• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI HUKUM NEWTON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI HUKUM NEWTON."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI

HUKUM NEWTON SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Fisika

Oleh

SISKA SUKAESIH 1103023

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi/tesis/disertasi dengan judul "Penerapan Model

Inkuiri Abduktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Literasi Sains Siswa SMA " ini

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan

penjiplakan ataupengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan

atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2015

Yang membuat pernyataan,

(3)

PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI

HUKUM NEWTON

Oleh Siska Sukaesih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Siska Sukaesih 2015 Universitas Pendidikan indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

SISKA SUKAESIH

PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI

HUKUM NEWTON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si.

NIP. 195904011986011001

Pembimbing II

Dra. Heni Rusnayati, M.Si.

NIP. 196102021989012001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si.

(5)

i Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA

MATERI HUKUM NEWTON

Siska Sukaesih NIM. 1103023

Pembimbing I : Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. Pembimbing II: Dra. Heni Rusnayati, M.Si. Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan literasi sains siswa setelah diterapkan Model Inkuiri Abduktif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya penguasaan konsep siswa. Hasil studi PISA pada tahun 2009 menunjukkan bahwa masih rendahnya literasi sains siswa Indonesia. Studi PISA yang dilakukan oleh OECD (Organization for Economic

Co-operation & Development) mengukur sejauh mana kesiapan siswa dalam

menghadapi tantangan yang ada di masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan yaitu One

Group Pretest-Posttest Design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi

kelas X di salah satu SMA Negeri Bandung yang dipilih melalui teknik purposive

sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pemberian tes penguasaan konsep

dan literasi sains siswa berupa soal berbentuk pilihan ganda. Selain itu juga dilakukan observasi keterlaksanaan Model Inkuiri Abduktif yang dilakukan oleh observer saat pembelajaran berlangsung. Data hasil pretest dan posttest dianalisis dengan menggunakan menggunakan skor gain ternormalisasi N-Gain. Dari hasil analisis data diperoleh adanya peningkatan penguasaan konsep dengan gain ternormalisasi sebesar 0,61 dan termasuk dalam kategori sedang. Literasi sains juga mengalami peningkatan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,56 dan termasuk kategori sedang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Model Inkuiri Abduktif dapat meningkatkan penguasaan konsep dan literasi sains siswa SMA.

(6)

ii Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Applying Abductive Inquiry Model to Improve Mastery of Concept and Scientific Literacy at Newton’s Laws in Senior High School

Siska Sukaesih NIM. 1103023

Perceptor I : Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. Perceptor II: Dra. Heni Rusnayati, M.Si.

This study aimed to determine the increase in mastery of concepts and student’s scientific literacy after of abductive Inquiry Model implemented. The background in this research is the student’s weakness for mastery of concept. PISA’s study in 2009 showed that the student’s scientific literacy still weak. PISA’s study which did by OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) had measured the extent to which a student's readiness for the challenges that exist in society. This study used quasi-experimental method and one group pretest-posttest design. The sample in this study was10th grade students of one senior high school in Bandung which selected through purposive sampling technique. Data were collected through mastery of concept and scientific literacy test in multiple choice form. Morover there is observer who observed feasibility of abductive inquiry model when learning take place. The results of pretest and posttest scores were analyzed using the gain normalized N-Gain. Analyzing data showed the increasing mastery of concept by the normalized gain of 0.61 and it is come under in medium category. Scientific literacy showed increasing value of the normalized gain of 0.56 and it is come under in the medium category. These results can be concluded that the inquiry abductive model can be improved mastery of concept and scientific literacy of high school students.

(7)

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Abduksi ... 8

B. Model Inkuiri Abduktif... 11

C. Penguasaan Konsep ... 15

D. Literasi Sains ... 19

E. Hubungan Sintak Model Inkuiri Abduktif dengan Penguasaan Konsep dan Literasi Sains ... 20

F. Hukum Newton ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Metode dan Desain Penelitian ... 26

(8)

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu v

C. Prosedur Peneltian ... 27

D. Definisi Operasional ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Pengujian Instrumen... 31

G. Hasil Uji Coba Instrumen ... 34

H. Teknik Pengumpulan Data ... 36

I. Teknik Pengolahan Data ... 36

J. Alur Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Keterlaksanaan Model inkuiri Abduktif ... 39

B. Peningkatan Penguasaan Konsep... 42

C. Peningkatan Literasi Sains ... 45

D. Pembahasan Peningkatan Penguasaan Konsep ... 47

E. Pembahasan Peningkatan Literasi Sains ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lampiran A Perangkat Pembelajaran

2. Lampiran B Judgement dan Uji Coba Instrumen

3. Lampiran C Instrumen Penelitian

4. Lampiran D Analisis Hasil Penelitian

5. Lampiran E Studi Pendahuluan

(9)

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pola Penalaran Abduktif... 11

Tabel 2.2 Sintaks Model Inkuiri abduktif ... 14

Tabel 2.3 Level Taksonomi pada Sistem Kognitif ... 18

Tabel 2.4 Keterampilan Literasi sains Gormally Kategori Pertama ... 20

Tabel 2.4 Keterampilan Literasi sains Gormally Kategori Kedua ... 21

Tabel 2.5 Hubungan Model Inkuiri Abduktif dengan Penguasaan Konsep dan Literasi Sains ... 23

Tabel 3.1 interpretasi Validitas... 32

Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas... 33

Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran... 33

Tabel 3.4 Interpretasi Gain Ternormalisasi ... 37

Tabel 4.1Rekapitulasi keterlaksanaan Model Inkuiri abduktif ... 40

Tabel 4.2 Rekapitulasi Penguasaan Konsep Keseluruhan... 43

Tabel 4.3 Rekapitulasi Penguasaan Konsep Tiap aspek ... 43

Tabel 4.4 Rekapitulasi Literasi Sains Keseluruhan ... 45

(10)

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perbandingan Deduksi,Induksi Dan Abduksi ... 9

Gambar 2.2 Tahap Model Inkuiri Abduktif ... 13

Gambar 2.3 6 Level Dimensi Pemrosesan Taksonomi Marzano... 16

Gambar 3.1 Skema One Group Pretes-Posttest Design... 26

Gambar 3.2 Sebaran Instrumen Penguasaan Konsep ... 34

Gambar 3.3sebaran Instrumen Literasi Sains ... 35

Gambar 3.4 Alur Penelitian ... 38

Gambar 4.1 Diagram Pretest-Posttest Penguasaan Konsep Tiap Aspek ... 44

Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Literasi Sains Tiap Aspek ... 44

Gambar 4.3 Diagram Pretest-Posttest Literasi Sains Tiap Aspek ... 47

Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Literasi Sains Tiap Aspek ... 47

(11)

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran sains yang

dipelajari siswa di sekolah. Melalui pembelajaran fisika di sekolah, siswa belajar

berbagai konsep fisika. Pembelajaran fisika mengajak siswa untuk mengamati

gejala fisik yang dapat diselidiki penyebabnya. Menurut Permendikbud Nomor

81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum disebutkan bahwa,

“Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang

sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup.”

Berdasarkan kutipan di atas maka dalam pembelajaran fisika siswa membangun

pengetahuannya berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa.

Konstruksi pengetahuan beranjak dari pengetahuan awal siswa. Pengetahuan

awal tersebut kemudian dikembangkan dengan bertambahnya pengetahuan dari

konsep fisika yang sedang dipelajari siswa. Pengetahuan baru yang dimiliki oleh

siswa tersebut disesuaikan dengan lingkungan sehari-harinya.

Selama proses pembelajaran, siswa merupakan subjek yang aktif dalam

penggalian konsep fisika. Dalam Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang

Standar Proses disebutkan bahwa prinsip pembelajaran yang digunakan dari

peserta didik diberi tahu berubah menjadi peserta didik yang mencari tahu. Siswa

diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran

fisika mengajak siswa untuk mengamati fenomena fisik yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Selanjutnya muncul dalam benak siswa beberapa

pertanyaan yang berkaitan dengan fenomena tersebut. Pertanyaan tersebut dijawab

siswa melalui suatu penyelidikan ilmiah yang bertujuan untuk mengumpulkan

data percobaan. Selanjutnya siswa dapat mengasosiasikan pengetahuan yang

(12)

2

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pengalaman belajar tersebut penting untuk membentuk penguasaan konsep siswa.

Bruner (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011) menjelaskan bahwa pengetahuan

baru yang didapat dari konstruksi pengetahuan terdahulu menciptakan makna dan

membuat siswa memahami secara mendalam dari informasi baru yang diperoleh.

Penguasaan konsep siswa dikonstruksi melalui pengalaman belajar yang

dipersiapkan oleh guru.

Berdasarkan hasil wawancara guru fisika di salah satu SMA Negeri

Bandung menyatakan bahwa pembelajaran dilakukan guru dengan cara

menjelaskan materi kepada siswa. Siswa memperhatikan penjelasan guru

kemudian mengerjakan soal-soal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran

masih berpusat pada guru. Hal serupa juga ditemukan oleh Mulyani (2013) yaitu

dalam kesehariannya guru sering menyampaikan konsep fisika melalui metode

ceramah dan proses pembelajaran seringkali hanya menekankan pada pengerjaan

soal. Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa siswa adalah sebagai objek,

bukan sebagai subjek yang aktif mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.

Padahal pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat berpengaruh terhadap

pengalaman belajar siswa untuk memahami konsep secara mendalam. Hal ini

terbukti pada studi pendahuluan yang dilaksanakan di salah satu SMA Negeri

Bandung ditemukan bahwa 68,06% siswa yang nilainya di bawah batas KKM.

Temuan yang sama juga ditemukan oleh Hardiansyah (2010) yaitu hanya 30%

siswa yang lulus dari tiap ulangan harian yang diselenggarakan padahal soal yang

digunakan hanya berkisar C1 dan C2 saja. Soal-soal tersebut hanya berkisar pada

pengetahuan dan pemahaman. Bila dibandingkan dengan penguasaan konsep,

soal-soal tersebut belum cukup memenuhi karena penguasaan konsep mencakup

ke tingkatan-tingkatan yang selanjutnya. Dari kenyataan tersebut dapat terlihat

bahwa masih rendahnya penguasaan konsep yang dimiliki oleh siswa.

Pembelajaran fisika di kelas tidak hanya sampai pada penguasaan konsep

saja. Pengetahuan yang diperoleh tersebut kemudian direfleksikan oleh siswa

sehingga siswa merasakan manfaat dari pengetahuan baru yang diperoleh. Hal ini

sesuai dengan Permendikbud No. 81A tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum bahwa bahan kajian/pelajaran diharapkan bermakna bagi peserta didik

(13)

sehari-3

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

hari. Hal senada juga dikemukakan oleh Suyono dan Hariyanto (2011, hlm. 17)

bahwa pengetahuan yang diberikan oleh guru dikembangkan untuk disesuaikan

dengan lingkungan, disesuaikan dengan perkembangan ilmu yang sedang terjadi

dan dipergunakan untuk menyelesaikan masalah keseharian. Siswa bukan hanya

dituntut untuk bisa mengerjakan soal fisika di kelas tetapi juga dapat

mengaplikasikan pengetahuan yang didapat untuk memecahkan masalah dalam

kehidupan hari. Pentingnya aplikasi pengetahuan dalam kehidupan

sehari-hari juga didorong oleh adanya tantangan eksternal diantaranya isu yang terkait

dengan masalah lingkungan hidup serta kemajuan teknologi dan informasi

(Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kurikukum SMA-MA). Kemampuan

siswa untuk menerapkan pengetahuan ilmiah pada situasi dunia nyata disebut

sebagai literasi sains (American Association for the Advancement of Science,

dalam Gormally dkk, 2012).

Terdapat banyak definisi literasi sains sejak Paul de Hurd menggunakan

istilah ini tahun 1958. Organization for Economic Co-operation and Development

(2003) mendefinisikan literasi sains sebagai kemampuan untuk menggunakan

pengetahuan ilmiah, untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan menarik

kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu

membuat keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi pada alam oleh

aktivitas manusia. Menurut National Research Council (dalam Gormally dkk,

2012), literasi sains sebagai penggunaan bukti dan data untuk mengevaluasi

kualitas dari informasi dan argumen sains yang diajukan oleh ilmuwan dan media.

Definisi literasi sains menurut OECD dan NRC tersebut merupakan dua dasar

definisi literasi sains menurut Gormally dkk (2012) yaitu (1) Keterampilan

mengenali dan menganalisis penggunaan metode penyelidikan yang mengarah

pada pengetahuan ilmiah, dan (2) Keterampilan yang berhubungan dengan

mengorganisir, dan menafsirkan data kuantitatif dan informasi ilmiah. Di dalam

Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum disebutkan

bahwa peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara

aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.

Ketika siswa mencari dan mengolah informasi, siswa perlu mempunyai

(14)

4

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

merupakan aspek keterampilan kategori pertama dari Gormally dkk. Siswa juga

perlu mempunyai keterampilan mengorganisir dan menafsirkan data kuantitatif

dan informasi ilmiah selama mengkonstruksi pengetahuan, misalnya melalui

penyelidikan ilmiah. Hal ini menjadi dasar dari penggunaan aspek keterampilan

sains menurut Gormally dkk dalam penelitian ini.

Dari pemaparan hasil wawancara Selama pembelajaran guru dapat

melatihkan siswa keterampilan literasi sains. Keterampilan yang dilatihkan

berkaitan dengan konten pelajaran yang sedang dipelajari siswa misalnya

keterampilan siswa mencari informasi yang benar dari suatu fenomena yang

diamati. Keterampilan tersebut bukan hanya akan bermanfaat di kelas selama

pembelajaran namun keterampilan tersebut dapat dipakai oleh siswa dalam

aktivitasnya. Akan tetapi hasil wawancara menunjukkan bahwa pembelajaran

yang lebih menekankan pada penyelesaian soal. Siswa kurang mendapatkan

pengalaman belajar untuk mengaitkan konsep ke kehidupan sehari-hari. Hal

serupa juga dikemukakan oleh Trianto (2009, hlm.6) bahwa kenyataan di

lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan

konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan

dengan konsep yang dimiliki. Kurangnya pengalaman belajar yang mengaitkan

konsep dengan kehidupan nyata menyebabkan rendahnya litersi sains siswa.

Berdasarkan hasil studi PISA pada tahun 2009 yang dilakukan terhadap sampel

acak anak Indonesia usia 15 tahun, diperoleh hasil bahwa rata-rata skor prestasi

literasi sains anak Indonesia adalah 383 yang menempatkan Indonesia pada 10

besar terbawah dari 65 negara yang ikut serta ( Balitbang, 2011). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pada umunya literasi sains anak Indonesia masih rendah.

Menurut Ekohariadi (2009) bahwa anak Indonesia masih rendah dalam

kemampuan literasi sains diantaranya mengidentifikasi masalah, menggunakan

fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan

sains.

Penguasaan konsep dan literasi sains siswa yang rendah perlu ditangani

melalui suatu tindakan diantaranya dapat dimulai dengan memperbaiki proses

pembelajaran fisika di sekolah. Proses pembelajaran sains di kelas menjadi

(15)

5

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mengaitkan pengalaman pembelajarannya dengan kehidupan sehari-hari. Dalam

rangka memperbaiki literasi sains siswa, Rustaman (2000) mengemukakan bahwa,

“Pembelajaran sains hendaknya memberikan kemampuan bernalar,

merencanakan dan melakukan penyelidikan ilmiah, menggunakan pengetahuan yang sudah dipelajari untuk memahami gejala alam dan

perubahan alam yang terjadi disekitarnya.”

Pembelajaran tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui pembelajaran

berbasis inkuiri dengan menggunakan Model Inkuiri Abduktif. Model inkuiri

abduktif menggunakan metode scientific dimana siswa dapat mengamati

fenomena untuk melakukan eksplorasi, memeriksa hipotesis-hipotesis yang

berkaitan dengan fenomena, melakukan penyelidikan ilmiah untuk menyeleksi

hipotesis, kemudian memilih hipotesis terbaik berdasarkan kegiatan penyelidikan

ilmiah untuk menjelaskan fenomena. Salah satu tahapan dari model inkuiri

abduktif yaitu tahap examination (pemeriksaan). Pada tahap ini siswa melakukan

penyelidikan ilmiah yang didalamnya terdapat kegiatan mengidentifikasi

kebenaran suatu pernyataan ilmiah, mengevaluasi validitas sumber, menafsirkan

data dalam bentuk grafis, menggunakan statistik, menggunakan keterampilan

kuantitatif, serta membuat kesimpulan berdasarkan data kuantitatif. Keterampilan

tersebut merupakan aspek keterampilan literasi sains Gormally dkk. Selain itu,

selama melakukan penyelidikan ilmiah siswa juga diajak untuk memahami

konsep fisika yang muncul dalam penyelidikan ilmiah serta menganalisis hasil

temuan. Aspek mehamami dan menganalisis merupakan aspek dari penguasaan

konsep.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti ingin menyelidiki sejauh mana

penerapan Model Inkuiri Abduktif dengan melihat peningkatan penguasaan

konsep dan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika. Oleh karena itu penulis

mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Inkuiri Abduktif untuk meningkatkan Penguasaan Konsep dan Literasi Sains Siswa SMA pada Materi

(16)

6

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka pertanyaan

penelitian dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan penguasaan

konsep dan literasi sains siswa setelah diterapkan Model Inkuiri Abduktif pada

materi Hukum Newton?”. Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dijabarkan secara operasional dalam

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan Model

Inkuiri Abduktif pada pembelajaran di kelas?

2. Bagaimana peningkatan literasi sains siswa setelah diterapkan Model Inkuiri

Abduktif pada pembelajaran di kelas?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1. Peningkatan penguasaan konsep yang dimaksud yaitu peningkatan pada

sistem kognitif berdasarkan taksonomi marzano yang meliputi aspek

mengingat, pemahaman, dan analisis.

2. Peningkatan Keterampilan literasi sains yang dimaksud dibatasi pada enam

keterampilan literasi sains menurut Gormally dkk (2012) meliputi (1)

Mengidentifikasi pernyataan ilmiah yang valid, (2) Mengevaluasi validitas

sumber, (3) Membaca dan menafsirkan data dalam bentuk grafis, (4)

Menyelesaikan masalah menggunakan keterampilan kuantitatif (5)

Memahami dan menerjemahkan dasar penggunaan statistik, dan (6)

Membenarkan inferensi, prediksi, dan kesimpulan berdasarkan data

kuantitatif.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menyelidiki peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan

(17)

7

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Menyelidiki peningkatan literasi sains siswa setelah diterapkan Model

Inkuiri Abduktif pada pembelajaran fisika di kelas

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan

penguasaan konsep dan kemampuan literasi sains siswa dalam mata

pelajaran Fisika.

2. Memberikan gambaran mengenai penerapan Model Inkuiri Abduktif dan

sebagai referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Inkuiri

(18)

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2009, hlm.160). Dalam metode

penelitian terdapat serangkaian strategi yang digunakan peneliti untuk mencapai

tujuan dari penelitian. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu

kuasi eksperimen. Metode ini merupakan pengembangan dari true experiment

yang sulit dilaksanakan (Sugiyono, 2008, hlm.114). Eksperimen semu ini

memperkirakan kondisi eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan

untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Metode

penelitian ini digunakan karena berbagai hal terutama berkenaan dengan

pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen

murni (Sukmadinata, 2009, hlm.207).

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu One Group

Pretest-Postest Design (Sukmadinata, 2009). Desain ini digunakan karena sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk menyelidiki peningkatan

penguasaan konsep dan literasi sains setalah diterapkan Model Pembelajaran

Inkuiri Abduktif. Berikut ini merupakan tabel desain penelitian One Group

Pretest-Postest Design :

Prestest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Gambar 3.1

Skema One Group Pretest-Postest Design

Keterangan :

O1 : tes awal sebelum diberi perlakuan

X : perlakuan berupa penerapan Model Inkuiri Abduktif

(19)

27

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pada desain penelitian ini digunakan satu kelompok yang dikenakan

perlakuan. Sebelum diberi perlakuan, kelompok tersebut diberi pretest terlebih

dahulu. Untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan maka dilakukan posttest

setelah perlakuan tersebut diterapkan. Peneliti dapat mengetahui keberhasilan dari

model pembelajaran yang diterapkan dengan cara menganalisis nilai skor pretest

dan posttest. Instrumen yang digunakan pada pretest dan posttest adalah

instrumen untuk mengukur penguasaan konsep dan literasi sains yang telah di

judgement terlebih dahulu.

B. Populasi dan Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diberikan perlakukan yang

dianggap mewakili populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas X di salah satu SMA Negeri kota Bandung sedangkan yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah satu kelas X. Sampel tersebut diambil dengan teknik

purposive sampling yaitu dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas

strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya suatu tujuan tertentu

(Arikunto, 2010, hlm.183). Teknik ini dilakukan karena adanya beberapa

pertimbangan yaitu selama penelitian berlangsung peneliti sedang melakukan PPL

dan tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang sudah ada.

C. Prosedur Peneltian

1. Studi pendahuluan, dilakukan dengan cara observasi ke sekolah. Kegiatan

yang dilakukan yaitu wawancara guru fisika dan melihat nilai ulangan harian

siswa pada mata pelajaran fisika. Selain dilakukan studi pendahuluan ke

sekolah, peneliti juga melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji

informasi bahwa masih rendahnya keterampilan literasi sains siswa Indonesia

berdasarkan studi Internasional Programme for International student

Assesment (PISA). Temuan-temuan tersebut dapat digunakan sebagai pijakan

untuk mengembangkan Model Inkuiri Abduktif selanjutnya.

2. Studi literatur, dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian

sebelumnya. Hasil studi literatur digunakan sebagai landasan untuk

(20)

28

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3. Merumuskan masalah yang disusun berdasarkan masalah yang ditemukan

dalam studi pendahuluan. Rumusan masalah juga dikaitkan dengan inkuiri

abduktif yang dipilih untuk meningkatkan penguasaan konsep dan literasi

sains siswa

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen yang terdiri

dari instrumen keterlaksanaan model inkuiri abduktif, tes penguasaan

konsep, dan tes literasi sains.

5. Melakukan judgement Instrumen untuk memeriksa kesesuaian instrumen

dengan indikator penguasaan konsep dan literasi sains. Selama proses

judgement, peneliti melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing

mengenai perangkat pembalajaran.

6. Uji coba instrumen Tes untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat

kesukaran. Instrumen penelitian diujicobakan pada siswa kelas XII salah satu

SMA Negeri di Kota Bandung.

7. Menganalisis hasil uji coba instrumen dengan cara mengolah skor hasil tes

untuk diketahui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Setelah itu

dipilih butir soal tes yang layak digunakan untuk penelitian

8. Pemberian tes awal (Pretest), digunakan untuk mengetahui penguasaan

konsep dan listerasi sains siswa sebelum diberikan perlakuan.

9. Perlakuan, melakukan pembelajaran dengan Model Inkuiri Abduktif dalam

pembelajaran. Selama memberikan perlakuan, observer mengamati

keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Inkuiri Abduktif.

10.Pemberian tes akhir (Posttest), untuk mengetahui penguasaan konsep dan

listerasi sains siswa setelah diberikan perlakuan.

11.Mengolah hasil pretest dan posttest untuk diketahui peningkatan penguasaan

konsep dan literasi sains dengan cara menghitung gain yang dinormalisasi.

12.Memberikan pembahasan terhadap temuan dari hasil pengolahan data.

13.Memberikan kesimpulan dan rekomendasi-rekomendasi terhadap aspek

penelitian yang kurang.

(21)

29

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

1. Model Inkuiri Abduktif

Model Inkuiri abduktif merupakan model pembelajaran berbasis

penyelidikan ilmiah dengan menggunakan pola penalaran abduksi. Model Inkuiri

abduktif terdiri dari empat tahapan (Oh, 2011) antara lain exploration (eksplorasi),

examination (pemeriksaan), selection (seleksi), dan explanation (penjelasan).

Tahapan model inkuiri abduktif dijadikan sebagai langkah pembelajaran pada

RPP. Keterlaksanaan langkah pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri

abduktif diukur dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer.

Hasil keterlaksanaan dinyatakan dalam persentase.

2. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep merupakan kemampuan untuk menangkap

konsep-konsep diantaranya mampu mengungkapkan kembai konsep-konsep yang dipelajari,

mampu memberikan interpretasi, serta mampu menerapkan konsep dalam kondisi

yang berbeda. Penguasaan konsep siswa diukur dengan cara diberikan tes berupa

tes penguasaan konsep saat pretest dan posttest. Penguasaan konsep siswa

dinyatakan dengan skor penguasaan konsep. Skor pretest dan posttest digunakan

untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dengan cara menghitung nilai

gain ternormalisasi. Nilai skor gain ternormalisasi menunjukkan kategori dari

peningkatan penguasaan konsep.

3. Literasi Sains

Literasi sains merupakan keterampilan untuk menerapkan konsep yang

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan literasi sains diukur dengan

menggunakan instrumen berupa soal literasi sains yang diadopsi dari soal-soal

Test of Scientific Literacy Skills (TOSLS). Soal-soal tersebut diberikan pada siswa pada saat pretest dan posttest. Setelah didapat skor pretest dan posttest, dilakukan

perhitungan Skor gain ternormalisasi. Melalui perhitungan tersebut akan diketahui

(22)

30

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Lembar observasi berisi rincian aktivitas guru dan siswa yang mengacu

pada langkah pembelajaran di RPP. Lembar observasi digunakan untuk

mengukur keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri abduktif. Lembar observasi

diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung dengan memberi tanda

cheklict (√) pada kolom “terlaksana” atau “tidak terlaksana”. Dari lembar

observasi yang telah diisi oleh observer dapat diketahui persentase keterlaksanaan

model inkuiri abduktif.

2. Tes Penguasaan Konsep

Tes penguasaan konsep digunakan untuk mengukur penguasaan konsep

siswa yang dinyatakan dengan skor penguasaan konsep. Tes penguasaan konsep

berupa soal pilihan ganda dengan lima opsi pilihan. Tes ini disusun berdasarkan

tujuan pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Soal tes penguasaan konsep

disusun dengan mengacu pada aspek kognitif taksonomi Marzano (2008) yaitu

meliputi aspek mengingat, pemahaman, dan analisis. Soal tes penguasaan konsep

yang telah disusun kemudian di judgement oleh dosen. Soal tes yang telah di

judgement dan disetujui oleh dosen pembimbing kemudian diujicobakan kepada

siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri di Bandung. Hasil skor uji coba

kemudian diolah untuk dianalisis kelayakannya. Analisis yang digunakan meliputi

validitas butir soal, reliabilitas tes, dan tingkat kesukaran. Hasil dari analisis yaitu

terdapat 17 soal yang layak digunakan dari 25 soal yang diujicobakan. 17 soal

tersebut menjadi instrumen penguasaan konsep yang digunakan pada penelitian

ini.

3. Tes Literasi Sains

Tes literasi sains digunakan untuk mengukur literasi sains siswa yang

dinyatakan dengan skor literasi sains. Soal tes ini disusun dengan cara

mengadaptasi soal Test of Scientific Literacy Skills (TOSLS). Soal menggunakan

aspek keterampilan yang meliputi (1) Mengidentifikasi pernyataan ilmiah yang

valid, (2) Mengevaluasi validitas sumber, (3) Membaca dan menerjemahkan data

dalam bentuk grafis, (4) Menyelesaikan masalah menggunakan keterampilan

(23)

31

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(6) Membenarkan inferensi, prediksi, dan kesimpulan berdasarkan data

kuantitatif. Soal tersebut berupa soal pilihan ganda dengan lima opsi pilihan. Soal

literasi sains yang disusun kemudian di judgement oleh dosen. Soal tes yang telah

di judgement dan disetujui oleh dosen pembimbing kemudian diujicobakan

kepada siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri di Bandung. Hasil skor uji coba

kemudian diolah untuk dianalisis kelayakannya. Analisis yang digunakan meliputi

validitas butir soal, reliabilitas tes, dan tingkat kesukaran. Hasil dari analisis yaitu

terdapat 16 soal yang layak digunakan dari 21 soal yang diujicobakan. 16 soal

yang layak digunakan tersebut menjadi instrumen literasi sains yang digunakan

pada penelitian ini.

F. Pengujian Instrumen

Instrumen adalah sebuah alat yang digunakan penulis dalam

mengumpulkan data penelitian ( Arikunto, 2009, hlm.10). Analisis instrumen

bertujuan untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen sehingga ketika

instrumen itu diberikan pada kelas eksperimen, instrumen tersebut reliabel.

1. Validitas Butir Soal

Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan butir soal

terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada

pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Dukungan setiap

butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan

validitas butir soal digunakan rumus korelasi :

Keterangan :

rphi = koefisien korelasi point biserial

Mp = rerata skor dari siswa yang menjawab benar

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

(24)

32

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu q = proporsi siswa yang menjawab salah

q = 1 - p

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi point biserial yang

diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti

dibawah ini,

Interpretasi validitas :

Tabel 3.1

Interpretasi Validitas Butir Soal

Nilai r Interpretasi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009, hlm. 75)

2. Reliabilitas Tes

Untuk mengetahui reliabilitas tes yang dihubungkan dengan kriteria

digunakan reliabilitas belah dua dengan persamaan K – R 20

(Arikunto, 2007, hlm. 100)

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian diinterpretasi sesuai dengan

(25)

33

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009, hlm. 75)

3. Tingkat kesukaran

Instrumen yang akan digunakan dianalasis terlebih dahulu tingkat

kesukaran dari masing-masing butir soal penyususn instrumen. Taraf kesukaran

butir soal merupakan proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada

butir soal tersebut (Munaf, 2001, hlm.62). Semakin besar siswa yang menjawab

soal maka semakin kecil tingkat kesukaran dari soal. Adapun persamaan

matematis tingkat kesukaran adalah sebagai berikut.

(Arikunto, 2009, hlm. 208)

Keterangan :

P = taraf kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah peserta tes

Kriteria :

Tabel 3.3

Interpretasi Tingkat Kesukaran Tingkat

Kesukaran

Kriteria

0,00-0,29 sukar

0,30-0,69 Sedang

0,70-1,00 Mudah

(26)

34

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu G. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang terdiri dari instrumen penguasaan konsep dan literasi sains

diujikan kepada siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri Bandung. Tes

penguasaan konsep dan literasi sains diberikan pada dua kelas yang berbeda.

Setelah dilakukan pemberian skor kemudian dilakukan pengolahan skor uji

instrumen untuk menghitng nilai validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran.

Nilai yang didapat kemudian diinterpretasi sesuai dengan kategori para ahli yang

digunakan. Berikut ini adalah gambar sebaran validitas terhadap tingkat kesukaran

dari tes penguasaan konsep.

Gambar 3.2

Sebaran Instrumen Penguasaan Konsep

Dari hasil pengujian validitas butir soal diperoleh hasil sebanyak 8%

termasuk dalam kategori kategori tinggi, 60% termasuk dalam kategori cukup, 8%

termasuk dalam kategori rendah, 16% termasuk dalam kategori sangat rendah, dan

8% mempunyai nilai validitas yang negatif. Dari hasil pengujian tingkat Tingkat Kesukaran (P)

Validitas (r)

Sangat Rendah Rendah

Cukup Tinggi Sangat Tinggi Mudah

(27)

35

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kesukaran butir soal diperoleh 28% termasuk dalam kategori sukar, 60% termasuk

kategori sedang, dan 12% termasuk kategori mudah. Dari hasil pengujian

reliabilitas instrumen diperoleh hasil nilai = 0,68 dan termasuk kategori tinggi.

Dari hasil pengujian instrumen maka butir soal yang digunakan berjumlah

17 soal. Soal yang tidak digunakan yaitu butir soal yang mempunyai nilai

validitas yang termasuk dalam kategori rendah (soal nomor 8) , sangat rendah

(soal nomor 4, 5, 13, dan 22) , dan mempunyai nilai validitas yang negatif (soal

nomor 2 dan 19). Selain itu, soal nomor 24 tidak digunakan karena terdapat dalam

kategori sukar (P=2,78%).

Selain pengujian instrumen penguasaan konsep, peneliti juga melakukan

hal yang sama terhadap instrumen literasi sains. Berikut ini adalah gambar

sebaran validitas terhadap tingkat kesukaran dari tes literasi sains.

Reliabilitas = 0,68

Gambar 3.3

Sebaran Instrumen Literasi Sains

Tingkat Kesukaran (P) Validitas (r)

Sangat Rendah Rendah Cukup Sangat Tinggi

Tinggi Mudah

(28)

36

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dari hasil pengujian validitas butir soal diperoleh hasil sebanyak 76%

termasuk dalam kategori kategori cukup, 19% termasuk dalam kategori sangat

rendah, dan 5% mempunyai nilai validitas yang negatif. Dari hasil pengujian

tingkat kesukaran butir soal diperoleh 19% termasuk dalam kategori sukar, 57%

termasuk kategori sedang, dan 24% termasuk kategori mudah. Dari hasil

pengujian reliabilitas instrumen diperoleh hasil nilai = 0,68 dan termasuk

kategori tinggi.

Dari hasil pengujian instrumen maka butir soal yang digunakan berjumlah

17 soal. Soal yang tidak digunakan yaitu butir soal yang mempunyai nilai

validitas sangat rendah (soal nomor 8,9,10 dan 14) dan mempunyai nilai validitas

yang negatif (soal nomor 1).

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Pemberian tes awal (pretest) sebelum siswa diberikan perlakuan. Siswa

mengerjakan soal tes penguasaan konsep dan literasi sains. Selama melakukan tes

awal, siswa diawasi oleh guru agar hasil yang didapat benar-benar mengukur

kemampuan siswa yang bersangkutan atau untuk mencegah terjadinya

kecurangan. Hasil tes dikumpulkan kemudian diberi nilai.

2. Observasi dilakukan oleh observer saat pembelajaran untuk mengetahui

kesesuaian tahapan pembelajaran di kelas dengan yang sudah direncanakan pada

RPP. Observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Observer

memberikan tanda cheklist pada kolom yang sudah disediakan serta memberikan

keterangan untuk memperjelas hasil pengamatan.

3. Pemberian tes akhir (posttest) setelah siswa diberi perlakuan. Pada saat tes

akhir, siswa mengerjakan soal tes yang sama dengan soal yang diberikan saat tes

awal. Pada saat pemberian tes akhir, siswa juga diawasi oleh guru. Hasil tes

dikumpulkan kemudian diberi nilai.

I. Teknik Pengolahan Data

(29)

37

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Peningkatan penguasaan konsep dan literasi sains setelah diterapkan

Model Inkuiri Abduktif dapat diukur dengan mengolah hasil pretest dan posttest.

Untuk dapat melihat bagaimana peningkatannya maka dihitung nilai Gain yang

dinormalisasi dari data hasil pretest dan posttest. Nilai Gain ternormalisasi secara

sistematis ditulis sebagai berikut.

(Hake, 1999)

Keterangan :

=rata-rata skor posttest

< = rata-rata skor pretest

Interpretasi dari skor gain ternormalisasi dapat dilihat pada tabel 3.5 Berikut ini.

Tabel 3.4

Interpretasi nilai Gain Ternormalisasi Kriteria

0,70 1,00 Tinggi

0,30 0,70 Sedang

< Rendah

(Hake, 1999)

2. Presentase keterlaksanaan pembelajaran Model Inkuiri Abduktif dengan

menerapkan Model Inkuiri Abduktif. Lembar observasi yang diisi oleh

observer kemudian diolah dengan cara menghitung jumlah checklist dari

keterlaksanaan Model Inkuiri Abduktif. Dibawah ini adalah persamaan untuk

(30)

38

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu J. Alur Penelitian

Prosedur penelitian dirangkum dalam alur penelitian sebagai berikut :

Gambar 3.4 Alur Prosedur Penelitian Penyususnan Laporan Penelitian

posttest

Analisis Data

pembahasan

kesimpulan

Penyusunan RPP dan Instrumen Penelitian

judgement, revisi

pretest

Observasi pembelajaran

Studi Literatur Telaah Kurikulum Studi Pendahuluan

Masalah

[image:30.596.137.504.140.716.2]
(31)

56

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan hasil pembahasan dari penelitian yang telah

dilakukan terhadap siswa kelas X di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Penguasaan konsep siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan dalam

kategori sedang setelah diterapkan Model Inkuiri Abduktif. Aspek mengingat,

memahami, dan menganalisis mengalami peningkatan masing- masing dengan

kategori sedang.

2. Secara keseluruhan literasi sains siswa mengalami peningkatan dalam

kategori sedang setelah diterapkan Model Inkuiri Abduktif. Enam aspek

keterampilan literasi sains yaitu (a) mengidentifikasi pernyataan ilmiah yang

valid, (b) mengevaluasi validitas sumber, (c) membaca dan menerjemahkan

data dalam bentuk grafis, (d) menyelesaikan masalah menggunakan

keterampilan kuantitatif, (e) memahami dan menerjemahkan dasar

penggunaan statistik, dan (f) membenarkan inferensi, prediksi, dan

kesimpulan berdasarkan data kuantitatif, masing- masing mengalami

peningkatan dalam kategori sedang.

B. Saran

Berdasarkan sekesluruhan kegiatan peneltian yang telah dilakukan,

diajukan beberapa saran diantaranya :

1. Model Inkuiri Abduktif dapat dijadikan sebagai alternatif model

pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep dan literasi sains

siswa.

2. Penerapan Model Inkuiri Abduktif dalam penelitian ini meninjau penguasaan

konsep pada sistem kognitif. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih

lanjut mengenai penerapan Model Inkuiri Abduktif untuk melihat hasil pada

(32)

57

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3. Penelitian ini meninjau enam aspek dari sembilan aspek literasi sains yang

dikemukakan Gormally dkk. Oleh karena itu perlu penelitian selanjutnya

dapat menerapkan Model Inkuiri Abduktif untuk melihat hasil pada sembilan

(33)

58

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta :

Bumi Aksara.

Balitbang. (2011). PISA (PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT

ASSESSMENT). [Online]. Diakses dari

http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei- internasional-pisa.

Brickman et al. (2009). Effect of Inquiry based-Learning on Students’Science

Literacy Sills and Confidence”. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, Vol.3, No.2.

Dewi, Ermawati.(2013). Penerapan Strategi Literasi pada Pembelajaran Bertema

Alat Ukur pada Kendaraan Bermotor untuk Meningkatkan Literasi Fisika

Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

E. Cooperstein, Susan dan Kocevar-Weidinger, Elizabeth. (2004). Beyond Active

Learning : a constructivist approach to learning. Emerald Group Publishing

Limited. 141-148.

Ekohariadi.(2009).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa

Indonesia berusia 15 tahun. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 10 No 1, Maret

2009. 28-41.

Gormally, Cara. Brickman, Peggy. dan Lutz, Mary. (2012). Developing a Test of

Scientific Literacy Skills (TOSLS): Measuring Undergraduates’ Evaluation of

Scientific Information and Arguments. CBE life Sciens Educatin.11, 364–377.

Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Dept. Of Physics,

Indiana University.

Hardiansyah, Deni. (2010). Penerapan Model Pembelajaran LEARNING CYCLE

7E Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan

Konsep Siswa SMA. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta :

(34)

59

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hastia, Mega.(2012).Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk

Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI

Bandung : tidak diterbitkan.

Josephson, John R. dan Josephson, Susan G. (1996) .“Abductive Inference : Computation, Philosophy, Technology”. Springer.

Khaerunnisa, Mia. (2013).Penerapan Metode EXPERIMENTING AND

DISCUSSION (ED) untuk Mengetahui Profil Keterampilan Proses Sains dan

Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMA. Skripsi Sarjana pada

FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Marzano. (2000). Desain Proyek Efektif : Kerangka Kerja Kecakapan Berpikir

Taksonomi Baru Marzano. Intel Teach Team Assesing Project.

Marzano dan Kendall. (2008). Designing and Assesing Educational Objectives

Appliying the New Taxonomy. Corwin Press.

Mulyani, Desi.(2013). Penggunaan Strategi Predict-Observe-Explain(POE) untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Materi Tekanan. Skripsi

Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Organisation for Economic Co-operation and Development. (2003). The PISA

2003 Assessment Framework - Mathematics, Reading, Science.

Oh, Jun-Young. (2013). “Understanding Natural Science Based on Abductive

Inference: Continental Drift”. Springer.

Oh, Phil Seok. (2008).Adopting The Abductive Inquiry Model (AIM) into

undergraduate earth science laboratories. In I. V. Erikson (Ed.), Science

Education in the 21st century.

Oh, Phil Seok. (2009). How can Techers Help Students Formulate Scientific

Hypotheses? Some Strategies in Abductive Inquiry Activities of Earth

Science. International Journal of Science Education.

Pemerintah Republik Indonesia. (2013). Standar Proses. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan No. 69

tentang Kurikulum SMA-MA. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan No. 81 A

(35)

60

Siska Sukaesih, 2015

PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Rakhmawan, Aditya. (2012). Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada

submateri Pokok Sel Volta untuk meningkatkan Literasi Saisn Siswa SMA.

Tesis Jurusan Pendidikan IPA Konsentrasi Kimia UPI Bandung : tidak

Diterbitkan.

Rianto, Milan. (2006). Strategi, Strategi Dan Metode Pembelajaran. Malang.

Rokhayati,Nuri. (2010). Peningkatan Penguasaan Konsep Matematika Melalui

Model Pembelajaran Guided Discovery-Inquiry Pada Siswa Kelas Vii Smp

N 1 Sleman. Skripsi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.

Rustaman, N. (2000). Literasi Sains Anak Indonesia 2000 & 2003. [Online].

Diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19501231197

9032-NURYANI_RUSTAMAN/MAKALAH_LITSAINS_2003_sep%2C06.pdf

Schurz, G. (2007). “Patterns of abduction”. Springer. 164, 201–234.

Silverman, Howard. (2013). Creativity through abductive reasoning. [Online].

Diakses dari

http://www.solvingforpattern.org/2013/04/10/creativity-through-abductive-reasoning/

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Sunardi, & Irawan, Etsa Indra. (2007). Fisika Bilingual : Untuk SMA/MA Kelas X

Semester 1 dan 2. Bandung : Yrama Widya.

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rosda.

Trianto. (2009). Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :

Kencana.

Gambar

Tabel 3.1  Interpretasi Validitas Butir Soal
Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Gambar 3.2 Sebaran Instrumen Penguasaan Konsep
Gambar 3.3 Sebaran Instrumen Literasi Sains
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi hukum-hukum dasar kimia dalam meningkatkan penguasaan konsep

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji apakah pembelajaran inkuiri dapat memberikan pengaruh positif terhadap penguasaan konsep dan keterampilan proses

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Materi Suhu dan

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa Sma Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model pembelajaran JiTT untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMP

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Inkuri Abduktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan

Ia juga menunjukkan bahawa (1) terdapat korelasi yang signifikan antara pembelajaran berasaskan inkuiri terhadap penguasaan konsep sains pelajar, (2) terdapat korelasi yang

Penerapan Model Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi.. Larutan Elektrolit