• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABA IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Madrasah Aliyah ( Studi Situs di MA Negeri Wonogiri ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BABA IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Madrasah Aliyah ( Studi Situs di MA Negeri Wonogiri )."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BABA IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Penyiapan Kurikulum PKn di MAN Wonogiri a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum KTSP merupakan kurikulum yang saat ini masih dipakai

pemerintah, KTSP merupakan sebuah kurikulum operasional pendidikan

yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan.

KTSP disusun oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan

mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan. Di dalam

kurikulum KTSP ini terdiri dari beberapa komponen yaitu program

tahunan, program semester, silabus, RPP, KKM. Seorang guru sebelum

mengajar diwajibkan untuk menyusun perangkat kurikulum tersebut agar

memudahkan dalam proses kegiatan belajar mengajar guru masing -

masing. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) merupakan

kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan, dalam buku kurikulum KTSP Madrasah Aliyah

Negeri Wonogiri dijelaskan sebagaimana berikut :

(2)

berpedoman pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP).

Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri sebagai satuan dasar di lingkungan kementerian agama perlu menyusun kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri yang mengacu pada standar nasional pendidikan. Acuan yang digunakan dalam penyusunan kurikulum ini meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan dan panduan penyusunan kurikulum ini dari badan standar nasional pendidikan. Penyusunan kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Melalui kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri ini diharapakan pelaksanaan program-program pendidikan di madrasah aliyah negeri wonogiri sesuai dengan karakteristik potensi dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, penyusunannya perlu melibatkan seluruh warga madrasah (kepala, Guru, Karyawan, Murid) dan pemangku lain ( komite madrasah, orang tua murid, masyarakat, dan lembaga-lembaga lain) (KTSP MAN 2012 : 1)

Berdasarkan dari hasil studi dokumentasi tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dalam proses

penyusunan kurikulum berdasarkan peraturan sistem pendidikan yang

sudah ada, dalam rangka menerjemahkan dan menindaklanjuti model

kurikulum KTSP, Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri yang merupakan

lembaga pendidikan yang berciri khas ke –Islaman dan mempunyai visi

MAJU ILMU, TINGGI AKHLAK. Bertekad mewujudkan

program-program kegiatan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik potensi dan

kebutuhan peserta didik, untuk itu di dalam menyusun kurikulum sesalu

melibatkan semua warga Madrasah termasuk di dalamnya Komite

(3)

akan ada kritik saran membangun dalam penyusunan kurikulum Madrasah,

dengan begitu kurikulum yang dibuat diharapkan sesuai dengan apa yang

dibutuhkan dan cita-citakan semua warga Madrasah dan Komite dan

tentukan masyarakat pada umumnya.

b. Program Tahunan (Prota)

Program tahunan merupakan rencana penetapan alokasi waktu satu

tahun ajaran untuk mencapai tujuan standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang telah ditetapkan. Program tahunan berikut perangkat

kurikulum lainya sebelum dibuat pihak Madrasah dan juga dari MGMP

terlebih dahulu mengadakan workshop, workshop diadakan dengan tujuan

untuk mempermudah para guru di dalam menyusun kurikulum,

MGMP PKn se karesidenan Surakarta dalam proses pembuatan

kurikulum PKn mempunyai peran dominan, dalam perumusan kurikulum

PKn MGMP se karesidenan Surakarta tetap berdasarkan referensi buku-

buku pokok yang direkomendasikan oleh pemerintah seperti penerbit

erlangga, yudistira sehingga penyusunan MODUL dan LKS pelajaran

PKn yang di susun oleh MGMP menggunakan referensi utama dari kedua

penerbit tersebut. Para guru PKn se karesidenan Surakarta di lingkungan

Madrasah Aliyah menggunakan MODUL dan LKS yang di susun oleh

MGMP, Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri mewajibkan peserta didik

untuk memiliki LKS tersebut hal ini dilakukan karena soal mid atau mid

(4)

penggunakan LKS PKn dinilai sangat praktis. Kemudian terkaiat

pembuatan perangkat kurikulum Nuri Hartono (NH) selaku kepala

madrasah menjelaskan :

Untuk pembuatan Prota, Promes hingga KKM Madarsah pernah

mengadakan workshop di akhir tahun dan awal tahun ajaran baru

diserahkan ke Madrasah. (NH: 21 01.2013. 10:30)

Sumarno (SM) menambahkan tentang pelatihan :

Terkait pembuatan perangkat kurikulum selain ada workshop dari internal Madrasah ada juga workshop MGMP sekaresidenan, workshop kekanwil itu jg ada, workshop di internal sekolah jg sudah ada mas (SM .28.01. 2013. 11.10)

Selanjutnya berdasarkan studi dokumentasi dari Program Tahunan

yang dibuat oleh guru-guru PKn yang pertama Sumarno guru PKn kelas

X untuk alokasi waktu pelajaran PKn dalam satu tahun yaitu 86 jam,

kedua bapak Sukron nugroho guru PKn kelas XI dalam satu tahun yaitu

82 jam, ketiga ibu Nur dwi guru PKn kelas PKn kelas XII dalam satu

tahun yaitu 58 jam (dapat dilihat dilampiran). Selanjutnya proses

pembuatan Prota ini dibuat oleh bapak ibu guru berdasarkan kalender dar

kanwil kemenag yang sudah di olah menjadi kalender madrasah

selanjutnya diserahkan kepada bapak ibu guru untuk dijadikan dasar

pembuatan program tahuan, sebagaimana yang disampaikan oleh Nuri

(5)

Pembuatan program tahunan dan program semester didasarkan pada kalender akademik Kanwil Jawa Tengah, kemudian dari pihak kurikulum mengkomodir kalender tersebut untuk dijadikan kalender Madrasah selanjutnya diserahkan kepada guru - guru untuk dijadikan dasar dalam membuat program tahunan dan program semester masing-masing (NH 21 01.2013. 10: 30)

Jadi sebelum guru membuat perangkat kurikulum pihak madrasah

mengadakan workshop yang biasanya diadakan akhir tahun ajaran di

forum workshop inilah guru mendapat wawasan terkait pembuatan

perangkat kurikulum mulai dari pembuatan prota, promes sampai

pembuatan KKM.

c. Program Semester ( Promes)

Program semester merupakan penjabaran dari program

tahunan. Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam

yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam program

semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan

pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dilakaukan. Berdasarkan

studi dokumentasi dari program semester gasal kelas x sebagai berikut; di

bulan Juli jumlah minggu ada 2 yang efektif 1 yang tidak efektif 1, di

bulan Agustus jumlah minggu ada 5 yang efektif 3 yang tidak efektif 2, di

bulan September jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 0,

di bulan Oktober jumlah minggu ada 5 yang efektif 4 yang tidak efektif 1,

di bulan Nopember jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif

(6)

efektif 4, dengan begitu total jumlah minggu ada 24 yang efektif 16 yang

tidak efektif ada 8, keterangan minggu tidak efektif 1 minggu untuk

MOS, 1 minggu untuk ulangan mid semester gasal, 2 minggu libur hari

raya, 1 minggu ulangan Akhir semester gasal, 1 minggu untuk remedial

dan 2 minggu libur semester gasal.

