i
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA
ARAB MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK
USIA DINI DI RA MASITOH SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
SA’DIYATUL MUNAWAROH
NIM. 11613006
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iii
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA
ARAB MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK
USIA DINI DI RA MASITOH SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
SA’DIYATUL MUNAWAROH
NIM. 11613006
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
vii
MOTTO
دجو ّدج نم
“Siapa yang sabar pasti beruntung”viii
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya…Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.
Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu, serta memperkenalkanku dengan cinta, atas karunia dan serta
kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku:
1. Kedua orangtuaku, Bapak Sa’idan Mubarok dan Ibu Durrotul Yatimah yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan
kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani rintangan yang ada di depanku.
2. Keluarga Besar Yaa Bismillah IAIN Salatiga, Bidikmisi angkatan 2013 yang
selalu memberikan dorongan serta motivasi agar selalu bersabar dalam menghadapi setiap masalah.
3. Guru-guruku yang hebat dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh
kesabaran.
ix
5. Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang terkasih kepada calon ayah dari anak-anakku Ejang Emlani Malik Al-Ghifari yang selalu memberikan
semangat di sela rutinitas kesibukannya, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Sahabat-sahabatku tercinta, Nur Dewi Haryati, Khafidhotul Baroroh, Venny Nur Hidayati, Mariyatul Qibtiyah, Riska Cahya Anggraini, Yuni Lestari, dll terimakasih banyak untuk segala hal, untuk kenangan indah dalam setiap bait pada
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua jurusan PIAUD.
4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.
6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yeng telah banyak membantu
dalam penyelesaian skripsi ini
7. Ibu Kumaisaroh, SHI selaku Kepala RA Masitoh Pendem Kecamatan Ledok
xi
8. Ibu Sri Arijati selaku Guru Kelompok A RA Masitoh yang telah banyak membantu dan membimbing penulis.
9. Dewan guru RA Masitoh Pendem Kecamatan Ledok Kota Salatiga. 10.Siswa-siswi kelompok A RA Masitoh.
11.Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku di rumah yang telah mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
12.Sahabat-sahabatku tercinta, Gendut, Baroroh, Venny, Riska, Yuni, Atul dkk yang selalu mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
13.Seseorang yang turut serta menguatkan, dan senantiasa memberi semangat, dukungan, motivasi, dan doa untuk kelancaran penulis menyelesaikan skripsi ini.
14.Teman-teman Jurusan PIAUD angkatan 2013 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini
xii
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 06 September 2017 Penulis
xiii ABSTRAK
Munawaroh, Sa’diyah. 2017. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Melalui Metode Bernyanyi Pada Anak Usia Dini di RA Masitoh Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I Kata Kunci : Kosakata Bahasa Arab, Bernyanyi, Anak Usia Dini.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Arab melalui metode bernyanyi pada anak usia dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada anak usia dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus.
Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada anak usia dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017. Dari analisis data didapatkan bahwa hasil dari penguasaan kosakata Bahasa Arab melalui metode bernyanyi pada anak usia dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya, yaitu sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas sebesar 29%, setelah dilakukan tindakan yang disepakati yaitu melalui metode bernyanyi diperoleh pada siklus I sebesar 53% dan pada siklus II meningkat menjadi 94%. Hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator pencapaian sebesar 75% yang ditetapkan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode bernyanyi pembelajaran kosakata Bahasa Arab dapat diserap anak dengan mudah.
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
JUDUL ………. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………….……….. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ………..……….... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………... iv
MOTTO .……… v
F. Definisi Operasional ...……… 8
G. Metode Penelitian …..……… 9
H. Sistematika Penulisan .……… 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Peningkatan ……….. 21
B. Pengertian Penguasaan ………... 21
xv
D. Hakikat Bahasa untuk Anak Usia Dini ………. 23
E. Bahasa Arab ……… 31
F. Hakikat Metode Bernyanyi ……… 33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 40
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus ...……… 47
C. Deskripsi Penelitian pelaksanaan Siklus I ..………. 47
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II ..……… 57
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus……….. 65
B. Pembahasan………... 73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..……… 80
B. Saran ..……….. 80
C. Penutup …..……….. 82 Daftar Pustaka
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran bahasa asing, aspek kosa kata adalah aspek yang penting dari semua aspek bahasa asing yang harus dikuasai anak didik.
Menurut Muhammad Ali Khuli (1986:89) dalam bukunya assaliiba tadaris al-lughoh
al-arabiyyah menyatakan bahwa penguasaan atau pengetahuan kosa kata (mufrodat) mempunyai faedah yang sangat penting sekali, karena penguasaan kosa kata
bermanfaat bagi orang yang ingin menulis atau mengarang bahkan belajar tentang bahasa Arab.
Penguasaan bahasa bertujuan agar manusia dapat berkomunikasi dengan
baik, maka seorang pembelajar harus menguasai kosa kata, karena akan banyak membantu anak didik dalam belajar bahasa asing (Bahasa Arab) terutama dalam
menguasai keempat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Manusia mengungkapkan berbagai macam peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan kata-kata yang tersusun dalam kalimat untuk itu penguasaan kosa kata adalah suatu hal yang utama untuk dipelajari sebagai syarat untuk anak didik yang ingin mahir dalam berbahasa. Karena kualitas berbahasa
seseorang jelas tergantung pada kualitas kosa kata yang dimiliki. Semakin banyak kosa kata yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan untuk terampil berbahasa
2
pembelajaran bahasa asing maka dalam pengajarannya perlu menggunakan metode dan strategi tertentu agar dapat mencapai tujuan hasil belajar yang diharapkan.
Sebuah metode akan dianggap efektif apabila metode tersebut memperhatikan minat dan kemampuan anak didik. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran (Mulyana, 2005:107).
Selain metode komponen penting lainnya adalah strategi. Strategi adalah taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar. Jadi strategi pembelajaran itu
meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program yang tidak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran (Iskandarwassid dan Dadang Sunandar, 2008:9). Bahkan dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran yang paling penting
diantaranya media atau sarana (Ali Khuli, 2010:32).
