• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan di dunia industri saat ini semakin ketat kompetisinya. Persaingan kini muncul tidak hanya di area manufaktur namun juga pada setiap unsur rantai pasok, dimana setiap elemen-elemen rantai pasok berusaha untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis mereka. Persaingan seperti ini tidak hanya dialami pada tingkat domestik saja namun persingan juga telah berkembang ke tingkat global. Situasi ini merupakan dampak atas berkembangnya rantai pasok yang tidak hanya fokus pada tingkat domestik saja namun telah melebar ke ranah global, sehingga membuka peluang bagi tiap usaha untuk bekerja sama dengan perusahaan di luar regional mereka baik dalam hal memasok produk ataupun memanfaatkan jasa yang mereka butuhkan. Kondisi tersebut tentu merupakan keuntungan dan peluang untuk berkembang, dengan semakin kuatnya era globalisasi ini peluang perusahaan untuk memperluas pasarnya semakin besar dan mudah, namun globalisasi pun dapat menjadi ancaman tersendiri bagi perusahaan domestik, selain bertambahnya pesaing, berbagai hal akan ditentukan oleh perkembangan pasar dunia seperti harga dan tingkat permintaan, oleh karena itu setiap aktifitas dan kegiatan perusahaan harus mengikuti tren yang terjadi secara global agar perusahaan dapat reaktif dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Persaingan Global akan semakin terasa di Indonesia dengan berlakunya Ekonomi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dengan jumlah penduduk mencapai 241 juta, Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi basis ekonomi/konsumsi terbesar di kawasan ASEAN, MEA 2015 akan mendorong membajirnya barang-barang dari negara-negara ASEAN ke Indonesia dan mengambil sisa pangsa pasar.

Pertumbuhan industri makanan dan minuman pada semester I/2015 mencapai pertumbuhan sebesar 8.46% berdasarkan Kementrian Perindustrian Sektor Industri ini pun berkontribusi sebesar 31.20% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) industri pengolahan non-migas dan industri non-migas juga menyumbang 21.02% dari PDB nasional, hal tersebut menunjukan bahwa

(2)

sektor industri makanan dan minuman mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun menurut Adhi Lukman selaku Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) industri makanan dan minuman pertumbuhan industri pangan akan terbatas di 6% setelah target awal tahun pertumbuhan di tahun 2015 adalah 8%, hal ini disebabkan harga bahan bakar yang fluktuatif dikarenakan kebijakan subsidi bahan bakar yang kurang stabil di awal tahun, ditambah lagi dengan masalah ketergantungan Negara akan impor bahan mentah, melemahnya sektor eksport dan melemahnya rupiah memaksa pengusaha makanan dan minuman menaikkan harga barangnya pada awal tahun, dengan tidak stabilnya nilai tukar rupiah maka biaya produksi akan naik dikarenakan sebagian bahan baku makanan dan minuman Indonesia masih bergantung pada impor.

PT Kresley Indonesia adalah perusahaan makanan ringan berjenis keripik kentang, berdiri pada tahun 2011, PT Kresely Indonesia sudah mulai melebarkan pasarnya di luar pulau jawa seperti Jambi, Pontianak, Batam, Medan dan Bali, PT Kresley telah memasok produknya ke berbagai modern store seperti Kemchicks, FoodHall, Ranch Market, Farmers Market, 7-Eleven, All Fresh, Total Buah dan lain-lain. Dalam 2 tahun terakhir dapat dilihat perkembangan perusahaan dari segi penjualan pada tahun 2014, perusahaan dapat menjual sebanyak 68,443 bungkus sedangkan pada tahun 2015 sampai bulan Oktober ini perusahaan berhasil mencatat penjualaan sebesar 70,474 bungkus. Sebagai perusahaan yang baru berkembang PT Kresley Indonesia memiliki daya saing dari sisi harga, dengan tidak stabilnya ekonomi dalam negri semakin mengancam perusahaan untuk meningkatkan harga produknya karena naiknya harga-harga barang baku, sebagai perusahaan yang baru berkembang menaikkan harga dapat menghilangkan daya saing utama, oleh karena itu perusahaan terus berusaha meningkatkan efisiensi produksi dan menggunakan seluruh sumber daya nya secara optimal. Dalam kaitannya terhadap peningkatan daya saing dan menjaga tren positif dari perkembangan dari perusahaan di tengah situasi proyeksi, pertumbuhan industri dari dalam negri maupun global tersebut, perusahaan harus dapat memproduksi produknya sesuai dengan permintaan dari pelanggan yang terus berkembang, namun perusahaan juga harus dapat

(3)

mengoptimalkan sumber daya nya untuk memproduksi dengan jumlah yang tepat tanpa ada waste karena dengan tidak stabilnya kondisi ekonomi Indonesia dapat mengakibatkan meningkatnya biaya operasional. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan dengan meningkatkan efisiensi pada sektor Production Planning and Inventory Control (PPIC) dengan proses perencanaan produksi, manajemen bahan baku, dan berbagai penjadwalan dan alur produksi. PT Kresely Indonesia pentingnya hal ini terutama dalam hal memperbaiki proses perencanaan dan penjadwalan produksi.

Berdasarkan data produksi dari PT Kresley Indonnesia saat ini memiliki perencanaan produksi dan penjadwalan yang kurang baik sehingga jumlah produk akhir atau production output berlebihan/over production atau cenderung bertumpuk, hal ini mengindikasikan adanya kelebihan produksi yang melampaui permintaan pasar. Namun pada saat masa puncak perusahaan tidak dapat memproduksi sesuai dengan permintaan pasar/under production, Kelebihan produksi tersebut menyebabkan perusahaan harus menyimpan produknya dalam gudang untuk jangka waktu yang lama tanpa terserap oleh permintaan pasar, sehingga barang yang tertumpuk di dalam gudang dapat melampaui masa pakai dari produk itu sendiri dan memicu kerugian yang tidak sedikit bagi perusahaan. Kekurangan produksi dapat menyebabkan perusahaan kehilangan peluang untuk mendapatkan penghasilan. Sebagai perusahaan yang masih berkembang pemborosan biaya produksi dan kehilangan peluang untuk penjualan produk dapat menghambat kemajuan dan berkembangnya perusahaan, data realisasi produksi dan permintaan tergambar pada grafik di bawah ini.

(4)

Tabel 1.1. Selisih Output Produksi dengan Permintaan Bulan Produksi Original (Piece) Permintaan Original (Piece ) Selisih Produksi Spicy (Piece) Permintaan Spicy (Piece ) Selisih Mei 15 1714 1819 -105 4591 1723 2868 Juni 15 4773 5223 -450 4230 4253 -23 Juli 15 6173 3519 2654 4231 3312 919 Agustus 15 7685 4347 3338 5709 3915 1794 Sept 15 4957 3020 1937 4542 2684 1858 Oktober 15 4110 7215 -3105 3603 6388 -2785 Sumb er : PT Kresley Indonesia

Mengacu pada latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian proses perencanaan produksi pada PT Kresley Indonesia. Penelitian akan difokuskan pada optimasi proses produksi mulai dari peramalan jumlah permintaan untuk periode yang akan datang melalui pengukuran peramalan yang lebih akurat. Keakuratan pada hasil peramalan ini dapat diukur dengan error terkecil dari metode MSE dan MAD. Setelah mendapatkan peramalan permintaan di periode ke depan peneliti melakukan perencanaan produksi dengan menerapkan strategi metode Aggregate Planning sebagai strategi yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan efisiensi produksi sebaik mungkin dan mengoptimalkan pemenuhan permintaan dengan cara menggunakan waktu kapasitas regular atau waktu kapasitas lembur dalam proses produksinya, hasil perencanaan produksi dari Aggregate Planning akan menjadi acuan tingkat produksi per minggu didalam MPS yang nantinya akan menjadi acuan Gross Requirement masing-masing bahan baku didalam MRP.

Adapun fokus peneliti adalah untuk produk Keripik Kentang Ebi rasa Original dan Kentang Ebi rasa Spicy. Alasan peneliti menganalisa untuk proses produksi yang terkait adalah kedua produk tersebut memiliki proses produksi yang tidak efisien yang berujung pada Over Production dan Under Production di saat musim puncak. Perusahaan ingin mengoptimalkan proses produksi dan efisiensi biaya bertujuan untuk dapat menyediakan biaya unutk keperluan penambahan mesin produksi untuk menambah kapasitas produksi. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul penelitian”Analisis Perencanaan Produksi

(5)

dan Pengendalian Bahan Baku Produk Keripik Kentang Original dan Keripik Kentang Spicy Pada PT. Kresley Indonesia”.

1.2 Identifikasi Masalah

Agar dapat membantu mencari solusi dari permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Metode forecasting apa yang cocok untuk memprediksi permintan di periode yang akan datang sehingga dapat menjadi acuan informasi target permintaan untuk produk Keripik Kentang Ebi rasa Original dan Kentang Ebi rasa Spicy?

2. Usulan metode perencanaan agregat manakah yang cocok untuk yang mengatasi gap antara output produksi dan permintaan, serta pengaruhnya terhadap Master Production Schedule per minggunya ?

3. Berapa biaya yang dikeluarkan dalam metode perencanaan bahan baku LFL dan EOQ?

1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang membatasi pembahasan masalah yang ada di Kantor Pabrik PT Kresley Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di PT Kresley Indonesia.

2. Penielitian dilakukan pada produk Keripik Kentang Ebi rasa Original dan Kentang Ebi rasa Spicy.

3. Melakukan analisa sekunder dari dokumentasi-dokumentasi data realisasi produksi dan permintaan periode Mei 2015 sampai dengan Oktober 2015, dan data permintaan periode Februari 2014 sampai dengan Oktober 2015 Keripik Kentang Ebi rasa Original dan Kentang Ebi rasa Spicy.

4. Penelitian akan dibatasi pada peramalan permintaan dan perencanaan produksi yang optimal dengan menggunakan strategi perencanaan agregat dan pengaruhnya terhadap produksi mingguan menggunakan metode MPS.

