ii
Universitas Kristen Maranatha image yang meliputi body evaluation dan body investment, penampilan fisik
(appearance), kebugaran (fitness), serta kesehatan (health/illness) pada peserta program senam body language.
Rancangan penelitian deskriptif digunakan untuk mengukur gambaran dimensi body image pada wanita yang mengikuti senam body language Alat ukur kuesioner body image telah di adaptasi peneliti terdiri dari 30 item untuk masing-masing dimensi body image, di peroleh validitas berkisar antara 0,302-0,644 dan Reliabilitasnya sebesar 0,815 untuk dimensi body evaluation dan 0,825 untuk dimensi
body investment. Sampel dalam penelitian dengan karakteristik wanita yang berusia
20-40 tahun sebagai peserta senam body language di sanggar senam di kota Bandung. Hasil pengolahan data, diperoleh gambaran bahwa body image wanita yang mengikuti senam body language di kota Bandung memiliki body image negatif pada 54% dan 46 % tergolong body image positif.
Adapun saran yang di ajukan peneliti bahwa penelitian yang sejenis masih bias dikembangkan dengan penambahan jumlah sampel yang berbeda dan karakteristik yang berbeda, disertai menambahkan variable penelitian lain yang belum di teliti dalam penelitian ini.
This study aims to gain an idea of the dimensions of body image evaluation and body covering investment body, physical appearance (appearance), fitness (fitness), and health (health / illness) on the gymnastics program participants body language.
Descriptive study design was used to measure the dimensions of body image picture of a woman who follows the gymnastics body language body image questionnaire measuring tool in adaptation research has consisted of 30 items for each dimension of body image, obtained validity and reliability ranged from 0.302 to 0.644 by 0.815 for the evaluation of body dimensions and body dimensions 0.825 for investment. The samples with the characteristics of women aged 20-40 years as a participant in the gymnastics body language gymnasium in the city. The results of data processing, we can see that women who followed the body image body language gymnastics in the city have a negative body image at 54% and 46% classified as positive body image.
v
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Lembar Judul
Lembar Pengesahan...i
Abstrak...ii
Abstract...iii
Kata Pengantar………...iv
Daftar Isi………..v
Daftar Tabel………vi
Daftar Skema………..vii
Daftar Rumus...viii
Daftar Lampiran……….ix
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah………..1
1.2 Identifikasi Masalah………....14
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………....14
1.3.1 Maksud Penelitian………...14
1.3.2 Tujuan Penelitian………...14
1.4 Kegunaan Penelitian………....15
1.4.1 Kegunaan Ilmiah………... 15
1.4.2 Kegunaan Praktis………...15
1.5 Kerangka Pemikiran………... 16
vi
Universitas Kristen Maranatha
2.3 Komponen Body Image………...……... 27
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body Image……… 29
2.5 Tahap Perkembangan Dewasa Awal...…….. 31
2.5.1 Dewasa Awal Sebagai Masa Transisi………... 32
2.5.2 Perkembangan Psikososial Dewasa Muda Awal………... 34
2.6 Pengertian Senam………38
2.6.1 Tempat Senam “Bandung Indah Club”………...41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 42
3.1 Rancangan Penelitian...………...…... 42
3.2 Bagan Rancangan Prosedur Penelitian………..43
3.3 Variabel Penelitian...……….... 43
3.3.1 Definisi Konseptual...…………. 43
3.3.2 Definisi Operasional……….43
3.4 Alat Ukur...45
3.4.1 Sistem Penilaian Kuesioner Body Image...48
3.4.2 Data Penunjang...50
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...50
3.4.3.1 Validitas...51
3.4.3.1 Reliabilitas Alat Ukur...52
vii
Universitas Kristen Maranatha
3.5.2 Teknik Penarikan Sampel………..52
3.6 Teknik Analisis...53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………..……..…………... 55
4.1 Gambaran Responden………55
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia...55
4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Status………56
4.2 Hasil Penelitian...……….. 56
4.3 Pembahasan...59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...62
5.1 Kesimpulan...63
5.2 Saran...64
5.2.1 Saran Bagi Peneliti Lanjutan...64
5.2.2 Saran Guna Laksana...64
Daftar Pustaka...66
viii
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 3.2 Kriteria Alternatif Jawaban Alat Ukur Body Evaluation
Tabel 3.3 Kriteria Alternatif Jawaban Alat Ukur Body Investment
Tabel 3.4 Kategori Skor Total Body Evaluation dan Body Investment
Tabel 3.5 Kategori Skor Body Image
Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Status
Tabel 4.3 Deskripsi Tipe Body Image Pada Wanita yang Sudah Menikah dan
Belum Menikah
Tabel 4.4 Tipe Body Image Wanita Dewasa Awal yang Berstatus Belum Menikah
ix
Universitas Kristen Maranatha
Skema 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
x
Universitas Kristen Maranatha
3.2 Rumus Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
1
Universitas Kristen Maranatha
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagai individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya
tentu makin bertambah besar. Mereka tidak bergantung secara ekonomis, sosiologis
ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk
membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. Secara fisik,
seorang dewasa muda (young adulthood) menampilkan profil yang sempurna dalam
arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai
posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga
dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, cepat, dan proaktif
(Agus Dariyo, 2004).
