ABSTRAK
Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Modal kerja baik berupa uang maupun dana lainnya yang telah dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi dalam waktu yang relatif singkat melalui penjualan produknya. Karena dana yang telah masuk ini akan digunakan lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya.
Penulis mengambil objek penelitian sebuah perusahaan industri, yaitu PT. X yang bergerak di bidang pembuatan sepatu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur apa saja yang mempengaruhi modal kerja, bagaimana pelaksanaan manajemen modal kerja dan peranan manajemen modal kerja dalam menilai likuiditas dan profitabilitas perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat serta fenomena yang diteliti. Data penelitian berasal dari data tertulis perusahaan maupun wawancara dengan pemilik, yang selanjutnya diolah oleh penulis untuk dianalisis.
Konsep modal kerja yang dipakai dalam penelitian ini gross concept, dimana besarnya modal kerja sama dengan total aktiva lancar. Unsur-unsur yang mempengaruhi modal kerja adalah unsur kas, surat berharga, piutang dagang, persediaan, dan hutang dagang, dimana besar kecilnya modal kerja yang
dibutuhkan dan dikeluarkan oleh perusahaan akan berpengaruh pada likuiditas dan profitabilitas perusahaan.
Untuk melihat bagaimana pelaksanaan manajemen modal kerja dapat dilihat dari pengelolaan unsur-unsur modal kerja yang dilakukan pemilik. Untuk melihat efektif tidaknya pengelolaan modal kerja beserta unsur-unsurnya dapat dilihat dari tingakat dan periode perputarannya. Semakin efektf manajemen modal kerja yang dilakukan akan meningkatkan likuiditas dan profitabilitas, tetapi likuiditas yang terlalu besar atau terlalu kecil akan memperkecil profitabilitas yang diperoleh perusahaan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK i-ii
KATA PENGANTAR iii-v
DAFTAR ISI vi-x
DAFTAR TABEL xi-xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian 1-4 1.2.Identifikasi Masalah 5
1.3.Tujuan Penelitian 5
1.4.Kegunaan Penelitian 6
1.5.Kerangka Pemikiran 6-9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja 10-12 2.1.1. Jenis-jenis Modal Kerja 12-13 2.1.2. Unsur-unsur Modal Kerja 13-14 2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi 14-16
Kebutuhan Modal Kerja
2.2. Pengertian Manajemen Modal Kerja 17 2.3. Arti Penting Manajemen Modal Kerja 17-18 2.4. Manajemen Unsur-unsur Modal Kerja
2.4.1. Kas (cash) dan Surat-surat Berharga (Marketable Securities)
2.4.1.1. Pengertian Kas dan Surat Berharga 18-19 2.4.1.2. Motif untuk Memiliki Kas 19-20
dan Setara Kas
2.4.1.3. Manajemen Kas 20-22 2.4.2. Piutang Dagang (Account Receivable)
2.4.2.1. Pengertian Piutang Dagang 22-23 2.4.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi 23-24 Investasi dalam Piutang Dagang
2.4.2.3. Manajemen Piutang Dagang 25-26 2.4.3. Persediaan (Inventory)
2.4.3.1. Pengertian Persediaan 26-28 2.4.3.2. Manajemen Persediaan 28-29 2.4.3.3. Manfaat Memiliki Persediaan 29-31 2.4.4. Hutang Dagang (Account Payable)
2.5. Analisis Rasio Keuangan 33-34 2.5.1. Rasio Likuiditas 34-35 2.5.2. Rasio Aktivitas 35-40 2.5.3. Rasio Profitabilitas 40-42
2.6. Trade-Off antara Likuiditas dan Profitabilitas 43-44
BAB 3 OBJEK PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1. Sejarah Singakat Perusahaan 45-46 3.1.2. Aktivitas Perusahaan 47 3.1.3. Jenis Mesin dan Bahan Baku 47-48 3.1.4. Daerah Pemasaran 48
3.2. Struktur Organisasi Perusahaan 48 3.2.1. Job Description dan Uraian Tugas 49-50 3.2.2. Produk yang Dihasilkan 50
3.2.3. Proses Produksi Sepatu di PT. X 51-52 3.3. Metode Penelitian 52-55