Selanjutnya berdasarkan studi dokumentasi kelas x semester

genap sebagai berikut; di bulan Januari ada 5 minggu yang efektif 5 yang

tidak efektif 0, di bulan Pebruari ada 4 minggu yang efektif 4 yang tidak

efektif 0, di bulan Maret ada 4 minggu yang efektif 2 yang tidak efektif 2,

di bulan April ada 4 minggu yang efektif 3 yang tidak efektif 1, di bulan

Mei ada 5 minggu yang efektif 5 yang tidak efekif 0, di bulan Juni ada 4

minggu yang efektif 1 yang tidak efektif 3, dengan begitu jumlah total

minggu ada 26 yang efektif ada 20 dan yang tidak efektif ada 6 minggu,

keterangan 6 minggu yang tidak efektif yaitu 1 minggu dipake ulangan

tengah semester genap, 1 minggu dipake ujian akhir madrasah berstandar

nasional, 1 minggu dipake ujian nasional, 1 minggu dipake ujian akhir

semester dan 1 minggu dipake remedial.(dapat dilihat di lampiran)

Hasil studi dokumentasi kelas xi yaitu di bulan juli jumlah

minggu ada 3 yang efektif 3 yang tidak efektif 0, di bulan Agustus jumlah

minggu ada 5 yang efektif 3 yang tidak efektif 2, di bulan September

jumlah minggu ada 4 yang efektif 3 yang tidak efektif 1, di bulan Oktober

(7)

Nopember jumlah minggu ada 5 yang efektif 5 yang tidak efektif 0, di

bulan Desember jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak efektif 4,

dengan begitu total jumlah minggu ada 25 yang efektif 18 dan yang tidak

efektif ada 7, keterangan minggu tidak efektif yaitu ; 1 minggu untuk

ulangan tengah semester, 2 minggu libur hari raya, 1 minggu ulangan

akhir semester, 1 minggu remedial dan 2 minggu libur semester Gasal.

Hasil studi dokumentasi promes kelas xi semester genap adalah

di bulan Januari jumlah minggu ada 4 yang efektif 1 yang tidak efektif 3,

di bulan Pebruari jumlah minggu ada 4 yang efektif 3 yang tidak efektif 1,

di bulan Maret jumlah minggu ada 5 yang efektif ada 4 yang tidak efektif

1, di bulan April jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 1,

di bulan Mei jumlah minggu ada ada 4 yang efektif 3 yang tidak efektif 1,

di bulan Juni jumlah minggu ada 3 yang efektif 2 yang tidak efektif 1,

dengan begitu total jumlah minggu pada semester genap ada 24 yang

efektif 16 yang tidak efektif ada 8, keterangan minggu tidak efektif yaitu;

3 minggu untuk ulangan harian dan remidi, 1 minggu untuk ulangan mid

semester, 1 minggu untuk ujian nasional, 1 minggu untuk ujian madrasah,

1 minggu untuk ulangan semester dan 1 minggu lg untuk cadangan.

Hasil studi dokumentasi program semester gasal kelas xii

adalah di bulan Juli jumlah minggu ada 2, di bulan Agustus jumlah

minggu ada 5, di bulan September ada jumlah minggu ada 4, di bulan

(8)

di bulan desember jumlah minggu ada 4 total jumlah minggu dalam

semester gasal adalah 24 minggu yang efektif ada 16 minggu sedangkan

yang tidak efektif ada 8 minggu, keterangan minggu yang tidak efektif

yaitu; 1 minggu MOPDB, 2 minggu libur hari raya, 1 minggu ulangan

tengah semester, 1 minggu ulangan Akhir semester Gasal, 1 minggu

untuk remedial dan 2 minggu untuk libur semester Gasal.

Hasil studi dokumentasi promes kelas XII pada semester genap

adalah di bulan Januari ada 5 minggu yang efektif 5 yang tidak efektif 0,

di bulan Pebruari jumlah minggu ada 4 yang efektif 4 yang tidak efektif 0,

di bulan Maret jumlah minggu ada 4 yang efektif 2 yang tidak efektif 2,

di bulan April jumlah minggu ada 4 yang efektif 2 yang tidak efektif 2, di

bulan Mei jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak efektif 4, di

bulan Juni jumlah minggu ada 4 yang efektif 0 yang tidak efektif 4

dengan begitu total jumlah minggu dalam semester genap ini yaitu 26

yang efektif 13 dan yang tidak efektif 10, keterangan minggu yang tidak

efektif yaitu; 1 minggu untuk ulangan tengah semester genap, 1 minggu

untuk ujian akhir madrasah berstandar nasional, 1 minggu untuk ujian

nasional dan 10 minggu untuk menanti pengumuman kelulusan.

d. Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan atau

kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi,

(9)

dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus lebih

aplikatif dibandingkan dengan prota dan promes, namun untuk

penyusunan silabus guru tidak perlu membuat lagi karena sudah ada di

dalam buku pelajaran masing-masing. Berdasarkan dari salah satu study

dokumentasi silabus PKn kelas x pada semester gasal dapat diambil

kesimpulan bahwa : Identitas silabus, standar kompetensi, kompetensi

dasar, rumusan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar, dari

kesemuanya point –point dalam silabus sudah dibuat dengan baik dan

sangat aplikatif.

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan program

perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran

untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Berdasarkan studi

dokumentasi RPP PKn di MAN Wonogiri bahwa komponen RPP semua

guru PKn yaitu meliputi :

1) Identitas sekolah

2) Mata pelajaran

3) Semester

4) Alokasi waktu

5) Tahun pelajaran

(10)

7) Kompetensi dasar

8) Indikator

9) Nilai yang dikembangkan.

10) Tujuan pembelajaran

11) Materi Pembelajaran

12) Model Pembelajaran

13) Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran

14) Sumber Pembelajaran

15) Penilaian hasil Pembelajaran.

Dari komponen – komponen RPP tersebut setelah dilakukan

observasi guru PKn tidak secara mutlak menjalankan sesuai dengan apa

yang ditulis dalam RPP contoh sumber pembelajaran di dalam RPP

dicantumkan Penerbit Erlangga, yudistira, platinum, modul PKn dari

sekian buku referensi yang dipake hanya MODUL PKn yang berupa LKS

yang dibuat oleh MGMP se karesidenan Surakarta, kemudian di dalam

RPP mencantumkan bermacam – macam model pembelajaran tetapi

dalam prakteknya guru lebih sering menggunakan model ceramah, Tanya

jawab saja. Evaluasi dalam RPP ini dilaksanakan pada saat pembelajaran

berlangsung dengan cara Tanya jawab, aktivitas selama diskusi dan

pengerjaan tugas – tugas, tekhnik tes tertulis, tetapi bapak ibu guru PKn

(11)

f. Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM)

Kriteria Ketuntasan minimum atau KKM merupakan tingkat

pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran.

Penetapan KKM perkompetensi dasar (KD) mata pelajaran ini

mempertimbangkan tingkat esensial KD untuk mencapai standar

kompetensi (SK), tingkat kerumitan dan kesulitan (kompleksitas) per KD

untuk dicapai oleh siswa, tingkat kemampuan rata-rata (intake) siswa

madrasah dalam mencapai KD dan ketersediaan sumber daya pendukung

madrasah (tenaga, sarana, pendidikan), sementara untuk bapak ibu guru

mapel PKn setelah merumuskan 4 unsur cara penentuan KKM PKn maka

para guru PKn dari kelas X, XI, XII akhirnya menentukan KKM PKn di

Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri sebesar 7,5.

Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa

proses penyiapan kurikulum PKn didasarkan pada kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP), agar proses kegiatan belajar mengajar dapat

berjalan dengan efektif dan efesien sesuai dengan sudah direncanakan

MAN.

(12)

2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn a. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran PKn bertujuan menyampaikan ilmu pengetahuan

kepada peserta didik agar menjadi pandai dan mempunyai perilaku atau

karakter yang mulia sehingga pada saatnya nanti hidup bermasyarakat

dapat menjadi warga yang baik, saling menghormati, saling membantu

sesama, kemudian pendidikan kewarganegaraan mempunya tujuan yang

mulia dalam proses pembentukan siswa menjadi warga Negara yang baik,

saling menghargai, saling menghormati dapat hidup berdampingan

dengan kenekargamaan yang ada, taat hukum, cerdas, kreatif dan

bertanggungjawab, dalam hal sesuai dengan tujuan pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan yang ada pada buku kurikukulum MAN

Wonogiri tahun pelajaran 2012/2013 yaitu :

Pelajaran Pendidikan kewarganegraaan ini bertujuan agar peserta memiliki kemampuan berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarajat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi, membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangs lainya, dan berinteraksi dengan bangsa bangsa lain dalam percaturan dunia (KTSP MAN 2012: 11)

Dalam buku kurikulum KTSP MAN Wonogiri komponen mata

Pelajaran terdiri dari lima kelompok mata pelajaran, PKn disini masuk

(13)

kelompok mata pelajaran ini dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran

dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan

kualitas dirinya sebagai manusia. Keaadaran dan wawasan meliputi

wawasan kebangsaan, jiwa dan pariotisme bela Negara, penghargaan

terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemuakan social, ketaatan pada

hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi,

kolusi, dan nepotisme

Dari data studi dokumentasi tersebut dapat disimpulkan bahwa

mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan mempunyai peranan yang

besar dalam turut serta menanamkan pribadi peserta didik yang cerdas,

disipilin, terampil dalam berinteraksi dengan masyarakat, lebih lanjut yang

terpenting adalah mencetak kepribadian yang berkarakter mulia, peserta

didik diharapakan kelak mampu menjadi warga negara yang baik dan taat

hukum. Lebih lanjut Nuri selaku kepala sekolah menjelaskan semua guru

diharapkan mengajarkan mapelnya masing-masing agar dapat memasukan

nilai-nilai Islam satu misal di mata pelajaran PKn ada pembahasan

nasionalisme maka guru diharapkan dapat memberikan dalil contohnya

hubul wathon minal iman. Selanjuta terkait tujuan pembelajaran PKn Nur

Dwi guru PKn menjelaskan:

(14)

menjadi warga negara yang sadar hukum, jadi saya sebagai guru ya berusaha untuk mengajarkan yang terbaik bagi para peserta didik mas.(ND. 28.01. 2013. 10. 45)

Hal yang senada juga di sampaikan oleh guru PKn yang juga Waka

Kesiswaan :

Tujuan pembelajaranya adalah membentuk kepribadian anak agar menjadi warga negara yang baik dan taat hukum dan mempunyai karakter yang mulia mas. (SM 28.01. 2013 .11.10)

Terkait tujuan pembelajaran Syukron Nugroho (SN) juga menjelaskan :

Bahwa PKn mempunyai tujuan yang harus disesuaikan dengan kompetensi dasarnya masing-masing, salah satunya mengajarkan kepada peserta didik mengetahui hubungan antar negara, perjanjian internasioanl yang itu berkaitan kognitif, kalau dulu waktu masih PMP itu lebih banyak aspek pendidikn moral jadi lebih banyak ke afektif mas, namun walau dengan demikian apapun KD nya PKn harus mengedapankan pendidikan karakternya mas. (SN.29.01.2013.09.15.)

Lutfiana siswi kelas 12 juga menjelaskan :

Tujuan PKn menurut yang saya tahu ya pak, yaitu mengajarkan tentang nasionalisme, perundangan, dan yang paling diutamakan saat ini pendidikan karakter yaitu bagaimana siswa itu menjadi warga negara yang baik.(SW.18. 02. 2013. 12.15)

Agus Ayub siswa kelas 11 juga turut menjelaskan :

Kalau meurut saya secara keseluruhan pak yatu untuk menegakan perundangan agar kita memamhi dan mentaati perundang-undangan yang ada dan juga mengajarkan kepada siswa agar mempunyai perilaku yang mulya pak. (SW.18.01.2013.12.16)

Waka Kurikulum menambahkan :

(15)

Madrasah sehingga di dalam Asrama anak-anak akan dapat dikontrol, dibiasakan disipilin dan akan mendapat pelajaran-pelajaran tambahan. Itu dilakukan dalam rangka menunjang visi misi madrasah. (SR 22.02.2013.09.15)

Dari hasil wawancara di atas terkait tujuan pembelajaran PKn

dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan upaya

pedagogis dalam membentuk warga negara yang baik, yakni memiliki

penalaran moral untuk bertindak atau tidak bertindak dalam urusan publik

maupun pribadi. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan tidak bisa

dilepaskan dari perspektif moralitas dan keutuhan pembangunan karakter

warga negara. Jadi lebih jelas bahwa pendidikan kewarganegaraan

memerlukan dasar akademik yang kuat dalam materi seperti pemerintahan,

kewarganegaraan, dan sejarah kebangsaan, di samping

kecakapan-kecakapan sosial seperti pendidikan karakter.

b. Materi PKn

Berdasarkan sumber dari buku kurikulum MAN Wonogiri

tahun pelajaran 2012/2013 dijelaskan bahwa cakupan atau ruang lingkup

pendidikan kewarganegaraan yaitu :

1) Persatuan dan kesatuaan bangsa

2) Norma, hukum dan peartutan

3) Hak asasi manusia

4) Kebutuhan warga negara

(16)

6) Kekuasaan dan politik

7) Pancasila

8) Globalisasi

Sedangkan berdasarkan studi dokumentasi dari buku referensi

untuk kelas X semester genap yang berupa buku LKS Modul yang

diterbitkan oleh MGMP PKn eks Karesidenan Surakarta di semester

ini ada tiga bab yang pertama

1) Hubungan dasar negara dengan konstitusi

- Dasar Negara

- Konstitusi

- Hubungan dasar negara dengan konstitusi

- Substansi konstitusi negara

- Kedudukan pembukaan Undang-undang Dasar 1945,

- Makna pembukaan UUD 1945

- Pokok pikiran UUD 1945

2) Persamaan kedudukan warga negara

- Pengertian warga negara, penduduk, dan warga negara asing

- Kewarganegaraan menurut no. 12 tahun 2006.

3) Sistem politik di Indonesia

(17)

- Suprastruktur dan infrastruktur politik

- Perbedaan sistem politik

- Peran serta masyarakat dalam sistem politik

Sementara itu Sumarno selaku guru PKn kelas X juga menjelaskan :

Untuk cakupan materi karena saya mengajar kelas 10 itu ada Hakikat Bangsa dan Negara, Kewarganegaraan, Sistem Politik, Dasar Negara dan Konstitusi dll. (SM.28.01. 2013 .11.30)

Mencermati pokok dan subpokok pembahasan pada pelajaran

PKn kelas X dapat disimpulkan bahwa tema – tema yang diajarkan

terfokus pada pembahsan mengenai dasar hukum negara dan sistem politik

Indonesia, dalam hal ini materi pembelajaran tidak membahas tentang

pendidikan budi pekerti atau pendidika karakter dan terkesan lebih pada

ranah kognitif saja, namun demikian sesuai hasil observasi pada Pak

Sumarno selalu membawa setiap materi pada penekanan pembentukan

sikap dan karakter yang mulia hal ini dilakukan agar peserta didik langsung

bisa merasakan manfaat pada materi yang diajarkan. Contoh saat Pak

Sumarno menjelaskan terkait hukum atau konstitusi negara maka Pak

Marno selalu membawa pada wilayah hukum atau peraturan madrasah

yang harus di taati oleh semua peserta didik karena menaati peraturan

madrasah merupakan wujud dari menaati hukum atau konstitusi yang ada

(18)

Materi PKn kelas XI dari semester gasal sampai genap yang

buku referensinya menggunakan buku terbitan Erlangga dan LKS MODUL

dari MGMP PKN eks Karesidenan Surakarta adapun materi PKn di kelas

XI ini mengajarkan tentang :

1) Hubungan internasional dan organisasi internasional

- Pengertian hubungan internasional

- Arti pentingnya hubungan internasional

- Sarana-sarana hubungan internasonal bagi suatu negara

- Tahap-tahap perjanjian internasional

- Fungsi perwakilan diplomatik

- Peranan organisasi internasional dalam meningkatkan

hubungan internasional

- Kerjasama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi

Indonesia

2) Sistem hukum dan peradilan internasional

- Sistem hukum internasional

- Pengertian hukum internasional

- Asal mula hukum internasional

- Hukum internasional dalam arti modern

- Asas-asas hukum internasional

(19)

- Subjek hukum internasional

- Hubungan hukum internasional dengan hukum nasional

- Proses ratifikasi hukum internasional menjadi hukum nasional

Peradilan internasional

3) Menghargai keputusan Mahkamah Internasional

Mencermati pokok dan subpokok pembahasan materi kelas XI

pada semester genap ini semua materi menjelaskan tentang hubungan

dan hukum-hukum internasional, pada materi ini juga terkesan tidak

menyinggung tentang pendidikan karakter, materi lebih mengarah pada

ranah kognitif saja.

Selanjutnya Nur Dwi selaku guru PKn kelas 11 dan 12 menjelaskan :

Cakupan materi, untuk materi kelas 12 karena saya mengajar kelas tersebut, saya rasa kok kurang memuat aspek karakternya mas, tidak banyak dibandingkan dengan kurikulum yang dulu, jadi cakupanya seperti tentang globalisasi, pers, pancasila sebagai idiologi terbuka, muatan moralnya kurang, apalagi kelas xi itu kurang, contoh seperti hubungan internasionl, jd aspek pendidikan karakternya kurang.(ND .28 j.01.2013 .10.48)

Kemudian untuk materi kelas XII berdasarkan buku- buku dan

LKS yag di pake yaitu :

1) Pancasila sebagai idiologi

(20)

- Pancasila sebagai idiologi terbuka

- Pancasila sebagai sumber nilai

- Pancasila sebagai paradigma pembanguan

- Sikap positif terhadap nilai – nilai pancasila

- Perilaku konstitusional dalam hidup berbangsa dan bernegara

2) Sistem pemerintah Indonesia

- Sistem pemerintahan

- Sistem pemerintahan bernegara

3) Pers dalam kehidupan masyarakat demokratis

- Pers Indonesia dalam masyarakat demokratis

- Kode etik jurnalistik dan pers yang bebas dan

bertanggungjawab

- Kebebasan pers

- Menulis berita aktual untuk dipublikasikan

- Pemanfaatan media massa dalam kehidupan sehari-hari

Dari hasil studi dokumentasi dan wawancara terkait materi PKn

dapat disimpulkan bahwa pokok dan subpokok pembahasannya membahas

tentang pancasila, sistem pemerintahan Indonesia dan pers dalam peranya

mendukung demokrasi, materi tersebut di atas juga kurang memuat aspek

pendidikan karakter, pembentukan akhlak, budi pekerti. Dengan begitu

(21)

para guru PKn berusaha untuk menyisipkan pesan-pesan pendidikan

karakter pada peserta didik hal ini karena adanya keharusan menerapkan

kurikulum yang berkarakter sedangkan pelajaran PKn merupakan pelajaran

yang sangat dekat dan sarat dengan nilai-nilai positif, budi pekerti luhur

untuk menjadikan peserta didik dan warga madrasah yang baik, taat hukum

yang kelak akan menjadi bagian masyarakat yang baik.

a. Metode Pembelajaran PKn

Metode pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran

yang harus dikerjakan guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran

dengan efektif dan efisien. Mencermati RPP para guru PKn disini mereka

dalam mengajar menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan,

diskusi dan jigsaw tetapi berdasarkan dari hasil observasi para bapak/ibu

guru PKn dalam mengajar mereka lebih sering menggunkan metode

konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan terkadang diskusi. Hal

tesebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh bapak/ibu guru dan

komentar siswa MAN Wonogiri sebagai berikut: Sukron guru PKn kelas

XI menjelasakan :

Saya dalam menggunakan metode ya yang pasti metode ceramah, kadang-kadang tanya jawab, diskusi, penugasan, diskusi aja anak-anak kurang tertarik. (SN. 28 .01.2013. 10. 50)

Kemudian Sumarno menjalaskan dalam penggunakan metode

(22)

Untuk metode saya menggunakan ceramah bervariasi jadi di tengah-tengah ceramah kita selingi dengan tanya jawab, kemudian saya kadang menggunakan jigsaw, penugasan, dan diskusi yang mana setiap kelas setiap kelas sudah terbagi ada 4 kelompok ada juga yang 5 kelompok (SM. 28.01. 2013.11.10)

Ivan siswa kelas 10 menjelaskan :

Didalam mengajarkan PKn pak guru menggunakan metode ceramah,tanya jawab, dan terkadang diskusi kelompok juga pak. (SW. 81. 02, 13.12.20.)

Selanjutnya dari hasil observasi kelas bapak ibu guru dalam

menjelaskan tema-tema dalam materi PKn tidak sama persis dengan apa

yang sudah ditulis dalam RPP masing-masing:

Praktek di lapaangan, bapak ibu guru PKn tidak semua metode yang telah ditulis di dalam RPP digunakan dalam mengajar, tetapi lebih banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, guru beralasan dalam penggunaan metode yang terpenting dalam materi dalam tersampaikan dengan baik dan dapat diterima, dipahami peserta didik.

Kemudian materi PKn terkesan lebih menekankan pada pengetahuan

kognitif seperti pembahasan dasar negara, hubungan internasional, sistem

politik maka, Guru PKn untuk menekankan penanaman karakter peserta

didik dengan cara introspeksi diri contoh ketika guru menjelaskan tentang

hukum negara atau hubungan internasional maka guru meminta peserta

didik untuk melakukan introspeksi diri seperti : apakah peserta didik sudah

merasa menaati peraturan madrasah atau belum? Apakah peserta didik

(23)

baik, maka menaati peraturan madrasah dan menjalin hubungan dengan

sesama dengan baik tersebut merupakan bagian terkecil dari menaati

hukum negara kita dan menjalin hubungan dengan baik.

b. Media Pembelajaran

Pemahaman media pembelajaran di sini merupakan seluruh alat

dan bahan yang dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, media

pembelajaran selain berfungsi sebagai penjelas suatu konsep juga berfungsi

sebagai daya tarik tersendiri bagi peserta didik. Melalui media

pembelajaran, proses pembelajaran akan berlansung lebih menarik dan

menyenangkan sehingga peserta didik akan mendapatkan gambaran yang

lebih jelas mengenai materi yang sedang dipelajari. Media pembelajaran

merupakan seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk

mempermudah pelaksanaan tujuan pendidikan. Namun berdasarkan hasil

studi dokumentasi berupa RPP guru PKn bapak/ibu guru PKn tidak

mencantumkan penggunaan media pembelajaran di dalam RPPnya tetapi

berdasarkan hasil wawancara bapak/ibu guru menjelaskan terkait media

pembelajaran PKn yang dipakai menurut Nur Dwi yaitu :

Dalam saya mengajar saya menggunakan media pembelajaran berupa buku paket, LKS, laptop /LCD mas. (ND.28.01.2013.10. 48)

Kemudian Sumarno dalam penggunaan media pembelajaran juga

(24)

Untuk media, saya gunakan studi kasus materi yang ada dalam kehidupan, studi lapangan untuk memahami peradilan kita bawa ke pengadilan kebetulan lokasinya berdekatan agar anak bisa langsung memahami tentang proses peradilan. (SM.28.01. 2013 .11.10

Selanjutnya menurut observasi peneliti bahwa :

secara umum bapak dan ibu guru pelajaran PKn tidak setiap mengajar menggunakan laptop, LCD tetapi materi di sampaikan dengan konvesional.

Berdasarkan pengertian media dan penjelasan bapak/ibu guru PKn

tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kesalahpahaman dalam mengartikan

media pembelajaran dengan sumber pembelajaran karena kalau buku, LKS

itu tergolong sumber pembelajaran sedangkan yang dimaksud dengan

media pembelajaran itu adalah alat-alat yang dapat diapake untuk mencapai

tujuan pembelajaran dalam hal Laptop, LCD dll. Selanjut menurut hasil

studi dan wawancara juga bapak – ibu guru terutama untuk kelas X tidak

menggunakan buku utama tapi menggunakan LKS MODUL saja dengan

alasan lebih praktis.

c. Evaluasi Pembelajaran PKn

Evalauasi pembelajaran merupakan suatu proses memberikan

pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan.

Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan observasi pelaksanaan RPP PKn

rata-rata bapak / ibu guru didalam evaluasi pembelajaran dilakukan selama

(25)

lebih ditekankan melalui kegiatan tanya jawab, aktifitas diskusi, teknik tes

tertulis, bentuk instrument tes tertulis. Hal ini sesuai dengan yang

sampaikan oleh Sumarno :

Untuk evaluasi pembelajaran selain dengan cara tanya jawab di setiap pertemuan, kita juga mengadakan ulangan terprogram dengan cara mengadakan ulangan harian, tes mid semester dan mid semester dari model – model test tersebut maka akan diketahui tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. (Sm.30.01.2013.11.45)

Kepala Madrasah Drs. H. Nuri Hartono juga menjelaskan :

Dalam rangka proses evaluasi pembelajaran saya mewajibkan semua guru untuk menyetorkan hasil ulangan harian mereka untuk saya analisis, kemudian selain itu kita adakan tes tengah semester dan yang terakhir ulangan akhir semester.(NH.30.02.11-45)

Sukron juga menambahkan :

Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, juga dengan cara supervise, jadi kemarin saya mengajar disupervisi pak kepala, lalu pak kepalah menilai cara mengajar saya dan RPP saya kemudian disitu ada saran dan kritik misalnya kemarin saya menerangkan dasar-dasar Negara lalu pak kepala menyarankan agar memasukan dasar-dasar ke-Islamannya. (SN.28.01. 2013.11.10)

Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan wawancara dapat di-

ambil kesimpulan bahwa guru selalu mengadakan evaluasi pembelajaran

pada saat sedang berlangsung dan di akhir pembelajaran baik yang berupa

tanya jawab atau dalam bentuk penugasan, selanjutnya dikuatkan dengan

hasil observasi bahwa guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran

(26)

pembelajaran dengan metode tanya jawab, evaluasi juga dilaksanakan

dengan mengadakan ulangan harian setiap selesai penjelasan pokok

pembahasan, guru selalu mencatat nilai – nilai hasil evaluasi dan yang pasti

selain evaluasi formatif juga tentunya mengadakan evaluasi sumatif (mid

dan semesteran), contoh dalam daftar nilai siswa kelas XII yaitu:

Dalam daftar tersebut ditulis nomer, nama siswa, nilai kognitif yang meliputi : nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai mid dan nilai UAS, selanjutnya nilai psikomotorik dan nilai afektif yang berupa huruf abjad. (dapat dilihat dilampiran)

kemudian dari pihak kepala madrasah untuk mengetahui dan

mengevaluasi kemampuan guru dalam mengajar, kepala madrasah juga

mengadakan supervisi kelas bagi semua guru.

3. Evaluasi Kurikulum PKn

Setelah melaksanakn penyusunan kurikulum KTSP dan pelaksanaan

pembelajaran maka untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan suatu

program maka harus diadakan program evaluasi kurikulum, berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala Madrasah H.Nuri Hartono mengenai evaluasi

kurikulum beliau menjelaskan :

(27)

Jadi terkait evaluasi kurikulum, bahwa semua dewan guru setiap masuk

ajaran guru diwajibkan mengumpulkan perangkat kurikulum mulai dari

program tahunan, program semester, kalender pendidikan, silabus, RPP,

KKM. Setelah guru mengumpulkan perangkat kurikulum masing-masing yang

pertama dilakukan oleh kepala madrasah adalah membuat tim pengembang

yang berfungsin membantu kepala sekolah dalam melaksanakan supervise

kelas, kedua kepala madrasah mewajibkan kepada guru mengirimkan nilai

ulangan harian, ketiga mengadakan mid semester dan yang keempat yang

menurut beliau inti dari evaluasi yaitu mengadakan ulangan akhir semester.

Berdasarkan hasil penjelasan kepala Madrasah tersebut diatas dapat di

simpulkan bahwa kepala Madrasah belum bisa membedakan antara evaluasi

pembelajaran dengan evaluasi kurikulum. Karena yang diterangkan oleh

kepala tersebut bukan evaluasi kurikulum tetapi evaluasi pembelajaran.

Evaluasi kurikulum adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh kepala

Madrasah untuk mengetahui apakah sudah sesuai antara perangkat kurikulum

yang dibuat oleh guru PKn dengan realitas dilapangan, apakah kurikulum

Yang dibuat Guru PKn sudah mencerminkan visi misi Madrasah, untuk itu

menurut kesimpulan yang dapat diambil bahwa pelaksanaan evaluasi

(28)

B. Pembahasan

1. Penyiapan Kurikulum PKn di MAN Wonogiri

Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan suatu

ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang

paling dekat dengan pembelajaran yaitu sekolah dan satuan pendidikan.

Dengan berpijak pada panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan,

sekolah diberi keleluasaan untuk merancang, mengembangkan dan

mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi

dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah.

Kurikulum mempunyai beberapa komponen penting menurut

Fred C. Lunenburg 2011 bahwa kurikulum paling tidak mempunyai 3

komponen penting yaitu tujuan, muatan, atau isi bahan ajar, dan

pengalaman belajar. Para pengembang kurikulum sudah semestinya

memperhatikan komponen apa yang harus ada dalam kurikulum. Fred C

Lenenburg mencoba menggabungkan dan menghubungkan ketiga

komponen tersebut menggunakan model kurikulum klasik Tyler.

Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri dalam penyiapan atau perencanaan

kurikulum, termasuk didalamnya kurikulum PKn Madrasah mengadakan

workshop tentang perencanaan kurikulum, dari workshop tersebut

guru-guru mendapat penjelasan dan pemahaman tentang bagaimana

(29)

Mata Pelajaran MGMP PKn se-karesidenan surakarta juga mengadakan

workshop pembuatan kurikulum PKn.

Setelah para guru PKn MAN Wonogiri mengikuti workshop

maka, guru diwajibkan segera membuat program tahunan, program

semester, silabus, RPP dan KKM. Pembuatan perangkat kurikulum

tersebut dimaksudkan untuk dapat dijadikan pedoman guru selama dalam

mengajar selain itu juga menjadi bentuk implementasi dari visi misi

Madrasah, setelah guru membuat perangkat administrasi kurikulum

tersebut maka perangakat tersebut diserahkan ke Kepala Madrasah untuk

dapat dikoreksi.

Dibandingkan dengan pendapat Zainal (2012: 122) maka ada

keseuaiannya yaitu Setiap program pembelajaran dilaksanakan dalam

kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun atau satu semester. Dalam

kurun waktu tersebut, seorang pendidik harus menyusun program

pembelajarannya sehingga tergambar dengan jelas kegiatan pembelajaran

yang akan dijalani. Program tahunan atau program semester berisi

identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan daftar kompetensi dasar

yang dicapai serta alokasi waktu untuk masing-masing kompetensi dasar,

komponen-komponen tesebut diambil dari hasil proses desain

pembelajaran yang telah dilakukan.

Kemudian menurut Mulyasa (2003: 183). Program tahunan

(30)

dikembangkan oleh guru. Dipertegas oleh Muslich (2007:44) program

tahunan adalah rencana umum pembelajaran mata pelajaran setelah

diketahui kepastian jumlah jam pelajara efektif dalam satu tahun, program

tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun

pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan

program-program berikutnya, yakni program-program semester, silabus, dan rencana

pelaksanaan pembelajaran.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rohman (2012: 124) RPP

merupakan perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan

pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Sementara

rencana pelaksanaan pembelajaran RPP masih menurtut Zainal Arifin

(2012: 126) merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisiran pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yag

ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup

rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang

terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali

pertemuan atau lebih. Saat ini pendidikan karakter semakin menjadi

perhatian pemerintah dan masyarkat. Pengembangan pendidikan karakter

bukan hanya wacana, tetapi harus diimplementasikan. Implementasi

pendidikan karakter di sekolah salah satunya dapat dilakukan melalui

pengintegrasian dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran, di mana

(31)

setiap pelajaran dikembangkan, dieksplisitkan, dan dikaitkan dengan

konteks kehidupan sehari-hari.konsekuensi logis dari pengintegrasian

pendidikan karakter dalam pembelajaran maka setiap guru dituntut dapat

membuat RPP yang berkarakter dimana nilai-nilai pendidikan karakter

dimasukan dalam pelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn a. Tujuan Pembelajaran Pkn

1) Pembentukan karakter yang mulia

Terbentuknya sikap atau karakter peserta didik yang mulia

menjadi salah satu tujuan terpenting bagi Madrasah Aliyah Negeri

Wonogiri, munculnya berbagai macam tindakan kenakalan remaja

akhir- akhir ini menunjukan kemunduran moral a nak bangsa

Indonesia, untuk itu MAN Wonogiri menjadikan proses

pembentukan karakter peserta didik sebagai tujuan utama. Sehingga

dengan terbentuknya sikap yang mulai dalam hal apapun seperti

berbicara, tingkahlaku, berpakaian maka peserta didik akan tebiasa

dengan hal – hal yang baik dan kemudian dapat menjadi jiwa dalam

setiap gerak dalam kehidupan peserta didik.

Pemahaman mengenai makna karakter sesuai dengan makna

dari Pusat Bahasa Depdiknas bahwa karakter yaitu bawaan, hati,

jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

(32)

berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Menurut Tadkiroatun

Musfiroh (2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap

(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan

keterampilan (skills).

Menurut Samsuri (2012: 47) tujuan pembelajaran PKn

merupakan wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai

luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

diharapkan dapat diwujudkn dalam kehidupan sehari-hari siswa,

baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga

Negara dan makhluk ciptakaan Tuhan yang yang Maha Esa.

Sementara menurut Sofhian&Gatara (2011 : 6) Pendidikan

kewarganegaraan adalah proses pendewasaan bagi warga Negara

Dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran dan pelatihan

sehingga terjadi perubahan pada warga Negara terebut dalam hal

pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bersifat kritis dan

emansipatoris.

Pendidikan Kewaganegaraan merupakan program

pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas

dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positive influence

pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya itu

diproses untuk melatih pelajar-pelajar berfikir kritis, analitis,

(33)

dan UUD 1945. Menurut UU No.2 Tahun 1989 PKn merupakan

usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan

kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara serta

pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara

yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

2) Membentuk warga masyarakat yang taat hukum

Guru – guru PKn MAN Wonogiri ketika menjelaskan

materi-materi tentang konstitusi, maka guru-guru tidak lupa

menjelaskan konstitusi di tingakatan yang terendah sekalipun

seperti peraturan - peraturan madrasah untuk ditaati, belajar

disiplin, mentaati peraturan Madrasah merupakan wujud terkecil

mentaati konstitusi atau hukum di negeri ini mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya

untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan

berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Selain itu mata pelajaran PKn merupakan bidang kajian

interdisipliner, artinya materi keilmuwan kewarganegaraan

dijabarkan dari beberapa disiplin ilmu antara lain ilmu politik, ilmu

negara, ilmu tata negara, hukum, sejarah, ekonomi, moral dan

(34)

memegang peranan penting dalam membentuk warga negara yang

baik yang sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi negara

republik Indonesia.

Kalau dibandingkan dengan pendapat ( Maftuh dan Sapriya,

2005: 321 ) maka ada relevansi yang jelas bahwa Pendidikan

kewarganegaraan sebagai pendidikan hukum, yang berarti program

pendidikan ini diarahkan untuk membina siswa sebagai warga

negara yang memiliki kesadaran hokum yang tinggi, yang

menyadari akan hak dan kewajibannya, dan yang memiliki

kepatuhan terhadap hukum yang tinggi.

3) Membentuk jiwa nasionalisme

Pendidikan kewarganegaraan menanamkan nilai-nilai cinta

tanah air, moralitas, dan jiwa kebangsaan yang menjadi identitas

dan karakter bangsa dalam mencapai integritas bangsa, dijadikan

sebagai dasar yang kuat dan kokoh untuk mengembangkan dan

membina kepribadian pada generasi muda bahkan setiap warga

negara Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan mengembangkan

nilai-nilai dan mendorong kesadaran terhadap hak dan kewajiban

warga negara serta mengimplementasikannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Gruru PKn MAN

Wonogiri sudah pasti selalu menanamkan jiwa nasionalimse pada

(35)

pembiasaan di sekolah seperti setiap hari senin dan hari – hari besar

nasional lainya diadakan upacara bendera merah putih,

Membentuk rasa nasionalisme yang kuat pada peserta didik

menjadi keharusan bagi setiap guru PKn, nasionalisme yang kuat

dapat diwujudkn dengan adanya cinta tanah air, menjunjung tinggi

martabat bangsa, menjaga keutuhan negra kesatuan republik

Indonesia. Pembelajaran PKn di Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri

selalu mengedepankan tertanamnya nasionalisme yang tinggi pada

peserta didik, PKn mempunyai peran tepat dalam memberikan

pendidikan nasionalisme tinggi.

PKn dimaskudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta

kesadaran bela negara yang merupakan sikap perilaku warga negara

Indonesia yang dijiwai oleh kecintaanya kepada negara kesatuan

republik Indonesia, pancasila, Undang-undang dasar 1945 guna

menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara, ahira (2011)

pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana untuk

menumbuhkan rasa cinta tanah air pada siswa. Dengan demikian

diharapkan rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan melalui pelajaran

(36)

b. Materi Pendidikan Kewarganegaraan

Secara garis besar materi PKn yang bersumber dari buku

kurikulum MAN Wonogiri tahun pelajaran 2012/2013 dan pokok

bahasan mata pelajaran PKn dari kelas X sampai dengan kelas XII

dijelaskan bahwa cakupan atau ruang lingkup pendidikan

kewarganegaraan meliputi : Persatuan dan kesatuaan bangsa, Norma,

hukum dan peartutan, Hak asasi manusia, Kebutuhan warga Negara,

Konstitusi Negara, Kekuasaan dan politik, Pancasila, Globalisai

Ruang lingkup tersebut sesuai dengan pendapat

Sofhian&Gatara (2011: 10) menjelaskan cakupan materi pendidikan

kewarganegaraan terdiri dari : Nasionalisme, Pancasila, Negara,

Kewarganegaraan , Konstitusi, Good governance, Hubungan agama

dan Negara, Masyarakat madani, Demokrasi, dan hak asasi manuisa.

Selanjutnya pendidikan kewarganegraan mempunyai kompetensi dasar

yang artinya sebagai seperangkat kemampuan dan kecakapan yng

terukur setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran secara

keseluruhan yang meliputi kemampuan akademik, sikap, dan

keterampilan. Ada tiga kompetensi dasar yang diharapkan : pertama

civic knowledge. Kompetensi ini merupakan kemampuan dan

kecakapan penguasaan pengetahuan yang yang terkait dengan materi

pendidikan kewarganegaraan; kedua civic attitude, yaitu kemampuan

(37)

kepekaan sosial, dan kebersamaan; ketiga civic skills yaitu kemampuan

dan kecakapan mengartikulasikan kewarganegaraan seperti

kemampuan berpartisipasi dalam penyelenggaraan demokrasi dan

kebijakan publik (Sofhian 2011: 11 ).

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraa merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibanya untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkara.

c. Metode Pembelajaran PKn

Guru – guru PKn MAN Wonogiri dalam proses

pembelajaran dikelas menggunakan metode ceramah, metode ceramah

dinilai praktis dan mudah dilaksanakan, dengan metode ini guru – guru

PKn menjelaskan materi – materi PKn dengan berceramah tetapi

ceramah di sini tidak mutlak ceramah saja melainkan dengan

terkadang di kombinasi dengan diaadakan tanyajawab. Metode

pembelajaran ceramah merupakan penerangan secara lisan atas bahan

pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.

Menurut Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai

beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong

timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457),

(38)

pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk

penyampaian bahan belajar yang berupa informasi.

Guru guru PKn MAN Wonogiri selain menggunakan

metode ceramah juga menggunakan metode diskusi dalam metode

diskusi ini posisi guru menjadi mediator jalannya diskusi, dengan

metode diskusi peserta didik sebagai subyek pembelajaran bukan

obyek dari pembelajaran, maka peserta didik akan lebih merasa senang

dalam metode ini. Dengan metode pembelajaran diskusi ini akan

terjadi proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi

saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat

dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara

mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan

pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

d. Media Pembelajaran PKn

Penggunakan media pembelajaran oleh guru – guru PKn

MAN Wongiri dimaksudkan untuk lebih mempermudah penjelasan

materi pembelajaran, media yang terkadang dipake yaitu laptop, LCD,

TV, alat-alat ini di gunakan oleh guru untuk dapat membantu dalam

proses pembelajaran PKn kepada peserta didik. Media juga diartikan

suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang

(39)

Sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Trini

Prastati (2005: 3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat

menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi.

Heinich dan kawan-kawan (1996: 8) mengartikan media sebagai

perantara yang mengantar informasi dari sumber kepada penerima.

Dengan demikian televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar

yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah

tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau

informasi yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka

media itu disebut media pembelajaran.

Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, yang dapat

digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal. Media merupakan komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Azhar

Arsyad (2007: 29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi

empat kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil

teknologi audio visual, media hasil teknologi komputer, dan media

(40)

e. Evaluasi Pembelajaran PKn

Evaluasi pembelajaran dilakukan terhadap aspek kognitif

(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (perbuatan). Melalui

proses penilaian tersebut dapat diukur ketercapaian kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksnakan sehingga dapat diketahui hal

yang harus diperbaiki dan yang harus dipertahanankan. Pada umumnya

proses pembelajaran yang sifatnya non akademik dilakukan dalam

bentuk pengembangan diri, sehingga kurikulum pelaksanaanya tidak

secara ekspilist dibuat. Meski demikian keberhasilan proses non

akademis tersebut dapat dilihat dari prestasi akademis yang dicapai

pesrta didik. Evaluasi pembelajaran mencakup penilaian proses yang

sedang berlangsung dan penilaian hasil.

Evaluasi pembelajaran PKn di MAN Wonogiri dilaksanakan

dengan dua model yaitu evaluasi formatif dan sumatif, evaluasi

formatif dilaksanakan dengan cara guru mengadakan ulangan harian

yaitu setiap satu kompetensi dasar atau satu standar kompetensi

selesai, dan evaluasi sumatif dilaksanakan setiap akhir semester atau

kenaikan kelas

3. Evaluasi Kurikulum PKn

Evaluasi kurikulum merupakan kewenangan kepala Madrasah

untuk melakukan penilaian, perbaikan terkahadp kurikulum yang dipake,

(41)

membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan evaluasi kurikulum,

yang dijelaskan oleh kepala yaitu pelaksanaan evaluasi pembelajaran,

seperti meminta RPP untuk dikumpulkan, meminta hasil ulangan harian,

melakukan suversi KBM guru, melaksanakan mid semester dan

semesteran.

Kalau dibandingkan dengan pendapat Sanjaya (2008: 341) maka

berbeda evaluasi kurikulum yang maksud adalah suatu proses

mempertimbangkan untuk memberi nilai dan arti terhadap suatu

kurikulum tertentu (Sanjaya, 2008: 341). Sementara menurut

(Sukmadinata, 2000:173) evaluasi kurikulum adalah sebagai suatu alat

untuk menentukan kebijakan pendidikan pada umumnya, maupun

mengambil keputusan dalam kurikulum, jadi dengan begitu evaluasi

kurikulum dapat disimpulkan sebagai proses memahami, mendapatkan

dan mengumumkan informasi sebagai petunjuk pembuatan keputusan

pendidikan dengan memperhatikan program yang tepat

C. Model Hasil Penelitian yang ditawarkan

Setelah dilakukan pembahasan secara menyeluruh yang

bersumber dari hasilpenelitian di atas ada model yang ditawarkan:

terkaiat penyiapan kurikukulum Pkn, guru PKn belum terlihat maksimal

dalam memunculkan pengkayaan muatan lokal yang berupa pembentukn

sikap, kepribadian mulia, guru juga belum maksimal dalam memberikan

(42)

bahasan, model yang ditawarkan harus adanya kordinasi yang baik antara

kepala Madrasah dan guru PKn agar penyiapan kurikulum PKn dapat

dilaksanakn dengan optimal sehingga mampu menterjemahkan visi dan

misi madrasah.

Pelaksanaan pembelajaran PKn, guru PKn dalam membuat RPP

sudah baik tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan kurang berjalan

dengan optimal seperti guru PKn tidak secara optimal dalam

menggunakan media, metode pembelajaran lebih banyak ceramah. Model

yang ditawarkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal

maka guru PKn harus berusaha mengajar sesuai dengan apa yang

direncankan dalam RPP, penggunakan metode secara variatif agar tidak

membosankan, penggunakan media pembelajaran secara optimal agar

memudahkan siswa mencerna pengetahuan yang disampaikan.

Evaluasi kurikulum merupakan upaya atau tindakan nyata yang

dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengetahui apakah pelaksanaan

kurikulum PKn sudah sesuai dengan direncanakan atau belum, dalam hal

kepla sekolah terkesan kurang menguasai dan melakukan proses evaluasi

kurikulum dengan tepat, karena kepala madrasah belum dapat

menjelaskan dan membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan

Referensi

Dokumen terkait

Didalam persaingan jual beli suatu produk dari dalam maupun luar negeri sangatlah berat. Suatu merek yang baru start-up untuk dapat dikenali akan

Salah satu bahan baku pembuatan etanol yaitu singkong pahit, dengan tingginya kadar racun sianida yang terdapat pada umbi singkong pahit menyebabkan kurang dimanfaatkan sebagai

POKJA II KONSTRUKSI UNIT LAYANAN PENGADAAN Kompleks Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah. Lampiran Surat Undangan Klarifikasi dan Verifikasi

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4, bahwa semakin besar kecepatan putar kincir maka semakin kecil torsi yang dihasilkan. Semakin besar kecepatan angin maka

If the total sales (total revenue) just covers both fixed and variable costs, price equals both average revenue and average total cost, so we are at the breakeven output quantity,

[r]

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai etnomatematika pada proses jual beli yang dilakukan oleh masyarakat Osing di

Variabel yang digunakan dari penelitian ini adalah struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, kepemilikan saham manajerial dan profitabilitas sebagai variabel