• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPRESI WAJAH SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN SENI PATUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSPRESI WAJAH SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN SENI PATUNG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPRESI WAJAH SEBAGAI

SUMBER PENCIPTAAN SENI PATUNG

Oleh

I Gusti Putu Ambara Wibawa NIM: 200704002 Minat Seni Patung Program Studi Seni Rupa Murni

Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar

2013

E-mail Pencipta : ambara_wz89@yahoo.co.id

ABSTRAK

Dalam sebuah kehidupan, manusia dihadapkan dengan berbagai masalah, mulai dari pemenuhan kebutuhan pokok, sampai pemenuhan kewajiban terhadap komunitas dimana manusia melaksanakan kehidupan sosialnya. Dalam melangsungkan kehidupan, manusia dihadapkan dengan banyak tantangan. Manis dan pahitnya kehidupan dilalui penuh pengorbanan. Semua itu dialami baik secara sadar maupun tidak sadar dari sejak kelahiran sampai kematiannya. Lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia karena disanalah manusia melakukan segala aktivitas sosialnya. Dahulu kehidupan sosial manusia masih sangat tinggi seperti saling asah, asih dan asuh, serta ciri khas gotong-royong masih sangat kuat. Namun di jaman sekarang seakan ada hal yang lebih penting dari itu, manusia selalu menjadikan uang sebagai yang utama. Uang menjadi alasan terjadinya sesuatu, apakah itu kesenangan, kepuasan, kesengsaraan, kelaparan, peperangan, kedamaian, eksploitasi alam dan sebagainya. Fenomena tersebut memiliki dampak serta efek yang dirasakan langsung oleh manusia. Hal tersebut tergambar jelas lewat ekspresi wajah manusia, karena wajah merupakan alat ekspresi vital dari perasaan manusia. Dari uraian di atas pencipta tertarik untuk memvisualisasikan ekspresi wajah-wajah sebagai sumber penciptaan seni patung. Metode yang pencipta gunakan adalah penjajakan, improvisasi dan pembentukan. Media yang digunakan adalah beton bertulang, karena media ini dirasa lebih tepat untuk membuat bentuk ekspresi yang ingin dicapai lebih maksimal dengan menerapkan teknik menambah dan mengurangi media serta pada tahap akhir penyelesaian menerapkan teknik airbrush sebagai finishing karya dan dari penciptaan ini didapatkan 8 karya seni patung yang berjudul: “Berteriak”, “Tersenyum Jahat”, “Kesal”, “Saya Tidak Terima”, “Mabuk”, “Bumi Bersedih”, “Senang”,“Damai”. Harapannya dengan terciptanya karya ini dapat menjadi media komunikasi, apresiasi dan apa yang telah terselesaikan saat ini nantinya dilanjutkan kembali oleh generasi mendatang guna pengembangan ide, teknik dan kreasi untuk menambah keanekaragaman dalam seni rupa khususnya seni patung Bali.

Kata kunci: Ekspresi, Wajah, Seni Patung

ABSTRACT

Expression of Face As The Source To Create Sculpture. In Life, humans are faced by many kind of problem, either to afford the daily needs, includes their duty within community where they conduct their social life. In their life, humans are faced by many of challenges as well. Sweet and bitter of life is passed through lots of scarification. All

(2)

which are consciously or unconsciously experienced since they were born till they passed away. Environment is the important factor in human’s life because they conduct all of their activities. There previously the atmosphere of sociality such as taking care to each other, helping to each other were felt so strong However, nowadays seem one thing is more important than it is, human makes money as the major needs. Money becomes excuse for happiness, satisfaction, misery, hunger, war, peace, exploitation of nature and others. That phenomenon has direct impact and effect to human and it is obviously appeared or expressed on face of human because face of human is a vital instrument of human feelings. Based on the analysis above, creator interested to visualize expression of the faces as the source to create sculpture. The methods which used by the creator are exploration, experimentation and formation. The medium used is cement, because it’s the most appropriate media to create achievable forming by applying reducing and adding technique and the final process, airbrush technique is applied as the finishing touch and 8 sculptures are created. Entitled:”Scream”, “Bad Smile”, “I Don’t Accept”, “Drunk”, “Sad Earth”, “Happy”, “Peace”. Hopefully these art work of sculpture’s becoming medium of communication and appreciation moreover it can be continued by future generation in order to developing idea, techniques and creations to increase the diversity in visual art especially sculpture in Bali

