• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE WEIGHTED LEAST SQUARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE WEIGHTED LEAST SQUARE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

36

BAB III

METODE WEIGHTED LEAST SQUARE

3.1 Uji White

Salah satu asumsi dari model regresi linear klasik adalah varian error 𝜀𝑖 pada setiap nilai variabel bebas adalah sama (konstan). Asumsi ini disebut juga sebagai asumsi homoskedastisitas atau homogenitas varian yang disimbolkan dengan:

Var (𝜀𝑖|𝑋𝑖) = 𝜎2 i = 1,2,3, … , n

Apabila asumsi ini tidak dipenuhi dalam analisis regresi liniar, maka didapat keadaan bahwa varian tidak bersifat konstan. Keadaan ini disebut mengalami heteroskedastisitas atau disimbolkan dengan:

Var (𝜀𝑖|𝑋𝑖) =𝜎𝑖2 i = 1,2,3, … , n

Jika terjadi heteroskedastisitas, maka nilai parameter yang diperoleh tetap tidak bias karena sebagai penaksir tidak bias tidak memerlukan asumsi bahwa varian error harus konstan, tetapi varian penaksir yang diperoleh akan menjadi tidak efisien, artinya penduga tersebut tidak memiliki varian terkecil diantara penaksir-penaksir tidak bias lainnya. Artinya kecenderungan semakin membesarnya varian tersebut akan mengakibatkan uji hipotesis yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang baik (tidak valid). Sehingga jika varian penaksir model tidak memenuhi asumsi homoskedastisitas, maka prediksi mengenai koefisien – koefisien populasinya akan keliru.

Ada beberapa cara formal untuk menguji apakah error terdistribusi secara homoskedastisitas atau tidak. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah uji White. Adapun Langkah-langkah uji White adalah sebagai berikut:

a. Estimasi persamaan dibawah dengan OLS dan 𝜀𝑖

𝑌𝑖 = 𝛽0+ 𝛽1𝑋1𝑖+ 𝛽2𝑋2𝑖+ 𝜀𝑖

b. Selanjutnya regresikan model dibawah

𝜀𝑖2 = 𝛼0+ 𝛼1𝑋1𝑖+ 𝛼2𝑋2𝑖+ 𝛼3𝑋1𝑖2 + 𝛼4𝑋2𝑖2 + 𝛼5𝑋1𝑖𝑋2𝑖+ 𝜇𝑖 …(3.1) c. Perumusan hipotesis

(2)

H0 : tidak terdapat heteroskedastisitas pada model

H1 : terdapat heteroskedastisitas pada model

d. Statistik Uji

Hitung nR2 dengan n jumlah observasi dan R2 koefisien determinasi dari model (3.1).

e. Kriteria Pengujian

Dengan mengambil taraf nyata 𝛼, maka H0 ditolak, jika nR2 > 𝜒𝛼;𝑘2 dengan

𝜒𝛼;𝑘2 diperoleh dari Tabel Distribusi Chi-Kuadrat dengan peluang = 𝛼 dan dk = k

f. kesimpulan

penafsiran dari H0 diterima atau ditolak.

3.2 Metode Weighted Least Square (WLS)

Jika pada model terdapat heteroskedastisitas atau ketika melakukan uji White diperoleh hasil H0 ditolak, maka diperlukan metode alternatif lain untuk

mengatasi masalah tersebut. Ada beberapa alternatif untuk mengatasi heteroskedastisitas, diantaranya metode Weighted Least Square, transformasi dengan 1

𝑥𝑗 , transformasi dengan logaritma, dan transformasi dengan E(𝑌𝑖).

Menurut (Montgomery et al, 2012: 176) mengatakan untuk mengatasi model regresi dengan varian error tidak konstan dapat dilakukan dengan Metode Kuadrat Terkecil Tertimbang (Weighted Least Square Method). Alternatif model taksiran yang baik untuk heteroskedastisitas adalah metode Weighted Least Square. Hal ini dikarenakan WLS memiliki kemampuan untuk menetralisasi akibat dari pelanggaran asumsi heteroskedatisitas dan dapat menghilangkan sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari model taksiran OLS. Metode WLS ini merupakan kasus khusus dari Generalized Least Square. Disebut Weighted Least Square karena pada metode ini digunakan "weight" atau pembobot yang proporsional terhadap inverse(kebalikan) dari varians variabel respon sehingga diperoleh error baru yang memiliki sifat seperti pada regresi dengan OLS.

Seperti sudah diketahui bahwa model regresi linear umum dalam matrik berbentuk :

(3)

Y = X  +  …(3.2) Apabila untuk membuat model regresi ini digunakan n observasi, maka model

untuk setiap observasi ialah :

Yi = Xi  + i

atau

Yi = 0 + 1 X1i + 2 X2i + + k Xki + i

Untuk mendapatkan sifat BLUE pada model regresi, maka distribusi error pada model tersebut harus memenuhi i ~ iidn(0, 2) , artinya :

a. Untuk setiap i berdistribusi identik, dinotasikan var(i) = 2 untuk setiap i.

b. i independen, dinotasikan cov(i,j) = 0 untuk i  j, akibatnya E(ij) = E(i)

E(j)

c. i ~ N(0, 2), E(i ) = 0 untuk setiap i dan var(i ) = 2 untuk setiap i. Karena i

juga bersifat independen, maka E(ij) = E(i) E(j) = 0

Maka matriks varcovar 𝜀dinotasikanvar(),adalah sebagai berikut :

var() =

1 1 2 1

2 1 2 2

1 2

var( ) cov( , ) cov( , )

cov( , ) var( ) cov( , )

cov( , ) cov( , ) var( )

n n n n n                              = 2 2 2 0 0 0 0 0 0                  = I2

Penaksir parameter koefisien regresi dan variansinya didapat dari persamaan (2.6) dan (2.8) dengan rumus berikut :

b = [ 𝑏0 𝑏1 ⋮ 𝑏𝑛 ]= (XTX)-1 XTY dan var(b) = [ 𝑣𝑎𝑟(𝑏1) 𝑐𝑜𝑣𝑎𝑟(𝑏1𝑏2) 𝑐𝑜𝑣𝑎𝑟(𝑏1𝑏3) ⋯ 𝑐𝑜𝑣𝑎𝑟(𝑏1𝑏𝑘) 𝑐𝑜𝑣𝑎𝑟(𝑏1𝑏2) 𝑣𝑎𝑟(𝑏2) 𝑐𝑜𝑣𝑎𝑟(𝑏2𝑏3) ⋯ 𝑐𝑜𝑣𝑎𝑟(𝑏2𝑏𝑘) ⋮ 𝑐𝑜𝑣𝑎𝑟(𝑏1𝑘3) ⋮ 𝑐𝑜𝑣𝑎𝑟(𝑏2𝑏𝑘) ⋮ 𝑐𝑜𝑣𝑎𝑟(𝑏3𝑏𝑘) ⋱ … ⋮ 𝑣𝑎𝑟(𝑏𝑘) ] = (X′X)−1σ2

(4)

Penaksir nilai respon, yaitu, pada nilai prediktor ditentukan X, beserta variansinya adalah sebagai berikut :

𝑌̂ = 𝑋𝑏

var(𝑌̂) = 𝑣𝑎𝑟 (𝑋𝑏) = 𝑋𝑋𝑣𝑎𝑟(𝑏) = 𝑋𝑋(X′X)−1σ2 3.2.1 Regresi WLS

Error tidak identik mengakibatkan var(i) tidak sama untuk setiap i,

dinotasikan var(i) = i2 yang disebut heteroskedastistisitas.

Heteroskedastistisitas sering terjadi pada data cross sectional dan pada data time series, karena pada cross sectional, data pengamatan dapat bervariasi pada nilai sehingga menyebabkan beberapa pengamatan bernilai relatif besar atau kecil. Namun pada time series. Data pengamatan bernilai sama dari waktu ke waktu shingga nilai pengamatan bernilai sama.

Ketika model regresi Y = X +  dengan var(i) = W2. Jika W

matriks diagonal dengan elemen diagonal bernilai tidak sama, maka Y pengamatan tidak berkorelasi tetapi memiliki varians tidak sama dengan elemn non-diagonalnya bernilai 0.

Agar i memenuhi asumsi identik, maka dilakukan transformasi.

