EVALUASI HARGA SEWA RUSUN PENJARINGANSARI DAN SIWALANKERTO Evi Varida Mega Utari, Farida Rachmawati
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail ;Farida_rahma@ce.its.ac.id
Harga sewa yang ditetapkan pada sebuah rusun, seharusnya dapat menutup biaya operasional dan perawatan.Namun harga sewa rusun Penjaringansari dan Siwalankerto tidak bisa menutup biaya perawatan dan pemeliharaan.
Tujuan tugas akhir ini adalah mengevaluasi harga sewa unit rusun Penjaringansari dan Siwalankertodengan metode analisa titik impas dan meninjau subsidi serta alokasinya.Metode analisa titik impas digunakan untuk menetapkan harga sewa unit yang dapat mencapai kondisi impas antara total pengeluaran dengan total pendapatan yang diterima. Dari perhitungan ini dapat diketahui harga sewa yang dinyatakan dalam per m2. Dari harga sewa per m2
I PENDAHULUAN
tersebut dapat ditentukan harga sewa masing-masing unit sesuai dengan luas unit yang disewakan.
Dari hasil perhitungan pada penelitian ini harga sewa unit yang dapat menutupi kebutuhan perawatan dan pemeliharaan adalah sebesar Rp 680,942.98 untuk rusun Penjaringansari dan untuk rusun Siwalankerto antara Rp629,526.92 – Rp 2,238,317.93. Dari harga sewa eksisting, subsidi untuk menutup biaya perawatan dan pemeliharaan adalah sebesar Rp 59,226,526.29 untuk rusun Penjaringansari sedangkan untuk rusun Siwalankerto sebesar Rp 218,996,215.22.Alokasi subsidi yang berpengaruh adalah pada gaji pegawai.
Kata kunci : analisa titik impas, Rusun Penjaringansari, Siwalankerto, harga sewa unit, subsidi.
1.1 Latar Belakang Masalah
Bangunan rumah susun dibangun guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yaitu tempat tinggal, di kota Surabaya pada khususnya. Bangunan ini merupakan alternatif terbaik untuk memecahkan masalah kebutuhan perumahan dan pemukiman di kota besar seperti Surabaya. Jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan lahan yang terbatas adalah faktor utama dibangunnya rumah susun.Terdapat beberapa kelas di dalam rumah susun yaitu kelas sederhana, menengah ke bawah dan menengah ke atas.
Penjaringansari merupakan salah satu contoh rusun yang tergolong kelas sederhana. Disini harga sewa yang ditetapkan sekitar Rp.50,000.00 sampai dengan Rp.76,000.00. Pada rusun ini mendapatkan subsidi dari pemerintah karena harga sewa yang ditetapkan tidak dapat memenuhi kebutuhan biaya perawatan dan pemeliharaan.Rusun Penjaringansari dibangun guna memenuhi kebutuhan tempat tinggal untuk warga yang ekonominya menengah ke bawah.Rusun ini terdiri dari 5 lantai dan 96 unit dengan biaya pembangunan sebesar
Rp
11,833,244,500.00.
Sedangkan untuk rusun kelas menengah ke atas contohnya adalah rusun Siwalankerto.Pada rusun ini harga sewanya cukup tinggi dan diharapkan dapat menutupi biaya perawatan dan pemeliharaan.Rusun ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal warga yang mempunyai penghasilan menengah ke bawah.Rusun ini terdiri dari 5 tower dan 340 unit.Pada kedua rusun ini biayakonstruksi merupakan subsidi dari pemerintah dan tidak dibebankan pada harga sewa.
Pada kedua rusun harga sewa yang ada tidak cukup untuk biaya perawatan dan pemeliharaan, sehingga pemerintah harus mensubsidi.Namun Pemerintah mengharapkan subsidi untuk rusun tersebut dapat diberhentikan paling tidak dikurangi.Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi harga sewa yang dapat memenuhi kebutuhan biaya perawatan dan pemeliharaan pada kedua rusun tersebut sehingga dapat mengurangi subsidi pemerintah.Biaya perawatan dan pemeliharaan pada rusun dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dimaksud adalah biaya gaji karyawan, biaya listrik fasilitas umum, biaya telefon kantor, biaya air untuk pegawai, biaya perawatan gedung, sedangkan yang dimaksud dengan biaya variabel adalah biaya air penghuni. Tiap rusun mempunyai konsep pengelolaan yang berbeda jadi biaya tetap dan biaya variabel antara rusun satu dengan yang lain berbeda-beda macamnya.
