ANSAMBEL MUSIK TRADISIONAL KARO DALAM
UPACARA NENGGET PADA MASYARAKAT KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Yobi Leomanta
NIM 081222510087
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Surat Pernyataan
i
ABSTRAK
Yobi Leomanta, NIM 081222510087, Ansambel Musik Tradisional Karo Dalam Upacara Nengget Pada Masyarakat Karo, Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, UNIMED.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan fungsi musik dalam
Upacara Nengget. Serta bagaimana proses yang dilaksanakan dalam ritual yang
dilaksanakan di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Masyarakat di Desa Barus Jahe
yang sedang melaksanakan Upacara Nengget serta pemain musik tradisional Karo.
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari bagian populasi yaitu
masyarakat yang sedang melaksanakan Upacara Nengget dan pemain musik
tradisional Karo di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo.
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yang mengumpulkan berbagai informasi mengenai keberadaan dan
fungsi musik dalam Upacara Nengget. Tekhnik pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan dengan studi kepustakaan, observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa musik tradisional Karo yaitu Gendang
Sarune dalam Upacara Nengget masih ada di desa Barus Jahe Kecamatan Barus
Jahe Kabupaten Karo, walaupun keberadaan musik dalam acara Upacara Nengget
ini sudah jarang ditemukan. Proses upacara tersebut dilaksanakan dengan
musyawarah Anak Beru dari pihak istri yang akan Isenggeti. Pada pelaksanaan
upacara ini Gendang Sarune cukup berperan penting dalam terlaksananya
Upacara Negget. Anak Beru akan mendatangi suami istri yang akan Isenggeti
tanpa sepengetahuan mereka sehingga mereka akan terkejut dimana musik diawali
dengan Gendang Peselukken dimana musik ini juga bertujuan untuk memanggil
arwah leluhur dan terjadi kesurupan (trance), namun pada Nengget kesurupan
tidak menjadi suatu hal yang diharuskan, kemudian akan dilanjutkan dengan
Gendang Simalungun Rayat, yang bertujuan untuk mengiringi pada acara
Ngerana. Jadi, tugas musik disini adalah sebagai sarana untuk mengiringi upacara Nengget. Kemudian pihak Anak Beru akan menyampaikan pesan mengenai
ii
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis panjatkan kepada TUHAN YESUS KRISTUS, karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini hingga dalam bentuk skripsi. Penelitian ini berjudul,
“Ansambel Musik Tradisional Karo Dalam Upacara Nengget Pada Masyarakat
Karo”. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik dan atas Berkat Anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai kesulitan. Namun, berkat Doa, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Di sini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni.
3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik FBS
Universitas Negeri Medan serta selaku Pembimbing I yang selalu sabar dan rendah hati dalam membimbing penulis serta memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik Jurusan
Sendratasik Universitas Negeri Medan, serta selaku Pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dengan rendah hati.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS Unimed yang
telah banyak memberikan sumbangan ilmunya selama perkuliahan.
6. Bapak Pulumun Ginting, M.Sn selaku Dosen Program Studi Seni Musik
Jurusan Sendratasik Unimed yang dengan senang hati memberikan arahan, bimbingan dengan rendah hati dan penuh semangat. Bujur Ma, Dibata Simasu-masu.
7. Bapak Muliadi Barus selaku Kepala Desa Barus Jahe.
8. Teristimewa kepada kedua Orang Tua saya tercinta Junaedi Sinuhaji dan Dra.
Kartini Br. Sebayang, terima kasih untuk Doa, kesabaran, kesetiaan, perhatian, kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan baik moral maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga sampai kepada skripsi. Kugejapken kel keleng atendu ras latihndu e Nande, Bapaku, totondu singarak-ngarak aku. Lit nge pagi malemna, Dibata simasu-masu.
9. Buat adikku yang luar biasa Ledy Rufina Sinuhaji, Gevan Primantha
Sinuhaji, dan Deo Ergansa Sinuhaji, terima kasih untuk Doa dan semangatnya. Jadilah anak yang membanggakan. Aku sayang kalian Dek.
