• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA SISWA KELAS IV MI DARUSSALAM KALIJAMBE KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PADA SISWA KELAS IV MI DARUSSALAM KALIJAMBE KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI KOMUNIKASI MELALUI MODEL VISUAL, AUDITORY,

KINESTETIK (VAK) DAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI DARUSSALAM KALIJAMBE

KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

PUJI HARTANTO NIM 115 14 047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI KOMUNIKASI MELALUI MODEL VISUAL, AUDITORY,

KINESTETIK (VAK) DAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI DARUSSALAM KALIJAMBE

KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

PUJI HARTANTO NIM 115 14 047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

v MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu itu ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 5-6).

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku Bapak (Rasim) dan Ibu (Suginem) tersayang, sebagai wujud baktiku kepada beliau, yang telah membesarkan dan mendidikku dengan ikhlas yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan memenuhi kebutuhanku hingga jenjang S1.

2. Kakakku (Sodirin dan sumiyatun) tersayang yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan jenjang S1.

3. Nur Amanah yang selalu menemani serta memberikan motivasi serta dorongan kepadaku dalam menyelesaikan studiku.

4. Bapak ibu guru dan bapak ibu Dosen yang telah mengamalkan ilmunya dari awal masuk bangku sekolah hingga sarjana, serta bapak dosen pembimbing skripsiku Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. yang telah membimbing dan memberi arahan kepadaku.

(8)

vi

KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga zaman kaya ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Komunikasi Melalui Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan Penggunaan Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan

saran yang membangun kepada penulis.

4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan tulus yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberi motivasi dan dukungannya.

(9)

vii

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Pimpinan dan Petugas Perpustakaan (IAIN) Salatiga dan Perpustakaan Umum Salatiga yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk mendapatkan buku-buku yang diperlukan sampai skripsi ini terselesaikan. 9. Bapak Sulaiman,S.Ag, S.Pd.I, M.S.I selaku kepala MI Darussalam

Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI Darussalam Kalijambe.

10.Ibu Siti Nurlela, S.E, S.Pd. selaku wali kelas IV MI Darussalam Kalijambe yang telah membantu proses penelitian ini.

11.Siswa siswi kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang telah berkenan, mendukung serta membantu penelitian dalam melakukan penelitian ini.

12.Teman-teman serta sahabat yang telah menginspirasi, saling mendukung dan berjuang bersama-sama.

Semoga atas bantuan dan kerja sama yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran untuk pembaca selalu penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.

(10)

viii ABSTRAK

Hartanto, Puji. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Komunikasi Melalui Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.

Kata Kunci : Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Model VAK , Metode Sosiodrama

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018 pada pelajaran Bahasa Indonesia materi Komunikasi masih rendah rata-rata kelas hanya mencapai 57,41 sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 dan KKM Nasional 75. Hal ini karena dalam menyampaikan pelajaran Bahasa Indonesia, guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama dapat dijadikan alternatif model pembelajaran terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Model ini mengarahkan pemahaman siswa pada pembelajaran aktif , yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih mampu memahami materi dan pembelajar Bahasa Indonesia menjadi lebih menyenangkan.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, observasi dengan mengamati perilaku siswa dalam proses pembelajaran.

(11)

ix

DAFTAR ISI Halaman Sampul

Lembar Berlogo

Halaman Judul ... i

Halaman persetujuan pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Pernyataan Keaslian Tulisan ... iv

Motto dan Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xiv

Daftar lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

E. Kegunaan Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 9

(12)

x

I. Pengumpulan Data ... 15

J. Analisis ... 16

K. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia a. Belajar ... 19

1) Pengertian Belajar ... 19

2) Pengertian Hasil Belajar ... 20

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20

c. Ciri- ciri Belajar ... 22

d. Tujuan Hasil Belajar ... 23

e. Prinsip-prinsip belajar ... 24

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Pengertian Bahasa Indonesia ... 27

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 28

c. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 29

d. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia ... 30

3. Komunikasi ... 32

a. Pengertian Komunikasi ... 32

b. Pengertian Telepon ... 33

(13)

xi

4. VAK (Visualization, Auditory, Kinestetik) ... 37

a. Pengertian VAK ... 37

b. Langkah-langkah VAK ... 43

c. Kelebihan VAK ... 44

d. Kelemahan VAK ... 45

5. Sosiodrama a. Pengertian Sosiodrama ... 45

b. Langkah-langkah Sosiodrama ... 46

c. Kelebihan Sosiodrama ... 47

d. Kelemahan Sosiodrama ... 48

B. Kajian Pustaka ... 49

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Darussalam Kalijambe 1. Profil Sekolah MI Darussalam Kalijambe ... 51

2. Visi, Misi dan Tujuan ... 51

3. Keadaan Siswa ... 52

B. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian ... 53

2. Waktu Penelitian ... 54

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1. Siklus I ... 55

(14)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus

1. Pra Siklus ... 67 2. Siklus I ... 68 3. Siklus II ... 75 B. Pembahasan

1. Hasil Rekapitulasi ... 82 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 83 B. Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skema Siklus Penelitian ... 10

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa MI ... 53

Tabel 3.2 Data Responden Siswa Kelas IV ... 54

Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif Pra Siklus ... 68

Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus ... 68

Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus I ... 69

Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I ... 70

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 70

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 73

Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif pada Siklus II ... 75

Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II ... 76

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 77

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 80

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Sekolah ... 82

(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi

Lampiran 4 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 7 : daftar Nilai SKK

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tiga modelitas pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Neil Fleming (2001) untuk menunjukkan preferensi individu dalam proses belajarnya, yakni Visual, Auditoris, dan kinestetik (VAK) meskipun ketiga modelitas tersebut hampir semuanya dimemiliki oleh setiap orang, tetapi hampir semuanya dari mereka cenderung pada salah satu diantara ketiganya (Dilts, Grinder, Bandler & Delozier 1980) ketiga modelitas ini digunakan untuk pembelajaran, pemprosesan, dan komunikasi.