Adapun langkah-langkah transformasi agar memenuhi OLS dengan menggunakan metode OLS. W2 merupakan matriks varcovar dengan W matriks diagonal (n x n) definit positif dan nonsingular. Sehingga W dapat difaktorisasi sebagai berikut:

𝑊 = 𝐶 Λ 𝐶′

Dengan Cnxn kolom-kolomnya eigen vektor dari W dan Λnxn matriks

diagonal dengan unsur diagonal eigen value dari W. Λ = [

λi ⋯ 0

⋮ ⋱ ⋮

0 ⋯ λn

]

Didefinisikan T = 𝐶 Λ1/2 dengan Λ1/2 merupakan matriks diagonal yang entri pada diagonal ke-i adalah √λi sehingga W= 𝑇 . Misalkan 𝑃 = 𝐶 Λ−1/2

dimana Λ

1

(5)

𝑃𝑃′ = CΛ12(𝐶Λ 1 2) ′ = CΛ 1 2(Λ 1 2) ′ 𝐶′ = C Λ 1 2 Λ 1 2 𝐶′ = CΛ 𝐶′ = W

Selanjutnya ubah vektor error  menjadi f = P-1  Bertujuan agar

E(f) = E(P-1 ) = P-1E() = 0 Dan 𝑣𝑎𝑟(𝑓) = 𝐸(𝑓𝑓) = 𝐸[ (P-1 ) (P−1)] = 𝐸[ (P-1 )  (P)−1] = P−1𝐸 ( ) P′ = I𝜎2

Oleh karena itu vektor Y dikalikan dengan P−1 menjadi: P−1Y = P−1+ P−1ε

Atau

𝑍 = 𝑉𝛽 + 𝑓 …(3.3) Sehingga terdapat notasi baru:

(6)

 variabel prediktor V0 dan V1, yang terhimpun di dalam matrik 𝑉 =

P−1X,

 residual 𝑓 = P−1ε

Persamaan (3.2) memenuhi asumsi OLS, sehingga persamaan menjadi: 𝑍 = 𝑉𝑏

𝑉𝑍 = 𝑉𝑉𝑏

𝑉(P−1Y ) = 𝑉(P−1X )𝑏

(P−1X)(P−1Y ) = (P−1X)(P−1X )𝑏

𝑋(P−1)′ P−1Y = X′ (P−1)′ P−1X b …(3.4)

Diketahui bahwa 𝑃𝑃 = 𝑃𝑃 = 𝑊, sehingga (PP′)−1 = 𝑊−1

(P′)−1P−1 = 𝑊−1 (P−1)′P−1 = 𝑊−1

Maka persamaan (3.4) menjadi

𝑋𝑊−1𝑌 = 𝑋𝑊−1𝑋𝑏 …(3.5)

(𝑋𝑊−1𝑋)−1𝑋𝑊−1𝑌 = 𝐼𝑏 …(3.6) Persamaan (3.6) menghasilkan nilai penduga b metode kuadrat terkecil.

Sehingga jika 𝜀 ~ 𝑁(0, 𝑊𝜎2), maka distribusi error menjadi 𝑓~ 𝑁(0, 𝐼𝜎2) dan persamaan regresi berubah menjadi persamaan (3.3).

3.2.2 Penaksir Parameter Koefisien Regresi WLS dan Variannya

Ketika error ε tidak berkorelasi tetapi varians tidak identik, mengakibatkan matriks varcovar menjadi

𝜎2𝑉 = 𝜎2 [ 1 𝑤1 0 0 0 1 𝑤2 0 0 0 1 𝑤𝑛]

(7)

Misalkan 𝑉 = 𝑊−1 dimana W adalah matrik diagonal, maka V matriks

diagonal dengan elemen diagonalnya 𝑤1, 𝑤2, … , 𝑤𝑛 disebut pembobot. Pada persamaan (3.5) dan (3.6) diadapat persamaan normal estimasi Weighted Least Square, maka persamaan normal Weighted Least Square adalah

𝑋′𝑉𝑌 = 𝑋′𝑉𝑋𝑏

Dan

(𝑋𝑉𝑋)−1𝑋𝑉𝑌 = 𝐼𝑏

Adalah estimasi Weighted Least Square. Adapun varians b sebagai berikut:

