dan selalu mendoakanku serta memberikan banyak pelajaran kehidupan kepadaku, selalu memberikan motivasi kepadaku ,terimakaih atas kesabaran serta kasih sayang yang takkan pernah tergantikan.

2. Adikku tersayang (Alfiatun Nafiah) yang selalu memberikan support dan

do’a buatku dan selalu setia menemaniku.

3. Sepupuku sekaligus partner (Agus Tiyani), yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

4. Sahabat-sahabatku (Denny lupita, Ani Safitri, Lukluk, Endah Tri, Windha) yang telah menemaniku berjuang, yang selalu memberikan support, motivasi, masukan kepada penulis.

5. Teman-temanku (Eny, Aam, Iryana, Elly, temanku di KKN, teman-teman kos ) yang selalu memberikan motivasi.

(8)

vi

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Syukur Alhamdulillah dengan memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN

HASIL BELAJAR IPS MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS 3 SDN

MARGOSONO KEC. TERSONO KAB. BATANG TAHUN PELAJARAN

2017/2018.

Shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Beliau Nabi Agung

Muhammad SAW, yang telah menerangi dunia ini dari zaman jahiliyah sampai

zaman terang benderang ini. Yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir.

Selanjutnya penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak atas

segala motivasi, semangat, bimbingan, bantuan, serta do’a yang telah membawa

penulis menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Dr.H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

(9)

vii

4. Ibu Dr Lilik Sriyanti, M.Si selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan arahan, bimbingan, kesabaran serta keikhlasan untuk

memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini dengan baik.

5. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

senantiasa membimbing penulis.

6. Bapak Moh. Suharto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Margosono Kec.

Tersono Kab. Batang yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan

penelitian.

7. Bapak Teguh, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran IPS kelas III SDN

Margosono Kec. Tersono.

8. Peserta didik kelas III SDN Margosono yang telah mendukung peneliti

untuk melakukan penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Terima kasih atas segala motivasi serta dukungannya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini, semoga segala kebaikan tersebut mendapat balasan

oleh Allah SWT, mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan

pembacanya.

Salatiga, 27 Februari 2018

Umi Masruroh

(10)

viii

ABSTRAK

Masruroh, Umi. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan Alam dan Buatan melalui Metode Karyawisata pada Siswa Kelas III SDN Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.

Kata Kunci : Hasil belajar,Ilmu Pengetahuan Sosial, Metode Karyawisata.

Karyawisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karyawisata memiliki banyak hal yang bersifat nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Karyawisata dalam pembelajaran IPS meningkat. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dengan hasil rata-rata pada tiap siklus, rata-rata hasil belajar kelas III sebelum melakukan penerapan metode Karyawisata yaitu 65 dengan ketuntasan 38,8%. Pada siklus 1, 12 siswa mencapai KKM dan 6 siswa belum mencapai KKM dengan rata-rata meningkat menjadi 73,8% dan ketuntasan 66,6%. Pada siklus II, semua siswa mencapai KKM dengan rata-rata meningkat menjadi 89,4 dan ketuntasan 100%.

Penelitian skripsi ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan metode Karyawisata pada kelas III, pada materi Lingkungan Alam dan Buatan. Data yang diambil yaitu dengan mencatat hasil observasi, dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS materi Lingkungan Alam dan Buatan. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui pengalaman pelaksanaan metode karyawisata pada mata pelajaran IPS sesuai dengan RPP. Digunakan lembar tes yang dikerjakan oleh siswa, tes yang digunakan berupa tes akhir untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa. Data tersebut kemudian diolah secara kuantitatif.

(11)

ix

DAFTAR ISI

COVER ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN GAMBAR ... xiii

HALAMAN LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 7

C.

Tujuan Penelitian ... 7

D.

Hipotesis Tindakan ... 7

E.

Manfaat Penelitian ... 8

F.

Definisi Operasional ... 8

(12)

x

1. Rancangan Penelitian ... 12

2. Subjek Penelitian ... 12

3. Langkah-langkah Penelitian ... 13

4. Instrumen Penelitian... 14

5. Teknik Pengumpulan Data ... 15

6. Analisis Data ... 15

H. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar ... 18

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar... ... 28

B. Pembelajaran IPS... ... 29

1. Pengertian Karyawisata... ... 38

2. Langkah-langkah Karyawisata... ... 38

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata... ... ... 39

4. Kedudukan Metode Karyawisata pada Materi... ... 40

BAB III PAPARAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41

(13)

xi

2. Visi dan Misi ... 41

3. Tujuan Sekolah ... 42

4. Keadaan Guru ... 42

5. Keadaan Siswa ... 43

B. Subjek Penelitian ... 43

C. Pelaksanaan Penelitian... ... 44

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... ... 45

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 50

1. Pra Siklus ... 50

2. Siklus I ... 52

3. Siklus II ... 59

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ... 69

2. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar SK dan KD IPS kelas III …... ... 34

