vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the relationship of budgeting and responsibility accounting in supporting the quality of decision making in order to achieve cost efficiency of marketing at PT "X" Batam. The method used by the writer was descriptive method, which were realized by analyzing and making conclusions based on comparisons between data obtained by the relevant theory. Financial data used in this research was the realization and budget data of marketing costs of PT "X" Batam from 2005 to 2009 period.
From the research result showed that the implementation of budgeting and responsibility accounting of PT "X" Batam was quite good, despite the inefficiency of marketing costs in 2009. It really did not indicate a bad thing, because PT "X" Batam is promoting its first branch on the island of Tanjung Pinang. While the years 2005-2008, the cost efficiency of marketing of PT "X" Batam has been reached, as is evident from the percentage deviations below the specified tolerance limit of 10% of marketing budget. This showed that the implementation of budgeting and responsibility accounting to support the cost efficiency of marketing. In short, there was a positive relationship between budgeting and responsibility accounting to marketing cost efficiency.
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang kualitas pengambilan keputusan guna mencapai efisiensi biaya pemasaran pada PT “X” Batam. Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, yang diwujudkan dengan melakukan analisis dan membuat simpulan berdasarkan perbandingan antara data yang diperoleh dengan teori yang relevan. Data keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data anggaran dan realisasi biaya pemasaran PT “X” Batam tahun 2005-2009.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban PT “X” Batam cukup baik, walaupun terjadi inefisiensi biaya pemasaran pada tahun 2009. Hal tersebut sebenarnya tidak menunjukkan hal yang buruk, karena PT “X” Batam sedang mempromosikan cabang pertamanya di pulau Tanjung Pinang. Sedangkan tahun 2005-2008, efisiensi biaya pemasaran PT “X” Batam sudah tercapai, ini terbukti dari persentase penyimpangan yang terjadi berada di bawah batas toleransi yang ditetapkan yaitu 10% dari anggaran biaya pemasaran. Ini menunjukkan bahwa penerapan penganggaran dan akuntansi pertanggunjawaban dapat menunjang efisiensi biaya pemasaran. Singkatnya, terdapat hubungan positif antara penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap efisiensi biaya pemasaran.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii
KATA PENGANTAR... iv
ABSTRACT... vii
ABSTRAK... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR... xiv
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang Penelitian... 1
1.2Identifikasi Masalah... 9
1.3Tujuan Penelitian... 9
1.4Kegunaan Penelitian... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN... 11
x Universitas Kristen Maranatha
2.1.2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban... 15
2.1.2.2 Pusat Pertanggungjawaban... 18
2.1.2.3 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban... 20
2.1.2.4 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban... 22
2.1.2.5 Syarat-syarat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban.. 24
2.1.2.6 Biaya Terkendali dan Biaya Tidak Terkendali... 27
2.1.2.7 Klasifikasi dan Kode Rekening untuk Akuntansi Pertanggungjawaban... 28
2.1.3 Biaya Pemasaran... 30
2.1.3.1 Pengertian Biaya pemasaran... 30
2.1.3.2 Penggolongan Biaya Pemasaran... 30
2.1.3.3 Karakteristik Biaya Pemasaran... 32
2.1.3.4 Anggaran Biaya Pemasaran... 33
2.2 Rerangka Pemikiran... 37
2.2.1 Hubungan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Penganggaran... 37
xi Universitas Kristen Maranatha
BAB III METODE PENELITIAN... 45
3.1Objek Penelitian... 45
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 45
3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 46
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan... 49
3.2Metode Penelitian... 50
3.2.1 Periode Penelitian... 51
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data... 51
3.2.3 Operasionalisasi Variabel... 53
3.2.4 Teknik Pengelolahan Data dan Uji Hipotesis... 56
3.2.4.1 Teknik Pengelolahan Data... 56
3.2.4.2 Uji Hipotesis... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1 Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada PT “X” Batam... 60
4.1.1 Struktur Organisasi... 60
4.1.2 Penyusunan Anggaran... 62
4.1.2.1 Kebijakan Anggaran PT “X” Batam... 62
4.1.2.2 Pedoman Penyusunan Anggaran PT “X” Batam... 63
4.1.2.3 Prosedur Penyusunan Anggaran PT “X” Batam... 63
4.1.2.4 Penyusunan Anggaran Pemasaran PT “X” Batam... 65
4.1.2.5 Penetapan Kriteria Pengukuran Kinerja Manajer Pusat Biaya... 65
xii Universitas Kristen Maranatha
4.1.4 Pengklasifikasian Kode Rekening... 68
4.1.5 Laporan Pertanggungjawaban... 69
4.2 Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT “X” Batam... 71
4.3 Peranan Anggaran dalam Menunjang Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT “X” Batam... 73
4.4 Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menunjang Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT “X” Batam... 75
4.5 Pengujian Hipotesis... 77
4.5.1 Hubungan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Penganggaran... 77
4.5.2 Hubungan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Efisiensi Biaya Pemasaran... 79
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 82
5.1 Simpulan... 82
5.2 Saran... 83
5.3 Keterbatasan... 84
DAFTAR PUSTAKA... 86
DAFTAR LAMPIRAN... 88
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Kode Perkiraan Neraca dan Laba/Rugi PT “X” Batam... 68
Tabel 4.2 Anggaran dan Realisasi Biaya Pemasaran PT “X” Batam
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Laporan Realisasi dan Anggaran PT “X” Batam Tahun 2005-2009
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Penelitian ini mengangkat isu mengenai hubungan penganggaran dan akuntansi
pertanggungjawaban terhadap efisiensi biaya pemasaran pada suatu perusahaan.
Dengan perkembangan skala usaha perusahaan sekarang ini dan semakin tajamnya
persaingan dalam dunia usaha, maka penting bagi suatu perusahaan melakukan
penganggaran dalam menjalankan aktivitas operasinya. Selain itu, semakin
berkembang pula kebutuhan dan tuntutan atas informasi oleh pihak manajemen
perusahaan. Hal ini didorong oleh pertimbangan yang semakin kritis dalam
memanfaatkan berbagai dana dan sumber daya lainnya secara optimal yang pada
umumnya hanya tersedia dalam jumlah yang terbatas, sehingga mengharuskan untuk
memperolehnya dengan biaya sehemat mungkin dan menggunakan seefisien
mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di samping itu, lingkungan
yang sangat dinamis membuat perusahaan harus selalu waspada untuk segera
menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan yang terjadi.
Perusahaan berskala besar yang aktivitasnya sudah meningkat dan
menimbulkan kompleksitas dalam pengendalian biaya aktivitasnya, membuat
manajemen tidak mungkin lagi dapat melakukan pengawasan secara langsung
terhadap kegiatan operasi perusahaan, akan tetapi membutuhkan partisipasi dan
BAB I PENDAHULUAN 2
Universitas Kristen Maranatha
merupakan beberapa kriteria yang berkaitan dengan skalabilitas usaha di Indonesia
yang dirangkum dari beberapa sumber dalam Kurniawan (2007), antara lain:
1. Untuk sektor industri, memiliki total aset lebih dari Rp. 5 miliar dan untuk non
industri, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 600 juta.
2. Unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai
dengan maksimal 10 miliar (tidak termasuk tanah & bangunan untuk usaha)
3. Memiliki pekerja di atas 2000 orang.
Keterbukaan yang dimiliki oleh seorang manajer untuk dapat mengendalikan
perusahaan secara baik adalah dengan menerapkan sistem penganggaran dan
akuntansi pertanggungjawaban.
Anggaran tidak hanya sekadar berupa angka-angka mati yang akan
direalisasikan pada periode berikutnya, tapi lebih dari itu merupakan representasi
komitmen dari tiap-tiap pihak di dalam perusahaan untuk bekerja bersama
mewujudkan rencana jangka pendek guna mencapai tujuan jangka panjang (Mulyadi,
2001;429).
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam
proses perencanaan dan pengendalian manajemen, karena informasi tersebut
menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggung
jawab terhadap perencanaan, pengendalian, dan pelaksanaannya (Weharima, 2005).
Tujuan penggunaan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk mengetahui apakah
terjadi penyimpangan biaya dan penghasilan dari yang dianggarkan.
Mulyadi (2001;176) menyatakan bahwa, melalui struktur organisasi yang ada,
manajer dapat membagi tugas dengan jelas pada bawahannya. Sebaiknya manajer
BAB I PENDAHULUAN 3
Universitas Kristen Maranatha
dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan harus menerapkan sistem
akuntansi pertanggungjawaban yang merupakan sistem pengendalian tanggung
jawab tiap unit kerja atas hasil pekerjaan yang didelegasikan kepadanya, yaitu
melalui pengendalian atas biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima
masing-masing unit kerja yang bersangkutan dan dilaporkan dalam laporan
pertanggungjawaban. Berdasarkan laporan tersebut manajer dapat mengambil
tindakan koreksi atas penyimpangan atau prestasi yang tidak memuaskan, jadi dapat
dikatakan bahwa informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu alat
bantu bagi manajemen. Dengan adanya informasi akuntansi pertanggungjawaban,
diharapkan manajer dapat menilai tanggung jawab dan dapat mengukur prestasi
bawahannya secara objektif atas tugas yang didelegasikan padanya. Hal ini akan
membantu manajer dalam mengambil keputusan atas pengendalian biaya-biaya yang
ada sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan dapat tercapai.
Semua perusahaan pasti akan selalu berusaha mempertahankan kelangsungan
hidupnya dengan segala kemampuan dan sumber daya yang tersedia, terlebih bagi
perusahaan-perusahaan yang berorientasi laba serta diorganisasikan dan dijalankan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menyediakan barang dan jasa bagi
masyarakat. Maka dari itu, muncul aspek pemasaran yang memegang peranan
penting dalam memasarkan produk kepada konsumen. Kebutuhan akan pemasaran
ini tumbuh dan berkembang disaat masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhannnya
sendiri. Biaya pemasaran menurut Mulyadi (1999:529), merupakan biaya yang
terjadi saat produk selesai diproduksi sampai produk tersebut menjadi uang tunai.
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan,
BAB I PENDAHULUAN 4
Universitas Kristen Maranatha
karena itu, di setiap perusahaan selalu terdapat bidang khusus yang menangani
distribusi produk mereka agar sampai ke tangan konsumen.
Wilson dan Campbell (1981), yang diterjemahkan oleh Tjintjin F. Tjendera
(1997:292) menyatakan, biaya yang ditekan pada biaya pemasaran mencakup biaya
yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan mulai dari saat barang yang telah
dibeli atau diproduksi sampai dengan barang tersebut dijual ke pelanggan, misalnya
biaya periklanan, biaya promosi penjualan, biaya pengiriman, biaya pergudangan,
dan biaya pengepakan.
Penulis memilih anggaran biaya pemasaran, karena anggaran biaya pemasaran
berguna untuk mencapai tujuan perusahaan dalam mencapai efektivitas penjualan,
yaitu tercapainya target volume penjualan yang telah ditetapkan perusahaan untuk
dapat menghasilkan pendapatan atau laba bagi perusahaan. Pertimbangan lainnya,
dikarenakan aktivitas pemasaran yang terarah dengan baik penting bagi perusahaan
agar dapat meningkatkan dan mempertahankan posisi produknya di pasar. Oleh
karena itu, perusahaan harus memperhatikan dan mengendalikan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk pemasaran dan biaya pemasaran ini harus direncanakan atau
diperhitungkan dengan cermat untuk nantinya dibuat anggarannya.
Anggaran pemasaran membantu manajemen untuk mengkomunikasikan
kepada seluruh bagian perusahaan mengenai rencana pemasaran yang akan
dijalankan pada suatu periode, selain itu juga sebagai suatu target yang harus dicapai
dalam hal pemasaran, misalnya biaya promosi yang dipakai, berapa banyak barang
atau jasa yang harus terjual, dan lainnya. Mardani (2009), menegaskan bahwa
anggaran pemasaran harus disusun, karena jika tidak, mungkin saja terjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 5
Universitas Kristen Maranatha
digunakan untuk menghasilkan dan mempromosikan produk tersebut terlalu tinggi,
sehingga menyebabkan harga jualnya jadi sangat tinggi. Maka dari itu, perusahaan
harus mengendalikan seluruh biaya yang ada, termasuk biaya pemasaran ini.
Penerapan penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban sangat
dibutuhkan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa efisiensi
biaya, dalam kasus ini khususnya biaya pemasaran suatu perusahaan dapat
ditingkatkan dengan menerapkan sistem panganggaran dan akuntansi
pertanggungjawaban.
Berikut ini penulis sajikan beberapa penelitian yang menyajikan hubungan
antara penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap efisiensi biaya
pemasaran, antara lain: Penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyadi (2001),
menyatakan bahwa penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia
informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai nilai sumber
daya yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran. Jones dan Pendlebury (2000)
dalam Arliani (2008) menjelaskan bahwa, perusahaan dapat mengetahui apakah
biaya pemasaran yang dikeluarkan wajar atau tidak dengan cara melakukan analisis
terhadap biaya pemasaran, yaitu dengan cara membandingkan antara anggaran biaya
pemasaran dengan realisasinya. Analisis tersebut merupakan alat bantu dalam
mengevaluasi biaya yang telah dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran, sehingga
perusahaan dapat mengarahkan penggunaan biaya pemasarannya dengan lebih
efektif dan efisien. Sedangkan penelitian yang dilakukan Mardani (2009), mengenai
peranan informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efisiensi biaya
BAB I PENDAHULUAN 6
Universitas Kristen Maranatha
perusahaan menentukan syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi. Jika syarat-syarat
tersebut dipenuhi, maka pertanggungjawaban terhadap biaya pemasaran diharapkan
akan menjadi lebih baik dan efisiensi penggunaan biaya pemasaran dapat
ditingkatkan. Dari penelitian tersebut, dihasilkan simpulan yang menyatakan bahwa
akuntansi pertanggunjawaban bermanfaat dalam menunjang efektivitas pengendalian
biaya pemasaran. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Arliani (2008), yang meneliti mengenai pengaruh akuntansi pertanggungjawaban
terhadap efisiensi biaya pemasaran. Dalam penelitiannya, dinyatakan bahwa untuk
memastikan biaya pemasaran digunakan secara efisien oleh manajer yang
bertanggung jawab atas biaya tersebut, maka diperlukan peranan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat pengendalinya. Dan dari penelitiannya, diperoleh
simpulan akhir yang menyatakan bahwa dengan penerapan akuntansi
pertanggungjawaban yang baik, maka efisiensi biaya pemasaran juga dapat
meningkat.
PT ”X” Batam, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang
kontraktor pengecatan dan perdagangan cat. Penulis memilih PT “X” Batam dengan
pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan konstruksi
pengecatan terkemuka di kota Batam, hal ini dibuktikan dengan banyaknya
perusahaan kontraktor perumahan maupun perusahaan perkapalan di wilayah Kepri
yang bekerja sama dan mempercayakan bagian pengecatannya pada PT ”X” Batam.
Banyaknya permintaan akan jasa konstruksi pengecatan yang bahkan sampai ke luar
pulau Batam, membuat PT ”X” Batam harus membuka cabangnya di pulau Tanjung
Pinang dengan tujuan efisiensi dan memaksimalkan pengerjaan proyek. Hal ini jadi
BAB I PENDAHULUAN 7
Universitas Kristen Maranatha
semakin pesat beberapa tahun belakangan ini sehubungan dengan letak pulau Batam
yang sangat strategis sebagai daerah industri dan pariwisata. Dibandingkan beberapa
kota besar lain yang ada di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Palembang, dan
lainnya, kota Batam bisa dikatakan memiliki letak yang lebih strategis. Ini
dikarenakan letak pulau Batam yang lebih dekat dengan negara Singapura, Malaysia,
dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Ditambah lagi jalur perairannya yang
sudah pasti lebih efisien dibanding jalur udara sudah sangat mendukung, karena
bentuknya yang berupa kepulauan. Akan tetapi, letak strategis yang dimiliki pulau
Batam tidak hanya memberikan dampak yang positif, ada juga dampak negatifnya.
Salah satunya adalah ancaman persaingan bisnis yang tidak hanya datang dari dalam
negeri, tetapi juga dari negara tetangga. Dalam menghadapi situasi bisnis yang
kompetitif, perusahaan di tuntut untuk menggerakan sumber daya yang dimilikinya
secara optimal untuk meningkatkkan kemampuan bersaing, antara lain dapat berupa
harga jual yang kompetitif, yang didukung oleh kemampuan perusahaan untuk
memenuhi permintaan pasar. Selain itu, jarang penulis temukan penelitian serupa
yang menggunakan perusahaan konstruksi sebagai objek penelitiannya.
Pada umumnya, semua organisasi baik yang berorientasi laba maupun tidak
pasti akan berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini juga berlaku
pada perusahaan konstruksi. Barang dan jasa yang dimiliki perusahaan tidak bisa
mencari sendiri pelanggannya, maka dari itu muncul suatu kebutuhan akan aspek
pemasaran pada suatu perusahaan agar barang dan jasa yang dihasilkan dapat
tersalurkan kepada konsumen dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.
Untuk menjalankan aspek pemasaran ini, diperlukan pengorbanan
BAB I PENDAHULUAN 8
Universitas Kristen Maranatha
muncul suatu masalah, di mana sumber ekonomi hanya tersedia dalam jumlah yang
terbatas, sehingga membuat perusahaan harus mempergunakannya seefisien dan
seefektif mungkin. Untuk mengatasinya, diperlukan suatu alat bantu bagi pihak
manajemen dalam melakukan pengandalian dan pengawasan atas penggunaan
sumber-sumber ekonomi tersebut, salah satunya adalah akuntansi
pertanggungjawaban (Weharima, 2005).
Meningkatnya persaingan antar perusahaan, semakin tajam dan besarnya
persentase biaya pemasaran yang terkandung dalam harga jual suatu produk,
menjadikan peranan dan usaha manajemen dalam pengendalian biaya pemasaran
sangat dibutuhkan. Untuk melihat material tidaknya biaya pemasaran yang ada pada
suatu perusahaan dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut,
berikut penulis sajikan perbandingan antara biaya pemasaran terhadap total biaya
pada PT “X” Batam dalam bentuk persentase, dengan sumber data dari PT “X”
Batam yang diolah kembali oleh penulis dengan cara membagi biaya pemasaran
dengan total biaya pada tahun yang bersangkutan. Pada tahun 2008 PT “X” Batam
mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp. 20.988.477,50 dari total biaya sebesar
Rp. 83.767.664,36, sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya pemasaran
pada tahun 2008 adalah 25,06% dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh PT “X” Batam pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009, biaya pemasaran yang
dikeluarkan sebesar Rp. 21.660.108 dari total biaya sebesar Rp. 88.143.279,50,
sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya pemasaran pada tahun 2009
adalah 24,57%. Dari perbandingan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa biaya
pemasaran yang dikeluarkan oleh PT “X” Batam cukup material, terlebih jika
BAB I PENDAHULUAN 9
Universitas Kristen Maranatha
pengawasan proyek sebesar Rp. 5.186.000 pada tahun 2008, yang artinya hanya
6,19% dari total biaya. Atau biaya administrasi dan umum sebesar Rp.10.850.000
pada tahun 2008, yang artinya 12,95% dari total biaya.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan hasil
pembahasannya dituangkan dalam penelitian ini dengan judul: Hubungan
Penganggaran dan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Efisiensi
Biaya Pemasaran Pada PT “X” Batam.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka penulis
mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: Apakah penerapkan sistem
penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban dapat meningkatkan kualitas
keputusan untuk menunjang efisiensi biaya pemasaran PT “X” Batam ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui dampak penerapan sistem penganggaran dan akuntansi
pertanggungjawaban dalam meningkatkan kualitas keputusan untuk menunjang
efisiensi biaya pemasaran PT “X” Batam.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
BAB I PENDAHULUAN 10
Universitas Kristen Maranatha
1. Memberikan bukti empiris mengenai peranan penganggaran dalam
menunjang efisiensi biaya pemasaran.
2. Memberikan bukti empiris mengenai peranan informasi akuntansi
pertanggungjawaban dalam menunjang efisiensi biaya pemasaran.
3. Memberikan masukan kepada manajemen untuk membantu dalam
pengendalian biaya pemasaran agar dapat memberikan respon yang memadai
82 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada PT “X” Batam, maka
penulis menarik simpulan sebagai berikut:
1. Bahwa akuntansi pertanggungjawaban dan sistem penganggaran merupakan suatu
alat bantu manajemen yang memiliki fungsi saling membutuhkan satu sama lain.
Maksudnya adalah dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban,
penyusunan anggaran merupakan salah satu syarat mutlaknya. Sedangkan dalam
melakukan penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dapat berperan
sebagai dasarnya.
2. Dengan penerapan akuntasi pertanggungjawaban secara memadai, maka
perusahaan dapat lebih mengontrol biaya pemasaran yang akan dikeluarkan,
sehingga pemborosan dapat dihindari dan pengambilan keputusan untuk
pengalokasian biaya pemasaran dapat lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.
3. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban dan
penganggaran mempunyai hubungan yang positif diterima. Alasannya adalah,
dalam melakukan penyusunan anggaran, PT “X” Batam menggunakan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunannya. Hal ini dikarenakan akuntansi
pertanggungjawaban merupakan salah satu sumber informasi dalam penyusunan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 83
Universitas Kristen Maranatha
penyimpangan yang terjadi dari masing-masing periode menunjukkan jumlah
yang tidak signifikan.
4. Sedangkan hipotesis kedua yang menyatakan akuntansi pertanggungjawaban dan
efisiensi biaya pemasaran mempunyai hubungan yang positif juga terdukung.
Alasannya adalah, perusahaan telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban
dengan sangat baik, sehingga pengambilan keputusan jadi lebih akurat dan hal
tersebut berdampak pada tercapainya efisiensi penggunaan biaya pemasaran PT
“X” Batam. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan yang dilakukan antara
besarnya persentase penyimpangan yang terjadi dengan batas toleransi
penyimpangan yang diizinkan, yaitu 10% dari anggaran biaya pemasaran. Dan
hasilnya, hanya tahun 2009 saja yang dikatakan tidak efisien. Itupun terjadi
karena PT “X” Batam sedang mempromosikan cabangnya yang pertama di pulau
Tanjung Pinang, sehingga tidak menunjukkan sesuatu yang buruk.
5.2 Saran
Berikut penulis mencoba memberikan saran yang bisa dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan, antara lain:
1. Bila ada proyek baru yang muncul dan belum dianggarkan sebelumnya, sebaiknya
langsung diadakan rapat untuk merevisi anggaran yang ada. Ini harus dilakukan
agar pengerjaan proyek tidak terhambat, sehingga perusahaan tidak mengeluarkan
biaya yang tidak perlu, khususnya dalam hal pemasaran. Seperti kegiatan untuk
mempromosikan cabang pertama perusahaan, seharusnya dilakukan penyesuaian
kembali terhadap anggaran yang telah dibuat, sehingga penyimpangan anggaran
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 84
Universitas Kristen Maranatha
2. Diharapkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian
kinerja di PT “X” Batam lebih ditingkatkan.
3. Perusahaan harus membuat kebijakan yang tegas mengenai reward dan
punishment yang akan diberikan guna memotivasi para manajer pusat pertanggungjawaban agar mereka dapat meningkatkan kinerjanya. Dengan
memberikan reward diharapkan tiap pusat pertanggungjawaban akan berlomba
dan terpacu untuk menjadi yang terbaik, sehingga dapat berdampak pada
peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan pemberian
punishment ditujukan untuk memberikan efek jera bagi pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya selalu di bawah rata-rata dan kurang termotivasi dengan reward.
5.3 Keterbatasan
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki di
penelitian-penelitian selanjutnya, diantaranya:
1. Dalam penelitian ini yang dibahas hanyalah biaya pemasaran saja, sehingga tidak
dapat diketahui bagaimana peran penganggaran dan akuntansi
pertanggungjawaban terhadap keseluruhan biaya yang ada di perusahaan.
2. Yang menjadi objek penelitian ini hanya berasal dari perusahaan konstruksi cat,
sehingga tidak diketahui bagaimana perbedaannya jika diterapkan pada jenis
bidang usaha lain, misalnya perhotelan, leasing, perusahaan asuransi, perusahaan
dagang, dan lainnya.
3. Penelitian ini hanya menggunakan data keuangan yang diperoleh dari objek
penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan gabungan antara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 85
Universitas Kristen Maranatha
dapat diukur mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban dan penganggaran
terhadap efektivitas biaya pemasaran.
86 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N., J. Dearsen, dan V. Govindarajan ( 1999), Management Control System, Seventh Edition, Chicago : Richard D. Irwin.
Anthony, Robert N., dan V. Govindarajan (1998). “Impact of Participation in The Budgetary process on Management Attitude and performance : Universalistic and Contingency Perspective, Decision Science”.
Arliani, Fitrina (2008), Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Efisiensi Biaya Pemasaran Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Granesia). Skripsi S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Padjadjaran, Bandung.
Ayuningtyas, Sri (2006), Efisiensi dan Keefektivan Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Manajemen (Studi Kasus pada PT. Perkebunan Nusantara V). Skripsi S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Bambang Hariadi (2002), Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Darsono, Ari Purwanti (2008), Penganggaran Perusahaan, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Horngren, Charles and Sudem Garry and Stratton William (2006), Introduction to Management Accounting, Prantice Hall.
Indriantoro N. Dr dan Bambang Supomo (1999), Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Komaruddin (2005), Akuntansi Manajemen, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kurniawan, Riza dan Budi Rahardjo (2007), Studi Model Organisasi CSIRTs (Computer Security Incident Response Teams) pada Perusahaan Berskala Besar. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta.
Mardani, R. (2009). Perenan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menunjang Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT. INTI (Persero) Bandung. Skripsi S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Garut, Garut.
DAFTAR PUSTAKA 87
Universitas Kristen Maranatha
_______ (1993), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
_______ (1999), Akuntansi Biaya, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta. _______ (2007), Akuntansi Biaya, Penerbit STIE YKPN BPFE, Yogyakarta.
Munandar M. Drs (1994), Budgeting – Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian kerja dan Pengawasan Kerja. BPFE, Yogyakarta.
Sugiyono (1999), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.
________ (2007), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Supriyono (2000), Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Usry, Milton F. dan Lawrence H. Hammer (1999), Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Edisi kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Weharima, A. (2005). Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menunjang Efektivitas Pengandalian Biaya Pemasaran (Studi Kasus pada PT. PLN Unit Bisnis Distribusi Jabar dan Banten). Skripsi S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Widyatama, Bandung.