Menurut Bobby De Potter (2008:24) dalam bukunya Quantum Teaching mengatakan “masukilah dunia mereka dengan kita memasuki dunianya maka sejauh
itu pula pengaruh yang kita miliki di dalam kehidupan mereka”. Pada dasarnya anak
usia dini akan mudah dalam pembelajaran kosa kata bahasa Arab (mufrodat), sebab daya tangkap dan pemahaman mereka masih sangat mudah untuk diberi pengetahuan sejak dini. Agar dapat meningkatkan prestasi anak maka perlu adanya inovasi baru
3
Menurut teori aktif proses pembelajaran yang baik adalah belajar aktif. Dalam proses belajar aktif peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus
dilakukan. Peserta didik menggunakan otaknya untuk memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan tentang apa yang telah mereka pelajari (Mel Silberman, 2002:11).
Seiring dengan perkembangan zaman, anak didik usia dini tidak hanya dituntut mahir dalam berbahasa Indonesia akan tetapi perlu dikenalkan dengan bahasa asing seperti bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa pengantar internasional
yang amat penting. Karena Negara Indonesia merupakan bagian dari negara-negara yang ada di dunia, oleh karenanya jika bangsa Indonesia ingin maju dan berkembang,
maka harus dapat berinteraksi di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan pendidikan dengan berbagai negara di dunia melalui perantara bahasa internasional yaitu bahasa Inggris, tetapi bahasa Arab juga bisa dipelajari untuk
berinteraksi dengan warga Arab. Bangsa yang maju adalah bangsa yang peduli akan nasib generasi penerusnya, sedangkan bahasa merupakan kunci utama bagi generasi
bangsa untuk membuka jendela dunia. Maka sebaiknya generasi penerus bangsa kita, perlu dikenalkan dan diajarkan bahasa Arab. meskipun bahasa Arab itu sendiri bukan
termasuk komponen yang wajib dalam kurikulum PAUD/TK/RA. Namun apa salahnya jika semenjak usia dini atau masa emas (golden age) dimana usia 0–6 tahun adalah masa peka dan pesatnya perkembangan otak anak, maka sangat tepat jika anak
4
Oleh sebab itu penguasaan kosa kata bahasa Arab yang merupakan dasar agar kita dapat berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya, perlu mendapatkan
perhatian dan perlu ditingkatkan pada anak usia dini.
Dengan penguasaan kosa kata bahasa dengan baik, anak didik akan mempunyai
bekal ilmu pengetahuan tambahan yang berguna ketika memasuki jenjang pendidikan dasar yang lebih tinggi yaitu SD/MI dan yang terpenting adalah anak didik dibekali kemampuan memahami kata sederhana dan melafalkan kosa kata bahasa Arab
dengan benar.
Namun dalam praktiknya di lembaga pendidikan anak usia dini, dalam
pembelajaran bahasa khususnya di RA Masitoh masih dijumpai berbagai masalah yaitu keterbatasan kosa kata yang diketahui anak, permasalahan lain yaitu terdapat orang tua atau orang–orang yang ada di sekitar anak yang sengaja berbicara dengan
lafal yang dibuat-buat, serta adanya beberapa anak yang mempunyai gangguan alat artikulasi sehingga anak tidak dapat mengucapkan bunyi-bunyi vokal tertentu. Dari
hasil observasi awal yang telah dilakukan, diperoleh hasil ketuntasan dalam bidang bahasa mencapai 28 % dari 16 anak RA Masitoh kelompok A, yang artinya masih
banyak anak yang kurang tertarik dengan pembelajaran bahasa, guru hanya menyuruh anak untuk menebalkan huruf, menyalin kembali huruf/kata/kalimat bahkan anak sering disuruh mendengarkan cerita yang terkadang membosankan, sehingga anak
5
Mengacu dalam Permendikbud RI No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD dalam Panduan Pendidikan Kurikulum 2013 PAUD Anak Usia Dini 5 - 6
(2014 : 7) menerangkan bahwa: “Pembelajaran bahasa menurut Kompetensi Dasar pada kurikulum dua ribu tiga belas mencakup tiga hal yaitu memahami (reseptif) bahasa, keaksaraan dan mengekspresikan bahasa”.
Hal ini perlu mendapat perhatian yang lebih agar anak didik kita dapat menguasai seluruh aspek perkembangan bahasa dengan baik .
Mengingat permasalah tersebut diatas dan agar anak-anak lebih mudah menyerap, memahami, menguasai kosa kata bahasa, serta untuk menumbuhkan daya pikir, daya
imajinasi, daya kreatifitas anak didik, maka anak didik tersebut harus terlibat langsung dalam menemukan pengetahuan dan kreatifitasnya sendiri.
Penerapan metode bernyanyi diharapkan agar anak didik mampu memahami dan
akhirnya mampu menggunakan kosa kata bahasa Arab dengan tepat, kemudian untuk harapan kedepannya anak mampu untuk mengembangkannya ke dalam bentuk
kalimat sederhana di jenjang pendidikan selanjutnya SD/MI. Karena berawal dari penguasaan bahasa, maka anak akan cepat dan mudah dalam menguasai semua aspek
perkembangan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengangkat judul, “PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB MELALUI
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
masalah apakah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada anak usia
dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar
anak didik dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada anak usia dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang akan
dibuktikan secara statistik (Nana Syaodih S., 2008: 316).
Hipotesis tindakan dipahami sebagai dugaan tentang suatu hal untuk
membuktikan benar atau tidaknya dugaan itu perlu diuji terlebih dahulu (M. Toha, dkk, 2009: 128).
Adapun hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut: “Penggunaan metode
7
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis:
1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu :
a. Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan peningkatan profesional guru.
b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Arab melalui metode bernyanyi
pada anak usia dini.
c. Bagi guru RA, guru dapat menambah wawasan betapa pentingnya memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode
pembelajaran yang tepat yaitu dengan metode bernyanyi.
d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif
dalam merancang dan mengelola kegiatan yang menyenangkan untuk anak didik.
