• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pasca Lulus Kuliah pada Mahasiswa Yang Berprofesi Sebagai Pekerja Seks Komerial pada Fakultas "X" di Universitas "Y" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pasca Lulus Kuliah pada Mahasiswa Yang Berprofesi Sebagai Pekerja Seks Komerial pada Fakultas "X" di Universitas "Y" Bandung."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jelas dan tidak jelasnya orientasi masa depan mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK pada Fakultas “X” di

Universitas “Y” Bandung melalui tahap-tahapnya beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel orientasi masa depan pekerjaan dalam penelitian ini adalah kuesioner orientasi masa depan pekerjaan yang dibuat oleh J.E. Nurmi oleh Poole. M dan R. Seginer (1990) dan telah dimodifikasikan oleh Heda Kalenia, S.Psi.

Validitas kuesioner menggunakan Range Sperman dengan range nilai 0,381-0,833. Reliabilitas kuesioner ini menggunakan Alpha Cronbach dengan nilai 0,924.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa lebih banyak mahasiswa yang memiliki orientasi masa depan pekerjaan yang tidak jelas.

(2)

vi Abstract

This research aim to identity clear and unclear future orientation Students who works as prostitutes at the Faculty of "X" at the University "Y" Bandung through the stages along with the factors that influence it.

The questionnaire construeted by J.Em, Nurmi Poole. and R. Seginer (1990), that has been modified by Heda Kalenia, S.Psi.

The items validated using the Range Spearman, validity are range from 0.381 to 0.833. The reliability using Alpha Cronbach is 0.924.

Based on the research results, can be concluded that more students who work as prostitute have unclear work future orientation.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK ... v

Abstract ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan penelitian ... 7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7

1.5 Kerangka Pemikiran ... 8

1.6 Asumsi Penelitian ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17

2.1 Orientasi Masa Depan ... 17

(4)

x

2.1.2 Ciri-ciri Orientasi Masa Depan ... 18

2.1.3 Proses Pembentukan Orientasi Masa Depan ... 19

2.1.4 Orientasi Masa Depan Sebagai Suatu Sistem ... 26

2.1.5 Faktor Yang Memengaruhi Orientasi Masa Depan ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 33

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 33

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 33

3.2.1 Definisi Konseptual ... 34

3.2.2 Definisi Operasional ... 34

3.3 Alat Ukur ... 35

3.3.1 Kuesioner Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan ... 35

3.3.2 Prosedur Pengisian ... 36

3.3.3 Sistem Penilaian ... 36

3.3.4 Kuesioner Data Penunjang ... 39

3.3.5 Validitas dan Reliabilitas. ... 40

3.3.6 Reliabilitas Alat Ukur Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan ... 40

3.4 Sampel Sasaran, dan Karakteristik Sampel ... 41

3.4.1 Sampel Sasaran ... 41

3.4.2 Karakteristik Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 42

3.5 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Gambaran Sampel Penelitian ... 44

4.2 Gambaran Hasil Penelitian ... 45

4.2.1 Gambaran Orientasi Masa Depan Pekerjaan secara umum. ... 45

(5)

xi

4.2.3 Gambaran masing-masing faktor orientasi masa depan pekerjaan. ... 49

4.3 Pembahasan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 59

5.2.1 Saran teoritis ... 59

5.2.2 Saran Praktis ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

DAFTAR RUJUKAN ... 61

LAMPIRAN A. Kisi-kisi Alat Ukur Orientasi Masa Depan Pekerjaan... 63

LAMPIRAN B Uji Validitas Item...71

LAMPIRAN C Data Pribadi, Data Penunjang, dan Kuesioner Orientasi Masa Depan Pekerjaan... 73

(6)

DAFTAR TABEL

[image:6.595.144.480.266.601.2]
(7)

DAFTAR BAGAN

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Kisi-kisi Alat Ukur Lampiran B. Tabel Uji Validitas Item

