BINCANG PAJAK
APA YANG HARUS DICERMATI TAHUN INI?
M. ZETI ARINA
WEBINAR 8 JUNI 2020Pendiri Artha Raya Consultant dan KKP Zeti Arina Alumni Universitas Airlangga (UNAIR)
Ketua Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Cabang Surabaya
Wakil Ketua Kadin
Bidang Ekonomi, Moneter dan Fiskal Cabang Surabaya
Wakil Ketua IWAPI Surabaya
HP 0811374071
Saat ini kita berada di Era 4.0, segala sesuatu serba tiba-tiba.
Bisa tiba-tiba sukses bagi yang tepat antisipasinya, bisa tiba-tiba bangkrut bagi yang terlambat.
Tiba tiba ada pandemi Covid-19, dunia usaha luluh lantak, hanya sebagian yang mengalami kenaikan. Bagaimana perpajakannya?
APA YANG TERJADI SAAT INI?
3
Pajak dalam Masa Pandemi Covid-19
PMK-28/PMK.03/2020
Pembebasan Pajak Barang/Jasa Penanganan Covid-19
PMK-34/PMK.03/2020
Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai serta Perpajakan
PMK-23/PMK.03/2020 PMK-44/PMK.03/2020 PERPPU-1/2020
§ Penurunan Tarif PPh badan dan Go Public
§ Pemajakan atas Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE)
OUTLINE
Support Pajak untuk Penanganan Covid-19
Support Pajak untuk Penanganan Covid-19
4
01
02
03
Pembebasan Pajak Barang/Jasa Penanganan Covid-19 (Masa Pajak April s.d. September 2020)
Bentuk Fasilitas Penerima Insentif Barang/Jasa
A. PPN
§ PPN Impor tidak dipungut § PPN Dalam Negeri DTP
§ Pemanfaatan Jasa Luar Negeri DTP
B. PPh
§ PPh Pasal 22 Impor dibebaskan § PPh pasal 21 Jasa dibebaskan § PPh Pasal 22 DN dibebaskan § PPh Pasal 23 Jasa dibebaskan
§ Badan/Instansi Pemerintah § Rumah Sakit § Pihak Lain Barang § Obat-obatan § Vaksin § Peralatan laboratorium § Peralatan pendeteksi § Peralatan pelindung diri
§ Peralatan untuk perawatan pasien, dan/atau § Peralatan pendukung lainnya yang dinyatakan
untuk keperluan penanganan pandemi Covid-19
Jasa
§ Jasa konstruksi
§ Jasa konsultasi, teknik, dan manajemen § Jasa persewaan; dan/atau
§ Jasa pendukung lainnya yang dinyatakan untuk keperluan penanganan pandemi covid-19
01 - PMK-28/PMK.03/2020
5
Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai Serta Perpajakan
Bentuk Insentif Barang/Jasa
§ Pembebasan bea masuk dan/atau
cukai;
§ Tidak dipungut PPN atau PPN dan
PPnBM; &
§ Dibebaskan dari pemungutan PPh
Pasal 22.
§ Hand sanitizer & produk mengandung disinfektan § Test Kit & Reagent Laboratorium
§ Virus Transfer Media § Obat & Vitamin § Peralatan Medis
§ Alat Pelindung Diri (APD)
Bentuk Insentif Sektor Terkait (PMK-23) Sektor Terkait (PMK-44)
1. PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP)
§ Karyawan ber-NPWP dan penghasilan bruto bersifat tetap dan teratur yang disetahunkan tidak lebih dari 200 juta
§ Sektor manufaktur tertentu (440 KLU) § WP KITE
§ Sektor tertentu (1.062 KLU) § WP KITE
§ WP Kawasan Berikat
2. PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah Belum diberikan insentif WP yang memiliki peredaran bruto tertentu & dikenai PPh Final berdasarkan PP Nomor 23 tahun 2018 3. Pembebasan PPh Pasal 22 Impor § Sektor manufaktur
tertentu (102 KLU) § WP KITE
§ Sektor tertentu (431KLU) § WP KITE
§ WP Kawasan berikat 4. Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 sebesar 30% § Sektor manufaktur
tertentu (102 KLU) § WP KITE
§ Sektor tertentu (846 KLU) § WP KITE
§ WP Kawasan Berikat 5. Pengembalian pendahuluan PPN sebagai PKP berisiko
rendah bagi WP yang menyampaikan SPT Masa PPN lebih bayar restitusi paling banyak 5 miliar rupiah
§ Sektor manufaktur tertentu (102 KLU) § WP KITE
§ Sektor tertentu (431 KLU) § WP KITE
§ WP Kawasan Berikat
03 - PMK-23/PMK.03/2020 dan PMK-44/PMK.03/2020
7
Perluasan Insentif Pajak Antisipasi Dampak Ekonomi Pandemi Covid-19 (Masa Pajak April s.d. September 2020)
