• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PELVIC ROCKING TERHADAP LAMA PERSALINAN, DILATASI SERVIK DAN PENURUNAN KEPALA JANIN PADA IBU PRIMIGRAVIDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIFITAS PELVIC ROCKING TERHADAP LAMA PERSALINAN, DILATASI SERVIK DAN PENURUNAN KEPALA JANIN PADA IBU PRIMIGRAVIDA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PELVIC ROCKING TERHADAP LAMA PERSALINAN,

DILATASI SERVIK DAN PENURUNAN KEPALA JANIN

PADA IBU PRIMIGRAVIDA

Catur Erty Suksesty

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Tangerang catur_erty@y7mail.com

Abstrak

Proses kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida dipengaruhi oleh dilatasi servik dan penurunan kepala janin kedasar panggul. Pelvic rocking merupakan cara untuk mempercepat proses persalinan yaitu dengan menggerakan panggul searah putaran selama kontraksi berlangsung. Mengayunkan dan menggoyangkan panggul kearah depan dan ke belakang, sisi kanan kiri dan melingkar akan terasa lebih relaks dan mempermudah membukanya jalan lahir pada waktu persalinan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pelvic rocking terhadap lamanya persalinan, dilatasi servik dan penurunan kepala janin. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi experiment, yaitu post test only desing. Sampel pada penelitian ini yaitu 23 ibu bersalin primigravida kala I fase aktif. Sampel dikelompokkan menjadi dua, kelompok yang diberikan pelvic rocking dan kelompok yang diberikan asuhan standar. Hasil analisis data memiliki perbedaan antara 2 kelompok intervensi dengan nilai P <0.05 dan CI 95% menunjukkan variabel waktu p = 0,004 dan variable dilatasi servik dengan nilai p = 0,007 (Mann whitney Test) dan variabel penurunan kepala janin dengan chi square test nilai p> 0.05 tidak memiliki pengaruh antara pelvic rocking terhadap penurunan kepala janin kala I fase aktif pada 2 kelompok perlakuan.

Kata Kunci: dilatasi servik, kala I faseAktif ,lama persalinan, pelvic rocking, penurunan kepala janin

(2)

PENDAHULUAN

Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu di negara berkembang terjadi akibat masalah persalinan atau kelahiran. Menurut James (2009) adanya rasa takut dan kecemasan terjadi pada 90% ibu melahirkan (primigravida atau multigravida). Partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan di Indonesia sebesar 9%.

Dari hasil survey (SKRT 2010) partus lama merupakan komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak nomor 5 di Indonesia (Amirudin 2010). Kejadian partus lama yang dirawat di rumah sakit di Indonesia diperoleh proporsi 4,3% yaitu 12.176 dari 281.050 persalinan.

Pada primipara lama persalinan pada kala satu mempunyai durasi yang lebih lama dibandingkan dengan multipara,. Tetapi tidak semua persalinan alamiah akan berakhir sesuai dengan waktu normal (Varney, 2007). Faktor yang mempengaruhi persalinan menjadi lama yaitu kelainan presentasi, kontraksi yang tidak adekuat, kelainan jalan lahir, kehamilan kembar, dan anemia.

Upaya pemerintah yang dilakukan untuk mengatasi kejadian partus lama

(prolonged active phase) terdapat pada Permenkes Nomor 369/Menkes/SK/III/2007

Tentang Standar Profesi Bidan yaitu sebagai profesi bidan diwajibkan memberikan pelayanan dalam asuhan kebidanan pada kala I persalinan seperti: pengaturan posisi, hidrasi, memberikan dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat, memantau kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf serta memantau proses penurunan janin melalui pelvic selama persalinan dan kelahiran.

