• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010) - Test Repository"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE

IN D E X CARD M ATCH

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

S I T I N U R H A Y A T I

NIM: 11408225

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 Ekslempar

Hal : Naskah Sktipsi

Saudara SITINURHAYATI

Kepada,

Yth. Ketua STAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu ’alaikum wr.wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami

kirimkan naskah skripsi saudara:

NAMA : SITI NURHAYATI

NIM : 11408225

Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF

HIJAIYAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

INDEX CARD MATCH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelompok B3 Ra Istiqomah Ungaran Tahun 2010)

Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas untuk dapat segera dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaukm wr.wb.

Salatiga, 7 Agustu^ Pembimoir

Dra. Djamiatul/Islamiyah, M.Ag. NIP: 1957081/2198802 2 001

(3)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706, 323433 Faks. 323433 Salatiga 50721 http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi saudari : Siti Nurhayati dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408225 yang

beijudul PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF H IJAIYAH

SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE IN D E X CARD M ATCH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010), Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu Yang bertepatan dengan

tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 1 September 2010

Panitia Ujian,

(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Buah karya sederhana penulis persembahkan untuk

1. Ayahanda dan Ibunda Tercinta

2. Suami dan anakku tercinta sebagai pelita hidup dan semangat menuntut ilmu

3. Kakak-kakakku dan adikku

4. Teman guru di RA Istiqomah Ungaran

(6)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SULISTYOWATI, S.Pd, M.Pd.

Jabatan : Kepala RA Istiqomah Ungaran

Dengan ini memberikan ijin kepada :

Nama : Siti Nurhayati

Jabatan : Guru Kelas

Studi : STAIN Salatiga

Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas B3 RA Istiqomah Ungaran

selama satu bulan mulai dari 1 Mei sampai dengan 1 Juni 2010 dengan judul

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF H1JAIYAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010)

guna memenuhi kewajiban studi yang bersangkutan.

Demikian surat ijin ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Ungaran, 7 Agustus 2010

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Bismillahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : SITINURHAYATI

NIM : 11408225

Jurusan : Pendidikan Agama Islam STAIN SALATIGA

Menyatakan bahwa kaiya tulis ilmiah PTK dengan judul PENINGKATAN

KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH (Penelitian Tindakan Kelas

Pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010) adalah hasil karya

penulis sendiri. Adapun kutipan pendapat dari sumber lain adalah sebagai referensi guna

mendukung karya tulis ini. Apabila dikemudian hari ada pihak-pihak yang merasa

dirugikan atau terbukti terdapat pengambilan pendapat dengan tidak benar, maka

penulis siap merevisi ulang karya tulis ini.

Salatiga, 7 Agustus 2010

Penulis

Siti Nurhayati

(8)

UNGARAN TAHUN 2010.

Skripsi jurusan tarbiyah progam Study Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Dra. Djami’atul Islamivah. M.Ag.

Kata kunci: Peningkatan Kemampuan membaca huruf hijaiyah, metode Index Card Macth

Proses kegiatan belajar mengajar di kelas terutama dalam pembelajaran Al-Qur'an bagi anak RA tidak selamanya berlangsung secara normal. Kadang- kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang menyenangkan, kadang- kadang terasa membosankan. Dalam hal ini siswa juga dapat mengalami/memiliki semangat belajar yang tinggi, akan tetapi kadang bisa juga menjadi rendah. Demikianlah realita yang sering dihadapi oleh guru pada saat proses belajar mengajar didalam kelas. Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah dengan membangkitkan motivasi peserta didik. Salah satu metode yang dikembangkan dalam pembelajran aI-Qur’an pada anak RA adalah Index card match (Mencari jodoh kartu jawaban/isu) yang tujuannya adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok

Permasalahan yang ayang diangkat dalam maslah ini adalah 1) Bagaimana penerapan metode index card match pada prose pembelajaran membaca huruf

hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran?. 2) Apakah dengan menggunakan metode Index Card Match dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus atau lebih dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dikelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi

Hasil penenlitian ini menunjukkan Peningkatan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran setelah menggunakan metode Index Card Match dapat dilihat dari hasil dari tiap siklus baik dari sudut kemampuan membaca dan keaktifan belajar siswa dimana pada akhir siklus II ketuntasan belajar sudah mencapai diatas 70 % begitu juga pada keaktifan baik terutama pada kategori baik dan baik sekali sudah mencapai diatas 70 %, ini menunjukkan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran sudah dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa dan keaktifan belajar siswa.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang atas ijin dan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

Peningkatan Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah Siswa Dengan Menggunakan Metode Index Card Match (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010)” sebagai tugas akhir dalam menempuh gelar Saijana

Strata I jurusan Tarbiyah program Studi Pendidikan Agama Islam di STAIN Salatiga.

Salawat serta salam tersanjugkan ke pangkuan baginda Rasulullah SAW beserta

keluarga, Sahabat dan pengikutnya yang setia mengikuti tauladannya.

Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran setelah menggunakan metode Index Card Match.

Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah mendukung selesainya penulisan laporan ini, khususnya Bapak dosen pembimbing

(Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag) yang setia membimbing kami dalam menyelesaikan

laporan PTK ini. Tak lupa kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah membekali kami

pengetahuan dan ketrampilan baru yang sangat berharga bagi tugas kami sebagai

pendidik.

Tidak kata yang pantas kami haturkan selain ucapan terima kasih atas segala

bantuannya. Semoga jerih payah yang telah dicurahkan mendapat balasan yang berlipat

dari Allah SWT. Akhirnya semoga laporan tindakan ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Salatiga, 7 Agustus 2010

(10)

Halaman Nota pembimbing... i i

Halaman Pengesahan... iii

Motto... iv

Persembahan... v

Ijin Penelitian... vi

Pernyataan keaslian tulisan... vii

Abstrak... viii

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 3

E. Kegunaan Penelitian... 4

F. Definisi Operasional... 4

G. Metode Penelitian... 5

1. Rancangan Penelitian... 6

2. Subjek Penelitian... 6

3. Langkah-Langkah... 6

4. Instrumen Penelitian... 8

5. Pengumpulan D ata... 9

6. Analisis Data ... 10

H. Sistematika Penulisan Skripsi... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Membaca Huruf Hijaiyah... 13

B. Metode Index Card Match... 19

(11)

C. Proses Pembelajaran Membaca Huruf hijaiyah dengan

Metode Index Card M atch... 28

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi data awal sebelum pelaksanaan siklus (Pra Siklus) 30 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... 31

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I ... 34

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Laporan Kegiatan Yang Dilakukan... 43

1. Pra Siklus... 43

2. Siklus I ... 43

3. Siklus II... 44

4. Siklus III... 44

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 45

1. Hasil Penelitian Pra Siklus ... ... 45

2. Hasil Penelitian Siklus 1... 46

3. Hasil Penelitian Siklus II... 48

4. Hasil Penelitian Siklus III... 49

C. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa... 51

1. Hasil pengamatan siklus I ... 51

2. Hasil Pengamatan siklus II... 52

3. Hasil Pengamatan Siklus III... 54

(12)
(13)