Aturan saat ini:
§ Tarif PPh Badan Go Public (semuanya) adalah 5% lebih rendah dari tarif normal yaitu menjadi 20%
Aturan saat ini:
§ Tarif PPh Badan sebesar 25%
22%
2020 202120%
mulai 202219%
2020 202117%
mulai 2022Tarif PPh Badan turun secara bertahap menjadi:
Tarif PPh Badan Go Public dengan persyaratan tertentu 3% lebih rendah dari tarif normal:
8
§ SPLN (Pedagang LN, Penyedia Jasa LN, Platform LN) untuk memungut, menyetor, dan melapor PPN
§ SPLN dapat menunjuk perwakilan di Indonesia untuk memungut, menyetor, dan melapor PPN atas nama SPLN
§ Ketentuan lebih lanjut diatur dengan PMK
Aturan saat ini: Dilakukan oleh konsumen (pihak yang melakukan impor) di dalam negeri dengan Surat Setoran Pajak
Pemajakan dilakukan terhadap kegiatan usaha yang tumbuh karena keterbatasan transaksi konvensional melalui tatap muka (social/physical distancing akibat pandemi Covid-19) dan memberikan level playing field
MENUNJUK:
§ SPLN dengan significant economic presence/SEP sebagai BUT dan dikenai PPh § Bila tidak dapat dikenai PPh maka dikenai pajak transaksi elektronik
§ SEP berupa jumlah penjualan di Indonesia, omzet konsolidasi grup, jumlah pengguna aktif media digital § Pajak transaksi elektronik diatur dengan PP
§ Ketentuan significant economic presence/SEP diatur dengan PMK
Aturan saat ini: BELUM DIATUR
04 - Pemajakan Atas Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE)
9
PPN IMPOR BARANG TIDAK BERWUJUD & JASA
ý
SIGNIFICANT ECONOMIC PRESENCEWHAT’S NEXT?
§ Menambah objek pajak baru
§ Menambah subjek pajak baru
§ Meningkatkan kepatuhan sukarela WP
§ Pengawasan dan penegakan hukum
§ Memperbaiki tata kelola dan administrasi
BERBAGAI SISTEM DIBANGUN OLEH DJP
§ Core Tax System adalah sistem teknologi informasi yang menyediakan dukungan terpadu bagi pelaksanaan tugas
Ditjen Pajak termasuk otomasi proses bisnis mulai dari proses pendaftaran wajib pajak, pemrosesan surat pemberitahuan dan dokumen perpajakan lainnya, pemrosesan pembayaran pajak, dukungan pemeriksaan dan penagihan;
§ Implementasi Big Data membuat Dirjen Pajak mampu melacak tiga puluh ribu dugaan pengemplang pajak dalam waktu satu minggu;
§ Social network analytics (SONETA) yang bisa menganalisis penyandingan data baik untuk pajak penghasilan (PPh) maupun pajak pertambahan nilai (PPN);
§ e-Faktur, e-SPT, e-Bupot, e-SKD; § Master file, Local file, CbCr.
11
TAX
BERBAGAI SISTEM DIBANGUN OLEH DJP
§ Aplikasi yang dikelola DJP adalah Aplikasi Usulan Buka
Rahasia Bank (Akasia). Sementara OJK mengembangkan Aplikasi Buka Rahasia Bank (Akrab) untuk mempercepat
proses pemberian izin atas surat permintaan dari
Kementerian Keuangan, dari berbulan-bulan menjadi 2 minggu; § Data dari instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak
lain (ILAP);
§ Program Pre-populated Tax Return merupakan sistem pelaporan pajak di mana otoritas pajak berperan sebagai pihak yang memasukkan informasi relevan mengenai Wajib Pajak dengan menggunakan sumber data dari pihak ke tiga serta sumber informasi yang valid lainnya;
§ Aplikasi Profil Wajib Pajak Berbasis Web (Approweb)
§ OSS sudah terintegrasi dengan DJP dan BC
12
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
13
Huruf dalam masing-masing kuadran mewakili:
E untuk Employee (pegawai);
S untuk Self–employed (pekerja lepas);
B untuk Business Owner (pemilik usaha);
I untuk Investor (penanaman modal).
Penghasilan
Per Tahun Pegawai Penghasilan LainPegawai dgn Non-Pegawai ≤ Rp 60
juta 1770 SS 1770 1770
> Rp 60
juta 1770 S 1770 1770
15
SPT MANA YANG HARUS SAYA ISI?
Rp
BAGAIMANA PROFIL HARTA ANDA?
