• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SELAMA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAPURAN WONOSOBO TAHUN AJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Syarafina Rita Ilahi Nim: 171424011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2022

(2)

i

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SELAMA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAPURAN WONOSOBO TAHUN AJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Syarafina Rita Ilahi Nim: 171424011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2022

(3)

ii

SKRIPSI

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SELAMA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAPURAN WONOSOBO TAHUN

AJARAN 2020/2021

Pembimbing

Yogyakarta, 17 Januari 2022

Rohandi, Ph. D

Oleh :

Syarafina Rita Ilahi NIM : 171424011

Telah Disetujui Oleh:

(4)

iii

SKRIPSI

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SELAMA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAPURAN WONOSOBO TAHUN

AJARAN 2020/2021

Oleh :

Syarafina Rita Ilahi NIM : 171424011

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada Tanggal 3 1 J a n u a r i 2022 Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat

Sususnan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tanggan

Ketua Sekretaris Anggota

: Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd.

: Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S.

: Rohandi, Ph.D.

……….………

……….

……….

Anggota : Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S ……….

Anggota : Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. ………

Yogyakarta, 31 Januari 2022

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Keep Being You, Stay Kind It Makes You Beautiful. Today and

Beyond, Don’t Forget To Be Grateful .”

“Percayalah, ketika skenario hidup yang kau susun tidak berjalan mulus. Yang terjadi kepadamu ialah skenario Tuhan yang jauh lebih indah. Percayalah selalu

bahwa Tuhan sangat menyayangi hambanya. Bersyukurlah atas semua

itu.”

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih dan karunia yang melimpah Bapakku Anas Rido Ibuku Fatmawati Adikku Candra Keluargaku tercinta Semua sahabat-sahabatku

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Januari 2022 Penulis

Syarafina Rita Ilahi Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Syarafina Rita Ilahi

NIM :171424011

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul :

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SELAMA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS

VIII SMP NEGERI 2 SAPURAN WONOSOBO TAHUN AJARAN 2020/2021

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 17 Januari 2022 Yang menyatakan

Syarafina Rita Ilahi

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan memplukasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

(8)

vii ABSTRAK

Syarafina Rita Ilahi “Korelasi Kedisiplinan Belajar Siswa Selama Pandemi COVID-19 Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo Tahun Ajaran 2020/2021” Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Sharma Yogyakarta 2021.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo pada kelas VIII.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) disiplin belajar dimasa pandemi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo, 2) korelasi antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa kelas 8 SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif jenis korelatif dengan analisis korelasi Product Moment Pearson. Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo tahun ajaran 2020/2021. Pengumpulan data menggunakan teknik kuisioner yang disebarkan melalui whatsapp group dengan variabel disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Tingkat disiplin belajar selama pandemi COVID-19 dari siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo berada pada keadaan yang cukup baik dengan niali rata-rata 69,89 atau dibulatkan menjadi 70 dari 112. 2) Terdapat korelasi yang signifikan antara disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19 terhadap prestasi belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo hal ini berarti apabila disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19 naik maka prestasi yang akan diperoleh siswa juga akan naik begitupula sebaliknya apabila disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19 turun maka prestasi yang akan diperoleh siswa juga akan turun.

Kata Kunci: Disiplin, Pandemi COVID-19, dan Prestasi Belajar

(9)

viii

Syarafina Rita Ilahi "The Correlation of Student Learning Discipline During the COVID-19 Pandemic Against Physics Learning Achievement of Class VIII Students at SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo for the Academic Year 2020/2021" Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta 2021.

This research was conducted at SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo in class VIII.

The purpose of this study was to determine 1) the discipline of learning during the pandemic in class VIII students of SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo, 2) the correlation between learning disciplines and learning outcomes of grade 8 students of SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo.

This research is a quantitative type of correlative research with correlation analysis Product Moment Pearson. The subjects of this study were all eighth grade students of SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo for the 2020/2021 academic year. Data collection uses a questionnaire technique distributed through whatsapp groups with learning discipline variables during the COVID-19 pandemic.

The results showed that: 1) The level of learning discipline during the COVID- 19 pandemi of class VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo was in a fairly good condition with an average value of 69.89 or rounded up to 70 from 112. 2) significant There is acorrelation There is a significant difference between learning discipline during the COVID-19 pandemic and the physics learning achievement of eighth grade students of SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo, this means that if the learning discipline during the COVID-19 pandemic increases, the achievement that will be obtained by students will also increase and vice versa if the learning discipline during the COVID- 19 pandemic decreases, the achievement that will be obtained by students will also decrease.

Keywords: Discipline, COVID-19 Pandemic and Learning Achievement ABSTRACT

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan dukungan kepada penulis dengan sabar dan penuh perhatian.

2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Albertus Hariwangsa Panuluh, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik dan segenap dosen program studi pendidikan fisika yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Antonius Eko Martoyo M.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah dan Guru Fisika SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo yang telah memberikan kesempatan serta izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

5. Seluruh siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo yang telah bekerjasama dengan baik dalam pelaksanaan pembuatan skripsi.

6. Orang tuaku, Bapak Anas Rido dan Ibu Fatmawati. Terimakasih atas dukungan dan do’a kasih sayang, motivasi, dan material yang senantiasa diberikan kepada penulis.

(11)

x

7. Andreasn Ujik Pratama selaku sahabat hati, yang menjadi tempat keluh kesah serta memberikan semangat dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman terdekatku Trisnawati yang sudah membantu dalam penulisan penelitian ini, memberikan semangat, sebagai tempat curhat, dan berbagi pengetahuan.

9. Teman-teman kelas Pendidikan Fisika 2017 yang saling memberi semangat selama proses pengerjaan skripsi.

10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik.

11. Last but not least, I wanna thank me, for beliving in me, for doing all this hard work, for having no days off.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 17 Januari 2022 Penulis

Syarafina Rita Ilahi

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 ... 5

DASAR TEORI ... 5

2.1 Belajar ... 5

ABSTRACT...viii

(13)

xii

2.1.1. Pengertian Belajar ... 5

2.1.2 Unsur-Unsur Belajar ... 7

2.1.3 Prinsip-prinsip belajar ... 9

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ... 11

2.1.5 Pengertian Pembelajaran... 12

2.2 Disiplin Belajar di Rumah ... 13

2.2.1 Pengertian Disiplin Belajar di Rumah ... 13

2.2.2 Fungsi Disiplin ... 14

2.2.3 Unsur-Unsur Disiplin ... 15

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar di Rumah ... 16

2.2.5 Indikator Disiplin Belajar ... 17

2.2.6 Tujuan Disiplin Belajar di Rumah ... 17

2.2.7. Menumbuhkan Disiplin Belajar Dirumah... 18

2.3 Disiplin Belajar Disekolah ... 20

2.3.1 Pengertian Disiplin Belajar di Sekolah ... 20

2.3.2 Indikator Disiplin Belajar Di Sekolah ... 21

2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Di Sekolah... 22

2.3.4 Tujuan Disiplin Belajar Di Sekolah ... 23

2.4 Pandemi Covid-19 ... 30

2.4.1 Karakteristik Pandemi Covid-19 ... 30

2.4.2 Cara Penyebaran COVID-19 ... 30

2.4.3 Pencegahan COVID-19 ... 30

2.4.4 Dampak COVID-19 ... 31

2.5 Prestasi Belajar ... 25

2.5.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 26

2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 26

2.5.3 Cara meningkatkan prestasi belajar ... 29

(14)

xiii

2.6 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

2.7 Kerangka Berfikir ... 35

2.7.1 Hubungan Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa ... 35

2.8 Hipotesis ... 37

BAB 3 ... 38

METODOLOGI PENELITIAN ... 38

3. 1 Desain Penelitian ... 38

3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

3.2.1 Tempat Penelitian ... 38

3.2.2 Waktu Penelitian ... 38

3.3 Subyek Penelitian ... 38

3.4 Instrumen Penelitian ... 38

3.5 Definisi Variabel Penelitian ... 39

3.5.1 Variabel Penelitian ... 39

3.6 Metode Pengambilan Data ... 40

3.7 Validalitas... 43

3.8 Metode Analisis Data ... 43

3.8.1 Penskoran angket/kuisioner kedisiplinan belajar di masa pandemi COVID-19 ... 44

3.8.2 Klasifikasi skor Kedisiplinan Belajar di Masa Pndemi COVID-19 ... 46

3.8.3 Korelasi antara kedisiplinan belajar di masa pandemi COVID-19 terhadap prestasi belajar fisika ... 46

BAB 4 ... 47

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Deskripsi Penelitian ... 47

4.2 Hasil Penelitian ... 48

(15)

xiv 4.2.1 Data 48

4.2.2 Analisis korelasi disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19 terhadap

prestasi belajar siswa ... 57

4.3 Pembahasan Umum ... 60

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 61

BAB 5 ... 63

KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Angket Indikator Kedisiplinan Belajar di Rumah di Masa Pandemi

Covid-19 ... 40

Tabel 3.2 Angket Didiplin Belajar Di Rumah Dimasa Pandemi COVID-19 ... 41

Tabel 3.3 Penskoran Kedisiplinan Belajar Di Masa Pandemi COVID-19 ... 44

Tabel 3.4 Klasifikasi skor Kedisiplinan Belajar Di Masa Pndemi COVID-19... 46

Tabel 4.1 Hasil skor disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19 dan prestasi belajar siswa ... 49

Tabel 4.2 Klasifikasi skor disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19 ... 54

Tabel 4.3 Data Hasil Analisis Terhadap Setiap Item Disiplin Belajar ... 54

Tabel 4.4 Tabel nilai rerata 5 tertinggi dan niali rerata 5 terendah ... 56

Tabel 4.5 Hasil uji korelasi antara disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19 ... 58

Tabel 4.6 Analisis Korelasi Peraspek Terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 59

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian Kampus ... 67 Lampiran 2 Surat Telah Selesai Melaksanakan Penelitian ... 68

(18)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting agar manusia dapat melangsungkan hidupnya secara baik dan benar. Dengan demikian, pendidikan sains harus dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan kebiasaan berpikir dalam memenuhi kebutuhan hidupnya serta maupun mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Fisika adalah mata pelajaran yang banyak menuntut intelektualitas yang relatif tinggi sehingga sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya secara luring maupun daring. Keadaan yang demikian ini lebih diperparah lagi dengan penggunaan metode pembelajaran Fisika yang kurang tepat dan membosankan bagi siswa. Guru terlalu mengandalkan metode pembelajaran yang cenderung bersifat informatif sehingga pengajaran Fisika menjadi kurang efektif karena siswa memperoleh pengetahuan yang lebih bersifat nominal daripada fungsional sehingga sebagian besar siswa malas untuk mempelajari pembelajaran fisika ketika mereka belum paham.

Seperti yang peneliti alami dulu ketika SMA sebagian besar guru fisika langsung memberikan rumus-rumus kepada siswanya tanpa tau dari mana asal usulnya.

Akibatnya siswa tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan dalam pemecahan masalah karena siswa tidak mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari untuk memecahkan soal-soal Fisika yang dihadapi selain itu kebanyakan siswa malu dan tidak berani bertanya kepada guru ketika ada materi yang kurang paham.

(19)

Dalam masa ini juga para siswa dituntut untuk belajar lebih mandiri dari biasanya, pandemi Covid-19 memaksa siswa dan para guru untuk belajar secara daring.

Di era yang sudah maju ini, mata pelajaran fisika masih menjadi mata pelajaran yang tidak banyak diminati oleh sebagian besar siswa. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar sesungguhnya banyak sekali macamnya, baik ada pada diri siswa sebagai pelajar, pada guru sebagai pengajar, metode mengajar, bahan materi pelajaran harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana. Disiplin merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua.

Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Menurut Slameto (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor internal yang bersumber dari diri siswa dan faktor eksternal yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor internal terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Dari penjabaran diatas peneliti berasumsi bahwa kedua faktor eksternal dan internal tersebut dapat dioptimalkan dengan disiplin belajar yang ditanamkan dalam diri siswa dengan dorongan dari keluarga, lingkungan pendidikan atau sekolah, dan masyarakat. Disiplin berupaya mengembangkan minat anak dan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan warga negara yang baik. Belajar disiplin yang benar dan terarah akan menimbulkan gairah belajar yang tinggi terhadap diri siswa serta menjauhkan siswa dari sikap malas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki disiplin belajar baik di sekolah maupu di rumahnya akan menunjukan kesiapannya

(20)

dalam mengikuti pelajaran, datang tepat waktu, memperhatikan guru, menyelesaikan tugas tepat waktu dan memiliki kelengkapan belajar yang dapat menunjang proses belajarnya selama di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu kita tahu bahwa disiplin belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam menunjang prestasi belajar siswa yang baik

Disiplin merupakan suatu ketaatan yang dilakukan oleh seseorang secara sadar untuk melaksanakan tugas dan kewajiban serta bersikap sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Disiplin memiliki dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Ada atau tidaknya disiplin belajar siswa dalam pembelajaran erat pengaruhnya dengan hasil belajar.

Berangkat dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang kedisiplinan belajar siswa dimasa pandemi Covid-19 di SMP Negeri 12 Sapuran Wonosobo. Peneliti telah melakukan penelitian yang berjudul “Korelasi Kedisiplinan Belajar Siswa Selama Pandemi Covid-19 Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2020/2021”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1.2.1 Bagaimanakah pengaruh disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19 pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo tahun pelajaran 2020/2021?

1.2.2 Adakah korelasi antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo tahun pelajaran 2020/2021?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.3.1 Disiplin belajar dimasa pandemi COVID-19 pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo tahun pelajaran 2020/2021.

(21)

1.3.2 Korelasi antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Wonosobo tahun pelajaran 2020/2021.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat bagi sekolah:

Membuka wawasan siswa akan pentingnya disiplin belajar untuk meningkatkan prestasi belajar fisika siswa.

1.4.2 Manfaat bagi peneliti:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif dan dapat bermanfaat terhadap pengembangan ilmu pendidikan khususnya pada pendidikan fisika agar banyak siswa yang menyukai pelajaran fisika, serta sebagai bahan masukan untuk guru dan siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajar fisika.

(22)

5 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

Slameto (2013:2) mengemukakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Suyono dan Hriyanto (2014:9) mengemukakan belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menajdi tahu atau proses memperoleh pengetahuan menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman. Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan atau a body of knowledge. Definisi ini merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains secara konvensional dan beranggapan bahwa pengetahuan sudah terseak alam, tinggal bagimana siswa atau pembelajar bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya untuk memperoleh pengetahuan.

Muhibbin Syah (2009:68) mengemukakan bahwa secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungannya dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

(23)

Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan aktivitas yang positif untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, dan mengkkohkan kepribadian yang berasal dari pengalaman yang pernah dialami saat berinterakidengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Banyak sifat dan jenis perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang merupakan perubahan dalam arti belajar. Maka dengan demikian, Slameto (2013:3-5) mengemukakan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah:

a. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkeseimbangan, tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan dalam belajar bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi kerena proses bersifat menetap atau permanen.

(24)

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perbuatan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

Dari pemaparan diatas sangat jelas disebutkan bahwa seseorang dikatakan belajar jika berkembang ke arah yang lebih baik, tidak bersifat statis dan sementara. Belajar adalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sehingga seseorang dikatakan belajar jika terjadi perubahan tingkah laku secara menyeluruh agar dapat memperoleh tujuan mereka.

2.1.2 Unsur-Unsur Belajar

Suyono dan Hariyanto (2014:126) mengemukakan unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Sukmadinata (2004:175) mengelaborasi gagasan Cronbach bahwa ada 7 unsur tujuan belajar yang perlu diperhatikan dalam proses belajar. Ke tujuh unsur itu adalah sebagai berikut:

a. Tujuan belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan ini muncul karena adanya suatu kebutuhan. Perbuatan belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada tujuan-tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu.

b. Kesiapan

Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak perlu memiliki kesiapan. Bak kesiapan fisik, psikis, maupun kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar.

(25)

c. Situasi

Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang dimaksud situasi belaar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat, dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain.

d. Interpretasi

Disini anak melakukan intrepretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen- komponen situasi belajar melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

e. Respon

Berlandaskan hasil intrepretasi tentang kemungkinannya dalam mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa usaha coba-coba (trial and eror).

f. Konsekuansi

Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil egatif (kegagalan) sebagai konsekuansi respon yang dipilih siswa.

g. Reaksi terhadap kegagalan

Kegagalan dapat menurunkan semangat motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalannya.

Semantara itu konstruktivis memaknai unsur-unsur belajar sebagai berikut:

a. Tujuan Belajar.

Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah dimiliki siswa.

b. Proses Belajar adalah proses konstruksi makan yang berlangsung terus menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah. Proses belajar bukanlah

(26)

kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih sebagai pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan perkembangan itu sendiri.

c. Hasil Belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung kepada apa yang telah diketahui pembelajar: konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Dari pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang menjadi indicator keberlangsungan proses belajar adalah adanya tujuan, kedisiplinan, situasi, interpretasi, respon, konsekuensi, reaksi terhadap kegagalan, serta proses dan hasil belajar yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebagai hasilinteraksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.

2.1.3 Prinsip-prinsip belajar

Slameto (2013:27) menyatakn prinsip-prinsip belajar disusun berdasarkan sebagai berikut:

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar meliputi: dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk tujuan instruksional; belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruktusional, belajar perlu lingkungan yang menantang; belajar perlu ada interaksi siswa dan lingkungannya.

b. Sesuai hakikat belajar meliputi: belajar itu proses kontinyu; belajar adalah proses organisasi; adaptasi; eksplorasi; dan discovery; belajar adalah proses kontiguintas (hubungan antara pengertian yang satu dengan yang lain)

c. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari: belajar bersifat keseluruhan;

belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu

d. Syarat keberhasilan belaja meliputi: belajar memerlukan sarana yang cukup dan repetisis

(27)

Sukmadinata (2004:165-166) mengolaborasi gagasan Suyono dan Hariyanto (2014:128) bahwa prinsip umum belajar sebagai berikut.

a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan perkembangan merupakan dua hal yang berbeda tetapi erat hubungannya. Dalam perkembangan dituntut belajar, sedangkan melalui belajar terjadi perkembangan individu yang pesat.

b. Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai denga prinsip pembelajaran sepanjang hayat.

c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif.

d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar harus mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dan keterampilan hidup (life skill).

Menurut Ki Hajar Dewantara belajar harus mengembangkan cipta (kognitif), rasa (afektif), karsa (motivasi), dan karya (psikomotor).

a. Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempatdan waktu.

b. Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru.

c. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.

d. Perbuatan belajar bervariasi dari dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat kompleks.

e. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.

f. Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari orang lain.

Sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa prinsip belajar siswa sebagai sebjek dalam pembelajarannya, siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, dan harus mempunyai kemampuan intelektual, siswa harus mampu membangun model untuk menguasai materi dengan sempurna sehingga belajar menajdi lebih bermakna.

(28)

Penguatan dan motivasi sangat dibutuhkan oleh siswa agar dapat belajar secara optimal.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Slameto (2013:54-72) faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

Faktor internal dibagi menajdi tiga faktor yaitu:

a. Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh

b. Faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan

Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat diekolpokkan menajdi tiga faktor, yaitu:

a. Faktor keluaraga

Faktor keluaraga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluaraga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.

c. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

(29)

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal yang meluputi keadaan fisik dan psikis siswa derta faktor ekternal yang meliputi lingkungan sekitar siswa.

2.1.5 Pengertian Pembelajaran

Suyono dan Hariyanto (2014:183) mengemukakan pembelajaran adalah sesuatu yang identik dengan pengajaran, suatu kegiatan di aman guru mengajar atau membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri. Jadi istilah pembelajaran setara dengan istilah teaching atau instriction. Artinya, kita tidak harus secara diametral mempertentangkan antara pengajaran (teacher-centered) dengan pembelajaran (student centered), karena pada hakikatnya kedua kegiatan itu dapat berlangsung sinergis.

Suprijono (2011:13) menyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswa untuk mempelajarinya. Pembelajaran berpusat pada siswa.

Sanjaya (2011:51) berpendapat bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem.

Sebagai suatu sistem, pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu (1) memiliki tujuan, (2) mengandung suatu proses, dan (3) proses kegiatan dalam suatu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen atau unsur-unsur tertentu (dalam Sanjaya, 2011:49-50).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik, pendidik sebagai sumber belajar untuk memberikan pengetahuan kepada siswa dalam suatu lingkungan belajar yang mengarah pada perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(30)

2.2 Disiplin Belajar di Rumah

2.2.1 Pengertian Disiplin Belajar di Rumah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan sebagai tata tertib dan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib.

Menurut Harlock (1972:82) konsep popular dari “disiplin” adalah “hukuman”.

Menurut konsep ini, disiplin hanya digunakan bila anak melanggar peraturan dan perintah yang diberikan orang tua, guru, atau orang dewasa yang berwenang mengatur kehidupan bermasyarakat tempat anak itu tinggal. Disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok.

Disiplin merupakan sikap patuh dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun orang lain seperti keluarga, guru, lembaga, dan sebagainya.

Menurut Herlina Dwi Prasti (2005:34), individu yang memiliki kedisiplinan belajar di rumah akan menunjukan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Orang yang disiplin tentunya memiliki jadwal kegiatan dan mempunyai waktu belajar yang teratur.

b. Orang yang hidup disiplin belajar akan belajar sedikit demi sedikit (mancicil) secara berkesinambungan.

c. Mengerjakan tugas sesuai dengan jadwal atau rencana, sehingga tugas selesai tepat pada waktunya.

d. Belajar ditempat dan suasana yang menddukung menurutnya. Berangkat dari uraian teori di atas, disiplin belajar dalam rumah merupakan kewajiban seorang anak dalam mempertanggung jawabkan masa depannya dan merupakan proses menanamkan ketataatan dan kepatuhan pribadi sejak masih dini. Beberapa indicator disiplin belajar dirumah antara lain adalah memiliki jadwal belajar yang berbeda dengan jadwal belajar disekolah, seperti jadwal belajar dirumah yang dibuat sendiri, mengerjakan tugas tepat waktu, serta belajar dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang sudah dibuat.

(31)

2.2.2 Fungsi Disiplin

Tu’u (2004:38-43) menyebutkan disiplin memiliki beberapa fungsi antara lain:

a. Menata kehidupan bersama

Disiplin berfungsi mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu sehingga hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

b. Membangun kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan sekolah yang disiplin sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik untuk siswa.

c. Melatih kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui proses yang membutuhkan waktu panjang, sehingga hal itu dapat melatih kepribafian siswa kea rah lebih baik.

d. Pemaksaan

Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri yang bersifat lebih baik dan kuat. Disiplin dapat pula terjadi karena ada pemaksaan dan tekanan dari luar. Jadi disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dilingkungan tersebut.

e. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal yang positif yang harus dilakukan siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi atau hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman atau sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.

f. Menciptakan Lingkungan Kondusif

(32)

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancer. Hal ini dicapai dengan merancang peraturan sekolah kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, tertib, dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi disiplin adalah untukmelatih siswa menjadi taat dan patuh pada peraturan yang ada, membentuk karakter siswa menjadi lebih baik, serta dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar mengajar secara kondusif agar berjalan lancer.

2.2.3 Unsur-Unsur Disiplin

Edwin (198:17) mengemukakan ada empat unsur disiplin, antara lain:

a. Peraturan

Dalam disiplin ada norma-norma atau aturan yang harus ditaati seseorang.

b. Hukuman

Jika seseorang melanggar suatu aturan, maka adakn mendapatkan hukuman.

c. Penghargaan

Bila seseorang melaksanakan tindakan yang benar, maka diberi penghargaan yang tidak harus berupa benda, tetapi dapat berupa ucapan terimakasih, senyuman, pujian dan sebaginya.

d. Konsistensi

Konsistensi merupakan suatu kecenderingan menuju kesamaan. Dengan adanya konsisten siswa terlatih dan terbiasa dengan segala yang tetap sehingga mereka akan termotivasi untuk melakukan hal yang benar dan menghindari hal yang salah.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur disiplin yang sangat penting adalah konsistensi. Dimana seorang siswa harus selalu konsisten untuk tidak melanggar peraturan yang ada, sehingga siswa akan mendapat sebuah penghargaan

(33)

ketika siswa melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan peraturan yang ada, sebaliknya apabila seorang siswa melanggar peraturan yang ada maka siswa tersebut akan mendapatkan hukuman. Oleh karena itu unsur-unsur disiplin adalah konsistensi, peraturan, penghargaan, dan hukuman

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar di Rumah

Berhasil atau tidaknya disiplin belajar dirumah ditentukan oleh beberapa faktor, Unaradjan (2003) menyebutkan bahwa disipin dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktori internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal berasal dari siswa sendiri dan dapat mempengaruhi disiplin belajarnya. Dalam hal ini faktor internal dibagi menjadi dua yaitu keadaan fisik dan psikis merupakan aspek yang mempengaruhi pembentukan disiplin diri.

b. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat mempengaruhi disiplin belajar siswa. Faktor eksternal tersebut meliputi kebiasaan keluarga, penerapan tata tertib sekolah, dan kondisi masyarakat.

Dari pemaparan menurut Unaradjan (2003) peniliti dapat menarik kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa dirumah adalah keadaan fisik siswa, keadaan psikis siswa, kebiasaan keluarga, dan kondisi lingkungan tempat tinggal siswa. Oleh karena itu hendaknya kesehatan fisik dan psikis siswa harus dijaga agar proses disiplin belajar dirumah berjalan lancar. Orang tua hendaknya juga lebih memperhatikan anaknya, ketika anaknya malas-malasan untuk belajar ada baiknya orang tua mengingatkan dan memperhatikan faktor-faktor tersebut agar anak dapat mengembangkan sikap disiplin belajar dirumah sehingga prestasi atau hasil belajar siswa disekolah meningkat. Selain usaha yang dilakukan siswa, sebaiknya orang tua juga mendidik kedisiplinan siswa sejak dini sehingga ketika dewasa nanti siswa sudah terbiasa dan secara suka rela melakukan disiplin belajar dirumah sehingga siswa juga akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun prestasi belajarnya di sekolah.

(34)

2.2.5 Indikator Disiplin Belajar

Mulyasa (2006:108) mengungkapkan bahwa disiplin disekolah bertujuan untuk membantu siswa menemukan dirinya dan mengatasi serta mencegah timbulnya masalah dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

Menurut Slameto (2010), ada beberapa macam disiplin belajar yang seharusnya dilakukan para siswa dalam kegiatan belajarnya disekolah yaitu:

a. Disiplin siswa dalam masuk sekolah b. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas

c. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran disekolah d. Disiplin siswa dalam menaati tata tertib disekolah

Tu’u (2004:91) menyebutkan beberapa indicator yang menjukan perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah, antara lain sebagai berikut:

a. Dapat mengatur waktu belajar dirumah b. Rajin dan teratur belajar

c. Perhatian yang baik saat belajar dikelas d. Ketertiban diri saat belajar dikelas

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan indicator belajar dalam penelitian ini adalah:

a. Menaati dan mematuhi tata tertib sekolah b. Perhatian yang baik saat belajar dikelas c. Mengatur waktu belajar dirumah

d. Rajin dan teratur belajar saat mengerjakan tugas maupun pekerjaan rumah 2.2.6 Tujuan Disiplin Belajar di Rumah

Menurut Schaefer (1997:1) tujuan disiplin adalah:

a. Tujuan jangka dekat dari disiplin ialah untuk terkontrol, dengan mengajar mereka bentuk-bentuk tingkah laku pantas dan tidak pantas atau masih asing bagi mereka.

(35)

b. Tujuan jangka lama dari disiplin ialah perkembangan dari pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman norma-norma yang jelas, standar-standar, dan aturan-aturan yang sudah menjadi milik sendiri. Pengarahan diri yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dari luar.

Maman Rachman (1999:35-36) menyatakan bahwa tujuan disiplin sebagai berikut:

a. Memberi dukungan bagi terciptanya yang tidak menyimpang

b. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.

c. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu yang lain.

d. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

e. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.

f. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, postif, dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. Kebiasaan baik menyebabkan ketenagan jiwanya dan lingkungannya.

Tujuan disiplin belajar di rumah adalah untuk mendorong anak agar berperilaku sesuai dengan norma-norma yang ada sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik menurut aturan yang berlaku sehingga anak mempunyai sikap tanggungb jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya serta membangun kepercayaan orang lain kepadanya.

2.2.7. Menumbuhkan Disiplin Belajar Dirumah

Menurut Maria J Wantah (2005:176) disiplin yang baik dan positif adalah berpusat pada pengajaran dan bukan pada hukuman, yakni pendisiplinan yang dilakukan orang dewasa yang memperlakukan anak dengan respek dan harga diri.

Disiplin yang baik juga akan membantu anak menjadi besar dengan percaya diri,

(36)

bertanggung jawab dan tahu akan tindakannya yang pantas dipuji untuk mencapai suatu keberhasilan.

Maria J Wantah (2005:238) berpendapat bahwa apabila upayaupaya pembentukan disiplin dilakukan secara sistematis dan profesional, orang tua harus belajar menyusun dengan jelas aturan-aturan yang berlaku dalam keluarga. Berikut aturan dan kegiatan yang bisa dilakukan orang tua kepada anak di rumah:

a. Kegiatan anak sebelum di sekolah:

1. Anak dilatih bangun selambat-lambatnya jam 05.00 pagi

2. Orang tua juga mengajarkan anak bahwa pada jam 06.00 anak harus berangkat ke sekolah agar tidak terlambat berangkat.

b. Kegiatan anak setelah pulang sekolah:

1. Anak diingatkan, setelah pulang sekolah harus menggantikan pakaian sekolah dengan pakaian rumah.

2. Anak diberi kesempatan bermain dengan teman sebaya c. Kegiatan anak untuk istirahat siang:

1. Orang tua harus memberikan perhatian khusus tentang waktu anak untuk beristirahat.

2. Orang tua hendaknya menyediakan jam meja berdasarkan jam yang ada sehingga anak dapat belajar sambil menata kegiatannya.

d. Kegiatan anak setelah istirahat siang

1. Hendaknya orang tua dapat meyusun jadwal tertentu mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan anak seperti pergi keluar rumah bersama sekedar mencari hiburan.

e. Kegiatan anak pada malam hari

1. Orang tua membuat jadwal kegiatan anak pada malam hari secara konsisten terutama waktu makan malam, belajar, dan tidur.

Pentingnya peraturan yang ditegakan di rumah menurut Larry J. Koening

(37)

(2003:131) antara lain:

a. Peraturan akaan mencegah dang mengurangi terjadinya suatu pertengkaran yang berkaitan dengan pekerjaan rumah.

b. Memotivasi anak membentuk kemampuan yang berkualitas.

c. Memotivasi anak menyelesaikan tugas pekerjaan rumah dengan tepat waktu.

d. Seorang anak akan termotivasi oleh dirinya sendiri untuk mengerjakan tugas sendiri.

Dari pemaparan diatas peneliti menyimpulkan bahwa disiplin yang baik bukanlah sesuatu yang berbentuk hukuman melaikan sebuah pengajaran yang ditemukan dalam diri siswa untuk mengurangi bahkan meninggalkan hal-hal yang dianggap kurang baik.

2.3 Disiplin Belajar Disekolah

2.3.1 Pengertian Disiplin Belajar di Sekolah

Zainal Aqib (2011:118) menyatakan pendapat bahwa disiplin adalah langkah- langkah atau upaya yang perlu guru, kepala sekolah, orang tua dan siswa ikuti untuk mengembangkan keberhasilan perilaku siswa secara akademik maupun sosial. Jadi disiplin dianggap sebagai alat menuju keberhasilan untuk semua guru dan semua siswa di berbagai situasi.

Suryatri Darmiatun (2013:49-51) disiplin pada dasarnya kontrol diri dalammematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun diluar diri baik keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, bernegara maupun beragama. Seseorang dengan karakteristik disiplin yang sehat adalah orang yang mampu melakukan fungsi psikososial dalam berbagai seting termasuk: (1) kompetensi dalam bidang akademik, pekerjaan dan relasi sosial; (2) pengelolaan emosi dan mengontrol perilaku-perilaku yang mpulsif; (3) kepemimpinan; (4) harga diri yang positif dan identitas diri. Proses pendidikan dan pembelajaran yang dapat dilakukan disekolah untuk mengembangkan disiplin peserta didik sebagai berikut:

(38)

1. Mengembangkan pikiran dan pemahaman serta perasaan positif siswa tentang manfaat disiplin bagi perkembangan diri. Mengembangkan keterampilan diri (life skill) siswa agar memiliki disiplin.

2. Mengembangkan pemahaman dan perasaan positif siswa tentang aturan dan manfaat mematuhi aturan dalam kehidupan.

3. Mengembangkan kemampuan siswa menyesuaikan diri secara sehat.

4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengembangkan control internal terhadap perilaku sebagai dasar perilaku disiplin.

5. Menjadi modeling dan mengembangkan keteladanan.

6. Mengembangkan sistem dan mekanisme pengukuhan positif maupun negatif untuk penegakan disiplin di sekolah.

2.3.2 Indikator Disiplin Belajar Di Sekolah

Disiplin belajar di sekolah merupakan sikap yang ditunjukan oleh siswa dalam menunjukan ketaatan dan kepatuhan terhadap tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan kesadaran diri yang memiliki indikator sebagai berikut:

1. Memiliki persiapan belajar yang baik

Kegiatan belajar di sekolah akan berlangsung dengan nyaman dan tenang ketika hal-hal yang diperlukan dalam kegiatan sudah dipersiapkan dengan baik jauh sebelum kegiatan terlaksanakan.

2. Memiliki perhatian terhadap pelajaran

Disiplin dalam belajar menjadikan rasa nyaman, aman, dan tenang sehingga selama kegiatan belajar siswa akan fokus terhadap pelajaran serta tidak mudah terganggu oleh hal-hal di luar kegiatan belajar.

3. Tugas yang diselesaikan tepat waktu

Siswa yang memiliki sifat disiplin belajar yang baik sudah merencanakan kegiatan yang akan dilakukan setelah menyelesaikan salah satu kegiatan. Mereka tahu kapan tugas harus diselesaikan dan kapan tugas harus dikumpulkan.

(39)

Menghargai waktu merupakan salah satu hal yang mendasari rasa disiplin mereka.

4. Taat terhadap semua peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah.

Menaati tata tertib yang ada di sekolah merupakan salah satu bentuk sifat disiplin di lingkungan sekolah. Mereka tahu dan sadar bahwa sesuatu yang sudah di atur harus ditaati dan dilaksanakan demi kenyamanan seluruh anggota masyarakat sekolah.

2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Di Sekolah

Disiplin dapat diartikan seperti pengaruh yang dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi tuntuntan dari lingkungan. Disiplin itu tumbuh dari kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk derbuat sesuatu yang dapat dan ingin Ia peroleh dari orang lain atau karena situasi kondisi tertentu, dengan pembatasan peraturan yang diperlukan terhadap dirinya oleh lingkungan tempat mereka hidup.

Masalah disiplin di dunia pendidikan tidak dapat terlepas dari pertumbuhan disiplin anak sejak dini di rumah, keadaan emosional yang sudah menjadi kebiasaan akan ikut menentukan bagaimana ia menyesuaikan dirinya, kemudian di sekolah berlanjut di masyarakat sebagai dasra yang diperoleh sebelumnya. Kehidupan emosional yang merupakan hubungan intterpersonal yang melibatkan pola perasaan antar manusia dan sikap-sikap yang mengelilinginya menjadi dasar utama dalam pembentukan kepribadian anak. Sikap disiplin yang dimiliki setiap siswa berbeda- beda. Ada siswa yang memiliki kedisiplinan tinggi, adapula siswa yang memiliki kedisiplinan rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin tersebut adalah:

a. Siswa itu sendiri

(40)

Setiap siswa memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda anatara satu dengan yang lainnya, maka dalam menanamkan disiplin faktor dari dalam diri siswa perlu diperhatikan.

b. Sikap pendidik

Sikap pendidik dalam hal ini adalah guru juga mempengaruhi disiplin siswa.

Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang, memungkinkan keberhasilan penanaman kedisiplinan pada siswa. Hal ini dimungkinkan karena pada hakikatnya siswa cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik.

c. Lingkungan

Keadaan lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan, situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis, dan lingkungan sosiokultural. Lingkungan fisis berupa lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan, dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga memepengaruhi kedisiplinan seseorang.

2.3.4 Tujuan Disiplin Belajar Di Sekolah

Tujuan disiplin yang diterapkan dengan ketat bukan untuk melarang kebebasan atau mengadakan penekanan, melainkan memberikan kebebasan dalam batas kemampuan siswa untuk Ia kelola sendiri.

Tu’u, (2004:35-36) menyatakan tujuan disiplin sebagai berikut:

a. Memberi dukungan bagi terciptanya yang tidak menyimpang.

b.Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.

c. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu sutu dengan individu yang lain.

d. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

e. Mendrong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.

(41)

f. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. Kebiasaan baik menyebabkan ketenangan jiwanya dan linkungannya.

Tanpa disiplin, tanpa mengetahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh seorang siswa pada umumnya tidak akan bertahan lama dalam kehidupannya. Melalui praturan dan disiplin siswa akan terhindar dari hukuman atau bahaya, terutama jika sebelumnya ia tidak menyadari konsekuensi hukuman atau bahaya dari tindakan pada saat tertentu. Sekaligus berbagai peraturan itu akan menjadi pegangan dalam hidup seseorang.

Hurlock (1978:166) menyatakan bahwa pelanggaran yang sering dilakuakan siswa sekolah antara lain: a) mencuri, b) menipu, c) berbohong, d) merusak, e) membolos, f) mengganggu anak-anak laindengan mengejek, menggertak dan menciptakan gangguan, g) membaca komik, h) berbisik, melucu atau berbuat gaduh di kelas, i) berkelahi dengan teman sekelas.

Menurut Zainal Aqib (2011:177) pelanggaran disiplin yang biasa dilakuakan oleh siswa antara lain: makan di kelas, embuat suara gaduh, berbicara saat bukan gilirannya, lamban, kurang tepat waktu, mengganggu siswa, agresif, tidak memeperhatikan, tidak rapi, mebaca materi lain saat pelajaran.

Apabila pelanggaran tersebut terjadi, maka kenyamanan, keamanan dan kedisiplinan sekolah akan terganggu.

Zainal Aqib (2011:133-144) menyatakan bahwa ciri-ciri sekolah yang nyaman, aman, dan disiplin adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan fisik sekolah, yaitu kelas, laboratorium, gedung, peralatan, dan halaman sekolah terasa man dan nyaman.

b. Warga sekolah (kepala sekolah, guru, siswa, tukang kebun, penjaga sekolah) memiliki sikap saling mendukung dan menghargai.

(42)

c. Semua warga sekolah (kepala sekolah, guru, tukang kebun, penjaga sekolah) menerapkan disiplin efektif.

d. Sekolah akan senantiasa memberi pembelajaran yang baik.

e. Setiap warga sekolah mengembangkan dan menerapkan sikap dan perilaku persamaan, keadilan, dan saling pengertian.

f. Sekolah mengajarkan perilaku dan sikap yang baik.

g. Strategi pengelolaan terhadap semua siswa yang berperilaku menyimpang bersifat adil (supportive).

h. Sekolah mengadakan program layanan terapi terhadap siswa yang bermasalah i. Semua staf sekolah menunjukan pemodelan/contoh siakp dan perilaku yang diharapkan.

j. Terdapat sikap dan perilaku yang menunjukan hubungan yang baik antara sekolah, orang tua, komita sekolah dan masyarakat.

Semua peraturan yang dilakukan secara disiplin akan menjadi kebiasaankebiasaan yang baik dalam melaksanakan berbagai peraturan sehingga terwujud kondisi yang memeberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang dan berbuat sesuatu sesuai kemampuannya. Bahkan akan berkembang menjadi disiplin dari diri bila peraturan itu dipegang secara konsisten. Hukuman terhadap ketidaktaatan ahanya akan mempunyai efek yang baik, bila bersifat mendidik dan sasaran yang jelas. Dengan dasar tersebut dan keteraturan organisasi serta rancangan pengelolaan kelas yang dilakukan sekolah secara konsisten dan berkesinambungan dalam setiap hari maka disiplin yang sehat akan tumbuh dengan baik di sekolah. Peran guru disini sangat berperan dalam memberi pengawasan terhadap apa yang dilakuakn siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2.4 Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu capaian siswa ketika bersekolah.

Tentunya prestasi belajar didapatkan dengan usaha yang tidak mudah. Prestasi belajar

(43)

digunakan sebagai pengukuran apakah seorang siswa sudah mencapai tujuannya atau belum dengan tes yang diadakan oleh sekolah.

2.4.1 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1996) prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya. Winkle lebih menekanakan prestasi belajar pada kemampuan siswa secara umum.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa (KBBI) Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan.

Dari pemaparan pengertian prestasi belajar menurut para ahli diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan suatu ukuran apakah seorang siswa mampu mencapai tujuannya dengan mengikuti tes yang disediakan oleh skolah, pencapaian prestasi seorang siswa diukur dengan nilai yang didapat ketika tes.

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar tentunya tidak mudah didapatkan oleh siswa. Mereka harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Namun meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin belum tentu prestasi belajar yang didapat sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses pencapaian prestasi belajar banyak hal yang ikut berpengaruh. Ahamdi. H dan Supriyono (1991) menyebutkan faktor-faktor yang memepengaruhi prestasi belajar antara lain:

a. faktor internal

faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi beberapa hal. Antara lain:

1) Faktor jasmani.

(44)

Faktor jasmani meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan keadaan jasmani / fisik siswa, baik itu yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari pengalaman. Faktor jasmani ini misalnya: keadaan penglihatan, pendengaran, struktur tubuh siswa, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi perolehan prestasi belajar siswa ini meliputi faktor psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari pengalaman hidupnya. Faktor psikologis ini adalah:

a) Faktor intelektual

Faktor intelektual yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat, dan faktor kecakapan nyata, yaitu prstasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektual

Fator non intelektual yang terdiri dari unsur kepribadian tertentu seperti sikap siswa terhadap belajar, kebiasaan belajar siswa, minat belajar siswa, kebutuhan siswa untuk belajar, motivasi dan emosi yang menyertai siswa dalam belajar, dan penyesuaian diri siswa selama belajar.

b. Faktor eksternal

Fator eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa, antar lain:

1) Faktor lingkungan social

Faktor lingkungan social dimana siswa tinggal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok teman sebaya.

2) Faktor budaya

Fator budaya yang ada disekitar lingkungan hidup siswa seperti adat-istiadat yang berlaku dimasyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik

(45)

Faktor lingkungan fisik misalnya iklim, fasilitas belajar dirumah, dan fasilitas hidup dirumah.

4) Faktor lingkungan spiritual / keagamaan dan faktor keamanan.

Menurut Sumadi (1984), tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Faktor pada diri orang yang belajar, terdiri dari:

1) Faktor fisik, keadaan fisik yang sehat akan menguntungkan hasil belajar.

2) Faktor mental psikologis, keadaan mental psikologis yang bersifat sesaat, maupun yang terus menuerus besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Adapun fungsi jiwa yang berperan dalam belajar adalah intelegensi, minat, motivasi, dan perhatian.

b. Faktor diluar orang yang belajar, terdiri dari:

1) Faktor alam fisik berupa iklim, sirkulasi udara, dan lain-lainya.

2) Faktor mental psikologis, faktor ini yang paling utama adalah guru yang bertugas mengarahkan, membimbing kegiatan belajar yang menjadi slaah satu sumber materi pelajaran.

3) Faktor sarana fisik dan sarana non fisik, yang meliputi ruang kelas, laboratorium, perlengkapan atau sarana pendagogis, misalnya suasana tenang, aman dan sebagainya.

Dari pemaparan teori di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi tercapainya prestasi belajar siswa ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa.

Faktor-faktor yang sudah dipaparkan diatas tidak akan penulis uraikan semuanya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis hanya akan meruncingkan kajian pada satu faktor

(46)

saja yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa khususnya kedisiplinan belajar siswa.

2.4.3 Cara meningkatkan prestasi belajar

Subiyanto (1998:47), Bloom, dkk menyatakan tujuan belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan daya piker dan pengetahuan atau penalaran, ranah afektif bersangkutan dengan perasaan atau kesadaran, dan ranah psikomotorik bersangkutan dengan ketrampilan fisik dan ketrampilan motoric atau ketrampilan tangan.

Muniasari (2008:95) menyatakan bahwa dalam meningkatkan prestasi belajar ada beberapa hal yang harus diperhatikan siswa antara lain:

a. Jadilah seorang pemimpin atau latihlah rasa tanggung jawab

Untuk memulai hal ini dapat dilakukan dengan cara membersihkan kelas tanpa perlu diingatkan. Meskipun diperintah maka ajaklah teman-teman dan pimpin mereka untuk membersihkan kelas bersama.

b. Membiasakan diri untuk selalu memperhatikan pelajaran yang diberikan guru Siswa harus meningkatkan perhatian dengan menanggapi setiap pertanyaan dan diskusi. Jangan menunggu guru menunjuk salah satu siswa terlebih dahulu.

c. Jangan malu untuk bertanya

Apabila siswa dalam menerima pelajaran masih dirasa kurang dimengerti, hendaknya segera menanyakan kepada guru atau siswa yang lain. Jika sudah, siswa harus mengerjakan setiap tugas dan pekerjaan rumah dengan semampunya.

d. Mengulang pelajaran yang dipelajari disekolah

Setiap kali pulang sekolah, hendaknya siswa mengurangi materi pelajaran yang diberikan guru. Dengan kebiasaan seperti ini diharapkan apabila ada ulangan mendadak siswa sudah siap dalam meghadapinya.

(47)

2.5 Pandemi Covid-19

2.5.1 Karakteristik Pandemi Covid-19

Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara yang ada di dunia termasuk Indonesia hanya dalam watu beberapa bulan saja.

Di Indonesia sendiri diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Coronavirus itu sendiri merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Coronavirus Diseases 2019 (COVID- 9) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID- 19 sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 16 Maret 2020 ada 10 orang yang dinyatakan positif corona. (Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, 2020).

2.5.2 Cara Penyebaran COVID-19

Menurut Keementrian Kesehatan Republik Indonesia, seseorang dapat terinfeksi COVID-19 penyakit ini menyebar melalui tetesan kecil yang biasa disebut dengan droplet dari hidung atau mulut pada saat bersin atau batuk. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda disekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut maka orang itu dapat terinfeksi virus COVID-19.

2.5.3 Pencegahan COVID-19

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus COVID-19 antara lain:

a. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas atau kekebalan tubuh meningkat.

b. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun.

c. Ketika batuk dan bersin tutup mulut atau hidung menggunakan tissue atau lengan atas bagian dalam bukan dengan telapak tangan.

(48)

d. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika sakit atau berada ditempat umum.

2.5.4 Dampak COVID-19

Menurut kompas, 28/03/2020 dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti ekonomi, social, pariwisata, dan pendidikan. Surat Edaran yang dikeluarkan pemerintah pada 19 Maret 2020 segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sector sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan.

Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH). Kebijakan ini merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak.

Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring.

Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas pembelajaran daring ini antara lain:

1. Pertama, Penguasaan teknologi yang masih rendah Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi terutama guru generasi X (lahir tahun 1980 ke bawah) yang pada masa mereka penggunaan teknologi belum begitu masif. Sebenarnya

Gambar

Tabel 3.1 Angket Indikator Kedisiplinan Belajar di Rumah di Masa  Pandemi Covid-19
Tabel 3.2 Angket Didiplin Belajar Di Rumah Dimasa Pandemi COVID-19
Tabel 3.3 Penskoran Kedisiplinan Belajar Di Masa Pandemi COVID-19
Tabel 3.4 Klasifikasi skor Kedisiplinan Belajar Di Masa Pndemi COVID-19  Interval Skor  Keterangan  Jumlah Siswa  Presentase (%)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Bagi persepsi pelajar-pelajar Jabatan Pendidikan Teknik dan Kejuruteraan terhadap penglibatan pensyarah dalam e-pembelajaran, dapatan kajian menunjukkan bahawa pelajar- pelajar

BAB III. TATA LAKSANA SURVEY.. 1) Survey untuk memperoleh masukan dari tokoh masyarakat dan lintas sektor terhadap kegiatan,progam dan layanan di puskesmas yang di lakukan satu tahun

analisis data meliputi 3 langkah, yaitu : Persiapan, tabulasi, penerapan data sesuai demgan pendekatan penelitian. Penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam

Dalam hubungannya transparansi dengan meningkatkan kinerja dari perusahaan, prinsip ini mengatur berbagai hal diantaranya mengatur pengembangan teknologi informasi manajemen

mereka tidak henti$henhtinya melakukan sosialisasi untuk menaaga mutu sesuai Standar &suhan Keperawatan (S&K+" amun, semua usaha dari Sub Mutu Komite Keperawatan

Penyimpanan (storage) : LNG disimpan di dalam tangki khusus dengan internal layer dari logam (9% nikel) pada suhu yang sangat rendah ( cryogenic temperature ), insulation

Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk menetapkan posisi kelom- pok dengan menggunakan Matriks Internal Eksternal (IE) untuk memetakan posisi kelompok. Hasil

Pasien thalassemia mayor sangat ketergantungan dengan transfusi darah, karena terjadi kerusakan 2 gen yang mensintesis rantai pada globin, sehingga penderitanya