Visual modelitas Visual mengakses citra visual yang diciptakan mapun

diingat, seperti warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar. Auditoris modelitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun

diingat, seperti musik, nada irama, rima, dialog internal, dan suara.

Kinestetik modelitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang

diciptakan maupun diingat, seperti gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Kinestetik dapat dicirikan sebagai berikut: 1) banyak gerak 2) belajar sambil bekerja, menunjukkan tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik dan 3) mengingat sambil berjalan dan melihat.

(18)

2

menyenangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru harus memperhatikan model pembelajaran yang diterapkan dalam kelas agar mampu menumbuhkan minat belajar pada siswa, akan tetapi guru seringkali kurang memperhatikan model pembelajaran yang diterapkan sehingga cara mengajar guru tidak sesuai dengan cara belajar siswa. Setiap siswa dengan cara yang lain memiliki cara belajar yang bebeda-beda dan semua cara sama baiknya. Guru harus mengetahui cara belajar siswa agar dalam menyampaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Misalnya guru menggunakan model pembelajaran cenderung didominasi Auditori secara audio sedangkan siswa yang dihadapi merupakan tipe siswa

dengan gaya belajar dengan kinestetik atau visual maka siswa akan kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan mengekspresikan pengetahuannya dalam bentuk tindakan. Tidak jarang guru mengartikan ekspresi siwa saat belajar sedemikian rupa sebagai suatu kenakalan. Bahkan guru berpandangan bahwasannya siswa itu malas, bermain sendiri, tidak memperhatikan, dan sebagainya, pada akhirnya presepsi guru seperti itu berdampak pada kurangnya minat belajar siswa didalam kelas. Siswa cenderung asik dengan gaya belajarya sendiri dan guru tidak mengerti apa yang dibutuhkan siswa.

(19)

3

secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatau, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat diaksanakan dengan berbagai metode (Zainal, 2016).

Manfaat dari adanya model pembelajaran dan metode pembeajaran salah satunya adalah untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, dan membuat siswa semakin semangat dalam proses belajar mengajar.

(20)

4

Pada Siswa Kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kec. Bringin Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

Melihat permasalahan itu maka peneliti mengangkat judul di atas yang didasari dari keberhasilan peneliti saudari Zera Febri Anoria dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Dengan Model Pembelajaran Visual, Auditorial Dan Kinestetik (VAK) Pada Siswa Kelas V Mi Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran VAK dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan cahaya dan sifat -sifatnya pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :

Apakah penggunaan Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan Komunikasi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

(21)

5

(VAK) dan metode Sosiodrama siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam

Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari kata hipo dan thesis, hipo artinya rendah dan thesis artinya kebenaran. Jadi hipotesis adalah kebenaran yang masih memiliki taraf kerendahan dan akan diuji kebenarnnya melalui penelitian (Maslikhah, 2013: 41).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia pokok bahasan Komunikasi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut : a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus

pertama ke siklus dua dan seterusnya.

(22)

6 E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna dan bermanfaat secara teoritik dan praktis. 1. Secara Teoritik

Penelitian ini berguna untuk mengetahui apakah penerapan model Visual, Audio, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama dapat

meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi komunikasi pada siswa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.

2. Secara Praktis a. Bagi Siswa

1) Melatih siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran

2) Meningkatkan ketrampilan berbicara siswa seperti bertanya dan mengungkapkan pendapat

3) Membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan

4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. b. Bagi Guru

(23)

7

2) Meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah yang muncul dari masing-masing siswa

3) Meningkatkan mutu kinerja guru saat proses pembelajaran karena berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. c. Bagi Sekolah

1) Sekolah akan mengalami perubahan atau perbaikan yang lebih pesat karena mampu menanggulangi berbagai masalah belajar siswa. 2) Berbagai strategi atau teknik pembelajaran dapat dihasilkan sekolah

dan disebarluaskan ke sekolah lain

3) Sekolah memiliki guru yang berpotensi dan professional dalam mengelola kelas.

d. Bagi Peneliti

1) Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti

2) Peneliti dapat mengembangkan pengetahuan ide kreatifnya dalam melakukan penelitian.

F. Definisi Operasional

Untuk memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap judul diatas maka dijelaskan dibawah ini :

1. Hasil Belajar

(24)

8 2. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dan diberikan di sekolah dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Sekolah Menengah Atas. Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Indonesia yang harus dikuasai untuk dapat mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.

3. Model Visual, Auditory dan Kinestetik (VAK)

Model pembelajaran Visual, Auditory, KinestetiK (VAK) adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar untuk menjadikan si belajar merasa nyaman. Model pembelajaran VAK merupakan anak dari model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi pembelajaran di masa depan (Shoimin, 2013:226).