BABI PENDAHULUAN

A. L atar Belakang Masalah

Tujuan pengembangan RA Istiqomah Ungaran adalah untuk

mengembangkan benih-benih keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

sedini mungkin dalam kepribadian anak yang terwujud dalam perkembangan

kehidupan jasmaniyah dan rohaniyah sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

Program pengembangan kegiatan belajar tersebut dilandasi oleh

pembinaan kehidupan beragama untuk meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan anak didik kepada Allah SWT program kegiatan belajar ini berisi

bahan-bahan pembelajaran yang dapat dicapai melalui teman yang sesuai

dengan lingkungan anak dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan yang

hendak dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program kegiatan

pembelajaran yang lebih operasional, karena Masa kanak-kanak dengan usia

3-6 tahun disebut dengan masa prasekolah merupakan masa bahagia dan amat

memuaskan kreativitas, seperti bermain boneka, suka cerita, permainan

drama, menyanyi, menggambar dan lain sebagainya. Sebagai pendidik baik

orang tua maupun guru bertanggung jawab terhadap kesejahteraan jiwa anak.

Kedua pendidik tersebut mempunyai wewenang mengarahkan perilaku anak

dengan sebagaimana yang diinginkan. Orang tua bertanggung jawab untuk

merangsang dan membina perkembangan intelektual anak serta membina

pertumbuhan sikap dan nilai-nilai yang baik dalam pembinaan anak dan

diharapkan ada saling pengertian dan kerja sama yang erat antara keduanya,

dalam usaha mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan jiwa anak

(Mahfuzh, 2001: 155-156).

Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia prasekolah merupakan

masa yang menentukan bagi perkembangan anak pada tahapan selanjutnya.

Pada masa ini, situasi anak peka untuk menerima rangsang dari luar yang

(14)

sesuai tahapan perkembangannya, maka kemampuan anak akan berkembang

optimal, sehingga rangsangan akan keagamaan yang diberikan pada masa ini

dengan tidak mengacuhkan tingkat perkembangannya akan sangat bermanfaat

bagi kedewasaanm anak akan agama. Zakiah Daradjat mengatakan bahwa,

pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman,

dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya dulu. Seseorang yang

pada waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada

masa dewasanya nanti ia tidak merasakan pentingnya agama dalam hidupnya

(Darajat, 2000: 48).

Akan tetapi proses kegiatan belajar mengajar di kelas terutama dalam

pembelajaran Al-Qur'an bagi anak RA tidak selamanya berlangsung secara

normal. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang

menyenangkan, kadang-kadang terasa membosankan. Dalam hal ini siswa

juga dapat mengalami/memiliki semangat belajar yang tinggi, akan tetapi

kadang bisa juga menjadi rendah. Demikianlah realita yang sering dihadapi

oleh guru pada saat proses belajar mengajar didalam kelas.

Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah dengan

membangkitkan motivasi peserta didik, karena rangsangan tersebut membawa

kepada senangnya peserta didik terhadap kegiatan belajar mengajar didalam

kelas. Dengan tidak adanya motivasi yang dimiliki oleh peserta didik untuk

mengikuti proses pembelajaran didalam kelas, siswa akan menjadi malas-

malasan, sehingga dapat menghambat pencapaian tujuan dari pembelajaran

yang diinginkan.

Salah satu metode yang dikembangkan dalam pembelajran al-Qur’an

pada siswa RA adalah Index card match (Mencari jodoh kartu jawaban/isu) yang tujuannya adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih

kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.

Dari latar belakang diatas peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang

(15)

3

Berdasarkan hal-hal tersebut itulah yang mendorong pelaksanaan penelitian

ini.

B. Rumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang masalah dan penegasan istilah di atas,

maka permasalahan yang akan dikaji adalah :

1. Bagaimana penerapan metode index card match pada proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran tahun 2010?

2. Apakah dengan menggunakan metode Index Card M atch dapat

meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran tahun 2010?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini

bertujuan :

1. Untuk mendeskripsikan penerapan metode index card match pada proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran tahun 2010.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran setelah menggunakan metode

Index Card M atch tahun 2010.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

a. Pendekatan metode index card match dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran membaca huruf hijaiyah.

b. metode index card match dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar membaca huruf hijaiyah.

(16)

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini

apabila:

a. Adanya peningkatan aktivitas belajar peserta didik.

b. Meningkatnya hasil belajar membaca huruf hijaiyah siswa, yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis lebih dari 6.0.

E. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan ini,

diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang terkait.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori penerapan

metode index card match pada pembelajaran membaca huruf hijaiyah bagi siswa pra sekolah.

2. Secara praktis

a. Bagi sekolah

Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah dalam

mengembangkan siswanya terutama dalam hal proses pembelajaran

membaca huruf hijaiyah.

b. Bagi siswa

Diharapkan para siswa dapat termotivasi dalam proses

pembelajaran membaca huruf hijaiyah.

c. Bagi penulis

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru

khususnya proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah dengan

(17)

5

F. Definisi Operasional

1. Peningkatan

Peningkatan adalah proses, perbuatan (usaha, kegiatan menaikkan,

menambah dan sebagainya) (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

2000: 748).

2. Kemampuan membaca huruf hijaiyah

Kemampuan berarti “kesungguhan, kecakapan dan kekuatan”

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2000: 623). Sedangkan

membaca dapat diartikan melihat tulisan dan mengerti atau melisankan apa

yang ditulis itu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2000: 72).

Huruf hijaiyah adalah huruf-huruf bahasa arab yang ada di al- Qur’an yang dimulai dari a lif sampai ya ’

Jadi kemampuan membaca huruf hijaiyah dalam penelitian ini dalam penelitian ini suatu daya yang ada pada diri seseorang dimaksudkan

untuk mencapai hasil yang maksimal di mana hasil di sini adalah hasil

belajar membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 RA Istiqomah 3. Metode Index Card Match

Metode Index Card M atch adalah Mencari jodoh kartu

jawaban/isu) yang tujuannya adalah untuk melatih peserta didik agar lebih

cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok

(Ismail, 2008: 81).

Jadi tegasnya dalam penelitian ini akan membahas tentang bagaimana

cara yang digunakan Guru RA Istiqomah Ungaran dalam melaksanakan

pembelajaran membaca huruf hijaiyah melalui metode index card match

sehingga nantinya terjadi peningkatan kemampuan pada diri siswa kelompok

B3 RA Istiqomah

G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas {classroom action research). Penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru

(18)

refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut (Wiriatmadja,

2006: 12).

