v 8.0.1 - WML 3 FILE - TA EGI TES PLAGIAT KE 2.DOCX
Plagiarism Checker X - Report
Originality Assessment
Overall Similarity: 23%
Date: Jan 31, 2022
Statistics: 2487 words Plagiarized / 10690 Total words
Remarks: Moderate similarity detected, you better improve the document (if required).
TUGAS AKHIR
ANALISIS NILAI TOTAL MOISTURE DAN ASH CONTENT TERHADAP CALORI VALUE BATUBARA DARI FRONT KE STOCKPILE DI PT. ASIA MULTI INVESTAMA
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Oleh :
EGI SAPUTRA 1610024427017
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN 2021
ABSTRAK
PT. Asia Multi Investama merupakan perusahaan tambang batubara yang berlokasi di
Muara Kilis, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Pada saat proses penggalian dan pemindahan batubara Front 6A dan Front 6B ke Stockpile dari data sampling yang dikumpulkan bahwa terjadi perubahan pada nilai Total Moisture dan Ash Content yang mana itu berpengaruh pada nilai kalori batubara. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian yang dilakukan pada lokasi front dan stockpile bahwa terdapatnya beberapa spot yang mana terdapat genangan air baik pada lokasi front maupun pada lokasi stockpile dan adanya parting parting yang terbawa pada saat proses penggalian dan pengangkutan batubara tersebut.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisis proksimat dengan parameter yang digunakan adalah total moisture, ash content dan calorivic value. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan pada ketiga parameter tersebut yang mana untuk sampel front 6A – Stockpile nilai Total Moisture mengalami kenaikan 4.68%
(Adb), nilai Ash Content juga mengalami kenaikan 1.27% (Adb) dan untuk penurunan nilai Calorivic Value sebanyak 278.00 Kcal/kg(Adb). Dan untuk sampel pada front 6B – Stockpile mengalami kenaikan nilai pada Total Moisture 2.61% (Adb), dan untuk parameter Ash Content juga terjadi kenaikan sebanyak 1.74% (Adb) dan umtuk nilai Calorivic Value parameter ini mengalami penurunan sebanyak 260.00 Kcal/kg (Adb). Dan adapun perubahan 1 yang terjadi padaparameterTotal Moisture danparameter Ash Content akibat adanya genangan air dan adanya kontaminasiyang terjadi padasaat sedang
berlangsungnya kegiatan penambangan sehingga akibat dari terjadinya kenaikan pada nilai TM dan Ash berdampak negatif pada nilai parameter Calorivic Value pada batubara.
Kata Kunci: Total Moisture, Calorivic Value, Ash Content, Stockpile, front penambangan
ABSTRACT
PT. Asia Multi Investama is a mining coal company located in Muara Kilis, Tebo Regency, Jambi Province. During the process of extracting and moving coal front 6A and front 6B to Stockpile from the collected sampling data that there is a change in value of Total Moisture and Ash Content which effect the calorific value of coal. Based on observations at the time of research conducted at the location front and stockpile that there are several spots where there are puddles of water both at the location front as well as on stockpile location and the presence of parting carried during the process of extracting and transporting the coal.
In this study the method used is the proximate analysis method with the parameters used are Total Moisture, Ash Content and Calorific Value. And the result of the study indicate that there is a change in three parameters which are for the sample front 6A – Stockpile score total moisture increased by 4.68% (Adb), the value of Ash Content also an increased by 1.27% (Adb) and for the value of Calorivic Value decreased by 278.00% Kcal/kg (Adb).
And for the sample on front 6B – Stockpile score Total Moisture increased by 2.61% (Adb), the value of Ash Content increased by 1.74% (Adb) and for the value of Calorific Value decreased in value as much as 260.00 Kcal/kg (Adb). And the factors that effect the change in value of total moisture and ash content is a puddle of water and contamination during the mining process so that the result of an increase in the value of TM and Ash Content negative impact on calorific value coal.
Keyword: Total Moisture , Calorivic Value, Ash Content, Stockpile, Mining Front
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan proposal penelitian ini. Rasa terima kasih penulis persembahkan kepada Ayahanda, Ibunda atas do’a dan semangat yang diberikan kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi besar Muhammad ﷺ yang telah menbawa agama islam sehingga menjadi agama yang rahmatan lil alamin .
Penulisan tugas akhir ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak dan oleh karena itu pada kesempatan yang bagus ini saya sebagai penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. 17 Bapak Riko Ervil, M.T.sebagaiKetua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
2. Ibu Riam MarlinaA.ST,MT, sebagai Ketua JurusanTeknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
3. Bapak Jevie C Eka Putra 3 MT, sebagai dosen pembimbingakademik pembimbing I.
4. Bapak Rizto Salia Zakri ST,MT,sebagai dosen pembimbingakademik pembimbing II.
5. Bapak Kepala Teknik Tambang PT. Asia Multi Investama
6. Seluruh Dosen Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknlogi Industri(STTIND) Padang.
7. Orang tua penulis yang telah memberi semangat serta dukungan dan bantuan yang tidak dapat penulis katakan baik dari segi moril maupun materil dalam mendukung penyelesaain penelitian ini.
8. Rekan-rekan Jurusan Teknik Pertambangan khususnya angkatan 16 3 dan karyawan PT.
Asia Multi Investama banyak membantu penulis dalammenyelesaikan penelitian ini.
Semoga amal ibadah di terima oleh Allah SWT dan memberikan balasan atas segala kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa penelitian ini banyak kesalahan sehingga Untuk itu penulis mengharapkan masukan yang positif berupa kritik serta saran demi peningkatan di masa depan. Semoga penelitian yang saya lakukan 21 ini bisa bermanfaat bagikemajuanilmu pengetahuan danmasyarakat luas pada umunya.
Padang , Januari 2022
Egi Saputra
DAFTAR ISI ABSTRAK I ABSTRACT II
KATA PENGANTAR III DAFTAR ISI V
DAFTAR GAMBAR VIII DAFTAR TABEL X
DAFTAR LAMPIRAN XI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Identifikasi Masalah 2 1.3 Batasan Masalah 2 1.4 Rumusan Masalah 2 1.5 Tujuan Penelitian 3 1.6 Manfaat Penelitian 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Profil Perusahaan 4
2.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Asia Multi Investama 4 2.1.2 Kesampaian Daerah 4
2.1.3 Iklim Dan Curah Hujan 5
2.2 Keadaan Geologi Regional Wilayah Penelitian 6 2.2.1 Struktur Geologi 6
2.2.2 Statigrafi 6 2.2.3 Batubara 11 2.3 Landasan Teori 13
2.3.1 Kegiatan Penambangan 13
2.3.2 Proses Pembentukan terjadinya Batubara 14 2.3.3 Klasifikasi Batubara 18
2.3.4 1 Parameter Kualitas Batubara 19 2.3.5Pengambilan Sampel Batubara20 2.3.6Analisis Kualitas Batubara21
2.3.7 KorelasiTotal Moisture dan Ashterhadap Calorie 24 2.4 Penelitian Relevan 25
2.5 Kerangka Konseptual 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30
3.1 Jenis Penelitian 30
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian 30 3.2.1 Tempat Penelitian 30
3.2.2 Waktu Penelitian 30 3.3 Variabel Penelitian 30
3.4 Jenis Data Dan Sumber Data 31 3.4.1 Jenis Data 31
3.4.2 Sumber Data 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data 33 3.5.1 Studi Lapangan 33
3.5.2 Studi Kepustakaan 34
3.5.3 3 Alat Dan BahanPenilitian 34 3.6 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 34 3.6.1 Teknik Pengolahan Data 34
3.6.2 Teknik Analisis Data 35 3.7 Kerangka Metodologi 36
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 37 4.1 Pengumpulan Data 37
4.1.1 Pengambilan Sampel Batubara 37 4.2 Pengolahan Data 39
4.2.1 Pengolahan data Total Moisture pada sampel Front 6A, Front 6B, dan Stockpile 39
4.2.2 Pengolahan data Calori Value pada sampel Front 6 A, Front 6 B, dan Stockpile 44 4.2.3 Pengolahan data Ash Content, volatile, dan Inherent Moisture 46
4.3 Perbandingan nilai TM,Ash dan kalori 1 batubara di front penambangan dan di stockpile 49
4.4 Kondisi aktualdi front dan Stockpile51 BAB V ANALISIS DATA 53
5.1 Menganalisisnilai kalori batubara front dan stockpile53
5.2 Menganalisis Pengaruh perubahannilai total moisture dan ash content Terhadap nilai calorie 54
5.2.1 Menganalisis Pengaruh perubahannilai total moisture dan ash content Terhadap nilai calorie di front 6A dan Stockpile 54
5.2.2 Menganalisis Pengaruh perubahannilai total moisture dan ash content Terhadap nilai calorie di front 6B dan Stockpile 55
5.3 Faktor– Faktor yangmenyebabkan terjadinya perubahannilai total moisture dan ash content57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 58 6.1 Kesimpulan 58