Manfaat peneliti dalam menggunakan Model Visual, Auditory dan Kinestetik (VAK) untuk menyembadani siswa yang cenderung didominasi

Auditori secara audio sedangkan siswa yang dihadapi merupakan tipe siswa dengan gaya belajar dengan kinestetik atau visual maka siswa akan kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan mengekspresikan pengetahuannya dalam bentuk tindakan.

4. Metode Sosiodrama

(25)

9

sosial. Untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh peserta didik di bawah pimpinan pendidik, melalui metode ini, pendidik ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antara sesama manusia (Aqib, 2016:184 )

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari 3 kata yang dapat yang dapat dipahamai pengetahuannya sebagai berikut: a. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

(26)

10

Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun gambaran tahap penelitian adalah sebagai berikut :

Skema Siklus Penelitian

Gambar 1.1 skema siklus penelitian (Arikunto,2010: 50) 2. Lokasi, waktu dan subyek penelitian

a. Lokasi

(27)

11

Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

b. Waktu

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan kurang lebih satu bulan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang dari tanggal 23 April sampai 28 Mei 2018.

c. Subyek penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang dipilih sebagai subyek penelitian karena dinilai perlu adanya suatu pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dan hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Komunikasi dengan menggunakan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.

3. Langkah-langkah Penelitian

(28)

12 a. Perencanaan (Planning)

Rencana (planning) adalah bagian awal yang harus dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.

3) Mempersiapkan lembar pengamatan guru untuk mengetahui kondisi guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Visual, Audio, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.

4) Mempersiapkan lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian perhatian siswa.

5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan model Visual, Audio, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.

6) Menyusun tes formatif untuk siswa.

7) Target yang diharapkan dalam penetapan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama ini keberhasilan

(29)

13 b. Action (Tindakan)

Tahap tindakan merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan tahap pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi.

c. Observation (Pengamatan)

Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran. Pantauan guru saat proses pembelajaran berlangsung, kondisi siswa mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.

d. Reflection (Refleksi)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam hal ini dilakukan analisis data berupa: 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran

2) Evaluasi hasil observasi

(30)

14

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya yaitu pada siklus II dan seterusnya. H. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah:

1. Lembar observasi

Lembar observasi meliputi lembar observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model Visual, Audio, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama. Lembar pengamatan ini disusun untuk mengetahui tentang penerapan model pembelajaran Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama pada siswa kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. 2. Soal tes

Lembar soal diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Indonesia siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan dengan menerapkan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.

3. Dokumentasi

(31)

15

rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto). Dokumentasi digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa, foto-foto kegiatan pembelajaran tiap tahap penelitian, dan deskripsi umum gambaran Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Gambaran umum madrasah meliputi: visi misi sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, kondisi sarana prasarana yang dimiliki.

4. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini merupakan sejumlah pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti berkaitan dengan gambaran umum madrasah dan metode pembelajaran yang sering digunakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe.

I. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan

(32)

16 2. Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angk (Kusumah dan Dwitagama, 2010:78). Tes yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes tertulis.

3. Dokumentasi

Dokumentasi terdiri dari foto, tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumentasi resmi. Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumen adalah data mengenai keadaan sekolah baik dari sisi sistem pendidikan maupun dari segi organisasi sekolah.

4. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subyek. Pada penelitian ini hasil wawancara yang didapatkan adalah data tentang kelengkapan data profil sekolah.

J. Analisis

(33)

17

untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif yang digunakan berupa presentase sebagai berikut :

1. Menghitung rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut: M

Keterangan :

M = Nilai rata-rata

∑x = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 302)

2. Menghitung presentasi ketuntasan belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : P = Presentasi F = Frekuensi

N = Jumlah Siswa (Djamarah, 2005: 264-265). K. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah para pembaca penulis menguraikan sistematika penulisan sebagai berikut :

(34)

18

BAB II : Berisi kajian pustaka dan kajian teori yang mencakup : hasil belajar siswa meliputi definisi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan ciri-ciri belajar. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI. Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) meliputi Visual, Auditory, Kinestetik (VAK), cara membuat dan kegunaan model

Visual, Auditory, Kinestetik (VAK), kelebihan dan

kekurangan Visual, Auditory, Kinestetik (VAK), aplikasi Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dalam pembelajaran.

Komunikasi, pantun, pesan, pengumuman. pengertian sosiodrama, langkah-langkah metode sosiodrama, kekurangan dan kelebihan metode sosiodrama.

BAB III : Berisi Pelaksanaan Penelitian mencakup Subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV : Berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup : deskripsi paparan persiklus meliputi deskripsi paparan siklus I, deskripsi paparan siklus II dan pembahasan. BAB V : Penutup mencakup : kesimpulan dan saran yang

(35)

19

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Hasil belajar a. Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik (Djamarah, 2002: 141). Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Muhibin, 2003: 63). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(36)

perubahan-20

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Susanto,2013: 5).

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik kemudian akan diukur dan dinilai kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan serta merubah perilaku secara keseluruhan dalam interaksi anatara individu dengan lingkungan dari hasil pengalamannya sendiri.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara global diklasifikasikan menjadi tiga faktor yaitu; faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.

1) Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.

a) Aspek Fisiologis

(37)

21

indera harus senantiasa dijaga agar terlindungi dari bahaya yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi tersebut. b) Aspek Psikologis

Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa antara lain : tingkat kecerdasan/ intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal

Faktor- faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial (Muhibin Syah,2003: 138).

a) Lingkungan Sosial

(38)

22

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.

b) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Faktor non sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Contoh faktor non sosial adalah kondisi sekolah, lingkungan belajar, sarana dan prasarana, dan lain -lain. Sedangkan faktor sosial adalah faktor di luar individu yang berupa manusia. Contoh faktor sosial adalah kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, kehadiran orang dalam belajar, keharmonisan keluarga, gaya pengasuhan orang tua, gaya mengajar guru, sikap guru terhadap siswa dan sebagainya (Sriyanti, 2013:25)

c. Ciri-ciri belajar

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Menurut Dimyati dkk (2002:8) sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri adapun ciri-ciri belajar yaitu :

(39)

23

2) Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. 3) Belajar bisa dilakukan diberbagai tempat

4) Belajar dapat dilakukan sepanjang hayat 5) Dapat memecahkan masalah

6) Dapat mempertinggi martabat pribadi. d. Tujuan Hasil Belajar

Tujuan hasil belajar (Hamalik, 2003: 160-161) adalah sebagai berikut:

1) Memberi informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar. Informasi yang didapat dari hasil belajar menunjukkan adanya suatu perubahan yang mengalami kemajuan atau kemunduran. 2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina

kegiatan-kegiatan belajar yang lebih lanjut. Informasi hasil belajar dipertimbangkan baik dari segi kelebihan dan kelemahan, yang dijaikan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar selanjutnya.

(40)

24

4) Memberikan informasi sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuan sendiri dan merangsangnya untuk melakukan perbaikan. Informasi ini berguna untuk menyadarkan siswa untuk memperbaiki diri tanpa adannya paksaan dari pihak luar.

5) Memberi informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas. Informasi ini ditujukan untuk manfaat jangka panjang demi kualitas kehidupan siswa yang lebih baik.

6) Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, mi nat dan bakatnya. Informasi ini sangat penting dalam mengambil keputusan dalam menentukan masa depan.

e. Prinsip-Prinsip Belajar

(41)

25

meningkatkan mengajarnya. Dimyati dkk (2002:42-49) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagi berikut :

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. 2) Keaktifan

Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

3) Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman

Dalam belajar melalui pengamatan langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggungjawab terhadap hasilnya.

(42)

26

kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan ketrampilan.

4) Pengulangan

Pentingnya prinsip pengulangan yaitu yang pertama pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.

5) Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

6) Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori Conditioning

(43)

27 7) Perbedaan Individual

Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan yang merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut (Departemen Agama RI, 2004:103). Selain itu juga bahasa Indonesia juga disebut bahasa resmi Negara Indonesia. Sebagai bahasa resmi, kedudukan bahasa Indonesia tentu saja berbeda dengan bahasa lain yang ada di Indonesia. Walau Indonesia mempunyai banyak bahasa daerah, namun hanya memiliki satu bahasa resmi yakni bahasa Indonesia (Kurniasari, 2014: 7).

(44)

28

juga informasi yang dilakukan secara berselubung atau tidak secara langsung (Slamet, 2007:80).

Di dalam pengajaran Bahasa Indonesia, terdapat keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan, yaitu keterampilan-keterampilan reseptif (keterampilan mendengarkan dan membaca) dan keterampilan produktif (keterampilan menulis dan berbicara). Pengajaran bahasa diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan produktif dapat turut tertingkatkan pada tahap-tahap selanjutnya. Seterusnya, peningkatan keduanya itu menyatu sebagai kegiatan berbahasa yang terpadu (Slamet, 2007:6). b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik khususnya dan masyarakat umunya memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1) Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara efektif, efisien, baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.

2) Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta merasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.

(45)

29

4) Supaya anak didik masyarakat bisa menggunakan bahasa Indonesia guna semakin meingkatkan kemampuannya.

5) Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang merupakan syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta memperhalus budi pekerti.

6) Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi, edukasi, dan rekreasi yang sehat.

7) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya ke dalam karya tul is baik fiksi maupun non fiksi (Wintala, 2015:17).

c. Fungsi Bahasa Indonesia

(46)

30

pengetahuan dan teknologi, serta sebagai alat perhubungan dalam kepentingan pemerintahan dan kenegaraan (Slamet, 2007:5).

Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Sarana pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.

2) Sarana peningkatan pengetahuan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya.

3) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4) Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik

untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah. 5) Sarana pengembangan penalaran.

6) Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khasanah kesusastraan Indonesia (Departemen Agama RI, 2004:103). d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

(47)

31

serta mengapresiasi dan mengekspresikan sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita rakyat, cerita anak-anak, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.

2) Berbicara yaitu seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, sesuatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, pengalaman, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh, kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.

(48)

32

4) Menulis yaitu seperti menulis karangan naratif dan non-naratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Kompetensi menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis (Departemen Agama RI, 2004:104).

3. Komunikasi

a. Pngertian Komunikasi

(49)

33

b. Menyampaikan Pesan Melalui Telepon

Telepon adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Tata tertib berbicara melalui telepon, diantaranya: 1. Angkat telepon, tunggu nada sambung. Lalu, tekanlah nomor

yang kita tuju.