Upaya yang dilakukan bidan sendiri dalam memberikan asuhan kala I persalinan seperti memberitahu ibu untuk tidur dalam posisi miring kiri atau miring kanan serta berjalan-jalan untuk mempercepat kemajuan pembukaan servik. Hasil penelitian terdahulu, menunjukkan adanya korelasi positif latihan pelvic rocking pada kemajuan persalinan dalam peningkatan durasi dan frekuensi kontraksi uterus, dilatasi servik dan penurunan kepala janin.

Hasil penelitian Zaky HN (2016) menunjukkan ada hubungan antara pelaksanaan

pelvic rocking terhadap lamanya kala I . Dengan melakukan pelvic rocking mampu

memperlancar proses persalinan khususnya pada kala I dan membantu ibu mengalami waktu persalinan kala I yang normal.

Pelvic Rocking merupakan latihan menggerakkan panggul searah putaran selama

kontraksi berlangsung. Mengayunkan dan menggoyangkan panggul kearah depan dan ke belakang, sisi kanan kiri dan melingkar akan terasa lebih relaks dan mempermudah membukanya jalan lahir pada waktu persalinan.

Para peneliti merekomendasikan bahwa berlatih menggoyangkan panggul saat pelvic rocking dapat dianjurkan sebagai salah satu modalitas yang signifikan untuk meningkatkan kemajuan persalinan, mengelola nyeri, meningkatkan kenyamanan persalinan dan mencapai pengalaman melahirkan lebih memuaskan.

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi experiment, yaitu post test only desing. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhibu bersalin primigravida kala I fase aktif di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Kota Tangerang. Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara

nonprobability/nonrandom sampling

dengan metode consecutive sampling, yaitu setiap subjek yang memenuhi kriteria inklusif dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu berdasarkan urutan kedatangan responden di tempat penelitian sampai memenuhi jumlah sampel.

Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 23ibu bersalin primigravida kala I fase aktif. Untuk mengantisipasi adanya sampel yang dropout maka sampel

ditambah 20% sehingga menjadi 30 responden (30 pada kelompok intervensi dan 30 pada kelompok kontrol). Kelompok intervensi pada penelitian ini yaitu kelompok responden yang difasilitasi untuk melakukan gerakan pelvic rocking, sedangkan kelompok kontrol hanya dilakukan asuhan standar selama Kala I fase aktif.

Pelvic rocking pada kelompok

intervensi dilakukansetiap 1 jam sekali selama 20 menit dalam kala I fase aktif pembukaan 4 cm (saat kontraksi berlangsung) sesuai dengan prosedur penatalaksanaan pelvic rocking.Penilaian kemajuan persalinan dilakukan 4 jam kemudian atau jika ada indikasi dengan menggunakan lembar observasi partograf. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji korelasi pengaruh pelvic rocking terhadap lama persalinan, dan kemajuan persalinan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Korelasi Dilatasi Servik Persalinan Kala I Fase Aktif Pada 2 Kelompok Perlakuan

Dilatasi servic

Pelvic Rocking Asuhan Standar Total Nilai P* r**

F % F % F %

≥8cm 17 37,0 7 15,2 24 52,2% 0,004 0,435

<8cm 6 13,0 16 34,8 22 47,8%

Jumlah 23 50,0% 23 50,0% 46 100%

* uji statistik mann whitney test ** uji statistic spearman

Hasil analisis korelasiPelvic Rocking terhadap dilatasi servik persalinan kala I fase aktif pada primigravida bahwa ibu yang mengalami kemajuan dilatasi servik ≥8cm diperoleh sebanyak 17 ibu

(37,0%) yang dilakukan Pelvic Rocking, sedangkan ibu yang dilakukan asuhan standar sebanyak 7 ibu (15,2%). Hasil uji statistik dengan menggunakan Mann

(4)

korelasi dilatasi servik persalinan kala I fase aktif yang bermakna apabila dilakukan pelvic rocking―. Hasil nilai korelasi

Spearman sebesar 0,435 menunjukan

bahwa kekuatan korelasi dimiliki adalah sedang.