6.2 Saran 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah PT. Asia Multi Investama 5 Gambar 2.2 Peta Lokasi Wilyah IUP PT. Asia Multi Investama 5 Gambar 2.3 Statigrafi Cekungan Sumatera Selatan 7
Gambar 2.4 Peta Geologi PT. Asia Multi Investama 11 Gambar 2.5 Batubara PT. 26 Asia Multi Investama12
Gambar 2.6 Peta Sebaran Batubara di PT. Asia Multi Investama 12
Gambar 2.7 Proses Loading Batubara 14 Gambar 2.8 Skema Pembentukan Batubara 17 Gambar 3.1 Alat Calory meter 32
Gambar 3.2 Alat Moistur meter 32 Gambar 3.3 Alat Content Analyzer 33 Gambar 3.4 Diagran Alir Penelitian 36
Gambar 4.1 1 Pengambilan Sampel di Front37 Gambar 4.2Pengambilan Sampel diStockpile 38 Gambar 4.3 Tabung Gas Oksigen 44
Gambar 4.4 Benzoic Acid 44
Gambar 4.5 Menimbang Sampel 44 Gambar 4.6 Vessel 45
Gambar 4.7 Automatic Calorymeter 45 Gambar 4.8 Sampel Kalibrasi 47 Gambar 4.9 Curible 47
Gambar 4.10 Diagram parameter TM dan ASH 49
Gambar 4.11 kondisi front di PT. Asia Multi Investama 50
Gambar 4.12 proses pemuatan batubara di PT. Asia Multi Investama 50 Gambar 4.13 stockpile PT. Asia Multi Investama tampak dari selatan 51 Gambar 4.14 kondisi di Stockpile PT. Asia Multi Investama 51
Gambar 5.1 diagram parameter TM dan Ash di Front 6A dan Stockpile 53 Gambar 5.2 diagram nilai parameter Calorivic Value batubara Kcal/kg (adb) 54 Gambar 5.3 diagram parameter TM dan Ash di Front 6B dan Stockpile 54 Gambar 5.4 diagram nilai parameter Calorivic Value Kcal/kg (Adb) 55
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil analisis rata-rata kualitas batubara BB-50 27
Tabel 2.2 Perbandingan rata-rata kualitas batubara channel pit-stockpile 28 Tabel 4.1 Hasil uji laboratorium (adb) 38
Tabel 4.2 Hasil uji laboratoruim (arb) 39 Tabel 4.3 Perhitungan kadar air bebas awal 39 Tabel 4.4 Perhitungan residual moisture 40 Tabel 4.5 Perhitungan kadar air bebas 41 Tabel 4.6 Perhitungan residual moisture 41 Tabel 4.7 Perhitungan kadar air bebas awal 42 Tabel 4.8 Perhitungan residual moisture 43
Tabel 4.9 Hasil pengujian Total Moisture sampel batubara 43 Tabel 4.10 Hasil pengujian nilai Calorie (adb) 46
Tabel 4.11 Hasil pengujian nilai Calorie (arb) 46 Tabel 4.12 Hasil pengujian nilai Ash (adb) 48 Tabel 4.13 Hasil pengujian nilai Ash (adb) 48
Tabel 4.14 Hasil perbandingan kalori batubara, 1 Total Moisture dan Ash Content di front dandistockpile Results (Adb) 49
Tabel 5.1 Hasil analisis laboratorium (adb) 52 Tabel 5.2 Nilai calorivic value 52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Salah satu sumber energi yang banyak dimanfaatkan adalah batubara di Indonesia memiliki cadangan batubara cukup besar terutama di pulau Sumatera dan Kalimantan. Batubara adalah susunan mineral yang terdiri dari karbon, hydroge, oksigen, nitrogen, sulfur dan senyawa mineral (Kent1998). Batubara adalah bahan tambang 1 yang terbentuk dari tumbu-tumbuhan yang mati dengan proses danwaktu yang sangat lamadan jugaproses pembentukan batubaratidak terlepas dari adanya proses kimia, fisika serta proses geologi . PT Asia Multi Investama 3 adalah perusahaan yang bergerak di bidangpertambangan yang memanfaatkan sumber daya alam batubara yang sebarannya sangat melimpah di kawasan negara Indonesia, terlebih lagi pada pulau Sumatera. 26 PT Asia Multi Investama telah melakukan aktivitas penambangan sejak tahun 2008 di Muara Kilis, Kabupaten Tebo, Jambi.
Pada industri pertambangan kualitas yang terkandung pada batubara merupakan 3 hal yang harus diperhatikan dan juga terkontrolkarena kualitas batubara itu berhubungan langsung dengan pemasaran batubara tersebutdan juga untuk menghindaripinalty dari konsumen apabila terjadi penurunan kualitas dari kesepakatan awal.
Parameter batubara harus dapat dijaga agar batubara tetap sesuai kesepakatan yang ditetapkan dengan konsumen kepada perusahaan. Untuk penelitian saya ini akan
membahas kualitas batubara di PT. Asia Multi Investama yang memiliki kalori batubara saat di front 5,189 kcal/kg. Namun dalam pengujian batubara dengan jenis yang sama di stockpile kalori batubara penurunan dengan range 4,400 kcal/kg hingga 4,652 kcal/kg, sehingga bisa berakibat pada ketidakpuasan konsumen dan akhirnya perusahaan terkena sanksi sesuai dengan kontrak pembelian. Rendahnya kualitas batubara dapat dikarenakan
1 kondisi sampling yang kurang baik,tidak adanya patokan kualitas, adanya genangan air
di front, adanya kontaminasi pada saat pengangkutan , curah hujan dan drainase yang kuran dan penanganan 3 yang kurang optimalterutama di wilayah stockpile.
Sehingga daripada itu penulis mencoba meneliti untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadinya pada nilai kalori batubara dengan dua parameter yaitu parameter Total Moisture dan parameter Ash Content dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi terjadinya
perubahan nilai pada kualitas batubara. Hal itulah yang menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis 1 nilai Total Moisture dan Ash Content terhadap Caloriebatubara di Front dan Stockpile
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah : 1. Terdapatnya penyimpangan nilai kalori batubara 2. Terdapatnya genangan air di front tambang
3. Adanya kontaminasi 3 pada saat prosespenambangan dan pengangkutan 1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalahdalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Tugas akhirdilakukan di PT.Asia Multi Investama
2. 1 Sampel batubara yangdigunakan adalah batubara sub bituminous pit 6B.
3. Tugas akhir difokuskan pada parameter total moisture dan ash content terhadap nilai kalori batubara
1.4 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah penelitian dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana mendapatkan 1 nilai kalori batubara di Front danbatubara di Stockopile ?
2. Bagaimana pengaruh perubahannilai total moisture dan ash contentterhadapnilai kalori batubara di Front dan Stockpile?
3. Apa sajafaktor yang mempengaruhiperubahannilai Total Moisture dan Ash Content?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dariPenelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Menentukannilai kalori batubarasaatdi Front dandi Stockpile.
2. Menentukan pengaruh perubahannilai Total Moisture dan Ash Contentterhadapnilai kalori batubarasaatdi Front dan Stockpile.
3. Menentukanfaktor – faktor yangmenyebabkan terjadi perubahannilai Total Moisture dan Ash Content.
1.6 Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis
1. Penulis bisa mengaplikasikan teori perkuliahan kedalam kondisi nyata dilapangan dan dapat mengetahui bagaimana proses menganalisisperbandingan kualitas batubara dan apa faktor penyebabnya.
2. Memberikan tambahan pada wawasan dan menambah 16 ilmu pengetahuan yang belum diperoleh dari kegiatan perkuliahan.
3. Mendorong pengembanganilmu pengetahuan yangakan memacu inovasi dan penemuan-penemuan baru.
b. Bagi Perusahaan
1. Secara praktis 21 penelitian ini bisamenjadi masukan bagi perusahaan tambang agar dalam operasional penambangan dapat mewujudkan Good Mining Practice untuk mendukunng pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Develovment) melalui kegiatan manajemen yang optimal.
2. Dapat memberikan masukan untuk perusahaan dalam meningkatkan kualitas batubara sehingga kualitas batubara menjadi lebih baik.
c. Bagi STTIND
Dapat menjadi panduan bagi mahasiswa pertambangan sebagai acuan dalam penyusunan tugas akhir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Perusahaan
2.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Asia Multi Investama
PT. Asia Multi Investama ( PT.AMI ) merupakan 3 perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara yang melakukan penambangan di wilayah Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, KabupatenTebo, Provinsi Jambi dengan SK IUP Operasi Produksi Bupati Tebo No.311 tahun 2014 sejak tanggal 30 April 2014 seluas 4,653 hektar dan telah beroperasi dari akhir tahun 2010 hingga saat ini.
PT. Asia Multi Investama melakukan 1 penambangan dengan metodetambang terbuka open pit (open pit mining) dengan tata cara penambangan open cast mining dimana lapisan penutup akan digali kemudian dipindahkan ke lokasi penimbunan. 3 Dengan menggunakan metodeini maka biaya dan resiko dapat diminimalisirkan sertabiaya yang lebihhemat.
Dalam kegiatan pertambangan tentu dibutuhkan suatu garis besar haluan dalam pelaksanaan aktivitasnya, untuk itu disusunlah dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). PT. AMI menyusun RKAB mengikuti panduan penyusunan RKAB 2019 yang tertuang didalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1806
K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan, Evaluasi Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya, serta laporan untuk Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara.