2. Setelah diangkat oleh penerima, segera ucapkan salam “Assalamualaikum” atau “selamat pagi, siang, atau malam”.

3. Bicaralah yang sopan, singkat, dan jelas.

4. Jika penerima menanyakan identitas penelepon, jawablah dengan jelas.

5. Jika orang yang ditelepon tidak ada, sampaikan pesan dan nama pemberi pesan dengan jelas kepada penerima.

Percakapan

Danu : “Hallo, benarkahn ini nomor 0231-202429?” Andi : “Benar. Ingin berbicara dengan siapa, ya?

Danu : “Bisa bicara dengan Dini, Kak?”

Andi : “Oh, Dini sedang keluar. Ini dengan siapa, ya?”

Danu : “Dengan Danu, teman sekolah Dini, Kak.”

(50)

34

Danu : “Ada kak. Besok ada lomba membaca puisi diadakan di

aula Kantor Walikota pukul sembilan pagi. Cuman itu saja, Kak.”

Andi : “Ya, nanti kakak sampaikan.”

Dodi : “Terimakasih, Kak.”

Andi : “Sama-sama, Dik.” c. Pengumuman

Pengumuman adalah berita yang bertujuan untuk memberitahukan sesuatu kepada pembaca. Fungsi lain dari pengumuman yaitu untuk mempromosikan sesuatu, pengumuamn dapat ditempet dipapan pengumuman dapat juga ditayangkan ditayangkan dilayar televise atau disiarkan diradio.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumuman: 1. Kalimat singkat, sopan , dan mudah dimengerti.

2. Isi pengumuman jelas atau mudah dibaca/didengar oleh pembaca atau pendengar.

3. Pembuatan pengumuman harus jelas. Bagian bagian pada pengumuman : 1. Orang yang dituju

2. Isi pengumuman yang mencakup macam kegiatan atau informasi , waktu dan tempat pelaksanaan , serta syarat mengikutinya.

(51)

35

4. Orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan pengumuman dengan menandatanganinya.

Pengumuman ada 2 jenis: 1. Pengumuman resmi

Pengumuman resmi adalah suatu pengumuman yang dibuat oleh suatu lembaga. Pengumuman resmi, biasanya terdiri dari kepala pengumuman (yang berisi nama lembaga yang membuat pengumuman, alamat lembaga yang membuat pengumuman, nomor pengumuman, isi pengumuman, tanggal pembuatan pengumuman, dan nama serta tanda tangan yang bertanggung jawab). Contoh :

Pengumuman

Dalam rangka memperingari HUT RI ke 77 maka MI Darussalam Kalijambe mengadakan berbagai kegiatan :

1. Lomba menggambar

2. Lomba pidato untuk kelas 4 sampai kelas 6 temanya bebas yang akan dilaksanakan pada :

hari / tanggal : Sabtu , 18 Agustus 2018 waktu : 08.00 WIB sampai selesai

Demikian pengumuman ini disampaikan, atas perhatianya disampaikan terima kasih.

(52)

36

Kepala MI Darussalam Kalijambe

Sulaiman, S.Ag, S.Pd.I, M.S.I 2. Pengumuman tidak resmi

Pengumunan tidak resmi adalah pengumuman yang dibuat secara pribadi.

Contoh : Adam : Efa…

Efa :Kenapa dam? Adam : Main yuk

Efa : Ayo, sekalian ajak Safri agar lebih ramai Adam : Oke, ayo kerumah Safri

Adam dan Eva : Sari… Safri :Iya, ada apa? Adam dan Eva : Main yuk Safri : Main kemana?

Adam : Main kelapangan samping rumahku Safri : Iya ayo (merekapun berangkat kelapangan) Raisa : Hay teman-teman (sambil melambaikan tangan)

(53)

37

Raisa :Iya, Eh ini ada pengumuman (sambil melihatkan pamplet)

Adam : Pengumuman apa?

Raisa : Pengumuman tentang orang yang kehilangan dompet Adam : Coba bacakan pengumumannya

Raisa : Oh iya saya bacakan “Pengumuman

Bagi yang menemukan dompet warna biru harap menghubungi Kundari atau mengubungi 087837755100, terima kasih”.

4. Visual, Auditory, Kinestetik (VAK)

a. Pengertian Visual, Auditory, Kinestetik (VAK)

Menurut Shoimin (2014:226) Model Pembelajaran Visual, Auditori dan Kinestetik (VAK) adalah model pembelajaran yang

(54)

38

seseorang mampu mengkombinasikan modalitas satu dengan yang lain maka kemampuan belajarnya akan meningkat tetapi terdapat juga siswa yang cenderung pada salah satu modalitas yang dimilikinya. Modalitas banyak digunakan dalam proses pembelajaran dan komunikasi. Adapun macam-macam modalitas adalah sebagai berikut: 1) Visual

Menurut Deporter & Mike (2016:116) ciri-ciri orang visual adalah sebagai berikut:

a) Rapi dan teratur

b) Berbicara dengan cepat

c) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik d) Teliti terhadap detail

e) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi

f) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam fikiran mereka

g) Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar h) Mengingat asosiasi visual

i) Biasanya tidak terganggu oleh keributan j) Pembaca cepat dan tekun.

(55)

39

memahami sesuatu dengan melihat dan mengalami kesulitan dalam merangkai kata ketika berbicara.