2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu : a. Bagi orang tua
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan orang tua anak
8
dipahami oleh anak didik serta dapat memotivasi belajar anak didik guna memasuki jenjang sekolah selanjutnya.
b. Bagi guru
Guru adalah teladan dan orang tua anak di sekolah, hendaknya
guru dapat menyampaikan kosakata Bahasa Arab dengan baik dan tepat sehingga dapat digunakan anak dalam kehidupan sehari- hari dengan baik pula.
c. Bagi anak didik
Diharapkan dengan penelitian ini anak didik dapat menerima,
memahami serta dapat menggunakan kosakata Bahas Arab dengan baik dan benar, sehingga anak lebih komunikatif.
d. Bagi sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan atau pengetahuan baru tentang peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Arab
melalui metode bernyanyi, agar dapat diwujudkan dalam suatu lembaga pendidikan yang berhasil membentuk anak yang aktif berkomunikasi
dengan baik. F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama penulis
9 a. Meningkatkan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:371) arti dari kata
meningkatkan adalah mempertinggi atau menaikkan. b. Penguasaan
Penguasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:468) adalah proses, cara, perbuatan menguasai sesuatu.
c. Kosa Kata
Pengertian kosa kata menurut Buku Besar Bahasa Indonesia (2003:597) adalah perbendaharaan kata atau banyaknya kata-kata yang
dimiliki suatu bahasa. d. Bahasa Arab
Pengertian bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:77)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun, baik budinya, menunjukkan bangsa, budi bahasa atau
perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan).
Pengertian Arab menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (1997:62)
adalah nama bangsa di Jazirah Arab dan timur tengah.
Jadi dapat kami ambil kesimpulan bahwa Bahasa Arab adalah tutur
10 e. Metode Bernyanyi
Metode bernyanyi adalah syair-syair yang mudah disusun menurut
susunan tertentu dan dibacakan dengan menyanyikan bersama-sama serta memiliki tujuan tertentu (Ahmad Yunus, 1983:92). Tujuan bernyanyi
diantaranya untuk menambah rasa percaya diri, membangkitkan kegembiraan hari dan dapat memperbaiki akhlak (Ahmad Yunus, 1983:93).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
melalui refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Igak dan Kuswaya, 2008:416).
PTK adalah kolaborasi, melibatkan partisipan bersama- sama bergabung dengan mengkaji praktik pembelajaran dan mengembangkan
pemahaman tentang makna tindakan (Supardi, 2006:105). PTK kolaboratif dipilih oleh peneliti karena masalah muncul di kelas dan perlu adanya penyelesaian. Pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
perhatian khusus untuk diamati.
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena
11
yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas Yanto (2013,42) menjabarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model kemmis dan Taggart
Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning)
,tindakan (acting) , observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
12 2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini dilakukan pada anak didik kelompok A di RA
Masitoh yang berlokasi pada Jln. Argobudoyo no. 11 Pendem kec. Ledok Kota Salatiga yang berjumlah 16 anak yang terdiri dari 5 perempuan dan 11
laki- laki.
Peneliti memilih kelompok A, karena usia perkembangan bahasa sangat penting untuk lebih diprioritaskan semenjak dini, dengan penguasaan
kosakata bahasa maka anak kelompok A akan mudah mempelajari aspek perkembangan lainnya (nilai agama moral, kognitif, fisik motorik, sosial
emosional dan seni), semakin banyak anak didik kelompok A dalam menguasai kosa kata bahasa maka akan semakin cepat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang baru. Adapun model pembelajaran yang digunakan di
RA Masitoh yaitu menggunakan model sentra. Untuk itu peneliti mencoba mencari suatu solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut dengan
metode bernyanyi sehingga penguasaan kosakata bahasa dapat meningkat.
3. Langkah- langkah Penelitian
Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu:
a. Tahap Rencana
1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan
13
2) Membuat gambar bagian tubuh manusia beserta kosa kata bahasa Arab yang akan diajarkan kepada anak didik.
3) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar penugasan, yang mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan
dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut. 4) Membuat simulasi perbaikan.
b. Tahap Tindakan
Yang merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan metode bernyanyi sesuai dengan konsep pembelajaran yang
tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahap perencanaan. c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses
pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator
yang telah ditentukan penulis secara terlampir. d. Tahap Analisis dan Refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk
14 4. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk
tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, hasil penilaian.
b. Tes buatan peneliti, yaitu berupa lembar penugasan yang dikerjakan oleh anak didik yang berupa hasil menebalkan huruf Arab, tes buatan peneliti
tersebut digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif nantinya.
c. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak
didik selama proses pembelajaran berlangsung secara bersamaan, yaitu anak didik tidak diperintahkan maju satu per satu dalam melaksanakan
tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti perintah guru dalam menebalkan huruf Arab dan melafalakan kosa kata.
d. Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu Kepala Sekolah dan guru pendamping kelompok A di RA Masitoh. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah
15 1) Foto kegiatan pembelajaran 2) RKH
3) Data siswa, guru dan profil sekolah
f. Catatan lapangan yang diperlukan peneliti disini adalah catatan rinci
tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi pada saat penelitian. Catatan lapangan diperoleh dari apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan oleh peneliti.
5. Pengumpulan Data
Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat digunakan, akan
tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu peneliti harus memilih strategi yang tepat. Adapun strategi yang digunakan peneliti antara lain yaitu :
a. Metode Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran.
Menurut Sukardi (2009 :78) menyatakan bahwa observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja anak didik dalam situasi alami. Dalam
16 b. Metode Dokumentasi
Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah menggunakan
teknik dokumentasi. Menurut Sukardi (2009 : 81) Pada teknik ini, dimungkinkan peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam
sumber tertulis, dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya. Serta untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.
c. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut
yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan (Depdiknas,2006)
Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data
17 6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang
bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.
Analisis data menurut Arikunto (2008:128) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Tahap – tahap yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah
a. Pengumpulan data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan selesai pengumpulan data.
b. Reduksi data
18
dilakukan untuk memberikan gambaran yang jelas, mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data dan mencarinya apabila diperlukan.
c. Display data
Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian singkat
yang bersifat naratif dan tabel.
d. Kesimpulan
Kesimpulan dimaksudkan untuk melihat apakah tujuan pembelajaran yaitu penggunaan metode bernyanyi dapat meningkatkan
penguasaan kosakata bahasa Arab pada anak usia dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.
Apabila penelitian tahap pertama (siklus I) belum memenuhi
tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut (penelitian ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat memenuhi atau berhasil
dalam tujuan pembelajaran tersebut maka penelitian dihentikan sampai siklus II.
19
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah
dilakukan. Analisis data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat
20
1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.