2.1.2 Kesampaian Daerah
PT. Asia Multi Investama didalam kegiatan pertambangan memiliki izin IUP di kawasan wilayah desa Muara Kilis, Kecematan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo. Lokasi 29 wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP)PT. Asia Muti Investama dapat dicapai dari Kota Padang dengan menggunakan rute transportasi darat langsung dari padang menuju muara kilis dengan Bus dengan waktu tempuh kurang lebih 9 jam dengan rute 3 pada gambar berikut:
Sumber : dokumentasi perusahaan
Gambar 2.1 : peta kesampaian daerah
Lokasi IUP PT. Asia Multi Investama memiliki luas 4.653 Ha dengan izin IUP hingga tahun 2028dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.2 Peta IUP PT. Asia Multi Investama 2.1.3 Iklim dan Curah Hujan
Untuk halnya iklim desa Muara Kilis beriklim tropis dan sama seperti wilayah di indonesia lainnya dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Untuk musim hujan ini akan berlangsung dibulan november hingga sampai pada bulan bulan juni, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan juli hingga sampai pada bulan oktober.
2.2 Keadaan Geologi Regional wilayah penelitian 2.2.1 Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan berupa struktur lipatan dan sesar yang terdapat dalam batuan Pra-Tersier dan Tersier. Untuk batuan pra-tersier yang ada di wilayah pegunungan gumai dengan adayanya intensitas deformasinya yang menujukkan bahwa struktur lipatan yang ada lebih dari satu periode.sedangkan batuan tersier yang ada di sekitar wilayah lahat dan sungai puntang struktur lipatan 3 yang ada dalambatuan berupa sinklin dan antiklin. Dengan sumbu lipatannya barat hingga timur.
Sedangkan di wilayah Muara Cawang terdapat sesar mendatar, Suka rame berarah barat laut - tenggara, mengoyak satuan batu pasir, batu lempung, batu lanau, dan pada formasi Muara Enim terdapat serpih dan napal, Air benakat dan Gumai.
Sesar normal yang terdapat disekitar Batu ninding dan hulu Sungai Saling berarah timur laut-barat daya dan barat laut-tenggara, sehingga mengoyak pada Formasi Muara Enim, Air benakat, Gumai, Talang akar, Formasi Kikim, anggota cawang.diduga penyebab terjadinya sesar- sesar tersebut akibat kejadian tektonik plio-plistosen.
2.2.2 Statigrafi
Daerah IUP penambangan PT. Asia Multi Investama termasuk ke dalam cekungan Sumatra Selatan lebih tepatnya cekungan Palembang, secara umum dapat dikenal satu megacycle (daur besar) yang terdiri dari suatu transgresi dan diikuti regresi. Cekungan 2 Palembang diendapkan selama fase regresi (Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai). Stratigrafi Cekungan Sumatra Selatan menurut (De Coster, 1974) adalah sebagai berikut:
Sumber :De Coster,( 1974)
Gambar 2.3 StratigrafiCekungan Sumatera Selatan
Menurut peta geologi PT. Asia Multi Investama daerah Tambang penelitian termasuk ke dalamFormasi Muara enim dan formasi air benakat.
1. Kelompok Pra Tersier
Untuk kelompok batuan Pra-Tersier 24 ini adalah batuandasar (basemen rock)yang terdapat padacekungan di wilayah sumatera selatan. Yang mana tersusun dari batuan yang termetaforsa yaitu 2 batuan beku mesozoikum, batuan metamorf paleozoikum dan
batuan karbonat.Hasil dating yang dilakukandi beberapa tempat menunjukkan bahwa beberapa batuankapur berusiaakhir sampai eosen awal.Akibat dari intrusi pada batuab beku selama episodeoroganesamesozoikum tengah (mid-mesozoikum)terjadiperlipatan dan pensesaranpadabatuan metamorf paleozoikum-mesozoikum dan batuan sedimen.
2. Formasi Lahat
Formasi lahatyang ada dicekungan wilayah Sumatera Selatan ditemukan batuan tertua tertua yang berusia akhir Mesozoik. Adapun batuandi formasi iniadalah batu pasir Tuffan, breksi,konglomerat dan lempung.Batuan yang ada di formasi inidiperkirakanbagian dari siklus sedimentasidari Continental, yang disebabkan oleh aktivitas vulaknik, tektonikdan proses erosidi akhir kapur- awal tersier.
3. Formasi Lahat Muda
Pada formasi ini terdiri dari beberapaklastika kasar seperti batu pasir, batu lempung, fragmen batuan, breksi,”granit wash”, tuf dan beberapalapisan batubara yangtipis. Semua itu diendapkan pada sebuah lingkungan kontinen. Dan untuk anggota benakatyang ada di formasi ini tersusun atas serpihyang mana berwarna abu-abu hingga kecoklatanyang berlapis denganserpihan tuffan (tuffaceus shales), batu lanau, batu pasir terbentuk diatara bagian tengan cekungan.Pada formasi inidibatasi oleh adanya bidang ketidakselarasan (uncomfirmity) yang terdapat dibagianatas dan bawah formasi. Formasi Lemat berumur Paleosen-Oligosen, yang ditentukan dari spora dan pollen, juga dengan dating K-Ar.Untuk formasi ini memiliki ketebalanlebih dari 2500feet (± 760 m ) yang didapat dari sata
seismik.
4. Formasi Talang Akar
Formasi talang akarberada pada wilayahcekungan sumatera selatan.Formasi ini tersusun atas batu pasir, lanau, serpih dan batu pasir kuarsa serta batu lempung karbonat,
konglomerat, dan batubara. Formasi ini memiliki 7 ketebalan yang bervariasi1500- 2000 feet (sekitar 460-610 m). dan formasi ini memiliki umur oligosen atas- miosen bawah.
2 5. Formasi Baturaja
Formasi Baturaja ini Diendapkan pada bagian intermediate-shelfal di Cekungan Sumatera
Selatan. Bagian bawah formasi kontak dengan Formasi Talang Akar.dan batu gamping bank (bank limestone) menjadi batuan utamayang ada pada formasi baturaja ini.Formasi ini memilki ketebalan rata-rata 200-250 feet (± 60-75 m).dari analisis umur formasi baturaja berumur miosen.
6. Formasi Telisa (Gumai)
Formasi Gumai terjadi pada zaman Tersier, formasi ini terendapkan selama fase transgresif laut maksimum, ke dalam 2 cekungan. Batuannapaladalah batuan yang ada di formasi ini mana banyak memiliki foram plangkton. Untuk ketebalanpada formasi ini bervariasiyang bergantung ke cekungan yang berkisar di 6000–9000 feet (1800-2700 m). danuntuk formasi gumai inidisimpulkan berada pada usia Miosen awal- Miosen tengah.
7.Formasi Air Benakat(lower palembang)
Formasi ini diendapkan selama awal fase siklus regresi.Adapun batuan yangyang ada di formasi ini terdiri daribatu pasir glaukonitan, batu lempung, batu lanau, dan batu pasir yang mengandung unsur karbonatan.Untukketebalan formasi ini bervariasi dari 3300-5000 feet (1000-1500 m). Dan jenisfauna yang adaantarlain Orbulina Universa d’Orbigny, Orbulina Suturalis Bronimann, Globigerinoides Subquadratus Bronimann, Globigerina Venezuelana Hedbergdll,yang menunjukkan umur Miosen Tengah N12-N13.
Formasi ini diendapkan di lingkungan laut dangkal.
8. Formasi Muara enim(middle palembang)
Diformasi muara enimini komposisi batuanya terdiri dari batu pasir, batu lempung,dan lapisan batubara. Batas bawah dari Formasi ini di bagian selatan cekungan berupa lapisan batubara yang biasanya digunakansebagai marker dan ketebalan lapisanbatubara menurun dari selatan ke utara pada cekungan ini.Untukketebalan formasi ini1500-2500 feet (450-750 m dan memiliki umur pada masa Miosen akhir- Pliosen,untuk tempat pengendapan formasi ini berada dilautan dangkal hingga bagian dasar.
9. Formasi Kasai (upper palembang)
Formasi ini adalah yang termuda di antara formasi yanga adadi Cekungan Sumatra Selatan. Danpengendapanselama orogenesa padaPlio- Pleistosendan proses erosi
Pegunungan Barisan danTiga puluh. batu pasirtuffan, lempung, dan kerakal dan lapisan tipis batubaraadalahkomposisi dari formasikasai ini. Dan diperkirakan berumur plio- pleistosen.
Peta Geologi daerah penambangan PT. Asia Multi Investama dapat dilihat Gambar berikut :
Sumber : Dokumentasi Perusahaan
Gambar 2.4 Peta Geologi PT. Asia Multi Investama 2.2.3 1 Batubara
Batubara yang terdapat diPT. Asia Multi Investama yaitu berjenis Sub-bituminus dengan berwarna hitam agak kecoklatan, rapuh, tidak mengkilap, pecahan tidak menyudut, bahkan masih sering di temukan fosil-fosil kayu terselip di 24 lapisan batubara tersebut.Batubara di PT. Asia Multi Investama dapat dilihat Gambar berikut ini :
Gambar 2.5 Batubara PT. Asia Multi Investama
Batubara di PT. Asia Multi Investama memiliki kandungan kalori 4611 kcal/kg sampai dengan 5833 kcal/kg. Dengan Striping Rasio 1 : 2 3 dan target produksibatubara 30.000 ton/bulan.Sebaran cadangan batubara dapat dilihat gambar berikut :
Sumber : Dokumentasi perusahaan
Gambar 2.6 Peta sebaran cadangan batubara PT. Asia Multi Investama 2.3 Landasan Teori
2.3.1 Kegiatan Penambangan
Berdasarkan bentuk dan karakteristik lapisan batubara serta lapisan penutupnya, metode yang diterapkan adalah open cast mining dimana lapisan penutup akan digali kemudian dipindahkan ke lokasi penimbunan 3 dengan menggunakan alatangkut DT. Adapun kegiatan penambangan di PT Asia Multi Investama adalah proses penggalian, pemuatan dan pengangkutan .
a) Penggalian, Pemuatan dan pengangkutan Batubara
Kegiatan penggalian, pemuatan dan pengangkutan merupakan kegiatan dariproses yang
dilakukanperusahaan untuk penambangan batubara yang dilakukan setelah berbagai tahapan sebelumnya telah terlaksana. Sebelum mendapatkan batubara dilakukan proses penggalian, Proses penggalian overburden atau proses overburden removal.
Setelah proses overburden removal, kemudian proses expose, dimana proses expose adalah kegiatan membuka overburden untuk membuka batubara. Setelah dilakukan maka batubara bisa diambil menggunakan Excavator Hitachi Zaxis 330 yang memiliki kuku untuk seam batubara yang tebal. Lalu dimuat dengan menggunakan Excavator yang sama ke dalam Dump Truck. Dapat dilihat gambar 2.7. Kemudian batubara diangkut dengan menggunakan DT (Dump Truck) tipe Mitsubishi Ps 220. Proses eksploitasi batubara dan pengangkutan batubara dilakukan oleh PT. Asia Multi Investama itu sendiri. Setelah proses loading batubara selanjutnya tahap hauling batubara, kemudian batubara dibawa menuju timbangan untuk ditimbang agar dapat mengetahui volume batubara sesampainya di timbangan dan disimpan di stockrom terlebih dahulu.
Su mber: dokumentasi perusahaan
Gambar 2.7 Proses Pemuatan (loading) batubara
2.3.2 Proses Pembentukan terjadinya Batubara
Batubara adalah jenis bahan bakar fosil. Batubara adalah jenis batuan terbentuk dari endapan batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Dan Batubara terbentuk dari tumbuhan terendapkan dan diubah oleh kombinasi dari pengaruh tekanan dan panas yang lama sehingga terbentuk lapisan batubara yang ada saat ini.
Batubara adalah substansi heterogen yang bisa terbakar dan terbentuk dari banyak komponen. Batubara bisa juga dikategorikan sebagai batuan sedimen 1 yang terbentuk
dariadanya pembusukan pada tumpukan tanaman yang mati selama kira-kira 300 juta tahun yang lalu.
Menurut Muchjidin, (2006), proses terbentuknya batubara 3 ada beberapa tahapanyaitu antara lain :
a. Tahap pertama : Pembentukan Gambut
Pada tahap awal ini adalah rangkaian dari pembentukan batubara (coalification) yang mana ditandai dengan adanyaterhadap reaksi biokimia yang luas. 1 Dalam batubara yang muda masih terdapat ranting, daun, spora, bijih dan resin, sebagai sisa. dari Bagian–bagian tumbuhan yang terurai di bawah kondisi aerob disertai pengaruh dari iklim. Proses ini disebut pembentukan humus (humification) sehingga membentuk gambut.
b. Tahap kedua : Pembentukan Lignit
Proses terbentuknya gambut berlangsung tanpa menutupi endapan gambut tersebut.
Dibawah kondisi yang asam. Dengan berubahnya topografi gambut menjadi terkubur di bawah lapisan lanau (silt) dan pasir ang diendapkan di sungai dan rawa. Semakin dalam terkubur, maka sedimen yang menghimpitnya semakin bertambah disertai dengan suhu yang naik . Tahap ini disebut dengan tahap metamorfik. Yaitu pembentukan lignit yang memiliki rank rendah.
c. Tahap ketiga : Pembentukan batubara subbitumen
Tahap selanjutnya ialah pengubahan batubara bitumen rank rendah menjadi batubara bitumen rank pertengahan dan rank tinggi. Selama tahap ketiga, kandungan hydrogen akan tetap konstan dan oksigen turun. Tahap ini disebut juga tahap pembentukan batubara subbitumen (sub-bituminous coal).
d. Tahap keempat : Pembentukan batubara bitumen
Tahap keempat ini adalah tahap pembentukan batubara bitumen (bituminous coal), dengan kandungan hydrogen yang turun dan menurunnya jumlah oksigen secara pelahan – lahan, tidak secepat tahap – tahap sebelumnya.
e. Tahap kelima : Pembentukan antrasit
3 Tahap selanjutnya adalahtahapan antrasitasi.Pada tahap inioksigen hamper konstan,
sedangkan hydrogen turunlebih cepat dibandingkantahap–tahap sebelumnya. 1 Proses pembentukan batubaraterlihat merupakan serangkaian reaksi kimia. Suatu diagram yang menunjukkan proses dekomposisi (penguraian), pengendapan dan tekanan yang
menyebabkan adanya kenaikan rank batubara sampai terbentuknya batubara rank paling tinggi.
Untuk tempat proses terbentuknya batubara ada 2 macam teori 3 yaitu :
a.Teori Insitu, teori menyebutkan bahwa semua vegetasi hidup , kemudian mati dan diendapkan pada tempat itu juga sampai pada proses pembatubaraan (coalification).
b. Teori Drift, menyatakan bahwa semua vegetasi hidup kemudian mati, tertransportasi dan diendapkan tempat lain sampai terbentuknya gambut dan diikuti oleh proses
pembatubaraan (coalification)
sumber : Muchjidin, 2006
Gambar 2.8 Skema pembentukan batubara 2.3.3 Klasifikasi Batubara
Klasifikasi batubara berdasarkan tingkat pembatubaraan, 1 biasanya digunakan untuk menentukan pemanfaatannya. Batubara terbagi dalam lima tingkatan yaitu batubara gambut (peat), lignit (lignite), sub bituminus (sub bituminous), bituminus (bituminous), dan antrasit (antrasite) (Muchjidin, 2006).
a. Gambut
Terjadi pada tahapan permulaan pembentukan batubara. Gambut terdapat banyak
diberbagai tempat (negara) di dunia, diantaranya terutama terdapat di Indonesia, Irlandia, Kanada, Finlandia, Rusia, dan lain-lain.
b. Lignit
Dihasilkan dari tahapan proses pertama dalam gambut yang terkubur. Warnanya coklat tua, berserak-serakan dan terdiri dari material tumbuhan 7 yang telah matimembusuk.
Lignit kadang-kadang disebut brown coal, namun sebagian para peneliti
mempertimbangkan bahwa brown coal dan lignit berbeda sejarah pembentukannya.
c. Sub bituminus
Suatu peralihan perubahan dari lignit ke bitumninus. Warnya mulai hitam tetapi belum begitu keras. Dengan porositas yang lebih kompak dari lignit, namun tidak sekompak bituminus.
d. Bituminus
Warnanya hitam dan keras, karenannya disebut hard coal, dapat berupa steam coal dan coking coal. Batubara ini memiliki warna yang hitam dengan pita-pita mengkilat seperti keramik.
e. Antrasit
Batubara ini memiliki tingkat kekerasan yang lebih dari bituminus, dan tidak memperlihatkan pita-pita. Antrasit memiliki jumlah terbatas di beberapa negara.
2.3.4 1 Parameter Kualitas Batubara
Kualitas batubara terkadang menjadi faktor utama konsumendalam pengambilan
keputusan untuk memilih produk yangditawarkan oleh produsen. Dengan adanya kualitas batubara yang memenuhi permintaan dari konsumen maka dapat memuaskan konsumen sehingga meningkatkan pendapatan produsen itu sendiri. sehingga perlu adanya
kesepakatan harga standar 1 terhadap kualitas batubara yangdiinginkan konsumen dengan yang dimiliki perusahaan.Untuk mengetahui kualitas batubaramaka dari itu diperlukan adanya pengujianterhadap kualitas batubara yang dihasilkan.
Untuk menjaga kualitasdari batubara yang sudahdilakukan penambangan, maka perlu diperhatikan kegiatan atau penanganan lanjutan dari batubara sebelum sampai ke konsumen. Karena masalah akan mucul jika terjadi perubahan atau penurunan kualitas batubara setelah dilakukan penambangan baik ketika batubara berada di lokasi
penyimpanan ataupun ketika pengiriman.