2) Auditorial

Menurut Deporter & Mike (2016:118) ciri-ciri siswa yang auditori adalah sebagai berikut:

a) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja b) Mudah terganggu oleh keributan

c) Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

d) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara

f) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita g) Berbicara dalam irama yang berpola

h) Biasanya pembicara yang fasih i) Lebih suka musik dari pada seni

(56)

40 3) Kinestetik

Menurut Deporter & Mike (2016:118) ciri-ciri siswa yang kinestetik adalah sebagai berikut:

a) Berbicara dengan perlahan b) Menanggapi perhatian fisik

c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka d) Berdiri dekat ketika berbicara dengan oarng

e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak f) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar g) Belajar melalui memanipulasi dan praktik

h) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

i) Menggunaan jari sebagai penunjuk ketika membaca j) Banyak menggunakan isyarat tubuh

k) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.

Seseorang yang memiliki modalitas kinestetik akan cenderung mudah menerima, mengingat, dan memproses informasi berupa gerakan, koordinasi, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Siswa akan lebih mudah belajar dengan melakukan atau bergerak.

(57)

41

a) Somatis artinya tubuh atau raga. Siswa dengan tipe ini akan belajar dengan cepat bila dilakukan dengan memanfaatkan tubuh, baik melalui aktivitas yang melibatkan tubuh, ataupun dengan memperhatikan bagian-bagian tubuhnya.

b) Auditif artinya suara. Siswa tipe ini akan lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan.

c) Visual adalah gaya belajar siswa dengan melihat. Siswa tipe ini akan mudah memahami pelajaran dengan melihat. d) Intelektual, gaya belajar dengan perenungan.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa modalitas atau gaya belajar siswa adalah visual, auditori, dan kinestetik. Siswa yang visual dapat dilatih dengan meminta mereka mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan, membicarakan situasi tersebut, menggambarkan proses, prinsip. Siswa yang auditori dapat dilatih dengan mengajak membaca dengan keras, mengajak aktif saat berdiskusi dalam memecahkan masalah, meminta siswa untuk berbicara tentang apa yang mereka ketahui.

(58)

42 a) Pembelajaran Visual

Pembelajaran yang didalamnya ide-ide, konsep-konsep dan informasi lain diasosiasikan dengan gambar-gambar dan tekhnik-tekhnik. Mereka yang memiliki pola belajar visual biasanya mampu memahami informasi dengan menggambarkannya secara nyata.

b) Pembelajaran Auditorial

Pembelajaran yang di dalamnya seseorang sangat bergantung pada pendengaran dan pembicaraan orang lain selama proses belajarnya. Pembelajaran auditorial harus mendengar apa yang dikatakan agar bisa memahami, dan sebaliknya mereka sering kali kesulitan menghadapi instruksi-instruksi tertulis.

c) Pembelajaran Kinestetik

(59)

43

siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Belajar kinestetik adalah pembelajaran yang melibatkan siswa aktif selama proses pembelajaran, karena melibatkan aktivitas fisik dan menggerakkan/ menggunakan tubuh pada saat belajar.

Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang multi sensorik yang melibatkan tiga unsur gaya belajar, yaitu penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Gaya belajar multi sensorik membuat pendidik untuk tidak hanya mendorong siswa untuk menggunakan satu modalitas saja, tetapi berusaha mengkombinasikan semua modalitas untuk memberi kemampuan yang lebih besar dan menutupi kekurangan yang dimiliki masing-masing siswa.

b. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran dengan Model Visual, Auditory, KinestetiK (VAK)

Penerapan model pembelajaran VAK dalam proses pembelajaran terdapat beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Langkah-langkah model pembelajaran VAK menurut Shoimin (2014:227) adalah sebagai berikut:

1) Tahap persiapan atau kegiatan pendahuluan

(60)

44

pengalaman belajar yang akan datang kepada siswa dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk menjadikan siswa lebih siap dalam menerima pelajaran.

2) Tahap penyampaian atau kegiatan inti pada eksplorasi

Guru mengarahkan siswa untuk menemukan materi pelajaran yang baru secara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindra, yang sesuai dengan gaya belajar VAK. 3) Tahap tahap pelatihan atau kegiatan inti pada elaborasi

Guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan menyerap pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan gaya belajar VAK.

4) Tahap penampilan hasil atau kegiatan inti pada konfirmasi

Guru membantu siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada kegiatan belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.

c. Kelebihan Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK)

Kelebihan metode ini menurut Shoimin, 2014:228 antara lain:

1) Pembelajaran akan lebih efektif karena mengkominasikan ketiga gaya belajar.

(61)

45

3) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

4) Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi aktif.

5) Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.

6) Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

d. Kelemahan Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) Adapun kelemahan metode ini adalah:

Kelemahan dari model pembelajaran VAK adalah terdapat beberapa orang yang tidak mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Seseorang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar akan menyerap informasi yang disampaikan dengan menggunakan gaya belajar yang dicenderunginya.

5. Sosiodrama

a. Pengertian Sosiodrama

(62)

46

antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peran berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, missalnya berperan sebagai lurah, penjudi, nenek tua renta dan sebagainya ( Zainal,2016:185)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama yaitu cara mengajar yang memberikan kesempatan anak didik utuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnya menurut kamus Besar Bahasa Indonesia,sosiodrama adalah drama yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat tentang masalah sosial dan politik.

b. Langkah-langkah Metode Sosiodrama 1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok

2) Guru mengarahkan siswa untuk menentukan tema dan skenario yang meliputi situasi, masalah, peristiwa dan latar.