Senada dengan Ebbut sebagaimana dikutip oleh Wiriatmadja,

(2005:12) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari upaya

perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan

melakukan tindakan-tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mereka

mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut

1. Rancangan Penelitian

a. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di RA Istiqomah

Ungaran, khususnya siswa kelompok B3 .

b. Kolaborator

Kolaborator adalah suatu keija sama dengan pihak-pihak terkait

seperti atasan, sejawat, atau kolega. Kolaborator ini di harapkan dapat

dijadikan sumber data, karena pada hakikatnya kedudukan peneliti

pada penelitian tindakan kelas ini merupakan bagian dari situasi dan

kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai

pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi dan kondisi

(Departemen Pendidikan Direktirat Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah, 2003: 13). Keijasama ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan kontribusi yang baik sehingga dapat tercapai tujuan dari

penelitian ini. Yang menjadi kolaborator di sini adalah guru agama lain

di RA Istiqomah Ungaran..

2. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian semua siswa, kelompok B3

di RA Istiqomah Ungaran.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan

Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran

(19)

7

sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, dkk, 2008: 16).

Dts.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap. Secara

rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi khusus

2) Mengidentifikasi masalah

3) Mencarikan Alternatif pemecahan

4) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan)

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu melaksanakan

tindakan peningkatan semangat belajar peserta didik pembelajaran

membaca huruf hijaiyah yang telah direncanakan. c. Observasi

Tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

(20)

mempersiapkan lembar observasi yang telah disiapkan untuk mengetahui

kondisi kelas terutama semangat belajar peserta didik dalam

pembelajaran. Penelitian ini hasil pengamatan kemudian dicari solusi

dari permasalahan yang ada pada waktu pembelajaran berlangsung,

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan

dianalisis. Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi diri tentang

upaya meningkatkan semangat belajar peserta didik untuk pembelajaran

membaca huruf hijaiyah. Melihat dan observasi, apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam

membaca huruf hijaiyah.

Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat

digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

4. Instrumen Penelitian

Sedangkan instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat

keberhasilan peserta didik adalah:

a. Pedoman Observasi

1) Pedoman observasi aktivitas guru

Observasi aktifitas guru digunakan untuk mengamati kemampuan

guru (peneliti) dalam mengelola pembelajaran. Adapun

pedomannya sebagai berikut:

a) Menyusun rencana pembelajaran

b) Menguasai kurikulum, materi, metode dan evaluasi

c) Mengorganisir kelas atau peserta didik dan membangun suasana

kelas.

2) Pedoman observasi aktifitas peserta didik

Pedoman observasi untuk peserta didik digunakan untuk

mencatat aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran.

(21)

9

Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi

oleh observer. Lembar observasi berisi tentang kegiatan guru dan

aktifitas siswa dalam pembelajaran (Arikunto, dkk, 2008: 78-79).

a) Peserta didik mendengarkan dengan seksama penjelasan guru

b) Peserta didik aktif bertanya kepada guru

c) Peserta didik aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab

(tunjuk jari)

d) Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.

b. Tes Formatif

Tes formatif ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai. Tes formatif yang dilakukan untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik setelah melakukan tindakan, bentuk tes ini adalah

soal pilihan ganda sebanyak 10 soal, dimana setiap item yang benar

nilai 1, dan salah 0.

c. Pedoman Dokumentasi

Beberapa hal yang dijadikan pedoman dalam mendomentasikan data

adalah sebagai berikut:

1) Data-data dari penyusunan SKH, Lembar observasi dan lembar tes

formatif

2) Catatan pelaksanaan tindakan

3) Catatan pengamatan secara tidak langsung

4) Rekap data pendukung lainnya

5. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh langsung dari lokasi penelitian, khususnya pada

proses pelaksanaan tindakan kelas, sedang untuk mendapatkan data

peneliti menggunakan beberapa metode untuk menggali informasi yang

dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh peneliti untuk mendapatkan

informasi tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-

(22)

Sumber dokumentasi pada dasamnya merupakan segala

bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen baik

resmi maupun yang tidak resmi.

Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui

dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang menjadi sample

penelitian yaitu Classroom Action Research.

b. Pengamatan (observasi)

Sebagai metode ilmiah, observasi dapat diartikan sebagai

pengamatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap subyek

dengan menggunakan seluruh alat inderanya (Riyanto, 1996: 40).

Metode pengamatan (observasi), cara pengumpulan datanya teijun langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti, populasi

(sampel) (Margono, 2000 : 158).

c. Tes

Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus)

yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan

jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka

(Margono, 2000: 170).

Metode tes oleh peneliti digunakan untuk mendapatkan hasil

belajar peserta didik yang telah melakukan pembelajaran membaca

huruf hijaiyah dengan menggunakan metode index card match siswa kelompok B3 RA [stiqomah Ungaran sebagai evaluasi setelah proses

pembelajaran berlangsung.

6. Analisis Data

Kemudian Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui

pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian

diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan

peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk

menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan metode index card match dalam pembelajaran membaca huruf hijaiyah. Instrumen pengelolaan data yang dipakai adalah sebagai berikut:

(23)

11

a. Tes tertulis (tes formatif)

Evaluasi yang dibuat untuk mengetahui dan mengukur

penguasaan materi pembelajaran

b. Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode index card match.

Dianalisis dengan statistik deskriptif dan interprestasi hasil

dianalisis secara kuantitatif rumus yang digunakan sebagai berikut:

P = —X100%N

Keterangan P = prosentase

F = Frekuensi

N= Jumlah Subyek

Sedangkan untuk hasil tes formatif peneliti mencari data

dengan menjumlahkan nilai yang dipilih dalam satu kelas kemudian

dibagi dengan jumlah siswa yang ada sehingga di dapat rata-rata nilai

tes formatif

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar urut-urutan sistematika penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

Bagian muka skripsi terdiri atas, halaman judul, halaman nota

persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman penyertaan

keaslihan tulisan, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar,

halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar tabel dan halaman daftar

lampiran.

Bagian isi terdiri atas:

Bab I adalah Pendahuluan, yang merupakan gambaran secara umum

dari skripsi ini, yaitu mencakup: latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan

penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan

(24)

Bab II adalah Kajian Pustaka yang terdiri dari tiga sub bab, yaitu sub

bab pertama tentang pembelajaran membaca huruf hijaiyah. Sub bab kedua tentang metode index card match, terakhir sub bab ketiga tentang proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah dengan metode index card match.

Bab III adalah pelaksanaan penelitian, terdiri dari deskripsi

pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi

pelaksanaan siklus III.

Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari

deskripsi hasil penelitian tindakan kelas siklus I, siklus II, siklus III, dan

pembahasan.

Bab V adalah Penutup, yang terdiri dari: kesimpulan, dan saran.

