• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Warung Salse

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Warung Salse"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Warung Salse

Salse merupakan sebuah komplek seluas lebih dari 6000 m2 yang secara fisik dibangun mulai pada tahun 2012 dan selesai pada awal tahun 2015, dengan melibatkan Baskoro Tejo dan Hepta sebagai arsitek, Andre Gunarsa Kidarse ruang hijau sebagai desainer lanskape, Erwin Meyer dan Starkx sebagai desainer interior. Resort ini dirancang sebagai tempat untuk mengobati keresahan, menghilangkan keletihan, meredakan amarah menumbuh cinta. Kata kuncinya adalah energizing.

Salse dibangun berbentuk resort kecil yang terdiri dari 20 villa yang didesain dengan interior berbeda. Salse dilengkapi dengan amphi theater diatas sungai, ruang pertemuan ditengah pepohonan, spa, dan Jacuzzi yang alami. Sambil menunggu villa Salse di persiapkan, terdapat Warung Salse yang berupa café yang berada di lingkungan Salse..

Di Warung Salse bisa menemukan makanan dan minuman tradisional untuk memanjakan lidah dan sajian musik disetiap akhir pekan yang akan membuat bernostalgia. Di seberang Warung Salse terhampar bukit hijau, di bawahnya adalah lembah dan sungai yang di tata dengan gemericik air menubruk bebatuan, juga dapat menikmati suasana interior yang dirancang dengan sangat unik dan menarik.

Konsep bangunan Salse adalah Retro Modern. Retro kependekan dari retrospektif yang berarti menghadirkan atau menampilkan kembali gaya-gaya lama. Sedangkan modern berarti terbaru, mutakhir, sikap dan cara berfikir yang sesuai dengan tuntunan jaman. Konsep retro dihadirkan melalui desain arsitektur gaya kolonial pada tahun 1950, mendominasi desain arsitektur

(2)

bangunan-bangunan di Indonesia. Arsitektur gaya kolonial dipilih karena dianggap paling baik dan bersifat abadi. Ciri khas arsitektur gaya kolonial:

1. Sosok massa bangunan yang simitris.

2. Konstruksi bangunan yang disesuaikan dengan iklim tropis (atap vernacular dengan bentuk perisai yang cocok dengan bangunan lingkungan sekitar).

3. Permainan irama yang seimbang anatara garis-garis dan bidang-bidang vertical dan horizontal seperti tampak pada fasad bangunan sehingga semua bagian bangunan tampak sama kuat dengan sama kokoh.

4. Dominasi warna putih pada bangunan sehingga tampil lebih bersih (warna lain hanya turunannya abu-abu).

Konsep arsitektur modern terlihat pada bangunan yang tampak sederhana, karena kemurnian bangunan itu sendirilah yang ditonjolkan, sesuai dengan teori arsitektur modern, less is more. Bentuk massa bangunan yang cenderung serba kotak geometris dan mengikuti kebutuhan ruangan-ruangan didalamnya, minim ornament, banyak menerapkan pengulangan bentuk yang cenderung monoton seperti yang tampak pada pada pengulangan bentuk kusen dan jendela; massa bangunan yang didominasi oleh konstruksi beton serta pemakaian sedikit jenis material diantaranya batu, bata, kaca, dan alumunium, semuanya menerapkan ciri khas arstitektur modern.

Café dan Creative Space merupakn bagian yang tidak terpisahkan, karena selain berfungsi sebagai café, seluruh ruangan bangunan ini juga merupakan creative space yaitu ruang pamer creative design dan fine art. Creative space pada dasar dasarnya mewadahi berbagai ide dan inovasi kreatif dari karya-karya yang merupakan berbagai persinggungan antara seni, kerajinan, budaya serta sains dan teknologi. Dengan perpaduan keindahan desain dan keheningan alam café serta creative space ini dibangun untuk menjadi tempat para innovator untuk bertemu, mengobrol, dan berdiskusi, sehingga diharapkan memberikan stimulant

(3)

magis dimana ide-ide cemerlang muncul didiskusikan dengan ditemukan realisasinya.

Café didesain dengan teras terbuka dilantai 2 dan 3, sehingga dapat melihat pemandangan alam nan hijau, memiliki daya tamping kurang lebih 100 orang. Café ini juga bisa menyediakan Barbeque Parties.

Mengusung konsep makanan tradisional nusantara, yang merupakan suatu tradisi dan karakteristik kebudayaan dapat digambarkan melalui perjalanan kuliner suatu bangsa. Keanekaragaman masakan dan racikan rempah-rempah seperti kemiri, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, ketumbar, merica, cabai, gula, dan kepala merupakan ciri khas budaya dan tradisi dari hidangan nusantara.

Café ini menyasar pada kelas pelajar atau mahasiswa, keluarga, eksekutif muda, pekerja seni, cendekiawan, dan juga birokrat, diharapkan dapat menjadi café terdepan dikelasnya dengan menawarkan konsep dan tempat yang nyaman dan inovatif. Dengan desain interior dan yang artistic didominasi warna kayu membuat suasana lebih hangat bukan hanya untuk makan tetapi juga untuk rileks dan ngobrol berlama-lama yang didukung dengan fasilitas free wifi. Selain itu setiap weekend, para tamu juga akan dihibur oleh group music akustik.

1.1.2 Jenis Produk dan Layanan

Pada tanggal 3 Maret 2014 Salse mulai beroperasi. Komplek Salse menyediakan berbagai fasilitas, antara lain:

a. Amphi Theater terbuka yang dapat dipakai sebagai area pertunjukan dengan latar belakang lukisan Nicholas dari Meksiko.

b. Area taman yang indah akan memanjakan mata.

c. Ruangan meeting formal dengan kapasitas maksimum 12 orang. d. Spa dan Jacuzzi yang akan merelaksasi dan memanjakan dikala lelah. e. Karya-karya seniman baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang

(4)

f. Resto dan café yang dapat menampung kurang lebih 100 orang. Resto dan café merupakan ruang pamer Creative Design dan Fine Craft yang dilengkapi dengan suasana artistik dan pemandangan alam yang luar biasa.

g. Properti yang terdiri dari 20 unit Art villa, dengan type deluxe 8 unit, executive 8 unit, dan premium 4 unit.

Dengan fasilitas diatas Salse menawarkan berbagai event, program, paket sewa, paket penyelenggaraan, dsb.

a. Reguler Musical Programs and Performance. Agenda untuk musik dan

pertunjukan dibuat bulanan dan disebarkan melalui berbagai media. b. Pameran Seni Visual. Ruang terbuka digunakan sebagai ruang pamer

seni visual, ruang pamer terbuka untuk disewakan.

c. Photo Session. Paket ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan

seperti pre-wedding, fashion, produk, dan lain-lain. Sesi foto dapat dilakukan outdoor (amphy theater dan taman) maupun indoor (lounge).

d. Meeting. Meeting dapat dilakukan diruang meeting informal atau ruang

meeting formal. Beberapa paket meeting: half day, full day meeting termasuk coffe break, makan siang, dan makan malam.

e. Workshop. Paket workshop dapat mengambil waktu mingguan atau

harian. Paket ini dilengkapi dengan penyediaan coffe break, makan siang, dan makan malam.

f. Private Lunch/dinning. Dapat dilakukan di ruang khusus sesuai dengan

permintaan untuk 5 – 10 orang. Diberlakukan minimum charge.

g. Barbeque Parties. Barbeque parties dilakukan di teras amphi theater

dengan daging pilihan seperti tenderloin, sirloin, dan sausages. Makanan pelengkap seperti berbagai salad dan soup serta bermacam-macam beverage dan dessert disediakan sesuai dengan permintaan.