Mobilisasi persalinan dengan pelvic

rocking, yaitu duduk dengan perlahan

mengayunkan dan menggoyangkan pinggul kedepan dan belakang, sisi kanan, sisi kiri, dan melingkar, akan bermanfaat untuk tekanan dari kepala bayi pada leher rahim tetap kostan ketika ibu bersalin diposisi tegak, sehingga dilatasi (pembukaan) servik dapat terjadi lebih cepat. Teori ini sesuai dengan hasil penelitian , yang menerangkan

pelvic rocking dapat membantu pembukaan

servik pada persalinan kala I fase aktif. (Aprilia, 2011)

Dilihat dari hasil penelitian bahwa pengaruh antara pelvic rocking dengan dilatasi serviks kala I fase aktif pada primigravida yaitu hasil uji statistik di peroleh nilai p <0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang

signifikan antara pelvic rocking terhadap dilatasi servic kala I fase aktif pada primigravida.

Menurut hasil penelitian analitik dengan desain penelitian Quasi

Eksperimen, dengan melakukan observasi

diperoleh hasil yaitu terjadi percepatan dilatasi servik hampir seluruhnya 100% (10 responden). Dengan melakukan pelvic

rocking mampu mempercepat proses

dilatasi servikskhususnya pada kala I.

Perbedaan dari hasil penelitian tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu yang mempengaruhi psikologi dalam persalinan selain kecemasan ibu sehingga mempengaruhi aktifitas baik servik maupun uterus dan mengakibatkan persalinan berlangsung lama. Menurut Kitzinger tahun 2009 yaitu 81,3% dukungan suami saat berlangsungnya kala I juga sangat dibutuhkan ibu untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Dengan menghindarkan atau mengurangi stres agar otot-otot servik tidak kaku.

Tabel 2. Pengaruh Pelvic Rocking Terhadap Penurunan Kepala Janin Peralinan Kala I Fase Aktif Pada 2 Kelompok Perlakuan

Penurunan kepala

Pelvic Rocking Asuhan

Standar Total Nilai P* OR F % F % F % Baik (station≥0) 11 23,9 9 19,6 20 43,5% 0,552 1,426 Kurang (station<0) 12 26,1 14 30,4 26 56,5% Jumlah 23 50,0% 23 50,0% 46 100%

* uji statistik chi square test Hasil analisis pengaruh pelvic

rocking terhadap penurunan janin

persalinan kala I fase aktif pada

primigravida bahwa diperoleh sebanyak 11 ibu (23,9%) yang dilakukan Pelvic Rocking mengalami penurunan kepala janin station

(5)

≥ 0. Sedangkan ibu yang dilakukan asuhan standar yang mengalami penurunan kepala janin station < 0 sebanyak 14 ibu (30,4%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi

square Test ― Tidak Terdapat pengaruh

pelvic rocking terhadap penurunan kepala janin persalinan kala I fase aktif pada primigravida‖. Namun jika dilihat dari jumlah frekuensi, kelompok yang diberikan intervensi pelvic rocking 4,3% lebih besar dibanding kelompok kontrol pada penurunan kepala janin di station ≥ 0.

Pelvic rocking bermanfaat untuk

membuat Ligamentum atau otot disekitar panggul lebih relaks dan bidang luas panggul lebih lebar sehingga memudahkan kepala bayi turun ke dasar panggul. Menurut Gizzoet at al (2014) menegaskan bahwa ibu pada fase persalinan melakukan posisi tegak memiliki efek gravitasi yang mendukung untuk menyelaraskan janin ke jalan lahir, meningkatkan diameter panggul, mengintensifkan kontraksi uterus, serta mengurangi komplikasi neonatal.

Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa pada kelompok intervensi 4,3% lebih besar dibanding kelompok kontrol pada penurunan kepala janin di station ≥ 0.

