BABA IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Penyiapan Kurikulum PKn di MAN Wonogiri a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum KTSP merupakan kurikulum yang saat ini masih dipakai
pemerintah, KTSP merupakan sebuah kurikulum operasional pendidikan
yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan.
KTSP disusun oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan
mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan. Di dalam
kurikulum KTSP ini terdiri dari beberapa komponen yaitu program
tahunan, program semester, silabus, RPP, KKM. Seorang guru sebelum
mengajar diwajibkan untuk menyusun perangkat kurikulum tersebut agar
memudahkan dalam proses kegiatan belajar mengajar guru masing -
masing. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) merupakan
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan, dalam buku kurikulum KTSP Madrasah Aliyah
Negeri Wonogiri dijelaskan sebagaimana berikut :
berpedoman pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP).
Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri sebagai satuan dasar di lingkungan kementerian agama perlu menyusun kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri yang mengacu pada standar nasional pendidikan. Acuan yang digunakan dalam penyusunan kurikulum ini meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan dan panduan penyusunan kurikulum ini dari badan standar nasional pendidikan. Penyusunan kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Melalui kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri ini diharapakan pelaksanaan program-program pendidikan di madrasah aliyah negeri wonogiri sesuai dengan karakteristik potensi dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, penyusunannya perlu melibatkan seluruh warga madrasah (kepala, Guru, Karyawan, Murid) dan pemangku lain ( komite madrasah, orang tua murid, masyarakat, dan lembaga-lembaga lain) (KTSP MAN 2012 : 1)
Berdasarkan dari hasil studi dokumentasi tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dalam proses
penyusunan kurikulum berdasarkan peraturan sistem pendidikan yang
sudah ada, dalam rangka menerjemahkan dan menindaklanjuti model
kurikulum KTSP, Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri yang merupakan
lembaga pendidikan yang berciri khas ke –Islaman dan mempunyai visi
MAJU ILMU, TINGGI AKHLAK. Bertekad mewujudkan
program-program kegiatan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik potensi dan
kebutuhan peserta didik, untuk itu di dalam menyusun kurikulum sesalu
melibatkan semua warga Madrasah termasuk di dalamnya Komite
akan ada kritik saran membangun dalam penyusunan kurikulum Madrasah,
dengan begitu kurikulum yang dibuat diharapkan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan dan cita-citakan semua warga Madrasah dan Komite dan
tentukan masyarakat pada umumnya.
b. Program Tahunan (Prota)
Program tahunan merupakan rencana penetapan alokasi waktu satu
tahun ajaran untuk mencapai tujuan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang telah ditetapkan. Program tahunan berikut perangkat
kurikulum lainya sebelum dibuat pihak Madrasah dan juga dari MGMP
terlebih dahulu mengadakan workshop, workshop diadakan dengan tujuan
untuk mempermudah para guru di dalam menyusun kurikulum,
MGMP PKn se karesidenan Surakarta dalam proses pembuatan
kurikulum PKn mempunyai peran dominan, dalam perumusan kurikulum
PKn MGMP se karesidenan Surakarta tetap berdasarkan referensi buku-
buku pokok yang direkomendasikan oleh pemerintah seperti penerbit
erlangga, yudistira sehingga penyusunan MODUL dan LKS pelajaran
PKn yang di susun oleh MGMP menggunakan referensi utama dari kedua
penerbit tersebut. Para guru PKn se karesidenan Surakarta di lingkungan
Madrasah Aliyah menggunakan MODUL dan LKS yang di susun oleh
MGMP, Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri mewajibkan peserta didik
untuk memiliki LKS tersebut hal ini dilakukan karena soal mid atau mid
penggunakan LKS PKn dinilai sangat praktis. Kemudian terkaiat
pembuatan perangkat kurikulum Nuri Hartono (NH) selaku kepala
madrasah menjelaskan :
Untuk pembuatan Prota, Promes hingga KKM Madarsah pernah
mengadakan workshop di akhir tahun dan awal tahun ajaran baru
diserahkan ke Madrasah. (NH: 21 01.2013. 10:30)
Sumarno (SM) menambahkan tentang pelatihan :
Terkait pembuatan perangkat kurikulum selain ada workshop dari internal Madrasah ada juga workshop MGMP sekaresidenan, workshop kekanwil itu jg ada, workshop di internal sekolah jg sudah ada mas (SM .28.01. 2013. 11.10)
Selanjutnya berdasarkan studi dokumentasi dari Program Tahunan
yang dibuat oleh guru-guru PKn yang pertama Sumarno guru PKn kelas
X untuk alokasi waktu pelajaran PKn dalam satu tahun yaitu 86 jam,
kedua bapak Sukron nugroho guru PKn kelas XI dalam satu tahun yaitu
82 jam, ketiga ibu Nur dwi guru PKn kelas PKn kelas XII dalam satu
tahun yaitu 58 jam (dapat dilihat dilampiran). Selanjutnya proses
pembuatan Prota ini dibuat oleh bapak ibu guru berdasarkan kalender dar
kanwil kemenag yang sudah di olah menjadi kalender madrasah
selanjutnya diserahkan kepada bapak ibu guru untuk dijadikan dasar
pembuatan program tahuan, sebagaimana yang disampaikan oleh Nuri
Pembuatan program tahunan dan program semester didasarkan pada kalender akademik Kanwil Jawa Tengah, kemudian dari pihak kurikulum mengkomodir kalender tersebut untuk dijadikan kalender Madrasah selanjutnya diserahkan kepada guru - guru untuk dijadikan dasar dalam membuat program tahunan dan program semester masing-masing (NH 21 01.2013. 10: 30)
Jadi sebelum guru membuat perangkat kurikulum pihak madrasah
mengadakan workshop yang biasanya diadakan akhir tahun ajaran di
forum workshop inilah guru mendapat wawasan terkait pembuatan
perangkat kurikulum mulai dari pembuatan prota, promes sampai
pembuatan KKM.
c. Program Semester ( Promes)
Program semester merupakan penjabaran dari program
tahunan. Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam
yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam program
semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dilakaukan. Berdasarkan
studi dokumentasi dari program semester gasal kelas x sebagai berikut; di
bulan Juli jumlah minggu ada 2 yang efektif 1 yang tidak efektif 1, di
bulan Agustus jumlah minggu ada 5 yang efektif 3 yang tidak efektif 2, di
bulan September jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 0,
di bulan Oktober jumlah minggu ada 5 yang efektif 4 yang tidak efektif 1,
di bulan Nopember jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif
efektif 4, dengan begitu total jumlah minggu ada 24 yang efektif 16 yang
tidak efektif ada 8, keterangan minggu tidak efektif 1 minggu untuk
MOS, 1 minggu untuk ulangan mid semester gasal, 2 minggu libur hari
raya, 1 minggu ulangan Akhir semester gasal, 1 minggu untuk remedial
dan 2 minggu libur semester gasal.