Bagian akhir dari skripsi ini meliputi: daftar pustaka, lampiran-

(25)

BAB

n

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Membaca Huruf Hijaiyah

Menurut Endang Poerwanti dan Nur Widodo yang mengutip

pendapatnya Wuryadi menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses

pengubahan status siswa dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi pengetahuan,

sikap dan tingkah laku (Poerwanti dan Widodo, 2002: 4).

Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran

(Hamalik,: 2001: 70).

Dengan demikian, dapat diambil pengertian bahwa pembelajaran adalah

proses perubahan status siswa (pengetahuan, sikap dan perilaku) dengan

melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran

Sedangkan membaca menurut Donald D. Hammill dan Nettie R. Bartel

adalah “Reading is responding orally to printed symbols” (Hammill dan Bartel, : 1978: 23) yang artinya membaca adalah reaksi secara lisan terhadap simbol-

simbol tertulis. Dan menurut Sudarso, membaca adalah aktivitas yang kompleks

dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah meliputi orang

harus menggunakan pengertian, khayalan, mengamati dan mengingat-ingat

(Sudarso, 1993: 4).

(26)

Membaca adalah aktivitas otak dan mata. Mata digunakan untuk

menangkap tanda-tanda bacaan, sehingga apabila lisan mengucapkan tidak

akan salah. Sedangkan otak digunakan untuk memahami pesan yang dibawa

oleh mata, kemudian memerintahkan kepada organ tubuh lainnya untuk

melakukan sesuatu. Jadi cara keija diantara keduanya sangat sistematis dan

saling kesinambungan (Saksono, 1992: 51).

Mulyono Abdurrahman telah mengutip pendapat Soedarso, bahwa

membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar

tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian atau khayalan atau

pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat membaca tanpa

menggerakkan mata dan menggunakan pikiran (Abdurrahman, 2003: 200).

Pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa membaca adalah

sebuah aktifitas yang dilakukan oleh beberapa organ tubuh tertentu, yang

terdiri dari keija otak dan mata untuk memahami suatu pesan tertulis.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah

sebuah aktivitas melafalkan atau melisankan kata-kata yang dilihatnya dengan

mengerahkan beberapa tindakan melalui pengertian dan mengingat-ingat.

Selanjutnya huruf hijaiyyah adalh huruf-huruf arab yang terdapat

dalam al-Qur’an, jadi pembelajaran membaca huruf hijaiyah adalah sebuah proses yang menghasilkan perubahan-perubahan kemampuan melafalkan

(27)

15

sampai dengan yang dilihatnya dengan mengerahkan beberapa tindakan

melalui pengertian dan mengingat-ingat.

Dalam proses pembelajaran mungkin akan muncul kesulitan membaca

huruf hijaiyah bila dipandang dari kemampuan anak didik. Menurut Lemer

(1985: 402) sebagaimana yang di kutip oleh Mulyono Abdurrahman

(Abdurrahman, 2003: 22) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kemampuan anak untuk membaca, seperti:

1. Motorik

Kematangan motorik peserta didik, akan memudahkan pembacaan

macam dan bentuk huruf. Sehingga bacaan menjadi jelas, tidak terputus-

putus dan mengikuti garis

2. Perilaku

Perilaku merupakan reaksi peserta didik berupa gerakan badan

maupun ucapan atas sesuatu yang berada dihadapannya, maka kontrol dan

kendali perilaku yang dapat dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

membantu memperlancar proses membaca. Karena perilaku yang tenang,

mempermudah peserta didik dalam belajar membaca.

3. Persepsi

Persepsi lebih condong pada tanggapan yang muncul sebagai

penerimaan informasi maupun pengetahuan melalui indrawi, terutama

pada persepsi auditif yang membantu memahami ucapan atau suara yang

(28)

4. Memori

Memori yang biasa muncul dengan bahasa ingatan adalah daya

sadar mengenai pengalaman maupun pengetahuan yang telah diketahui

sebelumnya, sehingga peserta didik dengan mudah mampu

memvisualisasikan bentuk huruf ke dalam bacaan.

5. Kemampuan melakukan Cross Modal

Cross Modal merupakan kemampuan mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik.

6. Kemampuan memahami instruksi

Kemampuan memahami instruksi dititik beratkan pada ketepatan

peserta didik dalam membaca apa yang diinstruksikan oleh

pendidik/ustadz baik dalam memperagakan.

Peserta didik/anak yang perkembangan motoriknya belum matang atau

mengalami gangguan akan mengalami kesulitan dalam membaca; bacaannya

tidak jelas, terputus-putus atau tidak mengikuti garis. Anak hiperaktif atau

yang perhatiannya mudah dialihkan, dapat menyebabkan pekeijaannya

terhambat, termasuk pekerjaan membaca. Anak yang terganggu persepsi dapat

menimbulkan kesulitan dalam menulis. Jika persepsi visual yang terganggu,

anak mungkin akan sulit membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir

sama, seperti antara o , o , dan antara jr ^ dan lain-lain.

Jika persepsi auditif yang terganggu, mungkin anak akan mengalami

(29)

17

Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab teijadinya kesulitan belajar

membaca huruf hijaiyah, karena tidak mampu mengingat apa yang akan

ditulis. Jika gangguan menyangkut ingatan visual, maka anak akan sulit

mengingat huruf yang harus dibaca pisah; jika gangguan tersebut menyangkut

memori auditor, anak akan mengalami kesulitan menulis huruf yang baru saja

(30)

.. ^

Syiin

J1

Shaad

u*

Dlaad

J*

Thaa

___ is___

Dhaa

is

‘ain

t

Ghain

t

Faa

J

Qaaf *

<3

Kaaf

___

A

___

Laam

J

Miim

(31)

19 disebutkan dalam notable features, bahwa “The Arabic alphabet contains 28 letters. Some additional letters are used ini Arabic when writing place names or foreign words containing sounds which do not occur in standard Arabic, such as /p / or /g/, words are written in horizontal lines from right to left, numerals are written from left to right. Most letters change form depending on whether they appear at the beginning, on middle or end or a word. ”

(http:www.omniglot.com/writing/arabic.htm) (Alfabet Arab terdiri 28 huruf. Beberapa huruf tambahan digunakan dalam bahasa Arab ketika membaca nama- nama tempat atau kata-kata asing yang berisi bunyi yang tidak sesuai dalam standar bahasa Arab, seperti p atau g. Kata-kata ditulis pada garis lurus dari kanan ke kiri, angka-angka ditulis dari kiri ke kanan. Beberapa huruf berubah susunan tergantung pada apakah mereka kelihatan di awal, tengah atau akhir pada sebuah kata).”

Jumlah huruf yang disebutkan di atas adalah berdasarkan bunyi

bacaannya, tetapi kita menjumpai dalam metode baghdadiyah ataupun metode

membaca lainnya ada 30 dengan menampilkan N (lam alif) dan «■(Hamzah).

