PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
IN D E X CARD M ATCH
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
S I T I N U R H A Y A T I
NIM: 11408225
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 Ekslempar
Hal : Naskah Sktipsi
Saudara SITINURHAYATI
Kepada,
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu ’alaikum wr.wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudara:
NAMA : SITI NURHAYATI
NIM : 11408225
Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF
HIJAIYAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
INDEX CARD MATCH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelompok B3 Ra Istiqomah Ungaran Tahun 2010)
Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas untuk dapat segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaukm wr.wb.
Salatiga, 7 Agustu^ Pembimoir
Dra. Djamiatul/Islamiyah, M.Ag. NIP: 1957081/2198802 2 001
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706, 323433 Faks. 323433 Salatiga 50721 http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi saudari : Siti Nurhayati dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408225 yang
beijudul PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF H IJAIYAH
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE IN D E X CARD M ATCH
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010), Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu Yang bertepatan dengan
tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 1 September 2010
Panitia Ujian,
PERSEMBAHAN
Buah karya sederhana penulis persembahkan untuk
1. Ayahanda dan Ibunda Tercinta
2. Suami dan anakku tercinta sebagai pelita hidup dan semangat menuntut ilmu
3. Kakak-kakakku dan adikku
4. Teman guru di RA Istiqomah Ungaran
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SULISTYOWATI, S.Pd, M.Pd.
Jabatan : Kepala RA Istiqomah Ungaran
Dengan ini memberikan ijin kepada :
Nama : Siti Nurhayati
Jabatan : Guru Kelas
Studi : STAIN Salatiga
Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas B3 RA Istiqomah Ungaran
selama satu bulan mulai dari 1 Mei sampai dengan 1 Juni 2010 dengan judul
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF H1JAIYAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010)
guna memenuhi kewajiban studi yang bersangkutan.
Demikian surat ijin ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Ungaran, 7 Agustus 2010
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Bismillahirrahmanirrahim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : SITINURHAYATI
NIM : 11408225
Jurusan : Pendidikan Agama Islam STAIN SALATIGA
Menyatakan bahwa kaiya tulis ilmiah PTK dengan judul PENINGKATAN
KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH (Penelitian Tindakan Kelas
Pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010) adalah hasil karya
penulis sendiri. Adapun kutipan pendapat dari sumber lain adalah sebagai referensi guna
mendukung karya tulis ini. Apabila dikemudian hari ada pihak-pihak yang merasa
dirugikan atau terbukti terdapat pengambilan pendapat dengan tidak benar, maka
penulis siap merevisi ulang karya tulis ini.
Salatiga, 7 Agustus 2010
Penulis
Siti Nurhayati
UNGARAN TAHUN 2010.
Skripsi jurusan tarbiyah progam Study Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dra. Djami’atul Islamivah. M.Ag.
Kata kunci: Peningkatan Kemampuan membaca huruf hijaiyah, metode Index Card Macth
Proses kegiatan belajar mengajar di kelas terutama dalam pembelajaran Al-Qur'an bagi anak RA tidak selamanya berlangsung secara normal. Kadang- kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang menyenangkan, kadang- kadang terasa membosankan. Dalam hal ini siswa juga dapat mengalami/memiliki semangat belajar yang tinggi, akan tetapi kadang bisa juga menjadi rendah. Demikianlah realita yang sering dihadapi oleh guru pada saat proses belajar mengajar didalam kelas. Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah dengan membangkitkan motivasi peserta didik. Salah satu metode yang dikembangkan dalam pembelajran aI-Qur’an pada anak RA adalah Index card match (Mencari jodoh kartu jawaban/isu) yang tujuannya adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok
Permasalahan yang ayang diangkat dalam maslah ini adalah 1) Bagaimana penerapan metode index card match pada prose pembelajaran membaca huruf
hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran?. 2) Apakah dengan menggunakan metode Index Card Match dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus atau lebih dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dikelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi
Hasil penenlitian ini menunjukkan Peningkatan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran setelah menggunakan metode Index Card Match dapat dilihat dari hasil dari tiap siklus baik dari sudut kemampuan membaca dan keaktifan belajar siswa dimana pada akhir siklus II ketuntasan belajar sudah mencapai diatas 70 % begitu juga pada keaktifan baik terutama pada kategori baik dan baik sekali sudah mencapai diatas 70 %, ini menunjukkan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran sudah dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa dan keaktifan belajar siswa.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang atas ijin dan ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
Peningkatan Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah Siswa Dengan Menggunakan Metode Index Card Match (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelompok B3 RA Istiqomah Ungaran Tahun 2010)” sebagai tugas akhir dalam menempuh gelar Saijana
Strata I jurusan Tarbiyah program Studi Pendidikan Agama Islam di STAIN Salatiga.
Salawat serta salam tersanjugkan ke pangkuan baginda Rasulullah SAW beserta
keluarga, Sahabat dan pengikutnya yang setia mengikuti tauladannya.
Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran setelah menggunakan metode Index Card Match.
Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah mendukung selesainya penulisan laporan ini, khususnya Bapak dosen pembimbing
(Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag) yang setia membimbing kami dalam menyelesaikan
laporan PTK ini. Tak lupa kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah membekali kami
pengetahuan dan ketrampilan baru yang sangat berharga bagi tugas kami sebagai
pendidik.