Bentuk akhir batubara ketika dikirimkan ke pasar 3 adalah suatu produk.Produk ini mempunyai berbagai karakteristik kualitas yang diturunkan dari karakteristik bawaan (inherent) sumber, yang berubah karena adanya proses penambangan, kuantitas dan lokasi tertentu, penggunaan teknologi dan pemanfaatan, sehingga memenuhi spesifikasi yang diinginkan. Dalam konteks ini perlu dicatat bahwa kualitas harus diartikan sebagai penyampaian spesifikasi yang konsisten dan berguna. Adapun 1 parameter kualitas batubaraadalah:
1. Total Moisture 2. Inherent Moisture 3. Fixed Carbon 4. Ash
5. Volatile Matter 6. Total Sulfur 7. Calory Value
2.3.5Pengambilan Sampel Batubara
Pengambilan sampel dilakukanuntuk memperoleh contoh batubara yang mewakili secara keseluruhan dan benar sesuai dengan standar acuan. Untuk itu diperlukan pengambilan contoh yang sistematis yang dapat mengatasi kesalahan sekecil mungkin.
Berdasarkan pada lokasi nya, pengambilan contoh batubara secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Pengambilan di tempat asalnya (insitu)
Pengambilan contoh batubara disini dilakukan dengan masih di tempat aslinya, jadi belum mengalami proses penambangan, misalnya 1 batubara di front.
b. Pengambilan di luar tempat aslinya (eksitu)
Pengambilan contoh batubara disini adalah batubara yang tidak berasal dari tempat aslinya dan telah mengalami pemindahan selama proses penambangan, misalnya pada stockpile atau pada gerbong dan kapal.
Adapun pengambilan 3 Sampel yang dilakukan menggunakan metode antara lain :
a. 1 Channel Sampling
Pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan pada lapisan batubara yang sudah tersingkap lapisannya, misalnyapengambilan sampel pada dinding atau
lantai dipermukaan tambang. Pada permukaan ini dibuat channel dari atas (top) sampai bawah (base) lapisan batubara, tetapi pada permukaan batubara yang akan dijadikan sampel harus dalam keadaan bersih dan segar (fresh and clean). Cara pengambilan contoh batubara harus diusahakan tegak lurus terhadap bidang perlapisan 1 dan mewakili intervaldanurutan bagian atas hingga bawah secara utuh. Jarak interval antara satu channel yang lainnya tergantung variasi batubara pada lokasi penambangan.
b.Grid Sampling
Pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan pada batubara yang tersingkap di lantai, di samplingbebrapa titik hingga membentuk grid – grid dianggap mewakili. Biasanya dilakukan saat menjumpai singkapan batubara saat eksplorasi danbatubara yang ada di stockpile.
2.3.6 Analisis Kualitas Batubara 1.Analisis Proksimat
10 Analisis proksimat merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui kandungan relatif zat terbang (volatile matter), kandungan air (moisture content), komponen anorganik berupa abu(ash) sebagaihasil pembakaran, serta karbon tertambat (fixed carbon). Analisis proksimat ini mengacu pada standar American Society for Testing and Materials dan terdiri dari:
a. Moisture (Kandungan Air Total)
1. 1 Kandungan Air Bebas(Free Moisture)
Free moisture adalahair yang ada dipermukaan batubara yang mana di sebabkan oleh pengaruh dari eksternal, seperti contoh pengaruh cuaca dan pengaruh iklim. Free moisture juga merupakan 6 jumlah air yang menguap apabilasampel batubaradikeringkan dalam ruangan terbuka pada kondisi tertentuhingga mendapat nilai berat konstannya. Berat konstan adalah apabila berat pada dua penimbangan terakhir dicapai
(Sumber: Batubara Indonesia, 2014) Keterangan :
FM = Free Moisture (%) M1 = Berat nampan kering
M2 = Berat nampan + contoh sebelum dikeringkan M3 = Berat nampan + contoh setelah dikeringkan 2. Residual Moisture (Kandungan Air Sisa)
Kandungan air sisa adalahjumlah air yang menguap darisampel batubarakering (setelah Freemoisture)apabila dipanaskan kembali pada suhu115˚C, tahap dilakukan utntuk mendapat hasil Residual moisture.
(Sumber: Batubara Indonesia, 2014) Keterangan :
RM = Residual Moisture (%) M1 = Berat nampan kering
M2 = Berat nampan + contoh sebelum dikeringkan M3 = Berat nampan 7 + contoh setelahdikeringkan
3. 1 Kandungan Air Total(Total moisture)
Kandungan air total adalah banyaknya kandungan air yang terkandung pada batubara dengankondisi yang diterima baik terikat secara kimiawi atau pengaruh kondisi dari eksternal seperti iklim, ukuran butir dan proses penambangan. Nilai kandungan air total (TM) didapatkan 6 dari hasil perhitungan nilai Free Moisture dan nilai Residual Moisture.
(Sumber: Batubara Indonesia, 2014) Keterangan :
TM= Total Moisture(%) FM = Free Moisture (%) RM = Residual Moisture (%) b. Inherent Moisture
23 Inherent Moisture merupakan kandungan air yangsudah adasaat terbentuknya Batubara tersebut.Inherent Moisture 1 berhubungan erat dengan nilai kalori, umumnya apabilakandungan air bawaan berkurang maka nilai kalori meningkatbegitupun
sebaliknya.
(Sumber: Batubara Indonesia, 2014) Keterangan :
IM = Inherent Moisture (%)
4 W1 = Berat cawan kosong+ tutup
W2 = Berat cawan + tutup + sampel (sebelum dipanaskan) W3 = Berat cawan + tutup + sampel(setelah dipanaskan) c. Kandungan Zat Terbang (Volatile matter)
Volatile matter merupakan zat aktif pada batubara untuk mendapatkan energi atau panas apabila batubara tersebut dibakar, zat terbang merupakan zat aktif yang akan
mempercepat pada saat proses pembakaran berlangsung. 6 Zat terbang terdiri dari kumpulan gas – gasyang mudah terbakar sepertiHydrogen (H), Karbon Monoksida (CO) dan Metana (CH4).
(Sumber: Batubara Indonesia, 2014) Keterangan :
VM = Volatile matter (%)
IM = Inherent Moisture (%)
4 W1 = Berat cawan kosong+ tutup
W2 = Berat cawan + tutup + sampel (sebelum dipanaskan) W3 = Berat cawan + tutup + sampel(setelah dipanaskan) d. Kandungan Abu (Ash Content)
Ash Content adalah sisa – sisa 1 zat anorganik yang terkandung dalam batubara setelah dibakar.Ash Contentdihasilkan dari pengotor bawaan dalamtahapproses pembentukan Batubaraatu dari proses penambngandinyatakan dalam %.
(Sumber: Batubara Indonesia, 2014) Keterangan :
ASH = Ash Content (%)
4 W1 = Berat cawan kosong+ tutup
W2 = Berat cawan + tutup + sampel (sebelum dipanaskan) W3 = Berat cawan + tutup + sampel(setelah dipanaskan) W4= Berat cawan + tutup(Abu dibuang)
e. Fixed Carbon (Karbon Tertambat)
Merupakan karbon yang tertinggal sesudah zat belerang dan kandungan airnya hilang. 11
Dengan adanya pengeluaran zat terbang dan kandungan air maka karbon tertambat secara otomatis akan naik, sehingga semakin tinggi kandungan karbon maka kelas batubaranya akan naik.Karbontertambat didapat dari 100% dikurangijumlah dari kandunganair bawaan, abu dan zat terbang yangakandinyatakan dalam %.
(Sumber: Batubara Indonesia, 2014) Keterangan :
FC = 22 Fixed Carbon (%) IM = Inherent Moisture(%) ASH = Ash Content (%)
VM =Volatile Matter (%)
2.3.7 Korelasi Total Moisture dan Ash Content terhadap Calori 1. Total Moisture
Besarnya 1 Kandungan Air yang terkandungdibatubara akan berpengaruh terhadapnilai kalori batubaratersebut, karena semakin besarKandungan Air Totalmaka akan
membutuhkan lebih kalori untuk penguapan air tersebut.
Semakin tinggi rank pada suatu Batubara maka akan semakin kecil pula porositas Batubara tersebut atau Batubara akan semakin menjadi padat. Dengan demikian akan semakin kecil juga moisture yang dapat diserap dalam pori batubara tersebut. Maka 8 Hal ini
menyebabkan semakin kecilpula kandungan moisture yang ada khususnya inherent moisture. Dalam kegiata industri pertambangan ada beberapa pengaruh yang tidak bisa dielakkan yaitu 1 cuaca dan iklimseperti hujan yang turun maka hal itu bisa
menyebabkan bertambahnya kadar Moisture, terutama batu Batubara yang berukuran kecil dan telah tertumpuk lama.
2. Ash Content
Kandungan Ash yang ada pada Batubara berdampak pada kalori Batubara tersebut, karena kalori yang ada digunakan untuk membakar pengotor dalam Batubara sehingga semakin besar nilai ash maka akan semakin turun juga nilai calorific value.
2.4 Penelitian Relevan
1 1. Analisis PerbandinganKualtasBatubara TE-67 di Front Penambangan dan Stockpile di
Tambang Air Laya PT Bukit Asam, Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan.
Penelitian ini dilakukanoleh Tri Anriani dkk. 5 Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan.Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan nilai 1 kualitas batubara TE-67 di front penambangan dan stockpile di tambang air layadengan penurunan pada nilai rata - rata parameter kalori batubara dan
total sulphur serta kenaikan pada nilai 3 rata – rataparameter ash content dan total moisture. 1 Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kualitas padabatubrayang ada di front dan stockpile untuk mengetahui bagaimanakualitsnyadan faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab penyimpangan kualitas batubara. Penentuan kualitas batubara menggunakan metodeanalisis kualitas batubaradimana menganalisis nilai Calorivic Value.
Hasil penelitian pada kalori batubaramengalami penurunan sebesar 271 Kcal/kg, Total Sulfur mengalami kenaikan sebesar 0,20 %, Ash Content mengalami kenaikan sebesar 1,40
%.Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan adalah jenis sampel batubara dan lokasi penelitian yang berbeda. Hasil penelitian ini yang dilakukan oleh penulis 1 untuk mengatasi penyimpangan kualitas batubara di front dan stockpile, adalah : Mengatasi bias (penyimpangan) pada pengujian kualitas batubara di Front dengan cara Sampling pada Front yang benarsesuai dengan ASTM atau British Standart. 1 Pemasangan patok kualitas yang baik, Melakukan teknik Ripping yang benar, Menghindari masuknya kontaminan pada saat proses penambangan, Mengatasi Fine coal akibat proses penanganan (handling), Menetapkan manajemen stockpile yang baik.
2. Analisis Perbandingan kualitas batubara di front dan stockpile di PT.FIRMAN KETAUN PERKASA.
Penelitian ini dilakukanoleh Andri Toding, Agus Triantoro dan Riswan.Jurusan teknik pertambanganUniversitas Lambung Mangkurat. Setelah dilakukan pengamatan di lapangan dan analisis data mengenaipenelitian yang dilakukan,maka dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut:
1.Hasil analisis perbedaankualitas batubara padalokasipenambangan dan stockpile antara lain :
a.Kenaikan : TM ar (0,99% 3,85%), Ash adb (0,04% 4,29%), Ash ar (0,11% 3,69%), TS adb (0,01% 1,02%), TS ar (0,01% 0,92%), CV cal/gr adb (10 246), CV cal/gr ar (6 355).
b. Penurunan : TM ar (1,81% 3,42%), Ash adb (0,55% 1,16%), Ash ar (0,02% 1,08%), TS adb (0,02% 1,25%), TS ar (0,01% 0,94%), CV cal/gr adb (34 562), CV cal/gr ar (18 247).
Dari penelitian jurnal ini banyak sekali penyebab terjadi 8 penurunan kualitas batubara.
Satu diantaranya adalah terdapat kontaminasi didalam 1 lapisan batubara yang
diproduksi, dankontaminasi yang sering terjadipada saat penambangan adalah lapisan overburden yang ikut terambil
3. Analisis pengaruh perubahannilai total moisture,ash contentdan total sulfurterhadap nilai kalori batubaraBb-50 di tambangbanko barat PT. Bukit Asam, (Tbk). Penelitian ini dilakukanoleh Muhammad agil padhili
Tabel 2.1. Hasil analisis 4 rata-rata kualitas batubaraBB-50
a.Rata-rata nilai kalori(GCV) di front sebesar 5037 Kcal/Kg.Ar, kemudiannilai
kalori batubaradistockpile sebesar 4928 Kcal/Kg.Ardan nilai kalori batubaradi gerbong kereta api sebesar 4869 Kcal/Kg.Ar. Rata-rata 1 nilai total moisturedi front sebesar 27,87%.Ar, kemudian di stockpile sebesar 27,84%.Ar dan di gerbong kereta api sebesar 29,49%.Ar. Rata-rata nilai ash content di front sebesar 2,01%.Ar, kemudian di stockpile sebesar 4,01%.Ar dan di gerbong kereta api sebesar 3,63%.Ar. Rata-rata nilai total sulphur di front sebesar 0,49%.Ar, kemudian di stockpile sebesar 0,41%.Ar dan di gerbong kereta api sebesar 0,51%.Ar.
b. Parameter yang mengalami perubahan nilai yang signifikan dari front ke gerbong kereta api adalah parameter nilai kalori (GCV) 1 mengalami penurunan sebesar96.056-240.610 Kcal/Kg.Ar, ash conten mengalami kenaikan nilai sebesar 1.06-2.18 %.A danTotal Moisture mengalami kenaikan sebesar0.851-2.38%.Ar.
c. Rata-rata 8 nilai kalori batubaradi front dan stockpile masihsesuai dengan spesifikasi batubara BB-50 yang ditetapkan perusahaan, namun untuk rata-ratanilai kalori batubaradi gerbong kereta api sudah tidaksesuai dengan spesifikasibatubara BB-50. Rata-rata nilai total moisture di front, stockpile dan gerbong kereta api melebihi spesifikasi batubara BB-50 dan rata-rata nilai ash content dan total sulphur masih sesuai dengan spesifikasi batubara BB-50 yang ditetapkan perusahaan.
4. 15 Quality control batubara darichannel pitmenuju stockpile PT. KUASING INTI MAKMUR.Penelitian ini dilakukan oleh Farisnayan Indragus Sugianto, Bayurohman
Pangacella Putra, R. Andy Erwin Wijaya.
Tabel 2.2Perbandingan rata-rata kualitas batubarachannel pit-stockpile
diketahui bahwa terjadi kenaikan nilai total moisture pada saat channel- pit di front penambangan menuju stockpile.
9 Dimana kenaikan kandungan air (total moisture), disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya yaitu :
a. Penambangan batubara di PT. Kuansing Inti Makmur dilakukan pada saat musim penghujan.
b. Adanya 14 curah hujan yang cukupsering mengakibatkan Moisture batubara pada saat di dilakukanpenambangan di pitmengalami kenaikan.
9 c. Sistem drainage yang tidak berfungsi dengan baik, mengakibatkan terjadi genangan
dibeberapa spot ditimbunan batubara di stockpile, akibatnya nilai total moisture menjadi naik.
19 d. Tidak adanya penutup atau terpalpada timbunan batubara yang ada di Stockpile sehingga mengakibatkanbatubara terkena air hujansecara langsungyang mana mengakibatkan kandungan air (total moisture) menjadi naik.
5. Penanganan kualitas batuabar dari pit – stokpile – penjualan. 1 Penelitian ini dilakukan oleh L Pulungan, V Arbianto.
Pada penelitian ini dilakukanpenanganan yang dilakukan :
a. Batubara yang terpapar harus bebas dari kontaminasi lumpur, material lepas, humus b. Bersihkan atap batubara. Jika masih prospek diambil maka dapat diubah menjadi
batubara pengotor 4 yang nantinya dapatdiolah menjadi batubara bersih melalui prose pencucian
c. Jika terdapat batubara berpita (yang memiliki banyak sisipan) maka batubara berpita dapat dilepas/dikeruk dengan eksavator sebelumnya.
Penanganan kualitas 8 batubara di stockpile
Manajemenpenyimpanan batubara di stockpile sangat penting dalammenajemen stockpile.Hal yang perlu diperhatikan adalah desain stockpile dan sistem penumpukan. 2.5 Kerangka Konseptual
Berdasarkan hal diatas, Dapat penulis simpulkan secara ringkas dalam kerangka konseptual
3 sebagai berikut :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 JenisPenelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakanjenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimental adalah 12 sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara
mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen.
Hasil dari 16 penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagaipenemuan baru dalam skala laboratorium.
3.2Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penulis melakukan rangkaian penelitian ini di 2 lokasi yang berbeda, berikut ini penjelasannya:
1. 1 Tempat Pengambilan Sampel
Penulis melakukanpengambilan sampel diPT. Asia Multi Investama di desa Muara Kilis, Kecematan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi
2. Tempat Pengujian Kualitas Sampel
Penulis melakukan Pengujian kualitas sampel di Laboratorium uji sampel 3.2.2 4 Waktu Penelitian
Waktupelaksanaan penelitian merupakan waktuyang akan dipergunakanpenulis untuk melakukan penelitian dari 12 Juli 2021 sampai 1 Agustus 2021.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian 25 adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Maka variabel dari 1 penelitian ini adalahMengamati dan menganalisis pengaruhTotal Moisture dan Ash Content
terhadap Kualitas batubara padawilayah izin usaha pertambangan batubara PT. Asia Multi Investama
14 Pada penelitian iniyang menjadi variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat , seperti beriku :
1. Variabel bebas
Variabel bebasdalam penelitian inimerupakannilai Total Moisturedan ash 2. Variabel terikat
Variabel terikat 27 dalam penelitian ini merupakankualitas batubara di PT. Asia Multi Investama
3.4 Jenis Datadan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data
1. Data primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan 1 dengan melakukan pengamatanlansung dilapangan. Antara lain:
a.Sampel batubara di front dan stockpile.
b.Pengujian sampel di laboratoriumyang meliputi: moisture, ash content dan calory
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu 3 data yang diperoleh daridata-datayang sudah ada antara lain:
1.Informasi Umum Pertambangan PT. Asia Multi Investama a. Sejarah dan profil perusahaan
b. Peta IUP PT. Asia Multi Investama c. Peta kesampaian daerah
2. Laboratorium pengujian kualitas sampel a. Analisa 6 nilai kalori denganalat calory meter
Sumber: bdtbt.esdm.go.id Gambar 3.1 Alat Calory Meter
Calory meter adalah alat untuk mengetahui jumlah kaloriyang terdapat pada batubara b. Analisa nilai total moisture dengan moisture meter
Sumber: bdtbt.esdm.go.id Gambar 3.2 Alat Moisture Meter
Moisture meter adalah sebuah alat uji digital yang berungsi untuk mengukur kandungan kadar air atau tingkat kekeringan suatu benda
(batubara). 20 Alat ini juga dapat menghitungkelembapandalam segala kondisi, baikitu terhampar maupun dalam keadaan tersimpan disuatu tempat tertentu
c. Analisis ash content menggunakan alat content analyzer
Sumber: bdtbt.esdm.go.id
Gambar 3.3 Alat Content Analyzer
Content Analyzer adalah alat untuk mengukur kadar abu 3 yang terdapat padabatubara yang di uji adapun namadari alat ini adalahfurnace
3.4.2 Sumber Data
Sumber data yang didapatkan berasal dari pengamatan langsung 16 pada saat melakukan penelitian, arsip-arsip dan dokumentasi dari PT. Asia Multi Investama dan hasil pengujian dari laboratorium uji sampel.
3.5 14 Teknik Pengumpulan Data
Dalamteknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu:
3.5.1 Studi Lapangan
Studi lapangan yaitu cara mendapatkan data primer yang dibutuhkan dengan melakukan pengamatan lansung kelapangan atau tempat kerja seperti:
1. Melakukan pengambilan langsung Sampel batubara di front penambangan dengan
metode channel sampling. Channel sampling yaitu: suatu metode (cara) pengambilan contoh dengan membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak galian. 18 Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan.
2. Melakukan pengambilan langsung sample batubara di stockpile dengan metode grid sampling. Grid sampling yaitu adalah suatu metode (cara) 1 pengambilan contoh dengan metode dilakukan pada batubara yang tersingkap di lantaiatau yang setelah ditambangdi sampling beberapa titik dan membentuk grid-grid yang dianggap mewakili.
3. Melakukan analisis kualitas batubara 14 di laboratorium yangmeliputi:moisture, ash contentdan calori value.
3.5.2 Studi Kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data Sekunder yang dibutuhkan dengan membaca buku-buku literatur 3 yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahasdan data-data serta arsip perusahaansehingga dapat digunakan sebagailandasan dalam pemecahan masalah.
3.5.3Alat dan BahanPenelitian 1. Alat Penelitian
Pada dasarnya alat yang dipergunakan dalam melakukanpenelitian ini adalah sebagai berikut:
a)Palu.
b) sekop.
c) Kantong Plastik.
d) Meteran.
e) Kamera.
2. Bahan Penelitian
Bahan yang dipergunakan 1 dalam melakukan penelitian ini adalah sampel Batubara di front dan stockpile.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data 3 yang dilakukan dalam tugas akhir iniyaitu dengan
menggabungkan antara teori yang sudah adadengan data-data yang ada dilapangan.
Sehingga didapatkan pendekatan penyelesaian dari rumusan masalah
3.6.2 16 Teknik Analisis Data
Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka dilakukan analisis datadari pengolahan datayang didapat. Pada analisis data ini dapat menentukan hasil akhir dari 1 penelitian yang dilakukan.
1. Menganalisis nilai pengujian kalori batubara pada saat di front.
2. Menganalisis nilai pengujian kalori batubara pada saatdi stockpile
3.Membandingkan kalori batubara pada saatdi front dan stockpile danpengaruh TM dan Ash terhadapa perubahan kalori yang ada
Langkah-langkah analisis datadi laboratorium
Dilakukan analisa proksimat untuk mengetahui kandungan nilai kalori, total moisture,dan ash content pada batubara
3.7 Kerangka Metodologi
Kerangka 3 metodologi yang digunakan adalahseperti diperlihatkan pada gambar diagram alir dibawah ini:
Gambar 3.4 Diagran Alir Penelitian BAB IV
PENGUMPULAN
DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data
Pada bab ini berisikan data yang diperlukan dalam penelitian Analisis 1 nilai Total Moisture dan Ash Content terhadap kualitas batubara di front dan stockpile di PT.Asia Multi Investama kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data. 28 Data yang
dikumpulkanmerupakandata primer yaitu databerupa pengamatan langsung dilapangan, yaitu
4.1.1 Pengambilan Sampel Batubara
1. 1 Pengambilan Sampel Batubara di Front
Pengambilan sampel batubara di front dengan menggunakan metode channel sampling yaitu suatu metode atau carapengambilan contoh denganmembuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bahan galian
Gambar 4.1Pengambilan Sampel di Front
2. Pengambilan Sampel Batubara di Stockpile
Pengambilan sampel batubara di Stockpile menggunakan metode grid samplingyaitu suatu metode atau carapengambilan contoh dengan metode dilakukan pada batubara yang tersingkapdilantai atau yang setelah ditambangdi sampling beberapa titik dan membentuk grid-grid yang dianggap mewakili
Gambar 4.2Pengambilan Sampel di Stockpile 3.Metode pengambilan sampel
a.Channel sampling: Pengambilan sampel dilakukan pada lapisan batubara yang telah tersingkap, seperti pada dinding atau lantai jenjang dalam tambang, dibuat channel pada permukaan lapisan dari atas, tengah,dan bawah denganukuran lebar 15-20 cm dan mewakili interval dari urutan bagian atas hingga bawah secara utuh.
b.Grid sampling: Pengambilan contoh dengan metode ini dilakukan pada batubara yang tersingkapdilantai,disampling beberapa titik dandibentukgrid-grid yang dianggap mewakili.
4. Hasil Uji Laboratorium
Pengujian ini dilakukan di laboratorium Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang pada tanggal 14 juli 2021
Tabel 4.1
Hasil Uji Laboratorium Results (Adb) Parameter
Results (Adb) Methods Front 6A Front 6 B Stockpile
CV (Kcal/Kg)
5505
5490
5227
ASTM D 5865-04 TM (%)
53.73 55.08 58.41
ASTM D 3302-02 Ash (%)
7.34 6.87 8.61
ASTM D 3174-00
Tabel 4.2
Hasil Uji Laboratorium Results (Arb) Parameter
Results (Arb) Methods Front 6A Front 6 B Stockpile
CV (Kcal/Kg)
2818,90
2656,01
2378,71
ASTM D 5865-04 TM (%)
27,51 26,64 26,46
ASTM D 3302-02 Ash (%)
3,75
3,32 3,91
ASTM D 3174-00
4.2 Pengolahan Data
14 Pengolahan data dilakukan denganmengolah data yang didapatkan di lapangan yang berasal dari pengamatan langsung dilapangan, yaitu pada pengolahan 1 Analisis
perbandingan kualitas batubara Front6A, Front 6Bdi front penambangan dandi area stockpile, adapun prosedur pengolahannya sebagai berikut:
4.2.1 Pengolahan Total Moisture pada sampel Front 6A, Front 6B, dan Stockpile 1. Sampel Front 6A
a. Pengujian Free Moisture
Sampel yang lolos saringan 2,34 mm, dioven dengan suhu 40ᶱC selama 6-8 jam. Dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana:
m1 4 = Berat Cawan
m2= Berat Cawan + Sampelsebelum dikeringkan m3= Berat cawan + Sampelsetelah dikeringkan Tabel 4.3 Perhitungan Kadar air bebas Awal Diketahui
Berat (gr) Berat pan (m1) 370,48
Berat pan + sampel sebelum dikeringkan (m2) 870,20
Berat pan + sampel setelah dikeringkan (m3) 764,73
%
6 b. Residual Moisture(RM)
Sampel dioven dengan suhu 105ᶱCselama 1 jam.Dimana sampel hasil dari pengujian FM dioven dengan ukuran butir 250mic sampai ukuran 2,34 mm. Dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana :
m1 7 = Berat Cawan
m2= Berat Cawan +Sampel sebelumdikeringkan pada suhu105ᶱC (g).
m3= Berat cawan +Sampel setelahdikeringkan pada suhu105ᶱC (g).
Tabel 4.4 Perhitungan Residual Moisture Diketahui
Berat (gr) Berat pan (m1) 370,48
Berat pan + sampel sebelum dikeringkan (m2) 764,73
Berat pan + sampel setelah dikeringkan (m3) 601,64
%
c. 1 Total Moisture (TM)
2. Sampel Front 6B a. Free Moisture
Sampel yang lolos saringan 2,34 mm, dioven dengan suhu 40ᶱC selama 6-8 jam. Dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana:
m1 4 = Berat Cawan
m2= Berat Cawan + Sampelsebelum dikeringkan m3= Berat cawan + Sampelsetelah dikeringkan Tabel 4.5 Perhitungan Kadar air bebas Awal Diketahui
Berat (gr) Berat pan (m1) 349
Berat pan + sampel sebelum dikeringkan (m2) 858
Berat pan + sampel setelah dikeringkan (m3) 733,14
%
6 b. Residual Moisture(RM)
Sampel dioven dengan suhu 105ᶱCselama 1 jam.Dimana sampel hasil dari pengujian FM dioven dengan ukuran butir 250mic sampai ukuran 2,34 mm. Dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana :
m1 7 = Berat Cawan
m2= Berat Cawan +Sampel sebelumdikeringkan pada suhu105ᶱC (g).
m3= Berat cawan +Sampel setelahdikeringkan pada suhu105ᶱC (g).
Tabel 4.6 Perhitungan Residual Moisture Diketahui
Berat (gr) Berat pan (m1) 349
Berat pan + sampel sebelum dikeringkan (m2) 733,14
Berat pan + sampel setelah dikeringkan (m3) 577,61
%
c. 1 Total Moisture (TM)
3. Sampel Stockpile a. Free Moisture
Sampel yang lolos saringan 2,34 mm, dioven dengan suhu 40ᶱC selama 6-8 jam. Dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana:
m1 4 = Berat Cawan
m2= Berat Cawan + Sampelsebelum dikeringkan m3= Berat cawan + Sampelsetelah dikeringkan Tabel 4.7 Perhitungan Kadar air bebas Awal
Diketahui Berat (gr) Berat pan (m1) 367,60
Berat pan + sampel sebelum dikeringkan (m2) 875,80
Berat pan + sampel setelah dikeringkan (m3) 764,94
%
6 b. Residual Moisture(RM)
Sampel dioven dengan suhu 105ᶱCselama 1 jam.Dimana sampel hasil dari pengujian FM dioven dengan ukuran butir 250mic sampai ukuran 2,34 mm. Dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana :
m1 7 = Berat Cawan
m2= Berat Cawan +Sampel sebelumdikeringkan pada suhu105ᶱC (g).
m3= Berat cawan +Sampel setelahdikeringkan pada suhu105ᶱC (g).
Tabel 4.8 Perhitungan Residual Moisture Diketahui
Berat (gr) Berat pan (m1) 367,60
Berat pan + sampel sebelum dikeringkan (m2) 764,94
Berat pan + sampel setelah dikeringkan (m3) 578,90
%
c. Total Moisture (TM)
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Total Moisture Sampel Batubara Sampel
FM RM TM Front 6 A 21,10 (%) 41,36 (%) 53,73 (%) Front 6 B 24,53 (%) 40,48 (%) 55,08 (%) STOCKPILE 21,81 (%) 46,82 (%) 58, 41 (%)
4.2.2 Pengolahan Calori Value pada sampel Front 6 A, Front 6 B, dan Stockpile 1) Nyalakan gas oksigen pada instrument dan setting regulator 450
psi Dilakukan Persiapan Analisa
Gambar 4.3 Tabung Gas Oksigen
2) Pastikan “Ambient Monitor” sudah stabil dan sesuai parameter 3) Instrument sudah di kalibrasi dengan standard sample (Benzoic Acid)
Gambar 4.4 Benzoic Acid
4) Timbang sampel dengan berat sekitar 1 gram
Gambar 4.5 Menimbang Sampel
5) Siapkan vessel 3 yang akan digunakan untukanalisa, pasang thread atau wire, masukkan sampel ke vessel, kemudian isi gas sampai 420 psi.
Gambar 4.6 Vessel
6) Isi bucket dengan aquadest dari pippette tank (2000 ml) Untuk analisa sample dilakukan langkah-langkah berikut:
a. Isi kolom-kolom seperti NAME, METHOD, VESSEL, OPERATOR, ID CODE, FUSE, NITROGEN dan lain-lain.
Gambar 4.7 Automatic Calorymeter
b. Masukkan 4 berat sampel yang akandianalisa pada kolom WEIGHT a) Ketik secara manual
b) Tekan tombol Print (Ω)
c. Letakkan bucket yang sudah diisi aquadest ke bucket lid d. Letakkan combustion vessel (bomb) kedalam bomb bucket kemudian tutup cover bucket.
e. Tekan tombol (F5) ANALYZE untuk memulai analisa.
f. 13 Setelah bunyi beep satu kali analisa dimulai, setelah selesai analisa yang ditandai dengan bunyi beep tiga kali, secara otomatis nilai
kalori akan muncul pada layar.
Berikut data analisa menggunakan alat Automatic Calorimeter di dapat nilai calori pada masing-masing sampel batubara 4 seperti pada tabel4.9 berikut:
Tabel 4.10 Hasil pengujian nilai calori (Adb)
Results (Adb) Sampel
Calorivic value Methods Front 6 A 5505
ASTM D 5865-04 Front 6 B
5490
ASTM D 5865-04 Stockpile 5227
ASTM D 5865-04 ADB ke AR
ARB = (100-TM)/(100-IM)x Kalori
Tabel 4.11 Hasil pengujian nilai kalori (Arb)
Results (Arb) Sampel
Calorivic value Front 6 A 2818,90 Front 6 B 2656,01 Stockpile 2378,71
4.2.3 Pengolahan 1 Ash Content pada batubaraFront 6A, Front 6B dan Stockpile 1) Sebelum pengujian maka dilakukan persiapan instrument sebagai berikut:
a. Pastikan gas oksigen, nitrogen dan compressed air masih cukup untuk analisa dan pastikan tekananmasing – masinggas
b. Nyalakan blower external jika ada dengan menekan tombol power c. Tekan saklar power ke posisi ON
d. Nyalakan computer dan printer dan kemudian buka software TGA701
e. 13 Klik diagnostic kemudian Chart, pilih Ambient Chart, tunggu sampai semua parameter stabil (kurang lebih15 – 30 menit)
2) Setelah melakukan persiapan instrument maka dilakukan persiapan analisa, sebagai berikut:
a. Pastikan “Ambient Monitor” sudah stabil dan sesuai parameter
b. Instrument sudah di kalibrasi dengan Standar sample (contoh std LECO p/n 502-680 , 502-682)
Gambar 4.8 Sampel Kalibrasi
c. Siapkan crucible yang sudah dibersihkan sesuai dengan jumlah sample 3 yang akan di analisa dan ditambahkan 1 crucible kosong
untuk “Reference”
Gambar 4.9 Curible
Tahapan yang dilakukan untukmenganalisa sampelsebagai berikut:
a)Dari menu Sampel, klik login
b) Isi kolom – kolom seperti NAME, METHOD, OPERATOR, ID CODE, dan informasi lainnya c) Klik Analyze atau tombol Fs pada keyboard untuk mulai analisa 64
d) Letakkan sejumlah crucible kosong pada pada carousel (sesuai perintah pada layar monitor). 4 Setelah itu tekan tombolActuator di depan analyzer atau klik gambar tombol Actuator pada layar
e) Tunggu beberapa saat software akan menginisialiasi crucible berdasarkan id sampel dan menimbang berat crucible kosong.
f) Masukkan sample 1 gram 1 batubara ke dalamcrucible g) Kemudian tekan tombol Actuator untuk memulai Analisa
h) Analisa akan berjalan sesuai dengan method, misal 1 moisture, step 2 volatile, step 3 ash
i) Setelah semua step b selesai, cover furnace akan membuka (sekitar temperature 500o C ) tunggu sampai furnace dingin, kemudian ambil semua crucible
Langkah-langkah untuk mencetak hasil 3 analisa sebagai berikut:
1)Dari menu analisa, pilih hasil analisayang akan diprint 2) Kemudian klik Sample dan Print
3) Isi page setupsesuai dengan yang dibutuhkan, kemudianOK Tabel 4.12 Hasil pengujian nilai Ash (Adb)
Parameter Front 6A Front 6B Stockpile Methods Ash Content 7.34
6.89 8.61
ASTM D 3175-01 Ash content Adb ke arb Arb = (100-IM)x Ash
Tabel 4.13 Hasil pengujian nilai Ash (Arb) Parameter
Front 6A Front 6B Stockpile Methods Ash Content 3,75
3,32
3,91
ASTM D 3175-01
4.3 Perbandingan 1 nilai Total moisture,Ash dan kaloribatubara di Front penambangan dandi Stockpile
Tabel 4.13 Hasil perbandingan kalori batubara,Total Moisture dan Ash Content di front dandistockpile Results (Adb)
No
Parameter Seam 6 A Seam 6 B Stockpile 1
Calori Value 5505
5490 5227 2
Total moisture 53.73
55.08 58.41 3
Ash Content 7.34
6.87 8.61
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadinya kenaikan pada nilai total moisture dan ash ketika dari front ke Stockpile sehingga berpengaruh pada calori value batubara adapun perbandingannya 4 dapat dilihat padadiagramdibawah ini
Gambar4.10 Diagram parameter TM dan ASH
4.4 Kondisi Aktual di Front dan 8 Stockpile
Pada saatpenulis melakukan penelitian di lapanganada beberapa Hal– Hal yang
menyebabkan Total Moisture pada batubara itu dengan nilai bahkan mencapai 50% Yaitu banyaknya terdapatnya genangan air di 1 front dan Stockpile
Gambar 4.11 kondisi front di PT. Asia Multi Investama
Gambar 4.12 proses pemuatan batubara di PT. Asia Multi Investama
Gambar 4.13 stockpile PT. Asia Multi Investama tampak dari selatan
Gambar 4.14 kondisi di Stockpile PT. Asia Multi Investama BAB V
ANALISIS DATA
Analisa data 3 yang akan digunakan adalah sebagai berikut : Tabel5.1
Hasil Analisis Laboratorium
HASIL ANALISIS / ANALISIST RESULT (Adb):
Parameter
Results (Adb) Methods Front 6 A Front 6 B Stockpile
CV (Kcal/Kg) 5505
5490