B. Metode Index Card Match.

Secara etimologis, “metode” berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti

(32)

berarti “suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan” (Arifin, 1996: 61).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara keija yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai yang

telah ditentukan” (Poerwadarminta, 1994: 652). Dengan demikian dapat

dikatakan, bahwa metode adalah suatu cara sistematis untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

Secara terminologis, banyak ahli pendidikan yang mendefinisikan

tentang metode. Mahmud Yunus sebagaimana dikutip oleh Armai Arief

mendefinisikan metode adalah “jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang

supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan

maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan dan lainnya” (Arief, 2002: 87).

Ahmad Tafsir mendefinisikan “metode pembelajaran semua cara yang

digunakan dalam upaya mendidik” (Tafsir, 1991:131) Sementara itu, al-

Syaibany menjelaskan, bahwa metode pendidikan adalah “segala segi

kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-

kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan peserta

didiknya dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik

untuk mencapai proses belajar mengajar yang diinginkan dan perubahan yang

dikehendaki pada tingkah laku mereka” (Al-Syaibany, 1979: 553).

Mengajar merupakan suatu proses yang komplek, tidak hanya sekedar

menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, tetapi merupakan segala

upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk

(33)

21

Sedangkan menurut Roestiah N.K mengajar adalah bimbingan kepada anak

dalam proses belajar (Roestiah, 1982: 34).

Metode merupakan cara yang dipergunakan dalam pengajaran sebagai

strategi, metode ikut memperlancar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran.

Metode ini akan nyata jika guru memilih metode yang sesuai dengan tingkat

yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan

sebagai suatu proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan

siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan respon pengetahuan,

ketrampilan dan sikap (Djamaroh, 2000,: 70).

Kenyataan menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal selalu

berusaha mencari efisiensi-efisiensi kerja dengan jalan memilih dan

menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai

tujuannya. Demikian pula halnya dalam lapangan pengajaran di sekolah. Para

pendidik (guru) selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-

tepatnya, yang dipandang lebih efektif daripada metode-metode lainnya,

sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-

benar menjadi milik murid.

Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya

merupakan alat-alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya,

diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut (Subroto, 1997 :

148-149).

Bertitik tolak pada pengertian di atas, bahwa dengan metode mengajar

(34)

tugas atau latihan, siswa diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu. Ini

adalah dorongan untuk teijadinya proses belajar yang lebih baik, sehingga

terlihat bahwa proses belajar siswa yang secara aktif sangat penting dalam

pengajaran. Jadi yang penting dalam mengajar bukan upaya guru dalam

menyampaikan bahan, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari bahan

sesuai dengan tujuan yang dicapai, sehingga dapat diartikan bahwa upaya

guru hanya merupakan serangkaian peristiwa teijadi yang dapat

mempengaruhi siswa belajar. Rangkaian peristiwa tersebut dibuat dan

dirancang oleh guru dengan harapan dapat memberi kemungkinan teijadinya

proses belajar. Dan peristiwa yang teijadi dalam proses belajar sangat

bervariasi.

Guru harus mengetahui bahwa metode pengajaran sifatnya luwes dan

fleksibel. Jadi mudah digunakan pada keadaan yang bagaimanapun, semua

tergantung pada ketrampilan guru itu sendiri, metode juga tidak ada yang

paling baik yang ada hanyalah metode yang sesuai (Darwis: 1998: 229).

Guru dalam menggunakan metode pengajaran harus selektif dan

profesional, banyak hal yang harus menjadi pertimbangan dan perhatian

khusus oleh guru karena penggunaan metode pengajaran berhubungan dengan

beberapa unsur termasuk di dalamnya adalah siswa.

Menurut Djamaludin Darwis, faktor-faktor yang mempengaruhi

penggunaan metode sebagai berikut:

1. Faktor tujuan yang hendak dicapai.

(35)

23

3. Faktor situasi dan kondisi.

4. Faktor materi dan fasilitas.

5. Faktor pribadi guru sebagai tenaga profesional (Darwis: 1998: 228-229).

Peran metode tergantung kepada keahlian guru, sebaik-baiknya

metode tanpa diimbangi peran guru yang profesional, metode tersebut tidak

akan biasa berfungsi sebagaimana mestinya, tetapi dengan kemampuan guru

yang profesional dalam wawasan metodologi pengajaran akan dapat

mengembangkan fungsi metode pengajaran yang baik.

Aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada siswa, namun

demikian bukanlah berarti peran guru tersisihkan, melainkan diubah. Guru

berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai

pengaruh dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar oleh karena itu

metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran haruslah

berorientasi pada keaktifan siswa, salah satu metode yang bisa digunakan

oleh guru untuk menciptakan keaktifan siswa adalah metode index card

match pembiasaan, stimulus atau rangsangan, keteladanan, pemberian

hukuman, ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, karya wisata, drill,

sosiodrama, simulasi kerja lapangan, demonstrasi, kerja kelompok dan lain

lain.

Metode Index Card Match adalah metode yang dikembangkan untuk

(36)

sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas maupun mengusai ketrampilan

yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran yang bernuansa inovatif tentu sangat dibutuhkan dalam

kondisi kelas yang sangat menyenangkan atau ada kebebasan, sehingga siswa

dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya .

Metode Index Card Match dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan

dibagi menjadi dua kelompok.

2. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan sebelumnya pada

potongan kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan.

3. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang telah dibuat.

4. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

5. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang

dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan

sebagian yang lain mendapatkan jawaban.

6. Mintalah peserta untuk mencari pasangan. Jika sudah ada yang

7. menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan.

Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan

kepada teman yang lain.

8. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan,

(37)

25

diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya

soal tersebut dijawab oleh teman pasangannya. Demikian seterusnya.

9. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut

(Ismail, 2008 :81).

Prosedur yang bisa dikembangkan dalam penerapan metode index

card match

1. Beri setiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang

cocok dengan satu atau beberapa kategori.

2. Perintahkan siswa untuk berkeliling raungan dan menari siswa lain yang

kartunya cocok dengan kategori yang sama. (Anda dapat mengumumkan

kategorinya sebelumnya atau biarkan siswa menemukannya sendiri).

3. Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk

menawarkan diri kepada siswa lain

4. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poin pengajaran yang

menurut anda penting

Variasi yang bisa dikembangkan dalam penenarapan metode index

card match:

1. Perintahkan tiap kelompok untuk membaut presentasi pengajaran tentang

Kategorinya

2. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu.

Pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok

dengan mereka tidak jelas dimana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk

(38)

mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar

(Muttaqin: 2004: 179-180).