Keuntungan kedua dari pelvic rocking yaitu dengan melakukan pelvic rocking maka

rongga panggul akan terbuka lebih lebar. Hal ini memungkinkan janin mengalami penuurunan dengan optimal dan meminimalisasi kelainan presentasi.

Posisi pelvic rocking dengan duduk pada bola persalinan akan memfasilitasi peningkatan diameter antro posterior panggul. Begitu juga posisi pelvic rocking dengan bersandar pada bola dan bergerak ke depan dan ke belakang akan membantu untuk memandu kepala janin ke dalam panggul. Humphrey et al menjelaskan bahwa posisi tegak meningkatkan kondisi janin melalui pasokan oksigen yang cukup sehingga dapat meminimalisir terjadinya gawat janin.

Terdapat faktor lain yang menghambat penurunan kepala janin ,salah satunya faktor kecemasan yang terjadi pada saat kala I berlangsung. Tingkat kecemasan ibu yang masih berlebihan yang menjadi penghambat penurunan kepala janin. Menurut Simkin (2009) efek dari kecemasan dalam persalinan dapat mengakibatkan kadar katekolamin yang berlebihan pada Kala 1 menyebabkan turunnya aliran darah ke rahim, turunnya kontraksi rahim, turunnya aliran darah ke plasenta, turunnya oksigen yang tersedia untuk janin serta dapat menghambat penurunan kepala janin ke dasar panggul. Tabel 3 Korelasi Lama Waktu Persalinan kala I Fase Aktif pada 2 Kelompok Perlakuan

Waktu Pelvic Rocking Asuhan Standar Total Nilai P* r**

F % F % F %

≤6jam 18 39,1 10 21,7 28 60,9% 0,007 0,356

>6jam 5 10,9 13 28,2 18 39,1%

Jumlah 23 50,0% 23 50,0% 46 100% *uji statistik mann whitney test

(6)

Hasil analisis pengaruh pelvic

rocking terhadap waktu lamanya persalinan

kala I fase aktif pada primigravida bahwa diperoleh sebanyak 18 ibu (39,1%) yang dilakukan pelvic rocking mengalami waktu lama persalinan ≤6jam. Sedangkan ibu yang dilakukan asuhan standar yang mengalami waktu lama persalinan ≤6jam sebanyak 10 ibu (21,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan Mann Whitney Test menyatakan bahwa ―Terdapat korelasi lama waktu persalinan kala I fase aktif yang bermakna apabila dilakukan pelvic rocking―.

Teori Theresa Jamieson (2011) mengatakan bahwa pelvic rocking merupakan cara yang efektif untuk bersantai bagi tubuh bagian bawah khususnya daerah panggul. Teknik ini sering disarankan selama persalinan. Untuk meningkatkan relaksasi dan memungkinkan gaya gravitasi untuk membantu perajalanan bayi melalui jalan lahir. sehingga memungkinkan kemajuan proses persalinan menjadi lebih cepat.

Berdasarkan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh antara

pelvic rocking dengan waktu kala I fase

aktif pada primigravida. Dari hasil uji statistik di peroleh nilai p <0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pelvic rocking terhadap waktu kala I fase aktif pada primigravida.

Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian analitik dengan desain penelitian

Quasi Eksperimen .Hasilnya menunjukkan

ada hubungan antara pelaksanaan pelvic rocking terhadap lamanya kala I . x hitung > x tabel ( 13,333 > 9,488), dan p value (0,01 < 0,05). Dengan melakukan pelvic

rocking mampu memperlancar proses

persalinan khususnya pada kala I dan membantu ibu mengalami waktu persalinan kala I yang normal.

KESIMPULAN

Pelvic Rocking efektif mempersingkat lama persalinan pada kala I fase aktif sampai dengan kelahiran bayi, maksimal 6 jam, mempercepat dilatasi servik maksimal 8 cm pada 4 jam kemudian dan mempermudah penurunan kepala janin. REFERENSI

Amalia,T. (2009). Kecemasan Ibu Menanti Persalinan.http:www.titian

amalia.wordpress.com, diperoleh

25 oktober 2009.