Key words: Expression, Face, Sculpture

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ide Penciptaan

Dalam sebuah kehidupan, manusia dihadapkan dengan berbagai masalah, mulai dari pemenuhan kebutuhan pokok, pemenuhan kewajiban terhadap komunitas di mana manusia melaksanakan kehidupan sosialnya. Dalam melangsungkan kehidupan, manusia dihadapkan dengan banyak tantangan. Manis maupun pahitnya kehidupan dilalui penuh pengorbanan. Semua itu dialami baik secara sadar maupun tidak sadar semenjak hari pertama manusia dilahirkan sampai masa sekarang. Lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia karena di sanalah manusia melakukan segala aktivitasnya. Namun di masa kini seakan ada hal yang lebih penting dari itu, yaitu uang. Uang menjadi alat transaksi untuk mendapatkan sesuatu. Uang menjadi fasilitas yang utama. Banyak kesenjangan sosial yang disebabkan oleh banyak-kurangnya uang yang dimiliki oleh seseorang dan uang bisa menjadi salah satu alasan manusia untuk menciptakan pertikaian. Sebagai salah satu contoh seperti pada persidangan sering kali kebenaran bisa dipermainkan dengan cara memberikan uang suap kepada pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan. Kemudian muncul hasil yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada yang menyebabkan ketidakterimaan dari pihak yang dicurangi, para audien berteriak karena merasa hasil yang diputuskan tidak adil, beberapa orang merasa sedih dan kecewa dengan hasil keputusan pengadilan, pihak yang berbuat curang merasa senang, namun kesenangan tersebut bersifat jahat. Karena uang, bumi ini tereksploitasi yang menyebabkan terjadinya kerusakan alam untuk mendapatkan uang. Ada beberapa manusia yang menggunakan uang tersebut untuk bermabuk-mabukan untuk mencapai kepuasan tertentu, ada yang berdalih dengan menjadi mabuk banyak inspirasi yang didapatkan. Tetapi uang tidak selalu menyebabkan bencana atau kesengsaraan, uang juga dapat menjadi sesuatu yang baik, seperti contoh: seseorang yang dermawan memberikan sedekah kepada fakir miskin, fakir miskin itu merasa senang.

Dari segala aktivitas yang dilakukan, segala perasaan yang ada pada hati manusia tentunya terekspresikan pada wajah dan berdasarkan uraian diatas muncul ketertarikan pencipta untuk memvisualkan ekspresi wajah manusia ke dalam seni patung.

B. Batasan Ide Penciptaan

Sesuai dengan uraian diatas, pencipta memfokuskan ekspresi pada wajah. Karena wajah merupakan alat ekspresi dari emosi jiwa manusia yang dominan. Wajah adalah bagian yang paling mudah diingat dari seorang manusia dan menjadi identitas utama. Setiap wajah manusia memiliki karakter masing-masing dan inilah yang membedakannya secara bentuk fisik antara wajah yang satu dengan wajah lainnya.

C. Rumusan Ide Penciptaan

- Bagaimana mewujudkan atau mengekspresikan wajah dalam situasi tertentu pada seni patung?

- Bagaimana proses atau tahapan-tahapan dalam menciptakan karya patung dengan ekspresi wajah manusia pada situasi tertentu?

- Bagaimana menghasilkan atau menciptakan karya seni patung sesuai dengan konsep yang ditentukan? D. Tujuan Penciptaan

(3)

- Untuk dapat lebih memahami proses atau tahapan-tahapan dalam mengekspresikan wajah dalam situasi tertentu pada seni patung.