Tabel 3.1 Data Keadaan Guru SDN Margosono ... 42

Tabel 3.2 Keadaan Siswa Kelas III SDN Margosono ... 43

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas III SDN Margosono ... 44

Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Kelas III Pra Siklus ... 51

Tabel 4.2 Hasil Performansi Guru Siklus I ... 53

Tabel 4.3 Hasil Performansi Siswa Siklus I ... 55

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ... 58

Tabel 4.5 Hasil Performansi Guru Siklus II ... 60

Tabel 4.6 Hasil Performansi Siswa Siklus II ... 62

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 64

(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I

Lampiran 2 RPP Siklus II

Lampiran 3 Lembar Soal Siklus I

Lampiran 4 Kunci Jawaban Siklus I

Lampiran 5 Lembar Soal Siklus II

Lampiran 6 Kunci Jawaban Siklus II

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus 1

Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus I

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II

Lampiran 10 Hasil Performansi Siswa Siklus II

Lampiran 11 Dokumentasi

Lampiran 12 SKK

Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 14 lembar Konsultasi Skripsi

(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu nama mata pelajaran

yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran

IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran

Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Ciri

khas IPS dan IPA sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah adalah sifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan

agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik (Sapriya, 2009: 7).

Dalam pasal 37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS

merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar

dan menengah. Lebih lanjut dikemukakan pada bagian penjelasan UU

Sisdiknas Pasal 37 bahwa bahan kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain,

ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta

didik terhadap kondisi sosial masyarakat.

IPS di tingkat sekolah dasar pada dasarnya bertujuan untuk

mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and

values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan

(18)

2

dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi

warga negara yang baik (Sapriya, 2009: 12).

Sebagaimana yang dikatakan Somantri (2001:15) bahwa ilmu pengetahuan

sosial merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari

disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan

secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Sebagai bidang

pengetahuan, ruang lingkup IPS adalah berupa kehidupan manusia dalam

masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat (Sardiyo, 2008:15).

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup IPS adalah manusia

dalam konteks sosial. Untuk memantapkan ruang lingkup IPS, perlu diketahui

ciri-cirinya. Salah satu ciri utamanya adalah bekerja samanya antara disiplin

ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan

pendidikan. Kerjasama disiplin ilmu pendidikan yang dimaksud adalah adanya

seperangkat kemampuan yang berguna sebagai berikut:

1. Memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities

untuk tujuan pendidikan

2. Mengorganisasikan bahan pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk

tujuan pendidikan

3. Menyajikan metode pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan

4. Menilai hasil belajar IPS

Pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan

(19)

3

kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kehidupan nyata, khususnya

kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. Pembelajaran IPS

diharapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat di masa yang akan

datang, mampu bertindak secara efektif (Susanto, 2013: 138-139).

Pendidikan terdapat sebuah proses belajar. Belajar menurut Ernes

ER. Hilgard artinya seseorang dapat dikatakan belajar kalau dapat

melakukan sesuatu dengan latihan-latihan sehingga yang bersangkutan

menjadi berubah (Riyanto, 2002). Sedangkan menurut Walker (dalam

Riyanto, 2002) belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas

yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya

dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam

situasi stimulus atau faktor-faktor samar-samar lainnya yang tidak

berhubungan dengan kegiatan belajar (Riyanto, 2009: 4-5).

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar

dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,

kecakapan dan kemampuannya serta perubahan aspek-aspek lain yang ada

pada setiap individu yang belajar. Proses belajar mengajar merupakan

interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu

pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan (Majid, 2008: 135).

Proses belajar mengajar ada beberapa komponen penting yang

berpengaruh bagi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu: bahan ajar,

(20)

4

komponen atau lebih komponen melemah dapat menghambat tercapainya

tujuan belajar yang optimal. Media dan sumber belajar yang digunakan

dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pelajaran yang

telah ditetapkan. Disamping itu guru harus bisa menentukan metode

pembelajaran yang tepat sehingga anak dapat dengan mudah menerima

pembelajaran yang diberikan oleh guru. Seringkali seorang guru dalam

melaksanakan pembelajaran kurang memperhatikan pendekatan, strategi

dan metode apa yang sesuai yang harus disajikan dalam satu materi atau

satu pokok bahasan. Dalam tugas mengajarannya guru senantiasa harus

memahami fungsi-fungsi mengajar sehingga dengan demikian dapat

menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Namun demikian sampai

saat ini hasilnya masih belum cukup memuaskan. Salah satu cara yang

dapat digunakan sebagai alternatif guru dalam mengajar yakni dengan

menggunakan berbagai macam metode mengajar (Wahab, 2007: 10).

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran didefinisikan sebagai

cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan

alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar

mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan

menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode

(21)

5

menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang

bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila

penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya

dan dengan kondisi psikologis anak didik (Djamarah, 2006: 46).

Salah satu metode yang melibatkan siswa aktif serta memberikan

pengajaran baru yang biasanya jarang diterapkan oleh para guru yakni

metode karyawisata. Metode karyawisata adalah metode pembelajaran

dengan cara mengunjungi suatu objek tertentu, misal museum, pabrik, dan

tempat-tempat lainnya. Metode field trip atau karyawisata menurut

Mulyasa (2005: 112), merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang

dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar,

terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari

kurikulum sekolah. Meskipun karyawisata memiliki banyak hal yang

bersifat nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai,

terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang

dunia luar.

Menurut Djamarah (2002: 105), pada saat belajar mengajar, siswa

perlu diajak ke luar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek

yang lain. Hal ini bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau

memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu,

dikatakan teknik karyawisata, yang merupakan cara mengajar yang

dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu

(22)

6

meninjau kantor pos. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode

karyawisata ini, seperti widya wisata, study tour dan sebagainya.

Karyawisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam

waktu beberapa hari atau waktu panjang.

Berdasarkan hasil observasi di SDN Margosono Kecamatan

Tersono Kabupaten Batang pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

khususnya materi Lingkungan Alam dan Buatan pada kelas 3, dalam

umumnya masih menggunakan strategi-strategi klasik atau sama seperti

ceramah dan tanya jawab sehingga proses pembelajaran menjadi kurang

efektif dan membosankan. Minat belajar siswa menjadi berkurang, dengan

berkurangnya minat belajar siswa tersebut mengakibatkan semangat siswa

dalam mengikuti pembelajaran IPS khususnya materi Lingkungan Alam

dan Buatan kurang semangat dan siswa susah mengerti akhirnya siswa

tidak faham atas materi yang disampaikan oleh guru sehingga

mempengaruhi hasil belajar siswa. Setelah peneliti mengamati kegiatan

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi lingkungan alam dan

buatan, penulis dapat memaparkan berbagai masalah antara lain:

a. Cara mengajar guru yang masih monoton

b. Kesiapan guru kurang maksimal dalam menyiapkan media

c. Metode yang digunakan masih sangat sederhana

d. Pemahaman siswa yang lambat.

Mengenal realitas lokasi SD Margosono ini sebenarnya terletak di di

(23)

7

Desa Margosono. SD Margosono merupakan kawasan pedesaan yang

didalamnya ada unsur sungai, persawahan,dan hutan. Fenomena alam dan

buatan tersebut bermanfaat bagi pengembangan metode pengajaran berupa

karyawisata.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar IPS

Materi Lingkungan Alam dan Buatan Melalui Metode Karyawisata Pada

Siswa Kelas 3 SDN Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah penerapan metode karyawisata dapat

meningkatkan hasil belajar IPS materi lingkungan alam dan buatan pada

siswa kelas III semester 1 SDN Margosono Kecamatan Tersono

Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan

Untuk mengetahui penerapan metode karyawisata dapat

meningkatkan hasil belajar IPS materi lingkungan alam dan buatan pada

siswa kelas III semester 1 SDN Margosono Kecamatan Tersono

Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang digunakan adalah penerapan metode karyawisata

(24)

8

Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran

2017/2018.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi para

peneliti di bidang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan

peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode karyawisata

2. Secara Praktis

a. Bagi Para Guru SDN Margososno

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan

untuk upaya meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan siswa

dapat menerapkan prinsip kerjasama dan tanggung jawab dalam

mengemban tugas serta mengurangi kejenuhan siswa dalam

pembelajaran.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran IPS.

c. Bagi Pembaca

Sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang metode

karyawisata dalam pembelajaran di sekolah, sehingga pembaca tertarik

untuk meneliti lebih lanjut.

F. Definisi operasional

(25)

9

1. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses

belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah

pengetahuan, kecakapan dan kemampuannya serta perubahan

aspek-aspek lain yang ada pada setiap individu yang belajar. Proses belajar

mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan

peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang

ditetapkan (Majid, 2008: 135).

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi

perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri

seseorang, dimanapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi.

Belajar tidak hanya terjadi di bangku sekolah, tidak hanya terjadi

ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika seseorang

belajar membaca, menulis dan berhitung. Belajar bukan hanya seperti

ketika seseorang belajar sepeda, belajar menjahit atau belajar

mengoperasikan computer. Belajar biasa terjadi dalam semua aspek

kehidupan. Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir

atau dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus berlanjut

hingga ajal tiba (Sriyanti,2013: 15).

2. Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

(26)

10

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Nawawi dalam K. Brahim

(2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran

di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau

kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak

yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).

3. Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS

merupakan sebuah nama mata pelajaran integrase dari mata pelajaran

Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial

lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam yang disingkat IPA sebagai integrase dari nama

mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika. Menurut Somantri, penggunaan

istilah IPS dan IPA dimaksudkan untuk membedakannya dengan

(27)

11

4. Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan

yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang

kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.

Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed.,(2006: 46)

mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode

mengajar sebagai berikut:

a. Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya

b. Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya

c. Situasi yang berbagai keadaannya

d. Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya

e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang

berbeda-beda.