2. Menghitung presentase peningkatan kosa kata anak. Presentase pencapaian
kemampuan rumusnya, yaitu :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
Prosentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Prosentase Keberhasilan Kelas = Total prosentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
3. Membuat tabulasi skor observasi pengamatan kosakata Bahasa Arab melalui metode bernyanyi, adapun rancangan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan
No Nama
Anak
Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status
21 Keterangan :
a. Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan persentase pingkatan
penguasaan kosakata Bahasa Arab pada masing-masing anak.
b. Persentase keberhasilan: diperoleh dari persentase standar ketuntasan
belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan hasil belajar tiap anak sebesar 75%.
c. Status pencapaian: diperoleh dari perbandingan antara skor persentase
pencapaian dengan persentase keberhasilan (75%). Jika hasil persentase pencapaian < (kurang dari) persentase keberhasilan maka status pencapaian yaitu “B” artinya belum tercapai. Dan bila persentase
pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan maka
status pencapaian yaitu “S” artinya sudah tercapai.
22
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian
penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematka skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian :
Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran.
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II : Kajian Pustaka, berisi tentang kosakata Bahasa Arab untuk anak
usia dini, langkah bernyanyi, pengertian peningkatan Bahasa Arab melalui metode bernyanyi pada anak usia dini.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang Gambaran Umum Lokasi, Subyek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus,
Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang Deskripsi Per Siklus
dan Pembahasan.
23
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peningkatan
Pengertian peningkatan secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (1989:371) adalah mempertinggi atau menaikan derajat taraf.
Menurut Heidi Saputra (2014:142) dalam kamus bahasanya istilah
peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berarti lapis dari sesuatu yang bersusun dan peningkatan berarti kemajuan.
B. Pengertian Penguasaan
Menurut Pateda (1994:63) menyatakan bahwa penguasaan bahasa dapat
dilakukan secara aktif dan pasif. Penguasaan bahasa secara aktif adalah kemampuan untuk mengungkapkan pikiran dan gagasan dengan menggunakan bahasa yang baik
melalui lisan dan tulis. Seseorang berbahasa secara aktif yaitu seseorang mampu mengungkapkan gagasan dan pikiran kepada orang lain, serta mampu memahami dan
mengerti bahasa orang lain baik secara lisan maupun tulisan.
Tahap penguasaan bahasa pada anak dipengaruhi oleh perkembangan jiwa dan usia anak. Pada waktu anak belajar berbahasa ia harus mendengarkan lebih dahulu
kata-kata atau kalimat yang diujarkan orang lain. Kata-kata dan kalimat yang diujarkan orang lain berhubungan dengan proses berpikir, kegiatan, benda yang
25
melalui proses berpikir yang kemudian diungkapkan dalam bentuk kata atau kalimat yang sederhana. Ada beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi
penguasaan kosakata bahasa anak, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kondisi organ pengindraan sebagai saluran yang dilalui indera dalam
perjalanannya ke otak (kesadaran). Misalnya konsep benda yang ditangkap atau dipersepsikan anak yang buta warna akan berbeda dengan yang punya penglihatan normal.
2. Intelegensi atau tingkat kecerdasan mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti atau memahami sesuatu.
3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak, pengalaman yang dimiliki anak terhadap sesuatu hal itu menentukan cara berfikir mereka.
4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak
mendapat pengalaman secara tidak langsung dari orang lain atau informasi dalam buku, film, dan sebagainya.
5. Jenis kelamin, karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan sejak kecil telah dilatih dengan cara yang dianggap sesuai dengan jenis
kelaminnya.
26
C. Pengertian Kosa Kata
Pengertian kosakata berdasarkan Heidi Saputra (2014:51) adalah
perbendaharaan kata atau banyaknya kata-kata yang dimiliki suatu bahasa. Pendapat ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soedjito (1992:1) yaitu semua
kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kata yang dipakai dalam suatu ilmu, kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara, Sejumlah kata dari suatu bahasa yang disusun secara alfabetis beserta dengan sejumlah penjelasan maknanya,
layaknya sebagai sebuah kamus.
Dalam kamus Almunjid (1990:575) kosa kata memiliki makna
“Mufrodat adalah sebuah kata yang memiliki makna tunggal, lawan dari jamak
karena belum tertambah dengan kata kerja yang lain (kosa kata asli) baik satu kata, tiga kata ataupun lima kata”.
Menurut Henry Guntur Tarigan (2011:26) mengemukakan tentang
penguasaan tentang penguasaan kosakata dasar yaitu kata-kata yang tidak berubah atau sulit bercampur dengan bahasa lain yang kurang sesuai. Adapun kosakata dasar
yaitu:
a. Pakaian sehari-hati. b. Kata ganti.
c. Bilangan pokok. d. Kata kerja pokok.
27 f. Macam-macam anggota tubuh. g. Benda-benda universal.
D. Hakikat Bahasa untuk Anak Usia Dini 1. Pengertian Bahasa
Menurut Suhartono 2005:8) berpendapat bahwa “Bahasa merupakan
rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan serta sikap manusia”.
Bahasa anak mempunyai pengertian yaitu bahasa yang dipakai oleh anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan dan lain-lain
untuk kepentingan pribadinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:77), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Berdasarkan pembahasan tentang pengertian bahasa di atas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang khusus dilakukan oleh manusia dengan mempergunakan sarana berupa alat
ucap manusia. Bahasa berfungsi sebagai sarana berkomunikasi dalam pergaulan sehari-hari, sarana untuk mengembangkan bidang ilmu, untuk mempelajari latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan, dan adat
28
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa
Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada
manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai
kematangan. Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) di sepanjang rentang usia perkembangan manusia, masa tersebut merupakan periode sensitif (sensitive period), di mana anak secara khusus mudah
menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya.
Pengembangan berbahasa anak harus berada dalam lingkungan yang
kondusif dan mengupayakan pengembangan berbahasa anak secara intensif. Pengembangan kemampuan berbahasa anak menurut Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 3) dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Agar anak dapat mengolah kata secara komprehensif.
b. Agar anak dapat mengekspresikan kata-kata dalam bahasa tubuh yang
dapat dipahami oleh orang lain.
c. Agar anak mengerti setiap kata yang didengar dan diucapkan, mengartikan
dan menyampaikan secara utuh kepada orang lain.