Tidak kata yang pantas kami haturkan selain ucapan terima kasih atas segala
bantuannya. Semoga jerih payah yang telah dicurahkan mendapat balasan yang berlipat
dari Allah SWT. Akhirnya semoga laporan tindakan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Salatiga, 7 Agustus 2010
Halaman Nota pembimbing... i i
Halaman Pengesahan... iii
Motto... iv
Persembahan... v
Ijin Penelitian... vi
Pernyataan keaslian tulisan... vii
Abstrak... viii
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 3
E. Kegunaan Penelitian... 4
F. Definisi Operasional... 4
G. Metode Penelitian... 5
1. Rancangan Penelitian... 6
2. Subjek Penelitian... 6
3. Langkah-Langkah... 6
4. Instrumen Penelitian... 8
5. Pengumpulan D ata... 9
6. Analisis Data ... 10
H. Sistematika Penulisan Skripsi... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Membaca Huruf Hijaiyah... 13
B. Metode Index Card Match... 19
C. Proses Pembelajaran Membaca Huruf hijaiyah dengan
Metode Index Card M atch... 28
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi data awal sebelum pelaksanaan siklus (Pra Siklus) 30 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... 31
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I ... 34
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Laporan Kegiatan Yang Dilakukan... 43
1. Pra Siklus... 43
2. Siklus I ... 43
3. Siklus II... 44
4. Siklus III... 44
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 45
1. Hasil Penelitian Pra Siklus ... ... 45
2. Hasil Penelitian Siklus 1... 46
3. Hasil Penelitian Siklus II... 48
4. Hasil Penelitian Siklus III... 49
C. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa... 51
1. Hasil pengamatan siklus I ... 51
2. Hasil Pengamatan siklus II... 52
3. Hasil Pengamatan Siklus III... 54
BABI PENDAHULUAN
A. L atar Belakang Masalah
Tujuan pengembangan RA Istiqomah Ungaran adalah untuk
mengembangkan benih-benih keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
sedini mungkin dalam kepribadian anak yang terwujud dalam perkembangan
kehidupan jasmaniyah dan rohaniyah sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Program pengembangan kegiatan belajar tersebut dilandasi oleh
pembinaan kehidupan beragama untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan anak didik kepada Allah SWT program kegiatan belajar ini berisi
bahan-bahan pembelajaran yang dapat dicapai melalui teman yang sesuai
dengan lingkungan anak dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan yang
hendak dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program kegiatan
pembelajaran yang lebih operasional, karena Masa kanak-kanak dengan usia
3-6 tahun disebut dengan masa prasekolah merupakan masa bahagia dan amat
memuaskan kreativitas, seperti bermain boneka, suka cerita, permainan
drama, menyanyi, menggambar dan lain sebagainya. Sebagai pendidik baik
orang tua maupun guru bertanggung jawab terhadap kesejahteraan jiwa anak.
Kedua pendidik tersebut mempunyai wewenang mengarahkan perilaku anak
dengan sebagaimana yang diinginkan. Orang tua bertanggung jawab untuk
merangsang dan membina perkembangan intelektual anak serta membina
pertumbuhan sikap dan nilai-nilai yang baik dalam pembinaan anak dan
diharapkan ada saling pengertian dan kerja sama yang erat antara keduanya,
dalam usaha mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan jiwa anak
(Mahfuzh, 2001: 155-156).
Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia prasekolah merupakan
masa yang menentukan bagi perkembangan anak pada tahapan selanjutnya.
Pada masa ini, situasi anak peka untuk menerima rangsang dari luar yang
sesuai tahapan perkembangannya, maka kemampuan anak akan berkembang
optimal, sehingga rangsangan akan keagamaan yang diberikan pada masa ini
dengan tidak mengacuhkan tingkat perkembangannya akan sangat bermanfaat
bagi kedewasaanm anak akan agama. Zakiah Daradjat mengatakan bahwa,
pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman,
dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya dulu. Seseorang yang
pada waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada
masa dewasanya nanti ia tidak merasakan pentingnya agama dalam hidupnya
(Darajat, 2000: 48).
Akan tetapi proses kegiatan belajar mengajar di kelas terutama dalam
pembelajaran Al-Qur'an bagi anak RA tidak selamanya berlangsung secara
normal. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang
menyenangkan, kadang-kadang terasa membosankan. Dalam hal ini siswa
juga dapat mengalami/memiliki semangat belajar yang tinggi, akan tetapi
kadang bisa juga menjadi rendah. Demikianlah realita yang sering dihadapi
oleh guru pada saat proses belajar mengajar didalam kelas.
Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah dengan
membangkitkan motivasi peserta didik, karena rangsangan tersebut membawa
kepada senangnya peserta didik terhadap kegiatan belajar mengajar didalam
kelas. Dengan tidak adanya motivasi yang dimiliki oleh peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran didalam kelas, siswa akan menjadi malas-
malasan, sehingga dapat menghambat pencapaian tujuan dari pembelajaran
yang diinginkan.
Salah satu metode yang dikembangkan dalam pembelajran al-Qur’an
pada siswa RA adalah Index card match (Mencari jodoh kartu jawaban/isu) yang tujuannya adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih
kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.
Dari latar belakang diatas peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang
3
Berdasarkan hal-hal tersebut itulah yang mendorong pelaksanaan penelitian
ini.
B. Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang masalah dan penegasan istilah di atas,
maka permasalahan yang akan dikaji adalah :
1. Bagaimana penerapan metode index card match pada proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran tahun 2010?
2. Apakah dengan menggunakan metode Index Card M atch dapat
meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini
bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan penerapan metode index card match pada proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran tahun 2010.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran setelah menggunakan metode
Index Card M atch tahun 2010.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
a. Pendekatan metode index card match dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran membaca huruf hijaiyah.
b. metode index card match dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar membaca huruf hijaiyah.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini
apabila:
a. Adanya peningkatan aktivitas belajar peserta didik.
b. Meningkatnya hasil belajar membaca huruf hijaiyah siswa, yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis lebih dari 6.0.
E. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan ini,
diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang terkait.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori penerapan
metode index card match pada pembelajaran membaca huruf hijaiyah bagi siswa pra sekolah.
2. Secara praktis
a. Bagi sekolah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah dalam
mengembangkan siswanya terutama dalam hal proses pembelajaran
membaca huruf hijaiyah.
b. Bagi siswa
Diharapkan para siswa dapat termotivasi dalam proses
pembelajaran membaca huruf hijaiyah.
c. Bagi penulis
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru
khususnya proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah dengan
5
F. Definisi Operasional
1. Peningkatan
Peningkatan adalah proses, perbuatan (usaha, kegiatan menaikkan,
menambah dan sebagainya) (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
2000: 748).
2. Kemampuan membaca huruf hijaiyah
Kemampuan berarti “kesungguhan, kecakapan dan kekuatan”
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2000: 623). Sedangkan
membaca dapat diartikan melihat tulisan dan mengerti atau melisankan apa
yang ditulis itu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2000: 72).
Huruf hijaiyah adalah huruf-huruf bahasa arab yang ada di al- Qur’an yang dimulai dari a lif sampai ya ’
Jadi kemampuan membaca huruf hijaiyah dalam penelitian ini dalam penelitian ini suatu daya yang ada pada diri seseorang dimaksudkan
untuk mencapai hasil yang maksimal di mana hasil di sini adalah hasil
belajar membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B3 RA Istiqomah 3. Metode Index Card Match
Metode Index Card M atch adalah Mencari jodoh kartu
jawaban/isu) yang tujuannya adalah untuk melatih peserta didik agar lebih
cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok
(Ismail, 2008: 81).
Jadi tegasnya dalam penelitian ini akan membahas tentang bagaimana
cara yang digunakan Guru RA Istiqomah Ungaran dalam melaksanakan
pembelajaran membaca huruf hijaiyah melalui metode index card match
sehingga nantinya terjadi peningkatan kemampuan pada diri siswa kelompok
B3 RA Istiqomah
G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas {classroom action research). Penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut (Wiriatmadja,
2006: 12).
Senada dengan Ebbut sebagaimana dikutip oleh Wiriatmadja,
(2005:12) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari upaya
perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan
melakukan tindakan-tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut
1. Rancangan Penelitian
a. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di RA Istiqomah
Ungaran, khususnya siswa kelompok B3 .
b. Kolaborator
Kolaborator adalah suatu keija sama dengan pihak-pihak terkait
seperti atasan, sejawat, atau kolega. Kolaborator ini di harapkan dapat
dijadikan sumber data, karena pada hakikatnya kedudukan peneliti
pada penelitian tindakan kelas ini merupakan bagian dari situasi dan
kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai
pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi dan kondisi
(Departemen Pendidikan Direktirat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2003: 13). Keijasama ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan kontribusi yang baik sehingga dapat tercapai tujuan dari
penelitian ini. Yang menjadi kolaborator di sini adalah guru agama lain
di RA Istiqomah Ungaran..
2. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian semua siswa, kelompok B3
di RA Istiqomah Ungaran.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan
Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran
7
sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, dkk, 2008: 16).
Dts.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap. Secara
rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi khusus
2) Mengidentifikasi masalah
3) Mencarikan Alternatif pemecahan
4) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan)
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu melaksanakan
tindakan peningkatan semangat belajar peserta didik pembelajaran
membaca huruf hijaiyah yang telah direncanakan. c. Observasi
Tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
mempersiapkan lembar observasi yang telah disiapkan untuk mengetahui
kondisi kelas terutama semangat belajar peserta didik dalam
pembelajaran. Penelitian ini hasil pengamatan kemudian dicari solusi
dari permasalahan yang ada pada waktu pembelajaran berlangsung,
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi diri tentang
upaya meningkatkan semangat belajar peserta didik untuk pembelajaran
membaca huruf hijaiyah. Melihat dan observasi, apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam
membaca huruf hijaiyah.
Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat
digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
4. Instrumen Penelitian
Sedangkan instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat
keberhasilan peserta didik adalah:
a. Pedoman Observasi
1) Pedoman observasi aktivitas guru
Observasi aktifitas guru digunakan untuk mengamati kemampuan
guru (peneliti) dalam mengelola pembelajaran. Adapun
pedomannya sebagai berikut:
a) Menyusun rencana pembelajaran
b) Menguasai kurikulum, materi, metode dan evaluasi
c) Mengorganisir kelas atau peserta didik dan membangun suasana
kelas.
2) Pedoman observasi aktifitas peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik digunakan untuk
mencatat aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran.
9
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi
oleh observer. Lembar observasi berisi tentang kegiatan guru dan
aktifitas siswa dalam pembelajaran (Arikunto, dkk, 2008: 78-79).
a) Peserta didik mendengarkan dengan seksama penjelasan guru
b) Peserta didik aktif bertanya kepada guru
c) Peserta didik aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab
(tunjuk jari)
d) Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.
b. Tes Formatif
Tes formatif ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Tes formatif yang dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik setelah melakukan tindakan, bentuk tes ini adalah
soal pilihan ganda sebanyak 10 soal, dimana setiap item yang benar
nilai 1, dan salah 0.
c. Pedoman Dokumentasi
Beberapa hal yang dijadikan pedoman dalam mendomentasikan data
adalah sebagai berikut:
1) Data-data dari penyusunan SKH, Lembar observasi dan lembar tes
formatif
2) Catatan pelaksanaan tindakan
3) Catatan pengamatan secara tidak langsung
4) Rekap data pendukung lainnya
5. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh langsung dari lokasi penelitian, khususnya pada
proses pelaksanaan tindakan kelas, sedang untuk mendapatkan data
peneliti menggunakan beberapa metode untuk menggali informasi yang
dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh peneliti untuk mendapatkan
informasi tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-
Sumber dokumentasi pada dasamnya merupakan segala
bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen baik
resmi maupun yang tidak resmi.
Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui
dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang menjadi sample
penelitian yaitu Classroom Action Research.
b. Pengamatan (observasi)
Sebagai metode ilmiah, observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap subyek
dengan menggunakan seluruh alat inderanya (Riyanto, 1996: 40).
Metode pengamatan (observasi), cara pengumpulan datanya teijun langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti, populasi
(sampel) (Margono, 2000 : 158).
c. Tes
Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus)
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka
(Margono, 2000: 170).
Metode tes oleh peneliti digunakan untuk mendapatkan hasil
belajar peserta didik yang telah melakukan pembelajaran membaca
huruf hijaiyah dengan menggunakan metode index card match siswa kelompok B3 RA [stiqomah Ungaran sebagai evaluasi setelah proses
pembelajaran berlangsung.
6. Analisis Data
Kemudian Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui
pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian
diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan
peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk
menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan metode index card match dalam pembelajaran membaca huruf hijaiyah. Instrumen pengelolaan data yang dipakai adalah sebagai berikut:
11
a. Tes tertulis (tes formatif)
Evaluasi yang dibuat untuk mengetahui dan mengukur
penguasaan materi pembelajaran
b. Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode index card match.
Dianalisis dengan statistik deskriptif dan interprestasi hasil
dianalisis secara kuantitatif rumus yang digunakan sebagai berikut:
P = —X100%N
Keterangan P = prosentase
F = Frekuensi
N= Jumlah Subyek
Sedangkan untuk hasil tes formatif peneliti mencari data
dengan menjumlahkan nilai yang dipilih dalam satu kelas kemudian
dibagi dengan jumlah siswa yang ada sehingga di dapat rata-rata nilai
tes formatif
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar urut-urutan sistematika penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
Bagian muka skripsi terdiri atas, halaman judul, halaman nota
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman penyertaan
keaslihan tulisan, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar,
halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar tabel dan halaman daftar
lampiran.
Bagian isi terdiri atas:
Bab I adalah Pendahuluan, yang merupakan gambaran secara umum
dari skripsi ini, yaitu mencakup: latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan
Bab II adalah Kajian Pustaka yang terdiri dari tiga sub bab, yaitu sub
bab pertama tentang pembelajaran membaca huruf hijaiyah. Sub bab kedua tentang metode index card match, terakhir sub bab ketiga tentang proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah dengan metode index card match.
Bab III adalah pelaksanaan penelitian, terdiri dari deskripsi
pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi
pelaksanaan siklus III.
Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari
deskripsi hasil penelitian tindakan kelas siklus I, siklus II, siklus III, dan
pembahasan.
Bab V adalah Penutup, yang terdiri dari: kesimpulan, dan saran.
Bagian akhir dari skripsi ini meliputi: daftar pustaka, lampiran-
BAB
n
KAJIAN PUSTAKAA. Pembelajaran Membaca Huruf Hijaiyah
Menurut Endang Poerwanti dan Nur Widodo yang mengutip
pendapatnya Wuryadi menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses
pengubahan status siswa dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi pengetahuan,
sikap dan tingkah laku (Poerwanti dan Widodo, 2002: 4).
Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Hamalik,: 2001: 70).
Dengan demikian, dapat diambil pengertian bahwa pembelajaran adalah
proses perubahan status siswa (pengetahuan, sikap dan perilaku) dengan
melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran
Sedangkan membaca menurut Donald D. Hammill dan Nettie R. Bartel
adalah “Reading is responding orally to printed symbols” (Hammill dan Bartel, : 1978: 23) yang artinya membaca adalah reaksi secara lisan terhadap simbol-
simbol tertulis. Dan menurut Sudarso, membaca adalah aktivitas yang kompleks
dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah meliputi orang
harus menggunakan pengertian, khayalan, mengamati dan mengingat-ingat
(Sudarso, 1993: 4).
Membaca adalah aktivitas otak dan mata. Mata digunakan untuk
menangkap tanda-tanda bacaan, sehingga apabila lisan mengucapkan tidak
akan salah. Sedangkan otak digunakan untuk memahami pesan yang dibawa
oleh mata, kemudian memerintahkan kepada organ tubuh lainnya untuk
melakukan sesuatu. Jadi cara keija diantara keduanya sangat sistematis dan
saling kesinambungan (Saksono, 1992: 51).
Mulyono Abdurrahman telah mengutip pendapat Soedarso, bahwa
membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar
tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian atau khayalan atau
pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat membaca tanpa
menggerakkan mata dan menggunakan pikiran (Abdurrahman, 2003: 200).
Pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa membaca adalah
sebuah aktifitas yang dilakukan oleh beberapa organ tubuh tertentu, yang
terdiri dari keija otak dan mata untuk memahami suatu pesan tertulis.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
sebuah aktivitas melafalkan atau melisankan kata-kata yang dilihatnya dengan
mengerahkan beberapa tindakan melalui pengertian dan mengingat-ingat.
Selanjutnya huruf hijaiyyah adalh huruf-huruf arab yang terdapat
dalam al-Qur’an, jadi pembelajaran membaca huruf hijaiyah adalah sebuah proses yang menghasilkan perubahan-perubahan kemampuan melafalkan
15
sampai dengan l£ yang dilihatnya dengan mengerahkan beberapa tindakan
melalui pengertian dan mengingat-ingat.
Dalam proses pembelajaran mungkin akan muncul kesulitan membaca
huruf hijaiyah bila dipandang dari kemampuan anak didik. Menurut Lemer
(1985: 402) sebagaimana yang di kutip oleh Mulyono Abdurrahman
(Abdurrahman, 2003: 22) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kemampuan anak untuk membaca, seperti:
1. Motorik
Kematangan motorik peserta didik, akan memudahkan pembacaan
macam dan bentuk huruf. Sehingga bacaan menjadi jelas, tidak terputus-
putus dan mengikuti garis
2. Perilaku
Perilaku merupakan reaksi peserta didik berupa gerakan badan
maupun ucapan atas sesuatu yang berada dihadapannya, maka kontrol dan
kendali perilaku yang dapat dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
membantu memperlancar proses membaca. Karena perilaku yang tenang,
mempermudah peserta didik dalam belajar membaca.
3. Persepsi
Persepsi lebih condong pada tanggapan yang muncul sebagai
penerimaan informasi maupun pengetahuan melalui indrawi, terutama
pada persepsi auditif yang membantu memahami ucapan atau suara yang
4. Memori
Memori yang biasa muncul dengan bahasa ingatan adalah daya
sadar mengenai pengalaman maupun pengetahuan yang telah diketahui
sebelumnya, sehingga peserta didik dengan mudah mampu
memvisualisasikan bentuk huruf ke dalam bacaan.
5. Kemampuan melakukan Cross Modal
Cross Modal merupakan kemampuan mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik.
6. Kemampuan memahami instruksi
Kemampuan memahami instruksi dititik beratkan pada ketepatan
peserta didik dalam membaca apa yang diinstruksikan oleh
pendidik/ustadz baik dalam memperagakan.
Peserta didik/anak yang perkembangan motoriknya belum matang atau
mengalami gangguan akan mengalami kesulitan dalam membaca; bacaannya
tidak jelas, terputus-putus atau tidak mengikuti garis. Anak hiperaktif atau
yang perhatiannya mudah dialihkan, dapat menyebabkan pekeijaannya
terhambat, termasuk pekerjaan membaca. Anak yang terganggu persepsi dapat
menimbulkan kesulitan dalam menulis. Jika persepsi visual yang terganggu,
anak mungkin akan sulit membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir
sama, seperti antara o , o , dan antara jr ^ dan lain-lain.
Jika persepsi auditif yang terganggu, mungkin anak akan mengalami
17
Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab teijadinya kesulitan belajar
membaca huruf hijaiyah, karena tidak mampu mengingat apa yang akan
ditulis. Jika gangguan menyangkut ingatan visual, maka anak akan sulit
mengingat huruf yang harus dibaca pisah; jika gangguan tersebut menyangkut
memori auditor, anak akan mengalami kesulitan menulis huruf yang baru saja
.. ^
Syiin
J1
Shaadu*
DlaadJ*
Thaa___ is___
Dhaa
is
‘ain
—
t
—
Ghain ♦
t
FaaJ
Qaaf ♦*
<3
Kaaf
___
A
___
Laam
J
Miim
19 disebutkan dalam notable features, bahwa “The Arabic alphabet contains 28 letters. Some additional letters are used ini Arabic when writing place names or foreign words containing sounds which do not occur in standard Arabic, such as /p / or /g/, words are written in horizontal lines from right to left, numerals are written from left to right. Most letters change form depending on whether they appear at the beginning, on middle or end or a word. ”
(http:www.omniglot.com/writing/arabic.htm) (Alfabet Arab terdiri 28 huruf. Beberapa huruf tambahan digunakan dalam bahasa Arab ketika membaca nama- nama tempat atau kata-kata asing yang berisi bunyi yang tidak sesuai dalam standar bahasa Arab, seperti p atau g. Kata-kata ditulis pada garis lurus dari kanan ke kiri, angka-angka ditulis dari kiri ke kanan. Beberapa huruf berubah susunan tergantung pada apakah mereka kelihatan di awal, tengah atau akhir pada sebuah kata).”