(5)

i. Kursus Ikebana Ohara. Ikebana adalah seni merangkai bunga ala jepang yang hakikatnya merupakan filosofi untuk mendekatkan diri dengan alam. Deni merangkai bunga ini bukan hanya sekedar menempatkan tangkai bunga ke dalam vas, tetapi merupakan sebuah seni yang memiliki disiplin yang tinggi terhadap penempatan warna, rana, dan komposisi. Rangkaian bunga yang dihasilkan merupakan cermin harmoni kejiwaan pada alam sekitarnya. Terdapat banyak aliran dalam ilmu Ikebana, salah satunya Ohara yaitu yang menekankan kualitas berdasarkan musim proses pertumbuhan natural dan keindahan alam. Dalam hal ini pengamatan terhadap alam tercerminkan dalam pengejawan tahan alam dan rangkaiannya.

j. Paket Yoga. Yoga merupakan latihan fisik, mental, dan spiritual yang terintegrasi. Meskipun awalnya dipraktekan di India, yoga popular bagi orang yang tidak hanya ingin berolahraga jasmani namun juga pada mereka yang menghendaki keselarasan antara sehat jasmani dan rohani. Berikut logo Salse Bandung yang yang tertera pada Gambar 1.1:

GAMBAR 1.1 Logo Warung Salse

(6)

1.1.3 Struktur Organisasi Warung Salse Bandung

Berikut gambaran mengenai struktur organisasi Warung Salse Bandung yang terlampir pada Gambar 1.2:

GAMBAR 1.2

Struktur Organisasi Warung Salse Bandung Sumber: Dokumentasi Perusahaan, 2016 Keterangan:

PO = Purchasing Officer HK = House Kepping GSA = Guest Service RA = Room Attendance SA = Sales Assistant

(7)

CDP = Chef De Party

1.2 Latar Belakang Masalah

Jasa merupakan salah satu industri yang mampu berperan penting dalam perekonomian dunia atau suatu negara. Menurut Chris Kanter, Ketua Dewan Pendiri/Pembina Indonesia Service Dialogue (ISD), “Sektor jasa seringkali dianggap sebelah mata, padahal kontribusi sektor jasa mencapai 51 persen dari PDB dan 43 persen dari total lapangan kerja di Indonesia. Namun sampai sekarang sektor jasa belum secara khusus dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)”. (Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/,2016). Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa kontribusi jasa untuk PDB Indonesia sangatlah besar dan oleh karena itu, seharusnya pemerintah Indonesia dapat memikirkan kembali langkah-langkah agar industri sektor jasa dapat ditingkatkan lagi yang pada akhirnya nanti dapat berkembang lebih pesat dan perusahaan jasa perlu meningkatkan mutu guna dari industri sektor jasa tersebut.

Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization–WTO), sesuai dengan GATS/WTO-Central Product Classification/MTN.GNS/W/120, berbagai ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa meliputi:

TABEL 1.1

Ruang Lingkup Klasifikasi Bisnis Jasa

No. Ruang Lingkup Klasifikasi Bisnis Jasa 1. Jasa bisnis

2. Jasa komunikasi

3. Jasa konstruksi dan jasa keahlian teknik terkait;

(8)

5. Jasa pendidikan

6. Jasa lingkungan hidup

7. Jasa keuangan

8. Jasa kesehatan dan jasa sosial

9. Jasa kepariwisataan dan jasa yang terkait dengan perjalanan

10. Jasa rekreasi, budaya, dan olahraga

11. Jasa pengangkutan

12. Jasa lainnya yang belum termasuk kategori mana pun

Sumber: Lupiyoadi (2013:8)

Berdasarkan ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa, resto dan café masuk kedalam kategori jasa lainnya yang belum termasuk kategori mana pun. Adapun jenis-jenis industri yang ada di Indonesia, yang berkontribusi terhadap PDB Indonesia tahun 2015 terdiri dari 12 sektor industri jasa, yang tertera pada Gambar 1.1, sebagai berikut:

Pengadaan Listrik dan

Gas, 1% Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang, 9% Konstruksi, 9%

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor, 3% Transportasi dan Pergudangan , 9%

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,

6% Informasi dan

Komunikasi, 13% Jasa Keuangan dan

Asuransi, 11% Jasa Perusahaan, 10% Jasa Pendidikan, 10%

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, 9%

(9)

GAMBAR 1.3

Kontribusi Industri Jasa Terhadap PDB Indonesia 2015 Sumber:http://www.bps.go.id, 2016

Berdasarkan PDB tahun 2015, yang tertera pada Gambar 1.1 informasi dan komunikasi menjadi industri yang berkontribusi cukup besar pada PDB yaitu sebesar 13%. Itu dikarenakan industri informasi dan komunikasi sedang mengalami pertumbuhan yang pesat hal tersebut dampak dari modernisasi secara global yang sedang terjadi saat ini. Bisnis resto dan café juga ikut berkontribusi sebanyak 10% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ini menjadi bukti bahwa dunia kuliner di Indonesia sudah berkembang dan akan terjadi persaingan yang cukup ketat dalam industri resto dan café di tahun-tahun berikutnya.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menawarkan banyak sekali tempat wisata, baik wisata alam, tempat kuliner (resto dan café atau jajanan kaki lima), mall ,dan factory outlet. Hal tersebut membuat Jawa Barat sangat diminati oleh para wisatawan domestik atau luar negeri.

Seiring dengan semakin berkembangnya daya tarik wisata yang ada di Jawa Barat, hal itu membuat Jawa Barat semakin menjadi terkenal, terutama wisata kuliner yang beranekaragam tersebut makin diminati. Sehingga bisnis kuliner atau bisnis resto dan café mampu berkontribusi cukup besar pada pemasukan PDRB (Produk Domesik Regional Bruto) Jawa Barat tahun 2012.

TABEL 1.2

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

No. Jenis Usaha/Industri Jumlah

1. Sektor Industri Pengolahan 35,86 %

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 23,37 %

3. Sektor Pertanian 11,91 %

(10)

Pertumbuhan jasa restoran yang pesat itu juga tidak lepas dari kontribusi Jawa Barat untuk memberikan nilai pada Produk Domestik Bruto (PDB) itu sendiri. Perekonomian Jawa Barat yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada Triwulan II-2012 mencapai Rp. 235,87 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp. 90,58 triliun. Dari sisi lapangan usaha, tiga sektor yang berkontribusi utama dalam struktur perekonomian Jawa Barat pada Triwulan II-2012 adalah Sektor Industri Pengolahan (35,86 persen), Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (23,37 persen), serta Sektor Pertanian (11,91 persen). Dari data berikut menjelaskan bahwa industri resto dan café berkembang sangat pesat dan berkontribusi pada besaran PDRB Jawa Barat (Sumber:http://p7usdalisbang.jabarprov.go.id/,2016).

Hal tersebut tidak lepas dari semakin tingginya ketertarikan konsumen untuk berwisata ke Jawa Barat khususnya kota Bandung untuk menikmati setiap kuliner-kulinernya, baik yang tersedia di jajanan kue dan oleh-oleh ataupun resto dan café. Sehingga, menjadikan kota Bandung sebagai salah satu kota dengan icon dan tren kuliner nusantara.

Seiring dengan pertumbuhan jaman, dapat merubah gaya hidup dari masyarakat kota Bandung yang gemar berkumpul bersama kerabat ataupun keluarga di sebuah resto dan cafe. Hal ini juga menjadikan pertumbuhan jumlah resto dan café di Kota Bandung berdasarkan perhitungan dari Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) berjumlah 3000 resto dan café. (Sumber:http://sebandung.com,2016). Tentunya dari sekian banyaknya resto dan café memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing untuk menarik konsumen agar mengunjungi resto dan café tersebut. Salah satu hal yang bisa dilakukan perusahaan ialah mendesain atau merancang resto dan café semenarik mungkin dan membuat citra bahwa resto dan café tersebut memiliki nilai tersendiri yang berdampak pada keputusan pembelian dan kepuasan pelanggan. “Desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan persepsi

(11)

pelanggan. Pada sejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan. Pelanggan yang ingin mencari kenyamanan suasana dalam menikmati hidangan menu restoran akan lebih menyukai restoran yang desainnya artistik dan atraktif” (Tjiptono,2014:159).

Keunggulan dapat ditampilkan oleh setiap resto dan café bukan hanya melalui makanan dan minuman yang disajikan atau tempat yang strategis, Tapi dari tempat yang nyaman berdasarkan beberapa aspek yaitu artistic dan atraktif. Yang menjadi salah satu keunggulan yang dapat dijadikan kekuatan oleh perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.

Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk bisa menarik minat pelanggan agar terus dapat bertahan hidup. Hal ini merupakan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Perkembangan kreatif di Kota Bandung menunjukan peningkatan yang signifikan (Sumber:http://bisnisukm.com,2016). Setiap perusahaan harus melakukan inovasi, penetrasi, dan mengkolaborasikan antara strategi perusahaan dan kreatifitas agar perusahaan tersebut akan terus dapat hidup menghadapi setiap persaingan yang terjadi di kegiatan nyatanya. Kreatifitas memberikan sentuhan khas pada resto dan café yang menjadikannya bisnis tersebut memiliki keunikan yang dapat menarik minat konsumen, sehingga suatu saat konsumen akan menyadari betapa pentingnya kreatifitas untuk diterapkan pada resto dan café, juga konsumen akan memberikan informasi dan rekomendasi kepada orang lain seperti pada website atau blog mengenai ulasan tentang resto dan café tersebut.

Di Indonesia tersedia website yang memberikan informasi atau rekomendasi terkait tentang resto dan café yang sedang booming saat ini. www.qraved.com. Website ini juga memudahkan untuk para penikmat kuliner dalam mencari resto dan café yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

(12)

Berikut informasi yang didapat dari qraved tentang resto dan café unik dan menarik di daerah Dago Atas Bandung:

TABEL 1.3

Data Resto dan Café yang Unik dan Menarik yang Memiliki Pemandangan Indah di Dago Atas, Kota Bandung 2015

No. Nama Resto dan Café Alamat

1. Congo Jl. Rancakendal Luhur No. 8, Dago Pakar (Dago Atas), Bandung

2. Maja House Jl. Sersan Bajuri No. 72, Lembang, Bandung

3. Warung Salse Jl. Dago Giri No. 101, Mekarwangi, Bandung

4. The Valley Bistro Café Jl. Lembah Pakar Timur No. 28, Dago Pakar (Dago Atas), Bandung

5. Lawang Wangi Café Jl. Dago Giri No. 99, Dago Pakar (Dago Atas), Bandung

6. Kopi Selasar Jl. Bukit Pakar Timur No. 100, Dago Pakar (Dago Atas), Bandung

7. The Stone Café Jl. Rancakendal Luhur No. 5, Dago Pakar (Dago Atas), Bandung

8. Café Burangrang Jl. Kolonel Masturi Km. 11, Lembang, Bandung

(13)

Membahas mengenai persaingan yang terjadi pada industri resto dan café di kota Bandung, tentunya mengingatkan kita betapa ketatnya persaingan pada industri tersebut. Banyak sekali resto dan café yang menjadi favorit, juga memiliki keunikan di kota Bandung, tetapi seperti yang dilansir oleh web qraved ada 8 resto dan café yang memiliki keunikan dan menarik pada tahun 2015 yaitu resto dan café yang beroperasi di daerah Dago Atas. resto dan café yang terlampir pada Tabel 1.3 mengusung konsep keindahan unik dan menarik serta memiliki pemandangan yang indah. Warung Salse menjadi salah satu resto dan café yang memiliki keunikan dan menarik tersebut (Sumber:

http://www.qraved.com/,2016)

Warung Salse merupakan resto atau café di Bandung yang mempunyai konsep interior dan exterior yang menarik minat pengunjung. Adapun interior dan exterior Warung Salse dapat dilihat pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4 dibawah ini. Warung Salse yang beralamatkan di jl. Dago Giri No. 101, Mekar Wangi, Bandung. Warung Salse adalah resto dan café yang menjual bukan hanya kualitas produknya yang sangat baik, tetapi menampilkan desain interior dan exterior yang menawan dengan sentuhan artistik. Desain bangunan dari Warung Salse ini memiki konsep Retro Modern, dengan bertemakan bangunan pada jaman kolonial. Arti dari Warung Salse itu sendiri ialah Warung Santai yang berasal dari Bahasa Sunda. Warung Salse memiliki dibentuk atas konsep dari tiga perspektif yaitu seni, alam, dan budaya.