- Untuk dapat menghasilkan atau menciptakan karya seni patung sesuai dengan konsep yang ditentukan. E. Manfaat Penciptaan

- Bagi pencipta dapat menambah pengalaman serta wawasan dalam hal mewujudkan atau mengekspresikan sebuah ide secara terstruktur dan tentunya ini memberikan pencipta sebuah dampak baru terhadap pembelajaran.

- Bagi lembaga dapat menambah koleksi atau dokumentasi dari perkembangan kesenian dalam kaitan ini adalah seni patung

- Bagi masyarakat secara umum dapat membuka wawasan, bahwa seni patung itu tidak hanya sebatas pembuatan patung tradisi yang terbuat dari batu padas, bahwa seni patung itu merupakan media ekspresi jiwa manusia dalam bentuk tiga dimensional.

2. METODE PENCIPTAAN

Metode penciptaan merupakan proses mewujudkan karya seni rupa. Metode penciptaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

A. Penjajakan

Pada tahap penjajakan (ebservasi) dalam penciptaan ini merupakan suatu proses penjajakan ide dari pengalaman yang pernah pencipta alami maupun dari pengamatan terhadap kenyataan lingkungan di mana pencipta berada. Observasi termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon fenomena-fenomena yang terjadi. Observasi, adalah tindakan mencari atau melakukan penjajagan dengan tujuan menemukan sesuatu, mencari kembali ke dalam diri sendiri atas apa yang telah dialami secara sadar maupun tidak dan tentunya dalam perjalanan pencarian ini ditemukan pengalaman-pengalaman estetis yang tersimpan sekian lama. Serta pencarian, pengamatan di luar diri pada lingkungan sekitar serta dibantu dengan pencarian-pencarian di dunia virtual. Dan dengan kemampuan pencipta miliki, muncul ketertarikan untuk merepresentasikan emosi-emosi yang terdapat pada manusia ke dalam seni patung. Pencipta melakukan observasi terhadap wajah di lingkungan sekitar dengan menggunakan camera sebagai instrumen untuk mengabadikan momen yang sedang terjadi, tentunya yang berkaitan dengan ekspresi wajah. Berikut merupakan data yang pencipta peroleh dari tahap penjajakan.

- Ekspresi wajah-wajah manusia dalam situasi tertentu

(4)

(Sumber foto: pencipta) (Sumber foto: pencipta)

(Sumber foto: pencipta)

B. Improvisasi

Tahap Improvisasi merupakan tahap lanjutan dari tahap penjajakan atau observasi. Apa yang telah pencipta dapatkan sebelumnya diproses lebih lanjut dan kemudian diwujudkan ke dalam bentuk sketsa-sketsa pada kertas. Dalam tahap membuat sketsa ini, imajinasi tersebut direalisasikan sampai pada wujud yang sesuai dengan ide. Kemudian dilanjutkan dengan mewujudkannya ke dalam bentuk miniatur. Miniatur mempunyai fungsi yang sama dengan sketsa, namun perbedaan diantara sketsa dengan miniatur adalah ada pada wujud tiga dimensionalnya. Miniatur diwujudkan menggunakan plastisin karena bahan tersebut adalah bahan yang mudah dibentuk dengan plastisitas baik dan juga

(5)

miniatur berfungsi mempermudah pencipta dalam proses perwujudan karya, karena sudah dapat dipastikan bentuk yang akan digarap nantinya.

(sumber gambar sketsa: pencipta) (sumber foto miniatur: pencipta)

C. Pembentukan

Tahap pembentukan merupakan tahapan realisasi final terhadap ide tersebut. Dalam tahap ini semua unsur-unsur seni rupa seperti: garis, shape (ruang), texture (rasa permukaan bahan), warna, harmonisasi, keseimbangan, pencipta olah kemudian mewujudkan ke dalam wujud tiga dimensi, segala kemampuan dan keterampilan menggunakan alat dan pengetahuan bahan akan digunakan dalam pencapaian wujud yang tidak terlepas dari aspek ideoplastis karena ini menjadi dasar wujud dari karya tersebut. Teknik yang pencipta gunakan adalah teknik menambah atau menempel dan teknik mengurangi.