Jumlah huruf yang disebutkan di atas adalah berdasarkan bunyi
bacaannya, tetapi kita menjumpai dalam metode baghdadiyah ataupun metode
membaca lainnya ada 30 dengan menampilkan N (lam alif) dan «■(Hamzah).
B. Metode Index Card Match.
Secara etimologis, “metode” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti
berarti “suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan” (Arifin, 1996: 61).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara keija yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai yang
telah ditentukan” (Poerwadarminta, 1994: 652). Dengan demikian dapat
dikatakan, bahwa metode adalah suatu cara sistematis untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Secara terminologis, banyak ahli pendidikan yang mendefinisikan
tentang metode. Mahmud Yunus sebagaimana dikutip oleh Armai Arief
mendefinisikan metode adalah “jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang
supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan
maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan dan lainnya” (Arief, 2002: 87).
Ahmad Tafsir mendefinisikan “metode pembelajaran semua cara yang
digunakan dalam upaya mendidik” (Tafsir, 1991:131) Sementara itu, al-
Syaibany menjelaskan, bahwa metode pendidikan adalah “segala segi
kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-
kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan peserta
didiknya dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik
untuk mencapai proses belajar mengajar yang diinginkan dan perubahan yang
dikehendaki pada tingkah laku mereka” (Al-Syaibany, 1979: 553).
Mengajar merupakan suatu proses yang komplek, tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, tetapi merupakan segala
upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk
21
Sedangkan menurut Roestiah N.K mengajar adalah bimbingan kepada anak
dalam proses belajar (Roestiah, 1982: 34).
Metode merupakan cara yang dipergunakan dalam pengajaran sebagai
strategi, metode ikut memperlancar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran.
Metode ini akan nyata jika guru memilih metode yang sesuai dengan tingkat
yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan
siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan respon pengetahuan,
ketrampilan dan sikap (Djamaroh, 2000,: 70).
Kenyataan menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal selalu
berusaha mencari efisiensi-efisiensi kerja dengan jalan memilih dan
menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai
tujuannya. Demikian pula halnya dalam lapangan pengajaran di sekolah. Para
pendidik (guru) selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-
tepatnya, yang dipandang lebih efektif daripada metode-metode lainnya,
sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-
benar menjadi milik murid.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya
merupakan alat-alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya,
diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut (Subroto, 1997 :
148-149).
Bertitik tolak pada pengertian di atas, bahwa dengan metode mengajar
tugas atau latihan, siswa diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu. Ini
adalah dorongan untuk teijadinya proses belajar yang lebih baik, sehingga
terlihat bahwa proses belajar siswa yang secara aktif sangat penting dalam
pengajaran. Jadi yang penting dalam mengajar bukan upaya guru dalam
menyampaikan bahan, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari bahan
sesuai dengan tujuan yang dicapai, sehingga dapat diartikan bahwa upaya
guru hanya merupakan serangkaian peristiwa teijadi yang dapat
mempengaruhi siswa belajar. Rangkaian peristiwa tersebut dibuat dan
dirancang oleh guru dengan harapan dapat memberi kemungkinan teijadinya
proses belajar. Dan peristiwa yang teijadi dalam proses belajar sangat
bervariasi.
Guru harus mengetahui bahwa metode pengajaran sifatnya luwes dan
fleksibel. Jadi mudah digunakan pada keadaan yang bagaimanapun, semua
tergantung pada ketrampilan guru itu sendiri, metode juga tidak ada yang
paling baik yang ada hanyalah metode yang sesuai (Darwis: 1998: 229).
Guru dalam menggunakan metode pengajaran harus selektif dan
profesional, banyak hal yang harus menjadi pertimbangan dan perhatian
khusus oleh guru karena penggunaan metode pengajaran berhubungan dengan
beberapa unsur termasuk di dalamnya adalah siswa.
Menurut Djamaludin Darwis, faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan metode sebagai berikut:
1. Faktor tujuan yang hendak dicapai.
23
3. Faktor situasi dan kondisi.
4. Faktor materi dan fasilitas.
5. Faktor pribadi guru sebagai tenaga profesional (Darwis: 1998: 228-229).
Peran metode tergantung kepada keahlian guru, sebaik-baiknya
metode tanpa diimbangi peran guru yang profesional, metode tersebut tidak
akan biasa berfungsi sebagaimana mestinya, tetapi dengan kemampuan guru
yang profesional dalam wawasan metodologi pengajaran akan dapat
mengembangkan fungsi metode pengajaran yang baik.
Aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada siswa, namun
demikian bukanlah berarti peran guru tersisihkan, melainkan diubah. Guru
berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai
pengaruh dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar oleh karena itu
metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran haruslah
berorientasi pada keaktifan siswa, salah satu metode yang bisa digunakan
oleh guru untuk menciptakan keaktifan siswa adalah metode index card
match pembiasaan, stimulus atau rangsangan, keteladanan, pemberian
hukuman, ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, karya wisata, drill,
sosiodrama, simulasi kerja lapangan, demonstrasi, kerja kelompok dan lain
lain.
Metode Index Card Match adalah metode yang dikembangkan untuk
sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas maupun mengusai ketrampilan
yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran yang bernuansa inovatif tentu sangat dibutuhkan dalam
kondisi kelas yang sangat menyenangkan atau ada kebebasan, sehingga siswa
dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya .
Metode Index Card Match dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan
dibagi menjadi dua kelompok.
2. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan sebelumnya pada
potongan kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan.
3. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat.
4. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
5. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang
dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan
sebagian yang lain mendapatkan jawaban.
6. Mintalah peserta untuk mencari pasangan. Jika sudah ada yang
7. menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan.
Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan
kepada teman yang lain.
8. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
25
diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya
soal tersebut dijawab oleh teman pasangannya. Demikian seterusnya.
9. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut
(Ismail, 2008 :81).
Prosedur yang bisa dikembangkan dalam penerapan metode index
card match
1. Beri setiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang
cocok dengan satu atau beberapa kategori.
2. Perintahkan siswa untuk berkeliling raungan dan menari siswa lain yang
kartunya cocok dengan kategori yang sama. (Anda dapat mengumumkan
kategorinya sebelumnya atau biarkan siswa menemukannya sendiri).
3. Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk
menawarkan diri kepada siswa lain
4. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poin pengajaran yang
menurut anda penting
Variasi yang bisa dikembangkan dalam penenarapan metode index
card match:
1. Perintahkan tiap kelompok untuk membaut presentasi pengajaran tentang
Kategorinya
2. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu.
Pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok
dengan mereka tidak jelas dimana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk
mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar
(Muttaqin: 2004: 179-180).
Manfaat yang bisa di dapat ketika menerapkan metode pembelajaran
dengan menggunakan metode index card match adalah guru dapat
menciptakan suasana belajar yang mendorong anak-anak untuk saling
membutuhkan, inilah yang dimaksud positive interdependence atau saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif ini dapat dicapai
melalui ketergantungan tujuan, ketergantungan tugas, ketergantungan sumber
belajar, ketergantungan peranan dan ketergantungan hadiah (Abdurrahman,
2003: 121).
Selain itu kelebihan menggunakan metode index card match adalah 1. Peserta didik belajar untuk selalu mengambil inisiatif sendiri dalam segala
tugas yang diberikan oleh guru.
2. Dapat memupuk rasa tanggung jawab, karena dari hasil-hasil yang
dikeijakan dipertanggungjawabkan didepan guru
3. Mendorong peserta didik supaya berlomba-lomba untuk mencapai
kesuksesan.
4. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan
siswa.
5. Hasil belajar akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat
peserta didik.
6. Waktu yang digunakan tidak hanya sebatas jam-jam pelajaran di sekolah
27
Dalam penerapan metode index card match oleh pendidik atau guru
bisa dilihat dan dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses
belajar mengajar dilaksanakan diantranya sebagai berikut: (Ismail, 2008: 50-
57).
INDIKATOR PROSES PENJELASAN 1. Pekerjaan Peserta Didik
(diungkapkan dengan bahasa/kata-kata peserta didik sendiri)
PAIKEM sangat mengutamakan agar peserta didik mampu berfikir, berkata-kata, dan mengungkap sendiri
2. Kegiatan Peserta Didik
(peserta didik banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri)
Bila peserta didik mengalami atau mengerjakan sendiri, mereka belajar meneliti tentang apa saja.
3. Ruang Kelas
(penuh pajangan hasil alat peraga sederhana buatan guru dan peserta didik)
Banyak yang dapat dipajang di kelas dan dari pajangan hasil itu peserta didik saling belajar. Alat peraga yang sering dipergunakan diletakkan strategis.
4. Penataan Meja Kursi
(Meja kursi tempat belajar peserta didik dapat diatur secara fleksibel)
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai cara/metode/teknik, misalnya, diskusi, atau aktivitas peserta didik secara individual.
5. Suasana Bebas
(peserta didik memiliki dukungan suasana bebas untuk menyampaikan atau mengungkapkan pendapat)
Peserta didik dilatih untuk mengungkapkan pendapat secara bebas, baik dalam diskusi, tulisan, maupun kegiatan lain.
6. Umpan Balik Guru
(Guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung memberi umpan balik agar peserta didik segera memperbaiki kesalahan)
Guru memberikan tugas yang mendorong peserta didik bereksplorasi, dan guru memberikan bimbingan individual atau pun kelompok dalam hal penyelesaian masalah.
7. Sudut Baca
(Sudut kelas sangat baik bila diciptakan sebagai sudut baca untuk peserta didik)
Sudut baca di ruang kelas akan mendorong peserta didik gemar membaca. (Peserta didik didekatkan dengan buku-buku, jurnal, koran, dll)
8. Lingkungan Sekitar
(Lingkungan sekitar sekolah dijadikan media pembelajaran)
C. Proses Pembelajaran Membaca Huruf hijaiyah dengan Metode Index
Card Match
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar, oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk
menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode diharapkan tumbuh
beberapa kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.
Dengan denikian maka akan terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksis
ini dimana guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, proses
interaksi ini akan beijalan dengan lancar apabila siswa banyak aktif
dibandingkan dengan guru, oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah
metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa (Sudjana, 1989: 76).
Jadi sorang pendidik atau guru itu tidak hanya mendidik yang
berfungsi sebagai orang dewasa yang bertugas profesional memindahkan ilmu
pengetahuan (transfer o f knowledge) atau penyalur pengetahuan (transmitter
o f knowledge) yang dikuasai kepada anak didik, melainkan lebih dari itu sebagai penuntun, pendidik dan pembimbing dikalangan anak didik (Arifin,
1993: 193). Jadi disini pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia yang
mutlak harus dipenuhi untuk mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Di era kompetensi ada satu metode yang dikenal yang dapat
menjadikan pembelajaran yang lebih berarti bagi peserta didik adalah metode
29
metode ini menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dan selanjutnya
mereka dapat membaca huruf hijaiyah karena proses keaktifan yang mereka
lakukan bukan karena pendiktean yang dilakukan guru. Berikut penerapan
metode Index Card Match pada pembelajaran membaca huruf hijaiyah.
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu melaksanakan tindakan
upaya Guru membuka pelajaran.
1. Guru menerangkan materi tentang huruf hijaiyah
2. Guru mengadakan tanya jawab
3. Guru menyuruh peserta didik untuk memilih kartu dan mencari pasangan
kartunya
4. Guru menyuruh peserta didik untuk membaca dengan keras kartu
pasangannya
5. Evaluasi
A. Deskripsi data awal sebelum pelaksanaan siklus (Pra Siklus)
Sebelum melakukan siklus, penelitian mengumpulkan data awal
berupa daftar nama peserta didik dan nilai awal peserta didik. Nilai awal
peserta didik diambil dari nilai pre-test. Nilai awal digunakan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik yang selanjutnya digunakan untuk
pembagian kelompok. Nilai pre-test dapat dilihat dalam tabel 1 berikut:
Tabel 1
Kategori Nilai Prestasi (Hasil Test) Prestasi Kemampuan Membaca
Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
90-100 0 Baik Sekali 0%
tidak memahami materi membaca huruf hijaiyah yang mereka lakukan, jika
dilihat dari tingkat ketuntasannya tidak ada siswa atau 0 % yang tuntas ini
juga artinya perlu adanya tindakan penelitian kelas.
31
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Sesuai dengan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siklus I
yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2010, siklus ini dilakukan beberapa
tahapan diantaranya:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana harian
(terlampir), menyusun LKS (terlampir), menyusun kuis (terlampir),
pendokumentasian, dan evaluasi.
2. Tindakan
Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan mengucapkan
salam dan menyuruh siswa untuk membaca do’a bersama-sama agar proses
pembelajaran beijalan hikmat, pada proses ini peneliti menata setting kelas
dengan posisi tempat duduk dengan biasa, selanjutnya peneliti
menyampaikan materi pelajaran tentang membaca huruf hijaiyah, dengan
sekilas lalu mempersilahkan siswa untuk bertanya, kemudian diikuti dengan
mempersilahkan siswa untuk memilih kartu dan mencari kartu yang cocok
dari temannya, selanjutnya peneliti memberikan soal untuk dijawab siswa,
setelah itu siswa disuruh mengumpulkan kedepan dan peneliti mengajak
siswa untuk membaca hamdalah dan do’a bersama.
Sedangkan pada nilai hasil test pada pra siklus I diperoleh dari tes
harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui
dalam gambaran sebagai berikut:
Tabel 2
Kategori Prestasi Kemampuan Membaca Siswa Kelompok B3 di RA Istigomah Ungaran Siklus I
Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
90-100 0 Baik Sekali 0%
70-89 2 Baik 6,25 %
50-69 12 Cukup 37,5 %
30-49 18 Kurang 56.3 %
Jumlah 32 100 %
(Hasil selengkapnya dalam lampiran)
Dari hasil diatas terlihat bahwa pada Siklus I ini proses membaca
huruf hijaiyah siswa kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran tingkat
keberhasilan siswa ialah
a. Predikat baik sekali 0 siswa
b. Kategori baik 2 atau 6,25%
c. Kategori cukup 12 siswa atau 37,5%
d. Kategori Kurang 18 siswa atau 65,3%.
e. Kategori kurang sekali 0 siswa
Data diatas menunjukkan dalam siklus I ini banyak siswa yang
tidak memahami materi membaca huruf hijaiyah yang mereka lakukan, jika
dilihat dari tingkat ketuntasannya 6,25% siswa naik dari pra siklus yang
masih 0 % yang tuntas ini juga artinya indikator belum terpenuhi.
3. Observasi
Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas
dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang peneliti
Observasi ini dilaksanakan di proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah
di kelas ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan dan hasil dari soal
yang telah dilakukan oleh siswa.
Bentuk keaktifan yang dilakukan oleh pada siswa dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut:
A. Peserta didik mendengarkan dengan seksama penjelasan guru B. Peserta didik aktif bertanya kepada guru
C. Peserta didik aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari)
33
Tabel 3
Kategori Penilaian Keaktifan Belajar Siswa Kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran Pra Siklus I
Dari Tabel diatas terlihat bahwa pada pra siklus keaktifan belajar
siswa pada materi membaca huruf hijaiyah yaitu pada taraf kategori:
a. Baik sekali dari 2 siswa atau 6,25 %
bahwa tingkat kemampuan membaca dan keaktifan siswa masih rendah
terbukti siswa banyak yang tidak mendengarkan dengan seksama
penjelasan guru, peserta didik pasif bertanya kepada guru, peserta didik
pasif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari) dan peserta
didik mulai pasif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan keterangan diatas maka yang perlu dilakukan oleh
guru RA Istiqomah Ungaran siswa kelompok B 3 pada proses
pembelajaran membaca huruf hijaiyah ditingkatkan lagi yaitu di akhir
kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi Siswa pada siklus I ini dan
selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan
yang ada di siklus I, mencari solusi terhadap permasalahan yang
a. Siswa ditekankan untuk lebih fokus dalam proses pembelajaran.
b. Lebih memperkenalkan lagi metode index card match.
c. Guru memotivasi siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran dengan
lebih mendekati siswa lagi.
d. Guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dengan menyeting kelas
dengan baik terutama yang dapat menjadikan siswa menjadi aktif.
e. Guru menyarankan kepada siswa untuk bertanya kepada orang tua atau
tokoh masyarakat sekitar seperti guru ngaji.
f. Guru memberikan tambahan jam khusus pada siswa yang kurang bisa
pada proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah dan bisa dilakukan
setelah pulang sekolah
g. Guru Mencatat dengan seksama kegiatan yang teijadi di dalam kelas
selama kegiatan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa
kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran.
h. Mengisi Lembar Observasi Siswa
Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa
kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran, Hasil refleksi kemudian dijadikan
sebagai rumusan untuk diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindak
perbaikan terhadap upaya perbaikan siswa pada siklus I.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Tindakan pada pelaksanaan siklus I ini dilakukan pada tanggal 17 Mei
2010 siklus I ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana
Pembelajaran Harian (terlampir), menyusun LKS (terlampir), menyiapkan
kartu, menyusun kuis (terlampir), pendokumentasian, lembar refleksi dan
evaluasi.
2. Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus II ini dengan memberikan materi
35
dengan posisi tempat duduk klasik kemudian guru membaca huruf
hijaiyah dan ditirukan oleh siswa.
Selanjutnya guru menyiapkan kartu sebanyak 32 kartu, 16 kartu
berupa huruf arab dan 16 kartu berisi huruf latin, kemudian guru
menyuruh tiap-tiap siswa untuk memilih kartu dan mencari pasangan
kartunya yang dimiliki temannya, setelah mereka mendapatkan
pasangannya selanjutnya guru menyuruh tiap pasangan untuk membaca
kartu dengan keras, kemudian peneliti mempersilahkan setiap siswa untuk
mengomentari siswa yang lain.
Selanjutnya guru mengklarifikasi hasil pasangan dan
mencocokkan pasangan yang benar.
Setelah proses pembelajaran terjadi peneliti memberikan kuis
berupa soal yang harus diisi siswa secara pribadi dengan alokasi waktu
menyelesaikan 10 menit, setelah itu siswa disuruh mengumpulkan
kedepan dan peneliti mengajak siswa untuk membaca hamdalah bersama
dan do’a bersama.