29
3. Fungsi Bahasa
Halliday dalam Suhartono (2005: 9) menyatakan bahwa fungsi bahasa
perorangan yaitu suatu pemakaian bahasa atas dasar individu anak yang masih kecil. Halliday meneliti penggunaan bahasa yang dipakai oleh anaknya
sendiri. Dari hasil penelitian tersebut Halliday mengklasifikasikan bahasa anak kecil menjadi tujuh fungsi yaitu :
a. Fungsi Instrumental, terdapat dalam ungkapan bahasa, termasuk bahasa
bayi untuk meminta sesuatu (makanan, barang dan sebagainya)
b. Fungsi menyuruh (regulatory) ialah ungkapan untuk menyuruh orang lain
berbuat sesuatu.
c. Fungsi interaksi terdapat dalam ungkapan yang menciptakan sesuatu iklim untuk hubungan antar pribadi.
d. Fungsi kepribadian (personal) ialah yang terdapat dalam ungkapan yang menyatakan atau mengakhixri partisipasi
e. Fungsi pemecahan masalah (heuristic) terdapat dalam ungkapan yang meminta atau menyatakan jawaban kepada suatu masalah atau persoalan.
f. Fungsi khayalan (imaginative) ialah ungkapan yang mengajak pendengar untuk berpura –pura atau simulasi suatu keadaan seperti yang dilakukan oleh anak-anak kalau bermain rumah-rumahan atau sekolah-sekolahan.
30
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari ketujuh fungsi bahasa tersebut antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan. Oleh karena itu alangkah baiknya pengenalan bahasa pada anak usia dini diharapkan sesuai dengan fungsi tersebut di atas.
4. Empat Keterampilan Berbahasa
Menurut Kasihani (2010:5) perkembangan kemampuan berbahasa
anak merupakan suatu proses yang secara berturut-turut dimulai dari mendengar, selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Adapun
perkembangan dari setiap kemampuan pada anak usia dini (4 – 6 tahun) adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan Mendengar
Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Agar mereka
belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Dickinson dan
Snow dalam Carol Seefeldt (2008:353), mendengarkan dan memahami informasi adalah langkah inti dalam memperoleh pengetahuan. Anak usia dini mengembangkan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang
didengar. Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar yang baik. Hal itu bisa terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki dipergunakan
31
mendengar sesuatu, misalnya apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Pada umumnya anak mendengarkan cerita yang panjang, dengan alur yang
menarik dan dalam cerita tersebut terdapat tokoh dengan bermacam-macam karakter. Stimulus seperti itu berguna untuk membangkitkan daya
imajinasi anak.
b. Perkembangan Berbicara
Untuk belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow dalam Carol
Seefeldt (2008:354) anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat
pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa
mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu
dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya.
c. Perkembangan Membaca
Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada pendidikan di TK/RA. Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan
32
membaca. Gambar-gambar binatang yang ditempel di dinding kelas yang disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa merupakan
stimulus untuk perkembangan kemampuan membaca. Anak semakin mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu,
Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
d. Perkembangan Menulis
Sama halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis formal tidak dilaksanakan di TK/RA, yang dilakukan di TK/RA berkenaan
dengan kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak siap untuk belajar menulis. Dan untuk itulah maka upaya pengembangan motorik halus dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik
halusnya yang semakin meningkat membuat anak mampu menggambar garis lurus, garis tegak, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya, yang
merupakan dasar untuk menggembangkan kemampuan menulis.
Direktorat Pembinaan TK/RA dan SD (2007: 3 – 4) memberikan
pedoman berkenaan dengan upaya pengembangan berbahasa pada anak TK/RA berupa penakanan pada kemampuan mendengar, berbicara, dan awal membaca:
33
Pengembangan kemampuan mendengar dan berbicara dilakukan agar anak dapat:
a. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan merespon dengan tepat.
b. Berbicara penuh percaya diri.
c. Menggunakan bahasa untuk mendapatkan informasi dan untuk komunikasi yang efektif dan interaksi social dengan orang lain.
d. Menikmati buku, cerita dan irama. e. Mengembangkan kesadaran bunyi.
Sehubungan dengan tujuan tersebut maka perilaku yang dapat dilakukan anak adalah menurut Direktorat Pembinaan TK/RA dan SD
(2007: 4) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kontak mata ketika mendengar atau mulai berbicara.
b. Memberi perhatian ketika mendengarkan sebuah cerita. c. Merespon sumber bunyi atau suara.
d. Menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara dengan orang lain.
e. Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat.
f. Membuat permintaan sederhana.
34
h. Memulai pembicaraan dengan teman sebaya dan orang dewasa.
i. Berkomunikasi secara efektif dalam situasi tertentu.
j. Menggunakan bahasa untuk menjelaskan tujuan sederhana.
k. Berbicara tentang pengalaman pribadi, perasaan, dan ide. l. Berpartisipasi dalam cerita, lagu, dan irama.
m. Menceritakan kembali cerita dan peristiwa tertentu secara
sederhana.
5. Fase Perkembangan Bahasa Anak
Menurut Mufti (2010: 9-10) dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu: a. Masa usia 0-2 tahun
Pada usia ini anak dilatih berbagai kebiasaan mulai dari pengucapan kata-kata seperti mengucapkan Alhamdulillah atau Bismillah.
Karena pada masa ini daya ingat anak sangat tinggi sehingga memudahkan mereka untuk mengingatnya.
b. Masa usia 2-6 tahun
Pada usia ini anak sudah bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna. Kata pertama yang muncul dari anak adalah kata-kata yang
sukar dipahami karena masih ambigu. Pada masa 2 tahun kosa kata anak berkembang dengan cepat sekitar 2500-6000 kosa kata, akan tetapi
35
masa ini anak juga mulai mampu memahami perbandingan dan lebih cenderung mengaplikasikan kata-kata secara langsung.
c. Masa usia 6-13 tahun
Pada masa perkembangan ketiga ini anak lebih fokus mengenal
dan mempelajari kosa kata bahasa Arab yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bila anak mengalami goncangan tidak tepat pada penyaluran pelajaran kosa kata bahasa Arab akan berakibat negative, contohnya
seperti anak akan lebih super aktif mengganggu teman lainnya. Anak-anak akan lebih mudah terpengaruh dalam bahasa sehari-hari yang positif
maupun negatif sesuai dengan kehidupan di lingkungan sekitarnya.