3) Siswa secara bergantian memerankan drama yang telah disiapkannya.

4) Guru sebagai sutradara (fasilitator) dapat menghentikan drama (apabila esensi atau pokok yang akan dibahas telah dicapai). 5) Guru mengarahkan pada diskusi. Pada proses ini guru dan siswa

(63)

47

yang diangkat dalam sosiodrama dan tanggapan mengenai penampilan siswa.

c. Manfaat Metode Sosiodrama

1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, yang mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi.

2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia,seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya.

3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.

d. Kelebihan Metode Sosiodrama

(64)

48

sehingga dapat menumbuhkan sikap saling pengertian, tenggang rasa, toleransi, dan cinta kasih terhadap sesama makhluk. Akhirnya siswa dapat berperan dan menimbulkan diskusi yang hidup, karena merasa menghayati sendiri permasalahannya. Juga penonton tidak pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik.

Kelebihan metode sosiodrama secara umum yaitu :

1) Dapat memberikan kesan yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa

2) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias

3) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menimbulkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan yang tinggi

4) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.

e. Kelemahan Metode Sosiodrama

Menurut Roestiyah (1991), metode sosiodrama mempunyai kelemahan sebagai berikut:

(65)

49

2) Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, maka akan mengacaukan berlangsungnya sosiodrama.

B. Kajian Pustaka

1. Dari penelitian Zera Febri Anoria dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Ipa) Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Dengan Model Pembelajaran Visual, Auditorial Dan Kinestetik (VAK) Pada Siswa Kelas V Mi Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran VAK dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan cahaya dan sifat -sifatnya pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran. Hal ini terbukti dari perolehan hasil belajar siswa yang terus meningkat. Dari 28 siswa hasil tes pendahuluan hanya mencapai 39,3% sedangkan yang diharapkan adalah 85% dari seluruh siswa mencapai KKM (nilai 70). Pada siklus ke I hasil belajar meningkat menjadi 67,86% siswa yang tuntas dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 96,4% siswa yang tuntas.

(66)

50

(67)

51 BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe 1. Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe

Nama Madrasah Darussalam Kalijambe

NIS/NIPSN 60712793

NISS 111533220113

Akreditasi Madrasah B

Alamat Lengkap Madrasah Dsa,Kalijambe Rt.001 Rw,002 Kec.Bringin Kab.Semarang Nama Kepala Sekolah Sulaiman, S.Ag, S.Pd.I, M.S.I

No Telp/Hp 085740717077

Kepemilikan Tanah Hak Milik

Luas Bangunan 241M

2. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi

Berilmu,beramal baik, berakhlakkul karimah b. Misi

(68)

52 c. Tujuan

Mencetak anak berilmu tinggi berpengetahuan luas, menjadikan anak berguna bagi orang lain Negara dan Agama, menjadikan anak berbudi luhur.

3. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe

Komite Madrasah Doni Astono

Kepala Madrasah Sulaiman, S.Ag, S.Pd.I, M.S.I

Sekretaris Sri setyani

Bendahara Rizal H, S.Pd

Anggota Endang A, S.Pd.I.

Wahyu P. Amd Irfan

Nur S. S.Pd.I Nur S. S.Pd.I Rochayati

4. Keadaan Siswa

(69)

53 Tabel 3.1

Data Jumlah Siswa MI Darussalam Kalijambe Tahun Ajaran 2017/2018

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

L P

1 I 14 8 22

2 II 11 10 21

3 III 6 10 16

4 IV 7 10 17

5 V 10 7 17

6 VI 12 6 18

Jumlah 60 51 111

B. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(70)

54 Tabel 3.2

Data Responden Siswa Kelas IV MI Darussalam Kalijambe Tahun Ajaran 2017/2018

No Nama Keterangan

Laki-laki Perempuan

1 Adam Riski P L

(71)

55 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus

1. Siklus I

Pada Tahap ini peneliti mengadakan pertemuan dengan guru untuk berdiskusi tentang persiapan penelitian. Kemudian dilanjutkan mempersiapkan materi pelajaran dan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Di dalam RPP memuat seluruh konsep pembelajaran, sumber, media pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Penelitian juga menyiapkan lembar soal yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai tolak ukur hasil belajar siswa. Selain itu, juga menyiapkan lembar observasi aktivitas guru untuk merekam jalannya pembelajaran.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus 1 dilaksanakan pada Senin, 14 Mei 2018. Target yang ingin dicapai adalah siswa mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal ini merupakan kesepakatan bersama dari persatuan guru kelas IV MI Darussalam Kalijambe, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilakukan 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai

(72)

56

a. Tahap Perencanaan/Planning antara lain:

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menyampaikan pesan melalui telepon.

2) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa.

4) Merancang atau menyiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan.

5) Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui perubahan dan pengembangan.