Manfaat yang bisa di dapat ketika menerapkan metode pembelajaran

dengan menggunakan metode index card match adalah guru dapat

menciptakan suasana belajar yang mendorong anak-anak untuk saling

membutuhkan, inilah yang dimaksud positive interdependence atau saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif ini dapat dicapai

melalui ketergantungan tujuan, ketergantungan tugas, ketergantungan sumber

belajar, ketergantungan peranan dan ketergantungan hadiah (Abdurrahman,

2003: 121).

Selain itu kelebihan menggunakan metode index card match adalah 1. Peserta didik belajar untuk selalu mengambil inisiatif sendiri dalam segala

tugas yang diberikan oleh guru.

2. Dapat memupuk rasa tanggung jawab, karena dari hasil-hasil yang

dikeijakan dipertanggungjawabkan didepan guru

3. Mendorong peserta didik supaya berlomba-lomba untuk mencapai

kesuksesan.

4. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan

siswa.

5. Hasil belajar akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat

peserta didik.

6. Waktu yang digunakan tidak hanya sebatas jam-jam pelajaran di sekolah

(39)

27

Dalam penerapan metode index card match oleh pendidik atau guru

bisa dilihat dan dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses

belajar mengajar dilaksanakan diantranya sebagai berikut: (Ismail, 2008: 50-

57).

INDIKATOR PROSES PENJELASAN 1. Pekerjaan Peserta Didik

(diungkapkan dengan bahasa/kata-kata peserta didik sendiri)

PAIKEM sangat mengutamakan agar peserta didik mampu berfikir, berkata-kata, dan mengungkap sendiri

2. Kegiatan Peserta Didik

(peserta didik banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri)

Bila peserta didik mengalami atau mengerjakan sendiri, mereka belajar meneliti tentang apa saja.

3. Ruang Kelas

(penuh pajangan hasil alat peraga sederhana buatan guru dan peserta didik)

Banyak yang dapat dipajang di kelas dan dari pajangan hasil itu peserta didik saling belajar. Alat peraga yang sering dipergunakan diletakkan strategis.

4. Penataan Meja Kursi

(Meja kursi tempat belajar peserta didik dapat diatur secara fleksibel)

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai cara/metode/teknik, misalnya, diskusi, atau aktivitas peserta didik secara individual.

5. Suasana Bebas

(peserta didik memiliki dukungan suasana bebas untuk menyampaikan atau mengungkapkan pendapat)

Peserta didik dilatih untuk mengungkapkan pendapat secara bebas, baik dalam diskusi, tulisan, maupun kegiatan lain.

6. Umpan Balik Guru

(Guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung memberi umpan balik agar peserta didik segera memperbaiki kesalahan)

Guru memberikan tugas yang mendorong peserta didik bereksplorasi, dan guru memberikan bimbingan individual atau pun kelompok dalam hal penyelesaian masalah.

7. Sudut Baca

(Sudut kelas sangat baik bila diciptakan sebagai sudut baca untuk peserta didik)

Sudut baca di ruang kelas akan mendorong peserta didik gemar membaca. (Peserta didik didekatkan dengan buku-buku, jurnal, koran, dll)

8. Lingkungan Sekitar

(Lingkungan sekitar sekolah dijadikan media pembelajaran)

(40)

C. Proses Pembelajaran Membaca Huruf hijaiyah dengan Metode Index

Card Match

Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar

mengajar, oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk

menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode diharapkan tumbuh

beberapa kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.

Dengan denikian maka akan terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksis

ini dimana guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, proses

interaksi ini akan beijalan dengan lancar apabila siswa banyak aktif

dibandingkan dengan guru, oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah

metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa (Sudjana, 1989: 76).

Jadi sorang pendidik atau guru itu tidak hanya mendidik yang

berfungsi sebagai orang dewasa yang bertugas profesional memindahkan ilmu

pengetahuan (transfer o f knowledge) atau penyalur pengetahuan (transmitter

o f knowledge) yang dikuasai kepada anak didik, melainkan lebih dari itu sebagai penuntun, pendidik dan pembimbing dikalangan anak didik (Arifin,

1993: 193). Jadi disini pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia yang

mutlak harus dipenuhi untuk mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan dunia

dan akhirat.

Di era kompetensi ada satu metode yang dikenal yang dapat

menjadikan pembelajaran yang lebih berarti bagi peserta didik adalah metode

(41)

29

metode ini menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dan selanjutnya

mereka dapat membaca huruf hijaiyah karena proses keaktifan yang mereka

lakukan bukan karena pendiktean yang dilakukan guru. Berikut penerapan

metode Index Card Match pada pembelajaran membaca huruf hijaiyah.

Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu melaksanakan tindakan

upaya Guru membuka pelajaran.

1. Guru menerangkan materi tentang huruf hijaiyah

2. Guru mengadakan tanya jawab

3. Guru menyuruh peserta didik untuk memilih kartu dan mencari pasangan

kartunya

4. Guru menyuruh peserta didik untuk membaca dengan keras kartu

pasangannya

5. Evaluasi

(42)

A. Deskripsi data awal sebelum pelaksanaan siklus (Pra Siklus)

Sebelum melakukan siklus, penelitian mengumpulkan data awal

berupa daftar nama peserta didik dan nilai awal peserta didik. Nilai awal

peserta didik diambil dari nilai pre-test. Nilai awal digunakan untuk

mengetahui kemampuan peserta didik yang selanjutnya digunakan untuk

pembagian kelompok. Nilai pre-test dapat dilihat dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1

Kategori Nilai Prestasi (Hasil Test) Prestasi Kemampuan Membaca

Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase

90-100 0 Baik Sekali 0%

tidak memahami materi membaca huruf hijaiyah yang mereka lakukan, jika

dilihat dari tingkat ketuntasannya tidak ada siswa atau 0 % yang tuntas ini

juga artinya perlu adanya tindakan penelitian kelas.

(43)

31

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Sesuai dengan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siklus I

yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2010, siklus ini dilakukan beberapa

tahapan diantaranya:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana harian

(terlampir), menyusun LKS (terlampir), menyusun kuis (terlampir),

pendokumentasian, dan evaluasi.

2. Tindakan

Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan mengucapkan

salam dan menyuruh siswa untuk membaca do’a bersama-sama agar proses

pembelajaran beijalan hikmat, pada proses ini peneliti menata setting kelas

dengan posisi tempat duduk dengan biasa, selanjutnya peneliti

menyampaikan materi pelajaran tentang membaca huruf hijaiyah, dengan

sekilas lalu mempersilahkan siswa untuk bertanya, kemudian diikuti dengan

mempersilahkan siswa untuk memilih kartu dan mencari kartu yang cocok

dari temannya, selanjutnya peneliti memberikan soal untuk dijawab siswa,

setelah itu siswa disuruh mengumpulkan kedepan dan peneliti mengajak

siswa untuk membaca hamdalah dan do’a bersama.

