• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengumpulan dan analisis data akan dilakukan selama 3 bulan, Pebruari 2010–April 2010, sedangkan penyelesaian seluruh tahapan penelitian diperkirakan memerlukan waktu selama 6 bulan sejak mulai dilakukannya kegiatan pengumpulan data. Lokasi penelitian di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

4.2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang bersumber dari instansi BPLHD (Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah) Provinsi DKI Jakarta, BPS Provinsi DKI Jakarta, PAM DKI Jakarta, dan berbagai peraturan perundangan terkait pengelolaan air tanah yang tersedia di internet. Data penelitian dikumpulkan dengan metode observasi dokumen. Data dan sumber data penelitian dipaparkan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Data Penelitian

Data Sumber

Sumur bor dan sumur pantek BPS Provinsi DKI Jakarta

Pemakaian air tanah BPS Provinsi DKI Jakarta

Rekening pelanggan air tanah1) BPLHD Provinsi DKI Jakarta

Pajak Air Tanah BPLHD Provinsi DKI Jakarta

Kapasitas produksi dan pemakaian air PAM DKI

Jakarta BPS Provinsi DKI Jakarta

Tarif Air pemakaian air PAM DKI Jakarta PAM DKI Jakarta Peraturan perundangan terkait air tanah Internet

Keterangan: 1) adalah data primer, yang lainnya data sekunder. Data primer diartikan tidak dipublikasikan.

(2)

4.3. Teknik Analisis Data

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi data kuantitatif dan teks yang bersumber dari peraturan perundangan. Uraian berikut menjelaskan beberapa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

4.3.1. Analisis Isi (Content Analysis)

Crowley dan Delfico (1996) menyatakan bahwa salah satu aplikasi metode analisis isi (content analysis) adalah menganalisis dokumen atau material tertulis. Teknik ini dapat digunakan oleh pemeriksa (evaluator) untuk memeriksa teks dalam berbagai material tertulis seperti laporan ataupun artikel. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan kalimat/teks untuk kepentingan penarikan kesimpulan. Salah satu fungsi lain metode ini adalah mengklasifikasikan atau mengelompokan kata-kata yang banyak sekali kedalam kategori yang lebih kecil yang memuat inti (content) dari dokumen/material yang sedang dievaluasi. Cooper dan Schindler (1998) menyatakan metode analisis isi (content analysis) digunakan untuk menganalisis jawaban responden untuk pertanyaan-pertanyaan terbuka (open questions). Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis dokumen tertulis, audio, dan video yang dihasilkan dari percobaan, obsrvasi, survei, ataupun analisis data sekunder.

Dalam penelitian ini teknik analisis isi atau analisis isi dokumen akan dilakukan untuk mengevaluasi Pergub 37/2009 dan berbagai peraturan perundangan lainnya.

4.3.2. Analisis Beda Dua Rata-rata (Comparing Means)

Analisis beda dua rata-rata digunakan untuk mengetahui perbedaan (difference atau biasa disingkat ) rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air tanah sebelum dan sesudah diberlakukannya peraturan gubernur tentang NPA yang baru. Prioritas metode analisis yang digunakan adalah uji-t untuk sampel berpasangan (matched paired samples). Metode ini merupakan pengujian parametrik yang didasarkan pada asumsi sampel berpasangan (paired samples) dan populasi perbedaan terdistribusi normal (normal differences). Asumsi pertama dapat dipenuhi karena penelitian ini menggunakan data sampel berpasangan. Pengujian asumsi kedua dilakukan dengan uji normalitas terhadap sebaran data

(3)

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (uji KS). Jika asumsi sebaran normal tidak dipenuhi, akan digunakan uji-z sampel berpasangan atau metode non-parametrik. Jenis dan prosedur pemilihan teknik analisis data dipaparkan dalam Gambar 3.

Apakah populasi perbedaan pengambilan dan pemanfaatan air tanah sebelum dan sesudah

NPA yang baru terdistribusi normal?

Ya/Tidak Ya/Tidak Uji-t sampel berpasangan Sampel besar? ( n ≥ 30 )

Uji Permutasi Sampel Berpasangan

The Wilcoxon Signed Ranks Test Ya Tidak Uji-z sampel berpasangan Ya Apakah n > 12 ? Tidak Ya/Tidak Ya

(4)

Untuk kepentingan perhitungan uji KS, uji-t dan uji-Wilcoxon (The

Wilcoxon Signed Ranks Test) digunakan paket program komputasi SPSS. Field

(2005) memaparkan prosedur komputasi dan tinjauan teori untuk uji-uji tersebut. Perhitungan uji-z dan uji permutasi dilakukan secara manual.

4.3.3. Uji Kolmogorov-Smirnov

Uji Kolmogorov-Smirnov (uji K-S) digunakan untuk menguji kenormalan sebaran data, dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah sebaran terdistribusi normal. Pada dasarnya prinsip kerja uji K-S adalah membandingkan bentuk sebaran data yang diobservasi dengan bentuk sebaran teoritis, dalam hal ini sebaran normal.