𝑣𝑎𝑟 (𝑏) = E(𝑏′𝑏) = 𝐸{(𝑏 − 𝛽)(𝑏 − 𝛽)′} Diketahui bahwa 𝑏 = (𝑋′𝑉𝑋)−1𝑋′𝑉𝑌= (𝑋′𝑉𝑋)−1𝑋𝑉(𝑋𝛽 + 𝜀) = (𝑋𝑉𝑋)−1(𝑋𝑉𝑋)𝛽 + (𝑋𝑉𝑋)1𝑋′𝑉𝜀 = I𝛽 + (𝑋𝑉𝑋)−1𝑋′𝑉𝜀 Sehingga Var (b) = E{[(𝑋𝑉𝑋)−1𝑋′𝑉𝜀] [(𝑋𝑉𝑋)1𝑋′𝑉𝜀]′} = E{[(𝑋′𝑉𝑋)−1𝑋′𝑉𝜀] [((𝑋′𝑉𝑋)′)−1𝑋𝑉′𝜀′]} = E{[(𝑋′𝑉𝑋)−1𝑋′𝑉𝜀] [(𝑋𝑉′𝑋)−1𝑋𝑉′𝜀′]} = E{[(𝑋′𝑉𝑋)−1(𝑋𝑉𝑋)(𝜀𝜀) (𝑋𝑉′𝑋)−1𝑉′} = E(𝜀𝜀′) (𝑋𝑉𝑋)−1(𝑋𝑉𝑋) (𝑋𝑉′𝑋)−1𝑉′} = 𝜎2𝑊 𝐼 (𝑋𝑋)−1 (𝑉)−1𝑉 = 𝜎2𝑉−1 𝐼 (𝑋𝑋)−1 𝐼 Var (b) = 𝜎2(𝑋′𝑉𝑋)−1

3.3 Langkah-Langkah Pengolahan Data Menggunakan Eviews

Untuk melakukan Uji White dan metode Wighted Least Square dapat dilakukan dengan software Eviews. Berikut langkah- langkah uji White srta metode Wighted Least Square menggunakan Eviews (Caraka, 2014: 17) :

1. Untuk membuat suatu workfile, dari menu utama dipilih option File > New >Workfile. Pada kotak Frequency, dipilih salah satu frekuensi workfile yang akan digunakan yaitu undate

(8)

Gambar 3.1 Worfile Create 2. Isi observation sesuai dengan banyak data yang akan diolah

Gambar 3.2 Workfile:UNTITLED

3. Lakukan import data dari microsoft excel dengan klik File > Import > Import from file

(9)

Gambar 3.3 Import Data Klik next hingga finish. Maka muncul

Gambar 3.4 Workfile Data yang Telah Diimport

(10)

Gambar 3.5 Estimation Equation

5. Selanjutnya cek pada output apakah terdapat heteroskedasisitas dengan uji white. Dari jendela output model regresi pilih option > View Residual > Test WhiteHeteroscedasticity

Gambar 3.6 koefisien Model Regresi

6. Jika terjadi heteroskedastisitas, lakukan metode Pada menu option, klik Weighted LS/TSLS. Kemudian isikan variabel WT kedalam kolom isian kanan Weight Klik tombol OK dan selanjutnya klik tombol OK sekali lagi

Gambar

Gambar 3.1 Worfile Create  2.  Isi observation sesuai dengan banyak data yang akan diolah
Gambar 3.3 Import Data  Klik next hingga finish. Maka muncul
Gambar 3.5 Estimation Equation

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian yang telah terkumpul, diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dengan langkah- langkah sebagai berikut; reduksi data, yaitu

Dari penegasan istilah di atas dapat dipahami bahwa yang di maksud judul skripsi “Studi Tentang Dampak Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Madrasah

Oleh karena itu, aplikasi berbasis web yang dibangun dengan metode performance ini diharapkan dapat menjadi media untuk mempermudah semua pengguna dalam melakukan

Program studi sistem informasi dirancang untuk menghasilkan lu- lusan Sarjana Ilmu Komputer yang profesional dan mampu merancang solusi Sistem Informasi/Teknologi Informasi

Djuanda, Jawa Barat; Pendugaan parameter populasi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis, Linnaeus, 1758) di Samudera Hindia Selatan Jawa; Biologi reproduksi ikan cakalang

Berdasarkan definisi diatas maka penulis menyatakan bahwa yang dimaksud dengan keunggulan bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk mengoptimalkan semua sumber daya

(1) Jika sesuatu kesalahan tatatertib telah dilakukan di bawah Kaedah-Kaedah ini, sama ada atau tidak seorang pelajar telah didapati bersalah berkenaan dengannya

Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa hibah berdasarkan hukum Adat meskipun sah secara hukum adat tetapi tidak dapat dijadikan sebagai syarat dalam pendaftaran tanah di