16
No Kode Harta Nama Harta Tahun Perolehan
Harga Perolehan (Rp)
Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 061 RUMAH 2000 2.000.000.000 TAMAN SURGA 2 038 SAHAM 2003 250.000.000 PT. ANGIN RIBUT 3 069 TANAH 1998 100.000.000 DESA ANGKER 4 014 DEPOSITO 2005 1.000.000.000 BANK MANDIRI 5 042 MOBIL 2015 750.000.000 ALPHARD 6 052 PERHIASAN 1980 20.000.000 EMAS 1000 GR 7 012 TABUNGAN 2018 500.000.000 BANK BCA 8 036 ASURANSI 2015 180.000.000 PRUDENTIAL BAGIAN A: HARTA PADA AKHIR TAHUN
17
PPh BADAN
BADAN
18
PERHATIKAN LAMPIRAN PPH BADAN
§
Perbandingan Utang dan Modal
§
Laporan utang swasta luar negeri
§
Ikhtisar Dokumen Induk, Dokumen Lokal dan Laporan
per negara bagi yang sudah wajib.
§
Notifikasi kewajiban CbCr (laporan per negara)
§
Daftar nominatif
§
Surat Kuasa bila ada
PEMERIKSAAN
19
SURAT EDARAN DIRJEN PAJAK
NOMOR SE-15/PJ/2018
9 INDIKATOR KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK
1. Tidak patuh bayar dan lapor SPT;
2. Belum pernah diperiksa dengan ruang lingkup all taxes selama 3 tahun terakhir; 3. Indikasi ketidakpatuhan tinggi, selisih dengan rata-rata industri lebih dari 20%;
4. Tidak sesuai antara profil SPT dengan profil sesungguhnya (skala usaha, harta, gaya hidup, profil pinjaman);
5. Memiliki transaksi afiliasi yang tarif pajaknya lebih rendah dari Indonesia (tax-haven country); 6. Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri lebih dari 50% total transaksi;
7. Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri yang memiliki kompensasi kerugian;
8. Menerbitkan Faktur Pajak kepada pembeli dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total faktur dalam satu masa pajak;
9. Terdapat hasil analisis Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan (IDLP) dan Center for Tax Analysis (CTA).
9 INDIKATOR KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK
21
SE-22/PJ/2020
22
JT. 29 Feb 2020 s.d. 29 Mei 2020 Belum SPHP Sudah SPHP, Tanggapan tertulis & setuju Sudah SPHP, WP menyanggah Sudah SPHP, WP belum menanggapi Tambah 4 bulan pengujian Tanpa tambahan waktu Tambah 2 bulan pembahasan Tambah 2 bulan pembahasanJANGKA WAKTU PEMERIKSAAN
23
2 Bulan 2 Bulan
Jangka waktu sejak Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan disampaikan/sejak WP datang memenuhi panggilan
s.d. tgl SPHP disampaikan Jangka waktu sejak Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan disampaikan/sejak WP datang memenuhi panggilan
s.d. tgl SPHP disampaikan
Jangka waktu sejak tanggal SPHP disampaikan sampai dengan tanggal LHP Jangka waktu sejak
tanggal SPHP disampaikan sampai dengan tanggal LHP
Jangka Waktu Pengujian
Jangka Waktu Pengujian JANGKA WAKTU PEMBAHASANJANGKA WAKTU PEMBAHASANAKHIR DAN PELAPORANAKHIR DAN PELAPORAN 2 Bulan
2 Bulan
JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN
WP K3S MIGAS WP K3S
MIGAS WP GROUPWP GROUP
Indikasi Transfer Pricing/Transaksi Khusus LainIndikasi Transfer Pricing/Transaksi Khusus Lain
KANTOR 4 Bulan KANTOR 4 Bulan LAPANGAN 6 Bln + 2 Bln LAPANGAN 6 Bln + 2 Bln SPHP Tanggapan Tertulis
Undangan Pembahasan Akhir Pembahasan Akhir Perpanjangan Penyampaian Tanggapan tertulis Risalah Pembahasan Permohonan Pembahasan dgn Tim QA Pembahasan Panggilan Penandatanganan BA Penandatanganan BA LHP 7 Hari 2 Bulan 2 Bulan 2 Bulan KANTOR 4 Bln + 2 Bln KANTOR 4 Bln + 2 Bln LAPANGAN 6 Bln + 2 Bln LAPANGAN 6 Bln + 2 Bln 3 Hari 3 Hari 3 Hari 3 Hari 3 Hari
§ Penyampaian data dengan tanda terima lengkap, perhatikan jangka waktu penyerahan data, data yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan tidak akan dipertimbangkan saat keberatan dan banding;
§ Siapkan arus uang dan arus barang;
§ Dokumen yang valid, perjanjian yang lengkap; § Benefit test;
§ Transfer Pricing Documents;
§ Jangka waktu pemeriksaan;
§ Strategi menanggapi SPHP, jangka waktu, perpanjangan dan QA; § Hindari koreksi yang mengakibatkan mirroring;
§ Keputusan membayar sebelum keberatan.