Tahap pertama dalam pembentukan ini adalah pembuatan kerangka dengan menggunakan bahan besi batangan sebagai inti dari kerangka tersebut dan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kawat jaring sebagai penahan adonan pc (pasir, semen dan air). Tahap selanjutnya adalah tahap pengecoran yang dilakukan dengan menggunakan adonan pc terhadap kerangka yang sudah dibuat. Setelah coran tersebut mengering secara merata kemudian dilanjutkan kepada tahap pembuatan bentuk global dengan menggunakan bahan pc dan kemudian didiamkan sampai mengering dengan maksud agar tempelan yang telah dilakukan mengeras atau menguat. Kemudian setelah itu penempelan dilanjutkan dengan adonan dari campuran mill, semen ,air dan pewarna sebagai lapisan terakhir dari bentuk karya patung. Pada tahap finishing, pencipta menerapkan airbrush. Airbrush adalah teknik sapuan warna menggunakan spray gun dengan low air’s preasure yang didapatkan dari air pumper.

(6)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN KARYA A. Karya I “Berteriak”

Judul Karya : Berteriak Bahan : Beton Bertulang Ukuran : 65 cm x 35 cm x 40 cm - Aspek Ideoplastis

Ketika seseorang merasa marah, amarah tersebut diluapkan dengan teriakan. Seperti yang sering pencipta saksikan pada berita di televisi tentang unjuk rasa mengenai kenaikan BBM atau semacamnya. Banyak orang memakai penutup wajah dan berteriak-teriak.

- Aspek Fisioplastis

Berbentuk sebuah wajah dengan mulut yang terbuka pertanda teriakan dengan garis tegas pada areal mulut mempertegas kesan berteriak yang ditimbulkan. Garis-garis tegas yang ada pada karya digunakan sebagai penguat amarah yang dimunculkan. Kemudian areal yang berwarna hitam disimbolkan sebagai kesan kain yang menutupi sebagian dari wajah dengan garis yang meliuk-liuk sebagaimana halnya lika-liku perjalanan yang penuh dengan tantangan dari seseorang dan kemudian direspon dengan warna yang lebih pekat untuk menimbulkan kesan compang-camping atau berlubang . Pada bagian gigi pencipta tidak membuatnya secara detail, karena pencipta mengadopsi bentuknya dari komik dan kartun jepang atau yang disebut dengan anime. Dalam kartun tersebut kekuatan garis sangat menonjol, bentuk gigi sudah dapat terwakilkan hanya dengan beberapa goresan. Selain itu seperti disinggung di atas, pada karya ini warna adalah sebagai pendukung dan finishing. Warna merah pada wajah pencipta pilih karena warna merah tersebut merupakan golongan warna panas dan karena pertimbangan tersebut pencipta terapkan pada wajah dari karya patung ini.

(7)

B. Karya II “Tersenyum Jahat”

Judul Karya : Tersenyum Jahat Bahan : Beton Bertulang Ukuran : 80 cm x 30 cm x 45 cm - Aspek Ideoplastis

Suatu niat yang buruk terhadap seseorang yang berdasarkan dendam menyebabkan manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, seperti contoh menawarkan sesuatu dengan cara yang baik namun sebaliknya ada niat jahat di baliknya.

- Aspek Fisioplastis

Karya ini patung ini berbentuk sebuah wajah dengan bibir tersenyum lebar. Karakter mata sinis pencipta padukan agar mendapat kesan kejahatan dari senyuman pada karya patung ini dan didukung dengan bentuk-bentuk lainnya seperti nampaknya benjolan pada bagian atas kanan serta pada bagian badan karya ini pencipta terinspirasi dari permen karet yang lengket dengan maksud untuk mendukung kesan buruk rupa serta niat yang jahat menempel dengan kuat didalam hati manusia, dalam istilah bahasa bali disebut dengan jele goba, jele ati, kemudian didukung dengan warna untuk menguatkan kesan jele goba, jele ati tersebut. Finishing airbrush pencipta terapkan untuk memunculkan atau lebih menguatkan kembali kesan buruk rupa tersebut seperti kesan bekas luka disekujur wajah yang sedang tersenyum itu.