Penentuan harga sewa berdasarkan pendekatan biaya ada beberapa macam menurut Kottler, yaitu harga Mark-Up, penetapan harga biaya plus, dan penetapan harga berdasarkan Break Even Point atau analisa titik impas. Metode yang dipilih adalah metode analisa titik impas. Metode analisa titik impas adalah dimana perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian. Analisa titik impas ini memiliki kelebihan yaitu dapat memperkirakan hubungan antara volume penjualan, biaya, dan tingkat keuntungan yang diperoleh, memperkirakan jumlah keuntungan yang akan dicapai, menghindari kerugian
yang dapat terjadi, serta dapat dengan mudah diaplikasikan. Untuk itu analisa titik impas merupakan pilihan terbaik daripada metode lainnya, dan sangat relevan untuk menetapkan harga.
Pada penelitian ini akan dilakukan penetapan harga sewa unit kedua rusun yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan dan pemeliharaan dan subsidi pemerintah dapat diberhentikan paling tidak dikurangi. Dengan analisa titik impas nanti didapatkan harga sewa yang sesuai dengan biaya perawatan dan operasional. Pada penelitian ini juga akan dilakukan analisa hubungan antara kebutuhan perawatan dan pemeliharaan, harga sewa dan besar subsidi pemerintah.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, permasalahan yang dikemukakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Berapa harga sewa yang harus diberlakukan sesuai dengan kebutuhan perawatan dan pemeliharaan pada rusun Penjaringansari dan Siwalankerto? 2. Bagaimana hubungan antara kebutuhan perawatan
dan pemeliharaan, harga sewa dan besar subsidi pemerintah pada kedua rusun?
3. Alokasi subsidi apakah yang paling berpengaruh terhadap harga sewa?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dianalisa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian adalah Rusun Siwalankerto dan Penjaringansari 3.
2. Perhitungan harga sewa menggunakan metode analisa titik impas.
3. Harga sewa unit yang dianalisa adalah harga sewa unit untuk tahun 2013.
4. Tidak meninjau biaya investasi karena merupakan subsidi Kemenpera.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan dan penyusunan penelitian ini adalah :
1. Menentukan harga sewa unit Rusun Penjaringansari dan Siwalankerto agar dapat menutupi kebutuhan perawatan dan pemeliharaan dan subsidi dari pemerintahan dapat diberhentikan paling tidak dikurangi.
2. Mengetahui hubungan antara kebutuhan perawatan dan pemeliharaan, harga sewa dan besar subsidi pemerintah pada kedua rusun.
3. Alokasi subsidi yang berpengaruh terhadap harga sewa.
II METODOLOGI
Latar belakang : 1. Kelas untuk rusun
2. Harga sewa belum bisa menutupi kebutuhan perawatan dan pemeliharaan
3. Masih adanya subsidi dari pemerintah
4. Pemerintah berharap tidak ada subsidi paling tidak dikurangi.
Identifikasi Masalah :
1. Berapa harga sewa yang sesuai dengan kebutuhan perawatan dan pemeliharaan untuk rusun penjaringan sari dan siwalan kerto? 2. Bagaimana hubungan antara kebutuhan perawatan dan pemeliharaan,
harga sewa dan besar subsidi pemerintah pada kedua rusun? 3. Alokasi subsidi apakah yang paling berpengaruh terhadap harga sewa?
Tinjauan Pustaka Pengumpulan data Tinjauan terhadap Rusun Penjaringansari Harga sewa eksisting Tinjauan terhadap Rusun Siwalankerto Kebutuhan biaya perawatan dan pemeliharaan Harga sewa eksisting Kebutuhan biaya perawatan dan pemeliharaan Kesimpulan evaluasi harga sewa
baru, harga sewa eksisting, subsidi pemerinatah, dan alokasi
subsidi
evaluasi harga sewa baru, harga sewa eksisting, subsidi pemerinatah, dan alokasi subsidi
III ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Rusun Penjaringansari
Rusun Penjaringansari 3 merupakan rusun yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.Rusun ini dikelola oleh Pemerintahan Kota Surabaya.Rusun ini terdiri dari 96 unit dengan biaya pembangunan sebesar Rp 11,833,244,500.00. Rusun ini terdiri dari satu blok dengan tinggi 5 lantai. Lantai satu digunakan untuk fasilitas umum seperti parkir, ruang serba guna, mushola, rung pompa, kantor pengelola, dan gudang. Untuk fasilitas seperti taman baca, sekolah PAUD, puskesmas, dan ruang komputer menjadi satu dengan rusun Penjaringansari 1 dan 2. Rusun ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan rumah tinggal warga Surabaya dan batas penyewaannya selama 3 tahun dan bisa diperpanjang 3 kali jadi maksimal menyewa selama 9 tahun.
3.2 Rusun Siwalankerto
Rusun Siwalankerto merupakan rusun yang dibangun oleh pemerintahan Provinsi Jawa Timur dan dikelola oleh swasta. Rusun ini terletak di jalan Siwalankerto Timur V No.35, Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya dan dibangun diatas lahan seluas 22000 m2 dengan luas bangunan 4257 m2
3.3 Konsep Pengelolaan Rusun
.
Rusun ini terdiri dari 5 twin tower dan 340 unit yang dilengkapi dengan fasilitas seperti : tempat parkir yang luas dan teduh, jaringan air yang bersih, listrik 900 Watt, ruang serba guna, tempat ibadah, pasar kering, dan tempat olahraga ( jogging track dan aerobik).
Sistem sewa pada rusun ini pembayarannya setiap sebulan sekali dan tidak bisa menjadi hak milik dan juga tidak bisa dikontrak dalam jangka waktu tertentu.
Rusun ini termasuk rusun kelas menengah keatas makanya harga untuk sewanya termasuk tinggi daripada rusun yang lainnya.
Rusun mempunyai suatu pengelolaan yang berbeda-beda.Rusun Penjaringansri mempunyai konsep pengelolaan yang berbeda dengan rusun Siwalankerto.Pada kedua rusun ini biaya konstruksi tidak dibebankan pada harga sewa karena merupakan subsidi dari Pemerintah. Untuk lebih rinci pengelolaan kedua rusun adalah sebagai berikut :
3.3.1 Rusun Penjaringansari
Pada rusun Penjaringansari harga sewa dihitung setiap unit tiap bulan.Harga sewa tidak termasuk biaya pemakaian listrik karena disetiap unit rusun terdapat KWh meter. Biaya yang ditanggung oleh penyewa meliputi : biaya pengelolaan dan operasional serta biaya air.
Biaya-biaya yang ditanggung oleh rusun Penjaringansari meliputi :
1. Biaya Gaji Pegawai
2. Biaya Listrik Fasilitas Umum 3. Biaya Pemakaian Air Pegawai 4. Biaya Pemakaian Air Penghuni
5. Biaya Perawatan dan Penggantian Komponen 3.3.2 Rusun Siwalankerto
Pada rusun Siwalankerto harga sewa dihitung setiap unit tiap bulan.Harga sewa tidak termasuk biaya pemakaian listrik karena disetiap unit rusun terdapat KWh meter.Biaya air juga tidak termasuk pada harga sewa karena disetiap unit terdapat meter air. Biaya yang ditanggung oleh penyewa meliputi : biaya pengelolaan dan operasional.
Biaya-biaya yang ditanggung oleh rusun Siwalankerto meliputi :
1. Biaya Gaji Pegawai
2. Biaya Listrik Fasilitas Umum 3. Biaya Pemakaian Air Pegawai
4. Biaya Perawatan dan Penggantian Komponen Gedung
6. Biaya Pemakaian Telepon Kantor
3.4 Analisa Kebutuhan Biaya
3.4.1 Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan operasional dan pengelolaan rusun Biaya tetap terdiri dari : biaya gaji pegawai yang ada pada rusun, biaya listrik untuk fasilitas umum, biaya pemakaian air pegawai, biaya perawatan gedung, biaya penggantian komponen gedung, dan biaya telepon kantor.
3.4.1.1 Rusun Penjaringansari
Biaya tetap pada rusun Penjaringansari
adalah :
1. Biaya Gaji Pegawai
Perhitungan biaya untuk kebutuhan gaji
pegawai tergantung pada jumlah pegawai yang
ada di rusun sesuai dengan jabatan dan jenis
pekerjaannya.Pegawai yang ditanggung oleh
Rusun Penjaringansari terdiri dari 3 orang
keamanan dan 2 orang kebersihan.Gaji
pegawai yang ditanggung oleh rusun
merupakan pegawai yang bukan berasal dari
PNS. Adapun kebutuhan akan biaya gaji
pegawai dapat dilihat pada tabel 4.1
2. Biaya Listrik Fasilitas Umum
Biaya listrik yang ditanggung rusun adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan biaya listrik penerangan luar
Perhitungan biaya listrik penerangan luar
dihitung berdasarkan jumlah lampu dan daya
listrik yang diperlukan setiap lampunya.Waktu
yang dibutuhkan tiap harinya adalah 13 jam
yaitu jam 17:00 sampai jam 06:00. Untuk
perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada
tabel 4.2 dan 4.3
b. Perhitungan biaya pengoperasian pompa
air
Untuk perhitungan kebutuhan daya dan
biaya pemakaian listrik pompa dapat dilihat
pada tabel 4.4 dan 4.5.
c. Perhitungan rekapitulasi biaya listrik
fasilitas umum
Biaya kebutuhan listrik fasilitas umum
terdiri dari biaya penerangan luar dan listrik
untuk pengoperasian pompa.Untuk rekap
perhitungan biaya listrik fasilitas umum dapat
dilihat pada tabel 4.6.
3. Biaya Pemakaian Air Pegawai
Perhitungan biaya pemakaian air
dihitung berdasarkan jumlah pegawai yang
ada pada rusun dan pemakaian
rata-rata/orang/hari. Pegawai yang berada pada
Rusun Penjaringansari ada 5 orang dengan
tingkat pemakaian air rata-rata sebesar 100
liter/orang/hari. Untuk lebih jelasnya
perhitungan pemakaian air pegawai dapat
dilihat pada tabel 4.7 dan perhitungan
kebutuhan biaya pemakaian air dapat dilihat
pada tabel 4.8.
4. Biaya Perawatan dan Penggantian Komponen
Gedung
Untuk lebih jelasnya perhitungan
besarnya kebutuhan biaya penggantian
komponen gedung dapat dilihat pada tabel 4.9.
3.4.1.1.Rusun Siwalankerto
Biaya tetap pada Rusun Siwalankerto adalah :
1. Biaya Gaji Pegawai
Perhitungan biaya untuk kebutuhan gaji
pegawai tergantung pada jumlah pegawai yang
ada di rusun sesuai dengan jabatan dan jenis
pekerjaannya.Pegawai yang ditanggung oleh
Rusun Siwalankerto terdiri dari 29 orang.
Adapun kebutuhan akan biaya gaji pegawai
dapat dilihat pada tabel 4.10.
2. Biaya Listrik Fasilitas Umum
Biaya listrik yang ditanggung rusun adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan biaya listrik penerangan luar
Perhitungan biaya listrik penerangan
luar dihitung berdasarkan jumlah lampu
dan daya listrik yang diperlukan setiap
lampunya. Waktu yang dibutuhkan tiap
harinya adalah 13 jam yaitu jam 17:00
sampai jam 06:00. Untuk perhitungan
lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.11
dan 4.12.
b. Perhitungan biaya pengoperasian pompa
air
Perhitungan biaya pengoperasian
pompa dihitung menurut jumlah pompa
yang ada pada Rusun Siwalankerto.Jumlah
pompa yang digunakan pada Rusun
Siwalankerto ada 5 buah yang memiliki
daya sebesar 4000 watt/buah. Pompa pada
rusun ini digunakan untuk menaikkan air
ke atas tendon segingga waktu yang
dibutuhkan tiap harinya untuk
pengoperasian pompa adalah 14 jam
dengan kisaran waktu pukul 04.00 – 08.00,
11.00 – 14.00, dan 16.00 – 23.00. Untuk
perhitungan kebutuhan daya dan biaya
pemakaian listrik pompa dapat dilihat pada
tabel 4.13 dan 4.14.
c. Perhitungan rekapitulasi biaya listrik
fasilitas umum
Biaya kebutuhan listrik fasilitas
umum terdiri dari biaya penerangan luar
dan listrik untuk pengoperasian pompa.
Untuk rekap perhitungan biaya listrik
fasilitas umum dapat dilihat pada tabel
4.15
3. Biaya Pemakaian Air Pegawai
Perhitungan biaya pemakaian air
dihitung berdasarkan jumlah pegawai yang
ada pada rusun dan pemakaian
rata-rata/orang/hari. Pegawai yang berada pada
Rusun Siwalankerto ada 29 orang dengan
tingkat pemakaian air rata-rata sebesar 100
liter/orang/hari. Untuk lebih jelasnya
perhitungan pemakaian air pegawai dapat
dilihat pada tabel 4.16.
Karena pemakaian air pada Rusun Siwalankertoi sebesar 104,4 m3
4. Biaya Perawatan dan Penggantian Komponen
Gedung
/bulan maka perhitungan kebutuhan biaya pemakaian air dapat dilihat pada tabel 4.16.
Untuk lebih jelasnya perhitungan
besarnya kebutuhan biaya penggantian
komponen gedung dapat dilihat pada tabel
4.18.
5. Biaya Pemakaian Telepon Kantor
Biaya pemakaian telepon kantor dihitung
berdasarkan jumlah unit telepon yang
digunakan dan setiap bulan rata-rata biaya
pengeluarannya adalah sebesar Rp 250,000.00.
Pengeluaran untuk biaya telepon tiap bulannya
didapat dari wawancara terhadap pengelola
Rusun Siwalankerto.Berdasarkan informasi
dari pengelola telepon yang digunakan
sebanyak 2 unit. Untuk lebih detailnya
perhitungan biaya pemakaian telepon kantor
dapat dilihat pada tabel 4.19.
3.5 Biaya Variabel
Kebutuhan biaya pemakaian air pada penghuni didasarkan pada data tarif dasar air minum kota Surabaya yang berlaku pada tahun 2013. Untuk rusun Penjaringansari tarif yang digunakan termasuk jenis kelompok 1 dengan rincian besar tarif untuk pemakaian nono progresif sebesar Rp 600.00.Untuk lebih detailnya perhitungan biaya pemakaian air penghuni dapat dilihat pada tabel 4.20 dan 4.21.
3.6 Rekapitulasi Kebutuhan Biaya Operasionl
dan Pengelolaan
Dari perhitungan sebelumnya telah didapatkan total kebutuhan biaya tetap dan biaya variabel pada rusun yang diteliti. Dari hasil perhitungan tersebut dilakukan rekapitulasi kebutuhan biaya operasional dan pengelolaan terhadap rusun.Rekapitulasi ini merupakan kebutuhan pada tahun awal yaitu tahun 2013.
3.6.1 Rusun Penjaringansari
Rekapitulasi kebutuhan biaya operasional
rusun Penjaringansari dapat dilihat pada tabel
4.22.
3.6.2 Rusun Siwalankerto
Rekapitulasi kebutuhan biaya operasional
rusun Siwalankerto dapat dilihat pada tabel 4.23.
3.7 Analisa Aliran Kas
3.7.1 Biaya Tetap
Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka
dilakukan estimasi kebutuhan biaya tetap tiap
tahun pada masing-masing jenis pembiayaan yang
terjadi selama periode tertentu yaitu 25 tahun
dengan mempertimbangkan prosentase kenaikan
tiap komponen.
3.7.1.1 Rusun Penjaringansari
Estimasi kebutuhan biaya tetap pada rusun penjaringansari tiap tahunnya adalah sebagai berikut :
1.
Perhitungan Biaya Pengganti
Perhitungan biaya pengganti ditentukan
berdasarkan tingkat inflasi dari biaya
penggantian pada tahun ke 0 seperti pada tabel
4.26 .
2. Perhitungan Biaya Tetap
Perhitungan dilakukan dengan prosentase
bunga sebesar 7.14% tiap tahun seperti pada
tabel 4.28
3.7.1.2 Rusun Siwalankerto
Estimasi kebutuhan biaya tetap pada rusun Siwalankerto tiap tahunnya adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Biaya Pengganti
Perhitungan biaya pengganti ditentukan
berdasarkan tingkat inflasi dari biaya
penggantian pada tahun ke 0 seperti pada
tabel 4.29.
2. Perhitungan Biaya Tetap
Perhitungan dilakukan dengan prosentase
bunga sebesar 7.14% tiap tahun seperti
pada tabel 4.31.
3.7.2 Biaya Variabel
Biaya variabel dihitung berdasarkan kenaikan
tarif air yang terjadi selama 25 tahun yang
kemudian dikonversikan menjadi Present Value
pada tahun ke-0 seperti pada perhitungan analisa
aliran kas untuk biaya tetap.Biaya variabel yang
terjadi pada rusun Penjaringansari dapat dilihat
pada tabel 4.32.
3.8 Penetapan Harga Sewa berdasarkan
Metode Titik Impas
3.8.1 Rusun Penjaringansari
S = FC + VC Q = 62,868,980.91 + 26,057.76 96 = Rp 680,942.98 /unit/bln3.8.2 Rusun Siwalankerto
biaya tetap = FC Q = 444,166,215.22 12700 = Rp 34,973.72 /m²/bln Tipe 18 = 18 * Rp 34,973.72 = Rp 629,526.92 /unit/bln Tipe 24 = 24 * Rp 34,973.72 = Rp 839,369.23 /unit/bln Tipe 28 = 28 * Rp 34,973.72 = Rp 979,264.10 /unit/bln Tipe 30 = 30 * Rp 34,973.72 = Rp 1,049,211.53 /unit/bln Tipe 36 = 36 * Rp 34,973.72 = Rp 1,259,053.84 /unit/bln Tipe 48 = 48 * Rp 34,973.72= Rp 1,678,738.45 /unit/bln Tipe 64 = 64 * Rp 34,973.72
= Rp 2,238,317.93 /unit/bln
Untuk harga rata-ratanya adalah sebagai berikut :
Biaya rata-rata = FC + VC Q
= Rp 444,166,215.22 + 0 340
= Rp 1,306,371.22
3.9 Hubungan Antara Harga Sewa, Biaya
Kebutuhan Perawatan Dan Pemeliharaan,
Subsidi Pemerintah, Dan Harga Sewa
Eksisting
Setelah didapatkan harga eksisting dan harga sewa yang sesuai dengan biaya kebutuhan perwatan dan pemeliharaan maka dapat diketahui berapakah subsidi pemerintah untuk kedua rusun tersebut. Untuk menghitung berapa subsidi pemerintah yaitu dengan cara total biaya kebutuhan perawatan dan pemeliharaan – pendapatan total sewa rusun . Perhitungan detailnya adalah pada tabel 4.35 :
Tabel 4.35 Hubungan Antara Kebutuhan Perawatan dan Pemeliharaan, Harga Sewa, dan Subsidi
Pemerintah
Rusun Total Biaya O/M per bulan
Total Pendapatan sewa per bulan
sesuai dengan harga eksisting Subsidi yang diharapkan Penjaringansari Rp 65,370,526.29 Rp 6,144,000.00 Rp 59,226,526.29 Siwalankerto Rp444,166,215.22 Rp225,170,000.00 Rp218,996,215.22
(Sumber : Data olahan penulis, 2013)
Pada penelitian ini rusun Penjaringansari memerlukan subsidi yang lebih kecil dibandingkan rusun Siwalankerto karena biaya perawatan dan pemeliharaan pada rusun Penjaringansari sedikit, sedangkan pada rusun Siwalankerto biaya perawatan dan pemeliharaannya besar.
3.10 Alokasi Subsidi Yang Paling Berpengaruh
Terhadap Harga Sewa
Dari hasil perhitungan pada analisa alokasi subsidi, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tabel 4.42 Alokasi Subsidi yang Paling Berpengaruh Terhadap Harga Sewa
Alokasi untuk Gaji Pegawai Alokasi untuk Perawatan dan Pemeliharaan
Alokasi untuk Gaji Pegawai, Perawatan dan Pemeliharaan Harga Sewa Rusun Penjaringansari Rp 257,309.73 Rp 652,729.78 Rp 229,096.53 Harga Sewa Rusun Siwalankerto Rp 180,005.15 Rp 1,225,405.16 Rp 99,039.09
(Sumber : Data olahan penulis, 2013)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa alokasi subsidi yang paling berpengaruh untuk kedua rusun adalah alokasi pada gaji pegawai. Hal ini disebabkan kebutuhan akan biaya untuk gaji pegawai cukup besar. Sedangkan untuk biaya perawatan dan pemeliharaan kedua rusun kecil maka pengaruhnya juga kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2005.Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.Bandung : CV. Alfabeta.
Fajar, laksana. 2008. Manajemen pemasaran. Yogyakarta : Graha ilmu.
Kotler, Philip & Gery Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta : Indeks
Poerbo, Hartono. 1989. Tekno Ekonomi Bangunan Bertingkat Banyak. Jakarta : Djambatan
Pujawan, I.N. 2009. Ekonomi Teknik. Surabaya : Guna Widya.
Soeharto, I. 2002. Manajemen Proyek Dari Konseptual Hingga Operasional. Jakarta : Erlangga
Swastha, B. 2001.Manajemen Penjualan. Cetakan ke lima. Yogyakarta : BFSE-UGM
Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun pasal 1 ayat 1.