Selanjutnya berdasarkan studi dokumentasi kelas x semester
genap sebagai berikut; di bulan Januari ada 5 minggu yang efektif 5 yang
tidak efektif 0, di bulan Pebruari ada 4 minggu yang efektif 4 yang tidak
efektif 0, di bulan Maret ada 4 minggu yang efektif 2 yang tidak efektif 2,
di bulan April ada 4 minggu yang efektif 3 yang tidak efektif 1, di bulan
Mei ada 5 minggu yang efektif 5 yang tidak efekif 0, di bulan Juni ada 4
minggu yang efektif 1 yang tidak efektif 3, dengan begitu jumlah total
minggu ada 26 yang efektif ada 20 dan yang tidak efektif ada 6 minggu,
keterangan 6 minggu yang tidak efektif yaitu 1 minggu dipake ulangan
tengah semester genap, 1 minggu dipake ujian akhir madrasah berstandar
nasional, 1 minggu dipake ujian nasional, 1 minggu dipake ujian akhir
semester dan 1 minggu dipake remedial.(dapat dilihat di lampiran)
Hasil studi dokumentasi kelas xi yaitu di bulan juli jumlah
minggu ada 3 yang efektif 3 yang tidak efektif 0, di bulan Agustus jumlah
minggu ada 5 yang efektif 3 yang tidak efektif 2, di bulan September
jumlah minggu ada 4 yang efektif 3 yang tidak efektif 1, di bulan Oktober
Nopember jumlah minggu ada 5 yang efektif 5 yang tidak efektif 0, di
bulan Desember jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak efektif 4,
dengan begitu total jumlah minggu ada 25 yang efektif 18 dan yang tidak
efektif ada 7, keterangan minggu tidak efektif yaitu ; 1 minggu untuk
ulangan tengah semester, 2 minggu libur hari raya, 1 minggu ulangan
akhir semester, 1 minggu remedial dan 2 minggu libur semester Gasal.
Hasil studi dokumentasi promes kelas xi semester genap adalah
di bulan Januari jumlah minggu ada 4 yang efektif 1 yang tidak efektif 3,
di bulan Pebruari jumlah minggu ada 4 yang efektif 3 yang tidak efektif 1,
di bulan Maret jumlah minggu ada 5 yang efektif ada 4 yang tidak efektif
1, di bulan April jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 1,
di bulan Mei jumlah minggu ada ada 4 yang efektif 3 yang tidak efektif 1,
di bulan Juni jumlah minggu ada 3 yang efektif 2 yang tidak efektif 1,
dengan begitu total jumlah minggu pada semester genap ada 24 yang
efektif 16 yang tidak efektif ada 8, keterangan minggu tidak efektif yaitu;
3 minggu untuk ulangan harian dan remidi, 1 minggu untuk ulangan mid
semester, 1 minggu untuk ujian nasional, 1 minggu untuk ujian madrasah,
1 minggu untuk ulangan semester dan 1 minggu lg untuk cadangan.
Hasil studi dokumentasi program semester gasal kelas xii
adalah di bulan Juli jumlah minggu ada 2, di bulan Agustus jumlah
minggu ada 5, di bulan September ada jumlah minggu ada 4, di bulan
di bulan desember jumlah minggu ada 4 total jumlah minggu dalam
semester gasal adalah 24 minggu yang efektif ada 16 minggu sedangkan
yang tidak efektif ada 8 minggu, keterangan minggu yang tidak efektif
yaitu; 1 minggu MOPDB, 2 minggu libur hari raya, 1 minggu ulangan
tengah semester, 1 minggu ulangan Akhir semester Gasal, 1 minggu
untuk remedial dan 2 minggu untuk libur semester Gasal.
Hasil studi dokumentasi promes kelas XII pada semester genap
adalah di bulan Januari ada 5 minggu yang efektif 5 yang tidak efektif 0,
di bulan Pebruari jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 0,
di bulan Maret jumlah minggu ada 4 yang efektif 2 yang tidak efektif 2,
di bulan April jumlah minggu ada 4 yang efektif 2 yang tidak efektif 2, di
bulan Mei jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak efektif 4, di
bulan Juni jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak efektif 4
dengan begitu total jumlah minggu dalam semester genap ini yaitu 26
yang efektif 13 dan yang tidak efektif 10, keterangan minggu yang tidak
efektif yaitu; 1 minggu untuk ulangan tengah semester genap, 1 minggu
untuk ujian akhir madrasah berstandar nasional, 1 minggu untuk ujian
nasional dan 10 minggu untuk menanti pengumuman kelulusan.
d. Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan atau
kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi,
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus lebih
aplikatif dibandingkan dengan prota dan promes, namun untuk
penyusunan silabus guru tidak perlu membuat lagi karena sudah ada di
dalam buku pelajaran masing-masing. Berdasarkan dari salah satu study
dokumentasi silabus PKn kelas x pada semester gasal dapat diambil
kesimpulan bahwa : Identitas silabus, standar kompetensi, kompetensi
dasar, rumusan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar, dari
kesemuanya point –point dalam silabus sudah dibuat dengan baik dan
sangat aplikatif.
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan program
perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Berdasarkan studi
dokumentasi RPP PKn di MAN Wonogiri bahwa komponen RPP semua
guru PKn yaitu meliputi :
1) Identitas sekolah
2) Mata pelajaran
3) Semester
4) Alokasi waktu
5) Tahun pelajaran
7) Kompetensi dasar
8) Indikator
9) Nilai yang dikembangkan.
10) Tujuan pembelajaran
11) Materi Pembelajaran
12) Model Pembelajaran
13) Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
14) Sumber Pembelajaran
15) Penilaian hasil Pembelajaran.
