• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR POLA PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA STUNTING BERDASARKAN TEORI TRANSCULTURAL NURSING Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS FAKTOR POLA PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA STUNTING BERDASARKAN TEORI TRANSCULTURAL NURSING Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Robeta Lintang Dwiwardani
  • Pengajar:
    • Ibu Retnayu Pradanie, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
    • Ibu Praba Diyan R, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
  • Sekolah: Universitas Airlangga
  • Mata Pelajaran: Pendidikan Ners
  • Topik: Analisis Faktor Pola Pemberian Makan Pada Balita Stunting Berdasarkan Teori Transcultural Nursing
  • Tipe: skripsi
  • Tahun: 2017
  • Kota: Surabaya

I. PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah stunting pada balita di Indonesia, dengan penekanan pada dampak kesehatan yang diakibatkan oleh kekurangan gizi. Prevalensi stunting yang tinggi menjadi perhatian serius, terutama pada anak usia 12-36 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemberian makan pada balita stunting, dengan pendekatan teori transcultural nursing, yang menekankan pentingnya intervensi berbasis budaya dalam meningkatkan status gizi.

1.1 Latar Belakang

Latar belakang menguraikan prevalensi stunting yang tinggi di Indonesia dan dampaknya terhadap perkembangan otak serta kesehatan anak. Penelitian ini penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemberian makan, terutama dalam konteks budaya Madura yang memiliki tradisi pemberian makanan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berfokus pada pertanyaan utama mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pola pemberian makan pada balita stunting, yang akan dianalisis melalui pendekatan teori transcultural nursing.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pola pemberian makan pada balita stunting, termasuk pendidikan, ekonomi, kebijakan, nilai budaya, dukungan sosial, religiositas, dan teknologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dan praktis, baik untuk pengembangan ilmu keperawatan maupun untuk peningkatan pengetahuan ibu dan perencanaan program kesehatan di Puskesmas.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas konsep-konsep dasar terkait balita, status gizi, gizi seimbang, pola pemberian makan, dan stunting. Penjelasan mengenai teori transcultural nursing juga disertakan untuk memberikan kerangka teoritis yang mendukung penelitian ini.

2.1 Konsep Balita

Konsep balita mencakup definisi, karakteristik, dan pentingnya masa tumbuh kembang balita. Penelitian ini menekankan bahwa masa balita adalah periode kritis yang membutuhkan perhatian khusus terhadap asupan gizi.

2.2 Konsep Status Gizi

Status gizi didefinisikan sebagai hasil akhir dari keseimbangan antara asupan gizi dan kebutuhan tubuh. Klasifikasi status gizi menggunakan Z-score memberikan gambaran tentang keadaan gizi balita.

2.3 Konsep Gizi Seimbang

Gizi seimbang adalah prinsip dasar yang harus diterapkan dalam pola makan, dengan penekanan pada keberagaman makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi sesuai usia. Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) menjadi acuan dalam menyusun menu harian.

2.4 Konsep Pola Pemberian Makan

Pola pemberian makan mencakup perilaku yang mempengaruhi status gizi anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemberian makan, seperti ekonomi, pendidikan, dan budaya, dibahas secara mendalam.

2.5 Konsep Stunting

Stunting didefinisikan sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis. Penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab stunting dan dampaknya terhadap perkembangan anak sangat penting dalam konteks penelitian ini.

2.6 Teori Transcultural Nursing

Teori ini menjelaskan bagaimana budaya mempengaruhi perilaku kesehatan. Tujuh faktor dalam teori ini, termasuk pendidikan, ekonomi, dan dukungan sosial, menjadi dasar analisis dalam penelitian.

III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian serta hipotesis yang diusulkan. Kerangka ini menghubungkan faktor-faktor yang dianalisis dengan pola pemberian makan pada balita stunting.

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemberian makan dan status gizi balita stunting. Model ini memberikan panduan dalam analisis data.

3.2 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini berfokus pada hubungan antara faktor-faktor pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya dengan pola pemberian makan pada balita stunting, yang diharapkan dapat diverifikasi melalui analisis data.

IV. METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan desain penelitian, populasi, sampel, dan metode pengumpulan data. Metode yang digunakan adalah cross sectional dengan analisis data kuantitatif.

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian cross sectional digunakan untuk mengumpulkan data pada satu titik waktu, sehingga dapat memberikan gambaran tentang pola pemberian makan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4.2 Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi penelitian terdiri dari ibu dan balita di wilayah kerja Puskesmas Dasuk. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling untuk memperoleh sampel yang representatif.

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian mencakup pendidikan, ekonomi, kebijakan, nilai budaya, dukungan sosial, religiositas, dan teknologi. Definisi operasional menjelaskan pengukuran setiap variabel dalam konteks penelitian.

4.4 Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya untuk memastikan akurasi data yang dikumpulkan.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner yang mencakup pertanyaan terkait pola pemberian makan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan status gizi balita.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa instrumen penelitian dapat diandalkan dan memberikan hasil yang konsisten.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Dasuk, Kabupaten Sumenep, pada bulan November 2017, dengan pertimbangan lokasi yang memiliki prevalensi stunting yang tinggi.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden setelah mendapatkan persetujuan informed consent.

4.9 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yang sesuai untuk menguji hipotesis penelitian dan mengidentifikasi hubungan antara variabel.

4.10 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja penelitian menggambarkan alur proses penelitian dari pengumpulan data hingga analisis dan penyimpulan.

4.11 Masalah Etik

Masalah etik dalam penelitian ini mencakup persetujuan responden, kerahasiaan data, dan keadilan dalam penelitian.

4.12 Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian ini mencakup faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian, seperti keterbatasan waktu dan sumber daya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan analisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemberian makan pada balita stunting. Pembahasan mencakup interpretasi hasil dan implikasi untuk praktik keperawatan.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pola pemberian makan dan faktor-faktor seperti ekonomi, kebijakan, dan nilai budaya. Data demografi responden juga dianalisis untuk memberikan konteks.

5.2 Pembahasan

Pembahasan berfokus pada interpretasi hasil penelitian, mengaitkan dengan teori transcultural nursing, serta memberikan rekomendasi untuk intervensi keperawatan yang berbasis budaya.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya serta implikasi praktis bagi perawat dan program kesehatan masyarakat.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan menegaskan bahwa pola pemberian makan pada balita stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, dengan nilai budaya sebagai faktor dominan.

6.2 Saran

Saran diberikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan yang sehat dan untuk pengembangan program intervensi berbasis budaya di Puskesmas.

Gambar

Tabel 2. 1 Kategori dan ambang batas status gizi anak WHO 2005 berdasarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Gambar 2. 1 Tumpeng Gizi Seimbang (Sumber: Pedoman Gizi Seimbang
Tabel 2. 2 Takaran Konsumsi Makanan Sehari pada Anak.
Gambar 2. 2 Leininger’s Sunrise Model to Depict Dimensions of the Theory of Culture Care Diversity and Universality (Leininger 2002)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ POLA PEMBERIAN MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI WILAYAH KERJA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ POLA PEMBERIAN MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI WILAYAH KERJA

Faktor resiko stunting pada anak salah satunya yaitu asupan gizi yang ditentukan oleh pola pemberian makan kepada balita dan tingkat pendidikan orang tua yang

(sesudah penyuluhan) responden ibu- ibu di Posyandu Kemorosari I Piyaman Wonosari Gunungkidul 2012 tentang pola pemberian makan pada balita kelompok kontrol dari 20

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa pola pemberian makan pada balita, responden yang berdomisili di kota terbanyak

Untuk keeratan hubungan pola asuh ibu dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Desa Cilayung Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun 2011, sesuai

Pola Makan Tabel 4 Distribusi Pola Makan Pada Responden Pola makan pada ibu hamil trimester II di wilayah kerja Puskesmas Long Ikis sebagian besar tinggi mengonsumsi makanan yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola pemberian makan dengan kejadian stunting di Puskesmas Nita Penelitian ini bersifat korelasi dengan rancangan cross