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Manajemen Kas 56-57
4.2. Manajemen Piutang Dagang 57-58
4.3. Manajemen Persediaan 59-60
4.4. Manajemen Hutang Dagang 60
4.5. Manajemen Modal Kerja 61
4.6. Analisa Rasio Keuangan
4.6.1. Rasio Likuiditas 62 4.6.1.1. Rasio Lancar (Current Ratio) 62-63 4.6.1.2. Rasio Cepat (Quick acid Ratio) 63-65
4.6.1.3. Rasio Kas (cash ratio) 65-66 4.6.2. Rasio Aktivitas
4.6.2.1. Perputaran Kas (Cash Turnover) 66-68 4.6.2.2. Perputaran Persediaan 68-72
(Inventory Turnover)
4.6.2.3. Perputaran Piutang Dagang 72-74 (Account Receivable Turnover)
4.6.2.4. Perputaran Hutang Dagang 75-77 (Account Payable Turnover)
4.6.2.5. Perputaran Total Aktiva 77-78 (Total Assets Turnover)
4.6.2.6. Perputaran Modal Kerja 78-80 (Working Capital Turnover)
4.6.3. Rasio Profitabilitas
4.6.3.2. Marjin Laba Operasi 82 (Operating Profit Margin)
4.6.3.3. Marjin Laba Bersih 83 (Net Profit Margin)
4.6.3.4. Hasil atas Investasi 84-85 (Return on Investment)
4.6.3.5. Hasil atas Ekuitas 85-86 (Return on Equity)
4.7. Peranan Manajemen Modal Kerja dalam 86-88 Menilai Likuiditas dan Profitabilitas Perusahaan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 89-92
5.2. Saran 92
DAFTAR PUSTAKA 93
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perubahan Modal Kerja Bruto 61 Tabel 1.2. Perhitungan Current Ratio 63 Tabel 1.3. Perhitungan Quick Acid Ratio 64 Tabel 1.4. Perhitungan Cash ratio 65-66 Tabel 1.5. Perhitungan Cash Turnover dan Cash Turnover Period 67 Tabel 1.6. Perhitungan Raw Material Turnover 69 Tabel 1.7. Perhitungan Work in Process Turnover dan 70
Average days work
Tabel 1.8. Perhitungan Finished Goods Turnover 71 Tabel 1.9. Perhitungan Receivable Turnover dan 73
Average Collection Period
Tabel 2.0. Perhitungan Account Payable Turnover dan 76 Acconut Payable Turnover Period
Tabel 2.1. Perhitungan Total Assets Turnover 77-78 Tabel 2.2. Perhitungan Working Capital Turnover dan 79-80
Working Capital Turnover Period
Tabel 2.4. Perhitungan Operating Profit Margin 82 Tabel 2.5. Perhitungan Net Profit Margin 83 Tabel 2.6. Perhitungan Return on Investment 84 Tabel 2.7. Perhitungan Return on Investment 85 Tabel 2.8. Perhitungan Return on Equity 86
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1, Neraca PT. X Tahun 2003, 2004, 2005
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Persaingan dunia usaha yang semakin ketat di era globalisasi ini,
ditandai dengan banyaknya pesaing-pesaing tidak hanya berasal dari dalam
negeri tapi juga berasal dari luar negeri, selain itu kemajuan dalam bidang
teknologi juga semakin canggih. Banyak perusahaan-perusahaan lokal kita
akhirnya berjatuhan karena kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan
asing yang notabene mereka jauh lebih efisien, lebih canggih, lebih
berkualitas, dan mereka juga mempunyai sumber daya manusia yang lebih
unggul. Sebagai contoh negara China, dimana sekarang ini merupakan
salah satu Negara dengan kekuatan ekonomi yang paling ditakuti setiap
Negara. Mereka mampu menciptakan produk-produk bermutu yang hampir
setara kualitasnya dengan buatan Eropa, Amerika, maupun Jepang tetapi
mereka mampu menjual dengan harga yang jauh lebih rendah. Banyak
perusahaan lokal kita yang memproduksi barang-barang dihantam oleh
keberadaan barang buatan China, karena kita kalah bersaing baik dari segi
harga dan kualitas, walaupun tidak semua barang buatan China kualitasnya
lebih baik dari barang dalam negeri. Mereka mempunyai sistem
pengelolaan yang baik dan terencana serta tersusun secara sistematis, baik
dari segi finansial, operasional, dan manajemennya sehingga mereka bisa
bekerja lebih efektif dan efisien.
Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam keadaan
seperti sekarang ini perusahaan dituntut untuk dapat lebih inovatif dan
fleksibel sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang terjadi maupun yang akan terjadi nantinya, baik itu perubahan
perekonomian nasional, perubahan dalam peraturan dan kebijakan
pemerintah, maupun kemampuan pesaing-pesaing kita dari dalam maupun
luar negeri. Setiap perusahaan dituntut untuk menerapkan strategi dan
manajemen yang baik dan terencana untuk dapat tetap bertahan dan mampu
bersaing secara kompetitif, salah satu hal yang penting untuk diperhatikan
oleh perusahaan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dari
segi finansial adalah dengan melakukan manajemen keuangan jangka
pendek.
Sasaran manajemen keuangan jangka pendek adalah mengelola setiap
aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan untuk mencapai keseimbangan
antara laba dan resiko yang memberi kontribusi positif terhadap nilai
perusahaan.
Pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar dicangkup dalam
manajemen modal kerja. Bagi banyak perusahaan, aktiva lancar dan hutang
lancar merupakan bagian dari investasi dan pinjaman yang besar, selain itu
aktiva lancar dan hutang lancar merupakan pos yang cepat berubah.
sedangkan investasi dalam kas dan persediaan sering kali tidak mungkin
dihindari.
Modal kerja beserta seluruh elemennya seperti kas, surat-surat berharga,
piutang, dan persediaan merupakan salah satu aspek penting yang perlu
diperhatikan karena sangat mempengaruhi kelancaran dan kelangsungan
hidup perusahaan. Modal kerja berkaitan erat dengan aktivitas perusahaan
sehari-hari dan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan. Modal kerja bagi perusahaan yang baru dimulai merupakan
jumlah yang terus-menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan
yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau
jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Sedangkan untuk usaha yang
sedang berjalan, modal kerja merupakan pembiayaan atau dana untuk
melakukan pembelian bahan, membayar upah, membayar gaji, membayar
listrik dan telepon dan pengeluaran lainnya, tanpa harus menunggu
diterimanya hasil penjualan agar perusahaan dapat terus berjalan. Kegiatan
penyediaan modal kerja perusahaan harus bersifat dinamis sehingga
disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam perusahaan, hal ini
menuntut perusahaan untuk melakukan pengelolaan modal kerja yang
seimbang dalam arti, diusahakan agar jumlah modal kerja yang ada di
dalam komponen-komponen modal kerja dijaga proporsinya agar tidak
kurang ataupun berlebih. Ini bertujuan di satu pihak supaya likuiditas
perusahaan tetap terjaga, di lain pihak juga agar profitabilitas perusahaan
tidak terganggu. Seperti investasi dalam current asset yang terlalu banyak
akan mengurangi keuntungan perusahaan, sedangkan kepemilikan current
asset yang terlalu sedikit dapat menyulitkan perusahaan dalam pembayaran
hutang yang sudah jatuh tempo. Sebaliknya juga apabila jumlah current
liabilities yang terlalu sedikit akan mengurangi keuntungan, sedangkan
current liabilities yang terlalu besar akan menyulitkan perusahaan untuk
membayar hutang-hutangnya bila telah jatuh tempo. Untuk itu perlu adanya
dan perlu dijaganya keseimbangan dalam modal kerja suatu perusahaan
agar kesinambungan hidupnya dapat terus berjalan dan dapat tetap bersaing
dengan perusahaan atau pesaing lainnya.
Pengelolaan modal kerja juga berhubungan dengan tingkat likuiditas
dan profitabilitas, mengingat tujuan dari perusahaan adalah
mempertahankan kontinuitas dan mengembangkan usahanya dengan
menghasilkan atau meningkatkan laba. Dan untuk mengukur efisiensi suatu
perusahaan tidak cukup hanya melihat pada besarnya laba yang diperoleh
atau meningkatnya volume penjualan, tetapi juga perlu memperhitungkan
kinerja likuiditas dan profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik dan tertantang untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Analisa Pengaruh Modal Kerja
1.2.Identifikasi Masalah
Jumlah modal kerja dalam suatu perusahaan haruslah memadai dan dijaga
keseimbangannya agar dapat menunjang kegiatan operasi perusahaan
sehingga kelancaran aktivitas dan kontinuitas perusahaan tidak terganggu.
Berdasarkan uraian diatas yang telah penulis uraikan, maka penulis
mengidentifikasikan masalah-masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan pengelolaan modal kerja di PT. X ?
2. Bagaimana perkembangan kinerja likuiditas di PT. X ?
3. Bagaimana perkembangan kinerja profitabilitas di PT. X ?
4. Apakah terjadi trade-off antara likuiditas dan profitabilitas, serta apa
pengaruhnya?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami perkembangan pengelolaan modal kerja di
PT. X.
2. Mengetahui dan memahami perkembangan kinerja likuiditas di PT. X.
3. Mengetahui dan memahami perkembangan kinerja profitabilitas di PT.
X.
4. Mengetahui dan memahami apakah terjadi trade-off antara kinerja
likuiditas dengan kinerja profitabilitas dan pengaruhnya.
1.4.Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi :
1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan mengenai manajemen
modal kerja dan perannya terhadap likuiditas dan profitabilitas
perusahaan.
2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
yang berguna dalam usaha pengelolaan modal kerjanya.
3. Bagi pihak-pihak lain yang ingin menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai modal kerja.
1.5.Kerangka Pemikiran
Selama perusahaan berdiri, perusahaan terus memerlukan modal kerja
untuk mempertahankan kesinambungan usahanya, maka dari itu
pengelolaan modal kerja yang seimbang sangatlah penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Modal kerja meliputi investasi dari suatu perusahaan dalam
aktiva-aktiva jangka pendek, seperti kas/bank, surat-surat berharga jangka pendek,
piutang dagang, dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak lebih dari
satu tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan.
Modal kerja diperlukan oleh perusahaan dan digunakan untuk
membeli bahan baku, membeli bahan pembantu, bayar gaji karyawan,
bayar upah buruh, membayar hutang dan sebagainya, dengan harapan
bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang telah
dikeluarkan tersebut melalui penjualan hasil produksinya.
Manajemen modal kerja berkenaan dengan management current assets
dan current liabilities perusahaan (aktiva lancar dan hutang lancar).
Manajemen modal kerja ini merupakan salah satu aspek terpenting dari
keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan. Apabila perusahaan
tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang optimal, maka
kemungkinan sekali perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent
(tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yag sudah jatuh tempo) dan
bahkan mungkin terpaksa akan di likuidir (bangkrut), aktiva lancar harus
cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga
menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin of safety) yang ideal.
Manajemen modal kerja bertujuan agar likuiditas tetap terjaga,
meminimumkan resiko tidak terbayarnya hutang jangka pendek dan
memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari profit perusahaan.
Untuk dapat melakukan manajemen modal kerja secara seimbang,
dalam arti adanya keseimbangan dari segi profitabilitas dan dari segi
likuiditas, maka terlebih dahulu kita harus melihat perkembangan modal
kerja perusahaan dengan demikian kita memperoleh gambaran umum
kinerja keuangan perusahaan dengan baik. Modal kerja merupakan aktiva
lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk
ke bentuk lainnya, dimana termasuk ke dalam bagian dari laporan
keuangan. Komponen-komponen dari modal kerja kinerjanya tercermin
dalam laporan keuangan perusahaan, seperti pada neraca, laporan laba/rugi,
dan laporan pos-pos yang berhubungan dengan modal kerja terlebih
dahulu. Analisis laporan keuangan berguna untuk menganalisis
perkembangan dan kinerja keuangan secara keseluruhan. Namun analisis
laporan keuangan bersifat relatif karena didasarkan pengetahuan dan
menggunakan rasio atau niali relatif. Analisis laporan keuangan ini
biasanya ditampilkan dalam bentuk rasio-rasio, dimana rasio-rasio ini dapat
mencerminkan kinerja perusahaan. Rasio ini dapat kita bandingkan dalam
perusahaan sendiri secara berkala dari waktu ke waktu (time series) dan
dapat juga dibandingkan dengan perusahaan lain (cross sectional) sehingga
kita dapat mengetahui kekurangan-kekurangan pada kondisi keuangan
perusahaan. Dalam penelitian ini metode yang dilakukan adalah metode
time series yaitu membandingkan kinerja keuangan dalam perusahaan
selama beberapa periode terakhir.
Dalam melakukan analisis perkembangan kinerja keuangan ini penulis
membagi kedalam 2 analisis keuangan yaitu menganalisis modal kerja dan
menganalisis rasio keuangan. Analisis modal kerja meliputi analisis tingkat
perputaran modal kerja, seperti kas, surat-surat berharga, piutang,
rasio likuiditas dan analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio likuiditas
tercangkup di dalamnya menghitung rasio lancar (current ratio), rasio
cepat (quick ratio), dan rasio kas (cash ratio). Untuk analisis rasio
profitabilitas tercangkup didalamnya menghitung rasio gross profit margin,
net profit margin, return on total assets, dan return on equity (ROE).
Kemudian kita bisa melihat pertukaran atau hubungan antara rasio
likuiditas dan profitabilitas yang dapat mencerminkan kondisi/ kinerja
perusahaan. Setelah kita menghitung dan menganalisis baik analisis modal
kerja dan analisis likuiditas dan profitabilitas, maka hasil perhitungan dan
analisis tersebut dapat kita kaitkan keduanya (trade-off) untuk melihat
apakah ada kendala ataupun kelemahan yang mungkin harus segera kita
benahi dan juga mungkin ada keunggulan-keunggulan yang harus
dipertahankan dan ditingkatkan. Kemudian dari hasil analisis tersebut kita
berikan masukan-masukan dan usulan yang mungkin dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan bagi PT. X dalam merencanakan modal kerja
di tahun-tahun yang akan datang dan pada akhirnya, diharapkan perusahaan
dapat mencapai suatu perencanaan modal kerja yang seimbang, baik dari
segi profitabilitas maupun likuiditasnya, dan sesuai dengan hasil yang
diharapkan yang dapat mendukung kontinuitas perusahaan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Semakin besar penjualan perusahaan semakin tinggi modal kerja yang
akan dimiliki perusahaan tersebut. Manajemen modal kerja yang
dilakukan PT. X cukup efektif, hal ini dapat dilihat dari tingkat
perputaran modal kerja yang semakin tinggi yaitu 8,2 kali dalam
setahun pada akhir tahun 2003 dan terus meningkat sampai menjadi 9,8
kali dalam setahun pada akhir tahun 2005. Periode perputaran modal
kerjanya pun semakin cepat setiap tahun yaitu dari 45 hari pada akhir
tahun 2003 sampai dengan 37 hari pada akhir tahun 2005.
Manajemen kas yang dilakukan pemilik adalah dengan membagi kas
dalam 2 bentuk, yaitu dalam bentuk uang tunai dan simpanan giro.
Bentuk kas yang pertama yaitu uang tunai yang digunakan untuk
membiayai aktivitas sehari-hari, seperti pembayaran upah, pembayaran
uang muka untuk pembelian bahan baku/pembantu dan pembayaran
hutang. Sedangkan bentuk kas yang kedua yaitu dalam bentuk simpanan
giro merupakan kas yang tersimpan dalam bank dan akan digunakan
untuk membiayai aktivitas pembelian inventory yang dilakukan secara
dalam setahun menunjukan bahwa dana tertanam dalam unsur ini
cukup cepat perputarannnya sehingga perputaran modal kerja dan
perputaran total asetnya juga cepat.
Manajemen piutang dilakukan perusahaan dengan cara membuat
kebijaksanaan kredit mengenai batas waktu pembayaran piutang. Batas
waktu kredit ditetapkan selama 30 hari dan 45 hari, tetapi pembayaran
piutang setiap tahunnya tidak pernah melebihi batas waktu kredit yang
telah ditentukan yaitu antara 8 hari sampai 11 hari, menunjukan
pengumpulan piutang yang sangat efektif, yang berarti makin pendek
waktu terikatnya modal dalam piutang dan semakin kecil modal yang
dibutuhkan.