(14)

GAMBAR 1.4

Exterior Warung Salse

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

GAMBAR 1.5

Interior Warung Salse

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

Warung Salse menjadi salah satu resto dan café yang unik dan menarik, karena Store Atmosphere-nya tersebut (Sumber:http//www.qraved.com,2016). Desain ruangan yang menarik, itu akan dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Menurut Levy dan Weitz (2012:490) “Store atmospheric refers to the

(15)

design of an environment comunications, lighting colours, music, and scent to stimulate customers’ perceptual and emotional responses and ultimately affect their purchase behaviour.” Dengan kata lain, Store Atmosphere seperti komunikasi lingkungan, warna pencahayaan, musik, dan wangi-wangian dapat menstimulasi persepsi dan respon emosi yang berdampak pada perilaku pembelian yang mereka lakukan. Persepsi Pelanggan terhadap suatu jasa dapat dipengaruhi oleh atmosfir (suasana) yang dibentuk oleh eksterior dan interior fasilitas jasa bersangkutan (Tjiptono, 2014:161).

Desain toko menarik dan unik dapat mempengaruhi stimulus konsumen dan dapat melekat di benak konsumen pada café tersebut.. Menurut Utami (2010:52) dalam Jurnal EMBA (Maret, 2015) mengemukakan ‘pengaruh keadaan toko adalah dari karakter keadaan toko, seperti arsitektur, tata letak, penanda, pemajangan, warna, pencahayaan, temperatur, musik serta aroma, yang secara menyeluruh, akan menciptakan citra dalam benak konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2016:330) describes the extrinsic properties of the product or services, including the ways in which the brand attemps to meet customerspsychological or social needs. Dapat diartikan sebagai berhadapan dengan properti ekstrinsik dari produk dan jasa, mempengaruhi cara merek itu memenuhi kebutuhan sosial atau psikologis pelanggan.

Adapun pengaruh dari Store Atmosphere dan Brand Image, itu akan menentukan proses pengambilan keputusan pembelian. Adapun proses dalam pengambilan keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2016:195) keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek apa yang mau dibeli. Proses pengambilan keputusan tersebut, pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembalian.

Setelah konsumen melakukan pembelian dan merasakan manfaat atas produk yang dia beli atau rasakan, maka konsumen akan merasakan kepuasan ataupun ketidakpuasan dari jasa yang dirasakan. Menurut Lupiyoadi (2013:228)

(16)

Kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk jasa yang diterima dengan yang diharapkan.

Berdasarkan penelitian terdahulu, bahwa store atmosphere memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dan kepuasan pelanggan. Menurut (Putri et al 2014:4) menyatakan bahwa store atmosphere bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung, memudahkan mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan, mempertahankan mereka untuk berlama-lama berada di dalam cafe, memotivasi mereka untuk membuat perencanaan secara mendadak, mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian, dan memberikan kepuasan dalam berbelanja. Sedangkan brand image memiliki kaitan juga dengan store atmosphere dan keputusan pembelian. Atmosfer Toko merupakan karakteristik fisik toko yang digunakan untuk membangun kesan dan menarik pelanggan (Widyanto et al, 2014:2). Menurut Sengkey dan Wenas (2015:3) mengemukakan pengaruh keadaan toko adalah dari karakter keadaan toko, seperti arsitektur, tata letak, penanda, pemajangan, warna, pencahayaan, temperatur, musik serta aroma, yang secara menyeluruh, akan menciptakan citra dalam benak konsumen.

Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam satu karya ilmiah berupa Laporan Tugas Akhir yang berjudul: “Pengaruh Store Atmosphere dan Brand Image Terhadap Kepuasan Pelanggan dengan Keputusan Pembelian Sebagai Variabel Intervening pada Warung Salse Bandung”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(17)

1. Bagaimana Store Atmosphere, Brand Image, Keputusan Pembelian, dan Kepuasan Pelanggan berdasarkan persepsi pelanggan Warung Salse Bandung?

2. Bagaimana Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian pada Warung Salse Bandung?

3. Bagaimana Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian pada Warung Salse Bandung?

4. Bagaimana Pengaruh Store Atmosphere dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian pada Warung Salse Bandung?

5. Bagaimana Pengaruh Keputusan Pembelian dan Kepuasan Pelanggan pada Warung Salse Bandung?

6. Bagaimana Pengaruh Store Atmosphere dan Brand Image Terhadap Kepuasan Pelanggan dengan Keputusan Pembelian Sebagai Variabel Intervening pada Warung Salse Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui tujuan penelitian yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Store Atmosphere, Brand Image, Keputusan Pembelian, dan Kepuasan Pelanggan berdasarkan persepsi pelanggan Warung Salse Bandung.

2. Untuk mengetahui Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian pada Warung Salse Bandung.

3. Untuk mengetahui Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian pada Warung Salse Bandung.

4. Untuk mengetahui Pengaruh Store Atmosphere dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian pada Warung Salse Bandung.

(18)

5. Untuk mengetahui Pengaruh Keputusan Pembelian Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Warung Salse Bandung.

6. Untuk mengetahui Pengaruh Store Atmosphere dan Brand Image Terhadap Kepuasan Pelanggan dengan Keputusan Pembelian Sebagai Variabel Intervening pada Warung Salse Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat berguna untuk seluruh pembaca yang ingin melakukan penelitian selanjutnya dan untuk praktisi atau pelaku bisnis yang lain.

a. Aspek Akademis

Sebagai dokumentasi untuk melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dan memberikan pengetahuan tentang Pengaruh Store Atmosphere dan Brand Image Terhadap Kepuasan Pelanggan dengan Keputusan Pembelian Sebagai Variabel Intervening. Serta memberikan masukan kepada penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan lebih kepada pembaca.

b. Aspek Praktis

Dapat memberikan masukan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usaha dan dapat memberikan inspirasi-inspirasi terkait Store Atmosphere dan Brand Image agar perusahaan dapat semakin berkembang di masa yang akan datang.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian. Dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

(19)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas seperti teori manajemen pemasaran, teori jasa, teori pemasaran jasa, karakteristik jasa, bauran pemasaran jasa, physical evidence, spesifik physical evidence, teori store atmosphere, teori brand image, teori keputusan pembelian, dan teori kepuasan pelanggan. Adapun hal-hal yang harus di lengkapi seperti, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan, jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, teknik analisis data, dan analisis jalur (Path Analysis).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisa data-data yang telah penulis dapatkan dari penelitian dengan menggunakan metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan akhir penelitian serta saran-saran untuk objek penelitian ataupun pihak-pihak terkait lainnya.

Gambar

GAMBAR 1.5  Interior Warung Salse  Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian pada suatu cafe dengan menyajikan dalam bentuk kerangka ilmiah berupa laporan

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pemasaran di Media Sosial terhadap Proses

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Program Telkomsel POIN sebagai Pelaksanaan Customer

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian membuktikan sejauh mana pengaruh program pelatihan Human Factor terhadap tingkat kecelakaan kerja karyawan dalam

Berdasarkan data dan fenomena yang telah dijelaskan maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan valuasi analisis nilai wajar saham pada perusahaan

Berdasarkan informasi, fenomena, dan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, ” Pengaruh Iklan dan Atribut Produk

Melihat adanya fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pendapatan bunga, pendapatan non-bunga, dan diversifikasi pendapatan

Dari hasil pengamatan dari data-data dan fenomena-fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diketahui bahwa meskipun sampo Pantene selalu menjadi Top of Mind