Manusia memiliki beberapa tahap perkembangan dewasa dalam
kehidupannya, tahapan perkembangan dewasa tersebut di bagi menjadi tiga bagian
yaitu, dewasa muda (young adulthood) dengan usia berkisar antara 20 sampai 40
tahun. Dewasa menengah (middle adulthood) dengan usia berkisar antara 40 sampai
65 tahun dan dewasa akhir (late adulthood) dengan usia mulai 65 tahun ke atas
(Papalia et al, 2008).
Menurut Papalia et al (2008) tugas-tugas perkembangan dewasa awal adalah
memiliki pasangan hidup, belajar menyesuaikan diri dan hidup berdampingan dengan
Universitas Kristen Maranatha
mengasuh anak dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan individualnya, belajar
mengatur rumah tangga dan memikul tanggung jawab, memulai karier dan atau
menentukan pendidikan, memikul tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan
mencari kelompok-kelompok sosial.
Pada masa dewasa awal, dapat ditemukan bahwa wanita memiliki perhatian
yang besar terhadap hal-hal yang berhubungan dengan daya tarik fisik, wanita
cenderung menyamakan dirinya dengan bagaimana penampilannya, atau apa yang
diyakini orang lain akan pikiran tentang penampilannya. Bagi kebanyakan wanita
dewasa awal, body image hampir tak dapat dipisahkan dengan self esteem, sehingga
jika seorang wanita merasa tidak nyaman dan tidak bahagia dengan bentuk tubuhnya
maka wanita tersebut merasa tidak bahagia terhadap dirinya, jika seorang wanita tidak
puas terhadap tubuhnya sendiri, maka wanita tersebut tidak puas terhadap dirinya
sendiri, karena penilaian terhadap dirinya di dasarkan atas penampilannya
(Thompson, 1999).
Fisik merupakan salah satu daya tarik penting bagi kaum pria dan wanita,
begitu juga dengan bentuk tubuh manusia. Bentuk dasar dari tubuh manusia ada tiga
macam, yaitu kurus, gemuk dan ideal. Bentuk tubuh manusia juga ada yang memiliki
kekurangan. Kekurangan tersebut ada pada fisiknya. Menurut Hamsani (2011)
terdapat macam-macam bentuk tubuh, yang pertama yaitu ideal, kedua yaitu kurus
tinggi, ke tiga yaitu kurus pendek, ke empat yaitu gemuk tinggi, ke lima yaitu gemuk
Universitas Kristen Maranatha
Tubuh manusia ada 3 macam, yang pertama yaitu endomorfi , tubuh
endomorfi cenderung mudah menjadi gemuk, dengan tanda utama halus dan bulat,
tidak cocok untuk kegiatan fisik yang berat. Kedua yaitu mesomorfi , tubuh yang
mesomorfi ditandai dengan wujud yang segi-segi dan keras, kokoh, tahan sakit, dan
yang ketiga yaitu ektomorfi , tubuh ektomorfi ditandai dengan bentuk tubuh yang
tipis, tinggi dan otot yang lemah. Penampilan fisik seseorang memang dianggap
sebagai suatu hal yang penting dalam kehidupan dimasa kini. Dengan tampil menarik,
wanita dewasa akan merasa lebih berharga dan dapat tampil lebih meyakinkan dalam
berbagai situasi (Sheldon, 2009),
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak ingin tampil menarik di mata
orang lain, terutama dalam hal penampilan fisik. Memiliki tubuh langsing yang ideal
tentu menjadi harapan semua orang agar terlihat cantik dan sehat. Olahraga
merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh banyak orang, tidak hanya para
wanita saja yang merasa perlu untuk mendapatkan berat badan ideal, namun pria juga
merasa demikian. Banyak berbagai macam cara menurunkan berat badan, di
antaranya olahraga, sedot lemak, akupuntur dan pola diet.
Dokter spesialis gizi, dr.Johanes Chandrawinata, MND,SpGK, yang
berpraktek di RS. St.Boromeus, Bandung (2008) merekomendasikan pola diet yang
dilakukan oleh National Weight Control Registry (NWCR) di AS (Amerika Serikat).
NWCR adalah kumpulan data orang (ada 4000 orang) yang telah berhasil
Universitas Kristen Maranatha
tahun. Karakteristik pola makan nya adalah rendah lemak (24 persen asupan kalori),
asupan karbohidrat cukup tinggi rendah kalori (1300-1500 kcal per hari). dr.Johanes,
menyarankan untuk mengurangi asupan lebih kecil dari porsi biasa. Menurut
dr.Johanes, mayoritas anggota yang terdaftar dalam NWCR melakukan makan pagi
secara rutin, memantau berat badan sendiri secara berkala serta melakukan olahraga.
Dengan pola makan rendah lemak rendah kalori dan olahraga seperti ini telah terbukti
mampu menurunkan berat badan lebih dari 13 kg dan bisa dipertahankan lebih dari 5
tahun.
Menurut James O. Hill, PhD, director of the Center for Human Nutrition at
the University of Colorado at Denver (2013), olahraga merupakan suatu keharusan
untuk pemeliharaan berat badan memperingatkan bahwa seseorang bisa sangat sukses
secara sementara menurunkan berat badan hanya melalui diet saja. Tapi ada banyak
data yang menunjukkan bahwa orang-orang akan mendapatkan kembali berat badan
jika mereka tidak aktif secara fisik berolahraga.
Dr.dr.Fiastuti Witjaksoso, MSc.Sp.Gk dalam jumpa pers Zespri ‘Feel The
Difference’, Rabu 16 Oktober 2013, di Hotel Akmani kawasan Sabang Menteng,
Jakarta Pusat, mengatakan pentingnya meningkatkan aktifitas fisik dengan cara
berolahraga secara teratur, minimal 4 kali seminggu dan minimal 45 menit per sesi
latihan. Dengan begitu, penurunan berat badan secara moderat (5 sampai 10%)
nantinya akan memperbaiki kontrol gula darah, tekanan darah dan kolesterol. Dengan
berolahraga dan melakukan pola hidup teratur adalah cara terbaik mengurangi lemak
Universitas Kristen Maranatha
mengurangi berat badan, seseorang harus meningkatkan aktivitas fisik mereka.
Seperti olahraga yang sifatnya aerobik, yaitu jalan cepat, treadmill, sepeda statis,
senam intensitas rendah, menari dan dansa.
Penampilan yang menarik pada wanita sebenarnya merupakan suatu penilaian
yang sangat subjektif dari lingkungan terhadap individu tersebut. Akibatnya, opini
seseorang mengenai body image nya sendiri mungkin sama atau mungkin juga tidak
sama dengan penilaian orang lain. Misalnya, orang lain mungkin menilai bahwa
seseorang itu menarik, tapi orang yang dinilai tersebut mungkin memandang dirinya
sebagai orang yang tidak menarik. Sebaliknya, seseorang mungkin menganggap body
image nya menarik, tapi dianggap tidak menarik oleh sebagian besar orang yang
berhubungan dengannya. Oleh karena itu, untuk lebih percaya diri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya, banyak wanita yang berusaha untuk tampil semenarik
mungkin. Dalam hal ini perasaan individu terhadap tubuhnya untuk berpenampilan
menarik dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan.
Secara umum, dari sisi fisik, wanita yang dianggap menarik adalah mereka
yang cukup sehat tubuhnya. Berbagai penelitian (Perriloux dkk, 2010; Soler, 2003;
Hinsz dkk, 2001) menunjukkan bahwa wajah yang simetris dan tubuh terlihat sehat
bisa jadi daya tarik luar biasa. Sehat artinya tak mudah sakit, kulit cukup terawat,
rambut relatif sehat, juga beberapa ciri sehat yang lain. Menurut Samsul (2013)
menjadi kurus dan langsing adalah impian banyak orang, terutama wanita. Tubuh
yang kurus dan langsing memang sering di anggap sebagai patokan ideal apabila
Universitas Kristen Maranatha relatif dan tidak hanya dipandang dari ukuran tubuh saja, namun pada kenyataannya
hal ini tidak selalu benar. Dapat dilihat setiap hari ada semakin banyak wanita yang
berlomba-lomba untuk cepat menurunkan berat badan dan membuat tubuh mereka
terlihat seperti model-model di televisi. Di berbagai media, terutama televisi, banyak
sekali disampaikan isu bahwa tubuh kurus atau bahkan sangat kurus merupakan
bentuk tubuh yang ideal untuk saat ini. Karena hal inilah kemudian banyak wanita,
termasuk wanita dewasa awal melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh
ideal dan langsing, manfaat lain seperti kesehatan, menjadi pertimbangan bagi para
wanita dewasa awal untuk mendapatkan tubuh langsing dan ideal.
Perkembangan terakhir mengenai body image mengalami perubahan dari awal
persepsi bahwa perempuan dengan tubuh gemuk dianggap lebih menarik daripada
perempuan yang memiliki tubuh kurus, karena perempuan dengan tubuh gemuk
dianggap subur, dan bisa memiliki anak yang banyak dan juga sehat.namun saat ini,
persepsi body image pun mulai bergeser, saat ini perempuan yang dianggap cantik
adalah perempuan yang memiliki tubuh tinggi, langsing, berkulit putih, dan berambut
panjang. Anggapan tersebut membuat kaum wanita, khususnya wanita dan kaum ibu
muda untuk memperbaiki tubuh dengan diet, baik dari diet sehat sampai ke diet
ekstrim, seperti puasa tidak makan sama sekali yang berujung pada eating disorder
seperti bulimia maupun anorexia. Pada era modern ini, banyak orang menginginkan
semua hal yang serba instan, termasuk dalam pola dan memilih makanan, selain
cepat, tidak membuang waktu, juga rasanya yang enak. Hal ini yang menyebabkan
Universitas Kristen Maranatha
dikonsumsi secara terus menerus akan mengakibatkan obesitas dan diabetes (Berta
Oktavela, 2012).
Thompson, et al, (1999) mengemukakan bahwa body image adalah persepsi
individu terhadap tubuhnya, misalnya ketika individu merasa bahwa tubuhnya
lengkap atau tidak, atau merasa bahwa tubuhnya tinggi atau pendek, gemuk atau
kurus. Hal ini dapat berpengaruh besar terhadap bagaimana individu menghayati
dirinya dan dalam menjalani kehidupannya sehari-hari baik di lingkungan sosial
maupun dalam lingkungan pekerjaan. Menurut Cash (2002), body evaluation adalah
bentuk kepuasan atau ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh merupakan salah satu
dimensi dari body image, sedangkan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki
penampilan fisik, bugar dan sehat mencerminkan seberapa penting penampilan fisik
tersebut bagi dirinya disebut body investment. Berkaitan dengan hal di atas, selama ini
penelitian tentang body image lebih banyak di fokuskan pada wanita daripada pria
( Thompson, et al, 1999).
Berdasarkan observasi peneliti terhadap kelompok wanita atau ibu-ibu yang
mengikuti senam body language di sanggar senam “Bandung Indah Club” di kota
Bandung, mayoritas ibu- ibu atau wanita yang mengikuti senam dari bulan ke bulan
menunjukkan peningkatan jumlah peserta. Dari hasil wawancara, observasi dan
survey terhadap peserta senam body language, ditemukan bahwa banyak wanita atau
ibu-ibu khususnya yang menginginkan memiliki tubuh langsing dan ideal. Selain
aktif melakukan senam body language, sebagian dari ibu-ibu atau kaum wanita
Universitas Kristen Maranatha
makan yang biasa untuk mendapatkan tubuh langsing dan ideal. Bagi ibu-ibu yang
tubuhnya sudah merasa ideal dan langsing, mereka ingin tetap mempertahankan
bentuk tubuh langsing dan idealnya tersebut. Bagi wanita yang belum menikah,
mereka berusaha untuk mendapatkan tubuh yang langsing dan ideal serta semakin
percaya diri ketika berinteraksi dalam lingkungan pergaulan dan menarik bagi
teman-temannya. Sedangkan bagi wanita yang sudah menikah dan memiliki anak, mereka
ingin tetap memiliki tubuh langsing dan ideal serta kembali memiliki fisik seperti
sebelum menikah misalnya memiliki bentuk tubuh langsing dan ideal serta
mempertahankan tubuh idealnya..
Begitupun dalam hal pekerjaan misalnya pekerjaan tertentu seperti SPG (
Sales Promotion Girl). Menurut Poerwodarminto (1987 : 198 ) SPG ( Sales Promotion Girl) yaitu suatu profesi yang bergerak dalam pemasaran atau promosi
suatu produk. Profesi ini biasanya memakai wanita yang mempunyai karakter fisik
yang menarik yaitu memiliki tubuh langsing dan ideal sebagai usaha untuk menarik
perhatian konsumen.
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan menyatakan bahwa wanita lebih
negatif memandang citra tubuh (body image) dibandingkan pria (Cash, 2002). Pria
ingin bertubuh besar dikarenakan mereka ingin tampil percaya diri di depan
teman-temannya dan mengikuti trend yang sedang berlangsung, sedangkan wanita ingin
memiliki tubuh kurus menyerupai ideal yang digunakan untuk menarik perhatian
pasangannya. Usaha yang dilakukan pria untuk membuat tubuh lebih berotot
Universitas Kristen Maranatha
kekar dan berotot, sedangkan wanita cenderung untuk menurunkan berat badan
disebabkan oleh artikel dalam majalah wanita yang sering memuat artikel promosi
tentang penurunan berat badan (Anderson & Didomenico, 1992). Tiggemann (dalam
Cash & Pruzinsky, 2002) mengatakan bahwa media yang muncul dimana-mana
memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan laki-laki yang dapat
mempengaruhi gambaran tubuh seseorang. Tiggemann (dalam Cash & purzinsky,
2002) juga menyatakan bahwa media massa menjadi pengaruh yang paling kuat
dalam budaya sosial. Anak-anak dan remaja lebih banyak menghabiskan waktunya
dengan menonton televisi. Konsumsi media yang tinggi dapat mempengaruhi
konsumen. Isi tayangan media sering menggambarkan bahwa standar kecantikan
perempuan adalah tubuh yang kurus dalam hal ini berarti dengan level kekurusan
yang dimiliki, kebanyakan perempuan percaya bahwa mereka adalah orang-orang
yang sehat.
Nilai-nilai yang diterima sejak kecil sangat berpengaruh, misalnya berupa
nilai- nilai yang dianggap positif jika perempuan yang cantik itu, perempuan yang
memiliki badan yang langsing atau kurus. Dalam hal ini juga bisa mengakibatkan
trauma masa kecilnya, misalnya seorang perempuan sering mendapat ejekan dari
keluarganya, saudara kandung atau teman-temannya karena memiliki bentuk tubuh
yang gemuk atau trauma seseorang yang diputuskan pacarnya hanya karena badannya
gemuk. Trauma masa kecil itu bisa mendorong perempuan sekuat tenaga berupaya
melangsingkan tubuhnya agar dapat dinilai positif dan dicintai pasangannya. Setelah
Universitas Kristen Maranatha
wanita akan menjadi ketakutan luar biasa ketika tubuhnya kembali melar. Disamping
itu kedua faktor di atas, yang mampu mendorong seorang perempuan untuk terobsesi
memiliki tubuh langsing, sehingga bukan dari diri perempuan itu sendiri keinginan
untuk langsing melainkan di tuntut oleh lingkungan dimana perempuan itu berada.
Dengan mengikuti pelatihan senam body language akan memperoleh bentuk
tubuh yang ideal. Berdasarkan uraian di atas,.peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan apakah kaum wanita peserta senam bertujuan ingin memiliki tubuh
langsing, bugar dan sehat.
Di Kodya Bandung terdapat berbagai macam sanggar senam untuk melatih
orang-orang dengan tujuan untuk melangsingkan tubuh supaya ideal, salah disatunya
adalah sanggar senam “Bandung Indah Club” di kota Bandung. Berdasarkan survey
awal yang dilakukan peneliti terhadap 10 wanita dewasa awal yang merawat
tubuhnya di sanggar senam “Bandung Indah club” di kota Bandung. Berdasarkan
hasil wawancara, 7 responden mengatakan tubuhnya merasa gemuk, tidak ideal
seperti yang ditampilkan dimedia-media saat ini. Responden menganggap bahwa
bentuk tubuh dan penampilan fisik merupakan hal yang penting bagi mereka.
Responden yang menganggap bahwa bentuk tubuh yang ideal adalah langsing dan
tinggi seperti para model yang tampil dimajalah-majalah dan media massa, sedangkan
untuk 3 responden lainnya sudah merasa bahwa bentuk tubuhnya ideal dan langsing
namun mereka hanya ingin tetap menjaga tubuhnya saja supaya tetap ideal dan
Universitas Kristen Maranatha
Saat ini banyak wanita yang melakukan berbagai cara untuk membuat
tubuhnya menjadi ideal atau langsing diantaranya adalah senam. Senam ini adalah
salah satu cara yang cukup praktis, menyehatkan, tanpa adanya efek samping. Senam
menjadi salah satu cara yang cukup baik untuk menjaga kebugaran tubuh, kesehatan
tubuh dan melangsingkan tubuh agar menjadi ideal. Ada banyak jenis senam
kebugaran yang dapat menjadi alternatif pilihan, salah satunya adalah senam body
language yaitu senam untuk pembentukan tubuh.
Senam body language merupakan istilah dan trend baru dalam dunia
persenaman. Senam ini muncul sekitar 3 sampai 4 tahun lalu. Jika diperhatikan
dengan seksama maka senam body language ini, bukanlah gerakan-gerakan senam
yang baru. Senam body language merupakan gabungan dari beberapa jenis senam
yang sudah ada, antara lain senam pembentukan ( senam pembentukan bagian-bagian
tubuh tertentu seperti otot-otot tubuh), senam nifas (senam pasca melahirkan) dan
ballet (salah satu teknik tarian). Senam body language itu mengutamakan
gerakan-gerakan untuk kelenturan dan pembentukan otot tubuh. Bila senam ini dilakukan
dengan benar dan tepat, dapat menghasilkan bentuk tubuh yang indah dengan
kelenturan yang baik, disamping untuk menjaga stamina. Senam body language
mengajarkan juga cara pernapasan baik yaitu mengombinasikan gerakan-gerakan
senam dengan cara pernapasan yang benar, hasilnya stamina dan kesehatan tubuh
yang baik. Selain itu, senam ini baik untuk wanita terutama mereka yang mempunyai
masalah dengan bentuk tubuh yaitu obesitas ataupun tidak proporsional, seperti
Universitas Kristen Maranatha language akan terlihat apabila dilakukan secara benar dan teratur. Berbeda dengan
senam aerobik (serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti
irama musik) dan low impact (bagian dari senam aerobik yaitu gerakan senam
aerobik benturan ringan yang salah satu kaki nya berada dan menapak di lantai setiap
waktu, salah satu contohnya adalah berjalan dengan melangkah maju mundur) yang
mengutamakan gerakan-gerakan untuk pembakaran kalori atau untuk menurunkan
berat badan. Kedua senam ini untuk pembentukan tubuh kurang bermanfaat atau
kurang mengena. Untuk orang-orang yang ingin memperindah bentuk tubuh maka
senam body language merupakan jawabannya. Senam body language mengutamakan
gerakan-gerakan yang langsung mengena ke bagian otot-otot tubuh, sehingga akan
terjadi pembentukan dan kelenturan otot sesuai dengan fungsi gerakan itu sendiri.
Karena dilakukan dengan teknik yang benar serta kekuatan tenaga, maka
akan terjadi pembakaran kalori ( Suci riadi prihantanto, 2003 ).
Senam body language ini sangat cocok untuk wanita segala usia, tua dan
muda. Gerakan senam ini dapat memberikan dampak menyeluruh bagi bentuk tubuh
seperti lengan, dada, perut, paha, pinggul, payudara serta bagian tubuh yang lainnya.
Dengan banyaknya manfaat senam body language, maka banyak wanita dewasa awal
yang ingin mengikuti senam body language ini.
Menurut pelatih senam body language Jeanny E. Suherman dalam
liputan6.com (2009) : “untuk mencapai bentuk tubuh yang indah, tingkat keberhasilan
relatif singkat. Hanya dapat dilihat dalam waktu dua hingga tiga bulan, seseorang
Universitas Kristen Maranatha
sedangkan dengan waktu yang sama, untuk wanita yang baru melahirkan perlu
diimbangi dengan porsi makanan yang teratur. Selain bermanfaat untuk kebugaran
tubuh senam ini tidak hanya untuk mereka yang kelebihan berat badan tapi juga bisa
untuk bagi mereka yang mengalami masalah yaitu berat badan yang sulit naik atau
kurus. Teknik dasar latihannya, dilakukan pengaturan terhadap waktu serta periode
latihan. Jika seseorang yang mengalami berat badan berlebih dianjurkan untuk
mengikuti tiga kali senam dalam seminggu sekali dan setiap kali latihan
minimal satu jam.
Menurut Jasper, Lakoff, Scherr, dan Thompson (dalam Thompson et. al,
1996), kuatnya tuntutan masyarakat mengenai standar penampilan ideal disebabkan
oleh peran media massa yang menyebarkan informasi dan standar yang merupakan
harapan masyarakat media massa memiliki pengaruh yang kuat karena dianggap
sebagai acuan dari selera mayoritas masyarakat. Sedangkan menurut Moore,
Silberstein, Rodin (dalam Thompson, 1996), media massa tidak hanya memberikan
informasi mengenai bentuk tubuh ideal tetapi juga memberitahukan cara
mencapainya melalui artikel mengenai diet dan olahraga.
Berdasarkan dari fenomena tersebut, peneliti ingin melihat gambaran body
image pada wanita dewasa awal yang mengikuti senam disanggar senam “Bandung
Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah
“Bagaimanakah body image yang dimiliki oleh wanita dewasa awal yang
mengikuti senam body language di sanggar senam “Bandung Indah Club” di kota
Bandung”
1.3 Maksud dan tujuan penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui body image yang dimiliki
oleh wanita dewasa awal yang mengikuti senam body language di sanggar senam
“Bandung Indah Club “di kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai body
image serta faktor yang mempengaruhi body image pada wanita dewasa awal yang
mengikuti senam di sanggar senam ‘Bandung Indah Club” di kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah
• Untuk memberikan informasi bagi ilmu Psikologi khususnya bidang Psikologi
Perkembangan dan Psikologi Klinis mengenai body image pada wanita
dewasa awal yang mengikuti senam di sanggar senam “Bandung Indah Club”
Universitas Kristen Maranatha
• Memberikan sumbangan informasi bagi mahasiswa dan peneliti lain yang
ingin meneliti lebih lanjut mengenai Body Image pada wanita dewasa awal
yang mengikuti senam di sanggar senam “Bandung Indah Club” di kota
Bandung.
1.4.2 Kegunaan Praktis
• Memberikan informasi kepada wanita dewasa awal yang mengikuti senam di
sanggar senam “Bandung Indah Club” di kota Bandung mengenai body image
nya, sehingga di harapkan para wanita dewasa awal yang mengikuti senam di
sanggar senam “Bandung Indah Club” tersebut dapat terus meningkatkan
kepercayaan dirinya untuk memperoleh body image yang positif.
• Memberikan informasi dan masukan kepada pihak sanggar senam “Bandung
Indah Club” agar tetap mengadopsi pola hidup dan olahraga yang teratur
setelah mengikuti senam di sanggar senam “Bandung Indah Club” di kota
Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pikir
Penampilan yang menarik pada individu sebenarnya merupakan suatu
penilaian yang sangat subjektif dari lingkungan terhadap individu tersebut. Oleh
karena itu, untuk lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungannya, banyak
individu khususnya wanita yang berusaha untuk tampil sebaik mungkin sesuai dengan
tuntutan masyarakat terutama terhadap tuntutan dalam tempatnya bekerja, yang
senantiasa mengharuskan untuk berpenampilan menarik. Perasaan individu terhadap
tubuhnya untuk berpenampilan menarik dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan.
Cash dan Pruzinsky (dalam Thompson, et al, 1999) mengemukakan bahwa
body image adalah sikap yang dimiliki wanita yang memasuki masa dewasa awal
terhadap tubuhnya, yang meliputi evaluasi serta orientasi terhadap penampilan fisik,
kebugaran dan kesehatan. Dalam perspektif kognitif-behavioralnya, Cash menyatakan
bahwa body image merupakan sikap yang dibentuk sebagai hasil dari proses kognitif,
emosi, dan perilaku pada kejadian-kejadian di lingkungan individu tersebut yang
dibentuk oleh body image schema
Cash (2002) mengatakan body image schema terdiri atas dua dimensi, yaitu body evaluation yang merujuk kepada penilaian puas atau tidaknya wanita dewasa
awal akan tubuhnya dan body investment yang merujuk kepada seberapa penting
penampilan fisik pada wanita dewasa awal. Penentuan body image positif atau negatif
melibatkan dua dimensi body image yang disadari oleh skema tersebut. Body
investment yang tinggi meningkatkan kecenderungan untuk memiliki body image
Universitas Kristen Maranatha
dewasa awal akan memiliki body image negatif. Sebaliknya body evaluation yang
tinggi akan meningkatkan kecenderungan untuk wanita dewasa awal memiliki body
image yang positif karena mengacu pada positif atau negatif nya penilaian dan belief
tentang penampilan fisik, kebugaran dan kesehatan tubuhnya, wanita dewasa awal
sebaiknya merasakan kepuasan yang tinggi pula terhadap body Image yang positif.
Wanita dewasa awal yang memiliki body investment rendah dan body
evaluation tinggi juga akan menghayati perasaan puas terhadap penampilan fisik,
kebugaran dan kesehatan tubuhnya sehingga memiliki body image yang positif.
Wanita dewasa awal dengan body investment rendah akan tetap dapat memiliki body
image yang positif jika memiliki body evaluation yang rendah karena keadaan
fisiknya tidak di persepsi sebagai hal yang terlalu penting dalam kehidupannya.
Perkembangan body image berjalan sepanjang masa kehidupan dan di
pengaruhi oleh orang yang signifikan serta berperan penting dalam kehidupan.
Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi body image seseorang ( Cash, 1994 dalam
cash et al 1997). Faktor pertama adalah physical characteristics yang meliputi
keadaan fisik seperti tinggi badan, bentuk otot, kondisi-kondisi kulit seperti jerawat,
cacat yang diperoleh, perubahan elastisitas kulit, ketebalan rambut, kemudian
personality attributes misalnya self esteem ( self esteem tinggi akan menyebabkan
penghayatan positif terhadap tubuh), attachment system ( kasih sayang dan
attachment yang aman dapat meningkatkan kecenderungan body image yang positif ),
nilai gender tradisional dalam hubungan dengan laki-laki akan lebih mementingkan
Universitas Kristen Maranatha
diberikan lingkungan kepada wanita dewasa awal yang merupakan umpan balik yang
ikut mempengaruhi body image nya umpan tersebut berupa harapan-harapan, opini,
komunikasi verbal maupun non verbal yang di sampaikan dalam interaksi dengan
anggota keluarga, teman, orang-orang sebaya lain dan bahkan oleh orang asing.
Faktor yang ke empat adalah cultural sosialization, yaitu pesan-pesan dari lingkungan
yang menyisipkan suatu standar atau harapan mengenai penampilan dan karakter
fisik. Faktor cultural sosialization di mulai dengan pendapat tentang tubuh ideal dan
strandar fisik yang ada di masyarakat yang kemudian di internalistik oleh individu
yang terlibat di dalammya ( handy dalam Thompson et al, 1999: 106). Wanita dewasa
awal akan membandingkan tubuhnya sendiri dengan tubuh ideal dan dengan standar
fisik di masyarakat berupa tubuh yang langsing dan ideal yang kemudian akan
membentuk persepsi tentang tubuhnya.
Menurut Cash & Pruzinsky (2004), body image memiliki tiga aspek utama,
yaitu penampilan fisik (appearance), aspek ini mengenai bagaimana perhatian
individu terhadap penampilannya dan perasaan menarik atau tidaknya individu atas
dirinya. Jadi jika individu menempatkan penampilan sebagai hal yang penting bagi
dirinya dan ia merasa puas akan penampilannya maka ia memiliki penampilan fisik
yang tinggi. Ke dua, kebugaran (Senam), aspek ini mengenai perasaan individu
terhadap tingkat kebugaran tubuhnya dan penghargaan individu terhadap
kebugarannya dengan secara aktif terlibat dalam kegiatan fisik untuk
mempertahankan dan meningkatkan kebugaran tubuhnya. Ke tiga, kesehatan
Universitas Kristen Maranatha
terhadap pentingnya kesehatan, penilaian individu tentang seberapa sehat tubuhnya,
mengenai kesadaran individu terhadap berbagai masalah dan penyakit yang dirasakan
oleh tubuh.
Adapun tugas-tugas masa perkembangan dewasa awal, Kehidupan psikososial
dewasa muda makin komplek dibandingkan dengan masa remaja karena selain
bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru,
memelihara anak-anak, dan tetap harus memperhatikan orang tua yang makin tua.
Selain itu, individu pada tahap dewasa awal mulai membentuk kehidupan keluarga
dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja atau masa
sebelumnya. Havighurst (Turner & Helms, 1995) mengemukakan tugas-tugas
perkembangan dewasa muda, diantaranya memilih teman bergaul (sebagai calon
suami atau istri), membina kehidupan rumah tangga, mulai hidup dalam keluarga atau
hidup berkeluarga, mengelola rumah tangga, mulai bekerja dalam suatu jabatan,
mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara, memperoleh kelompok sosial
yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya.
Kesenjangan diri ideal terfokus pada kecenderungan wanita yang merawat
tubuhnya di sanggar senam “Bandung Indah club” di kota Bandung untuk
membandingkan penampilan yang mereka persepsi dengan penampilan ideal yang
mereka bayangkan atau mereka lihat di media massa ( Cash dan J.K. Thompson,
1992). Hasil dari perbandingan bisa merupakan kesenjangan antara diri yang mereka
Universitas Kristen Maranatha
atau negatif Body image. Namun sebaliknya, tidak adanya rasa kesenjangan antara
diri yang di persepsikan maka akan tumbuh rasa kepuasan terhadap body image atau
positif body image.
Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Image
Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian
Setelah menelaah uraian di atas, maka di dapatkan asumsi-asumsi sebagai
berikut :
1. Wanita dewasa awal ingin mempertahankan tubuh langsing dan idealnya
dalam rangka mencari pasangan dan yang sudah memiliki pasangan agar
dapat mempertahan kan pasangan nya dalam kehidupan berumah tangga.
2. Dalam mempertahankan keindahan tubuh, kebugaran tubuh dan kesehatan
tubuh di usahakan melalui senam dan cara hidup sehat.
3. Sanggar senam perawatan tubuh “Bandung Indah Club” adalah pemberi
standar body image ideal kepada wanita.
4. Penilaian positif atau negatif wanita terhadap tubuhnya diperoleh setelah
membandingkan body investment dengan body evaluation yang diberikan oleh
63
Universitas Kristen Maranatha 5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian
mengenai body image pada wanita dewasa awal yang mengikuti senam body
language di sanggar senam “Bandung Indah Club” di kota Bandung, dapat di
tarik kesimpulan bahwa :
1. Wanita dewasa awal yang mengikuti senam body language di sanggar senam
“Bandung Indah Club”, di kota Bandung lebih banyak memiliki body image
yang negatif yaitu sebanyak 27 responden.
2. Wanita dewasa awal yang mengikuti senam body language di sanggar senam
“Bandung Indah Club”, di kota Bandung yang memiliki body image negatif
cenderung merasa memiliki karakteristik fisik yang kurang sesuai dengan standar
fisik yang berlaku di masyarakat Indonesia yaitu bahwa standar fisik itu yang
langsing dan ideal, sehingga mereka perlu untuk melakukan sebuah kegiatan
seperti senam body language agar karakteristik fisik mereka sesuai dengan yang
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran
5.2.1 Saran bagi Penelitian Lanjutan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan
saran kepada peneliti selanjutnya untuk:
1. Melakukan penelitian yang sejenis pada wanita dewasa awal yang mengikuti
senam body language yang memiliki populasi lebih luas agar diperoleh
gambaran yang lebih tepat mengenai body image yang dimiliki wanita
dewasa awal.
2. Meneliti hubungan antara faktor- faktor penunjang atau karakteristik
tertentu dengan dimensi body image pada wanita yang mengikuti senam
body language di sanggar senam di kota Bandung.
5.2.2 Saran Guna Laksana
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran:
1. Kepada pemilik dan pelatih senam body language agar memberikan tips makanan sehat yang baik di konsumsi oleh para peserta senam, pola hidup
sehat dan pelatihan senam yang tepat serta di adakan program-program
pelatihan misalnya, program pengecilan bagian tubuh tertentu seperti perut,
paha dan lain nya, supaya apa yang diharapkan oleh para peserta senam untuk
mendapatkan tubuh yang ideal, kebugaran dan kesehatan dapat tercapai dalam
Universitas Kristen Maranatha
peserta senam body language supaya meningkatkan kepercayaan dirinya
untuk membangun body image yang positif.
3. Kepada peserta senam body language di sanggar senam “Bandung Indah Club” di kota Bandung, agar dapat meningkatkan kepercayaan dirinya akan
penampilan fisik, kesehatan, kebugaran tubuhnya dan dapat meningkatkan
70
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Best, John. W. (1981). Metode Penelitian Pendidikan (terjemahan oleh Sanapiah Faisal). Surabaya : Usaha Nasional.
Cash, T. F & Pruzinsky, T. 2004. Body Image: A handbook of theory, research, and
clinical service. New York: Guilford
Cash, T.F., & Pruzinsky, T. (Eds.) (2002). Body Image: A Handbook of Theory,
Research, and Clinical Practice. New York: Guilford Press.
Cash, T. F; J.R. Ancis; and M.D. Strachan. 1997. Gender Attitudes, feminist identity,
and body images among college women. Sex Roles: A journal of research.
Available online at www.findarticles.com (diakses, Oktober 2007).
Cusumano, D.L., & Thompson, J.K. 1997. Body Image and body shape ideals in
magazines : Exposure, awareness, and internalization. Sex Roles , 37, 701-721.
Dariyo, Agus. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : Grasindo.
Hamsani. (2011). Macam-macam Bentuk Tubuh. (http:// nibungkomputer.
Blogspot.com). (online). Diakses pada 20 November 2011.
Imam Hidayat. 1996. Senam. Diklat. Bandung, FPOK IKIP.
Hurlock, E.B.(1991). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
71
Universitas Kristen Maranatha
Oktavela, Berta. Psikologi Perempuan. (http://cellolillo.blogspot.com/2012/11/psikologi-perempuan.html).Di akses pada 1 November 2012 pada pukul 01.31 WIB.
Papalia, D. E., et.al. (2008). Human Development (9th ed). Jakarta: Kencana.
Prihantanto, RiadiSuci. (2003). Kesehatan dan Pengembangan Diri Wanita. (online). (http:// SehatWanita.net/Body Language). Diakses pada Tanggal 11 Maret 2003.
Samsul. (2013). Cara Langsing. (http://Mudah-cepat-hemat.blogspot.com). Diakses 24 May 2013 pukul 7:15 WIB
71
Sheldon, W.H. The Varieties of Human Physique : an Introcdution to constitusional
psychology, New york: Herper, 2009.
Santrock, John W. (1999). Life-span Development (7 th edition). USA: McGraw Hill.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif ,kualitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta.
Thompson, J.K., Heinberg, L.J., Altabe, M., & Tantleff-Dunn, S. (1999). Exacting
beauty: Theory, assesment and treatment body image disturbance. Washington,
DC: American Psychological Association.
Thompson, J.K. 1996. Body images, eating disorders, and obesity: An integrative guide
for assesment and treatment. Washington, DC: American Psychological
Association.
Turner, J. S. & Helms, D. B. (1995). Lifespan Development (5th ed). Fort Worth:
Harcourt Brace Collage Publisher.
Zikmund, William G., (1991). Business Research Methods. USA : Dryen Press. Hill, New York.
72
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
Halim., Yohana. 2002. Hubungan antara Body Image dan Self Esteem pada Model
Pemula di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas
Kristen Maranatha.
www.body-images.com/research/journal.html (di akses 11 Desember 2011)
www.solusisehat.net, Menuju Tubuh Ideal tidak Perlu Mahal (di akses 21 Maret 2008)
http://decursed.blogspot.com/2012/09/kepribadian-berdasarkan-bentuk-tubuh.html.(di akses september 2012)
http://sehatwanita.net/body-language/ (di akses tanggal 11 Maret 2003)
http://ladyelen.wordpress.com. (di akses 7 Agustus 2007 )
http://perkembanganremaja-94.blogspot.com. (di akses Desember 2011)
http://artikelpenjas.blogspot.com. (di akses Desember 2011)
http://albahrippbunm.blogspot.com/ (di akses 10 Juli 2011)
http://merawatkecantikanbadan.blogspot.com/2012/09/macam-macam-bentuk-tubuh-wanita.html (di akses September 2012)
http://tips-sehatku.blogspot.com/ (di akses 24 Januari 2008)
http://www.centroone.com/lifestyle/2013/10/2ar/cara-bijak-mendapatkan-tubuh-ideal/ ( di akses Oktober 2013)
http://mudah-cepat-hemat.blogspot.com/2013/01/cara-langsing-cara-cepat-langsing.html ( di akses Januari 2013)