Sedangkan pada nilai hasil test pada pra siklus I diperoleh dari tes

harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui

dalam gambaran sebagai berikut:

Tabel 2

Kategori Prestasi Kemampuan Membaca Siswa Kelompok B3 di RA Istigomah Ungaran Siklus I

Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase

90-100 0 Baik Sekali 0%

70-89 2 Baik 6,25 %

50-69 12 Cukup 37,5 %

30-49 18 Kurang 56.3 %

(44)

Jumlah 32 100 %

(Hasil selengkapnya dalam lampiran)

Dari hasil diatas terlihat bahwa pada Siklus I ini proses membaca

huruf hijaiyah siswa kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran tingkat

keberhasilan siswa ialah

a. Predikat baik sekali 0 siswa

b. Kategori baik 2 atau 6,25%

c. Kategori cukup 12 siswa atau 37,5%

d. Kategori Kurang 18 siswa atau 65,3%.

e. Kategori kurang sekali 0 siswa

Data diatas menunjukkan dalam siklus I ini banyak siswa yang

tidak memahami materi membaca huruf hijaiyah yang mereka lakukan, jika

dilihat dari tingkat ketuntasannya 6,25% siswa naik dari pra siklus yang

masih 0 % yang tuntas ini juga artinya indikator belum terpenuhi.

3. Observasi

Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas

dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang peneliti

Observasi ini dilaksanakan di proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah

di kelas ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan dan hasil dari soal

yang telah dilakukan oleh siswa.

Bentuk keaktifan yang dilakukan oleh pada siswa dapat peneliti

gambarkan sebagai berikut:

A. Peserta didik mendengarkan dengan seksama penjelasan guru B. Peserta didik aktif bertanya kepada guru

C. Peserta didik aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari)

(45)

33

Tabel 3

Kategori Penilaian Keaktifan Belajar Siswa Kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran Pra Siklus I

Dari Tabel diatas terlihat bahwa pada pra siklus keaktifan belajar

siswa pada materi membaca huruf hijaiyah yaitu pada taraf kategori:

a. Baik sekali dari 2 siswa atau 6,25 %

bahwa tingkat kemampuan membaca dan keaktifan siswa masih rendah

terbukti siswa banyak yang tidak mendengarkan dengan seksama

penjelasan guru, peserta didik pasif bertanya kepada guru, peserta didik

pasif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari) dan peserta

didik mulai pasif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan keterangan diatas maka yang perlu dilakukan oleh

guru RA Istiqomah Ungaran siswa kelompok B 3 pada proses

pembelajaran membaca huruf hijaiyah ditingkatkan lagi yaitu di akhir

kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi Siswa pada siklus I ini dan

selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan

yang ada di siklus I, mencari solusi terhadap permasalahan yang

(46)

a. Siswa ditekankan untuk lebih fokus dalam proses pembelajaran.

b. Lebih memperkenalkan lagi metode index card match.

c. Guru memotivasi siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran dengan

lebih mendekati siswa lagi.

d. Guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dengan menyeting kelas

dengan baik terutama yang dapat menjadikan siswa menjadi aktif.

e. Guru menyarankan kepada siswa untuk bertanya kepada orang tua atau

tokoh masyarakat sekitar seperti guru ngaji.

f. Guru memberikan tambahan jam khusus pada siswa yang kurang bisa

pada proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah dan bisa dilakukan

setelah pulang sekolah

g. Guru Mencatat dengan seksama kegiatan yang teijadi di dalam kelas

selama kegiatan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa

kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran.

h. Mengisi Lembar Observasi Siswa

Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap

permasalahan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa

kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran, Hasil refleksi kemudian dijadikan

sebagai rumusan untuk diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindak

perbaikan terhadap upaya perbaikan siswa pada siklus I.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Tindakan pada pelaksanaan siklus I ini dilakukan pada tanggal 17 Mei

2010 siklus I ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana

Pembelajaran Harian (terlampir), menyusun LKS (terlampir), menyiapkan

kartu, menyusun kuis (terlampir), pendokumentasian, lembar refleksi dan

evaluasi.

2. Tindakan

Proses pembelajaran pada siklus II ini dengan memberikan materi

(47)

35

dengan posisi tempat duduk klasik kemudian guru membaca huruf

hijaiyah dan ditirukan oleh siswa.

Selanjutnya guru menyiapkan kartu sebanyak 32 kartu, 16 kartu

berupa huruf arab dan 16 kartu berisi huruf latin, kemudian guru

menyuruh tiap-tiap siswa untuk memilih kartu dan mencari pasangan

kartunya yang dimiliki temannya, setelah mereka mendapatkan

pasangannya selanjutnya guru menyuruh tiap pasangan untuk membaca

kartu dengan keras, kemudian peneliti mempersilahkan setiap siswa untuk

mengomentari siswa yang lain.

Selanjutnya guru mengklarifikasi hasil pasangan dan

mencocokkan pasangan yang benar.

Setelah proses pembelajaran terjadi peneliti memberikan kuis

berupa soal yang harus diisi siswa secara pribadi dengan alokasi waktu

menyelesaikan 10 menit, setelah itu siswa disuruh mengumpulkan

kedepan dan peneliti mengajak siswa untuk membaca hamdalah bersama

dan do’a bersama.

Sedangkan pada nilai hasil test pada siklus II diperoleh dari tes

harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui

dalam gambaran sebagai berikut:

Tabel 4

Kategori Prestasi Kemampuan Membaca Siswa setelah Menggunakan Metode Index Card Match pada Proses Pembelajaran

Membaca Huruf Hijaiyah Siswa Kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran pada Pra Siklus pada Siklus H

Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase

90-100 2 Baik Sekali 6,25 %

(48)

Dari hasil diatas terlihat bahwa pada Siklus II ini proses

pembelajaran membaca huruf siswa kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran

tingkat keberhasilan siswa ialah

a. Predikat baik sekali 2 siswa atau 6,25 naik dari pra siklus yaitu 0 siswa

atau 0 %

b. Kategori baik 8 siswa atau 25% naik dari pra siklus 2 siswa atau 6,25%

c. Kategori cukup 20 siswa atau 62,5 naik dari pra siklus yaitu 12 siswa

atau 37,5

d. Kategori Kurang 2 siswa atau 6,25 % berkurang dari pada pra siklus

yaitu 18 siswa atau 56,3%

Data diatas menunjukkan dalam siklus II ini banyak siswa yang

Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas

dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang peneliti

Observasi ini dilaksanakan di proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah

di kelas ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan dan hasil dari soal

yang telah dilakukan oleh siswa.