Dari pemaparan tersebut maka kesimpulannya adalah anak mempunyai tahap-tahap dalam perkembangan bahasa sesuai dengan usia
anak. Sesorang dapat mempunyai kemampuan penguasaan dua bahasa atau lebih dengan baik semua. Menurut Hangen dalam Suhartono
(2005:102) menyatakan kedwibahasaan adalah orang yang tahu dua bahasa. Pemakaian dua bahasa dapat sama baiknya atau salah satu saja
36
E. Bahasa Arab
1. Pengertian Bahasa Arab
Betapa pentingnya bahasa Arab bagi manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Hal itu dapat dibuktikan dengan menunjukan pemakaian
bahasa dalam segi sehari-hari, lebih-lebih bahasa arab yang selalu kita pakai dalam melaksanankan ibadah, seperti halnya sholat jika kita mengetaui arti dari apa yang kita ucapkan juga akan menambah kekhususan dalam sholat,
haji jika kita paham dengan bahasa arab kita juga akan mudah berkomunikasi dengan orang arab ketika berkomunikasi dengan orang arab ketika haji.
Selain itu dalam bahasa arab memiliki tata bahasa yang sangat sulit sehingga banyak pakar ilmuwan membahas tetang tata bahasa arab yang bertujuan untuk lebih memudahkan kita dalam mendalami pemahaman Alqur’an dan hadis yang kesemuanya memakai bahasa arab, Al-qur’an dan
hadis merupakan sumber hukum yang paten sehingga kita dituntut untuk
memami bahasa arab. Seperti yang terdapat didalam Q.S Yusuf : 02
َنوُلِقْعَت ْمُكَّلَعَل اًّيِبَرَع اًنآْرُق ُهاَنْلَزْنَأ اَّنِإ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Q.S. Yusuf 12:02)Pengertian bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:77) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh
37
mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun, baik budinya, menunjukkan bangsa, budi bahasa atau
perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan).
Pengertian Arab menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (1997:62) adalah nama bangsa di Jazirah Arab dan timur tengah.
Keutamaan bahasa Arab amatlah jelas karena bahasa Arab adalah
bahasa Al-Qur’an Al-Karim. Cukup alasan inilah yang jadi alasan besar kenapa kita harus mempelajari bahasa Arab. Keistimewaan bahasa Arab
disebutkan dalam Al-Qur’an lebih dari sepuluh tempat, di antaranya pada ayat,
ِذ َ ْيَْغ اًّيِبَرَع انًٓآْرُق . َنو ُرَّكَذَتَي ْمُهَّلَعَم ٍلَثَم ِّ ُك ْنِم ِنٓآْرُقْما اَذَه ِفي ِساَّنلِن اَنْبَ َضَ ْدَقَمَو
ي
َنوُقَّتَي ْمُهَّلَعَم ٍجَوِع
“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap
38
kemudian Imam Ibnu Katsir mengomentari ayat tsb sebagai berikut :
ٔآو انهيبٔآو تاغلنا حصفٔآ برعما ةغم نٔل لكذو
تيما نياعملن ةيدٔأت اهثركٔآو ، اهعسو
ذهلف ;سوفنمبا موقت
تاغلنا فشرٔأب بتكما فشرٔآ لزنٔآ ا
“ Demikian itu karena bahasa arab adalah paling fasehnya dari seluruh bahasa,
paling jelas dan luasnya. Dan paling banyak membawa makna-makna yang sesuai kalimatnya. Oleh karena itu Allah menurunkan paling mulianya kitab dengan paling mulianya bahasa”
Jadi dapat kami ambil kesimpulan bahwa Bahasa Arab adalah tutur
kata yang sangat penting untuk dipelajari dalam umat Islam.
2. Proses Pengenalan Bahasa Arab
Menurut Kasihani (2010 : 43) proses pengenalan bahasa terdiri dari beberapa komponen bahasa yang merupakan bagian dari program bahasa. Pada umumnya komponen bahasa terdiri dari tiga unsur yaitu :
a. Tata bahasa b. Kosakata
c. Pengucapan
Menurut Kasihani (2010 : 43) menyatakan bahwa “Kosa kata
39
Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan, kosa kata merupakan suatu bagian-bagian dari suatu kalimat yang dimiliki oleh seseorang. Menurut
Kasihani (2010 : 47) anak- anak lebih cepat belajar kata-kata atau kosakata bila ditunjang dengan alat peraga, misalnya gambar atau benda. Pembelajaran
kosa kata Bahasa Arab akan lebih baik bila dalam konteks yang berkaitan dengan dunia anak, agar mudah dipraktikkan atau untuk berkomunikasi.
Untuk pembelajaran kosa kata, anak usia dini akan lebih mudah
belajar kata benda terlebih dahulu, misalnya anggota tubuh. Ada dua cara belajar kosa kata yaitu dengan intruksi (formal) langsung, misalnya dengan
menunjukkan bendanya lebih dulu, dan cara kedua yaitu percakapan (informal), misalnya anak diminta menebak kosakata dari gambar yang ada.
F. Hakikat Metode Bernyanyi a. Pengertian Metode
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki. Metode terkait dengan strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus.
b. Pengertian Bernyanyi
Bernyanyi adalah satu hal yang tak terpisahkan dari dunia anak-anak. Menyenandungkan lagu atau nyanyian, apalagi yang berirama riang, sungguh
40
nyanyian pada dasarnya adalah suatu bentuk dari bahasa nada (melodi), yaitu bentuk harmoni dari tinggi rendahnya suara. (Katri Hari Sukarsih, 2002:117).
c. Pengertian Metode Bernyanyi
Honig (1998) mengemukakan bahwa sejak lahir anak secara biologis
sudah dilengkapi dengan kesenangan untuk merespon suara-suara orang.dari pendapat tersebut bahwa bernyanyi merupakan bakat yang bersifat alamiah yang dimiliki serta dibutuhkan oleh setiap individu. Kegiatan bernyanyi
merupakan sebuah kegiatan yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh
anak-anak. Hampir setiap anak sangat menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan tubuh yang sederhana.
Metode bernyanyi menurut para ahli :
a. Tantranurandi (2011) mengungkapkan bahwa metode bernyanyi ialah
suatu metode yang melafazkan suatu kata atau kalimat yang dinyanyikan.
b. Saifun Arif Kojeh (2007) mengungkapkan bahwa metode bernyanyi adalah suatu metode yang mempunyai 4 faktor pendorong agar lebih efektif dalam penggunaannya, yaitu konsentrasi, jiwa yang tenang,
41
c. Campbell (2003:10) mengemukakan metode bernyanyi adalah anak-anak merasakan kebahagiaan ketika mereka bergoyang, menari,
bertepuk dan menyanyi bersama seseorang yang mereka percayai dan cintai.
Dari beberapa pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa metode bernyanyi adalah suatu metode yang sangat penting bagi anak ,karena bernyanyi itu merupakan suatu kegiatan yang sangat di sukai
oleh semua anak supaya mereka tidak merasa bosan dalam melakukan sebuah kegiatan, melalu bernyanyi tersebut anak juga bisa
mengembangkan aspek bahasanya.melalui metode bernyanyi itu anak bisa mengeluarkan ekspresinya di saat bernyanyi. jadi metode bernyanyi itu juga bisa untuk menumbuhkan rasa semangat bagi anak
dalam melakukan pembelajaran.
Metode bernyanyi adalah bagian dari alami individu, dimana
melalui nyanyian dan musik kemampuan apresiasi anak akan berkembang. Dan melalui nyanyian anak dapat mengekspresikan
segala pikiran dan isi hatinya, karena menyanyi merupakan bagian dari emosi.
Menyanyi sebagia metode pengajaran berfungsi untu:
a. Pendidikan emosi
b. Pengembangan daya imajinasi
42
d. Pengembangan kemampuan berbahasa
e. Pengembangan kekayaan rohani dan penilaian pendidikan
Metode bernyanyi memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat merangsang imajinasi, memicu kreatifitas, memberi stimulus
yang cukup kuatterhadap otak, sehingga mendorong kognitif anak dengan cepat (Musbikin, 2007:77 dan 238)
Metode bernyanyi terbagi menjadi 6 unsur, yaitu:
a. Authority, yaitu adanya motivasi dari guru sehingga murid yakin pada dirinya sendiri.
b. Infatilisasi, yaitu nyanyian dari metode ini mengurangi rasa tertekan sehingga ilmu dapat masuk secara ilmiah.
c. Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang
berupa rangsangan semangat.
d. Intonasi, yaitu guru menyanyikan materi dengan tiga intonasi
berlainan. Dari berbisik normal dan suara keras dramatis. e. Rhytm, yaitu menghafal kosakata dengan irama.
f. Keadaan pseudo-passive, yaitu dimana murid betul-betul nyaman dengan bernyanyi (Azhar,2003:23-25)
d. Langkah-langkah bernyanyi
Alat yang diperlukan anak didik ketika pembelajaran berlangsung yaitu: alat panca indra pendengaran dan penglihatan, sedangkan guru memerlukan
43 Langkah yang dilakukan guru :
1. Mengucap salam, berdoa sebelum belajar, bernyanyi tentang lagu
anak-anak.
2. Bercakap-cakap kepada anak tentang nama-nama anggota tubuh.
3. Menunjukkan kepada anak contoh gambar anggota tubuh.
4. Guru mengajak anak didik mendengarkan dan menirukan guru menyanyikan nama-nama anggota tubuh dengan bahasa Arab
menggunakan lagu anak gembala.
5. Anak didik mengikuti langkah demi langkah hingga dapat menirukan
guru seperti yang diperintahkan guru
6. Setelah itu guru mengajukan pertanyaan, tentang nama benda yang dicontohkan oleh guru tadi.
7. Lalu guru mengucapkan nama anggota tersebut dalam Bahasa Arab satu persatu.
8. Anak mengikuti dan melafalkan kata yang dicontohkan guru, dan guru harus sabar dan teliti mengoreksi ucapan/pelafalan anak yang kurang
tepat setelah anak-anak mencoba menirukan ucapan guru.
44
Gambar 2.1 Contoh Gambar Nama Anggota Tubuh Menggunakan Bahasa Arab.
e. Kelebihan Metode Bernyanyi
Adapun kelebihan metode bernyanyi yaitu :
1. Memperkaya atau menambah sumber belajar bagi guru dan anak
usia dini.
2. Memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam mengoptimalkan lingkungan sekitar untuk dijadikan sebagai media pembelajaran.
3. Meningkatkan kreativitas guru dalam menciptakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk anak usia
45
4. Materi pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan konkret. 5. Untuk anak didik, diharapkan dapat merangsang kemampuan
penalarannya, penciptaan, perkembangan daya pikir, perkembangan bahasa, berimajinasi dan kreativitas.
6. Membantu anak untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan baru yang didasarkan pada hal-hal yang telah anak ketahui dan yang ingin diketahui anak.
7. Bernyanyi harus menyediakan konsep yang dapat diselidiki oleh setiap anak melalui pengalaman praktik langsung tentang
objek-objek yang nyata bagi anak untuk menilai dan memanipulasinya. 8. Bernyanyi dapat disesuaikan dengan tema, materi dan kegiatan
yang berlangsung.
9. Anak menjadi aktif terlibat di dalam kegiatan, sehingga anak akan menggunakan semua pemikirannya.
10.Hasil yang capai dari penerapan metode bernyanyi secara tidak langsung menghasilkan produk kreativitas.
11.Guru dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk merefleksikan apa yang telah anak ketahui.
46
f. Kekurangan Metode Bernyanyi
Kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya, maka tujuan
pembelajaran yang dicapai sedikit terbatas, misalnya hanya mengembangkan kecerdasan musik saja.
Sulit digunakan pada kelas besar,Hasilnya akan kurang efektif pada anak pendiam atau tidak suka bernyanyi,Suasana kelas yang ramai, bisa mengganggu kelas yang lain.
Dari uraian diatas, metode bernyanyi sangat berperan penting dalam proses pembelajaran di sekolah, yaitu :
1. Anak akan berusaha mengatakan apa yang ada dalam pikirannya dengan kalimat-kalimat pendek. Kalimat yang terdiri dari satu kata atau dua kata. 2. Dengan kosakata yang diajarkan dan didengarkan oleh anak, maka anak
akan mampu memahami maksud kosakata bahasa yang baru diketahuinya.
3. Dengan kosakata yang baru diketahuinya, anak didik mampu berbicara dengan baik di lingkungannya.
47
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RA Masitoh Salatiga
RA Masitoh didirikan pada 17 Juni 1994 yang didirikan oleh suatu yayasan di bawah naungan Kementrian Agama. RA Masitoh didirikan oleh masyarakat sekitar dengan tujuan agar peserta didik dapat melaksanakan
syariat agama islam dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. RA Masitoh didirikan di atas tanah wakaf seluas 315 m2.
2. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut: Nama: KB & RA Masitoh
Status: Swasta Terakreditasi: A
Tahun Akreditasi: 17 Juni 1994 NIS: 002036203019
NSM: 101233730015
Tanggal, Bulan, TH. SK: 17 Juni 1994
Yayasan Penyelenggara: Yayasan Pendidikan Islam Nurul Hidayah
Ketua Yayasan: K.H. M. Zuhri M Kepala KB & RA: Kumaisaroh, SHI
48 Karyawan: 2
Alamat: Jln. Argo Budoyo No. 11 Pendem Rt. 01 Rw. 03 Ledok Salatiga
Telp: (0298)328208 Kelurahan: Ledok
Kecamatan: Argo Mulyo Kota: Salatiga
Provinsi: Jawa Tengah
3. Letak Geografis RA Masitoh Salatiga
Lembaga pendidikan RA Masitoh Salatiga tepatnya berada di Jl. Argo
Budoyo No. 11 Ledok, Kecamatan Argo Mulyo, Kota Salatiga.
4. Visi, Misi dan Tujuan RA Masitoh
a. Visi
Terwujudnya cita-cita anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT melalui pendidikan karakter
sejaka dini. b. Misi
1. Membiasakan sikap dan perilaku santun dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengembangkan konsep belajar yang menarik, aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam penerapan nilai-nilai dan
49 c. Tujuan
Tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak
didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motoric, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Merujuk pada tujuan pendidikan PAUD tersebut, maka tujuan PAUD Masitoh adalah sebagai berikut:
1. Melatih anak terbiasa berbuat kebaikan dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Melatih anak tentang pola hidup sehat dan senang dalam beraktifitas.
3. Menumbuh kembangkan rasa bangga dan cinta tanah air Indonesia
sejak usia dini.
4. Anak mampu melakukan ibadah mengenal dan percaya akan
ciptaan Allah SWT dan mencintai sesama.
5. Anak mampu mengelola keterampilan tubuh tersebut
gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan-gerakan tubuh, gerakan-gerakan halus, gerakan-gerakan kasar, serta menerima rangsangan panca indra.
6. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa
50
5. Keadaan Siswa dan Guru a. Daftar siswa
Adapun nama-nama siswa kelompok A di RA Masitoh yang akan diamati terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A
NO NAMA TTL
1 Almira Najla Aditra Khayrani Salatiga, 16-10-2012
2 Aisya Syahda Hukama Salatiga, 06-022012
3 Azka Abdie Handoyo Salatiga, 11-092011
4 Ananda Krisna Saputra Salatiga, 29-06-2012
5 Damar Jati Alamul Huda Salatiga, 27-05-2012
6 Balqis Salatiga, 01-02-2012
7 Danielo Labuhan Prasojo Salatiga, 13-12-2011
8 Dias Putra Wijaya Salatiga, 01-01-2011
9 Iftina Alma Wardhani Salatiga, 07-05-2012
10 M Dhuyufurrohman Caesar Salatiga, 17-11-2012
11 Nayla Fathiya Yasmine Salatiga, 30-03-2012
12 M Reegan Alkairo Salatiga, 05-04-2012
13 Veda Radhinka Prayoga Salatiga, 21-05-2012
14 Keanu Kamil Mulia Salatiga, 01-09-2011
15 Frananda Dimas Alfarrabi Salatiga, 25-04-2012
51
b. Daftar Nama Guru
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Masitoh
NO NAMA Tanggal Lahir TMT
1 Kumaisaroh 12-08-1980 14-07-2002
2 Sri Arijati 01-05-1961 14-07-2002
3 Ruwi Isturyana 15-10-1973 10-10-2008
52
6. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di RA Masitoh terlihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Masitoh.
53
7. Kelebihan RA Masitoh
Penelitian sengaja memilih RA Masitoh sebagai tempat penelitian,
karena siswa dan guru yang ada di RA Masitoh sudah banyak meraih prestasi dan merupakan sekolah unggulan dengan keterbatasan sarana prasarana yang
dimilikinya, sehingga dengan keterbatasan yang ada, terciptalah guru yang kreatif di RA Masitoh, sehingga peneliti merasa perlu melakukan penelitian disana agar terpenuhinya rasa ingin tahu terhadap fenomena yang ada disana
serta agar peneliti dapat mengembangkan diri dan kemampuannya untuk menerapkan metode bernyanyi di RA Masitoh.
8. Tata Tertib dan Pembiasaan
a. Berangkat sekolah harus lebih awal (tidak boleh terlambat). b. Bel masuk sekolah jam 07.00 tepat.
c. Anak berbaris yang rapi di halaman berdasarkan kelompoknya. d. Guru mendampingi anak dalam barisan.
e. Masuk ke kelas dengan rapi satu per satu mengikuti guru. f. Duduk di kelas yang rapi.
g. Memberi salam.
h. Berdoa sebelum belajar mengajar dimulai.
i. Bernyanyi bergembira, bercerita lucu, bertepuk berirama sebelum
memulai pembelajaran.
j. Masuk ke inti pembelajaran, yang mana sebelumnya guru telah
54
k. Guru membimbing, melatih, mengarahkan dan mendampingi anak didik dengan baik.
l. Harus tercipta suasana yang akrab antara guru dan anak, lingkungan kelas harus Nampak nyaman sehingga anak-anak senang belajar
bersama-sama.
m. Ketika hendak istirahat, anak-anak cuci tangan. n. Membaca doa mau makan.
o. Anak-anak membawa bekal dari rumah berupa makanan sehat dan bergizi (tidak diperkenankan membawa uang, uang boleh di bawa kesekolahan pada hari jum’at karena untuk mengisi kotak amal).
p. Selesai makan anak berdoa dan boleh cuci tangan kembali. q. Anak dipersilahkan bermain bersama teman sebaya.
r. Anak harus memakai sandal ketika bermain dihalaman supaya kaki anak terasa aman dan bersih, ketika masuk kelas kaki anak tidak
mengotori lantai.
s. Anak harus tertib merapikan dan mengembalikan mainan setelah
selesai digunakan.
t. Guru harus membersihkan kelas setelah selesai makan, agar kelas bersih.