Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP
SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
S.F. Hartini*, T.R. Ramalis, Sutrisno
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa SMA setelah penerapan model inkuiri abduktif pada konsep usaha dan energi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di sekolah yang sama dengan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasy experiment. Desain penelitian menggunakan one group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI salah satu SMA di Bandung yang diambil melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui tes keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep. Data uji coba keterampilan berpikir kritis dianalisis menggunakan product moment, sedangkan data uji coba penguasaan konsep dianalisis menggunakan point biserial. Keterampilan berpikir kritis terdiri dari lima aspek yaitu inferensi, evaluasi, analisis, interpretasi, dan eksplanasi. Penguasaan konsep terdiri dari tiga indikator yaitu mengingat, pemahaman,dan analisis. Dari hasil analisis data, diperoleh nilai gain yang sudah ternormalisasi. Nilai gain yang sudah ternormalisasi untuk keterampilan berpikir kritis secara keseluruhan adalah 0,59, termasuk kedalam kategori sedang. Sedangkan, nilai gain yang sudah ternormalisasi untuk penguasaan konsep secara keseluruhan adalah 0,35, termasuk kedalam kategori sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model inkuri abduktif dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa.
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE APPLICATION OF ABDUCTIVE INQUIRY LEARNING MODEL TO KNOW ENHANCE PROGRESS IN CRITICAL THINKING SKILL AND CONCEPT MASTERY OF PHYSICS STUDENTS AT SENIOR HIGH
SCHOOL IN WORK AND ENERGY
S.F. Hartini*, T.R. Ramalis, Sutrisno
ABSTRACT
The aims of this study to determine the increase in critical thingking skills and concept mastery at high school students after the application of abductive inquiry learning model in work and energy concept. This research is motivated by the lack of critical thinking skills and concept mastery of the preliminary study in the same school. This study used a quasy experiment.. The research desain used one group pretest-posttest design. The sample in this study is students of class XI in one high school in Bandung are taken through purposive sampling techniques. Data collection is done is through the test of critical thingking skills and concept mastery. Trial data were analyzed using critical thingking skill product moment. Trial data were analyzed using concept mastery point biserial. Aspect of critical thinking measured is the inference, evaluation, analysis, interpretation, and explanatory. The concept of mastery measured three indicator is remain, understanding, and analysis. The analysis of data obtained gain value has been normalized. The gain value has been normalized to the overall critical thingking skills is 0,59, included into the medium category. While the gain value has been normalized to the mastery of the concept as a whole is 0,35, included into the medium category. So, it can be concluded that the application of the inquiry model abductive can improve critical thinking skill and concept mastery at senior high school.
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Abduksi ... 8
B. Model Inkuiri Abduktif ... 10
C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 13
D. Penguasaan Konsep ... 16
E. Keterkaitan Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif dengan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep... 21
F. Konsep Usaha dan energi ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Metode dan Desain Penelitian ... 25
B. Subyek Penelitian ... 25
C. Definisi Operasional ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Pengujian Instrumen ... 28
F. Teknik Pengolahan Data ... 32
G. Hasil Uji Coba Instrumen ... 28
H. Alur Penelitian ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
Hasil Penelitian A. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri abduktif ... 38
B. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 40
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pembahasan
D. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 49
E. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran A Perangkat Pembelajaran
2. Lampiran B Judgement dan Uji Coba Instrumen
3. Lampiran C Instrumen Penelitian 4. Lampiran D Analisis Hasil Penelitian
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
halaman Tabel 1.1. Ketertarikan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar
dan Maknanya ... 3
Tabel 1.2. Hasil Tes Pendahuluan Keterampilan Berpikir Kritis ... 4
Tabel 2.1. Aktivitas Guru dan Siswa ... 12
Tabel 2.2. Jenis Abduksi ... 13
Tabel 2.3. Kata Kerja Level Taksonomi pada Sistem Kognitif ... 19
Tabel 2.4. Keterkaitan Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif dengan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis dan Indikator Penguasaan Konsep ... 21
Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design ... 25
Tabel 3.2. Interpretasi Validitas Keterampilan Berpikir Kritis ... 29
Tabel 3.3. Int erpretasi Reliabilitas Tes ... 31
Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Kesukaran Tes ... 31
Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Tes ... 32
Tabel 3.6. Klasifikasi Nilai Gain ... 33
Tabel 3.7. Interpretasi Nilai Gain yang Ternormalisasi ... 33
Tabel 4.1. Rekapitulasi Skor Keterampilan Berpikir Kritis Keseluruhan ... 40
Tabel 4.2. Rekapitulasi Skor Keterampilan Berpikir Kritis tiap Aspek ... 42
Tabel 4.3. Rekapitulasi Skor Penguasaan Konsep Keseluruhan ... 46
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1. Perbandingan deduksi, induksi, dan aduksi ... 8
Gambar 2.2. Tahap Inkuiri Abduktif ... 11
Gambar 2.3. 6 Level dari Dimensi Pemrosesan dalam Taksonomi Baru Marzano dan Kendall (2008) ... 17
Gambar 2.4. Persamaan Usaha ... 21
Gambar 2.5. Energi Potensial Gravitasi ... 22
Gambar 3.1. Sebaran Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ... 35
Gambar 3.2. Sebaran Instrumen Penguasaan Konsep ... 36
Gambar 3.3 Alur Prosedur Penelitian... 37
Gambar 4.1. Grafik Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis secara Keseluruhan ... 41
Gambar 4.2. Grafik Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis tiap Aspek .. 43
Gambar 4.3. Grafik Peningkatan Penguasaan Konsep secara Keseluruhan .... 46
Gambar 4.4. Grafik Peningkatan Penguasaan Konsep tiap Aspek ... 47
25
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
Experiment (eksperimen semu). Eksperimen semu ini memperkirakan kondisi
eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Metode penelitian ini digunakan karena berbagai hal terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni Sukmadinata (2009, hlm. 207).
Desain yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Desain ini adalah suatu rancangan pretest dan posttest, dimana sampel penelitian diberi perlakuan selama waktu tertentu. Pretest dilakukan sebelum perlakuan, dan
posttest dilakukan setelah perlakuan, sehingga dapat terlihat pengaruh akibat
adanya perlakuan yang berupa model inkuiri abduktif pada keterampilan berpikir kritis. Pada one group pretest-postest design ditunjukkan pada tabel dibawah ini
Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design
Pretest Treatment Posttest
T1 X T2
T1 : Tes awal (pretest) sebelum diberikan perlakuan
T2 : Tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan
X : Simbol perlakuan dengan pendekatan pembelajaran inkuiri abduktif Instrumen yang digunakan sebagai pretest dan posttest dalam penelitian ini merupakan instrument untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep.
B. Subyek Penelitian
26
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel diambil dengan teknik purposive sample yaitu dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya suatu tujuan tertentu Arikunto ( 2010, hlm.183). Teknik ini digunakan karena adanya beberapa pertimbangan selama penelitian berlangsung , peneliti sedang melakukan PPL dan ketersediaan kelas yang dapat dilakukan penelitian hanyalah kelas tertentu saja.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam pembahasan mengenai penelitian ini, terdapat beberapa definisi sebagai penyamaan persepsi sebagai berikut:
1. Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang siswa tidak sekedar mengetahui konsep-konsep, melainkan benar-benar untuk menaikkan penguasaan dengan baik, ini ditunjukkan oleh kemampuan dalam menyelesaikan berbagai persoalan, baik yang terkait dengan konsep itu sendiri maupun penerapannya dalam situasi baru dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan konsep yang digunakan merujuk pada taksonomi Marzano (2008). Dalam penelitian ini, penguasaan konsep diukur dengan tes pilihan ganda yang terdiri dari lima option pilihan jawaban. Untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep berupa pretest dan posttest. Penguasaan konsep siswa dinyatakan dengan skor penguasaan konsep. Dari skor pretest dan posttest dapat diketahui peningkatan penguasaan konsep dengan cara menghitung nilai gain ternormalisasi. Nilai gain ternormalisasi menunjukkan kategori peningkatan penguasaan konsep.
2. Keterampilan Berpikir Kritis
27
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dinyatakan dengan skor keterampilan berpikir kritis. Dari skor pretest dan posttest dapat diketahui peningkatan keterampilan berpikir krits dengan cara menghitung nilai gain ternormalisasi. Nilai gain ternormalisasi menunjukkan kategori peningkatan keterampilan berpikir kritis .
3. Model Inkuiri Aduktif
Model Inkuiri Abduktif merupakan model pembelajaran dengan mengarahkan siswa untuk medapatkan kesimpulan secara abduksi. Abduksi dicirikan dengan adanya fenomena yang diamati kemudian dari fenomena tersebut dipikirkan berbagai hipotesis yang masuk akal. Hipotesis-hipotesis tersebut diseleksi sampai memperoleh hipotesis yang merupakan penjelasan terbaik dari fenomena tersebut. Tahap-tahap model inkuiri abduktif menurut Oh (2013, hlm. 5) sebagai berikut:
exploration (eksplorasi), examination (pemeriksaan), selection (seleksi), dan explanation (penjelasan). Penerapan model inkuiri abduktif , merupakan model
yang digunakan selama proses pembelajaran yaitu setelah dilakukannya pretest dan sebelum dilakukannya posttest. Keterlaksanaan langkah pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri aduktif diukur dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer. Hasil keterlaksanaan dinyatakan dalam presentase.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ridwan (2010, hlm. 69) mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Format observasi keterlaksanaan pembelajaran
28
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep. Instrumen tes untuk penguasaan konsep yang digunakan berupa pilihan ganda yang terdiri dari 5 option jawaban. Sedangkan instrumen tes untuk keterampilan berpikir kritis berupa essai. Bentuk tes terdiri dari tes awal dan tes akhir yang memiliki soal yang sama, berdasarkan anggapan adanya peningkatan pada keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa. a. Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Tes keterampilan berpikir kritis mencangkup soal pilihan ganda yang terdiri dari lima option pilihan jawaban yang menuntut siswa mampu menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan, dan memonitor diri sendiri. Kelima kemampuan berpikir kritis ini sesuai dengan keterampilan berpikir kritis menurut Facione.
b. Tes Penguasaan Konsep
Tes penguasan konsep berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari lima option pilihan jawaban , ini mencangkup sesuai taksonomi Marzano.
E. Pengujian Instrumen
Untuk dapat mengatakan instrumen yang dibuat baik dan memenuhi persyaratan perlu dilakukan analisis uji instrumen terlebih dahulu. Karena untuk mendapatkan data yang baik, yaitu data yang menggambarkan kemampuan subjek penelitian dengan tepat, maka diperlukan instrumen yang baik pula. Instrumen dapat dikatakan baik atau memenuhi syarat dapat dipertanggungjawabkan dari segi validitasnya, reliabilitasnya, objektivitasnya, praktik abilitasnya, ekonomisnya serta taraf kesukarannya dan daya pembedanya Arikunto (2013, hlm. 58).
a. Validitas Keterampilan Berpikir Kritis
29
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto ( 2013, hlm. 85). Dalam penelitian ini, besarnya koefisien kolerasi antara dua variabel dirumuskan:
Arikunto (2013, hlm. 85) dengan : rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
x = skor siswa pada butir item yang diuji validitasnya y = skor total yang diperoleh siswa
Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas
butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2. Interpretasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy Interpretasi b. Validitas Penguasaan Konsep
Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut Sudijono (2007, hlm.182). Uji validitas butir soal ini dilakukan dengan menggunakan teknik point biserial dengan rumus berikut:
30
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
rphi = koefisien korelasi point biserial
Mp = rerata skor dari siswa yang menjawab benar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
siswa
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti dibawah ini,
c. Reliabilitas
Reabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Arikunto (2013, hlm. 100) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka reabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg /konsisten (tidak berubah-ubah). Tes yang reliabel atau dapat dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor secara ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Untuk mengetahui reliabilitas tes secara keseluruhan digunakan rumus Alpha, yaitu:
Arikunto (2013, hlm. 122) dengan r11 = reliabilitas tes yang dicari
2
i
= jumlah varians skor tiap-tiap item 2
t
31
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = jumlah item
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh, maka digunakan tabel 3.3. berikut
Tabel 3.3. Interpretasi Reliabilitas Tes
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0.800 – 1.000 Sangat tinggi
0.600 – 0.800 Tinggi
0.400 – 0.600 Cukup
0.200 – 0.400 Rendah
0.000 – 0.200 Sangat Rendah
Surapranata (2006, hlm. 59)
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran item soal adalah proporsi keseluruhan siswa yang menjawab benar pada item soal. Soal yang baik digunakan dalam penelitian adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu susah. Tingkat kesukaran dihitung:
JS B P
... (3.4)
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta test
Tingkat kesukaran dibedakan menjadi beberapa jenis:
Tabel 3.4. Kriteria Tingkat kesukaran Tes
Batasan Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 - 0,30 Sukar
32
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,71 – 1,00 Tinggi
Sugiyono ( 2013, hlm. 177)
e. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Daya pembeda bisa dihitung dengan menggunakan rumus:
B B A
A
J B
J B
Dp
... (3.5) Keterangan:
Dp= Daya pembeda butir soal
BA= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal
BB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar untuk setiap soal
JA = Jumlah siswa kelompok atas
JB= Jumlah siswa kelompok bawah
Kriteria daya pembeda disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Tes
Nilai DP Kriteria DP
< 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
> 0,71 Baik Sekali
Sugiyono ( 2013, hlm. 177)
F. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil tes penguasaan konsep, lembar observasi, dan data tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
33
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penghitungan gain dimaksudkan untuk mengetahui kategori peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep setelah pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri abduktif. Untuk menghitung gain digunakan rumus sebagai berikut:
... (3.6) Klasifikasi nilai gain ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:
Tabel 3.6. Klasifikasi Nilai Gain
Klasifikasi Tinggi Sedang Rendah
Sugiyono, (2013, hlm.77)
2. Perhitungan Gain yang dinormalisasi
Perhitungan Gain yang dinormalisasi diinterpretasikan sebagai kriteria untuk menunjukkan besarnya peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa pada ranah kognitif berdasarkan skor pretest-posttest. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan Hake (1999, hlm. 1) sebagai berikut:
Rata-rata gain yang dinormalisasi (<g>) dirumuskan sebagai :
<G>maks = gain maksimum yang mungkin terjadi
<Sf> = rata-rata skor tes akhir
<Si> = rata-rata skor tes awal
34
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai <g> Klasifikasi
<g> ≥ 0,7 Tinggi
0,7 > <g> ≥ 0,3 Sedang
<g> < 0,3 Rendah
Hake ( 1999, hlm. 1)
3. Lembar Observasi
Lembar observasi dibuat untuk mengamati keterlaksanaan model inkuiri abduktif yang digunakan dalam pembelajaran.Lembar observasi berbentuk rating scale,
observer memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas
pembelajaran yang diamati. Data lembar observasi dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus:
% 100 N n X
... (3.8)
Keterangan:
X = Presentasi munculnya aspek model inkuiri abduktif
n = Jumlah aspek model inkuiri abduktif yang muncul selama pembelajaran N = Jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran
G. Hasil Uji Coba Instrumen
35
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Hasil Uji Coba Tes Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis
Gambar 3.1. Sebaran Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis
Hasil analisis ujicoba instrumen keterampilan berpikir kritis, dapat diketahui bahwa dari uji validitas item terdapat 20% dengan kategori rendah, 70% dengan kategori cukup, dan 10% kategori tinggi. Uji tingkat kesukaran terdapat 10% dengan kategori sangat sedang dan 90% dengan kategori tinggi. Berdasarkan data di atas, maka sebanyak 10 butir soal tes keterampilan berpikir kritis dapat
Tingkat Kesukaran (P) Validitas
(r)
Sangat rendah Tinggi
Sukar Sedang Tinggi
36
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Validitas
(r)
digunakan sebagai instrumen penelitian. Soal ini merupakan hasil dari pertimbangan hasil judgment yang menguji construct oleh dosen yang ahli dibidangnya .
2. Hasil Uji Coba Tes Instrumen Penguasaan Konsep
Gambar 3.2. Sebaran Instrumen Penguasaan Konsep
Hasil analisis ujicoba instrumen pengetahuan konsep, dapat diketahui bahwa dari uji validitas item terdapat 17% dengan kategori rendah, 58% dengan kategori cukup, dan 25% dengan kategori tinggi. Uji reliabilitas memiliki nilai 0,45 dengan kategori cukup. Uji tingkat kesukaran terdapat 8% dengan kategori sukar, 75% dengan kategori sedang, dan 17% dengan kategori tinggi.
Sangat tinggi
Sangat rendah Tinggi
Sukar Sedang Tinggi
Cukup Rendah
37
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data di atas, maka sebanyak 12 butir soal tes pengetahuan konsep dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Soal ini telah dipertimbangkan dari hasil judgment yang menguji construct oleh dosen yang ahli dibidangnya.
H. Alur Penelitian
Posttest
Pengolahan hasil pretest dan posttest
Pembahasan
Kesimpulan
Penyusunan Instrumen Penelitian
Judgment Instrument
Uji coba instrument dan Pretest
Studi Literatur Telaah Kurikulum Studi Pendahuluan
Masalah
38
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Silvia Frisca Hartini, 2015
PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan, penerapan model inkuiri abduktif dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep pada konsep usaha dan energi dengan kategori sedang. Selain itu untuk peningkatan tiap aspek pada keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep sebagai berikut:
1. Aspek keterampilan berpikir kritis setelah diterapkan model inkuiri abduktif mengalami peningkatan sedang kecuali pada aspek evaluasi mengalami peningkatan rendah.
2. Aspek penguasaan konsep setelah diterapkan model inkuiri abduktif mengalami peningkatan sedang.
B.Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran diantaranya:
1. Penerapan model inkuiri abduktif dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa SMA.
2. Penelitian ini mengukur keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep menggunakan instrumen tes. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menambahkan respon siswa.
3. Penelitian ini hanya meninjau penguasaan konsep dalam sistem kognitif untuk siswa SMA. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model inkuiri abduktif pada jenjang lain untuk melihat hasil belajar siswa pada sistem lainnya.