Dari komponen – komponen RPP tersebut setelah dilakukan
observasi guru PKn tidak secara mutlak menjalankan sesuai dengan apa
yang ditulis dalam RPP contoh sumber pembelajaran di dalam RPP
dicantumkan Penerbit Erlangga, yudistira, platinum, modul PKn dari
sekian buku referensi yang dipake hanya MODUL PKn yang berupa LKS
yang dibuat oleh MGMP se karesidenan Surakarta, kemudian di dalam
RPP mencantumkan bermacam – macam model pembelajaran tetapi
dalam prakteknya guru lebih sering menggunakan model ceramah, Tanya
jawab saja. Evaluasi dalam RPP ini dilaksanakan pada saat pembelajaran
berlangsung dengan cara Tanya jawab, aktivitas selama diskusi dan
pengerjaan tugas – tugas, tekhnik tes tertulis, tetapi bapak ibu guru PKn
f. Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM)
Kriteria Ketuntasan minimum atau KKM merupakan tingkat
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran.
Penetapan KKM perkompetensi dasar (KD) mata pelajaran ini
mempertimbangkan tingkat esensial KD untuk mencapai standar
kompetensi (SK), tingkat kerumitan dan kesulitan (kompleksitas) per KD
untuk dicapai oleh siswa, tingkat kemampuan rata-rata (intake) siswa
madrasah dalam mencapai KD dan ketersediaan sumber daya pendukung
madrasah (tenaga, sarana, pendidikan), sementara untuk bapak ibu guru
mapel PKn setelah merumuskan 4 unsur cara penentuan KKM PKn maka
para guru PKn dari kelas X, XI, XII akhirnya menentukan KKM PKn di
Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri sebesar 7,5.
Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa
proses penyiapan kurikulum PKn didasarkan pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), agar proses kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan efektif dan efesien sesuai dengan sudah direncanakan
MAN.
2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn a. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran PKn bertujuan menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik agar menjadi pandai dan mempunyai perilaku atau
karakter yang mulia sehingga pada saatnya nanti hidup bermasyarakat
dapat menjadi warga yang baik, saling menghormati, saling membantu
sesama, kemudian pendidikan kewarganegaraan mempunya tujuan yang
mulia dalam proses pembentukan siswa menjadi warga Negara yang baik,
saling menghargai, saling menghormati dapat hidup berdampingan
dengan kenekargamaan yang ada, taat hukum, cerdas, kreatif dan
bertanggungjawab, dalam hal sesuai dengan tujuan pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan yang ada pada buku kurikukulum MAN
Wonogiri tahun pelajaran 2012/2013 yaitu :
Pelajaran Pendidikan kewarganegraaan ini bertujuan agar peserta memiliki kemampuan berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarajat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi, membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangs lainya, dan berinteraksi dengan bangsa bangsa lain dalam percaturan dunia (KTSP MAN 2012: 11)
Dalam buku kurikulum KTSP MAN Wonogiri komponen mata
Pelajaran terdiri dari lima kelompok mata pelajaran, PKn disini masuk
kelompok mata pelajaran ini dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia. Keaadaran dan wawasan meliputi
wawasan kebangsaan, jiwa dan pariotisme bela Negara, penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemuakan social, ketaatan pada
hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi,
kolusi, dan nepotisme
Dari data studi dokumentasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan mempunyai peranan yang
besar dalam turut serta menanamkan pribadi peserta didik yang cerdas,
disipilin, terampil dalam berinteraksi dengan masyarakat, lebih lanjut yang
terpenting adalah mencetak kepribadian yang berkarakter mulia, peserta
didik diharapakan kelak mampu menjadi warga negara yang baik dan taat
hukum. Lebih lanjut Nuri selaku kepala sekolah menjelaskan semua guru
diharapkan mengajarkan mapelnya masing-masing agar dapat memasukan
nilai-nilai Islam satu misal di mata pelajaran PKn ada pembahasan
nasionalisme maka guru diharapkan dapat memberikan dalil contohnya
hubul wathon minal iman. Selanjuta terkait tujuan pembelajaran PKn Nur
Dwi guru PKn menjelaskan:
menjadi warga negara yang sadar hukum, jadi saya sebagai guru ya berusaha untuk mengajarkan yang terbaik bagi para peserta didik mas.(ND. 28.01. 2013. 10. 45)
Hal yang senada juga di sampaikan oleh guru PKn yang juga Waka
Kesiswaan :
Tujuan pembelajaranya adalah membentuk kepribadian anak agar menjadi warga negara yang baik dan taat hukum dan mempunyai karakter yang mulia mas. (SM 28.01. 2013 .11.10)
Terkait tujuan pembelajaran Syukron Nugroho (SN) juga menjelaskan :
Bahwa PKn mempunyai tujuan yang harus disesuaikan dengan kompetensi dasarnya masing-masing, salah satunya mengajarkan kepada peserta didik mengetahui hubungan antar negara, perjanjian internasioanl yang itu berkaitan kognitif, kalau dulu waktu masih PMP itu lebih banyak aspek pendidikn moral jadi lebih banyak ke afektif mas, namun walau dengan demikian apapun KD nya PKn harus mengedapankan pendidikan karakternya mas. (SN.29.01.2013.09.15.)
Lutfiana siswi kelas 12 juga menjelaskan :
Tujuan PKn menurut yang saya tahu ya pak, yaitu mengajarkan tentang nasionalisme, perundangan, dan yang paling diutamakan saat ini pendidikan karakter yaitu bagaimana siswa itu menjadi warga negara yang baik.(SW.18. 02. 2013. 12.15)
Agus Ayub siswa kelas 11 juga turut menjelaskan :
Kalau meurut saya secara keseluruhan pak yatu untuk menegakan perundangan agar kita memamhi dan mentaati perundang-undangan yang ada dan juga mengajarkan kepada siswa agar mempunyai perilaku yang mulya pak. (SW.18.01.2013.12.16)
Waka Kurikulum menambahkan :
Madrasah sehingga di dalam Asrama anak-anak akan dapat dikontrol, dibiasakan disipilin dan akan mendapat pelajaran-pelajaran tambahan. Itu dilakukan dalam rangka menunjang visi misi madrasah. (SR 22.02.2013.09.15)
Dari hasil wawancara di atas terkait tujuan pembelajaran PKn
dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan upaya
pedagogis dalam membentuk warga negara yang baik, yakni memiliki
penalaran moral untuk bertindak atau tidak bertindak dalam urusan publik
maupun pribadi. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan tidak bisa
dilepaskan dari perspektif moralitas dan keutuhan pembangunan karakter
warga negara. Jadi lebih jelas bahwa pendidikan kewarganegaraan
memerlukan dasar akademik yang kuat dalam materi seperti pemerintahan,
kewarganegaraan, dan sejarah kebangsaan, di samping
kecakapan-kecakapan sosial seperti pendidikan karakter.
b. Materi PKn
Berdasarkan sumber dari buku kurikulum MAN Wonogiri
tahun pelajaran 2012/2013 dijelaskan bahwa cakupan atau ruang lingkup
pendidikan kewarganegaraan yaitu :
1) Persatuan dan kesatuaan bangsa
2) Norma, hukum dan peartutan
3) Hak asasi manusia
4) Kebutuhan warga negara
6) Kekuasaan dan politik
7) Pancasila
8) Globalisasi
Sedangkan berdasarkan studi dokumentasi dari buku referensi
untuk kelas X semester genap yang berupa buku LKS Modul yang
diterbitkan oleh MGMP PKn eks Karesidenan Surakarta di semester
ini ada tiga bab yang pertama
1) Hubungan dasar negara dengan konstitusi
- Dasar Negara
- Konstitusi
- Hubungan dasar negara dengan konstitusi
- Substansi konstitusi negara
- Kedudukan pembukaan Undang-undang Dasar 1945,
- Makna pembukaan UUD 1945
- Pokok pikiran UUD 1945
2) Persamaan kedudukan warga negara
- Pengertian warga negara, penduduk, dan warga negara asing
- Kewarganegaraan menurut no. 12 tahun 2006.
3) Sistem politik di Indonesia
- Suprastruktur dan infrastruktur politik
- Perbedaan sistem politik
- Peran serta masyarakat dalam sistem politik
Sementara itu Sumarno selaku guru PKn kelas X juga menjelaskan :
Untuk cakupan materi karena saya mengajar kelas 10 itu ada Hakikat Bangsa dan Negara, Kewarganegaraan, Sistem Politik, Dasar Negara dan Konstitusi dll. (SM.28.01. 2013 .11.30)
Mencermati pokok dan subpokok pembahasan pada pelajaran
PKn kelas X dapat disimpulkan bahwa tema – tema yang diajarkan
terfokus pada pembahsan mengenai dasar hukum negara dan sistem politik
Indonesia, dalam hal ini materi pembelajaran tidak membahas tentang
pendidikan budi pekerti atau pendidika karakter dan terkesan lebih pada
ranah kognitif saja, namun demikian sesuai hasil observasi pada Pak
Sumarno selalu membawa setiap materi pada penekanan pembentukan
sikap dan karakter yang mulia hal ini dilakukan agar peserta didik langsung
bisa merasakan manfaat pada materi yang diajarkan. Contoh saat Pak
Sumarno menjelaskan terkait hukum atau konstitusi negara maka Pak
Marno selalu membawa pada wilayah hukum atau peraturan madrasah
yang harus di taati oleh semua peserta didik karena menaati peraturan
madrasah merupakan wujud dari menaati hukum atau konstitusi yang ada
Materi PKn kelas XI dari semester gasal sampai genap yang
buku referensinya menggunakan buku terbitan Erlangga dan LKS MODUL
dari MGMP PKN eks Karesidenan Surakarta adapun materi PKn di kelas
XI ini mengajarkan tentang :
1) Hubungan internasional dan organisasi internasional
- Pengertian hubungan internasional
- Arti pentingnya hubungan internasional
- Sarana-sarana hubungan internasonal bagi suatu negara
- Tahap-tahap perjanjian internasional
- Fungsi perwakilan diplomatik
- Peranan organisasi internasional dalam meningkatkan
hubungan internasional
- Kerjasama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi
Indonesia
2) Sistem hukum dan peradilan internasional
- Sistem hukum internasional
- Pengertian hukum internasional
- Asal mula hukum internasional
- Hukum internasional dalam arti modern
- Asas-asas hukum internasional
- Subjek hukum internasional
- Hubungan hukum internasional dengan hukum nasional
- Proses ratifikasi hukum internasional menjadi hukum nasional
Peradilan internasional
3) Menghargai keputusan Mahkamah Internasional
Mencermati pokok dan subpokok pembahasan materi kelas XI
pada semester genap ini semua materi menjelaskan tentang hubungan
dan hukum-hukum internasional, pada materi ini juga terkesan tidak
menyinggung tentang pendidikan karakter, materi lebih mengarah pada
ranah kognitif saja.
Selanjutnya Nur Dwi selaku guru PKn kelas 11 dan 12 menjelaskan :
Cakupan materi, untuk materi kelas 12 karena saya mengajar kelas tersebut, saya rasa kok kurang memuat aspek karakternya mas, tidak banyak dibandingkan dengan kurikulum yang dulu, jadi cakupanya seperti tentang globalisasi, pers, pancasila sebagai idiologi terbuka, muatan moralnya kurang, apalagi kelas xi itu kurang, contoh seperti hubungan internasionl, jd aspek pendidikan karakternya kurang.(ND .28 j.01.2013 .10.48)
Kemudian untuk materi kelas XII berdasarkan buku- buku dan
LKS yag di pake yaitu :
1) Pancasila sebagai idiologi
- Pancasila sebagai idiologi terbuka
- Pancasila sebagai sumber nilai
- Pancasila sebagai paradigma pembanguan
- Sikap positif terhadap nilai – nilai pancasila
- Perilaku konstitusional dalam hidup berbangsa dan bernegara
2) Sistem pemerintah Indonesia
- Sistem pemerintahan
- Sistem pemerintahan bernegara
3) Pers dalam kehidupan masyarakat demokratis
- Pers Indonesia dalam masyarakat demokratis
- Kode etik jurnalistik dan pers yang bebas dan
bertanggungjawab
- Kebebasan pers
- Menulis berita aktual untuk dipublikasikan
- Pemanfaatan media massa dalam kehidupan sehari-hari
Dari hasil studi dokumentasi dan wawancara terkait materi PKn
dapat disimpulkan bahwa pokok dan subpokok pembahasannya membahas
tentang pancasila, sistem pemerintahan Indonesia dan pers dalam peranya
mendukung demokrasi, materi tersebut di atas juga kurang memuat aspek
pendidikan karakter, pembentukan akhlak, budi pekerti. Dengan begitu
para guru PKn berusaha untuk menyisipkan pesan-pesan pendidikan
karakter pada peserta didik hal ini karena adanya keharusan menerapkan
kurikulum yang berkarakter sedangkan pelajaran PKn merupakan pelajaran
yang sangat dekat dan sarat dengan nilai-nilai positif, budi pekerti luhur
untuk menjadikan peserta didik dan warga madrasah yang baik, taat hukum
yang kelak akan menjadi bagian masyarakat yang baik.
a. Metode Pembelajaran PKn
Metode pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan efektif dan efisien. Mencermati RPP para guru PKn disini mereka
dalam mengajar menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan,
diskusi dan jigsaw tetapi berdasarkan dari hasil observasi para bapak/ibu
guru PKn dalam mengajar mereka lebih sering menggunkan metode
konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan terkadang diskusi. Hal
tesebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh bapak/ibu guru dan
komentar siswa MAN Wonogiri sebagai berikut: Sukron guru PKn kelas
XI menjelasakan :
Saya dalam menggunakan metode ya yang pasti metode ceramah, kadang-kadang tanya jawab, diskusi, penugasan, diskusi aja anak-anak kurang tertarik. (SN. 28 .01.2013. 10. 50)
Kemudian Sumarno menjalaskan dalam penggunakan metode
Untuk metode saya menggunakan ceramah bervariasi jadi di tengah-tengah ceramah kita selingi dengan tanya jawab, kemudian saya kadang menggunakan jigsaw, penugasan, dan diskusi yang mana setiap kelas setiap kelas sudah terbagi ada 4 kelompok ada juga yang 5 kelompok (SM. 28.01. 2013.11.10)
Ivan siswa kelas 10 menjelaskan :
Didalam mengajarkan PKn pak guru menggunakan metode ceramah,tanya jawab, dan terkadang diskusi kelompok juga pak. (SW. 81. 02, 13.12.20.)
Selanjutnya dari hasil observasi kelas bapak ibu guru dalam
menjelaskan tema-tema dalam materi PKn tidak sama persis dengan apa
yang sudah ditulis dalam RPP masing-masing:
Praktek di lapaangan, bapak ibu guru PKn tidak semua metode yang telah ditulis di dalam RPP digunakan dalam mengajar, tetapi lebih banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, guru beralasan dalam penggunaan metode yang terpenting dalam materi dalam tersampaikan dengan baik dan dapat diterima, dipahami peserta didik.
Kemudian materi PKn terkesan lebih menekankan pada pengetahuan
kognitif seperti pembahasan dasar negara, hubungan internasional, sistem
politik maka, Guru PKn untuk menekankan penanaman karakter peserta
didik dengan cara introspeksi diri contoh ketika guru menjelaskan tentang
hukum negara atau hubungan internasional maka guru meminta peserta
didik untuk melakukan introspeksi diri seperti : apakah peserta didik sudah
merasa menaati peraturan madrasah atau belum? Apakah peserta didik
baik, maka menaati peraturan madrasah dan menjalin hubungan dengan
sesama dengan baik tersebut merupakan bagian terkecil dari menaati
hukum negara kita dan menjalin hubungan dengan baik.
b. Media Pembelajaran
Pemahaman media pembelajaran di sini merupakan seluruh alat
dan bahan yang dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, media
pembelajaran selain berfungsi sebagai penjelas suatu konsep juga berfungsi
sebagai daya tarik tersendiri bagi peserta didik. Melalui media
pembelajaran, proses pembelajaran akan berlansung lebih menarik dan
menyenangkan sehingga peserta didik akan mendapatkan gambaran yang
lebih jelas mengenai materi yang sedang dipelajari. Media pembelajaran
merupakan seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk
mempermudah pelaksanaan tujuan pendidikan. Namun berdasarkan hasil
studi dokumentasi berupa RPP guru PKn bapak/ibu guru PKn tidak
mencantumkan penggunaan media pembelajaran di dalam RPPnya tetapi
berdasarkan hasil wawancara bapak/ibu guru menjelaskan terkait media
pembelajaran PKn yang dipakai menurut Nur Dwi yaitu :
Dalam saya mengajar saya menggunakan media pembelajaran berupa buku paket, LKS, laptop /LCD mas. (ND.28.01.2013.10. 48)
Kemudian Sumarno dalam penggunaan media pembelajaran juga
Untuk media, saya gunakan studi kasus materi yang ada dalam kehidupan, studi lapangan untuk memahami peradilan kita bawa ke pengadilan kebetulan lokasinya berdekatan agar anak bisa langsung memahami tentang proses peradilan. (SM.28.01. 2013 .11.10
Selanjutnya menurut observasi peneliti bahwa :
secara umum bapak dan ibu guru pelajaran PKn tidak setiap mengajar menggunakan laptop, LCD tetapi materi di sampaikan dengan konvesional.
Berdasarkan pengertian media dan penjelasan bapak/ibu guru PKn
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kesalahpahaman dalam mengartikan
media pembelajaran dengan sumber pembelajaran karena kalau buku, LKS
itu tergolong sumber pembelajaran sedangkan yang dimaksud dengan
media pembelajaran itu adalah alat-alat yang dapat diapake untuk mencapai
tujuan pembelajaran dalam hal Laptop, LCD dll. Selanjut menurut hasil
studi dan wawancara juga bapak – ibu guru terutama untuk kelas X tidak
menggunakan buku utama tapi menggunakan LKS MODUL saja dengan
alasan lebih praktis.
c. Evaluasi Pembelajaran PKn
Evalauasi pembelajaran merupakan suatu proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan observasi pelaksanaan RPP PKn
rata-rata bapak / ibu guru didalam evaluasi pembelajaran dilakukan selama
lebih ditekankan melalui kegiatan tanya jawab, aktifitas diskusi, teknik tes
tertulis, bentuk instrument tes tertulis. Hal ini sesuai dengan yang
sampaikan oleh Sumarno :
Untuk evaluasi pembelajaran selain dengan cara tanya jawab di setiap pertemuan, kita juga mengadakan ulangan terprogram dengan cara mengadakan ulangan harian, tes mid semester dan mid semester dari model – model test tersebut maka akan diketahui tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. (Sm.30.01.2013.11.45)
Kepala Madrasah Drs. H. Nuri Hartono juga menjelaskan :
Dalam rangka proses evaluasi pembelajaran saya mewajibkan semua guru untuk menyetorkan hasil ulangan harian mereka untuk saya analisis, kemudian selain itu kita adakan tes tengah semester dan yang terakhir ulangan akhir semester.(NH.30.02.11-45)
Sukron juga menambahkan :
Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, juga dengan cara supervise, jadi kemarin saya mengajar disupervisi pak kepala, lalu pak kepalah menilai cara mengajar saya dan RPP saya kemudian disitu ada saran dan kritik misalnya kemarin saya menerangkan dasar-dasar Negara lalu pak kepala menyarankan agar memasukan dasar-dasar ke-Islamannya. (SN.28.01. 2013.11.10)
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan wawancara dapat di-
ambil kesimpulan bahwa guru selalu mengadakan evaluasi pembelajaran
pada saat sedang berlangsung dan di akhir pembelajaran baik yang berupa
tanya jawab atau dalam bentuk penugasan, selanjutnya dikuatkan dengan
hasil observasi bahwa guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran
pembelajaran dengan metode tanya jawab, evaluasi juga dilaksanakan
dengan mengadakan ulangan harian setiap selesai penjelasan pokok
pembahasan, guru selalu mencatat nilai – nilai hasil evaluasi dan yang pasti
selain evaluasi formatif juga tentunya mengadakan evaluasi sumatif (mid
dan semesteran), contoh dalam daftar nilai siswa kelas XII yaitu:
Dalam daftar tersebut ditulis nomer, nama siswa, nilai kognitif yang meliputi : nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai mid dan nilai UAS, selanjutnya nilai psikomotorik dan nilai afektif yang berupa huruf abjad. (dapat dilihat dilampiran)
kemudian dari pihak kepala madrasah untuk mengetahui dan
mengevaluasi kemampuan guru dalam mengajar, kepala madrasah juga
mengadakan supervisi kelas bagi semua guru.
3. Evaluasi Kurikulum PKn
Setelah melaksanakn penyusunan kurikulum KTSP dan pelaksanaan
pembelajaran maka untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan suatu
program maka harus diadakan program evaluasi kurikulum, berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala Madrasah H.Nuri Hartono mengenai evaluasi
kurikulum beliau menjelaskan :
Jadi terkait evaluasi kurikulum, bahwa semua dewan guru setiap masuk
ajaran guru diwajibkan mengumpulkan perangkat kurikulum mulai dari
program tahunan, program semester, kalender pendidikan, silabus, RPP,
KKM. Setelah guru mengumpulkan perangkat kurikulum masing-masing yang
pertama dilakukan oleh kepala madrasah adalah membuat tim pengembang
yang berfungsin membantu kepala sekolah dalam melaksanakan supervise
kelas, kedua kepala madrasah mewajibkan kepada guru mengirimkan nilai
ulangan harian, ketiga mengadakan mid semester dan yang keempat yang
menurut beliau inti dari evaluasi yaitu mengadakan ulangan akhir semester.
Berdasarkan hasil penjelasan kepala Madrasah tersebut diatas dapat di
simpulkan bahwa kepala Madrasah belum bisa membedakan antara evaluasi
pembelajaran dengan evaluasi kurikulum. Karena yang diterangkan oleh
kepala tersebut bukan evaluasi kurikulum tetapi evaluasi pembelajaran.
Evaluasi kurikulum adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh kepala
Madrasah untuk mengetahui apakah sudah sesuai antara perangkat kurikulum
yang dibuat oleh guru PKn dengan realitas dilapangan, apakah kurikulum
Yang dibuat Guru PKn sudah mencerminkan visi misi Madrasah, untuk itu
menurut kesimpulan yang dapat diambil bahwa pelaksanaan evaluasi
B. Pembahasan
1. Penyiapan Kurikulum PKn di MAN Wonogiri
Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan suatu
ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang
paling dekat dengan pembelajaran yaitu sekolah dan satuan pendidikan.
Dengan berpijak pada panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
sekolah diberi keleluasaan untuk merancang, mengembangkan dan
mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi
dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah.
Kurikulum mempunyai beberapa komponen penting menurut
Fred C. Lunenburg 2011 bahwa kurikulum paling tidak mempunyai 3
komponen penting yaitu tujuan, muatan, atau isi bahan ajar, dan
pengalaman belajar. Para pengembang kurikulum sudah semestinya
memperhatikan komponen apa yang harus ada dalam kurikulum. Fred C
Lenenburg mencoba menggabungkan dan menghubungkan ketiga
komponen tersebut menggunakan model kurikulum klasik Tyler.
Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dalam penyiapan atau perencanaan
kurikulum, termasuk didalamnya kurikulum PKn Madrasah mengadakan
workshop tentang perencanaan kurikulum, dari workshop tersebut
guru-guru mendapat penjelasan dan pemahaman tentang bagaimana
Mata Pelajaran MGMP PKn se-karesidenan surakarta juga mengadakan
workshop pembuatan kurikulum PKn.
Setelah para guru PKn MAN Wonogiri mengikuti workshop
maka, guru diwajibkan segera membuat program tahunan, program
semester, silabus, RPP dan KKM. Pembuatan perangkat kurikulum
tersebut dimaksudkan untuk dapat dijadikan pedoman guru selama dalam
mengajar selain itu juga menjadi bentuk implementasi dari visi misi
Madrasah, setelah guru membuat perangkat administrasi kurikulum
tersebut maka perangakat tersebut diserahkan ke Kepala Madrasah untuk
dapat dikoreksi.
Dibandingkan dengan pendapat Zainal (2012: 122) maka ada
keseuaiannya yaitu Setiap program pembelajaran dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun atau satu semester. Dalam
kurun waktu tersebut, seorang pendidik harus menyusun program
pembelajarannya sehingga tergambar dengan jelas kegiatan pembelajaran
yang akan dijalani. Program tahunan atau program semester berisi
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan daftar kompetensi dasar
yang dicapai serta alokasi waktu untuk masing-masing kompetensi dasar,
komponen-komponen tesebut diambil dari hasil proses desain
pembelajaran yang telah dilakukan.
Kemudian menurut Mulyasa (2003: 183). Program tahunan
dikembangkan oleh guru. Dipertegas oleh Muslich (2007:44) program
tahunan adalah rencana umum pembelajaran mata pelajaran setelah
diketahui kepastian jumlah jam pelajara efektif dalam satu tahun, program
tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun
pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan
program-program berikutnya, yakni program-program semester, silabus, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rohman (2012: 124) RPP
merupakan perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Sementara
rencana pelaksanaan pembelajaran RPP masih menurtut Zainal Arifin
(2012: 126) merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisiran pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yag
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup
rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang
terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali
pertemuan atau lebih. Saat ini pendidikan karakter semakin menjadi
perhatian pemerintah dan masyarkat. Pengembangan pendidikan karakter
bukan hanya wacana, tetapi harus diimplementasikan. Implementasi
pendidikan karakter di sekolah salah satunya dapat dilakukan melalui
pengintegrasian dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran, di mana
setiap pelajaran dikembangkan, dieksplisitkan, dan dikaitkan dengan
konteks kehidupan sehari-hari.konsekuensi logis dari pengintegrasian
pendidikan karakter dalam pembelajaran maka setiap guru dituntut dapat
membuat RPP yang berkarakter dimana nilai-nilai pendidikan karakter
dimasukan dalam pelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn a. Tujuan Pembelajaran Pkn
1) Pembentukan karakter yang mulia
Terbentuknya sikap atau karakter peserta didik yang mulia
menjadi salah satu tujuan terpenting bagi Madrasah Aliyah Negeri
Wonogiri, munculnya berbagai macam tindakan kenakalan remaja
akhir- akhir ini menunjukan kemunduran moral a nak bangsa
Indonesia, untuk itu MAN Wonogiri menjadikan proses
pembentukan karakter peserta didik sebagai tujuan utama. Sehingga
dengan terbentuknya sikap yang mulai dalam hal apapun seperti
berbicara, tingkahlaku, berpakaian maka peserta didik akan tebiasa
dengan hal – hal yang baik dan kemudian dapat menjadi jiwa dalam
setiap gerak dalam kehidupan peserta didik.
Pemahaman mengenai makna karakter sesuai dengan makna
dari Pusat Bahasa Depdiknas bahwa karakter yaitu bawaan, hati,
jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Menurut Tadkiroatun
Musfiroh (2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap
(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan
keterampilan (skills).
Menurut Samsuri (2012: 47) tujuan pembelajaran PKn
merupakan wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang
diharapkan dapat diwujudkn dalam kehidupan sehari-hari siswa,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga
Negara dan makhluk ciptakaan Tuhan yang yang Maha Esa.
Sementara menurut Sofhian&Gatara (2011 : 6) Pendidikan
kewarganegaraan adalah proses pendewasaan bagi warga Negara
Dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran dan pelatihan
sehingga terjadi perubahan pada warga Negara terebut dalam hal
pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bersifat kritis dan
emansipatoris.
Pendidikan Kewaganegaraan merupakan program
pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas
dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positive influence
pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya itu
diproses untuk melatih pelajar-pelajar berfikir kritis, analitis,
dan UUD 1945. Menurut UU No.2 Tahun 1989 PKn merupakan
usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara serta
pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
2) Membentuk warga masyarakat yang taat hukum
Guru – guru PKn MAN Wonogiri ketika menjelaskan
materi-materi tentang konstitusi, maka guru-guru tidak lupa
menjelaskan konstitusi di tingakatan yang terendah sekalipun
seperti peraturan - peraturan madrasah untuk ditaati, belajar
disiplin, mentaati peraturan Madrasah merupakan wujud terkecil
mentaati konstitusi atau hukum di negeri ini mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Selain itu mata pelajaran PKn merupakan bidang kajian
interdisipliner, artinya materi keilmuwan kewarganegaraan
dijabarkan dari beberapa disiplin ilmu antara lain ilmu politik, ilmu
negara, ilmu tata negara, hukum, sejarah, ekonomi, moral dan
memegang peranan penting dalam membentuk warga negara yang
baik yang sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi negara
republik Indonesia.
Kalau dibandingkan dengan pendapat ( Maftuh dan Sapriya,
2005: 321 ) maka ada relevansi yang jelas bahwa Pendidikan
kewarganegaraan sebagai pendidikan hukum, yang berarti program
pendidikan ini diarahkan untuk membina siswa sebagai warga
negara yang memiliki kesadaran hokum yang tinggi, yang
menyadari akan hak dan kewajibannya, dan yang memiliki
kepatuhan terhadap hukum yang tinggi.
3) Membentuk jiwa nasionalisme
Pendidikan kewarganegaraan menanamkan nilai-nilai cinta
tanah air, moralitas, dan jiwa kebangsaan yang menjadi identitas
dan karakter bangsa dalam mencapai integritas bangsa, dijadikan
sebagai dasar yang kuat dan kokoh untuk mengembangkan dan
membina kepribadian pada generasi muda bahkan setiap warga
negara Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan mengembangkan
nilai-nilai dan mendorong kesadaran terhadap hak dan kewajiban
warga negara serta mengimplementasikannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Gruru PKn MAN
Wonogiri sudah pasti selalu menanamkan jiwa nasionalimse pada
pembiasaan di sekolah seperti setiap hari senin dan hari – hari besar
nasional lainya diadakan upacara bendera merah putih,
Membentuk rasa nasionalisme yang kuat pada peserta didik
menjadi keharusan bagi setiap guru PKn, nasionalisme yang kuat
dapat diwujudkn dengan adanya cinta tanah air, menjunjung tinggi
martabat bangsa, menjaga keutuhan negra kesatuan republik
Indonesia. Pembelajaran PKn di Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri
selalu mengedepankan tertanamnya nasionalisme yang tinggi pada
peserta didik, PKn mempunyai peran tepat dalam memberikan
pendidikan nasionalisme tinggi.
PKn dimaskudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta
kesadaran bela negara yang merupakan sikap perilaku warga negara
Indonesia yang dijiwai oleh kecintaanya kepada negara kesatuan
republik Indonesia, pancasila, Undang-undang dasar 1945 guna
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara, ahira (2011)
pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air pada siswa. Dengan demikian
diharapkan rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan melalui pelajaran
b. Materi Pendidikan Kewarganegaraan
Secara garis besar materi PKn yang bersumber dari buku
kurikulum MAN Wonogiri tahun pelajaran 2012/2013 dan pokok
bahasan mata pelajaran PKn dari kelas X sampai dengan kelas XII
dijelaskan bahwa cakupan atau ruang lingkup pendidikan
kewarganegaraan meliputi : Persatuan dan kesatuaan bangsa, Norma,
hukum dan peartutan, Hak asasi manusia, Kebutuhan warga Negara,
Konstitusi Negara, Kekuasaan dan politik, Pancasila, Globalisai
Ruang lingkup tersebut sesuai dengan pendapat
Sofhian&Gatara (2011: 10) menjelaskan cakupan materi pendidikan
kewarganegaraan terdiri dari : Nasionalisme, Pancasila, Negara,
Kewarganegaraan , Konstitusi, Good governance, Hubungan agama
dan Negara, Masyarakat madani, Demokrasi, dan hak asasi manuisa.