6) Merancang model dan metode pembelajaran yaitu VAK dan Sosiodrama yang berkaitan materi pekerjaan

b. Tahap Implementasi Tindakan/Acting

Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengamat dan guru sebagai pengajar. Penerapan tindakan mengacu pada konsep pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah di desain. Adapun kegiatan dalam siklus I ini adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:

a) Guru mengucapkan salam

(73)

57

c) Guru mengecek kehadiran siswa dengan bertanya “siapa teman kalian yang tidak berangkat hari ini?”

d) Guru memberi motivasi siswa supaya lebih bersemangat dalam menerima materi dengan memberikan pertanyaan “siapa yang tau

hari ini kita akan belajar tentang apa?”

e) Guru menggali kemampuan awal siswa berkenaan dengan materi yang akan dipelajari dengan memberitahu materi yang akan dipelajari dan bertanya “siapa yang sudah pernah betcakap-cakap melalui telepon?”

f) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (60 menit), antara lain:

Eksplorasi

a) Guru meminta peserta didik untuk membaca teks dan melihat gambar yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain (visual).

b) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya jawab tentang gambar dan teks yang sudah dibaca dan dirasa kurang dimengerti (audio, kinestetik).

(74)

58 Elaborasi

a. Guru menjelaskan pengertian telepon dan tata cara bertelepon dengan baik (Audio)

b. Guru memberikan pertanyaan mengenai tujuan menyampaikan pesan melalui telepon (Audio)

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya dan mempersilakan untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya (Visual, Kinestetik)

d. Guru mempersilakan siswa secara sukarela tanpa ditunjuk untuk menjawab.

e. Apabila tidak ada siswa dengan sukarela menjawab guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab (Kinestetik)

f. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, yaitu setiap kelompok terdiri dari 5 orang (kinestetik).

g. Guru meminta setiap kelompok untuk membuat percakapan dimana didalamnya terdapat suatu pesan untuk disampaikan melalui telepon (Kinestetik).

h. Guru membagikan alat peraga berupa telepon kepada setiap kelompoknya (Visual).

(75)

59

j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih 2 orang untuk mewakili setiap kelompoknya untuk maju kedepan dan memerankan percakapan telponnya (Kinestetik).

k. Setelah percakapan disampaikan, guru meminta siswa dalam setiap kelompok untuk mencatat pesan yang disampaikan lewat telepon tersebut (Kinestetik).

Konfirmasi

a) Guru memanggil satu pasangan dalam kelompok untuk maju kedepan presentasi hasil percakapan yang dibuatnya.

b) Guru meminta siswa yang berada dibelakang untuk mencatat pesan yang disampaikan melalui telpon tersebut dan

membacakannya.

3) Kegiatan Akhir (5 menit) antara lain:

a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.

b) Guru memberikan pujian terhadap kelompok yang mengerjakan tugas dengan benar.

c) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar siswa dalam menerima materi.

(76)

60

e) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa untuk pulang

f) Guru mengucap salam c. Tahap Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain :

1) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.

2) Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk mengamati aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi/Reflekting

Setelah melakukan pembelajaran pada siklus 1 dan menganalisis hasil pengamatan, peneliti mengadakan refleksi. Ternyata dari 17 siswa, masih beberapa siswa yang belum mencapai KKM materi yang telah disampaikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1) Metode pembelajaran VAK dan metode Sosiodrama masih terlalu baru untuk siswa.

2) Siswa tidak fokus pada materi yang diajarkan.

(77)

61

Pada siklus 1 masih menganggap proses pembelajaran sama yang dilakukan oleh guru kelas IV (Empat) yang hanya menggunakan metode ceramah. Disini guru harus bisa menggunakan teknik pembelajaran yang baru agar siswa memperhatikan dan fokus dalam pembelajaran serta hasil belajar meningkat.

2. Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada Senin, 21 Mei 2018, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x35 menit) dan dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga tidak menganggu pembelajaran yang lain.

Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dilakukan 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai

berikut :

a. Tahap Perencanaan/ Planning

Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini, peneliti berupaya meningkatkan keaktifan, perhatian dan prestasi siswa dalam pembelajaran. Materi yang dibahas dalam siklus ini, yaitu “Pengumuman”. Adapun perencanaan dalam siklus II ini, sebagai

Gambar

Gambar 1.1 skema siklus penelitian (Arikunto,2010: 50)
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang aplikasi kios informasi berbasiskan multimedia di Perkantoran Hijau Arkadia yang dapat memberikan kemudahan dalam penyampaian

Seperti yang telah diketahui bahwa penduduk asli merupakan mereka yang sejak zaman prasejarah telah tinggal di kawasan Republik Indonesia, ciri-ciri biologis

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda ini dilakukan dengan bantuan software.. Ini berarti bahwa variabel

a) meN- : berfungsi membentuk verba yang sering kali menunjukkan tindakan aktif di mana fokus utama dalam kalimat adalah pelaku, bukan tindakan atau obyek

Tahun 2019 yang akan datang, Gereja KAJ mengangkat tema "Amalkan Pancasila: Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat." Pemaparan historis, filosofis, politik

Hasil penelitian dapat dilihat dari siklus I yaitu nilai rata-rata tanggung jawab berdasarkan hasil angket siswa sebesar 3,2 dengan kriteria baik, prestasi

Sumberdaya yang tersedia, baik sumberdaya manusia (SDM), maupun pendanaan dan sarana prasarana penting untuk keadaan darurat merupakan potensi yang dapat mendukung

Arah hubungan yang timbul antara ukuran dewan komisaris dengan Internet Financial Reporting (IFR) adalah berpengaruh positif karena semakin banyak jumlah