(6)

5. Analisa data biaya untuk per unit produksi pada produk Kentang Ebi rasa Original dan Kentang Ebi rasa Spicy.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain adalah:

1. Mengetahui metode peramalan yang cocok dalam meramalkan permintaan periode yang akan datang produk Kentang Ebi rasa Original dan Kentang Ebi rasa Spicy.

2. Mengetahui proses perancangan Aggregate Planning dan pengaruhnya dalam memenuhi permintaan pasar sesuai dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

3. Pengaruh penerapaan Aggregate Planning terhadap Master Production Schedule (MPS) untuk PT Kresley Indonesia.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan mampu membantu peramalan permintaan, perencanaan produksi, dan pengendalian persediaan PT Kresley Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain:

Manfaat penelitian bagi perusahaan:

1. Dapat menentukan peramalan permintaan yang lebih akurat untuk dijadikan acuan dalam menentukan jumlah produksi.

2. Dapat mengoptimasi proses produksi melalui perencanaan produksi yang optimal dalam mencapai produktivitas dan efisiensinya.

3. Dapat memenuhi permintaan untuk produk Kentang Ebi rasa Original dan Kentang Ebi rasa Spicy dengan optimal dan dapat meminimalisasi biaya produksi.

Manfaat penelitian bagi penulis:

1. Membantu memahami metode peramalan dalam sektor industri

2. Membantu memahami teori penjadwalan produksi dan perencanaan agregat dalam sektor industri

(7)

3. Membantu memahami penerapan teori perencanaan bahan baku dalam dunia industri

Manfaat penelitian bagi pembaca:

1. Dapat memberikan informasi terkait dengan peramalan penjualan dan perencanaan produksi yang optimal dengan menggunakan strategi aggregate planning.

2. Menjadi referensi bagi pembaca untuk penelitian berikutnya.

1.5 State of The Art

State of The Art merupakan kumpulan penelitian-penelitian yang didokumentasikan dalam bentuk jurnal, dimana nantinya dapat dijadikan sebagai acuan sejauh mana topik penelitian tersebut dapat dimanfaatkan dalam penelitian yang akan dijalankan

Tabel 1.2. State of The Art

Judul Jurnal Pengarang Nama Jurnal Keterangan

A project scheduling approach to production and material requirement plannung in manufacture to order environtment

Arianna Alfieri,Tulio Tolio

Int.J Manuf Vol 23, 575-585, 2012

Pengajuan perencanaan produksi untuk jangka waktu menengah dengan menambahkan informasi mendalam dan pengetahuan yang didapat dari proses rencana agregat kepada sistem berbasis Make-To-Order. Penelitian ini secara efektif mampu mendukung tahapan MRP

Model for production planning under uncertainty

J.Mula, R.Poler, J.P Garcia, F.C. Lario Int.J Production Economic, 103p, 271-285,2006

Model yang tepat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam proses produksi diklasifikasikan berdasarkan dua aspek: area perencanaan produksi meliputi Aggregate Planning, hierarchical production planning, MPS, MRP, Capacity Planning,

Manufacturing Resources Planning, inventory management, dan supply chain planning

Aggregate Planning Using Transportation method : A case study in cable industry

MstNazma Sultana, Shohanuzzaman Shohan, Fardin Sufian International Journal of managing value and supply chain (IJMVSC) Vol 5, No.3, September 2014

Model Penggunaan Aggregat Planning dengan menggunakan Transportation model Vogel Approximation Method dan TORA transpotation

Usulan perencanaan kebutuhan bahan baku di PT. KMT

Ivelene Anne Marie, Silvi Ariyanti, Monika Tangel

Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 1, No.2 , 75085, Juni 2013

Didapatkan metode peramalan terbaik untuk 3 produk berbeda berdasarkan nilai MSE dan MAPE. Dilanjutkan perencanaan agregat menggunakan metode Transportasi dan pada bagian MRP menerapkan perbandingan system LFL, EOQ, FOQ, dan POQ

Gambar

Tabel 1.1. Selisih Output Produksi dengan Permintaan  Bulan Produksi Original  (Piece) Permintaan Original  (Piece ) Selisih Produksi Spicy (Piece) Permintaan Spicy (Piece ) Selisih  Mei 15 1714 1819 -105 4591 1723 2868 Juni 15 4773 5223 -450 4230 4253 -23

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian Anda juga harus menyatakan bahwa karena Anda mengajukan permohonan terhadap Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yang

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung

Lokasi tersebut dipilih secara purposif dengan alasan (a) ja- lan lintas Papua merupakan jalan yang mengikuti garis perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea

1.1 PERSIAPAN YANG PERLU DIPERHATIKAN Ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan sebagai seorang pengajar sebelum mengakses E-learning UPU diantaranya yaitu

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam "Ibnu Sina" Yarsi Sumbar Bukittinggi menunjukkan bahwa 54,7% perawat memiliki kecendrungan turnover, dari

pembiayaan tetep akan diberikan dengan jumlah pembiayaan di.. kurangi, hal ini tentunya akan berdampak kepada pihak BPRS Haji Miskin tersebut, yang mana nantinya

Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,04 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen, serta makanan

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak