• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Self-Compassion dan Body Image pada Wanita Dewasa Awal yang Mengikuti Zumba Fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Self-Compassion dan Body Image pada Wanita Dewasa Awal yang Mengikuti Zumba Fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan body image pada wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 131 orang.

Alat ukur yang digunakan merupakan hasil terjemahan kuesioner self-compassion yang dirancang Dr.Kristin D. Neff (2003) oleh Missiliana R.M.Si., Psikolog dan alat ukur Multidimensional Body Self Relation Questionnaire (MBSRQ) yang dikembangkan oleh Cash (2000) dan diterjemahkan oleh peneliti ke dalam Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Pearson dan uji relibialitas dengan menggunakan Alpha Cronbach, keseluruhan 26 item self-compassion diterima dengan valitiditas berkisar antara 0,313-0,599 dan reliabilitas sebesar 0,845. Sedangkan 69 item body image diterima dengan validitas berkisar 0,307-0,590 dan reliabilitas sebesar 0,923. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan teknik korelasi Pearson dan didapatkan hasil bahwa self-compassion dan body image tidak memiliki hubungan yang signifikan, meskipun terdapat koefisien korelasi negatif sebesar -0,065 namun korelasi ini tidak signifikan karena taraf signifikansi sebesar 0,459 melampaui uji signifikansi hipotesis penelitian sebesar 0,05.

(2)

ABSTRACT

This research intended to find the correlation between self-compassion and body image on womans who practiced zumba fitness in Fitness Center Bandung. The selection for the sample has used Stratifeid Sampling Method and the samples of this research are 131 persons.

The instrument used to collect the data on compassion degree was self-compassion questionnaire design by DR.Kristin D. Neff (2003), translated into an Indonesian version by Missiliana R., M.Si., Psikolog and Multidimensional Body Self Relation Questionnaire (MBSRQ) which was developed by Cash (2000) and translated by researcher into Indonesian Language. Based on the result of the validity test, using the Pearson formula, and the reliability test, with the Alpha Cronbach formula, all 26 items of self-compassion are accepted with the validity between 0,313 - 0,599 and the reliability of 0,845. Besides, 69 items of body image was accepted with the validity between 0,307-0,590 and the reliability of 0,923. The obtained data was processed using the Pearson’s correlation technique and obtained results that self-compassion and body image does not have a significant relationship, although there a negative correlation coeficience -0,065 but this correlation arent significant because the level of signification 0,459 a pass over the research hipotesist significancy test of 0,05.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR SKEMA DAN BAGAN...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Identifikasi Masalah ...6

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...7

1.3.1 Maksud Penelitian...7

1.3.2 Tujuan Penelitian……...7

1.4. Kegunaan Penelitian ...7

1.4.1 Kegunaan Teoritis …...7

1.4.2 Kegunaan Praktis ...8

(4)

1.6. Asumsi Penelitian ...19

1.7 Hipotesis Penelitian ...19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-Compassion………..……….……….20

2.1.1 Pengertian Self-Compassion...……….……20

2.1.2 Komponen Self-Compassion...……….……….………20

2.1.3 Manfaat Self-Compassion...26

2.1.4 Self-Compassion and Our Body...28

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Self-Compassion...31

2.1.6 Perbedaan Self-Compassion dengan Self-Pity, Self- Indulgence, dan Self-Esteem...32

2.2 Body Image……...………..………….……….33

2.2.1 Pengertian Body Image...33

2.2.2 Terbentuk dan Berkembangnya Body Image...35

2.2.3 Dimensi Body Image………...40

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body Image...40

2.3 Tahap Perkembangan Dewasa Awal...44

2.3.1 Dewasa Awal sebagai Masa Transisi………...45

2.3.1.1 Transisi Fisik...45

(5)

2.3.2 Perkembangan Psikososial Dewasa Muda Awal...46

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu...47

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian...48

3.2 Bagan Rancangan Penelitian...48

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...49

3.3.1 Variabel Penelitian……….49

3.3.2 Definisi Operasional...49

3.3.2.1 Self-Compassion……….…49

3.3.2.2 Body Image...50

3.4 Alat Ukur...51

3.4.1 Alat Ukur Self-Compassion………51

3.4.2 Alat Ukur Body Image………....52

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...54

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur Self-Compassion………...…….54

3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur Self-Compassion………54

3.4.3.3 Validitas Alat Ukur Body Image………55

3.4.3.4 Reliabilitas Alat Ukur Body Image………56

3.5 Populasi Sasaran...………...…….56

(6)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Responden...58

4.2 Hasil Penelitian...62

4.3 Pembahasan...70

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...77

5.2 Saran...79

5.2.1 Saran Bagi Penelitian Lanjutan...79

5.2.2 Saran Bagi Kegunaan Praktis...79

DAFTAR PUSTAKA...81

DAFTAR RUJUKAN...83

(7)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Skor Jawaban alat ukur Self-Compassion……....………....…..…..…53

TABEL 3.2 Kisi-kisi alat ukur Self-Compassion...………...…..…53

TABEL 3.3 Skor Jawaban alat ukur Body Image……....…………..……...54

TABEL 3.4 Kisi-kisi alat ukur Body Image...………...……...………..……55

TABEL 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia...60

TABEL 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Pusat Kebugaran...61

TABEL 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan BMI...62

TABEL 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Mengikuti Zumba...63

TABEL 4.5 Hasil Uji Korelasi Pearson...64

TABEL 4.6 Self-Compassion pada Responden...64

TABEL 4.7 Body Image pada Responden...65

TABEL 4.8 Korelasi Komponen Self-Compassion dengan Body Image...65

TABEL 4.9 Tabulasi Silang Self-Compassion dengan Body Image...66

TABEL 4.10 Tabulasi Silang Self-Compassion dengan Body Mass Index...67

(8)

DAFTAR SKEMA DAN BAGAN

SKEMA 1.1 KERANGKA PIKIR………....…….18

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Alat Ukur Self-Compassion dan Body Image

Lampiran 2 Kuesioner Self-Compassion dan Body Image

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Self-Compassion dan Body

Image

Lampiran 4 Data Penunjang

(10)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era modern saat ini, masyarakat dalam kehidupan dewasa mulai

memperhatikan gaya hidup sehat. Hal ini terlihat dari munculnya beragam

pusat-pusat kebugaran berikut fasilitas pendukung seperti alat-alat kebugaran dan

instruktur untuk memberikan arahan dan bimbingan pada anggotanya dalam

melaksanakan aktifitas olah raga secara baik dan benar (Butarbutar, dalam

Ananda & Mira 2009). Pusat kebugaran terkait menawarkan beberapa program

yang menunjang tujuan hidup sehat. Salah satunya adalah zumba fitness.

Zumba Fitness merupakan olah raga yang menggabungkan gerakan fitness

dengan tarian Latin, seperti salsa dan merengue yang dilakukan dalam iringan

irama musik Latin. Zumba fitness diciptakan oleh Alberto ‘Beto’ Perez dengan

dua orang entrepeneur yakni Alberto Perlman dan Alberto Aghion pada tahun

1990. Gerakan zumba mengadopsi 70% dansa dan 30% fitness. Zumba berasal

dari bahasa Kolumbia yang mengambil istilah dari kata zum-zum yang artinya

gerakan cepat. Di Indonesia sendiri zumba mulai dikenalkan pada tahun 2001 oleh

pendirinya dan sudah memiliki 46 instruktur zumba resmi. Jun Ko Agus adalah

instruktur zumba Indonesia pertama yang mendapat sertifikat internasional dari

Zumba Fitness

(11)

2

.menari.zumba/005/005/215). Lambat laun, tempat-tempat latihan zumba pun

mulai bermunculan di kota-kota besar diantaranya kota Bandung.

Selama satu sesi zumba, yakni satu jam, zumba fitness membantu

membakar kalori sebanyak 400 hingga 1.000 kalori. Zumba fitness merupakan

salah satu olah raga yang digunakan untuk meraih gambaran tubuh ideal.

Gambaran tubuh ideal merupakan salah satu alasan utama wanita berolahraga

(Markland & Hardy, 1993; McDonald & Thompson, 1992). Gambaran tubuh

ideal umumnya identik dengan tubuh langsing sebagaimana yang tampak pada

iklan-iklan di media massa. Ricciardeli (2001) berpendapat bahwa wanita

berupaya meraih tubuh ideal karena kurang percaya diri atau menganggap

masyarakat lebih menghargai wanita bertubuh demikian.

Pendapat Ricciardeli ini diperkuat oleh penelitian Louise Wasylkiw dan

Molly Williamson (2012). Penelitian Wasylkiw dan Williamson menyatakan

bahwa persepsi wanita tentang tubuhnya terbentuk setelah mendengar komentar

teman-temannya tentang berat badannya. Persepsi wanita yang menggambarkan

kondisi tubuhnya sendiri dengan mempertimbangkan pendapat orang lain atas

tubuhnya merupakan body image (Cash 1990, dalam Domil 2003). Apabila terjadi

ketidakpuasan terhadap body image dapat dikatakan bahwa wanita tersebut

memiliki body image yang negatif. Menurut Cash dan Pruzinsky (2002), body

image negatif mengakibatkan individu merasakan malu, cemas terhadap

tubuhnya, serta merasa tidak nyaman dan aneh dengan tubuh yang dimiliki oleh

(12)

Berdasarkan survei Beauty Understanding 2011 yang dilakukan oleh

PT.Unilever Indonesia TBK terhadap 1244 wanita usia 18-35 tahun di 10 kota di

Indonesia, tujuh dari 10 wanita cenderung berpikir negatif tentang dirinya dan

lebih mudah mengatakan bagian tubuh yang tidak mereka suka. Wanita juga

mengatakan lebih percaya diri jika semua bagian tubuhnya bagus, penampilan

keseluruhanA(http://health.kompas.com/read/2012/06/14/18585518/Peremouan.B

utuh.Pengakuan.akan.Kecantikannya.)

Berkaitan dengan body image, peneliti tertarik untuk mengetahui body

image para wanita yang bergabung dengan zumba fitness di beberapa pusat

kebugaran kota Bandung. Peneliti melakukan survei awal dengan menyebarkan

kuesioner pada 15 wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness di Pusat

Kebugaran Kota Bandung, ditemukan sebanyak empat dari 15 wanita yang terdiri

atas dua wanita dengan berat badan kategori batas normal berdasarkan skala Body

Mass Index (Sallika, 2010), satu wanita dalam kategori overweight, dan satu

wanita dalam kategori obese class I, merasa puas dengan kondisi tubuhnya

sehingga mengikuti zumba fitness guna menjaga kesehatan serta kebugaran tubuh

mereka.

Sebagian lainnya, sebanyak 11 dari 15 wanita yang terdiri dari tujuh

wanita dengan berat badan yang tergolong dalam kategori batas normal

berdasarkan skala BMI (Sallika, 2010), tiga wanita berada di dalam kategori

underweight, dan satu wanita berada di dalam kategori obese class I, menyatakan

mengikuti zumba fitness untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Mereka

(13)

4

untuk mengurangi berat badannya meskipun sebenarnya ukuran tubuh mereka

dapat dikatakan ideal. Wanita yang tidak puas terhadap tubuhnya ini

mengindikasikan body image negatif.

Pada wanita yang merasa tidak puas terhadap tubuhnya berdasarkan hasil

wawancara menyatakan bahwa dirinya merasa kurang menarik sehingga

membanding-bandingkan bentuk tubuhnya dengan teman-temannya. Mereka juga

seringkali mengeritik dirinya karena masih belum mencapai bentuk tubuh yang

ideal. Individu yang mengalami masalah berkaitan dengan kekurangan dirinya,

terutama tubuhnya, berdasarkan penilaian individu tersebut dinamakan body

image. Saat mereka merasa seperti itu, Neff (2011) menyatakan semestinya

mereka mengembangkan self-compassion.

Berikut ini hasil survei awal mengenai self-compassion pada 15 wanita

yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung. Sebanyak 10

dari 15 wanita merasa bentuk tubuh yang mereka kurang sukai sebagai masalah,

sedangkan sebanyak lima wanita merasa bahwa ada bagian-bagian tubuh yang

tidak disukai tetapi mereka masih merasa menarik meskipun ada bagian-bagian

tubuh yang tidak disukai. Sebanyak 10 wanita dari 15 wanita yang mengikuti

zumba fitness mengaku memahami bahwa yang mereka alami sama halnya seperti

yang dialami oleh wanita lainnya, sedangkan sebanyak lima dari 15 wanita merasa

bentuk tubuhnya tidak wajar ketika dibandingkan dengan wanita lain, mereka

merasa bentuk tubuh wanita lain lebih baik dari mereka. Sebanyak sembilan dari

15 wanita yang mengikuti zumba fitness terfokus pada bagian-bagian tubuh yang

(14)

enam wanita lainnya memandang bagian-bagian tubuh yang tidak disukai secara

objektif sehingga mereka tidak terlalu memikirkan cara untuk mencapai tubuh

yang ideal.

Self-compassion merupakan bentuk perasaan yang mengandung kebaikan

(kindness), kepedulian (care), dan pengertian (understanding) untuk diri sendiri.

Dengan demikian, ketiga hal tersebut memunculkan dorongan untuk meringankan

penderitaan secara alamiah. Neff (2003) juga menyatakan bahwa adanya

self-compassion pada individu berkorelasi positif dengan hubungan sosial serta

kepuasan hidup. Kepuasan hidup dapat diperoleh dari berbagai hal termasuk body

image. Hal tersebut dapat menjadi satu alasan bahwa self-compassion berkaitan

dengan perhatian wanita terhadap tubuhnya. Pandangan yang simpatik terhadap

diri sendiri berakibat pada evaluasi positif terhadap tubuh. Wanita yang memiliki

body image positif diasumsikan memiliki self-compassion terhadap diri mereka,

menerima tubuh mereka meski pun ada kekurangan dalam penampilan, memiliki

sikap positif ke tubuh mereka dan menolak idealisme yang tidak masuk akal.

Pendapat Neff atas hubungan antara self-compassion dengan body image

tampak dari penelitian Louise Wasylkiw, Anna L. MacKinnon, Aleka M.

MacLellan (2012). Penelitian Wasylkiw, MacKinnon, dan MacLellan beranjak

dari asumsi bahwa self-compassion diperlukan saat individu mengalami masalah

yang juga berkaitan dengan kekurangan dirinya, maka akan berkaitan juga dengan

penilaian individu tersebut mengenai tubuhnya atau body image. Hasil penelitan

Wasylkiw, MacKinnon, dan MacLellan (2012) menunjukkan bahwa

(15)

6

mengamati hasil penelitian tersebut dengan hasil survei awal yang dilakukan oleh

peneliti, hal ini menunjukkan adanya kesenjangan. Dimana terdapat perbedaan

antara hasil penelitian sebelumnya dengan survei yang dilakukan peneliti.

Berdasarkan penemuan peneliti, hasil survei awal menunjukkan bahwa sebagian

besar sebanyak delapan dari 15 wanita dewasa awal memiliki self-compassion

rendah dengan body image negatif dimana empat wanita tergolong kategori

normal, tiga wanita tergolong underweight, dan satu wanita tergolong obese class

I. Sebanyak tiga dari 15 wanita yang bergabung dengan zumba fitness tampak

memiliki self-compassion yang tinggi disertai body image negatif. Dalam hal ini,

wanita dewasa awal mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung

untuk memperoleh bentuk tubuh ideal meskipun pada kenyataannya mereka

memiliki bentuk tubuh yang ideal menurut Body Mass Index (BMI). Sebanyak

dua dari 15 wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran

Kota Bandung menunjukkan self-compassion yang tinggi disertai body image

yang positif meskipun tergolong dalam kategori overweight dan obese class 1.

Sisanya sebanyak dua wanita memiliki self-compassion rendah dengan body

image positif yang tergolong dalam kategori tubuh normal menurut Body Mass

Index (BMI).

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “hubungan self-compassion dengan body image pada wanita

dewasa awal yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung”.

(16)

Dari penelitian ini ingin diketahui apakah ada hubungan antara

self-compassion dengan body image pada wanita dewasa awal yang mengikuti zumba

fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai

hubungan self-compassion dengan body image pada wanita dewasa awal yang

mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai derajat

antara self-compassion dengan body image pada wanita dewasa awal yang

mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian mengenai hubungan antara self-compassion dan body

image pada wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness di Pusat

(17)

8

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan empiris

mengenai hubungan antara self-compassion dan body image bagi bidang

ilmu Psikologi.

2. Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi tambahan bagi peneliti lain

yang tertarik melakukan penelitian serupa dan terdorong untuk

mengembangkannya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi wanita dewasa awal

yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung

mengenai self-compassion yang dimiliki dan kaitannya dengan body image

(18)

1.5 Kerangka Pikir

Pada umumnya wanita yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran

Kota Bandung berada pada usia sekitar 21-40 tahun yang menurut Santrock

(2002) termasuk dalam tahap dewasa awal. Pada masa dewasa awal, kondisi fisik

tidak hanya mencapai puncaknya tetapi juga menurun selama periode ini. Puncak

kemampuan fisik dicapai pada usia dibawah 30 tahun. Dalam hal ini perhatian

pada kesehatan meningkat diantara orang dewasa meliputi perhatian khusus

terhadap diet, berat badan, olah raga, dan ketergantungan obat-obatan (Santrock,

2002).

Perhatian khusus yang dilakukan wanita dewasa awal terhadap berat badan

dilakukan dengan olah raga. Salah satu olah raga yang sedang menjadi tren dan

digemari oleh wanita dewasa awal adalah zumba fitness. Zumba fitness merupakan

olah raga dengan gerakan cepat yang meliputi unsur gerakan kaki, tangan, serta

pinggul menggunakan musik, aerobik, sampai gerakan tariannya yang berasal dari

perpaduan tradisi Afrika dan Latin.merupakan perpaduan tradisi Afrika dan Latin.

Zumba fitness memberikan manfaat untuk tubuh, selain dapat membakar kalori,

seluruh bagian tubuh bergerak sehingga zumba juga membuat jantung terpacu

lebih cepat dan peredaran darah makin lancar sehingga semua kebutuhan tubuh

terpenuhi dengan baik.

Zumba fitness merupakan salah satu kegiatan sebagai kegiatan yang

gunanya memberi perhatian, memahami masalah dalam hal bentuk tubuh. Zumba

fitness diikuti sebagai sebuah kesadaran bahwa mengikuti zumba fitness karena

(19)

10

Selain itu zumba fitness diikuti karena dapat menerima pikiran dan perasaan

mengenai bentuk tubuh yang tidak ideal secara apa adanya tanpa

melebih-lebihkan.

Bentuk perasaan yang mengandung kebaikan (kindness), kepedulian

(care), dan pengertian (understanding) untuk diri sendiri, hal ini memunculkan

dorongan untuk meringankan penderitaan secara alamiah yang disebut dengan

self-compassion (Neff, 2011). Self-compassion terbentuk dari tiga komponen,

yaitu self kindness, common humanity, dan mindfulness (Neff, 2011). Setiap

komponen pembentuk self-compassion memiliki komponen penyeimbang

(counterpart). Ketiga komponen self-compassion tersebut saling menunjang. Bila

salah satu komponen pembentuknya tinggi, maka kedua komponen lainnya juga

tinggi. Apabila ketiga komponen penyeimbang semakin tinggi, maka akan

merendahkan keseluruhan self-compassion yang ada.

Self-compassion merupakan sebuah cara untuk meredakan kecemasan dan

meningkatkan kemampuan wanita yang mengikuti zumba fitness untuk bangkit

dari masalah hingga efek negatif dari stres pun bisa teratasi. Dengan demikian,

wanita yang mengikuti zumba fitness dapat melalui tantangan, masalah yang

dibuat sendiri dengan perasaan lebih damai. Wanita yang mengikuti zumba fitness

juga akan mampu menghadapi serta memperbaiki keadaan dengan jauh lebih baik

daripada terus menerus mengkritik dan menghakimi diri sendiri.

Komponen yang pertama dari self-compassion adalah self-kindness.

Self-kindness merupakan pemahaman terhadap diri sendiri ketika mengalami

(20)

mengkritik secara berlebihan. Self-kindness merujuk pengakuan diri terhadap

masalah dan ketidakmampuan diri sendiri sehingga individu merawat dan

menolong diri sendiri dibandingkan marah ketika keadaan yang terjadi tidak

sesuai dengan harapan (Neff, 2011). Ketika wanita yang mengikuti zumba fitness

mengalami bentuk tubuhnya tidak sesuai dengan harapan, wanita yang mengikuti

zumba fitness dapat menerima dengan arif sehingga menghasilkan emosi positif,

kebaikan, dan kepedulian yang membantu memahami bahwa bentuk tubuhnya

memang tidak ideal.

Apabila wanita yang mengikuti zumba fitness memiliki self-kindness,

berarti wanita yang mengikuti zumba fitness berhenti merendahkan diri sendiri

melalui komentar-komentar berupa kritik diri yang muncul dalam diri mengenai

bentuk tubuhnya. Selain itu, self-kindness melibatkan kegiatan memberikan

kenyamanan pada diri sendiri dengan aktif. Kegiatan yang dilakukan wanita

dewasa awal adalah zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung untuk

kesehatan. Sebaliknya, apabila wanita yang mengikuti zumba fitness memiliki

self-judgement akan mengkritik bentuk tubuhnya dan menyalahkan dirinya secara

berlebihan. Misalnya, tujuan wanita yang mengikuti zumba fitness adalah untuk

mencapai bentuk tubuh yang ideal karena merasa bentuk tubuhnya tidak ideal.

Komponen yang kedua dari sef-compassion adalah common humanity

yang merupakan cara pandang individu bahwa kesulitan hidup dan kegagalan

adalah suatu hal yang dialami semua orang. Wanita yang mengikuti zumba fitness

memahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna sehingga dirinya tidak

(21)

12

yang buruk. Dalam hal ini, apabila wanita yang mengikuti zumba fitness memiliki

common humanity maka mereka menerima bahwa masalah bentuk tubuh yang

dialaminya, dialami juga oleh wanita yang mengikuti zumba fitness lainnya.

Sebaliknya, jika wanita yang mengikuti zumba fitness memiliki perspektif yang

sempit/ melakukan isolation dan membandingkan diri dengan orang lain, merasa

bahwa hanya dirinya yang mengalami ketidaksempurnaan dalam bentuk tubuh.

Wanita yang mengikuti zumba fitness merasa bahwa hanya dirinya sendiri yang

sulit mencapai bentuk tubuh ideal, sedangkan wanita yang mengikuti zumba

fitness lainnya dianggap lebih mudah mencapai bentuk tubuh ideal.

Komponen terakhir dari self-compassion adalah mindfulness. Mindfulness

adalah menerima pemikiran dan perasaan yang individu rasakan saat ini, serta

tidak bersifat menghakimi, membesar-besarkan, dan tidak menyangkal

aspek-aspek yang tidak disukai baik di dalam diri ataupun di dalam kehidupannya (Neff,

2003). Apabila wanita yang mengikuti zumba fitness memiliki mindfulness,

mereka tidak akan membiarkan pikiran terbawa dengan keadaan bahwa bentuk

tubuhnya tidak ideal serta melebih-lebihkan hal tersebut, melainkan memastikan

pikiran untuk lebih jernih dengan memahami adanya bentuk tubuh yang dimiliki

tidak ideal. Dengan mindfulness, wanita yang mengikuti zumba fitness dapat

menarik ketenggelaman diri dalam pikiran kembali ke realita dan menyediakan

awareness seimbang yang merupakan fondasi dari self-compassion. Mindfulness

memperbolehkan wanita yang mengikuti zumba fitness untuk meninjau masalah

bentuk tubuh yang dialami dengan perspektif yang lebih luas dan mendukung

(22)

memikirkan keadaan tersebut. Sebaliknya, apabila wanita yang mengikuti zumba

fitness melakukan overidentification, wanita yang mengikuti zumba fitness

tersebut merasa bentuk tubuh kurang ideal sehingga mengikuti zumba fitness

sebagai usaha untuk mencapai bentuk tubuh yang ideal. Wanita yang mengikuti

zumba fitness harus bisa memiliki dan memadukan ketiga komponen ini agar bisa

menyayangi diri mereka seutuhnya.

Ketiga komponen tersebut menurut Neff (2003) memiliki derajat

interkorelasi yang tinggi. Ketiga komponen tersebut memiliki keterkaitan antara

satu komponen dengan komponen lainnya. Wanita yang mengikuti zumba fitness

dapat dikatakan memiliki self compassion yang tinggi apabila ketiga komponen

tersebut tinggi untuk masing-masing komponennya. Sebaliknya apabila salah satu

atau kedua ataupun ketiga komponen yang membentuk self compassion wanita

yang mengikuti zumba fitness rendah, maka self compassion yang dimiliki wanita

yang mengikuti zumba fitness tersebut rendah.

Komponen self-kindness dapat meningkatkan derajat common humanity

pada wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota

Bandung. Apabila wanita yang mengikuti zumba fitness memberikan perhatian,

pemahaman, dan kesabaran terhadap kekurangan bentuk tubuh yang dimiliki,

wanita yang mengikuti zumba fitness tidak akan merasa malu karena

kekurangannya dan tidak membandingkan bentuk tubuhnya dengan orang lain.

Self-kindness juga dapat meningkatkan mindfulness pada wanita dewasa awal

yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung dimana ketika

(23)

14

kurang ideal, wanita yang mengikuti zumba fitness akan dapat menghadapi

kekurangan dalam bentuk tubuhnya ketika menyadari kekurangannya tersebut dan

berusaha memahami, tidak memikirkan hal tersebut secara berlebihan.

Komponen common humanity dapat meningkatkan kedua komponen

lainnya. Common humanity dapat meningkatkan mindfulness, dimana wanita yang

mengikuti zumba fitness menyadari bahwa bentuk tubuh yang kurang ideal

dialami oleh semua wanita yang mengikuti zumba fitness karena tidak ada

manusia yang sempurna. Maka dari itu hal tersebut tidak dianggap sebagai

ancaman oleh wanita yang mengikuti zumba fitness sehingga tidak menghindari

atau melebih-lebihkan keadaan bentuk tubuh yang kurang ideal yang dimiliki.

Selanjutnya komponen mindfulness, yang dapat meningkatkan komponen

self-kindness dan komponen common humanity. Dimana ketika wanita yang

mengikuti zumba fitness tidak larut dalam melihat dan memikirkan masalah

bentuk tubuhnya yang kurang ideal dapat membuat wanita yang mengikuti zumba

fitness menghindari mengkritik dirinya sendiri atas bentuk tubuhnya yang kurang

ideal dan menyadari bahwa wanita yang mengikuti zumba fitness lainnya juga

mengalami hal yang ia alami.

Literatur yang berkembang menjelaskan bahwa mengasihi diri sendiri

memiliki asosiasi positif dengan hasil yang diinginkan dan memiliki asosiasi

negatif dengan hasil yang tidak diinginkan. Hal tersebut didukung oleh bukti yang

menunjukkan self-compassion sebagai suatu pendekatan yang menguntungkan

pada kondisi yang dipandang sebagai kegagalan akademik (Neff et al., 2005),

(24)

Neff (2003), self-compassion berkorelasi positif dengan konektivitas sosial dan

kepuasan hidup seperti juga memahami kompetensi dan motivasi pribadi (Neff,

Hsieh, & Dejitterat, 2005). Lebih lagi, self-compassion diasosiakan negatif atas

kritik-diri, kecemasan dan depresi (e.g., Leary, Tate, Adams, Allen, & Hancock,

2007; Neff, 2003a, 2003b, 2009; Neff, Kirkpatrick, & Rude, 2007;

Neff&McGehee, 2010; Neff & Vonk, 2009). Dalam setiap situasi,

self-compassion yang tinggi diperkirakan menghasilkan reaksi emosional negatif yang

lebih sedikit. Reaksi emosional negatif lebih sedikit dihasilkan bukan disebabkan

orang dengan self-compassion yang tinggi tidak sanggup menerima konsekuensi

tindakannya melainkan mereka lebih dapat menerima hal yang tidak dapat mereka

ubah dan berusaha memperbaiki hal yang dapat diperbaiki (Leary et al., 2007).

Dalam hal ini, apabila wanita yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran

Kota Bandung memiliki self-compassion yang tinggi, mereka cenderung memiliki

body image yang positif meskipun bentuk tubuh yang dimiliki tidak ideal.

Persepsi wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness di Pusat

Kebugaran Kota Bandung mengenai bentuk tubuhnya sendiri disebut dengan body

image. Menurut Cash & Pruzinky (2002), body image merupakan perwujudan dari

pengalaman seseorang dan merupakan sesuatu yang dibangun untuk sejumlah

aspek yang menggabungkan persepsi dan sikap seseorang terhadap tubuhnya

terutama penampilan fisik. Cash (2002) menyatakan body image terdiri dari dua

dimensi dasar, yaitu body image evaluation dan body image investment. Body

image evaluation berakar dari derajat kesenjangan dan kesesuaian antara karakter

(25)

16

mengarah pada penilaian positif dan negatif serta keyakinan mengenai penampilan

(kepuasan dan ketidakpuasan terhadap tubuh), sedangkan body image investment

merujuk pada nilai kepentingan yaitu ditekankan pada tubuh, baik dalam bentuk

pikiran, perasaan, maupun tindakan dalam mengevaluasi diri. Penentuan body

image positif atau negatif melibatkan dua dimensi body image yang didasari oleh

schema.

Body image evaluation yang tinggi menggambarkan wanita yang

mengikuti zumba fitness merasa puas dengan penampilannya dari segi penampilan

fisik, kompetensi dan kesehatan tubuh. Wanita yang mengikuti zumba fitness yang

merasa puas terhadap penampilannya, mereka merasa nyaman, percaya diri

walaupun pada kenyataannya tubuh dan penampilannya. Sebaliknya wanita yang

mengikuti zumba fitness dengan body image evaluation yang rendah akan merasa

tidak puas dengan tubuhnya dari segi penampilan fisik, kompetensi dan kesehatan

tubuh. Wanita yang mengikuti zumba fitness mengeluh bahwa tubuhnya tidak lagi

ideal seperti yang diharapkan dirinya dan orang lain.

Body image investment yang tinggi akan membuat wanita yang mengikuti

zumba fitness memiliki penghayatan bahwa penting untuk memperhatikan tubuh,

mengatur dan meningkatkan penampilan dari segi penampilan fisik, kompetensi

dan kesehatan tubuh serta usaha agar tubuhnya dapat terlihat ideal bagi dirinya

dan orang lain. Usaha yang dilakukan wanita dewasa awal adalah dengan

mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung. Body image

(26)

penghayatan bahwa tidak begitu penting untuk memperhatikan tubuh dari segi

penampilan fisik, kompetensi dan kesehatan tubuh.

Oleh karena itu, wanita yang mengikuti zumba fitness dengan body image

evaluation yang tinggi dan memiliki body image investment yang tinggi dikatakan

memiliki body image positif karena wanita yang mengikuti zumba fitness

merasakan kepuasan yang tinggi terhadap penampilan fisik, kebugaran, dan

kesehatan tubuhnya didukung oleh penilaian yang tinggi mengenai pentingnya

penampilan fisik, kebugaran dan kesehatan tubuhnya.

Wanita yang mengikuti zumba fitness dengan body image evaluation

tinggi dan memiliki body image investment yang rendah dikatakan memiliki body

image positif karena wanita yang mengikuti zumba fitness merasakan kepuasan

yang tinggi terhadap penampilan fisik, kebugaran, dan kesehatan tubuhnya

meskipun membuat wanita yang mengikuti zumba fitness memiliki penghayatan

bahwa tidak begitu penting untuk memperhatikan tubuh dari segi penampilan

fisik, kompetensi dan kesehatan tubuh.

Apabila wanita yang mengikuti zumba fitness memiliki body image

evaluation rendah dan body image investment tinggi, dapat dikatakan memiliki

body image negatif karena merasa tidak puas dengan penampilannya sehingga

melakukan zumba fitness cenderung berlebihan untuk membantu mendapatkan

kepuasan terhadap penampilannya. Begitu pula jika wanita yang mengikuti zumba

fitness memiliki body image evaluation rendah dan body image investment rendah,

(27)

18

zumba fitness merasa tidak puas dengan penampilannya dan menjalankan zumba

fitness sesuka hatinya.

Penelitian yang dilakukan Wod Barcalow, Tylka, & Augustus Horvath

(2010) menjelaskan bahwa wanita dewasa awal yang memiliki self-compassion

tinggi ditunjukkan dengan menerima tubuh mereka meskipun ada kekurangan

dalam penampilan, memiliki sikap positif ke tubuh mereka dan menolak idealisme

yang tidak masuk akal sehingga dikategorikan memiliki body image positif. Hal

ini nampak pada wanita yang mengikuti zumba fitness, meskipun mereka belum

berhasil memperoleh bentuk tubuh yang ideal, mereka mampu menerima keadaan

tersebut.

Sebaliknya, wanita dewasa awal yang memiliki self-compassion rendah

memiliki sikap negatif pada tubuh mereka dengan terus berusaha mencapai bentuk

tubuh ideal meskipun sebenarnya bentuk tubuh yang dimiliki masuk dalam

kategori ideal sehingga dikategorikan memiliki body image negatif. Dalam hal ini

wanita yang mengikuti zumba fitness sudah memiliki bentuk tubuh yang masuk

dalam kategori ideal tetapi masih merasa tidak ideal sehingga ikut serta dalam

zumba fitness.

Kedua hal tersebut dapat terjadi bagi wanita dewasa awal yang mengikuti

zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung. Secara singkat, seluruh paparan

(28)

Skema 1.1 Kerangka Pikir WANITA DEWASA

AWAL YANG

MENGIKUTI ZUMBA

FITNESS DI PUSAT KEBUGARAN KOTA

BANDUNG

Self-Compassion

Body Image

Komponen Self-Compassion:

1. Self-Kindness

2. Common Humanity

3. Mindfulness

Dimensi Body Image:

1. Body Image Evaluation

(29)

20

1.6 Asumsi Penelitian

1. Wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran

Kota Bandung memiliki self-compassion dengan komponen yang terdiri

dari self-kindness, common humanity, mindfulness.

2. Body image memiliki dua dimensi dasar yaitu body image investment dan

body image evaluation.

1.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan seluruh penjabaran sebelumnya, maka dapat diformulasikan

hipotesis “terdapat hubungan antara self-compassion dengan body image pada

wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness di Pusat Kebugaran Kota

(30)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-compassion dengan

body image pada wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness dengan

nilai korelasi yang ditemukan sebesar -0.065. Hal ini dikarenakan taraf

signifikansinya yaitu 0,459 melampaui uji signifikansi sebesar 0,05.

Komponen self-kindness dan dimensi body image investment, ditemukan

korelasi positif. Korelasi positif dalam penelitian ini ditemukan sebesar

0,030. Korelasi positif yang terdapat dalam uji korelasi ini ditemukan tidak

signifikan. Hal ini disebabkan karena nilai signifikansi sebesar 0,737

melebihi kriteria uji 0,05.

Komponen self-kindness dan dimensi body image evaluation, ditemukan

korelasi positif. Korelasi positif dalam penelitian ini ditemukan sebesar

0,033. Korelasi positif yang terdapat dalam uji korelasi ini ditemukan tidak

signifikan. Hal ini disebabkan karena nilai signifikansi sebesar 0,707

melebihi kriteria uji 0,05.

Komponen common humanity dan body image investment, ditemukan

korelasi negatif. Korelasi negatif dalam penelitian ini ditemukan sebesar

(31)

78

signifikan. Hal ini disebabkan karena nilai signifikansi sebesar 0,707

melebihi kriteria uji 0,05.

Komponen common humanity dengan dimensi body image evaluation,

ditemukan korelasi negatif. Korelasi negatif dalam penelitian ini ditemukan

sebesar -0,053. Korelasi negatif yang terdapat dalam uji korelasi ini

ditemukan tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena nilai signifikansi

sebesar 0,707 melebihi kriteria uji 0,05.

Komponen mindfulness dan body image investment, ditemukan korelasi

negatif. Korelasi negatif dalam penelitian ini ditemukan sebesar -0,111.

Korelasi negatif yang terdapat dalam uji korelasi ini ditemukan tidak

signifikan. Hal ini disebabkan karena nilai signifikansi sebesar 0,206

melebihi kriteria uji 0,05.

Komponen mindfulness dengan dimensi body image evaluation, ditemukan

korelasi negatif. Korelasi negatif dalam penelitian ini ditemukan sebesar

-0,166. Korelasi negatif yang terdapat dalam uji korelasi ini ditemukan tidak

signifikan. Hal ini disebabkan karena nilai signifikansi sebesar 0,058

melebihi kriteria uji 0,05.

Wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness sebanyak 65,6%

memiliki self-compassion rendah namun di saat yang bersamaan sebanyak

57,3% pada wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness juga

memiliki body image positif.

Body image positif paling banyak ditemukan pada wanita dewasa awal yang

(32)

sebanyak 65,3%. Sebaliknya Body image negatif paling banyak ditemukan

pada wanita dewasa awal yang mengkuti zumba fitness dengan

self-compassion yang tergolong rendah yaitu sebanyak 66,1%

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang ada, peneliti menyarankan beberapa hal:

5.2.1 Saran Bagi Penelitian Lanjutan

Penelitian ini mencari korelasi antara self-compassion dengan body image

pada 131 responden, dimana responden memiliki body image positif maupun

body image negatif, sehingga peneliti selanjutnya disarankan untuk

menspesifikasikan pada responden yang memiliki body image negatif.

• Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk mencari faktor-faktor yang sudah

terdapat dalam penelitian ini untuk membantu penentuan pembentukan

hubungan self-compassion dan body image.

5.2.2 Saran Bagi Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini dapat diberikan kepada pelatih zumba fitnes di Pusat

Kebugaran Kota Bandung sebagai gambaran dari self-compassion dan body

image yang dimiliki wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness. Hasil

ini dapat dijadikan informasi untuk pelatih membantu wanita dewasa awal

menjalani zumba fitness untuk berusaha lebih baik lagi dalam mengasihi diri

dengan mengikuti zumba fitness tidak untuk menurunkan berat badan

(33)

80

Bagi wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness dengan

self-compassion tinggi disarankan untuk tetap mempertahankan perilaku-perilaku

yang mengasihi diri sehingga dapat meningkatkan body image menjadi positif.

Dengan demikian, wanita dewasa awal yang mengikuti zumba fitness akan

mencapai keselarasan batin yang mengasihi diri dengan penilaian atas

tubuhnya sendiri. Demikian juga bagi wanita dewasa awal yang mengikuti

zumba fitness dengan self-compassion rendah disarankan untuk berusaha lebih

baik lagi dalam mengasihi dirinya sendiri meskipun sudah memiliki body

(34)

Cash, T. F & Pruzinky, T.2004. Body Image: A handbook of theory, research, and

clinical service. New York: Guilford

Kumar, Ranjit. 1996. Research Methology. London: SAGE Publications.

Magnus, C. M. R., Kowalski, K. C., & McHugh, T. L. F. (2010). The Role of

Self-Compassion in Womens Self-Determined Motives to Exercise and

Exercise-Related Outcomes. Self & Identity. 9, 363-382.

Neff, Kristin. 2009. Human Development: The Role of Self-Compassion in

Development: A Healthier Way to Relate to Oneself. Volume 52. Pp.

211-214

Neff. Kristin. 2011. Self-Compassion. New York: HarperCollins Publishers.

Neff, Kristin. 2011. Social and Personality Psychology Compass:

Self-Compassion, Self-Esteem, and Well-Being. Vol. 5. PP 1-12.

Neff, Kristin dan Elizabeth Pommier. 2012. Self and Identity: The Relationship

between Self-Compassion and Other-Focused Concern among College

Undergraduates, Community Adults, and Practicing Meditators.

Psychology Press.

NS, Sallika. 2010. Serba Serbi Kesehatan Perempuan. Jakarta Selatan: Bukune.

(35)

Sugiyono, Dr. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Wasylkiw, L., MacKinnon, A. L., & MacLellan, A. M. (2012).

Wasylkiw, Louise., MacKinnon, Anna L., dan MacLellan, Alleka M. 2012.

Exploring The link Between Self-Compassion and Body Image in

(36)

http://self-compassion.org/

http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/sehatnya.menari.zumba/005/005/21

5 (diakses, 17 Januari 2013)

http://health.kompas.com/read/2012/06/14/18585518/Peremouan.Butuh.Pengakua

n.akan.Kecantikannya ( diakses, 29 Januari 2013)

Riska, Ananda dan Alisa, Mira. Hubungan Body Image dengan Tipe Motivasi

Dalam Melakukan Olah Raga Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita. (online).

(http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-04320011.pdf, diakses 30 Maret 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sebagian besar responden memberikan penilaian yang positif terhadap pelaksanaan PPL dengan kategori penilaian Sangat Tinggi;

Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh Koperasi dengan metode Analitical Hierarchy Process, Miscrosof

Aplikasi steganografi yang dibuat ini terdiri dari 3 proses yaitu : me load image yang ingin ditambahkan pesan rahasia, menambahkan pesan ke dalam image (encode

Pengujian hipotesis yang kedua melalui uji t mengenai pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar siswa menunjukan t hitung sebesar 3,6534 sedangkan.. t tabel

Telah dilakukan analisa untuk menentukan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) pada Coconut Fatty Acid Destillate (CFAD) dan Palm Fatty Acid Destillate (PFAD) di PT. Sampel yang

Subjek dari penelitian ini adalah siswa yang belajar keterampilan bahasa Jerman dengan menggunakan teknik bermain peran.Oleh karena itu,desain penelitian ini

[r]

Sekedar pelengkap Aministrasi, Referensi apalagi Aksesoris, itulah fungsi yang tidak boleh terjadi pada KTSP ini, tetapi komitmen semua pihak yang terlibat dalam