Bentuk keaktifan yang dilakukan oleh pada siswa dapat peneliti

gambarkan sebagai berikut:

A. Peserta didik mendengarkan dengan seksama penjelasan guru B. Peserta didik aktif bertanya kepada guru

C. Peserta didik aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari)

(49)

37

Tabel 5

Kategori Penilaian keaktifan belajar Siswa setelah Menggunakan Metode Index Card Match pada Proses Pembelajaran Membaca

Huruf Hijaiyah Siswa Kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran pada Pra Siklus pada Siklus II

Jumlah

proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B 3 RA

Istiqomah Ungaran yaitu pada taraf kategori

a. Baik sekali dari 9 siswa atau 28,1 % naik dari para siklus yaitu 2

siswa atau 6,25%

b. Baik 16 siswa atau 50 % naik dari para siklus yaitu 10 siswa atau

31,25%

c. Cukup 7 siswa atau 21,9% berkurang dari pada para siklus yaitu 17

siswa atau 53,13%

d. Kurang 0 siswa 0 % naik dibanding para siklus yang masih ada 2

siswa atau 6,25%

Ini menunjukkan kecenderungan siswa masih biasa saja dalam

proses pembelajaran atau kurang aktif

4. Refleksi

Dari hasil tes dan observasi yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa tingkat kemampuan membaca dan keaktifan siswa masih mulai

ada peningkatan terbukti siswa banyak yang sudah mulai mendengarkan

(50)

kepada guru, peserta didik mulai aktif menjawab pertanyaan atau siap

menjawab (tunjuk jari) dan peserta didik mulai aktif dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan keterangan diatas maka yang perlu dilakukan oleh

guru RA Istiqomah Ungaran siswa kelompok B 3 pada proses

pembelajaran membaca huruf hijaiyah ditingkatkan lagi yaitu di akhir

kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi Siswa pada siklus I ini dan

selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan

yang ada di siklus II, mencari solusi terhadap permasalahan yang

ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan sebagai berikut:

a. Siswa ditekankan untuk lebih fokus dalam proses pembelajaran.

b. Lebih memperkenalkan lagi metode index card match.

c. Guru memotivasi siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran dengan

lebih mendekati siswa lagi.

d. Guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dengan menyeting kelas

dengan baik terutama yang dapat menjadikan siswa menjadi aktif dan

penggunaan media pembelajaran seperti media audio visual seperti TV

dan CD

e. Guru menyarankan kepada siswa untuk bertanya kepada orang tua atau

tokoh masyarakat sekitar seperti guru ngaji.

f. Guru memberikan tambahan jam khusus pada siswa yang kurang bisa

pada proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah dan bisa dilakukan

setelah pulang sekolah

g. Guru Mencatat dengan seksama kegiatan yang teijadi di dalam kelas

selama kegiatan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa

kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran.

h. Mengisi Lembar Observasi Siswa

Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap

permasalahan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa

(51)

39

sebagai rumusan untuk diterapkan pada siklus III sebagai upaya tindak

perbaikan terhadap upaya perbaikan siswa pada siklus II.

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Tindakan pada pelaksanaan siklus II ini dilakukan pada tanggal 24 Mei

2010 berlandaskan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus III terdiri dari

beberapa tahapan diantaranya:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana

Pembelajaran harian (terlampir), menyusun LKS (terlampir), menyusun

kuis (terlampir), menyiapkan kartu, menyiapkan media audio visual

menyiapkan lembar observasi (terlampir), pendokumentasian, lembar

refleksi dan evaluasi.

2. Tindakan

Proses pembelajaran pada siklus tidak jauh berbeda dengan siklus I

dan II hanya materi dilanjutkan membaca huruf hijaiyah bersambung,

pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dan menyuruh siswa

untuk membaca do’a bersama-sama agar proses pembelajaran berjalan

hikmat, pada proses ini peneliti menata setting kelas dengan posisi tempat

duduk dengan formasi huruf U dan peneliti sekarang lebih aktif lagi

mendekati siswa untuk lebih memotivasi siswa, selanjutnya peneliti

menayangkan CD membaca huruf hijaiyah. lalu peneliti mempersilahkan

siswa untuk bertanya.

Selanjutnya guru menyiapkan kartu sebanyak 32 kartu, 16 kartu

berupa huruf hijaiyah bersambung dan 16 kartu berisi huruf latin,

kemudian guru menyuruh tiap-tiap siswa untuk memilih kartu dan mencari

pasangan kartunya yang dimiliki temannya, setelah mereka mendapatkan

pasangannya selanjutnya guru menyuruh tiap pasangan untuk membaca

kartu dengan keras, kemudian peneliti mempersilahkan setiap siswa untuk

mengomentari siswa yang lain.

Selanjutnya guru mengklarifikasi hasil pasangan dan

(52)

Sedangkan pada nilai hasil test pada siklus III diperoleh dari tes

harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui

dalam gambaran sebagai berikut:

Tabel 6

Kategori Prestasi Kemampuan Membaca Siswa setelah Menggunakan Metode Index Card Match pada Proses Pembelajaran

Membaca Huruf Hijaiyah Siswa Kelompok B3 di RA Istiqomah

Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase

90-100 14 Baik Sekali 43,7 %

70-89 16 Baik 50%

pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B 3 RA Istiqomah

Ungaran tingkat keberhasilan siswa ialah

yang masih ada 20 siswa atau 62,5%

Data diatas menunjukkan dalam siklus III ini banyak siswa yang

tidak mampu membaca huruf hijaiyah yang mereka lakukan, jika dilihat

dari tingkat ketuntasannya sudah mencapai 93,7 % dan hanya menyisakan

6,25%, ini berarti prestasi siswa sudah sesuai dengan indikator.

Observasi

Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas

Gambar

Tabel 1Kategori Nilai Prestasi (Hasil Test) Prestasi Kemampuan Membaca
Tabel 2Kategori Prestasi Kemampuan Membaca Siswa Kelompok B3 di RA
Kategori Penilaian Keaktifan Belajar Siswa Kelompok B3 di RATabel 3
Kategori Prestasi Kemampuan Membaca Siswa setelahTabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

pusat Pemerintah Daerah (kota) Lembaga masyarakat lokal Warga kampung 1940 Pembentuk kampung. Surat peringatan untuk pengusuran Warga menolak 1971 1972   Terdiri lembaga

• A buffe is a solution of a weak acid and its conjugate base that resists changes in pH in both directions—either up or down. • A bufer works best in the middle

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin banyak penambahan jewawut semakin besar rasio pengembangan, semakin rendah pengembangan axial, semakin tinggi

Mereti, nimbang sereta ngenataika idea enggau buah runding senentang sesebengkah pekara ti didinga, dikejaku, dibacha enggau ditulis dalam mayuh bengkah situasyen ngambika

Hasil sidik ragam menunjukkan varietas berpengaruh nyata tetapi pemberian sumber nitrogen organik serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, sebagian larva ulatgrayak yang diuji motal setelah diberi pakan yang mengandung ekstrak buah makasar yang

 Pengertian Manajemen Proyek menurut Husen (2009:4), Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan