• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa/i Yang Mengontrak Mata Kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa/i Yang Mengontrak Mata Kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif dengan metode survei.

Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling pada mahasiswa/i yang berada dalam rentang usia 20 – 22 tahun, dan mengontrak mata kuliah metodologi penelitian lanjutan untuk pertama kali.

Alat ukur yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner, yang dibuat berdasarkan teori Nurmi (1989). Kuesioner ini terdiri dari 32 item. Prosedur pengujian validitas dilakukan berdasarkan construct validity dengan menggunakan teknik korelasi dari Spearman. Reliabilitas dihitung dengan menggunakan metode alpha-cronbach. Validitas untuk alat ukur ini berkisar antara 0,308 sampai dengan 0,837 dan reliabilitasnya sebesar 0,901.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebesar 73% mahasiswa/i memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas dan hanya 27% yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas. Sebagian besar mahasiswa/i yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas memiliki motivasi lemah, perencanaan tidak terarah, dan evaluasi tidak akurat. Sementara itu, seluruh mahasiswa/i yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas memiliki motivasi kuat, perencanaan terarah, dan evaluasi akurat.

(2)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1. Kegunaan Teoretis ... 8

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 8

1.5 Kerangka Pikir ... 9

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.1 Orientasi Masa Depan ... 22

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan ... 22

2.1.2 Proses Pembentukan Orientasi Masa Depan ... 22

2.1.3 Orientasi Masa Depan sebagai Suatu Sistem ... 28

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan ... 29

2.2 Perkembangan Dewasa Awal ……….. 30

2.2.1 Karakteristik Dewasa Awal ... 30

2.2.2 Perkembangan Kognitif Dewasa Awal ……….. 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……….... 35

3.1. Rancangan Penelitian ………. 35

3.2. Bagan Prosedur Penelitian ……….. 35

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ………. 36

3.3.1 Variabel Penelitian ………. 36

3.3.2 Definisi Operasional ………... 36

3.4. Alat Ukur ………. 37

3.4.1 Kuesioner Orientasi Masa Depan bidang Pekerjaan ………. 37

3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang ……….. 40

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ……….. 40

3.4.3.1 Validitas ………. 40

(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ……….. 42

3.5.1 Populasi Sasaran ………. 42

3.5.2 Karakteristik Populasi ……… 43

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ……….. 43

3.6 Teknik Analisis Data ………... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 45

4.1 Hasil Penelitian ………... 45

4.1.1 Gambaran Responden ……… 45

4.1.2 Hasil Penelitian ……….. 47

4.1.2.1 Distribusi Frekuensi Orientasi Masa Depan ... 47

4.1.2.2 Tabulasi Silang ………... 48

4.2 Pembahasan ………. 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 60

5.1 Kesimpulan ………. 60

5.2 Saran ……… 61

5.2.1 Saran Teoretis ………. 61

5.2.2 Saran Praktis ………... 61

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN ……… 64

LAMPIRAN

(6)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ……….. 38

Tabel 3.2 Nilai Pilihan Jawaban ………... 39

Tabel 3.3 Kategori Tinggi Rendah Tahapan ……… 39

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 46

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Bidang Pekerjaan yang Akan Ditekuni ... 46

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Orientasi Masa Depan bidang Pekerjaan ... 47

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Orientasi Masa Depan bidang Pekerjaan Dengan Ketiga Tahapan ... 48

(7)

x Universitas Kristen Maranatha

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran ... 20 Skema 2.1 Orientasi Masa Depan dalam kaitannya dengan ketiga tahapan ….. 24

Skema 3.1 Prosedur Penelitian ………. 35

(8)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Lampiran 3 Gambaran Subjek Penelitian

Lampiran 4 Orientasi Masa Depan bidang Pekerjaan

Lampiran 5 Tabulasi Silang Orientasi Masa Depan bidang Pekerjaan dengan Data Penunjang

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Setiap universitas berusaha bersaing untuk menghasilkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Universitas “X” merupakan salah satu universitas

swasta terkemuka di kota Bandung. Berdasarkan wawancara terhadap pegawai tata usaha Fakultas Psikologi Universitas “X” didapatkan bahwa Fakultas

Psikologi merupakan salah satu fakultas yang banyak diminati oleh mahasiswa/i baru pada Universitas “X”. Mahasiswa baru Fakultas Psikologi selalu mencapai 220 orang untuk setiap tahun.

Fakultas Psikologi menggunakan kurikulum yang disusun sedemikian rupa untuk memberi bekal studi dan juga memberi sejumlah keterampilan untuk

bekerja pada mahasiswa/i-nya. Salah satu keterampilan yang disediakan oleh Fakultas melalui kurikulum adalah mata kuliah sertifikasi yang tidak terdapat

pada Fakultas Psikologi Universitas lain. Adapun jenis mata kuliah sertifikasi yang tersedia adalah sertifikasi penelitian perilaku konsumen, assessment center, perancangan modul pelatihan, pengantar ABA (Applied Behaviour Analysis)

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha Pemberian mata kuliah sertifikasi merupakan upaya Fakultas agar mahasiswa/i lulusannya dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, maupun

keterampilan sesuai dengan bidang yang diminati. Dengan demikian, mahasiswa/i dapat menggunakan kesempatan yang disediakan oleh Fakultas untuk menambah pengetahuan, pengalaman, maupun keterampilan yang dapat menjadi bekal

mereka saat bekerja.

Saat ini persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Jumlah

pelamar kerja yang semakin bertambah untuk setiap tahunnya, tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja. Oleh karena itu, membuat pilihan mengenai

karir yang diinginkan di masa depan harus dipertimbangkan secara matang. Perhatian dan harapan yang terbentuk tentang masa depan serta perencanaan untuk mewujudkannya, dikenal dengan orientasi masa depan.

Orientasi masa depan menurut Nurmi (1989) merupakan gambaran yang dimiliki oleh individu tentang dirinya dalam konteks masa depan. Proses

pembentukan orientasi masa depan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap motivasi, tahap perencanaan, dan tahap evaluasi. Gambaran ini memungkinkan individu untuk menentukan tujuannya dan mengevaluasi sejauh mana tujuan

tersebut dapat direalisasikan. Sama halnya dengan mahasiswa/i yang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi dunia kerja, tujuan yang dimaksudkan

(11)

Universitas Kristen Maranatha Data kelulusan Fakultas Psikologi Universitas “X” pada bulan April 2011 adalah sebanyak 85 orang. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 18 orang

alumni tersebut diperoleh data sebagai berikut: 4 orang (22.2%) bekerja di bidang pendidikan, 6 orang bekerja (33.3%) di bidang industri, dan 8 orang lainnya (44.5) masih belum bekerja. Alumni yang telah bekerja mengatakan bahwa mereka telah

menentukan pekerjaan yang akan mereka tekuni saat memasuki semester VI sehingga mereka dapat memilih mata kuliah-mata kuliah yang dapat menunjang

pekerjaan yang mereka inginkan tersebut. Mereka juga telah mencari informasi mengenai pekerjaan yang mereka inginkan sebelum lulus sehingga mereka tidak

membutuhkan waktu yang lama untuk memutuskan dimana mereka akan melamar pekerjaan. Selain itu, pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki pun dapat diterapkan untuk pekerjaan saat ini.

Berbeda dengan alumni yang belum bekerja, mereka masih mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan. Walaupun mereka menyadari bahwa

saat ini sulit untuk mendapatkan pekerjaan, mereka tetap bersikeras untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Oleh karena itu, mereka membutuhkan waktu yang lebih lama dalam memutuskan

pekerjaan yang akan mereka tekuni. Setelah mereka mengetahui pekerjaan yang mereka inginkan, mereka mengatakan bahwa bukanlah hal yang mudah untuk

mendapatkan pekerjaan tersebut karena mereka cenderung tidak mempunyai pengetahuan maupun keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dua orang diantaranya bahkan berencana untuk mengambil program magister, mereka mulai

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha Mereka mengakui bahwa mereka menyesal karena sebelumnya tidak memikirkan apa yang akan mereka lakukan kelak setelah lulus. Salah satu penyebabnya adalah

perhatian mereka banyak teralihkan pada pengerjaan skripsi. Rata-rata waktu yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan skripsi adalah 3 semester (termasuk Usulan Penelitian).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, mahasiswa/i diharapkan sudah mulai merencanakan masa depannya, setidaknya saat mengontrak mata kuliah

Metodologi Penelitian Lanjutan. Hal ini disebabkan oleh mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan belum telat untuk

memilih mata kuliah sertifikasi dan praktek kuliah lapangan sesuai dengan bidang yang diminati. Selain itu, mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan merupakan salah satu mata kuliah prasyarat yang harus diambil oleh mahasiswa/i Fakultas

Psikologi Universitas “X” sebelum mengontrak Usulan Penelitian dan Skripsi.

Dengan demikian, mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi

Penelitian Lanjutan dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan studinya sambil mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja.

Berdasarkan hasil wawancara kepada 10 orang mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi

Universitas “X”, 3 orang (30%) sudah dapat menentukan pekerjaan yang akan mereka tekuni kelak. 1 (10%) diantaranya mengatakan bahwa ia memilih untuk menjadi guru BP. Sedangkan 2 orang lainnya (20%) mengatakan bahwa mereka

(13)

Universitas Kristen Maranatha memiliki motivasi yang kuat dimana mereka dapat menentukan pekerjaan yang ingin ditekuni secara spesifik. Mereka telah mendapatkan informasi-informasi

mengenai ruang lingkup pekerjaan, job description maupun job specification yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Mereka berencana untuk mengikuti mata kuliah sertifikasi yang akan menunjang pekerjaan yang mereka inginkan yaitu

sertifikasi bimbingan konseling pendidikan lanjutan bagi yang ingin menjadi guru BP dan pengantar ABA (Applied Behaviour Analysis) dalam autisme bagi yang

ingin menjadi terapis. Mereka juga akan memilih judul penelitian sesuai dengan bidang yang diminati dan mencari informasi mengenai pekerjaan yang diinginkan

dari alumni Fakultas Psikologi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah membuat perencanaan yang dapat mengarahkan mereka untuk memperoleh pekerjaan tersebut. Selain itu, mereka cenderung optimis dalam menghadapi dunia

pekerjaan yang akan datang. Mereka yakin bahwa mereka akan mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan karena mereka menganggap pengetahuan dan

kemampuan yang mereka miliki serta persiapan yang mereka lakukan dapat menunjang pekerjaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dapat memberikan penilaian yang akurat.

Berbeda dengan 7 orang lainnya (70 %), mereka sama sekali belum dapat menentukan pekerjaan apa yang mereka inginkan. Mereka mengatakan bahwa

mereka tidak mempunyai gambaran mengenai dunia pekerjaan dan juga tidak mengetahui pekerjaan apa saja yang dapat ditekuni oleh mahasiswa lulusan Sarjana S1-Psikologi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki motivasi

(14)

6

Universitas Kristen Maranatha ditekuni. Informasi yang mereka cari mengenai dunia pekerjaan cenderung luas dan bersifat umum tanpa mempertimbangkan bidang yang diminati. Mereka juga

belum mengetahui mata kuliah sertifikasi yang akan mereka pilih. Mereka akan memilih mata kuliah sertifikasi yang banyak diminati oleh teman sekelompoknya maupun yang dianggap tidak banyak menghabiskan waktu. Hal ini menunjukkan

bahwa mereka kurang mampu membuat perencanaan secara terarah. Sebanyak 4 orang (40%) diantaranya cenderung optimis walaupun mereka menyadari bahwa

pengetahuan, kemampuan yang mereka miliki, serta rencana yang mereka buat masih belum memadai. Hal ini menunjukkan mereka mempunyai penilaian yang

kurang akurat. Sedangkan 3 orang lainnya (30%) cenderung pesimis, mereka menganggap bahwa mereka tidak akan mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan kelak karena pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki masih

belum mencukupi.

Melihat hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat

variasi dalam ketiga tahapan orientasi masa depan bidang pekerjaan. Orientasi masa depan bidang pekerjaan mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan masih bisa diarahkan dibandingkan dengan

mahasiswa yang sudah berada pada semester akhir. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Deskriptif Mengenai

Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa/i yang Mengontrak

Mata Kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas

(15)

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana orientasi masa

depan bidang pekerjaan pada mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah

Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

1. 3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1. 3. 1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah

Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas “X”

Bandung.

1. 3. 2 Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai jelas tidaknya orientasi

(16)

8

Universitas Kristen Maranatha 1. 4 Kegunaan Penelitian

1. 4. 1 Kegunaan Teoretis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan antara lain untuk:

a. Mengembangkan disiplin ilmu Psikologi yang berkaitan dengan Psikologi Pendidikan, yaitu dengan memberikan informasi mengenai orientasi masa depan khususnya bidang pekerjaan pada mahasiswa/i

yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas

Psikologi Universitas “X” Bandung.

b. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan.

1. 4. 2 Kegunaan Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai

pihak, antara lain:

a. Menjadi bahan pertimbangan bagi pihak Fakultas Psikologi

Universitas “X” untuk menyelenggarakan program pengenalan karir dengan menghadirkan praktisi maupun alumni Fakultas Psikologi

Universitas “X” dan pengadaan program magang. Selain itu,

(17)

Universitas Kristen Maranatha membantu membangun kemampuan mahasiswa/i dalam mengantisipasi masa depan bidang pekerjaan.

b. Menjadi bahan evaluasi diri bagi mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas

“X” Bandung. Mahasiswa/i diharapkan dapat memahami orientasi

masa depan yang mereka miliki sehingga mahasiswa/i menyadari pentingnya orientasi masa depan bidang pekerjaan dengan mengamati

perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia dan membina komunikasi

dengan para alumni Faluktas Psikologi Universitas “X”.

1.5. Kerangka Pemikiran

Mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian

Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas “X” merupakan individu yang telah

memasuki tahap perkembangan dewasa awal. Menurut Santrock (2006), dewasa awal merupakan periode perkembangan yang dimulai pada usia 20 tahun dan berakhir pada usia 30 tahun. Adapun tugas perkembangan yang terkait dengan

masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan terkait dengan karir yang akan dijalani kelak. Untuk memperoleh

(18)

10

Universitas Kristen Maranatha Penelitian Lanjutan untuk menetapkan ke arah mana orientasi masa depan bidang pekerjaannya akan dituju.

Menurut Piaget (1989, dalam Santrock, 2006) individu yang berusia di atas 12 tahun telah memasuki tahap formal operasional, sama halnya dengan mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan. Pada

tahap ini, mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan mulai tertarik dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada di masa

depan mereka. Mahasiswa/i membentuk schemata mengenai masa depan yang diinginkan. Schemata merupakan kerangka kognitif atau gagasan yang membantu

mahasiswa/i dalam mengorganisasikan dan memaknakan informasi. Awalnya, mahasiswa/i membandingkan dirinya dengan orang lain untuk memperoleh standar mengenai pekerjaan yang ideal. Perencanaan yang dibuat pun cenderung

tidak sistematis sehingga tidak memiliki arah dalam eksplorasi.

Selanjutnya mahasiswa/i melakukan evaluasi dan mulai berpikir lebih

logis. Mahasiswa/i mulai mampu melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Mahasiswa/i mencoba untuk mengkaitkan pekerjaan dengan minat yang mereka miliki. Setelah itu, mahasiswa/i membuat perencanaan secara sistematis

terkait dengan pekerjaan yang diinginkan. Mahasiswa/i membuat beberapa alternatif dalam perencanaan dan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap

alternatif agar dapat diperoleh keputusan yang tepat. Pada akhirnya, mahasiswa/i akan mampu membuat keputusan yang lebih pasti terkait dengan pekerjaan yang akan mereka tekuni kelak. Mahasiswa/i juga harus bertanggung jawab atas

(19)

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa/i untuk melakukan antisipasi terhadap pekerjaan di masa depan. Kemampuan mahasiswa/i untuk melakukan antisipasi terhadap pekerjaan di masa

depan, mengkaitkan dengan minat yang dimiliki, dan mengoperasikan secara mental merupakan dasar orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan.

Menurut Nurmi (1989), orientasi masa depan adalah gambaran yang dimiliki oleh individu tentang dirinya dalam konteks masa depan. Orientasi masa

depan dikarakteristikkan dengan tiga tahapan yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Nurmi (1989) mengungkapkan bahwa orientasi masa depan yang jelas

ditandai dengan motivasi, perencanaan, evaluasi yang dapat mendorong individu dalam mencapai tujuan masa depannya. Dengan kata lain, orientasi masa depan yang jelas ditandai dengan motivasi yang kuat, perencanaan yang terarah, dan

evaluasi yang akurat. Sama halnya dengan mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan, mahasiswa/i yang mempunyai orientasi

masa depan bidang pekerjaan yang jelas apabila memiliki motivasi yang kuat sehingga mampu menetapkan pekerjaan yang akan ditekuninya kelak, membuat perencanaan secara terarah agar dapat memperoleh pekerjaan tersebut, dan

melakukan evaluasi secara akurat terhadap realiasi pekerjaan. Namun, mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan

dikatakan mempunyai orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas apabila salah satu kriteria dalam menentukan pekerjaan yang akan ditekuni kelak, membuat perencanaan secara terarah, dan melakukan evaluasi secara akurat tidak

(20)

12

Universitas Kristen Maranatha dengan masa depan, yaitu anticipated life-span development, contextual knowledge, skills, self-concept, dan attributional styles.

Tahap pertama adalah motivation (motivasi), motivasi berkaitan dengan apa yang menjadi motif, minat, dan tujuan mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan di masa depan. Tujuan ini terkait dengan

tugas perkembangan utama dari mahasiswa/i (anticipated life-span development) dan menggambarkan harapan di masa depan. Dengan demikian, tujuan yang

dimaksudkan disini adalah penentuan pekerjaan yang akan ditekuni kelak. Mahasiswa/i mengeksplorasi pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan di masa

depan sehingga mampu membuat minat mereka dalam bidang pekerjaan semakin spesifik. Konsep diri (self-concept) juga mempunyai peranan dalam menentukan alternatif pekerjaan.

Misalnya, mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan memiliki minat dalam bidang psikologi pendidikan.

Mahasiswa/i yang memiliki motivasi kuat akan mencari informasi mengenai pekerjaan apa saja yang dapat dipilih terkait dengan bidang psikologi pendidikan. Setelah itu, mahasiswa/i akan memilih salah satu pekerjaan spesifik, misalnya

guru BP sekolah internasional sebagai pekerjaan yang akan ditekuninya kelak. Konsep diri yang positif akan mendukung kemantapan pilihan yang telah dibuat

sehingga mahasiswa/i akan tetap memilih pekerjaan yang telah ditentukan walaupun dirinya mengetahui guru BP sekolah internasional bukanlah pekerjaan yang mudah. Lain halnya dengan konsep diri yang negatif, mahasiswa/i

(21)

Universitas Kristen Maranatha Pada mahasiswa/i yang memiliki motivasi lemah, mahasiswa/i tidak mencari informasi lebih lanjut mengenai pekerjaan apa saja yang dapat dipilih terkait

dengan bidang psikologi pendidikan sehingga tidak dapat menentukan pekerjaan spesifik yang akan ditekuni kelak.

Pada tahap motivasi, minat yang dimiliki oleh mahasiswa/i tidak harus

berkaitan dengan latar belakang pendidikan mahasiswa/i. Mahasiswa/i dikatakan memiliki motivasi yang kuat bila mahasiswa/i dapat menentukan pekerjaan yang

akan ditekuni kelak secara spesifik dan sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya, mahasiswa/i tertarik untuk menjadi fotografer setelah menyelesaikan studinya

walaupun latar belakang pendidikan yang dimiliki mahasiswa/i adalah Psikologi.

Tahap kedua adalah planning (perencanaan), yaitu bagaimana mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan menentukan

langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan tersebut. Awalnya, mahasiswa/i mengeksplorasi pengetahuan

mengenai cara memperoleh pekerjaan yang diinginkan (contextual knowledge). Walaupun pengetahuan mengenai pekerjaan merupakan hal yang penting, perencanaan dan problem solving (skills) juga dibutuhkan. Setelah itu, mahasiswa/i membuat rencana dan strategi yang diperlukan. Mahasiswa/i membandingkan berbagai alternatif yang menuntun pada pencapaian pekerjaan

(22)

14

Universitas Kristen Maranatha Mahasiswa/i yang memiliki perencanaan terarah akan mencari informasi mengenai ruang lingkup pekerjaan guru BP sekolah internasional, job description maupun job specification guru BP sekolah internasional. Seandainya mahasiswa/i menyadari bahwa kemampuan untuk berbahasa Inggris dengan lancar dan pengetahuan dasar maupun keterampilan mengenai konseling dalam bidang

pendidikan dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut, mahasiswa/i mulai membuat rencana-rencana terkait dengan hal tersebut. Mahasiswa/i memikirkan berbagai

alternatif, antara lain: membeli buku-buku bahasa Inggris, mengikuti kursus bahasa inggris, mengikuti seminar-seminar, atau mengambil mata kuliah

sertifikasi bimbingan konseling pendidikan lanjutan. Mahasiswa/i akan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap alternatif sehingga didapatkan keputusan yang tepat. Mahasiswa/i akan mengambil mata kuliah sertifikasi

bimbingan konseling pendidikan lanjutan dengan pertimbangan mata kuliah tersebut dapat menjadi bekal awal mereka dalam memasuki dunia pendidikan.

Selain itu, mahasiswa/i juga berencana untuk mengikuti kursus bahasa inggris saat semester akhir dengan anggapan beban SKS saat semester akhir sudah tidak terlalu banyak sehingga mereka dapat mengisi waktu luang mereka dengan

mengikuti kursus. Namun, pada mahasiswa/i yang memiliki perencanaan tidak terarah, mahasiswa/i mencari informasi yang bersifat umum dan cenderung

(23)

Universitas Kristen Maranatha Tahap ketiga adalah evaluation (evaluasi), mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan akan mengevaluasi kemungkinan

tercapainya pekerjaan yang diinginkan. Mahasiswa/i mengevaluasi faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat pencapaian pekerjaan yang telah ditentukan. Pada tahap ini, konsep diri (self-concept) memainkan peranan

yang penting di dalamnya (Mars et al, 1984 dalam Nurmi, 1989). Sama halnya dengan attributional style yang menandakan bagaimana mahasiswa/i berpikir mengenai kesempatan yang mereka miliki untuk melakukan kontrol personal pada berbagai situasi di masa depan. Mahasiswa/i mempertimbangkan apakah dirinya

mempunyai harapan untuk melaksanakan rencana dan merealisasikan pekerjaan yang diinginkan (causal attribution), yang diikuti dengan emosi spesifik (emotional attribution).

Pada tahap evaluasi, mahasiswa/i mencari tahu apakah dirinya mempunyai kesempatan untuk mengikuti mata kuliah sertifikasi bimbingan konseling

pendidikan lanjutan dalam artian fakultas belum menutup pendaftaran mata kuliah sertifikasi ini. Selain itu, mahasiswa/i juga menilai apakah kondisi keuangan dirinya memungkinkan untuk mengambil kursus bahasa Inggris dan apakah

kepribadiannya cocok dengan pekerjaan sebagai guru BP sekolah internasional. Seandainya mahasiswa/i mempunyai kesempatan untuk mengikuti mata kuliah

sertifikasi bimbingan konseling pendidikan lanjutan, memungkinkan untuk mengambil kursus bahasa Inggris, dan mahasiswa/i juga merasa dirinya mempunyai kesabaran dalam menghadapi murid-murid sehingga membuat

(24)

16

Universitas Kristen Maranatha Internasional. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa/i memiliki evaluasi yang akurat. Lain halnya dengan mahasiswa/i yang memiliki evaluasi tidak akurat.

mahasiswa/i akan mengganggap dirinya mampu memperoleh pekerjaan sebagai guru BP sekolah internasional hanya dengan mengandalkan keberaniannya untuk berbicara didepan banyak orang, walaupun mahasiswa/i tersebut menyadari

dirinya tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan lancar maupun keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut.

Mahasiswa/i yang mempunyai konsep diri positif cenderung menganggap kemampuan yang dimilikinya menunjang realisasi pekerjaan yang diinginkan

dibandingkan dengan mahasiswa/i yang mempunyai konsep diri negatif. Melalui hasil evaluasi, mahasiswa/i yang mengetahui dirinya mempunyai harapan untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkannya cenderung diikuti oleh perasaan

optimis. Hal ini membuat mahasiswa/i lebih berusaha untuk memperbaiki kekurangannya. Sedangkan, mahasiswa/i yang mengetahui dirinya tidak

mempunyai harapan untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkannya cenderung diikuti oleh perasaan pesimis. Hal ini menyebabkan mahasiswa/i tidak termotivasi untuk memperbaiki kekurangannya.

Tahapan orientasi masa depan membentuk suatu siklus. Oleh karena itu, setelah tahap evaluasi, mahasiswa/i akan membandingkan rencana yang telah

dibuat dengan pekerjaan yang mereka inginkan. Apabila mahasiswa/i menganggap rencana yang telah mereka buat belum dapat menjamin mereka untuk memperoleh pekerjaan yang mereka inginkan, maka mereka akan

(25)

Universitas Kristen Maranatha tepat. Seandainya mahasiswa/i tidak dimungkinkan untuk mencapai pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya maka mahasiswa/i akan menurunkan target

pekerjaan yang diinginkan dengan pekerjaan yang lebih sesuai dengan dirinya. Selanjutnya, mahasiswa/i menyusun kembali langkah-langkah yang harus ia lakukan dan melakukan evaluasi terhadap keberhasilan pencapaian pekerjaan.

Menurut Nurmi (1989) terdapat 3 faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan orientasi masa depan bidang pekerjaan. Faktor-faktor tersebut

adalah sex-role, socioeconomics status, dan parent adolescent relation.

Ditinjau dari segi sex-role yang erat kaitannya dengan peran gender.

Laki-laki diharapkan lebih berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan pekerjaan dibandingkan dengan perempuan. Hal ini menyebabkan mahasiswa yang mengontrak Metodologi Penelitian Lanjutan memiliki orientasi masa depan yang

lebih terpusat pada pengembangan karir mereka. Namun, gaya hidup masa kini menuntut bukan hanya pria saja yang mencari nafkah, melainkan perempuan juga

harus punya andil dalam memenuhi kebutuhan keluarga (Duvall & Miller, 1985). Dengan demikian, mahasiswi yang mengontrak Metodologi Penelitian Lanjutan cenderung memiliki tujuan hidup yang bercabang, antara kelak ingin bekerja,

akan langsung berumah tangga (menjadi ibu rumah tangga), ataupun berumah tangga sambil bekerja. Hal ini menunjukkan mahasiswi yang mengontrak

(26)

18

Universitas Kristen Maranatha Ditinjau dari segi socioeconomic status, mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan yang berada pada status

sosioekonomi menengah ke atas mempunyai pilihan yang lebih banyak di masa depannya, antara lain: mereka dapat memilih untuk bekerja, meneruskan usaha orang tuanya, ataupun melanjutkan pendidikannya. Lain halnya dengan

mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan yang berada pada status sosioekonomi rendah. Mereka akan lebih fokus untuk mencari

pekerjaan, walaupun terkadang mereka akan mengerjakan pekerjaan yang tidak diminatinya untuk membiayai hidupnya dan keluarganya. Hal ini menunjukkan

mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan yang berada pada status sosioekonomi rendah terdorong untuk lebih cepat dalam menentukan pekerjaan yang akan ditekuninya kelak dibandingkan dengan

mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan yang berada pada status sosioekonomi menengah ke atas.

Ditinjau dari segi parent adolescent relation, orang tua perlu memberikan dukungan kepada mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan untuk membantu mereka memperjelas orientasi masa depan

bidang pekerjaan. Melalui diskusi, orang tua dapat mengetahui perencanaan dan strategi pemecahan masalah yang digunakan oleh mahasiswa/i dalam

mempersiapkan dirinya menghadapi dunia kerja. Dengan demikian, orang tua dapat menyediakan informasi dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa/i. Selain itu, kesempatan yang diberikan kepada

(27)

Universitas Kristen Maranatha diinginkan akan mempengaruhi perkembangan minat yang dimiliki. Dukungan-dukungan yang diberikan oleh orang tua tersebut sangatlah dibutuhkan dalam

pengembangan karir mereka sehingga dapat memantapkan pilihan karir mahasiswa/i dalam bekerja.

Ditinjau dari tugas perkembangan (Santrock, 2006), pengalaman bekerja

turut mempengaruhi kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan yang dimiliki oleh individu. Mahasiswa/i yang pernah bekerja setidaknya telah

mempunyai gambaran mengenai dunia pekerjaan dibandingkan dengan mahasiswa/i yang belum memiliki pengalaman bekerja. Dengan demikian,

(28)

20

Universitas Kristen Maranatha

SCHEMATA ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN Goals Plans Attributions Emotions

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran Motivation Planning Evaluation Anticipated life-span development Contextual knowledge Skills Self-concept Attributional style Jelas Tidak Jelas  Sex-role

Socioeconomic status Parent adolescent relation

Mahasiswa/i yang Mengontrak mata kuliah

Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi

(29)

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

 Siklus orientasi masa depan bidang pekerjaan dikarakteristikkan dengan tiga

tahapan, yaitu tahap motivation (motivasi), planning (perencanaan), dan evaluation (evaluasi).

 Mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan

Fakultas Psikologi Universitas “X” yang memiliki motivasi kuat, perencanaan

yang terarah, dan evaluasi yang akurat akan memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas.

 Mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan

Fakultas Psikologi Universitas “X” dengan ketidakmampuan pada salah satu

tahapan atau lebih, akan memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang

tidak jelas.

 Kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan mahasiswa/i yang

mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi

Universitas “X” dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu sex-role, socioeconomics

status, dan parent adolescent relation.

 Ditinjau dari tugas perkembangan, pengalaman bekerja mempengaruhi

(30)

60

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diperoleh

suatu gambaran umum mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada

mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan

Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Mayoritas mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi

Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung memiliki

orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas yaitu sebesar 73%.

2. Pada mahasiswa/i yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan

yang tidak jelas, sebagian besar mahasiswa/i mengalami ketidakmampuan

dalam melakukan ketiga tahapan yang ditandai dengan motivasi lemah,

perencanaan tidak terarah, dan evaluasi tidak akurat.

3. Mahasiswa/i yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang

jelas yaitu sebesar 27%.

4. Pada mahasiswa/i yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan

yang jelas, seluruhnya mampu melakukan ketiga tahapan yang ditandai

dengan motivasi kuat, perencanaan terarah, dan evaluasi akurat.

5. Berdasarkan hasil penelitian, jenis kelamin, status marital, penghasilan

orang tua per bulan, minat untuk kuliah di Fakultas Psikologi, kecocokan

(31)

Universitas Kristen Maranatha memilih pekerjaan yang diinginkan, intensitas diskusi bersama orang tua

mengenai pekerjaan, serta pengalaman bekerja tidak menunjukkan adanya

kecenderungan keterkaitan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan

pada mahasiswa/i yang mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian

Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, di antaranya:

5.2.1 Saran Teoretis

1. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai orientasi

masa depan bidang pekerjaan, disarankan untuk melakukan penelitian

terhadap mahasiswa/i pengontrak skripsi karena mahasiswa/i pengontrak

skripsi telah mendekati akhir dari studinya yang menandakan bahwa

mahasiswa/i pengontrak skripsi akan segera menghadapi dunia kerja.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi pihak Fakultas dapat menyelenggarakan program pengenalan karir

dengan menghadirkan praktisi atau alumni Fakultas Psikologi Universitas

“X” dari berbagai bidang kajian psikologi, serta pengadaan program

(32)

62

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa/i lebih termotivasi untuk mengantisipasi masa depan bidang

pekerjaan.

2. Bagi dosen wali dapat menggunakan informasi mengenai ketiga tahapan

orientasi masa depan bidang pekerjaan yang dimiliki oleh mahasiswa/i

untuk memfasilitasi kegiatan konseling yang dapat dilakukan secara

berkala. Dosen wali dapat menambah wawasan mahasiswa/i mengenai

jenis pekerjaan dan ruang lingkup pekerjaan dari setiap bidang kajian

Psikologi sehingga dapat membantu mahasiswa/i dalam menetapkan

bidang yang diminati. Selain itu, pemahaman yang diperoleh dapat

digunakan sebagai bahan evaluasi untuk memilih mata kuliah sertifikasi,

mata kuliah pilihan, praktek kuliah lapangan sesuai dengan bidang yang

diinginkan.

3. Bagi para mahasiswa/i, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

evaluasi diri. Mahasiswa/i dapat mulai mengamati perkembangan

ketenagakerjaan di Indonesia dengan membaca surat kabar, menonton

berita, ataupun mengakses website yang berkaitan. Mahasiswa/i juga

disarankan untuk membina komunikasi dengan para alumni Fakultas

Psikologi Universitas “X” sehingga wawasan mahasiswa/i menjadi

semakin luas. Dengan demikian, para mahasiswa/i diharapkan dapat

(33)

63 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, Michael G. 2007. Industrial/Organizational Psychology 5th Edition. USA: Thomson Wadsworth.

Bandura, A. 1986. Social Foundationof Thoughts and Action. Englewood Cliffs, N. J.: Prentice Hall.

Duvall, E. M. & Miller, B. C. 1985. Marriage & the Families 6th Edition. New York: Harper & Row.

Kerlinger, R.N. 1986. Foundations of Behavioral Research. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Kumar, Ranjit. 1999. Research Methodology: A step-by-step guide for beginners. London: Sage Publication.

Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurmi, Jari-Erik. 1989. Adolescents’ Orientation to The Future. Finland: Helsinki.

, Poole, M. & Seginer, R. 1990. Future Orientation Questionnaire. Finland: Helsinki.

Santrock, John W. 2002. Life Span Development edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.

. A Topical Approach to Life Span development. Boston: Mc Graw Hill.

. 2006. Life Span development 10th ed. Boston: Mc Graw Hill.

Trommsdorff, G. 1983. Future orientation and its relevance for development as action. Berlin: Springer-Verlag.

(34)

64 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Http://fisa-fdspetualang.blogspot.com/2009/06/perkembangan-kognitif.html

Wulansari, Tami. 2011. Suatu Penelitian Mengenai Hubungan antara Dukungan

Orang Tua dan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada

Mahasiswa Semester 8 Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban: pihak sekolah mengikutsertakan orang tua dalam evaluasi untuk meningkatkan mutu layanan administrasi namun tidak secara keseluruhan, melainkan para orang

mengukur skala konformitas dan The Impulse Buying Tendency Scale (IBTS) yang disusun.. oleh Verplanken & Herabadi (2001) untuk mengukur skala perilaku pembelian

Sub target behavior dalam penelitian ini adalah melipat sisi atas dan sisi bawah kain, menjahit sisi atas dan sisi bawah kain yang telah dilipat, melipat

Barang yang dibutuhkan. 3.) Fungsi promosi adalah pasar juga dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru. dari produsen kepada

[r]

Umur simpan produk emulsi (yang diwakili oleh jenis emulsi A), untuk dapat dikatakan sebagai minuman emulsi yang kaya kandungan beta karoten (100 ppm kadar beta karoten)

Karena lahan kosong yang tersedia pun masih tidak dapat menyelesaikan permasalahan ini , maka untuk mengatasi hal tersebut dilakukan sistem pengerukan lahan kosong baru

Sistem informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengelola data-data kepegawaian yaitu data Administrasi Kepegawaian seluruh pegawai, pengontrolan kenaikan pangkat pegawai,