5. Karyawisata

Metode karyawisata adalah metode pembelajaran dengan cara

mengunjungi suatu objek tertentu, misal museum, pabrik, dan

tempat-tempat lainnya. Metode fieldtrip atau karyawisata menurut Mulyasa

(2005: 112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan

oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama

pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum

(28)

12

nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama

berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia

luar(Hamdayama, 2014:171).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

merupakan PTK kolaboratif yaitu peneliti bekerjasama dengan guru di

kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam

pembelajaran. dapat dijelaskan pengertian PTK adalah sebagai suatu

bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut

dilakukan, serta dilakukan secara kolaboratif. `

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di

kelas 3 SDN Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

dengan jumlah siswa 18 anak. Jumlah siswa laki-laki adalah 11 anak

dan jumlah siswa perempuan adalah 7 anak pada semester ganjil tahun

(29)

13

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2017 untuk siklus

1 dan pada tanggal 20 Oktober 2017 pada siklus 2.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 4 tahap yaitu:

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Observasi

d. Refleksi

Yang dapat digambarkan sebagai berikut (Ahmad HP, 1999).

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

1) Perencanaan (Planning)

Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan mencakup: a)

identifikasi masalah, b) analisis benyebab adanya masalah, c)

pengembangan bentuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan

(30)

14

2) Tindakan (acting)

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan menerapkan apa yang telah direncanakan pada

tahap satu, yaitu bertindak di kelas.

3) Observasi (observing)

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk

mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif

tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari

tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk

data.

4) Refleksi (reflecting)

Dalam kegiatan ini, refleksi dilakukan untuk mengadakan

upaya evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam

penelitian tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan

caraberdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di kelas

penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari

pengaruh tindakan yang telah dirancang. Pada kegiatan ini juga

ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana

tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara

bermakna.

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrument penelitian yang

(31)

15

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b. Lembar soal.

c. Lembar jawaban.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi

Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan

terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata

pelajaran IPS materi Lingkungan Alam dan Buatan.

b. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui pengalaman

pelaksanaan metode karyawisata pada mata pelajaran IPS sesuai

dengan RPP.

c. Tes

Digunakan lembar tes yang dikerjakan oleh siswa, tes yang

digunakan berupa tes awal dan tes akhir untuk mengetahui sejauh

mana hasil belajar siswa.

6. Analisis Data

Pada penelitian ini penulis menganalisa data atau menarik kesimpulan

melalui hasil berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan setiap

siklusnya. Adapun penilaian untuk ranah kognitif:

1. Rumus ketuntasan belajar siswa:

P=

(32)

16

Keterangan:

P: Jumlah nilai dalam persen

∑siswa yang tuntas yang tuntas belajar: jumlah siswa yang

tuntas belajar

∑siswa: jumlah siswa dalam kelas

2. Rumus mencari nilai rata-rata siswa:

X:

Keterangan:

X: nilai rata-rata

∑X: jumlah semua nilai siswa

∑N: Jumlah siswa

(33)

17

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik

dapat dilihat di bawah ini :

Bab I : Pendahuluan, pada bab pendahuluan terdiri dari latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan

dan indicator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional,

strategi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian pustaka, paada bab ini penulis mengemukakan

landasan teori tiap-tiap variable penelitian.

Bab III : Pelaksanaan penelitian, pada bab ini berisi tentang

gambaran umum SDN Margosono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

dan pelaksanaan penelitian.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi hasil

penelitian meliputi diskripsi dan per siklus dan pembahasan.

Bab V : Kesimpulan dan Penutup, pada bab ini terdiri dari

(34)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat

dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini

masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda,

walaupun secara praktis masing-masing kita sudah sangat memahami

apa yang dimaksud belajar tersebut. Oleh karena itu, untuk

menghindari pemahaman yang beragam tersebut, berikut akan

dikemukakan berbagai definisi belajar menurut para ahli.

Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses di mana suatu organism berubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang

tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu

dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa,

serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untukmemperoleh

motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah

laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu

upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui intruksi.

Intruksi yang dimaksudadalah perintah atau arahan dan bimbingan dari

(35)

19

Adapun menurut Burton (dalam Usman dan Setiawati 1993:4),

belajar dapat diartikan seebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain

dn individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu

berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut E.R Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan

kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang

dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini

diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa

belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri

seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.

Sementara Hamalik (2003) menjelaskan bahwa belajar adalah

memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman.

Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Dengan

demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja,

namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik juga

menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya

Menurut pengertian belajar menurut W.S. Winkel (2002) adalah

suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara

seseorang dengan lungkungan, dan menghasilkan

(36)

20

sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Jadi, kalau seseorang

dikatakan belajar matematika adalah apabila pada diri orang ini terjadi

suatu kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang

berkaitan dengan matematika. Perubahan ini terjadi dari tidak tahu

menjadi tahu konsep matematika ini, dan mampu menggunakannya

dalam materi lanjut atau dalam kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan sesorang dengan

sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan

seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative tetap baik dalam

berfikir, merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2013: 1-4).

2. Ciri-ciri belajar

a. Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah

terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia

menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya

bertambah, kebiasaannya bertambah, kebiasaannya bertambah.

Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk

atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan

dalam pengertian belajar. Karen individu yang bersangkutan tidak

(37)

21

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri

individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu

perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya

dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar

berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia

akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat

menulis.

Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan

menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis

dengan kapur, dan sebagainya. Di samping itu, dengan kecakapan

menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh

kecakapan-kecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan,

mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu

bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik

dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar

itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang

diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan

itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha

(38)

22

kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari

dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi

hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air

mata, menangis dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai

perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi

Karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti

bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat

menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan

piano setelah belajar, tuidak akan hilang, melainkan akan terus

dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan

atau dilatih (Djamarah, 2011: 16).

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena

ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada

perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya

seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan

apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau

tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian,

perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah

(39)

23

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu

proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika

seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami

perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,

keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

Demikianlah pembicaraan mengenai ciri-ciri belajar

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kerangka pemahaman

terhadap masalah belajar (Djamarah, 2011: 16-17).

3. Faktor Belajar

Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor

eksternal dan internal. Masing- masing faktor tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti

faktor-faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor-faktor eksternal

terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor

(40)

24

keluarga, maupun di masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa

peralatan sekolah, sarana belajar, gedung, dan ruang belajar,

kondisi geografis sekolah dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah

ke sekolah, sarana transportasi yang tersedia dan sejenisnya

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa

manusia. Faktor rksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah

menjadifaktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).

Misalnya kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan

antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran

dalam keluarga, gaya pengasuhan orang tua, hubungan

antarpersonil sekolah, gaya mengajar guru, sikap guru terhadap

siswa dan sebagainya (Sriyanti, 2013: 24-25).

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri

(41)

25

a. Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus

jasmani secara umum yang ada dalam diri individu

sangat memengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus

jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan,

kelelahan, mengantuk dan kebugaran fisik individu.

Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat

maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika

badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang

sehat akan menghambat hasil belajar.

b. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaan

fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait

dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota

tubuh yang ada dalam diri individu. Pancaindra

merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam

diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat

menunjang belajar.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada

dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain

tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,

kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya. Tingkat

kecerdasan akan memengaruhu daya serap serta

(42)

26

juga motivasi, bakat dan minat banyak memberikan warna

terhadap aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu

mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat

kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang

kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar, hanya

yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja

lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik.

Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada

siswa yang mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh

semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah

putus asa, kurang energik gampang menyerah.

Kondisi-kondisi tersebut akan memengaruhi hasil belajar. Faktor

ekstern dan intern memengaruhi keberhasilan belajar,

pengaruhnya bisa bersifat positif atau mendukung, namun

bisa juga negative atau menghambat (Sriyanti, 2013:

25-26).

4. Pengertian hasil belajar

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa

adalah kemampuan ynag diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau

(43)

27

yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.

5. Macam-macam hasil belajar

a. Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai

kemampuan untuk menyerap artindarin materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar

siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang

diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang

dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi

langsung yang ia lakukan.

b. Keterampilan proses

Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah

kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang

mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam

diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan

menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk

(44)

28

c. Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak hanya

merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek

respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental

dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan,

maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang

ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang

struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang,

yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif

merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik

sikap; komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut

emosional; dan komponen konatif merupakan aspek

kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang

dimiliki seseorang.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini

lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam

pemahaman konsep, maka domain yang berperan adalah domain

kognitif (Susanto, 2013: 6-11).

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan

(45)

29

perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,

serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya,

pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap

anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik

dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil

belajar peserta didik (Susanto, 2013: 12).

B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS merupakan sesuatu yang tidak asing bagi setiap orang.

Dalam perkebangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa

tidak terlepas dari kehidupan bemasyarakat. Proses kehidupan

manusia selalu berhubungan dengan sesama manusia dan

makhluk hidup lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia

pada hakekatnya sebagai makhluk social. Sejak kanak-kanak,

pada prinsipnya mereka telah melakukan hubungan dengan

orang lain, misalnya dengan ibu maupun anggota keluarga

yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu

(46)

30

yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir

yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam

keluarga, walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak.

Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami

perkembangan menjadi manusia dewasa secara sempurna

(Rasimin, 2012:35).

Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an

sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara

formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional

dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut

IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran

IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata

pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran

ilmu sosial lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang disingkat IPA sebagai

integrasi dari nama mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika.

Menurut Somantri, penggunaan istilah IPS dan IPA

dimaksudkan untuk membedakannya dengan nama-nama

disipn ilmudi universitas (Sapriya, 2014: 7).

2. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial

Telah kita ketahui bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan

(47)

31

karena itu, masyarakat inilah yang menjadi sumber utama

dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Aspek kehidupan

sosial apapun yang kita pelajari, baik yang berhubungan sosial,

ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah, geografi, dan politik,

semuanya bersumber dari masyarakat. Oleh sebab itu

masyarakat bisa dikatakan sebagai laboratorium demokrasi

bagi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.

Beragam kehidupan sosial yang kita pelajari, tidak akan

lepas dari kehidupan masyarakat atau bersumber dari

masyarakat. Dengan demikian, materi ilmu pengetahuan sosial

yang dapat dipelajari dan menjadi sumber pembelajaran, tidak

hanya sebatas pada kehidupan nyata sesaat di masyarakat,

melainkan juga cerita-cerita, novel, kisah-kisah tokoh terkenal

juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Secara sederhana

bahan bacaan berupa buku, surat kabar, majalah dan makalah

dapat dijadikan sebagai sumber materi pembelajaran ilmu

pengetahuan social (Rasimin, 2012: 44).

3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan

membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi aplikatif.

(48)

32

sebagain pendidikan. Fungsi ilmu pengetahuan sosial sosial

sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Yang

dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan

sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup

bermasyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong,

tolong-menolong sesame umat manusia, dan melakukan tindakan

dalam memecahkan persoalan sosial di masyarakat.

Fungsi imu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan

menurut Sumaatmadja (2007) adalah mengembangkan

perhatian dan kepedulian sosial siswa terhadap kehidupan di

masyarakat dan bermasyarakat. Lebih lanjut dikatakan bahwa

dengan keterampilan tersebut diharapkan dapat terbinanya

sumber daya manusia Indonesia yang berpengetahuan,

terampil, cendikia, dan mempunyai tanggung jawab sosial,

yang memiliki kemampuan merealisasikan tujuan nasional,

yakni menciptakan masyarakat adil dan makmur yang

berdasarkan pancasila dan undang-undang Dasar 1945.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu

pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa

menjadi warga Negara yang baik yang memiliki pengetahuan

keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya

(49)

33

sosial yang memiliki fungsi membina siswa menjadi warga

Negara yang baik dan memiliki pengetahuan,keterampilan dan

kepedulian sosial, hendaknya harus disesuaikan dengan tata

nilai- moral yang berlaku di masyarakat. Islam menghendaki

tata nilai- moral masyarakat lebih teratur dan harmonis dengan

menghargai keadilan.

Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk

mewariskan nilai- moral dalam masyarakat agar dapat

menjunjung tinggi kemuliaan harkat dan derajat manusia. Suatu

masyarakat yang melanggar aturan agama dan hak-hak asasi

manusia akan menanggung akibat yang telah diperbuatnya.

Inilah yang menjadi tugas utama guru ilmu pengetahuan sosial

di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, mengajar ilmu

pengetahuan sosial dengan ikhlas juga dapat dikatakan sebagai

dakwah Islamiyah, karena di dalamnya terkandung cara-cara

menyampaikan nilai- moral agama Islam (Rasimin, 2012:

40-41).

4. Standar Kompetensi IPS Kelas III SD/Mi

Dalam silabus kelas III Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI

Departemen Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi

untuk mata pelajaran IPS. Standar kompetensi yaitu

(50)

34

proses pembelajaran. Standar kompetensi IPS untuk kelas III

SD/MI adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III

Tahun Pelajaran 2015/2016

Semester Setandar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.( satu) 1. Memahami

lingkungan dan melaksanakan

kerjasama disekitar rumah dan sekolah

1. Menceritakan lingkungan alam dan buatan disekitar rumah dan sekolah

2. Memelihara lingkungan alam dan buatan disekitar rumah 3. Membuat denah dan peta

lingkungan rumah sekolah 4. Melakukan kerjasama

dilingkungan rumah, sekolah dan desa

5. Materi Lingkungan Alam dan Buatan

a. Mengenal lingkungan alam dan buatan

Lingkungan merupakan ruang yang kita tempati beserta

segala sesuatuyang ada di dalamnya. Lingkungan terbagi

menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Lingkungan alam terjadi karena proses alami dan merupakan

buatan Tuhan, sedangkan lingkungan buatan merupakan

lingkungan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Contoh lingkungan alam adalah sungai,

laut, hutan, rawa, dan danau. Contoh lingkungan buatan adalah

waduk, taman, selokan, dan kolam. Alam adalah benda-benda

(51)

35

dan buatan yang ada di sekitar kita ada yang baik dan ada yang

buruk, lingkungan alam dan buatan yang baik adalah

lingkungan yang asri, indah, dan nyaman. Lingkungan seperti

ini dapat dikatakan sebagai lingkungan sehat. Sedangkan

lingkungan alam dan buatan yang menyedihkan dapat

dikarenakan kotor dan kumuh, misalnya tumpukan sampah di

sungai, selokan yang mampet, serta pantai yang dipenuhi

sampah.

1. Lingkungan Alam

a. Lingkungan Alam Daratan

Dibedakan menjadi:

1) Pantai

2) Gunung

3) Pegunungan

4) Hutan

5) Tanjung

b. Lingkungan Alam Perairan

1) Sungai

2) Danau

3) Selat

4) Teluk

(52)

36

6) Samudra

2. Manfaat Lingkungan Alam

a. Pantai dimanfaatkan untuk tempat rekreasi.

b. Abu vulkanik gunung berapi dapat menyuburkan tanah.

c. Hutan bermanfaat sebagai paru-paru dunia, penyimpan

air di tanah, penghasil udara bersih, sumber kayu, dan

objek wisata.

d. Sungai bermanfaat untuk mengairi sawah/irigasi, sarana

transportasi, memelihara ikan dengan keramba, dan

juga objek wisata.

e. Danau bermanfaat untuk irigasi, pembangkit listrik,

memelihara ikan, dan objek wisata

f. Teluk bermanfaat sebagai pelabuhan, penangkapan

ikan, dan tempat rekreasi.

g. Laut bermanfaat sebagai sarana transportasi,

penangkapan ikan, sumber mineral, pembuatan garam,

dan tempat rekreasi.

h. Pegunungan biasanya dimanfaatkan untuk area

perkebunan

3. Lingkungan Buatan

Lingkungan sengaja diciptakan oleh manusia untuk

melengkapi kebutuhan hidupnya. Lingkungan buatan antara

(53)

37

a. Taman

b. Kolam

c. Air mancur

d. Gedung

e. Jalan dan Jembatan

f. Pelabuhan, Terminal, Bandara dan Stasiun

g. Rumah sakit

h. Pasar

i. Waduk

j. Monumen

C. Metode Karyawisata

1. Pengertian Karyawisata

Karyawisata mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan

karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini artinya kunjungan

ke luar kelas dalam rangka belajar. Contohnya mengajak siswa ke

gedung pengadilan untuk mengetahui system peradilan dan proses

pengadilan selama satu jam pelajaran. Jadi, karyawisata tersebut tidak

mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan

waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat

yang jauh disebut study tour (Majid, 2013: 215).

Metode karyawisata adalah metode pembelajaran dengan cara

mengunjungi suatu objek tertentu, misal museum, pabrik, dan

(54)

38

(2005: 112), merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan

oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama

pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum

sekolah. Meskipun karyawisata memiliki banyak hal yang bersifat

nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama

berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia

luar (Hamdayama, 2014: 171).

2. Langkah-langkah Karyawisata

Agar penggunaan teknik karyawisata dapat efektif, maka

pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut

:

a. Persiapan

Dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran

dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi

pemimpin objek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala

sesuatunya, penyusunan rencana yang matang, membagi

tugas-tugas, mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan,

pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan.

b. Pelaksanaan karyawisata

Dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu

petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah

(55)

39

demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung

jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.

c. Akhir karyawisata

Pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala

hal hasil karyawisata, menyusun laporan atau paper yang memuat

kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kagiatan

karyawisata, seperti membuat grafik, gambar, model-model,

diagram, dan sebagainya.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :

a. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh para petugas pada objek karyawisata itu, serta mengalami dan

menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak

mungkin diperoleh di sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat

mengembangkan bakat khusus atau keterampilan mereka.

b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu

maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan

memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.

c. Dalam kesempatan ini, siswa dapat bertanya jawab, menemukan

sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala

persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan

bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam

(56)

40

d. Dengan objek yang ditinjau itu, siswa dapat memperoleh

bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi,

yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

Kelemahan metode karyawisata antara lain :

a. Mempergunakan transportasi sehingga memerlukan biaya yang

besar

b. Menghabiskan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah

c. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan,

kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu

dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus atau pun hal-hal

yang berbahaya.

D. Kedudukan Metode Karyawisata pada Materi

Alasan penggunaan metode karyawisata pada mata pelajaran IPS

materi Lingkungan Alam dan Buatan ialah karena obyek yang akan

dipelajari hanya ada di tempat obyek itu berada. Siswa dapat melihat serta

mendapatkan pengalaman secara langsung. Belajar melalui karyawisata ini

berkesan di dalam pikiran siswa, mengembangkan pemikirannya. Siswa

menjadi aktif secara langsung dalam pembelajaran materi lingkungan alam

dengan melihat obyek alam yang dikunjungi serta materi lingkungan

buatan dengan melihat secara langsung lingkungan buatan berupa kolam

(57)

41

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat Penelitian : SD Negeri Margosono

Alamat Penelitian : Desa Margosono

Tahun Berdiri : 1973

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Materi Pokok : Lingkungan Alam dan Buatan

Kelas/ Semester : III/ 1

2. Visi dan Misi

Visi :

Maju berprestasi berbekal Iptek, Imtaq, Akhlak Mulia, Nilai-nilai

budaya dan karakter bangsa

Misi :

a. Mengembangkan sikap dan perilaku religius di dalam dan di luar

sekolah

b. Meningkatkan sumber daya dan kinerja tenaga pendidik

c. Mewujudkan peserta didik yang cerdas, terampil dan berakhlak

mulia

d. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara intensip untuk

mencapai tingkat daya serap yang tinggi

(58)

42

f. Melaksanakan program pengajaran dengan disiplin

g. Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana sekolah dasar dalam

menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan PAKEM

3. Tujuan Sekolah

a. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan

kegiatan pembiasaan

b. Membentuk tenaga yang handal dan penuh dedikasi

c. Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat

kecamatan

d. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak dilingkungan masyarakat

sekitar

e. Menjadi sekolah pelopor gerakan disiplin dalam pembelajaran

f. Menjadi sekolah dengan pembelajaran yang menyenangkan

4. Keadaan Guru

Keadaan guru di SDN Margosono ada 9 orang. Untuk lebih

jelasnya mengenai data guru SDN Margosono dapat dilihat pada tabel

3.1.

Tabel 3.1

Data keadaan guru SDN Margosono

(59)

43

9 Eko Heriyanto L S1 Guru

10 Joko Sutopo L SLTA Pak Kebun

5. Keadaan Siswa

Keadaan siswa kelas III berjumlah 18 anak yang terdiri dari 11

laki-laki dan 7 perempuan.

Tabel 3.2

Keadaan siswa kelas III SDN Margosono

NO NAMA L/P

Siswa kelas III SDN Margosono berjumlah 18 anak. Terdiri dari 11

siswa laki-laki dan 7 perempuan. Selama proses penelitian semua

siswa mengikuti pelajaran tanpa ada yang izin sakit atau tanpa alasan.

(60)

44

Tabel 3.3

Data siswa kelas III SDN Margosono

NO NAMA L/P

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPS Semester 1

tahun ajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan dua kali tahapan yaitu

dua kali siklus. penelitian tersebut dilaksanakan pada jam pertama.

Waktu Pelaksanaan :

Kegiatan Siklus I, tanggal 12 Oktober 2017

Kegiatan Siklus II, tanggal 20 Oktober 2017

Dalam penelitian ini, pembelajaran IPS kelas III dengan Bab Lingkungan

Alam dan Buatan. Dilakukan dengan 2 x tatap muka dengan alokasi 3 x 35

menit atau 3 jam mata pelajaran pada siklus I, dan 2 x 35 menit pada

siklus II dengan menggunakan jam pelajaran sekolah yang diakhiri

(61)

45

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

1. Perencanaan

Rencana persiapan yang dilakukan peneliti adalah :

a. Melakukan diskusi dengan guru kelas

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat

serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode

karyawisata dengan materi lingkungan alam dan buatan, dengan

kompetensi dasar menceritakan lingkungan alam dan buatan di

sekitar rumah dan di sekolah

c. Menetapkan jadwal wisata

d. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

e. Menyiapkan konsumsi untuk bekal siswa

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan metode karyawisata.

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan tindakan :

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucaokan salam, do’a,

mengabsen siswa.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

c. Guru menyampaikan materi lingkungan alam.

(62)

46

e. Siswa melakukan pengamatan dengan melihat secara langsung

lingkungan alam yang ada di Curug Jeglong bersama

kelompoknya.

f. Siswa menuliskan hasil pengamatan dengan kelompoknya untuk di

diskusikan.

g. Siswa yang dipilih oleh guru membacakan hasil pengamatannya.

h. Siswa bersama guru membuat rangkuman.

i. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi dalam bentuk tes tertulis

untuk mengetahui perkembangan siswa selama mengikuti

pembelajaran.

3. Observasi

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk

mengetahui sejauh mana pembelajaran dengan metode karyawisata

dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan oleh

peneliti yaitu mengamati aktivitas siswa, interaksi sosial siswa dalam

pembelajaran. serta mengambil foto pada saat pembelajaran

berlangsung. Selain observasi yang dilakukan pada siswa juga

diadakan observasi atau pengamatan pada guru mengenai kemampuan

guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode karyawisata

sesuai dengan menggunakan RPP.

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menambah rasa kepedulian orang tua umumnya, khususnya seorang ayah pada remaja yang putus sekolah sehingga anak putus sekolah masih mempunyai

 Tuhanku, Allah SWT yang telah membimbing dalam doaku sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini..  Orang tuaku tersayang H.jainal dan Hj.Asnawati yang selama ini

Siswa mengamati gambar dengan teliti gambar yang ada tersebut bersama teman- temannya tentang perilaku hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan

Jawab setiap soalan dengan menghitamkan ruangan yang betul pada kertas jawapan objektif. Answer each question by blackening the correct space on the objective

Namun tidak berarti bahwa dengan rasionalitasnya , suara hati dan segenap pandangan moralnya harus dibuktikan terlebih dahulu, melainkan kita harus terbuka bagi setiap argumen

Pengujian kuat geser balok dilakukan pada balok berukuran 20 cm x 25 cm x 160 cm dengan dua buah konfigurasi pemasangan tulangan geser, yaitu pemasangan tulangan geser vertikal

Metode pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan

Dengan adanya komputerisasi, maka kemudahan dalam pencarian dan penambahan data dapat dirasakan sehingga setiap orang akan menggunakan waktu dengan efektif dan efisien.