10. Bayakku dan Karoku, terima kasih untuk Doa dan dukunganndu sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Dibata Simasu–masu.
11. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Jabal Sembiring, Bapak Sorensen
iii
12. Teman – teman Stambuk 08, untuk semua semangat, doa dan dukungan dari
kalian sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
13. Sahabat – sahabatku Adenansius Nainggolan, Andre Girsang, Teger P.
Bangun, Modalta Barus, Ferydikson Sianturi, Dian P. Bangun, Cinthya Br. Sitepu, Viva A. Br. Sitepu, Minegia Lola S. Br. Tarigan, Ezma M. Br. Bangun, Dian Angel Br. Sitorus, Thiodora Br. Sinaga, sebagai teman yang luar biasa dan terbaik, terima kasih untuk Doa, semangat dan juga masukannya. Mejuah – juah..!! Dibata Simasu – Masu.
14. Buat Agnes Theresya Br. Bangun terima kasih untuk dukungan dan selalu
mendoakan, menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Thank’s Uwaa.
15. Sobatku Hendra Ginting dan Damenta Perangin – angin yang selalu bersedia
membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Buat Kak Ila, Kak Lia, yang sudah bersedia memberikan dukungan dan
semangat. Terima kasih Kak, dan sukses selalu.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2013
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo... 29
1. Letak Geografis... ... 29
2. Mata Pencaharian... ... 30
v
4. Sistem Kekerabatan... ... 32
B.Pelaksanaan Upacara Nengget ... 35
1. Upacara Nengget ... 35
2. Waktu Pelaksanaan Upacara Nengget ... 36
3. Tata Cara Pelasksanaan Upacara Nengget ... 36
3.1. Tahap Persiapan ... 37
3.2. Tahap Pelaksanaan Serta Peranan Ansambel Musik Tradisional Karo ( Gendang Sarune ) Pada Upacara Nengget ... 40
3.3. Tahap Penutupan ... 43
C. Penggunaan dan Fungsi... ... 43
1. Keberadaan Ansambel Musik Tradisional Karo... 43
1.1. Bentuk Gendang Sarune .. ... 44
1.2. Instrumen Gendang Sarune... 45
1.3. Bentuk Umum Tempo Gendang Sarune... 50
2. Perkembangan Musik Tradisi Karo... 51
3. Fungsi Musik Dalam Upacara Nengget... 52
D. Apresiasi Masyarakat Karo Terhadap Upacara Nengget ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan dan saran-saran sebagi berikut :
A. Kesimpulan
1. Pada sistem kekerabatan masyarakat Karo, dikenal dengan merga silima
( lima marga pada masyarakat Karo ) yaitu Karo – Karo, Sembiring,
Tarigan, Ginting, dan Perangin – angin. Rakut sitelu ( tiga ikatan ), yaitu
sukut, kalimbubu, dan anak beru. Tutur Siwaluh ( tutur delapan macam ),
yaitu puang kalimbubu. Kalimbubu, senina, sembuyak, senina sipemeren,
senina sependalanen/sepengalon, anak beru, dan anak beru menteri.
2. Upacara Nengget saat ini masih diadakan oleh sebahagian masyarakat
Karo karena mereka meyakini bahwa melalui upacara ini pasangan yang
belum mempunyai keturunan akan memiliki keturunan.
3. Upacara Nengget tidak dapat dilakukan tanpa musik. Musik merupakan
salah satu unsur penting didalamnya, jika salah satu unsur tidak ada, maka
pelaksanaan upacara ini tidak akan berjalan sempurna.
4. Gendang sarune merupakan ansambel musik tradisi yang paling populer
pada masyarakat Karo, dan merupakan ansambel yang dipakai untuk
mengiringi upacara Nengget. Pada upacara ini reportoar yang dipakai
adalah simalungun rayat dan peselukken. Pemberian nam untuk pemusik
58
5. Perkembangan zaman dan juga pengaruh budaya asing sangat
mempengaruhi eksistensi dan keaslian tradisi Karo, khususnya pada
bidang musik. Keyboard menjadi instrumen yang dapat menggantikan
gendang sarune pada berbagai upacara adat atau ritual, sehingga musik
tradisional Karo semakin berkurang popularitasnya.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
diuraikan saran-saran sebagai berikut :
1. Dengan melihat bahwa perkembangan teknologi, masuknya agama dan
kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa, ada baiknya upacara nengget tidak
dilaksanakan lagi, karena perkembangan zaman, akan pengetahuan dan
teknologi sudah mampu mengatasi penyakit.
2. Gendang sarune yang merupakan salah satu ansambel musik tradisonal
Karo yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita yang harus tetap
dijaga dan tetap dipertahankan kedudukannya dalam kesenian musik
tradisonal Karo, dan yang didalamnya terdapat jenis musik simalungun
rayat dan peselukken, cara pelestariannya dapat dilakukan dengan
mengadakan pertunjukkan kesenian Karo, agar kelestarian budaya Karo
59
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Mekawati. 2006. Gendang Lima Sendalanen Pada Upacara Mbuah Page
Kerja Tahun Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Tanah Karo. Medan: Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.
Depdibud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Gintings, EP. 1999. Religi Karo (Membaca Dengan Mata Yang Baru). Kabanjahe:
Abdi Karya.
Harsojo. 1985. Pengantar Antropologi. Jakarta : Bina Cipta.
Kaban, Lidya Natalina. 2011 Upacara Muncang Pada Masyarakat Karo Kajian
Terhadap Gendang Perang Belin dan Gendang Perang Musuh. Medan: Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.
Silangit, Brevin Tarigan. 2011. Ansambel Gendang Lima Sendalanen Pada
Masyarakat Karo : Studi Kasus Pembawa Trance Pada Ritual Erpangir Ku Lau Dalam Konteks Sosio Budaya Di Lau
Debuk-Debuk Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Medan: Skripsi
untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.
Sitepu, Putra. 2010. Deskriptif Penggabungan Alat Musik Keyboard Dengan
Gendang Lima Sendalanen Dalam Pesta Ulang Tahun Persadan Karo Mergana Ras Anak Beruna di Cinta Damai Medan Helvetia. Medan: Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana seni USU.
Sitepu, Yobel Arista. 2012. Kajian Organologi Instrumen Sarune Pada
Masyarakat Karo. Medan: Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.
Subagyo, B. Andreas. 2001. Pengantar Riset Kuantitatif & Kualitatif. Bandung:
60
Suroso, Panji. 2012. Ketoprak Dor Di Helvetia. Medan: Unimed Press.
Tarigan, Perikuten. 2004. Pluralitas Musik Etnik : Batak Toba, Mandailing,
Melayu, Pak- Pak Dairi, Angkola, Karo, dan Simalungun : Pusat Dokumentasi Dan Pengkajian Kebudayaan Batak HKBP NOMMENSEN.
(http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/upacara-adat.html).
(http://www.xeanexiero.blogspot.com/2006/08/nengget.html).
(http://www.rozanafajrina.wordpress.com/2012/12/02/36makalah-suku-karo.html).
(http://www.ilmipenulis.wordpress.com/2012/04/15/pengertian-apresiasi-menurut-beberapa-refrensi.html).
(http://setyahermawan.blogspot.com/p/apresiasi-seni.html).
(http://silima-merga.blogspot.com/2011/03/pemujaan-dan-upacara-ritual.html).
(http://id.wikipedia.org).
61
DAFTAR GAMBAR
Foto 1 : Pasangan suami - istri ditangkap turangku nya (suatu aturan adat pada
masyarakat Karo dimana antara pihak tertentu tidak dapat berbicara secara langsung) masing-masing (Dokumentasi : Pedro)
62
Foto 3 : Ngosei (memakaikan baju adat) sang istri (Dokumentasi : Pedro)
Foto 4 : Sierjabaten (pemain musik tradisional Karo)sedang memainkan