Aprilia, Yesie; Ritchmond, Brenda. (2011). Gentle birth. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Bobak dkk. 2005. Buku Ajar keperawatan

maternitas Edisi 4. Jakarta:

EGC.pp:143-16

Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan

Dan Kelahiran. Jakarta:EGC

Cunningham FG, et all. 2005. Obstetri

Williams. Edisi 21. Jakarta, EGC.

Depkes RI (2008). Asuhan Persalinan

Normal, JNPK-KR, Jakarta

Dr.Sangaji EM, M.Si, Dr. Sopiah, MM.,S.Pd. Metodologi penelitian. Yogyakarta: c.v Andi Offset. 2010: 131

Herlina,P. (2009). HO-Faktor yang

mempengaruhi persalinan. Diakses

tanggal 20 Januari 2016.

http://pramitaherlina.blogspot.com/ 2009/09/ho-faktor-yang-

mempengaruhi-persalinan.html>

Meei-Ling Gau, Ching-Yi Chang, RN, Effects of birth ball exercise on

(7)

pain and self-efficacy during

childbirth: A randomised

controlled trial in Taiwan.

Midwifery 27 (2011) e293–e300 Modul panduan, pelatihan BASIC

hypnosis-birthing by :

hypno-birthing Indonesia

Sahar A , Hend S, Hala A. The Effect of Practicing Pelvic Rocking Exercise

on Lowering Disability Level

through Decreasing Pregnancy

Related Lower Back Pain. Journal

of American Science 2016;12(5) Siswanto, Susila, Suryanto. 2013.

Metodologi Penelitian Kesehatan

dan Kedokteran. Yogyakarta:

Bursa Ilmu. Hal: 47-52.

Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin :

Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya.

Zaky HN., Effect of pelvic rocking exercise using sitting position on birth ball during the first stage of labor on its

progres, IOSR Journal of Nursing

and Health Science, 2016 ; PP 19-27

Varney.S, Helen. 2007. Asuhan Kebidanan.

Gambar

Tabel 1. Korelasi Dilatasi Servik Persalinan Kala I Fase Aktif  Pada 2 Kelompok  Perlakuan
Tabel 2. Pengaruh Pelvic Rocking Terhadap Penurunan Kepala Janin Peralinan Kala I  Fase Aktif Pada 2 Kelompok Perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Nama : Moch. Jamur yang sudah ditumbuhkan, kemudian dipanen. Setelah itu, dianalisis kandungan fitokimia dan antioksidan yang meliputi uji total fenolat; serta

Akhir dari hidup adalah salah satu saat yang paling penting dalam hu!ungan dokter'pasien&#34; #!at paliati( dapat dikom!inasikan dengan  peraatan atau modalitas lain dengan

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh cerobong asap dengan kejadian ISPA dengan p value 0,033 dan OR 2,682 artinya responden yang memiliki cerobong asap

Subjek penelitian ini adalah pasien Puskemas Rangkah yang memiliki riwayat hipertensi esensial (primer) maupun sekunder, secara medis mempunyai ketentuan tekanan darah sistolik &gt;

Faktor-faktor yang menyebabkan terlaksananya hak angket antara lain: “Penyebab dilakukan hak angket adalah adanya keputusan Walikota yang dianggap bertentangan

Dewanti (2004) menyatakan bahwa perlakuan berbagai dosis iradiasi sinar gamma pada tanaman anyelir tidak menyebabkan perbedaan pada karakter vegetatif beberapa

iklan, pikiran ruminative dan minat beli produk hedonis dengan

Dekonstruksi femininitas dalam novel-novel karya Eka Kurniawan terdapat pada tujuh wujud femininitas, yaitu: pekerjaan feminin, citra femi- nin, kebiasaan feminin, simbol feminin,