Pengujian apakah sebaran hasil observasi terdistribusi normal atau tidak akan dilakukan dengan paket komputasi SPSS. Jika nilai statistik K-S signifikan, yakni nilai p-value ≤ 0,05 maka sebaran tidak terdistribusi normal. Nilai statistik K-S menjelaskan simpangan atau deviasi sebaran observasi (sebaran ) terhadap sebaran teoritis (sebaran normal), sehingga jika statistik K-S signifikan artinya sebaran observasi signifikan menyimpang dari sebaran teoritis.

Prosedur penggunaan program SPSS adalah sebagai berikut:

(1) input data pada lembar input data (SPSS Data Editor), kemudian variabel diberi nama ;

(2) Pilih Analyze – Nonparametric Tests – 1 Sample K-S. Setelah muncul kotak dialog, isikan variabel pada kotak Test Variable List, selanjutnya pada kotak Test Distribution pilih/centang Normal;

(3) Pada lembar output lihat nilai Sig., jika nilainya kurang atau sama dengan 0,05 berarti sebaran tidak normal, sebaliknya jika nilainya lebih besar dari 0,05 berarti sebaran terdistribusi normal.

4.3.4. Uji-t Sampel Berpasangan

Prosedur uji-t sampel berpasangan, sebagaimana dipaparkan dalam banyak buku statistika, misalnya Black (1997) dan Weiss (1993), adalah sebagai berikut:

Menetapkan model pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini model pengujian hipotesisnya adalah:

(5)

Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Hipotesis alternatif bermakna terdapat perbedaan – dalam hal ini penurunan – rata-rata pengambilan air tanah sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru.

Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) atau nilai . Dalam penelitian ini ditetapkan .

Menetapkan nilai kritis atau nilai , dalam hal ini dicari dari tabel distribusi t dengan derajat bebas , dimana adalah jumlah sampel. Menghitung perbedaan untuk setiap pasangan data, yakni . Nilai dan masing-masing menunjukkan rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air tanah per bulan sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru untuk masing-masing sampel.

Menghitung nilai nilai dengan rumus sebagai berikut: dimana dan

Menentukan keputusan, menolak atau menerima hipotesis nol. Dalam hal ini hipotesis nol ditolak jika:

atau

Prosedur penggunaan program SPSS untuk uji-t adalah sebagai berikut: (1) input data penggunaan air tanah sebelum dan sesudah pemberlakukan NPA

yang baru pada lembar input data (SPSS Data Editor), kemudian variabel diberi nama dan .

(2) Pilih Analyze – Compare Means – Paired-Samples T Test. Setelah muncul kotak dialog, isikan variabel dan , setelah itu tekan OK.

(3) Pada lembar output lihat nilai Sig., jika nilainya kurang atau sama dengan 0,05 berarti signifikan atau tolak hipotesis nol.

4.3.5. Uji-z Sampel Berpasangan

Uji-z digunakan jika asumsi normalitas pada uji-t tidak dipenuhi tetapi jumlah sampel besar (Weiss, 1993). Pengertian sampel besar adalah 30. Pada dasarnya semua tahapan pengujian sama dengan prosedur uji-t, perbedaanya

(6)

hanya terletak pada penetapan statistik uji ( ) dan wilayah penolakan hipotesis nol. Nilai statistik uji dihitung dengan rumus sebagai berikut:

dimana dan

Untuk tingkat signifikansi 5% dan pengujian dua arah (two-tailed) nilai = ±1,96. Dengan demikian, keputusannya adalah menolak hipotesis nol

( ) jika 1,96 atau -1,96. Menolak hipotesis nol

artinya menerima hipotesis alternatif, yakni . 4.3.6. Uji Permutasi Sampel Berpasangan

Prosedur dan asumsi uji permutasi sampel berpasangan (the permutation

test for paired replicates), sebagaimana dipaparkan dalam Siegel dan Castellan,

Jr. (1988), adalah sebagai berikut:

Uji ini mensyaratkan skala pengukuran data interval. Nilai dalam penelitian ini memenuhi persyaratan tersebut.

Menetapkan model pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini model pengujian hipotesisnya adalah:

dan

Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Hipotesis alternatif bermakna terdapat perbedaan – dalam hal ini penurunan – rata-rata pengambilan air tanah sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru.

Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) atau nilai dan jumlah sampel. Dalam penelitian ini ditetapkan = 0.05 dan jumlah sampel N.

Menyusun daftar pasangan sampel dan menghitung perbedaannya ( ), kemudian mencari nilai .

Menentukan sebaran sampel, yakni semua kemungkinan untuk semua kemungkikan permutasi tanda . Jumlah kemungkinan sebaran sampel , ditentukan dengan rumus .

Menentukan daerah penolakan hipotesis nol dengan rumus . Untuk pengujian dua arah (two-tailed), jumlah nilai ekstrim terbesar (largest)

(7)

dan nilai ekstrim terkecil (smallest) dihitung dengan rumus dibagi 2.

Menentukan keputusan menolak atau menerima hipotesis nol. Dalam hal ini hipotesis nol ditolak jika nilai terletak diantara kelompok nilai-nilai ektrim terbesar atau terkecil.

Menurut Siegel dan Castellan, Jr. (1988) untuk sampel besar, misalnya , jumlah semua kemungkinan adalah 213 = 8.192 kemungkikan. Jika ditetapkan = 0.05, maka didapatkan total 410 kemungkinan nilai ektrim. Perhitungan semua kemungkinan nilai ektrim akan sangat melelahkan, untuk itu Siegel dan Castellan, Jr. (1988) mngusulkan digunakan uji The Wilcoxon Signed Ranks Test.

4.3.7. The Wilcoxon Signed Ranks Test

Prosedur dan asumsi The Wilcocon Signed Rank Test (dalam penelitian ini selanjutnya disebut uji Wilcoxon), sebagaimana dipaparkan dalam Kiess (2002), adalah sebagai berikut:

Langkah 1, menetapkan model pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini model pengujian hipotesisnya adalah:

dan

Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Hipotesis alternatif bermakna terdapat perbedaan – dalam hal ini penurunan – rata-rata pengambilan air tanah sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru.

Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) atau nilai . Dalam penelitian ini ditetapkan .

Menetapkan nilai kritis atau nilai , dalam hal ini dicari dari tabel nilai kritis uji-Wilcoxon (Lampiran 3.1.). Nilai dicari sesuai dengan nilai dan .

Menghitung nilai dengan cara sebagai berikut:

- Menghitung perbedaan untuk setiap pasangan data, yakni . Nilai dan masing-masing menunjukkan rata-rata pengambilan dan

(8)

pemanfaatan air tanah per bulan sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru untuk masing-masing sampel.

- Mencari nilai dan kemudian mengurutkannya (ranked) dari mulai dari nilai paling kecil sampai yang terbesar. Nilai 0 tidak dimasukan dalam analisis, sehingga nilai untuk mencari adalah nilai jumlah sampel setelah dikurangi jumlah sampel yang memiliki nilai 0

- Hasil pengurutan kemudian diberi tanda + atau – sesuai dengan nilai perbedaan ( ) yang telah dihitung sebelumnya.

- Jumlahkan hasil pengurutan (signed rank) berdasarkan tandanya, sehingga akan didapatkan nilai penjumlahan ranking positif ( atau selanjutnya ditulis dan penjumlahan ranking negatif ( atau selanjutnya ditulis .

- Bandingkan nilai absolut kedua nilai , pilih yang paling kecil dan bandingkan dengan nilai .

Keputusan, jika kesimpulannya tolak atau terima . Untuk sampel besar, menurut Freund (1984) jika 15, distribusi sampel akan mendekati distribusi normal. Mengacu pada prosedur yang dipaparkan Freund (1984), untuk sampel besar prosedur uji-Wilcoxon dihitung sebagai berikut:

Rata-rata dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

- dan

Mencari nilai dengan rumus sebagai berikut: -

Untuk tingkat signifikansi 5% dan pengujian dua arah (two-tailed) nilai = ±1,96. Dengan demikian, keputusannya adalah menolak hipotesis nol

Gambar

Gambar 3. Bagan Alir Teknik Analisis Data Beda Dua Rata-rata

Referensi

Dokumen terkait

Faktor resiko penyakit ini adalah Usia muda terutama pada kelompok umur 3-11 tahun, Jenis kelamin perempuan lebih sering terkena penyakit pedikulosis kapitis

Sedangkan pada pertolongan yang dilakukan oleh Dukun Bayi, unsur reliabilitas yang masuk dalam kuadran I yaitu item nomor 2, penolong persalinan memberitahu

Tabel A.1 menjelaskan aktivitas dalang dalam adegan jejer 1 dalang melakukan aktivitas tidak terlalu berat atau dapat digolongkan dengan intensitas ringan, karena

Lingkungan pengendalian manajemen : adalah jaringan kerja organisasi dimana manajemen melaksanakan tugas pengendalian yang berhubungan dengan : perilaku individu di

Untuk membentuk kemandirian belajar, kelengkapan peralatan dan laboratorium menjadi suatu keharusan, karena hal ini akan menciptakan dinamika kegiatan belajar mengajar

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan metode

Apakah semua peralatan yang kontak dengan makanan sering dibersihkan dan sanitasinya dijaga, penting untuk mencegah kontaminasi pada produk?. Apakah peralatan dimaksudkan untuk,

[r]