KEBERATAN
25
SENGKETA PAJAK
26
SKP
Pembetulan suatu keputusan Keberatan
Pengurangan/penghapusan sanksi administrasi
Pengurangan/pembatalan ketetapan pajak
Pengurangan/pembatalan STP
Pembatalan hasil pemeriksaan dan SKP-nya
Gugatan
Peninjauan Kembali (PK)
Banding
Penyelesaian di
Direktorat Jenderal Pajak “sebelum” ke Pengadilan Pajak
Penyelesaian di Pengadilan Pajak Penyelesaian di Mahkamah Agung, “setelah” di Pengadilan Pajak
27
PAHAMI PERSYARATAN FORMAL PENGAJUAN KEBERATAN
Diajukan secara tertulis dalam BahasaIndonesia;
Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia;
1
Mengemukakan jumlah pajak yang terutang dengan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan; Mengemukakan jumlah pajak yang terutang dengan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan;
2
Satu surat keberatan hanya untuk satu ketetapan pajak;
Satu surat keberatan hanya untuk satu ketetapan pajak;
3
WP telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling tidak sejumlah yang telah disetujui WP dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan sebelum surat keberatan disampaikan;
WP telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling tidak sejumlah yang telah disetujui WP dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan sebelum surat keberatan disampaikan;
4
Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tgl kirim SKP atau sejak tgl
pemotongan/pemungutan pajak, kecuali force majeur;
Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tgl kirim SKP atau sejak tgl
pemotongan/pemungutan pajak, kecuali force majeur;
5
Surat Keberatan ditandatangani WP atau bukan WP (harus ada Surat Kuasa Khusus).
Surat Keberatan ditandatangani WP atau bukan WP (harus ada Surat Kuasa Khusus).
6
29
PEMENUHAN PERSYARATAN FORMAL PENGAJUAN BANDING
Permohonan banding ditujukan ke Badan Peradilan Pajak selambat-lambatnya 3 bulan sejak tanggal Surat Keputusan Keberatan (SK. Dirjen Pajak) diterima (diterima kantor pos) Permohonan banding ditujukan ke Badan Peradilan Pajak selambat-lambatnya 3 bulan sejak tanggal Surat Keputusan Keberatan (SK. Dirjen Pajak) diterima (diterima kantor pos)
1
Satu surat permohonan banding untuk satu Surat Keputusan Keberatan (SK. Dirjen Pajak) Satu surat permohonan banding untuk satu Surat Keputusan Keberatan (SK. Dirjen Pajak)
2
Surat Permohonan Banding dibuat tertulis dengan bahasa Indonesia Surat Permohonan Banding dibuat tertulis dengan bahasa Indonesia
3
Memuat alasan-alasan permohonan Banding yang jelas
Memuat alasan-alasan permohonan Banding yang jelas
4
Mengemukakan jumlah pajak yang terutang menurut Wajib Pajak Mengemukakan jumlah pajak yang terutang menurut Wajib Pajak
5
Ditanda-tangani oleh pihak yang berwenang: § Pengurus Perusahaan
§ Konsultan yang diberi kuasa oleh perusahaan
Ditanda-tangani oleh pihak yang berwenang: § Pengurus Perusahaan
§ Konsultan yang diberi kuasa oleh perusahaan
6
Melampirkan Surat Keputusan Dirjen Pajak yang diajukan Banding Melampirkan Surat Keputusan Dirjen Pajak yang diajukan Banding
7
Membayar sesuai yang disetujui pada saat closing conference Membayar sesuai yang disetujui pada saat closing conference
8
1. Gugatan diajukan secara tertulis dan dalam Bahasa Indonesia
2. Gugatan diajukan Penggugat, Ahli warisnya, Seorang Pengurus
atau kuasa hukumnya
3. Terhadap satu pelaksanaan penagihan atau satu
keputusan
diajukan satu surat gugatan
30
PERSYARATAN FORMAL GUGATAN
4. Jangka waktu pengajuan gugatan:
• Gugatan terhadap pelaksanaan penagihan pajak adalah 14 hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan
• Gugatan terhadap keputusan selain yang berkenaan dengan pelaksanaan penagihan pajak (poin a) adalah 30 hari sejak tanggal diterima keputusan yang akan digugat.
31
Jangka waktu tersebut tidak mengikat, jika ada kejadian luar biasa dan di luar kekuasaan Penggugat, perpanjangan dapat diberikan selama 14 hari sejak berakhirnya keadaan luar biasa tersebut