(8)

C. Karya III “Kesal”

Judul Karya : Kesal

Bahan : Beton Bertulang Ukuran : 60 cm x 35 cm x 50 cm - Aspek Ideoplastis

Pada saat seseorang menginginkan sesuatu atau dijanjikan sesuatu dan berharap janji itu dipenuhi dan pada akhirnya janji itu diingkari atau pada saat seseorang sangat mengharapkan sesuatu terjadi namun hal yang terjadi adalah kebalikannya, hal ini dapat menimbulkan perasaan kesal.

- Aspek Fisioplastis

Pada karya patung yang berjudul “Kesal” ini pencipta membuat sebuah wajah dengan posisi gigi yang tertutup tidak simetris sebagai kesan gregetan. Garis wajah atas yang menurun serta kesan garis wajah bawah yang naik ke atas pada bagian hidung merupakan kesan dari seseorang yang kesal. Garis-garis yang meliuk-liuk dari bagian bawah wajah menuju ke bawah dan kemudian kembali ke bagian wajah tersebut adalah disimbolkan sebagai perasaan yang kesal, perasaan bercampur-aduk serta emosi yang bergejolak dan membara seperti warna merah yang diterapkan pada permukaan karya patung ini dengan menggunakan finishing dengan teknik airbrush.

(9)

D. Karya IV “Saya Tidak Terima”

Judul Karya : Saya Tidak Terima Bahan : Beton Bertulang Ukuran : 50 cm x 40 cm x 50 cm - Aspek Ideoplastis

Seseorang pasti tidak suka jika ada orang lain yang membicarakan dirinya pada saat ia tidak ada bersama tersebut. Apalagi ditambah dengan adanya ucapan-ucapan yang tidak mengenakkan perasaan yang tidak dikatakan secara langsung. Terkadang menimbulkan gelap mata dan kemudian timbul keinginan untuk memukul namun ada sebuah perasaan takut yang menahannya.

- Aspek Fisioplastis

Karya dengan judul “Saya Tidak Terima” diwujudkan dengan wajah yang dikombinasikan dengan dua kesan tangan terkepal pada bagian bawah. Dengan ide gelap mata tersebut pencipta menerapkan langsung warna hitam pada areal dimana mata biasanya berada. Garis–garis yang saling berhubung pada bagian belakang antara tangan dengan bagian wajah disimbolkan sebagai adanya seuatu perasaan yang menghambat tangan untuk melakukan sesuatu, warna hitam sebagai simbol kekerasan yang sama halnya dengan batu hitam yang bersifat keras.

(10)

E. Karya V “Mabuk”

Judul Karya : Mabuk

Bahan : Beton Bertulang Ukuran : 40 cm x 45 cm x 60 cm

- Aspek Ideoplastis

Banyak kalangan masyarakat melakukan hal ini. Dari kalangan bawah, menengah dan kalangan elit. Entah apa yang melatarbelakangi tindakan ini. Entah itu hanya untuk bersenang-senang atau hanya pelarian untuk merasa lebih baik. Tapi sesungguhnya hal ini sangat bersifat tidak baik karena hasil akhir dari kegiatan ini hanya akan menimbulkan bencana bagi pelakunya.

- Aspek Fisioplastis

Karya yang berjudul “Mabuk” ini pencipta wujudkan dengan sebuah wajah yang berada di atas sebuah bentuk yang menyerupai daun ganja. Wajah yang terkulai lemas seakan-akan tidak berdaya untuk melakukan apapun. Warna Biru pencipta terapkan pada karya ini yang pencipta ambil dari kesan darah yang mati pada kulit dan kemudian membiru.

(11)

F. Karya VI “Bumi Bersedih”

Judul Karya : Bumi Bersedih Bahan : Beton Bertulang Ukuran : 60 cm x 60 cm x 60 cm - Aspek Ideoplastis

Bumi sudah semakin tua dan eksplorasi terhadap bumi yang bertujuan untuk menjual hasil bumi tersebut sudah tidak terhitung banyaknya dan kegiatan itu menyebabkan rusaknya bumi. Seharusnya kita sebagai manusia yang tinggal pada di bumi menjaga dan melestarikannya. Karena jika bumi rusak tidak ada lagi tempat untuk kita untuk melangsungkan kehidupan.

- Aspek Fisioplastis

“Bumi Bersedih” pencipta wujudkan dengan bentuk bundar dengan sebuah wajah dengan ekspresi sedih pada bagian penampangnya. Setengah dari bagian karya ini pencipta terapkan warna biru sebagai lambang dari bagian bumi yang masih dalam kondisi baik dengan warna yang lebih cerah dari setengah bagian lainnya yang menggunakan warna lebih gelap. Pada bagian yang lebih gelap ini pencipta terapkan motif pusaran yang seperti awan gelap atau asap sebagai lambang dari akibat pengerusakan alam.

(12)

G. Karya VII “Senang”

Judul Karya : Senang

Bahan : Beton Bertulang Ukuran : 50 cm x 45 cm x 40 cm - Aspek Ideoplastis

Konsep Lingga Yoni merupakan pertemuan atau hubungan intim pria dan wanita sebagai puncak kesenangan yang kemudian melahirkan anak. Pepatah mengatakan bahwa anak adalah buah cinta dari pasangan suami-istri. Senang adalah salah satu dari banyaknya perasaan yang ada pada diri manusia.

- Aspek Fisioplastis

Bentuk karya ini terinspirasi bentuk alat pemeras jeruk yang digunakan pedagang untuk mendapatkan sari jeruk. Bentuk alat ini juga mirip dengan bentuk lingga yoni. Ada dua garis yang datang dari arah berlawanan dan berputar dengan berakhir pada bagian bawah dari wajah bayi yang sedang tidur sebagai lambang puncak serta hasil dari hubungan orang tua dari sang bayi. Warna biru lembut pencipta terapkan sebagai penimbul suasana sejuk pada karya ini.

(13)

H. Karya VIII “Damai”

Judul Karya : Damai

Bahan : Beton Bertulang Ukuran : 85 cm x 40 cm x 85 cm - Aspek Ideoplastis

Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia serta manusia dengan alam menyebabkan kedamaian, kemudian hal ini harus dijaga agar tetap berjalan selaras. Bumi merupakan tempat semua aktivitas kehidupan berlangsung, sebagai makhluk yang mempunyai akal dan pikiran sudah sepatutnya memelihara tempat tinggalnya, karena lingkungan yang nyaman dan sehat berpengaruh besar terhadap kelangsungan kehidupan di dalamnya.

- Aspek Fisioplastis

Berkaitan dengan aspek ideoplastis di atas, bentuk karya yang pencipta tampilkan adalah sebuah bentuk bulat dengan garis vertikal dan horizontal yang melewati bulatan tersebut serta lingkaran pada sisi luar karya. Pada bulatan terdapat dua wajah tersenyum yang berada pada sisi depan dan belakang dengan warna hitam sedangkan bagian yang lain berwarna putih. Hitam dan putih ini adalah simbol keseimbangan, saling melengkapi satu sama lain.

4. SIMPULAN

Dari pemaparan di atas dapat pencipta simpulkan bahwa dalam mewujudkan atau mengekspresikan wajah dalam situasi tertentu pada seni patung dibutuhkan metode-metode yang membantu terciptanya suatu karya secara terstruktur yang diantaraya adalah penjajakan atau observasi, improvisasi dan pembentukan yang mana pada setiap tahapan tersebut terjadi suatu peningkatan-peningkatan dari tahapan sebelumnya serta terciptanya suatu karya seni tidak terlepas dari konsep atau perencanaan yang telah ditentukan.

5. PERSANTUNAN

Penyusunan laporan Tugas Akhir ini bisa terselesaikan karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini pencipta mengucapkan terima kasih terutama kepada:

(14)

1. Dr. I Gede Arya Sugiartha, SSkar., M.Hum Sebagai Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar

2. Dra. Ni Made Rinu, M.Si selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar 3. Drs. I Wayan Kondra, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Rupa Murni, Institut Seni Indonesia Denpasar 4. Drs. I Wayan Sutha S, selaku Ketua Minat Seni Patung, Institut Seni Indonesia Denpasar

5. Dr. Tjok Udiana N., P., S.H., S.Sn., M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dalam penulisan maupun berkarya.

6. Drs.I Ketut Mustika, M.Si selaku pembimbing II yang telah membimbing dalam penulisan maupun berkarya. 7. Drs. I Ketut Buda, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan dorongan moral.

8. Almarhum Drs. I Wayan Sutha S, sebagai dosen senior seni patung yang selama ini telah memberikan pengetahuan serta membimbing dengan sepenuh hati.

9. Seluruh staf akademik dan dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberi dukungan moral.

10. Seluruh teman, rekan, sahabat yang telah memberikan dukungan moral

11. I Gusti Putu Kamayana dan Ni Nyoman Srinadi selaku orang tua yang telah memberikan segalanya kepada pencipta.

6. DAFTAR RUJUKAN

Dharsono, 2004, SENI RUPA MODERN, Rekayasa Sains, Bandung.

Djelantik, A. A. M., 2008, ESTETIKA Sebuah Pengantar, Cetakan IV, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI) bekerjasama dengan Ford Foundation, Jakarta.

Sukayasa, I Wayan, 2007, TOERI RASA: Memahami Taksu, Ekspresi, & Metodenya, Widya Dharma, Denpasar. Susanto, Mikke, 2011, DIKSIRUPA Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa, Cetakan I, Dicti Art Lab & Jagad Art

Space, Jogjakarta.

Sutha S, I Wayan, 2009, BUKU AJAR STUDIO SENI PATUNG II & PATUNG V, FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR, Denpasar

http://belajarpsikologi.com/pengertian-emosi/ http://id.wikipedia.org/wiki/Emosi

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_Wajah http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster

(15)

7. LAMPIRAN Foto berkarya

(Foto Dokumentasi: Pencipta)

Foto bahan-bahan pembentukan Foto alat-alat pembentukan

(16)

(Foto Dokumen: Pencipta)

Foto alat-alat dan bahan finishing

Gambar

Foto bahan-bahan pembentukan  Foto alat-alat pembentukan
Foto alat-alat dan bahan finishing

Referensi

Dokumen terkait

Sediaan salep pada ketiga dasar salep ekstrak etanol jahe merah mempunyai potensi hanya sedikit merangsang iritasi, yang paling besar daya iritasinya adalah

Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kota Bogor nomor 800/432/-ikan/2014 tentang penetapan pemenang lomba kinerja kelompok perikanan Pokdakan Minakarya Bersama memuat hal

Wawancara dan observasi yang peneliti lakukan terhadap anak tersebut dapat disimpulkan, anak mengalami berbagai kesulitan dalam hal perkembangan keterampilan motorik

pinan untuk memahami orang lain, yang dalam hal ini adalah para bawahan. Tidak sedikit pemimpin organisasi yang memandang emphaty sebagai hal. BINA EKONOMI / Februart

Produksi susu hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi harian selama 305 hari untuk sapi 1020 adalah 5,33 kg dengan nilai produksi susu maksimum 9,20 kg

Menimbang, bahwa selain itu menurut Termohon/Pembanding, Hakim Pengadilan Agama Tenggarong dalam menghukum pembebanan nafkah iddah, mut’ah dan nafkah anak dirasa tidak

Perubahan wujud musik patrol dari fungsi awal sebagai musik yang dimainkan pada saat menjelang waktu sahur pada bulan Ramadhan menjadi pertunjukan telah membuktikan bahwa

Tugas akhir ini mengambil studi kasus dari sebuah crane barge yang sedang melakukan kegiatan operasi heavy lifting dengan mengangkut sebuah topside platform