Sedangkan pada nilai hasil test pada siklus II diperoleh dari tes
harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui
dalam gambaran sebagai berikut:
Tabel 4
Kategori Prestasi Kemampuan Membaca Siswa setelah Menggunakan Metode Index Card Match pada Proses Pembelajaran
Membaca Huruf Hijaiyah Siswa Kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran pada Pra Siklus pada Siklus H
Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
90-100 2 Baik Sekali 6,25 %
Dari hasil diatas terlihat bahwa pada Siklus II ini proses
pembelajaran membaca huruf siswa kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran
tingkat keberhasilan siswa ialah
a. Predikat baik sekali 2 siswa atau 6,25 naik dari pra siklus yaitu 0 siswa
atau 0 %
b. Kategori baik 8 siswa atau 25% naik dari pra siklus 2 siswa atau 6,25%
c. Kategori cukup 20 siswa atau 62,5 naik dari pra siklus yaitu 12 siswa
atau 37,5
d. Kategori Kurang 2 siswa atau 6,25 % berkurang dari pada pra siklus
yaitu 18 siswa atau 56,3%
Data diatas menunjukkan dalam siklus II ini banyak siswa yang
Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas
dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang peneliti
Observasi ini dilaksanakan di proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah
di kelas ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan dan hasil dari soal
yang telah dilakukan oleh siswa.
Bentuk keaktifan yang dilakukan oleh pada siswa dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut:
A. Peserta didik mendengarkan dengan seksama penjelasan guru B. Peserta didik aktif bertanya kepada guru
C. Peserta didik aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari)
37
Tabel 5
Kategori Penilaian keaktifan belajar Siswa setelah Menggunakan Metode Index Card Match pada Proses Pembelajaran Membaca
Huruf Hijaiyah Siswa Kelompok B3 di RA Istiqomah Ungaran pada Pra Siklus pada Siklus II
Jumlah
proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B 3 RA
Istiqomah Ungaran yaitu pada taraf kategori
a. Baik sekali dari 9 siswa atau 28,1 % naik dari para siklus yaitu 2
siswa atau 6,25%
b. Baik 16 siswa atau 50 % naik dari para siklus yaitu 10 siswa atau
31,25%
c. Cukup 7 siswa atau 21,9% berkurang dari pada para siklus yaitu 17
siswa atau 53,13%
d. Kurang 0 siswa 0 % naik dibanding para siklus yang masih ada 2
siswa atau 6,25%
Ini menunjukkan kecenderungan siswa masih biasa saja dalam
proses pembelajaran atau kurang aktif
4. Refleksi
Dari hasil tes dan observasi yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa tingkat kemampuan membaca dan keaktifan siswa masih mulai
ada peningkatan terbukti siswa banyak yang sudah mulai mendengarkan
kepada guru, peserta didik mulai aktif menjawab pertanyaan atau siap
menjawab (tunjuk jari) dan peserta didik mulai aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan keterangan diatas maka yang perlu dilakukan oleh
guru RA Istiqomah Ungaran siswa kelompok B 3 pada proses
pembelajaran membaca huruf hijaiyah ditingkatkan lagi yaitu di akhir
kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi Siswa pada siklus I ini dan
selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan
yang ada di siklus II, mencari solusi terhadap permasalahan yang
ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Siswa ditekankan untuk lebih fokus dalam proses pembelajaran.
b. Lebih memperkenalkan lagi metode index card match.
c. Guru memotivasi siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran dengan
lebih mendekati siswa lagi.
d. Guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dengan menyeting kelas
dengan baik terutama yang dapat menjadikan siswa menjadi aktif dan
penggunaan media pembelajaran seperti media audio visual seperti TV
dan CD
e. Guru menyarankan kepada siswa untuk bertanya kepada orang tua atau
tokoh masyarakat sekitar seperti guru ngaji.
f. Guru memberikan tambahan jam khusus pada siswa yang kurang bisa
pada proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah dan bisa dilakukan
setelah pulang sekolah
g. Guru Mencatat dengan seksama kegiatan yang teijadi di dalam kelas
selama kegiatan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa
kelompok B 3 RA Istiqomah Ungaran.
h. Mengisi Lembar Observasi Siswa
Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan proses pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa
39
sebagai rumusan untuk diterapkan pada siklus III sebagai upaya tindak
perbaikan terhadap upaya perbaikan siswa pada siklus II.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Tindakan pada pelaksanaan siklus II ini dilakukan pada tanggal 24 Mei
2010 berlandaskan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus III terdiri dari
beberapa tahapan diantaranya:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana
Pembelajaran harian (terlampir), menyusun LKS (terlampir), menyusun
kuis (terlampir), menyiapkan kartu, menyiapkan media audio visual
menyiapkan lembar observasi (terlampir), pendokumentasian, lembar
refleksi dan evaluasi.
2. Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus tidak jauh berbeda dengan siklus I
dan II hanya materi dilanjutkan membaca huruf hijaiyah bersambung,
pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dan menyuruh siswa
untuk membaca do’a bersama-sama agar proses pembelajaran berjalan
hikmat, pada proses ini peneliti menata setting kelas dengan posisi tempat
duduk dengan formasi huruf U dan peneliti sekarang lebih aktif lagi
mendekati siswa untuk lebih memotivasi siswa, selanjutnya peneliti
menayangkan CD membaca huruf hijaiyah. lalu peneliti mempersilahkan
siswa untuk bertanya.
Selanjutnya guru menyiapkan kartu sebanyak 32 kartu, 16 kartu
berupa huruf hijaiyah bersambung dan 16 kartu berisi huruf latin,
kemudian guru menyuruh tiap-tiap siswa untuk memilih kartu dan mencari
pasangan kartunya yang dimiliki temannya, setelah mereka mendapatkan
pasangannya selanjutnya guru menyuruh tiap pasangan untuk membaca
kartu dengan keras, kemudian peneliti mempersilahkan setiap siswa untuk
mengomentari siswa yang lain.
Selanjutnya guru mengklarifikasi hasil pasangan dan
Sedangkan pada nilai hasil test pada siklus III diperoleh dari tes
harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui
dalam gambaran sebagai berikut:
Tabel 6
Kategori Prestasi Kemampuan Membaca Siswa setelah Menggunakan Metode Index Card Match pada Proses Pembelajaran
Membaca Huruf Hijaiyah Siswa Kelompok B3 di RA Istiqomah
Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
90-100 14 Baik Sekali 43,7 %
70-89 16 Baik 50%
pembelajaran membaca huruf hijaiyah siswa kelompok B 3 RA Istiqomah
Ungaran tingkat keberhasilan siswa ialah
yang masih ada 20 siswa atau 62,5%
Data diatas menunjukkan dalam siklus III ini banyak siswa yang
tidak mampu membaca huruf hijaiyah yang mereka lakukan, jika dilihat
dari tingkat ketuntasannya sudah mencapai 93,7 % dan hanya menyisakan
6,25%, ini berarti prestasi siswa sudah sesuai dengan indikator.
Observasi
Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas