• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Remaja Tunarungu di Kota Bandung (Suatu Penelitian di SMALB-B Cicendo di Kota Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Remaja Tunarungu di Kota Bandung (Suatu Penelitian di SMALB-B Cicendo di Kota Bandung)."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

Abstract

This research is titled descriptive studies on future orientation of work field on hearing disabled children in city of Bandung (research at SLB-B Cicendo at Bandung). This research is done to find a visualization on work field orientation and information about factors affecting it.

The research sample is 30 teenage pupils at SMA SLB-B Cicendo at Bandung city. The measuring instrument used to measure is questioner modified by the researcher based on Nurmi Theory (1989). The validity is tested using construct validity on 15 hearing disabled teenagers and the result is validity on high criteria of 0.591-0.907, while the reliability is 0.757 using Apha Cronbach method on SPSS 21.00 program.

The research result showed that future work field orientation of teenagers at SLB-B Cicendo Bandung is 70% of clear future orientation and 30% is having unclear future orientation.

Based on these result, advise given by this research to teenagers of SMA SLB-B CIcendo with unclear future orientation is to add their insight by finding information on potential and strengthenend their family intraction. Also, to teenagers of SMA SLB-B Cicendo with clear future orientation is to strengthened their future orientation

(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Remaja Tunarungu di Kota Bandung (Suatu Penelitian di SMALB-B Cicendo di Kota Bandung). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan dan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Populasi penelitian ini adalah 30 siswa remaja SMA SLB-B Cicendo di kota Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori Nurmi (1989). Validitasnya dites mengunakan teori Construct Validity yang diujicobakan kepada 15 remaja tunarungu dan didapat validitas dengan kiteria tinggi antara 0,591 – 0,907, sedangkan reliabilitasnya sebesar 0.757 dengan menggunakan metode Alpha Cronbach pada program SPSS 21.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja tunarungu di SMALB-B Cicendo kota Bandung terbagi menjadi 70% memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas dan 30% memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas.

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang diberikan pada penelitian ini adalah bagi siswa remaja SMA SLB-B Cicendo yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas disarankan untuk mencari informasi mengenai bidang pekerjaan yang berpeluang untuk tunarungu dan memperkuat interaksi dengan keluarga. Sedangkan bagi siswa remaja SMA SLB-B Cicendo yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas disarankan untuk semakin memperkuat orientasi masa depannya.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN.... iii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRACT... viii

ABSTRAK... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR BAGAN... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 8

1.3.1 Maksud Penelitian... 8

1.3.2 TujuanPenelitian... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis... 9

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi Penelitian... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Masa Depan... 18

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan... 18

2.1.2 Proses-proses dalam Orientasi Masa Depan... 18

2.1.3 Orientasi Masa Depan Sebagai Suatu Proses... 26

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Memiliki Kecenderungan Keterkaitan Dengan Orientasi Masa Depan... 27

2.2 Pengertian Remajaa... 31

2.2.1 Sifat-sifat Remaja... 31

2.2.2 Tahap Perkembangan Remaja... 32

2.2.3 Peran Perkembangan, Orang Tua, Kawan Sebaya dan Pendidikan... 35

2.2.4 Perkembangan Kognitif Remaja Menurut Piaget... 36

2.2.5 Teori Perkembangan Pemilihan karir (developmental carrier choice theory)... 36

2.3 Tuna Rungu... 37

2.3.1 Pengertian Tuna Rungu... 37

2.3.2 Klasifikasi Ketunarunguan... 39

2.3.3 Penyebab Ketunarunguan... 40

2.3.4 Dampak Ketunarunguan... 42

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian... 48

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 49

3.2.1 Variabel Penelitian... 49

3.2.2 Definisi Operasional... 49

3.3 Alat ukur... 50

3.3.1 Alat ukur Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan ... 50

3.3.2 Sistem Penilaian... 51

3.4 Validitas dan Reliabilitas... 54

3.4.1 Pengujian Validitas alat ukur Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan... 54

3.4.2 Reliabilitas alat ukur Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan... 55

3.4.3 Kuesioner Data Penunjang... 56

3.5 Populasi sasaran, Karakteristik Populasi, dan Teknik Penarikan Sampel... 56

3.5.1 Populasi Sasaran... 56

3.5.2 Karakteristik Populasi... 57

3.6 Teknik Analisis Data... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden... 58

4.1.1 Jenis Kelamin... 58

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

4.1.3 Pekerjaan yang diinginkan... 60

4.1.4 Status Sosial Ekonomi... 61

4.2 Hasil Penelitian... 61

4.2.1 Gambaran Hasil Penelitian Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan. ... 61

4.2.2 Gambaran Tabulasi Silang Antara Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan dengan Aspek Motivasi... 62

4.2.3 Gambaran Tabulasi Silang Antara Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan dengan Aspek Perencanaan... 62

4.2.4 Gambaran Tabulasi Silang Antara Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan dengan Aspek Evaluasi... 63

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 73

5.2 Saran... 74

5.2.1 Saran Teoritis... 74

5.2.2 Saran Praktis... 74

DAFTAR PUSTAKA... 76

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.3.1 Rincian Alat Ukur ... 50

Tabel 3.3.3 Tabel Bobot Nilai Setiap Item... 52

Tabel 3.3.3 Tabel Kategori Kriteria Penilaian... 54

Tabel 4.1.1 Persentase Responden Berdasarkan Jemis Kelamin... 58

Tabel 4.1.2 Persentase Responden Berdasarkan Usia... 59

Tabel 4.1.3 Persentase Responden Berdasarkan Pekerjaan... 60

Tabel 4.1.4 Persentase Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi... 61

Tabel 4.2.1 Persentase Gambaran Hasil Penelitian... 61

Tabel 4.2.2 Tabulasi silang Antara Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan dengan Aspek Motivasi... 62

Tabel 4.2.3 Tabulasi silang Antara Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan dengan Aspek Perencanaan... 62

(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Lampiran II : Kisi – Kisi Alat Ukur Orientasi Masa Depan Bidang

Pekerjaan dan Kisi-kisi Data Penunjang

Lampiran III : Hasil Validitas dan Reliabilitas Try-Out Alat Ukur Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan

Lampiran IV : Hasil Validitas dan Reliabilitas Data Utama Alat Ukur Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan

Lampiran V : Hasil Data Utama Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan

Lampiran VI : Tabulasi Silang Data Utama dengan Data Penunjang Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan

Lampiran VII : Profil SLB-B Cicendo Kota Bandung

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam setiap rentang kehidupan, individu akan senantiasa berkembang menjadi lebih baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Setiap aktivitas perkembangan individu pada dasarnya dilakukan untuk mencapai tujuan hidup. Tujuan hidup yang jelas akan membuat individu melalui hambatan dengan baik. Salah satu cara untuk mencapai tujuan hidup adalah dengan merencanakan masa depan yang jelas.

Gambaran yang dimiliki oleh individu tentang dirinya dalam konteks masa depan itulah yang disebut dengan orientasi masa depan. Bagaimana seorang individu memandang dirinya sendiri di masa mendatang, gambaran tersebut membantu individu dalam menempatkan dan mengarahkan dirinya untuk mencapai apa yang ingin diraihnya. Dalam proses pencapaian tersebut individu akan membuat banyak keputusan (Nurmi, 1989), termasuk di dalamnya keputusan untuk bekerja.

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha masa depan mereka. Maka dari itu mereka memikirkan dan mengambil keputusan untuk pendidikan lanjutan berdasarkan pemikiran dan perencanaan pekerjaan yang diinginkan. Barulah ketika remaja memasuki usia 20 tahun akan lebih serius dalam memikirkan pekerjaan karena hal tersebut adalah dasar untuk memperjelas orientasi masa depan bidang pernikahan.

Hal tersebut didukung oleh teori yang diungkapkan oleh Santrock (2012), yaitu pada tahap perkembangan masa remaja akhir, usia 14-19tahun remaja mulai memunculkan ketertarikan pada dunia pekerjaan. Didasari oleh pencarian identitas diri, dan keinginan akan otonomi. Pengambilan keputusan berperan penting dalam pemenuhan tugas-tugas perkembangan tersebut, maka dari itu individu diharapkan mengambil keputusan yang tepat karena sangat mempengaruhi kehidupan mereka saat dewasa baik dalam pembentukan identitas, karir, gaya hidup, dan keluarga masa depan (Nurmi, 1989).

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha (1989), jika terjadi pengalaman kegagalan, akan menimbulkan rasa pesimistik dalam menghadapi kehidupan. Oleh karena itu individu remaja sebaiknya memiliki orientasi masa depan yang jelas.

Menurut Nurmi (1989), orientasi masa depan dapat terbentuk dari tiga tahapan yaitu, motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Remaja dalam penelitian ini akan membentuk orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan. Tahap yang pertama adalah motivasi yaitu, dorongan yang mengarahkan remaja untuk bertingkah laku tertentu yang mengarah pada suatu tujuan, dalam hal ini tujuan untuk bekerja. Tahap berikutnya adalah perencanaan, remaja menyusun strategi yang mengarah pada pencapaian tujuan yaitu mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya. Tahap terakhir adalah tahap evaluasi, remaja menilai kembali sejauh mana tujuan dan strategi yang telah disusun dapat terealisasi di masa depan. Remaja yang dikatakan memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas apabila mampu menjalankan tahap-tahap proses tersebut dengan baik. Apabila remaja memiliki kekurangan dalam salah satu tahapan maka orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat dikatakan memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas.

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha IPB yang malah bekerja menjadi wartawan bahkan ada yang bekerja di Bank. Wakil

ketua KADIN bidang tenaga kerja mengatakan,”Teman-teman yang hendak bekerja

itu seharusnya mengeksplorasi pilihannya, sehingga sarjana bekerja sesuai pendidikannya dan industri tidak kekurangan tenaga kerja”.

Hal tersebut tidak hanya terjadi pada remaja normal, tetapi terjadi juga pada remaja penyandang disabilitas. Remaja penyandang disabilitas adalah remaja dengan ketidakmampuan secara fisik dan mental seperti, individu dengan ketunaan (tunanetra, tunarungu, tundagrahita, tunadaksa), autisme. Seperti yang terjadi pada bulan September tahun 2014 di kota Jakarta terdapat seorang wanita yang ditolak bekerja karena ia tuli dan bisu oleh sebuah perusahaan katering walaupun ia memiliki ijazah serifikat dalam bidang pelayanan (hospitality) dan sebelumnya memiliki pengalaman bekerja pada jabatan front office (Tempo, 19/92014).

Guna mengakomodasi hak-hak penyandang disabilitas, pemerintah Indonesia telah mengesahkan hasil dari United Nations Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi PBB mengenai Hak-Hak Penyandang

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha kesepakatan ini. Banyak perusahaan yang menolak saat mengetahui calon pegawainya memiliki disabilitas dan hanya menerima pegawai yang normal agar dapat melaksanakan perintah kerja. Sampai saat ini untuk di kota Bandung baru terdapat 2 perusahaan yaitu PT. Carrefour dan PT. Dewhirst (Pabrik Garmen) yang bersedia mempekerjakan penyandang disabilitas sebagai pegawai; dalam hal ini adalah penyandang tunarungu (Better Work Indonesia, 2012)

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan Kementerian Sosial, Nahar bahwa sekitar 2,1 juta penyandang disabilitas di seluruh Indonesia hingga kini masih sulit mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang layak, sehingga cenderung minoritas dari masyarakat lainnya (Pikiran Rakyat, 2013 diunduh pada tanggal 9/10/2014). Akibatnya, berbagai potensi yang mereka miliki tidak dapat tergali secara optimal.

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha dengan harapan agar individu penyandang disabilitas mampu bersaing di tengah masyarakat dengan memanfaatkan keterampilan yang dimilikinya.

Seperti yang terdapat di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di kota Bandung yaitu, SLB-B Cicendo. Sekolah Luar Biasa-B (SLB-B) Cicendo ini adalah sekolah untuk individu dengan keterbatasan dalam hal indera pendengaran atau ketunarunguan secara gratis. Sekolah Luar Biasa-B (SLB-B) Cicendo ini memiliki ekstrakulikuler keterampilan vokasional tata boga, otomotif, modeling, olahraga dan komputer, dan program pengembangan diri bimbingan konseling, karir dan rohani yang dapat diikuti oleh siswa dengan sukarela. Untuk setiap ekskul, sekolah memiliki warung, bengkel, ruangan, lapangan, dan laboratorium komputer tersendiri, dengan guru pengajar yang merangkap menjadi guru SLB-B dan peralatan seadanya. Kurikulum yang diberikan di sekolah SLB-B Cicendo ini layaknya sekolah normal dengan tujuan untuk dapat meneruskan ke Perguruan Tinggi namun, mereka juga mendapatkan kegiatan ekskul berupa keterampilan.

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan data di atas diperoleh bahwa sebanyak 4 dari 6 remaja tunarungu yang menempuh pendidikan di SLB-B Cicendo mengindikasikan belum memiliki perencanaan dalam bidang pekerjaan yang jelas, walaupun mereka memiliki keinginan untuk bekerja di masa depan.

Pada tahun-tahun sebelumnya pun terdapat fenomena yang sama terjadi pada alumni SLB-B Cicendo. Dari tiga orang alumni terdapat seorang berhasil menggapai cita-citanya menjadi guru SLB. Ia mengatakan bahwa ia cukup menyukai pekerjaannya, walau dengan pendapatan yang kecil, tapi sesuai dengan keinginannya menjadi guru SLB dan mengajar anak-anak dengan kondisi seperti dirinya. Lalu dua orang lainnya berhasil bekerja walaupun tidak sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Saat ini mereka berdua telah bekerja sebagai penyablon kaos dan waiter di sebuah restoran. Sebelum menjadi peyablon kaos, ia sempat mencari pekerjaan di bengkel tapi ditolak karena kondisinya yang tuli.

Berdasarkan data survei dan pemaparan di atas, dapat dipahamibagaimana pentingnya orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja khususnya remaja tunarungu. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja tunarungu yang bersekolah di SLB-B Cicendo di Kota Bandung.

1.2.Identifikasi Masalah

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja tunarungu di kota Bandung (suatu penelitian di SLB-B Cicendo di kota Bandung).

1.3.2. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tahapan-tahapan mengenai kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja tunarungu di kota Bandung (suatu penelitian di SMALB-B Cicendo di kota Bandung) beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.4.Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoretis

 Memberikan informasi tambahan pada bidang ilmu psikologi

pendidikan dan sosial mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan yang dimiliki remaja tunarungu di kota Bandung (suatu penelitian di SLB-B Cicendo di kota Bandung).

 Memberikan sumber informasi tambahan bagi peneliti lain yang

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha

1.4.2. Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada SLB-B Cicendo Tunarungu (kepala

sekolah, guru BK, dan guru) mengenai gambaran orientasi masa depan bidang pekerjaan remaja tunarungu. Informasi ini dapat digunakan untuk membimbing remaja tunarungu dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan yang belum jelas agar menjadi lebih jelas dan remaja tunarungu dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan yang telah jelas agar menjadi lebih mantap lagi.

 Memberikan informasi mengenai gambaran orientasi masa depan

bidang pekerjaan remaja tunarungu kepada remaja tunarungu yang bersekolah di SLB-B Cicendo. Informasi ini diharapkan dapat membantu mereka untuk lebih mengenal diri mengenai apa yang diinginkan dan bagaimana merealisasikannya guna memperjelas orientasi masa depan bidang pekerjaan dirinya. Informasi ini akan disampaikan melalui sekolah kepada mereka.

1.5. Kerangka Pikir

Siswa SMA di SLB-B Cicendo berusia antara 14-19 tahun berada pada tahap perkembangan remaja. Selama masa remaja, siswa SMA tunarungu di SLB-B Cicendo memiliki ketertarikan pada karir, berpacaran, dan eksplorasi identitas(Santrock, 2012).

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha Dengan kemampuan berpikir tersebut, siswa SMA tunarungu di SLB-B Cicendo dapat berpikir tentang masa depannya dalam setting pekerjaan yang diinginkan secara lebih terstruktur. Kemudian Nurmi (1989) menjelaskan bahwa dalam tahap berpikir ini remaja mampu untuk tidak hanya memahami tetapi juga menduga apa yang akan terjadi. Menurut Nurmi (1989), ketika remaja mampu mengenali pilihan pekerjaan yang diinginkan, maka mereka dapat menjalani pendidikan dengan efektif dan menjadi lebih termotivasi.

Gambaran tentang masa depan ini oleh Nurmi (1989) disebut sebagai orientasi masa depan yang didefinisikan sebagai gambaran yang dimiliki oleh individu tentang dirinya dalam konteks masa depan. Gambaran ini adalah proses yang mencakup 3 tahapan yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi.

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha adalah dasar dari munculnya motivasi dalam proses orientasi masa depan remaja dalam bidang pekerjaan. Setelah memperkuat motivasi dengan mengetahui secara spesifik minatnya dalam pekerjaan, siswa diharapkan dapat memilih ekskul yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang diinginkan. Semakin siswa tertarik akan suatu pekerjaan, siswa akan semakin termotivasi untuk mencapai tujuan. Misalnya, siswa SMA tunarungu di SLB-B Cicendo memiliki minat dalam aktivitas menggambar dan mendesain, suatu saat ia memutuskan ingin menjadi seorang desainer interior yang dapat bekerja secara mandiri dan memberikan hasil pekerjaan yang mendetail. Maka dari itu ia memilih ekskul komputer, karena mengetahui dengan aplikasi komputer dapat membuat desain dan rancangan secara detail.

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha sekolah. Semua hal itu dilakukan guna mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Selanjutnya, siswa melakukan perbandingan antara tujuan dengan konteks dari rencana yang telah disusun, jika sekiranya kurang sistematis maka perencanaan harus diubah. Perencanaan yang terarah akan membuat siswa menjadi lebih baik dalam membuat usaha-usaha yang lebih efisien. Sedangkan perencanaan yang tidak terarah akan membuat siswa kebingungan.

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha situasi yang dapat dia kontrol. Contohnya, siswa yang menginginkan dan telah merencanakan akan membuka jasa katering, akan diikuti dengan perasaan yakin dan optimis bahwa usahanya akan terealisasi dan sukses. Dengan begitu siswa akan fokus dan mengeluarkan usaha (efforts) yang optimal dan terarah menuju kesuksesan tersebut. Itulah yang dikatakan memiliki evaluasi yang akurat.

Tetapi evaluasi dapat menjadi tidak akurat apabila siswa tidak tidak dapat merealisasikan apa yang telah ia rencanakan dan muncul perasaan tidak mampu untuk membuat tujuan baru ataupun mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan nantinya akan membuat orientasi masa depan bidang pekerjaannya menjadi tidak jelas.

Siswa SMA tunarungu di SLB-B Cicendo dikatakan memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas apabila memiliki motivasi yang kuat, perencanaan yang terarah, dan evaluasi yang akurat. Sebaliknya jika, siswa merasa tujuannya tidak realistis sehingga perencanaan menjadi mustahil untuk dilakukan maka sudah seharusnya untuk mengubah pilihan tujuan yang diinginkan.

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha dipengaruhi oleh peran jenis kelamin seseorang. Secara tradisional, remaja pria diharapkan memiliki partisipasi yang lebih dalam bidang pekerjaan dan remaja perempuan diharapkan untuk lebih berorientasi dalam hal keluarga dan mengurus rumah (Nurmi, 1989). Dari faktor sex-roles ini, siswa SMA tunarungu di SLB-B Cicendo yang berjenis kelamin pria akan memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang lebih jelas.

Konteks kedua yang mempengaruhi orientasi masa depan bidang pekerjaan adalah lingkungan sosial yaitu, family context, status sosial ekonomi, dan pertemanan. Dalam faktor family context dan pertemanan, interaksi dalam keluarga menjadi dasar untuk menetapkan tujuan, mempelajari keterampilan, dan penyusunan strategi dalam pemenuhan tugas-tugas perkembangan dan interaksi dengan teman sebagai pelengkap untuk lebih jelas dalam menentukan tujuan (Nurmi, 1989). Semakin baik interaksi antara siswa SMA tunarungu di SLB-B Cicendo dengan keluarga dan teman, maka akan semakin jelas orentasi masa depan bidang pekerjaannya.

(24)

15

Universitas Kristen Maranatha Penelitian oleh Nurmi (1989) juga menunjukkan bahwa remaja dengan status sosial ekonomi menengah ke atas cenderung memiliki orientasi masa depan yang lebih jelas daripada remaja dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah. Siswa SMA tunarungu di SLB-B Cicendo yang memiliki status sosial ekonomi menengah ke atas akan memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik untuk merealisasikan tujuan pekerjaan yang diinginkan. Begitu pula dalam hubungan pertemanan, di mana saat masa remaja individu akan lebih sering menghabiskan waktu bersama teman dibandingkan dengan keluarga.

Hal ini terjadi karena setiap tahap merupakan satu kesatuan dan suatu siklus yang tidak dapat dipisahkan, sehingga apabila remaja tunarungu terhambat dalam tahap tertentu akan berpengaruh pada tahap berikutnya dan menjadikan orientasi masa depan bidang pekerjaannya tidak jelas (Nurmi, 1989).

(25)

16 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Bagan Kerangka Pikir

Proses

pembentukan tahapan OMD: Anticipated Life-span development Contextual Knowledge Skills

Self-Concept Attributional Style

Motivation

Planning

Goals

Plans

Attribution Emotion Evaluation

Remaja tunarungu di SLB-B Cicendo di Kota Bandung

Faktor-faktor yang mempengaruhi OMD : 1. Konteks budaya dan perkembangan sepanjang rentang hidup (Internal) 2. Lingkungan sosial (Eksternal)

Tidak Jelas

(26)

17 Universitas Kristen Maranatha 1.6.Asumsi

 Gambaran kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja

tunarungu di SLB-B Cicendo ditentukan berdasarkan tiga tahapan yaitu, motivasi yang kuat, perencanaan yang terarah dan evaluasi yang akurat.

 Gambaran kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja

tunarungu di SLB-B Cicendo berbeda-beda yaitu, jelas atau tidak jelas.

 Gambaran kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja

tunarungu di SLB-B Cicendo menjadi tidak jelas apabila salah satu atau lebih dari ketiga tahap tidak terpenuhi.

Anticipated life-span development, contextual knowledge, skills,

self-concept, attributional style mempengaruhi kejelasan orientasi masa

depan bidang pekerjaan pada remaja tunarungu di SLB-B Cicendo.

 Faktor konteks budaya dan perkembangan sepanjang rentang hidup dan

(27)

73 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan terhadap 30 siswa tunarungu SMALB-B Cicendo di kota Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% siswa tunarungu SMALB-B Cicendo di kota Bandung yang memiliki gambaran orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas dan siswa yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas adalah 40%.

2. Sebanyak 30% siswa yang memiliki gambaran orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas, dikarenakan perencanaan yang tidak terarah, namun memiliki motivasi yang kuat dan evaluasi yang akurat.

3. Terdapat satu pembentuk orientasi masa depan bidang pekerjaan yang mennujukkan kecenderungan keterkaitan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada siswa tunarungu SMA SLB-B Cicendo di kota Bandung yakni, Attributional Style. Sebagian besar siswa yang meyakini dirinya mampu untuk

menggapai tujuan pekerjaan yang diinginkan dengan kondisi mereka memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas.

(28)

74

Universitas Kristen Maranatha melakukan interaksi dengan keluarganya, seperti berdiskusi, dan pemahaman akan pekerjaan orang tua memberikan pengaruh yang signifikan yang membuat orientasi masa depan bidang pekerjaan semakin jelas.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti orientasi masa depan bidang pekerjaan pada semua SLB-B di kota Bandung, agar dapat memberikan gambaran secara umum mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja tunarungu di kota Bandung.

2. Untuk peneliti lain yang berminat meneliti mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja tunarungu disarankan untuk memperhitungkan faktor tingkat ketulian, penyebab ketulian, dampak ketulian dan pembelajaran (kurikulum) di sekolah.

3. Untuk peneliti lain yang berminat meneliti mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada remaja tunarungu disarankan untuk meneliti mengenai hubungan Parent-Adolescent Relationship dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan.

5.2.2 Saran Praktis

(29)

75

Universitas Kristen Maranatha Cicendo di kota Bandung sehingga dapat memberi pengarahan melalui konseling atau program pengembangan karir kepada siswa tunarungu SMA SLB-B Cicendo dan menjelaskan bahwa pentingnya orientasi masa depan bidang pekerjaan dalam menunjang kesuksesan mereka di masa depan, sehingga siswa dapat memanfaatkan informasi dan menjadikan acuan untuk mempersiapkan masa depan setelah lulus dari SLB-B Cicendo

2. Pihak SLB-B Cicendo dapat menyarankan orang tua untuk berdiskusi dan mengarahkan anaknya mengenai minat mereka untuk bekerja, memberikan dukungan bahwa dengan keterbatasan mereka dapat tetap mendapatkan peluang bekerja.

3. Bagi siswa yang memiliki gambaran orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas, disarankan untuk menambah wawasan mengenai bidang pekerjaan yang diinginkan dan yang berpeluang bagi tunarungu, melalui surat kabar, internet, alumni yang sudah bekerja. Siswa disarankan untuk berdiskusi dengan orang tua, guru, maupun alumni yang sudah bekerja dalam merencanakan strategi untuk mencapai pekerjaan yang diinginkan dengan pertimbangan, minat, kemampuan, dan keterbatasan diri.

(30)

76 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing : Design, Analysis, and Use. Massachusetts : Allyn and Bacon.

Haenudin. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan KhususTunarungu. Jakarta : Luxima.

Kaplan, Robert.M. 2005. Psychological Testing : Principles, Applications, and Issues. USA : Wadsworth Thompson Learning Inc.

Kauffman, JM, dkk. 2012. Exceptional Learners : Introduction to Special Education. New York : Pearson.

Leo, S. 2013. Kiat Jitu Menulis Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta : Erlangga. Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Nurmi, JE. 1989. Future Orientation : Adolescents Orientation to the Future. Finland : Helshinki.

Nurmi, JE., Rachel Seginer, M. Poole. 1990. Future Orientation Questionnaire and Identity Exploration and Commitment Questionnaire. Finland:

University of Helshinki.

Santrock, John W. 2003. Adolescence : Perkembangan Remaja. Penerjemah: Sherly Saragih, S.Psi. Jakarta : Erlangga.

Santrock, JW. 2012. Life-span development 13thed : Perkembangan Masa Hidup. Penerjemah : Benedictine Widyasinta. Jakarta : Erlangga.

Santrock, JW . 2012. Adolescence 14thed. New York : McGraw-Hill. Somantri, T. S. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT.Refika

Aditama.

(31)

77 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Better Work Indonesia. 2012. Pedoman Untuk Perusahaan : Mempekerjakan Penyandang Disabilitas. www.betterwork.org/indonesia. Diunduh pada tanggal 6/3/2014. Pada pukul 23:00.

Cecep Wijaya Sari. 4/12/2013. Penyandang Disabilitas Masih Sulit Dapat Pekerjaan dan Pendidikan. www.pikiran-rakyat.com. Diunduh pada tanggal 9/10/2014. Pada pukul 21:00.

Dian Rosadi. 29/9/2014. Hari Tuli, Pemerintah Harus Perhatikan 3 Hal Ini. daerah.sindonews.com. Diunduh pada tanggal 9/10/2014. Pada pukul 21:15.

Hasan. 19/9/2014. Wanita Ini Ditolak Bekerja Karena Tuli dan Bisu.

www.tempo.com. Diunduh pada tanggal 16/11/2014. Pada pukul 22:15. Samosir, R. 2013. Kemandirian Alumni SLB-B Negeri Cicendo Bandung Dalam

Wirausaha. Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Biasa : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sotyati. 12/03/2013. Lulusan IPB Bekerja Sebagai Wartawan.

www.Liputan6.com. Diunduh pada tanggal 16/11/2014. Pada pukul 23:00.

Wijayanti, S. Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Siswa Kelas XII SMK ‘X’ Bogor. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pernikahan pada narapidana dewasa awal yang belum menikah di Lembaga Pemasyarakatan

Jadi, para narapidana dikatakan memiliki orientasi masa depan jelas apabila mereka dapat menentukan minat dan tujuan yang spesifik untuk bidang pekerjaan di

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan, tipe motivasi yang dominan masuk perguruan tinggi pada siswa kelas XII

Siswa kelas XII SMA “X” Bandung dengan orientasi masa depan bidang pendidikan yang tidak jelas, sebagian besar memiliki motivasi yang lemah, perencanaan yang tidak

Bagi peneliti lain yang tertarik tentang orientasi masa depan bidang pendidikan disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara

i Universitas Kristen Maranatha Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa/i

Modul pelatihan ini memiliki tujuan untuk memberikan kejelasan mengenai Orientasi Masa Depan bidang Pekerjaan terhadap remaja SMA yang tinggal di Panti Asuhan X Bandung.. Adapun

Universitas Kristen Maranatha Anggota penyandang tunadaksa di Komunitas Bandung Independent Living Center (BILiC) yang telah memiliki orientasi masa depan bidang