Selanjutnya pendidikan kewarganegraan mempunyai kompetensi dasar
yang artinya sebagai seperangkat kemampuan dan kecakapan yng
terukur setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran secara
keseluruhan yang meliputi kemampuan akademik, sikap, dan
keterampilan. Ada tiga kompetensi dasar yang diharapkan : pertama
civic knowledge. Kompetensi ini merupakan kemampuan dan
kecakapan penguasaan pengetahuan yang yang terkait dengan materi
pendidikan kewarganegaraan; kedua civic attitude, yaitu kemampuan
kepekaan sosial, dan kebersamaan; ketiga civic skills yaitu kemampuan
dan kecakapan mengartikulasikan kewarganegaraan seperti
kemampuan berpartisipasi dalam penyelenggaraan demokrasi dan
kebijakan publik (Sofhian 2011: 11 ).
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraa merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibanya untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkara.
c. Metode Pembelajaran PKn
Guru – guru PKn MAN Wonogiri dalam proses
pembelajaran dikelas menggunakan metode ceramah, metode ceramah
dinilai praktis dan mudah dilaksanakan, dengan metode ini guru – guru
PKn menjelaskan materi – materi PKn dengan berceramah tetapi
ceramah di sini tidak mutlak ceramah saja melainkan dengan
terkadang di kombinasi dengan diaadakan tanyajawab. Metode
pembelajaran ceramah merupakan penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Menurut Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai
beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong
timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457),
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk
penyampaian bahan belajar yang berupa informasi.
Guru guru PKn MAN Wonogiri selain menggunakan
metode ceramah juga menggunakan metode diskusi dalam metode
diskusi ini posisi guru menjadi mediator jalannya diskusi, dengan
metode diskusi peserta didik sebagai subyek pembelajaran bukan
obyek dari pembelajaran, maka peserta didik akan lebih merasa senang
dalam metode ini. Dengan metode pembelajaran diskusi ini akan
terjadi proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi
saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara
mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
d. Media Pembelajaran PKn
Penggunakan media pembelajaran oleh guru – guru PKn
MAN Wongiri dimaksudkan untuk lebih mempermudah penjelasan
materi pembelajaran, media yang terkadang dipake yaitu laptop, LCD,
TV, alat-alat ini di gunakan oleh guru untuk dapat membantu dalam
proses pembelajaran PKn kepada peserta didik. Media juga diartikan
suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang
Sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Trini
Prastati (2005: 3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi.
Heinich dan kawan-kawan (1996: 8) mengartikan media sebagai
perantara yang mengantar informasi dari sumber kepada penerima.
Dengan demikian televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar
yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah
tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau
informasi yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka
media itu disebut media pembelajaran.
Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, yang dapat
digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal. Media merupakan komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Azhar
Arsyad (2007: 29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi
empat kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil
teknologi audio visual, media hasil teknologi komputer, dan media
e. Evaluasi Pembelajaran PKn
Evaluasi pembelajaran dilakukan terhadap aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (perbuatan). Melalui
proses penilaian tersebut dapat diukur ketercapaian kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksnakan sehingga dapat diketahui hal
yang harus diperbaiki dan yang harus dipertahanankan. Pada umumnya
proses pembelajaran yang sifatnya non akademik dilakukan dalam
bentuk pengembangan diri, sehingga kurikulum pelaksanaanya tidak
secara ekspilist dibuat. Meski demikian keberhasilan proses non
akademis tersebut dapat dilihat dari prestasi akademis yang dicapai
pesrta didik. Evaluasi pembelajaran mencakup penilaian proses yang
sedang berlangsung dan penilaian hasil.
Evaluasi pembelajaran PKn di MAN Wonogiri dilaksanakan
dengan dua model yaitu evaluasi formatif dan sumatif, evaluasi
formatif dilaksanakan dengan cara guru mengadakan ulangan harian
yaitu setiap satu kompetensi dasar atau satu standar kompetensi
selesai, dan evaluasi sumatif dilaksanakan setiap akhir semester atau
kenaikan kelas
3. Evaluasi Kurikulum PKn
Evaluasi kurikulum merupakan kewenangan kepala Madrasah
untuk melakukan penilaian, perbaikan terkahadp kurikulum yang dipake,
membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan evaluasi kurikulum,
yang dijelaskan oleh kepala yaitu pelaksanaan evaluasi pembelajaran,
seperti meminta RPP untuk dikumpulkan, meminta hasil ulangan harian,
melakukan suversi KBM guru, melaksanakan mid semester dan
semesteran.
Kalau dibandingkan dengan pendapat Sanjaya (2008: 341) maka
berbeda evaluasi kurikulum yang maksud adalah suatu proses
mempertimbangkan untuk memberi nilai dan arti terhadap suatu
kurikulum tertentu (Sanjaya, 2008: 341). Sementara menurut
(Sukmadinata, 2000:173) evaluasi kurikulum adalah sebagai suatu alat
untuk menentukan kebijakan pendidikan pada umumnya, maupun
mengambil keputusan dalam kurikulum, jadi dengan begitu evaluasi
kurikulum dapat disimpulkan sebagai proses memahami, mendapatkan
dan mengumumkan informasi sebagai petunjuk pembuatan keputusan
pendidikan dengan memperhatikan program yang tepat
C. Model Hasil Penelitian yang ditawarkan
Setelah dilakukan pembahasan secara menyeluruh yang
bersumber dari hasilpenelitian di atas ada model yang ditawarkan:
terkaiat penyiapan kurikukulum Pkn, guru PKn belum terlihat maksimal
dalam memunculkan pengkayaan muatan lokal yang berupa pembentukn
sikap, kepribadian mulia, guru juga belum maksimal dalam memberikan
bahasan, model yang ditawarkan harus adanya kordinasi yang baik antara
kepala Madrasah dan guru PKn agar penyiapan kurikulum PKn dapat
dilaksanakn dengan optimal sehingga mampu menterjemahkan visi dan
misi madrasah.
Pelaksanaan pembelajaran PKn, guru PKn dalam membuat RPP
sudah baik tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan kurang berjalan
dengan optimal seperti guru PKn tidak secara optimal dalam
menggunakan media, metode pembelajaran lebih banyak ceramah. Model
yang ditawarkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal
maka guru PKn harus berusaha mengajar sesuai dengan apa yang
direncankan dalam RPP, penggunakan metode secara variatif agar tidak
membosankan, penggunakan media pembelajaran secara optimal agar
memudahkan siswa mencerna pengetahuan yang disampaikan.
Evaluasi kurikulum merupakan upaya atau tindakan nyata yang
dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengetahui apakah pelaksanaan
kurikulum PKn sudah sesuai dengan direncanakan atau belum, dalam hal
kepla sekolah terkesan kurang menguasai dan melakukan proses evaluasi
kurikulum dengan tepat, karena kepala madrasah belum dapat
menjelaskan dan membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan