and Gender toward the Science Achievement of Primary School Student's. A Tbesis. Post Graduate Program, State University ofMedan, 2010
The objectives of this research were: (1) to observe whether a group of students taught by using discovery instructional strategy obtains the higher achievement in science than the achievement taught by using expository instructional strategy, (2) to investigate whether the male students obtain higher achievement in science than the female students, and (3) to measure t.lte interaction between instructional strategies and gender differences toward the science achievement
This research was quasi experiment with 66 students as population and 44 Students ~.s the sample taken from the population. These samples were taken by using cluster random sarnpiing method. The sample of the research was 22 students taught by using discovery instructional strategy and 22 students done by expository instructional strategy.
To anal yze the science achievemen:, point biserial correlation is used and KR-20 to measure the reliability of test. The hypothesis of research was tested by using two ways ANOV A and continued by Tuckey test. Before testi ng the hypothesis, the data were normal. The normality of test was used to determine normality Lilliefors and Barlett's formula to determine homogenity.
The result of hypothesis testing indicates that : (1) there is a difference between the students taught by using discovery instructional strategy and students taught by expository instructional strategy, as shown in Fobserve = 8 .20 > F table 4.08 at significant level a. =0.05; (2) there is no difference achievement in science between the male and female students, as shown in Fobservc = 4.02 < F table 4.08 at significant level a. =0.05; (3) there are the interaction between instructional strategies and gender on the students achievement, as shown in Fobscrve:...: 32.73 > F table 4.08 at significant level a. =0.05.
Pembelajaran dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa SD Chandra Kusuma School. Program Pascasarjana, Universitas Ntgeri Medan 2010.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (I) mengamati apakah kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran discovery memperoleh hasil belajar sains yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, (2) menginvestigasi apakah siswa laki-laki memperoleh basil belajar sains yang lebih tinggi dibandingk:an dengan siswa perempuan, (3) mengukur interaksi yang tetjadi antara stratcgi pembelajaran dengan perbedaan jenis kelamin terhadap hasil belajar sains.
Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan populasi berjwnlah
66
orang
siswa dengan sampel berjurnlah 44 orang siswa yang merupakan keseluruhan dari populasi penelitian. Teknik pengambilan sampcl dengan duster random sampling. Sampel penelitian terdiri dari 22 orang siswa untuk strategi pembelajaran discovery dan 22 orang siswa untuk strategi pembelajaran ekspositori.Untuk menganalisis tes hasil b~lajar sains digunakan rumus kolerasi poifl..t biserial, dan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus KR- 20. Hipotesis penelitian diuji dengan m e nggunakan Anava 2 jalur dan dilanjutkan dengan uji tukey. Data harus normal sebelum hipotsis diuji. yang terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yakni uji normalitas dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas varians dengan uji Barlett.
HaSil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa : (1) Hasil belajar sains ~ .ntar a siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran cliscovery Jebih
tinggi
dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. yang dirunjukkan dengan Fhitung = 8.20 > ftabel = 4.08, pada taraf signifikan a = 0.05; (2) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar diantara siswa laki-laki d&n perempuan yang ditunjukkan oleh Fhitung = 4.02 < Ftabct = 4.08, pada taraf signifikan a = 0.05; (3) terdapat inte;:aksi antara strategi pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap hasil bela jar, yang ditunjukkan oleh Fhitung = 32.73 > F~a bcl = 4.08, pada taraf signifikan a= 0.05.Dari penelitian ini dapat clisimpulkan bahwa terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap hasil belajar sains.
A. Latar Belakang Maulab
Mata pelajaran sains di Sekolah dasar menanamkan dan mel'\gembangkan
pegetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai k:ebesaran Tuhan Yang Maha Esa.Tujuan pembelajaran sains secara umum adalah agar siswa memahami konsep-konsep sains
dan
keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan proses untuk mengembangk.anpengetahuan, gagasan tentang alam unttik memecahkan ma.s81Ah yang ditemubn aa.Iam kehidupan sehari-hari. Sains merupakan suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyetidikan alam semesta dan penemuan dan pengunglatpan serangkaian rahasia afam. Sains mengandUQg makna pengajuan pertanyaan, pencariao jawaban, pemahaman
jawaban, penyempurnaan j'awaban balk tentang gejala maupun karakteristik aJam sckitar
melalui cara..cara sistematis.
Belajar sains
di
sekofah masih menjadi beban bagi sebahagian pesertadidik.
Anggapan belajar sains itu su!it, hanya bisa dikerjakan peserta didik yang pintar, danmembosankan
begi'tumeleJutt
dfbenak anak.
Penguasaan konsep-konsep sains yangseharusnya diprioritaskan untuk dipahami anak-anak sekolah da3sar hingga ke jenjang
berikutn}a sud&ll mampu mengapfikasfkan sains
dalit.m
kehidupan
Justru terfupakan.Padahal, penguasaan sains merupakan kunci penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung daya saing dan kemajuan suatu bangsa. Belajar sains itu tidak hanya mttuk menguasi ihnu sains,
tetapi
sainsbisa
mendorong haluntuk mencoba. Sangat diperlukan revolusi cara belajar yang memiliki beberapa pokok pikilan ya!iu mengaktithn siSwa, variasi" pengefofaan
kefas,
mefayanl perbedaan individual ~rta meningkatkan interaksi belajar. Keberhasilan refonnasi pendidikan diIndOnesia meiiputf beberapa
aspekdilnana satan satu
aspek yang paling pentmgadaiidi
tenaga kependidikan yang professional dengsn kualifikasi yang balk meliputi penguasaan
bahan,
strategl;
penddeatan mengajar, pengaliunan iapangan,pemaiiaman
perkembangan anak. peogelolaan pembelajaran serta pengembangan riset dan keljasama dengan pihOk sekolah.Strategi adalah komponen yang memiJiki fungsi yang sangat menentukan keberhasiian pembehijaran, diinana keberliasiliut pencapaian tujWu! pembel8j&ran sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen Jain
tanpa
dapat diiffiplementasikan melalui strategi yang tepat maka komponen-komponen tersebut tidak akan memilild makna dalam proses pencapaian tujuan. Sehingga setiap _guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi daliunpelaksanaan proses pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran sains diperlukan suatu strategi yang dapat mengakti.tkan slswa untuk hetajar. Pada dasamya strateglltu bertumpu pada dua
dasar
yaitu: (1) optimalisasi intcraksi antara ~mua elemen pembelajaran (guru, siswa, media, sanma dan prasarana), (2)
optimaiisasl
icelirutsertaan seiuruh siswa(panca1ndera,
nalar , rasa dan karsa).Berdasarkan
hasii ohservasi penelitl di
lapangan ditemukan bahwaada
beberapa
faktor yaitu falctor internal dan eksternal faktor internal yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar sains siswa. Diantara faktor internal dan ekstemal tersebut tennasuk di dalamnya faktor siswa, guru. strategi, metode, media, sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah. Y a.ng perlu mendapat perbatian salah satunya adalah perbedaan individu pada siswa. Dimana perbedaan individu ini antara lain;
minat.
motivas~ perbedaan cara belajar, tinggi rendahnya intelegensi (IQ), Jenis kelamin dan kemampuan berfikir.
. Sementara salab satu usaha wrtuk meningk.atkan prestasi belajar siswa berasal
dari siswa itu sendiri yakni faktor dari dalam yang sifatnya internal yang termasuk di dalamnya gaya belajar, pengembangan kemampuan, minat, bakat dan motivasi dari
dalam dirinya. Salah satt.1 tujuan pembelajaran sains adalah untuk meningkatkan
tersebt kurang diminati. Sehingga untuk memperbaiki fenomena tersebut komponen yang berhubungan dengan pembelajaran perlu perbaikan secara terus menerus.
Faktor ekstem.al sendiri terkait kepada strategi yang digunakan oleh
guru
yang bersangkutan dalam pembelajaran, beberapa guru hanya mengajar secara konvensional dengan menggunakan metode ceramah. Selain itu ada faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajac sains yalcni perbcda.an jenis kelamin, siswa perempuan cenderung bermotivasi rendah dalam belajar sains sedangkan siswa lald-lald cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi. Strategi pembelajaran yang diterapkan saat inibelum mampu
untuk meningkatkan kompetensi siswa. khususnya siswaperempuan
yang lebih banyak membutuhkan perilatian dari guru yang bersanglcutan karena motivasi belajar yang rendah dan seolah-olah membenarkan bahwa jika siswa perempuan tidak berkompetensi ataupun tidal< belajar masalah hal yang biasa dan wajar. Sehingga dari paparan di .atas maka penulis berupaya untuk menerapkan strategi pembelaj81'llJl discovery dan ekSpositori sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif, inovatif dan menyenangkan. Strategi pembelajaran discovery merupakan suatu proses dimana anak mengasimilasi proses konsep dan pri.nsip-prinsip. Discovery terjadiapabila siswa terlibat secara aktif dalam menggunakan mentalnya agar rnemperoleh
-pengalaman, sehiagga menmungkinkan untuk menemukan prinsip atau konsep sains yang sebenamya secara realistis.
pembelajaran optimal, dimana peranan siswa bersifat pasif artinya siswa lebih banyak menerima apa yang disampaikan oleh guru.
Strategi pembelajaran sains harus menarik dan mudah untuk dipahami peserta didik, lcarena sains membutuhkan pemahaman, perlu didulcung strategi pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menciptakan pembelajaran sains yang menarik dan menyenangkan. Memperhatikan latar belakang di atas, rnaka perlu penting diadakan penelitian tentang pengaruh strategi pembelajaran dan jenis kelamin terhadap basil bela jar sains siswa kelas V Sekolah Dasar Chandra Kuswna School.
B. ldeatifikasi Masala•
Bertolak dari latar belakang masalah drut kenyataan yang diuraikan di atas maka dupat diidentifikasikan beberapa pennasalahan di antaranya adalah: Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi basil belajar sains siswa SD? Apakah guru telah memperbatikan katakteristik siswa? Apakah guru mengetahui adanya berbagai strategi dalam pembelajaran sa.ins di SD? Apakah guru memperhatikan perbedaan jenis
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan maka penelitian ini diberi
batasan yaitu strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah strategi pembelajaran discovery dan strategi pembelajaran ekspositori, dimana karakteristik belajar dibatasi hanya pada
jenis
kelamin yaitu perempuan dan laki-laki serta basil belajar yakni basil belajar pada bidang studi sains siswa Sekolah Dasar kelas V yang meliputi aspek kognitif.Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat perbedaan keefektifan strategi pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran sains dengan strategi pembelajaran discovery di kelas V- A dan strategi pembelajaran ekspositori di kelas V · B.Perbandingan strategi pembelajaran
ini
akan dilihat dari basil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar· Chandra Kusuma pada mata .pelajaran sains. Penelitian ini dibatasi pad a tiga variabel yaitu strategi pembelajaran dengan menggtmakan strategi discovery dan ekspositori sebagai variabel bebas, j enis kelamin sebagai variabel moderator dan hasil belajar scbagai variabel terikat.D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang diajukan di atas, maka rumusan masalah dalam per.elitian ini rlinyatakan seb11.gai beri.kut:
1. Apakah hasil belajar siswa SD yang dibelajarkan dengan straegi pembelajaran discovery lebih tinggj dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori?
3. Apakah terdapat interaksi yang signifikan antara strategi pembelajaran dengan jenis kelam.in terhadap basil belajar?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar be lakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
I. Untuk mengetahui apakah siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran discovery lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspos!tori?
2. Untuk mengetahui apakah siswa laki-laki memperoleh hasil belajar sains
yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa perempuan.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi yang signiflkan antara strategi pembelajaran denganjenis kelamin terhadap hasil belajar sains.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian
ini
secara teoritis adalah sebagai b:ilian masuk~n untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar sains peserta didik., khususnya siswa SD Chandra Kusuma SchcoJ. bag! guru, pengelola pengemba..'lg dan lembaga-lembaga pendidikan, penelitian ini bennanfaat sebagai bahan masukan untuk bahan pertimbangan kemajuan kebutuhann guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
I. Siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran discovery memperoleh hasil belajar sains yang lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata hasil bela jar · sruns menunjukkan bahwa strategi pembelajaran discovery menghasilkan nilru rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata dari strategi pembelajaran ekspositori. Oleh karena itu pemberian strategi pembelajaran discovery lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspusitori dalam meningkatkan basil belajar sains.
2. Tidak terdapat perbedaan basil belajar sains antara siswa laki-laki dan siswa perempuan, d~pat dilihat dari perolehan nilai rata-rata basil belajl\1' sains .
.3.
Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan jenis kela..'llin terhadap basil..
rata-rata siswa perempuan yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata dengan siswa perempuan yang diajar dengan srtategi pembelajaran discovery dengan kata lain siswa perempuan akan memperoleh
basil
belajar sains yang lebih baik jika diajarkan dengan menggunakan strategi ekspositoriB. lmplikasi
Dari basil simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, menemukan bahwa basil belajar sains siswa yang diajark~ dengan menggunakan strategi pembelajaran discovery memperoleh basil belajar sains yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Dimana siswa mengasimilasi prinsip-prinsip dan konsep siswa juga terlibat secara aktif dalam menggunakan proses mentalnya sendiri agar memperoleh pengalaman sehingga memungkinkan untuk menemukan prinsip atau konsep sains yang sebenamya secara realistis.
Proses mental yang mereka lakukan dalam menemukan konsep sains tersebut yaitu mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelll.Skan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing suatu idealisasi dan suatu generalisasi sejumlah pertanyaan yang menggunakan istilah-istilah teknis terperinci dan konsep-konsep yang tepat.
sering tidak memberikan cukup waktu pada siswa untuk berflkir dalam hubungannya dengan proses pembelajaran di.rnana siswa membutuhkan waktu daJam menggunakan daya otaknya untuk berfikir dan memperoleh pengertian tentang prinsip, teknik dan konsep dalam memecahka.n suatu masalah sementara inti dari belajar adalah cara-cara bagaimana manusia mempertahankan, memilih, dan mentransfonnasikan infonnasi secara aktif, pada individu yang belajar hal-hal yang mempunyai kesamaan atau kemiripan dihubungkan menjadi struktur yang memberikan arti pada hal-hal yang dipelajari.
Meskipun penggunaan strategi pembelajaran discovery teruji dapat meningkatkan hasil belajar sains s iswa pada kegiatan pembelajaran, bukan berarti strategi discovery ini merupakan strategi yang terbaik yang dapat digunakan untuk semua siswa dan dalam kondisi pembelajaran yang berbeda-beda, tetapi kesemuanya itu tergantung pada kondisi siswa dan fasilitas (sarana da.'l prasarana) yang tersedia yang dapat mendulamg pembelajaran sains.
Peran serta guru juga sangat diharapkan khususnya guru-guru sains agar memiliki p~ngetahuan, pemahaman dan wawasan yang luas dalam memilih dan menyusun strategi pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran sains. Dengan adanya penguasaan pengeta.~uan, pemahaman dan waw6San tersebui maka seorang guru diharapkan mampu untuk merancang suatu desain pembelajaran sains dengan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif dan menarik.
..
..
dengan menggunakan strategi
pembelajaran discovery,
sedangkan siswa perempuan sangat tepatjika diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.Hal ini disebabkan siswa lalci-lalci dalam berfikir menggunakan konsep, memiliki pola pikir yang logis, rasional dan mampu untuk melihat adanya infonnasi
~
C.
Saran
..
..
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, ma.ka disarankan beberapa hal berikut:
1. Bagi guru dlharapkan dapat menyesuaikan, memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam belajar sains ditingkat Sekolah Dasar untuk dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar sebingga siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar sains. Dan guru juga diharapkan untuk menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa lebih aktif dalam belajar terutama dalam belajar kelompok dan memecahkan masalah belajar, salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran discovery. Guru juga harus memperhatikan kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa, karakteristik siswa yang tercennin dalam program belajar.
2.
Sebagai guruharUs
mampu untuk merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan sains yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penek.anan . hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrarnpilan investigasi dan penyelesaian masalah. Dan pengajaran guru didasarkan pada pengalaman sertapengetahuan awal siswa.
3. Kepada peneliti selanjutnya d.isarankan agar kiranya dapat melanjutkan penelitian ini, hal ini sangat penting agar basil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun reformasi dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan proses belajar dan mengajar di kelas.
4. Kepada pihak yayasan sebagai pemilik sekolah hendaknya dapat menyediakan fasilitas belajar sains yang lengkap seperti penga.daan laboratorium sains di sekolab
..
..
DAFT AR KEPUST AKAAN
Abdulrahman, M. (I 999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Be/ajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Ahmadi, A.H. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi
A.ksara
Bloom, B.S ( 1956). Taxonomy of Educational Objectives New York : Longman Carin, A. and sund, R. (1980). Teaching Science Through Discovery. Ohio: A bell&
Howell Company
Departemen Pendidikan Nasional.(2007). Model Si/abus Tematis. Jakartii: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Dick, W. and Carey, L. (1996). The Systematic Design of Instruction. New York: Longman
Fakih, Mansoer. (200 l ). Ana/isis Gender dan Transformasi Sosial. Cetakan ke-6. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gerlach, VS and Ely, DP. (1990). Teaching and Media : A Systematic Approach. (2"d Ed) Englewood Cliffers. New Jersey: Prentice Hall
Kember, D. (2000). Improving The Quality of Teaching and Learning London: Great Britain by Biddies, Ltd.
Libertus (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motlvasi Terhadap Hasi/ Be/ajar Fisika S~swa. Tesis Medan: Program Pascasarjana Unimed
Mason, E.J. and Bramble, W
.J (
1987). Understanding and Conducting Research/ Application and the Behaviour Sciences. New York: McGraw-Hill Book Monks, Koers and Haditono (2002). Psikologi Perkembangan. Bandung. Gajah MadaUniversity
Nurhadi.
(2002). Pendekatan kor.tekstual (Contextual Teaching and Learning) Departemen Pendidikan dan KebudayaanRoestiyah (2001). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Rohani, Ahmad dan Ahmadi, Abu. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta.
Rineka
Cipta
Romizowski,
A.J.
(1981 ). Design Instructional System.London:
KoganPage
LtdSanjaya
(2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta KencanaPredana
Media Group IndonesiaSeels, Barbara C. And Richey, Rita C. (l994).lnstructional Technology, The Defenition and Domains of the Field Washington.
Teljemahan,
Yusufhadi Miarso dkkSlameto (2003). Mengajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Bina
Aksara
Sudjana (200 I). Met ode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production
Sudjana
(2002). Metode Statfstika. Bandung : TarsitoSupannan, A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta:
PAU-PPAJ-UT
Sylvia, T. (2008)."
Pengaruh Pendekat3.11 Pembelajaran.dan
Kecerdasan Linguistik. terbadap Hasi1 Belajar Bahasa Inggris". Thesis. Program Pascasatjana UNIMED.Winataputra. U.S. (1993). Strategi Be/ajar
JPA. Jakarta:Depdikbud
http://scribd.com!doc/117521144/tesis/6/6/2009
http://mbs.sd.org/gambar/gambar-dik.latlpaket/potensi/6/6/2009
Zainul, A., Nasution, N. (1997). Penilaian Hasil Be/ajar. Jakarta: PAU-PPAI-UT Zein (2007). "Pengaruh Jenis Kelamin dan Jurusan terhadap Penggunaan Waktu untuk