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelacuran atau prostitusi merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat yang harus dihentikan penyebarannya, tanpa mengabaikan usaha pencengahan dan perbaikan. Pelacuran berasal dari bahasa Latin pro-stituere, yang berarti membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan, pencabulan, dan pergendakan. Sedang prostitue adalah pelacuran atau sundal. Dikenal pula dengan istilah WTS atau wanita tunasusila. (Kartini, Kartono, 2014). Para tunasusila tersebut terdapat di kota-kota besar di Indonesia, salah satunya adalah kota Bandung (Fakta Unik, Hot news 2015)

Beberapa ciri dari tunasusila, diantaranya yaitu cantik, atraktif menarik, baik wajah maupun tubuhnya, masih muda, berpakaian sangat menyolok untuk menarik perhatian kaum pria, memakai nama samaran agar tidak dikenal oleh banyak orang. Tunasusila ini juga memiliki kelasnya tersendiri, yaitu kelas rendah dan menengah yang berasal dari status ekonomi dan status sosial rendah yang tidak memiliki kemampuan khusus, dan kurang pendidikannya, dan terdapat pula tunasusila dari kelas yang tinggi pada umumnya berpendidikan sekolah lanjutan pertama atau lulusan akademi dan perguruan tinggi (Kartini, Kartono 2014).

(10)

2

seseorang yang berpendidikan di perguruan tinggi atau yang lebih dikenal dengan mahasiswa. Dalam Kartini, Kartono 2014 dituliskan bahwa pekerjaan tersebut merupakan hal yang menyimpang dari norma moral, adat, agama, dan negara.

Peneliti menemukan adanya fenomena yang serupa dikalangan mahasiswa di Fakultas “X” di Universitas “Y” Bandung. Berdasarkan survei awal yang dilakukan

oleh peneliti terhadap 10 mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK di Fakultas “X”

di Universitas “Y” Bandung, para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK tersebut

memiliki umur 18 hingga 22 tahun. Para mahasiswa tersebut mendapatkan “klien”

atau penggunaan jasa mereka melalui cara koneksi dari teman, tempat hangout yang PSK sering datangi seperti clubing (club malam), social media (facebook,

instagram, twitter), dari “mulut ke mulut”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa tersebut melakukan pekerjaan sebagai PSK, dikarenakan adanya faktor ekonomi (nafkah dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan primer dan sekunder), gaya hidup (membeli barang mewah, membeli barang-barang yang tidak sanggup dibelikan oleh orangtua), ingin mewujudkan cita-cita melalui tertentu yang dapat diwujudkan melalui mendapat gelar dari perguruan tinggi, adanya keinginan orangtua yang ingin anaknya menjadi seorang Sarjana, namun keadaan keuangan untuk biaya perkuliahan yang tidak pasti.

(11)

3

berhubungan intim dengan pelanggannya dari pada pacarnya, dan merasa tenang karena tidak perlu khawatir dengan masalah biaya perkuliahan.

Para mahasiswa PSK itu memiliki usia 18-22 tahun yang berada dalam tahap perkembangan dewasa awal dan memiliki tugas perkembangan . Salah satunya, yaitu mulai bekerja (Hurlock, 1999). Tugas perkembangan tersebut juga berhubungan terhadap orientasi masa depan. Orientasi masa depan didefinisikan sebagai gambaran yang dimiliki oleh individu tentang dirinya dalam konteks masa depan (Nurmi, 1989).

Menurut Piaget, pada usia dewasa awal ini mahasiswa berada pada tahap

formal opertioanal dimana individu mulai berpikir secara abstrak dan logis.

Mahasiswa dapat berpikir mengenai keadaan pekerjaannya yang menyimpang dari norma moral, adat, agama, dan negara, namun tetap memilih pekerjaan tersebut dikarenakan alasan tertentu. Adanya kemampuan mahasiswa berfikir secara abstrak dan logis, seharusnya mahasiswa dapat berpikir mengenai salah satu tugas perkembangannya yang berhubungan dengan orientasi masa depannya terutama dalam bidang pekerjaan.

(12)

4

dengan bidang pendidikannya, karena pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang melanggar norma-norma dan pada dasarnya setiap orang memiliki keinginan untuk menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya.

Untuk dapat menjadi individu yang lebih baik, maka individu tersebut harus memiliki gambaran tentang dirinya dalam konteks masa depan dengan jelas. Gambaran diri tersebut merupakan gambaran tentang dirinya dalam konteks masa depan. Gambaran tersebut memungkinkan individu untuk menentukan tujuan, menyusun rencana untuk mencapai tujuan-tujuan dan mengevaluasi diri sejauh mana rencana tersebut dapat dilaksanakan dan dapat tercapai (Nurmi,1989).

Berdasarkan hasil survey terhadap mahasiswa 20 orang mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK diperoleh sebanyak 50% mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK di Fakultas “X” di Universitas “Y” Bandung telah memiliki minat

dalam pekerjaan tertentu, seperti bekerja di perusahaan yang bonafit atau di KAP Bigten Jakarta, mencari pekerjaan yang lebih bagus dari saat ini, melakukan atau mencari pekerjaan yang lebih baik dan mengurangi pekerjaan sebagai PSK, mulai menata hidup lebih baik, serta bekerja sesuai dengan bidang pendidikan, namun belum terpikirkan untuk berhenti dari pekerjaan sebagai PSK.

(13)

5

Ada kemungkinan hal tersebut terjadi, karena belum adanya motivasi yang merujuk pada hal apa yang diminati individu di masa depannya selain menjadi seorang PSK, belum memiliki perencanaan perwujudan dari ketertarikan pada konteks masa depan (Nuttin, dalam Nurmi, 1989), sehingga para mahasiswa ini belum memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas. Hal ini, menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK memiliki atau merencanakan masa depan.

Berdasarkan hasil survei awal di atas peneliti ingin mengetahui jelas dan tidak jelasnya orientasi masa depan mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK di Fakultas “X” di Universitas “Y”, baik yang sudah memiiki minat dan yang belum memiliki

minat melalui siklus orientasi masa depan yaitu motivasi (motivational), perencanaan (planning) dan evaluasi (evaluasi). Tahap motivasi menggambarkan bagaimana mahasiswa membentuk tujuan yang realistis mengenai pekerjaannya yang akan ditekuninya setelah lulus dari perkuliahan. Tahap perencanaan menggambarkan bagaimana mahasiswa mencari informasi mengenai hal-hal yang menunjang pengembangan dirinya untuk mendukung pilihan pekerjaan yang diharapkan di masa depan. Tahap evaluasi menggambarkan bagaimana mahasiswa melakukan penilaian terhadap kemungkinan tujuan dan perencanaan yang telah dibuat.

(14)

6

perencanaan pasca lulus kuliah dibidang pekerjaan, namun hal ini belum dapat dikatakan bahwa para mahasiswa tersebut memiliki orientasi masa depan yang jelas karena dikatakan orientasi masa depan yang jelas apabila memiliki motivasi yang kuat, perencanaan yang terarah dan evaluasi yang akurat.

Orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dapat membantu mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK dalam mengantisipasi mengenai kesulitan–kesulitan yang mungkin mereka hadapi dalam dunia kerja pada saat mereka lulus. Mahasiswa yang memiliki orientasi masa depan dibidang pekerjaan pasca lulus kuliah akan terfokus pada tujuannya yaitu pekerjaan yang sesuai dengan minta mereka di luar pekerjaan sebagai PSK. Sebaliknya, mahasiswa yang belum memiliki orientasi masa depan di bidang pekerjaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan karir mereka, pada saat ini cenderung menikmati keadaan yang sedang dijalaninya, sehingga kedepannya mereka tidak dapat membuat perencanaan yang tepat.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dipahami bagaimana pentingnya orientasi masa depan bidang pekerjaan pada para mahasiswa tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui jelas dan tidak jelasnya orientasi masa depan bidang pekerjaan pasca lulus kuliah pada Mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK di Fakultas “X” di Universitas “Y”

1.2 Identifikasi Masalah

(15)

7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK pasca lulus kuliah di Fakultas “X”

Universitas “Y” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui jelas dan tidak jelasnya orientasi masa depan Mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK pada Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung melalui

tahap-tahapannya beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.4 Kegunaan penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Memberikan masukan bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai orientasi masa depan, serta menambah wawasan dan informasi khususnya pada mahasiswa Psikologi mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK pasca lulus kuliah.

 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan,

terutama dalam bidang Psikologi Sosial.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK

(16)

8

peneliti dapat memberikan informasi pada tahap yang mana mahasiswa tersebut bermasalah dan memberikan solusi bagaimana mengatasinya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK di Fakultas “X” di Universitas “Y”

Bandung adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan bekerja sebagai PSK dengan usia 18-22 tahun yang memiliki tahap perkembangan dewasa awal (Hurlock, 1999). Pada tahap perkembangan ini mahasiswa berada pada tahap formal operasional dimana mahasiswa mulai berpikir secara abstrak dan logis (Chaplin, 1997). Misalnya pada masa dewasa awal terdapat perubahan dari mencari pengetahuan, menerpakan pengetahuan, menerapkan apa yang sudah diketahui, khususnya dalam hal penentuan karier dan mempersiapkan diri untuk menghadapi pernikahan dan hidup berkeluarga. Orientasi masa depan didefinisikan sebagai cara seseorang memandang masa depannya yang mencakup motivasi untuk mencapai tujuan, perencanaan, dan strategi pencapaian tujuan (nurmi, 1989).

(17)

9

berdasarkan seberapa jauh mereka memperkirakan minat tersebut dapat direalisasikan (Nurmi, 1989).

Motivasi dikatakan kuat apabila para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK sudah memiliki minat dan tujuan yang spesifik, seperti berhenti dan memiliki pekerjaan yang tidak berhubungan dengan PSK. Sedangkan motivasi dikatakan lemah apabila para Mahasiswa yang berpofesi sebagai PSK sudah memiliki minat dan tujuan tetapi belum spesifik, seperti memiliki keinginan untuk berhenti tetapi belum mengetahui pekerjaan apa yang akan Subjek minati. Para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK dikatakan lemah apabila mereka tidak melihat peluang kesuksesan dalam bilang pekerjaan di masa depan sehingga tidak menentukan pekerjaan apa yang ingin dilakukan kelak.

(18)

10

dibidang perbankan dengan profesi sebagai customer service dan mencari informasi mengenai pekerjaan tersebut.

Tahap yang kedua menyusun rencana, rancangan, atau strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahap yang terakhir dari perencanaan adalah melaksanakan rencana dan strategi yang telah disusun. Pelaksanaan dari rencana dan strategi juga dikontrol oleh perbandingan antara gambaran dan tujuan dengan realita. Misalnya mahasiswa tersebut telah mendapatkan informasi mengenai apa saja kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan sebagai customer service, ia membandingkan dengan kemampuan yang ia miliki. Perencanaan yang dikatakan terarah adalah perencanaan yang dibuat sesuai dengan motivasi atau tujuan para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK dalam pekerjaan pasca lulus kuliah. Perencanaan yang dikatakan tidak terarah adalah perencanaan yang tidak dibuat sesuai dengan motivasi atau tujuan dalam bidang pekerjaan, yaitu para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK yang tidak mengetahui apa yang akan dilakukan dan memilih mengikuti kondisi yang akan terjadi. Para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK yang tidak membuat perencanaan spesifik dan terstruktur yang turut dipengaruhi juga oleh motivasi yang lemah.

(19)

11

kesempatan yang dimiki, seperti keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK memikirkan kembali pekerjaan yang diinginkan dengan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman yang dimiliki tentang bidang yang mereka inginkan. Misalnya mahasiswa meningkatkan kualitas dirinya, setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh pekerjaan sebagai customer service.

Pada tahap evaluasi, causal attributions and affect memiliki peran yang besar dalam mengevaluasi kemungkinan terwujudnya tujuan dan rencana orientasi masa depan. Causal attributtion didasarkan oleh evaluasi kognitif secara sadar mengenai kesempatan sesorang untuk mengontrol masa depan. Para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK memperkirakan apakah dirinya sendiri atau faktor lingkungan yang lebih banyak berpengaruh untuk mencapai suatu pekerjaan. Misalnya mahasiswa sadar hambatan untuk bekerja dibidang perbankan adalah berasal dari dirinya, seperti kurang mampu dalam berbahasa asing.

Affect merupakan perasaan seperti optimis atau pesimis yang dapat

(20)

12

optimis terhadap pekerjaan tersebut, walaupun ia kurang mampu dalam berbahasa asing. Hal tersebut menunjukan mahasiswa memiliki evaluasi yang akurat dengan munculnya perasaan optimis dan yakin pada dirinya dengan rencana-rencana yang telah dipersiapkan akan terwujud. Evaluasi yang tidak ada usaha dan perencanaan, yang dibuat para mahasiswa akan memunculkan perasaan tidak mampu dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal-hal seperti ini lah yang disebut oleh Nurmi sebagai tahap evaluasi dalam orientasi masa depan.

Dalam rangka pembentukan orientasi masa depan ada beberapa faktor eksternal yang memiliki kecenderungan eksternal seperti perkembangan sepanjang rentang hidup terdapat selama dewasa awal, tugas – tugas pekembangan utamanya berhubungan dengan pernikahan, pekerjaan dan gaya hidup. Misalkan dari salah satu faktor tersebut, seperti faktor pernikahan terdapat adanya kencenderungan keterkaitan maka orientasi masa depan pekerjaan mahasiswa tersebut akan jelas, yaitu para mahasiswa tersebut akan berhenti dari pekerjaannya sebagai PSK setelah lulus kuliah akan berencana untuk menikah.

(21)

13

terpenting yaitu, family context, standar normatif dan tujuan dan interaksi keluarga. Misalnya pada interaksi keluarga, mahasiswa berdiskusi dengan orangtuanya untuk menentukan langkah-langkah yang akan ia ambil, setelah lulus kuliah. Apabila tidak memiliki kecenderungan keterkaitan ekternal maka orientasinya tidak jelas.

Jadi, mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK dikatakan memiliki orientasi masa depan jelas apabila mereka dapat menentukan minat dan tujuan yang spesifik untuk bidang pekerjaan di masa depan (motivasi kuat), mampu merencanakan secara jelas sesuai dengan minat dan tujuan yang ingin dicapai (perencanan terarah), serta dapat mengevaluasi kemungkinan terwujudnya minat dan tujuan yang telah dibentuk dan rencana yang telah disusun (evaluasi akurat). Sedangkan para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK yang mempunyai orientasi masa depan yang tidak jelas apabila motivasinya lemah, perencanaan tidak terarah dan evaluasi tidak akurat.

Para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan jelas, mereka memiliki minat dan tujuan untuk bekerja dalam suatu bidang tertentu. Dengan adanya minat tersebut, maka mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK mempersiapkan rencana-rencana untuk dapat bekerja di bidang pekerjaan yang mereka minati pasca lulus kuliah.

(22)

14

yang berprofesi sebagai PSK tidak membuat perencanaan tertentu dan belum melihat mengenai kemungkinan terealisasikan sautu bidang pekerjaan tertentu.

(23)

15

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

.

1.6 Asumsi Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, dapat diasumsikan bahwa: Mahasiswa 18-22 tahun

yang berprofesi sebagai PSK di Fakultas”X” di Universitas “Y”

Bandung

Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pasca Lulus kuliah

Tahap-tahap OMD Motivasi goals Perencanaan Plans

Evaluasi attributions emotions

Jelas

Tidak jelas Faktor-faktor yang mempengaruhi:

1. Perkembangan sepanjang rentang hidup.

(24)

16

1. Mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK dapat memiliki Orientasi Masa depan Pekerjaan yang jelas atau tidak jelas mahasiswa diukur melalui tahap motivasi, perencanaan, dan evaluasi.

(25)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Dari 30 orang mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK pada Fakultas “X”

di Unversitas “Y” Bandung lebih banyak yang memiliki orientasi masa

depan bidang pekerjaan yang tidak jelas.

2. Tidak jelas orientasi masa depan mahasiswa PSK berkaitan dengan kuat atau lemahnya motivasi, tidak terarahnya proses perencanaan, serta tidak akuratnya evaluasi yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut.

3. Faktor-faktor yang menunjukan keterkaitan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK adalah pernikahan, pekerjaan, gaya hidup, standar normatif dan interaksi keluarga.

4. Faktor-faktor pernikahan, pekerjaan, gaya hidup, stadar normatif dan interaksi keluarga.

(26)

59

5.2 Saran

5.2.1 Saran teoritis

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji korelasi antara orientasi masa depan bidang pekerjaan dengan faktor perkembangan sepanjang rentang hidup dan lingkungan sosial, karena dengan penelitian deskriftif belum terlihat jelas adanya hubungan dari faktor-faktor tersebut dengan orientasi masa depan.

2. Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan wawancara untuk menggali lebih dalam bagaimana proses orientasi masa depan pekerjaan PSK pada Fakultas “X” di Universitas “Y” Bandung, dan melihat apakah adanya kemungkinan untuk mengkaitkannya ke variabel yang lain.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi para mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK yang memiliki orientasi masa depan yang jelas disarankan untuk mempertahankan kemampuan perencanaan dengan mempertimbangkan konsekuensi dari profesi yang saat ini dijalani.

(27)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG

PEKERJAAN PASCA LULUS KULIAH PADA MAHASISWA YANG

BERPROFESI SEBAGAI PEKERJA SEKS KORMESIaL PADA FAKULTAS “X” DI UNIVERSITAS “Y” BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha Bandung

Disusun Oleh:

WIDYA ARTHALOKA SINAGA

0730244

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

FAKULTAS PSIKOLOGI

BANDUNG

(28)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN PASCA LULUS KULIAH PADA MAHASISWA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEKERJA SEKS KORMESIAL DI FAKULTAS “X” DI UNIVERSITAS “Y” BANDUNG

PENYUSUN : WIDYA ARTHALOKA SINAGA

NRP : 0730244

Bandung, Agustus 2016

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(29)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Widya Arthaloka Sinaga

NRP : 0730244

Fakultas : Psikologi

Alamat : Jl. Terusan Cibogo Atas no 7

Menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil

karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar

adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala

konsekuensinya.

Demikian pernyataan ini saya buat.

Bandung, Agustus 2016

(30)

iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Widya Arthaloka Sinaga NRP : 0730244

Fakultas : Psikologi

Alamat : Jl. Terusan Cibogo Atas no 7

Dengan ini saya menyatakan bahwa

1) Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti nonekslusif (Non-Ekslusif Royalty Free right) atas laporan penelitian saya

yang berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang

Pekerjaan Pasca Lulus Kuliah pada Mahasiswa yang Berprofesi sebagai PSK di Universitas “X” di kota Bandung”

2) Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalih mediakan/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta

3) Saya bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Agustus 2016 Yang menyatakan

(31)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat perlindungan dan penyertaan-Nya sehingga peneliti berhasil menyusun penelitian ini terselesaikan dengan baik. Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dengan judul “Studi Deskriptif mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan terhadap Mahasiswa yang Berprofesi sebagai PSK Pasca Lulus Kuliah di Universitas “X” di kota Bandung”.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini, namun peneliti berharap agar dalam segala kekurangannya penelitian ini masih dapat memberikan manfaat bagi Fakultas Psikologi khususnya dan terhadap mahasiswa yang berprofesi sebagai PSK. Untuk itu peneliti terbuka terhadap segala saran dan kritik yang dapat membantu penyempurnaan penelitian ini.

Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap orang-orang yang telah memberikan dukungan moral maupun materi kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Robert O. Rajagukguk, Ph.D selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan serta kesabarannya kepada peneliti dalam proses penyusunan penelitian ini.

(32)

viii

4. Drs. Paulus H. Prasetya, M.Si., Psikolog selaku dosen wali yang telah mengingatkan dan memberikan dukungan.

5. Papa dan Mama terima kasih untuk kepercayaan serta dukungan yang diberikan pada peneliti.

6. Para Subjek penelitian yang telah berkenan meluangkan waktunya dalam mengisi kuesioner.

7. Jonatan Mangara Hutabarat, Wenda, Mira Angelina, Novresia Mandasari, Adrian Agusta, Albert Chandra, dan Akila terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya terhadap peneliti selama proses penyusunan penelitian ini.

8. Teman – teman kostan cibogo Home, yang telah mengingatkan saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyelesaianpenelitian ini.

Akhir kata, peneliti mengucapkan selamat membaca dan berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, Juli 2016

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hurlock, E.B. (1993). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Kaplan, Robert.M. (2005). Psychological Testing: Principles, Applications, and

Issues. USA: Wadsworth Thompson Learning Inc.

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurmi, Jari – Erick. (1989). Adolescents Orientation To The Future : Development

(34)

61

DAFTAR RUJUKAN

Enam Tempat Lokalisasi Prostitusi Terbesar di Indonesia. Di unduh dari

http://www.awas-aja.com/2015/05/5-tempat-lokalisasi-prostitusi-terbesar.html

Kalenia, Heda. (2015). Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Remaja Tunarungu di Kota Bandung. Bandung: Fakultas Psikologi Kristen Maranatha

Kuswanto, Hani. (2014). Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Narapidana yang Telah Menjalani 2/3 dari Masa Hukuman

di Lembaga Pemasyarakatan “X’ kota Bandung. Bandung: Fakultas

Psikologi Kristen Maranatha

Panca, Fahran. (2014). Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Online Gamers di Warung Internet di Jalan Surya Sumantri Kota Bandung.Bandung: Fakultas Psikologi Univeristas Kristen Maranatha

Pengertian dewasa awal definisi tugas perkembangan masa menurut para ahli. Di unduh dari http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-dewasa-awal-definisi-tugas.html.

Gambar

Tabel 3.3 Kategori Kriteria Penilaian .....................................................................36

Referensi

Dokumen terkait

Setelah pembuatan sampel selesai, selanjutnya dilakukan uji hambatan yang dihasilkan sampel, uji hambatan dengan melakukan mechanical exfoliation (ME), dan uji

Pengembangan bentuk pembelajaran tersebut berpeluang besar guna mewujudkan pemerataan kesempatan pendidikan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia; dan (5) Kepada

Barang yang dibutuhkan. 3.) Fungsi promosi adalah pasar juga dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru. dari produsen kepada

[r]

Umur simpan produk emulsi (yang diwakili oleh jenis emulsi A), untuk dapat dikatakan sebagai minuman emulsi yang kaya kandungan beta karoten (100 ppm kadar beta karoten)

Karena lahan kosong yang tersedia pun masih tidak dapat menyelesaikan permasalahan ini , maka untuk mengatasi hal tersebut dilakukan sistem pengerukan lahan kosong baru

Karena motif tersebut yang akan mempengaruhi perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa masa remaja adalah masa dimana

Berdasarkan pada penelitian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengelompokkan autonomous system number relatif berpengaruh terhadap performansi routing Border