Sebagai perusahaan industri yang bergerak di bidang manufaktur,
besarnya persediaan yang dimiliki perusahaan sangat dipengaruhi oleh
kuantitas pembelian persediaan dilakukan oleh. Agar perusahaan tidak
mengalami kekurangan persediaan maka pemilik harus selalu
menghitung berapa sisa barang yang ada dan menentukan kapan serta
berapa jumlah barang yang harus dibeli, dengan begitu dapat
menghindari investasi yang berlebihan pada persediaan. Manajemen
persediaan yang efektif ditunjukan oleh ketepatan waktu antara
pembelian persediaan dengan periode perputaran persediaan
perusahaan.
Pemilik mengatur jadwal pembayaran hutangnya sebagian besar sudah
cukup baik sehingga pada saat jatuh tempo sudah tersedia uang untuk
membayar hutang dan hutang bisa dibayar tepat pada waktunya.
Manajemen modal kerja ini sangat besar pengaruhnya terhadap
likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Manajemen kas, piutang, dan
persediaan yang baik dapat meningkatkan likuiditas perusahaan tapi
investasi yang keliru dalam harta lancar juga dapat mengurangi
profitabilitas perusahaan, oleh karena itu harus dicari investasi yang
paling efektif agar modal kerja yang diinvestasikan perusahaan dapat
meningkatkan likuiditas perusahaan tanpa mengurangi profitabilitasnya.
Secara keseluruhan dilihat dari nilai current ratio dan quick dimana
nilai current ratio masih dibawah 200% atau dibawah batas normal dan
nilai quick ratio yang cukup baik untuk dua tahun pertama yaitu diatas
100% dan pada tahun ketiga perusahaan memiliki quick ratio dibawah
100%, menunjukan salah satu dari rasio likuiditas tersebut tidak
memenuhi syarat berarti dapat diperkirakan bahwa perusahaan tersebut
tidak menggunakan hutang dagangnya secara efektif pada
persediaannya yang mengakibatkan kurangnya nilai persediaan, karena
jika dilihat dari neraca keuangan perusahaan ada kemungkinan hutang
dagang perusahaan tersebut sebagian dipergunakan untuk membayar
sewa dan sebagian besar lainnya ada yang dipergunakan dalam aktiva
Jika likuiditas perusahaan menurun akan berpengaruh pada profitabilitas
perusahaan yang akan menurun juga. Hal ini dapat disebabkan karena
ada penambahan modal dalam perusahaan yang tidak digunakan secara
efektif.
5.2. Saran
Sebaiknya perusahaan menginvestasikan dananya secara tepat. Bila
dilihat, ada kemungkinan sebagian hutang lancar perusahaan yang
digunakan dalam harta tetap, hal ini akan mengakibatkan turunnya
likuiditas perusahaan. Sebaiknya perusahaan lebih cermat dalam
penggunanaan dananya agar tidak mengurangi likuiditas dan
profitabilitas perusahaan.
Demi tersedianya persediaan yang merupakan syarat mutlak bagi
kelancaran usaha, maka disarankan agar perusahaan terus menjalin
hubungan baik dengan para suppliernya, salah satu caranya adalah
dengan membayar hutang tepat pada waktunya.
Pemilik beserta karyawannya harus selalu meningkatkan kualitas kinerja
dan kualitas produksi produk yang dihasilkan agar memuaskan bagi
semua pembelinya dan pemilik juga harus terus berusaha untuk
menyediakan modal bagi kelancaran usahanya, sehingga penjualannya
dapat meningkat dan mampu bersaing dengan perusahaan maupun
produsen lain, dimana dengan peningkatan penjualan ini diharapkan
likuiditas dan profitabilitas perusahaan dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gitman, Lawrence J., Basic Managerial Finance, Harper and Row
Publishers, 1st edition, 1987.
2. Helfert, Erich., D.B.A., Techniques of Financial Analysis, Richard D.
Irwin, Inc., 5th edition, 1982.
3. Weston, J. Fred, and Eugene, F.Brigham, Managerial Finance, The
Dryden Press, 11th edition, 1996.
4. Weston, J. Fred, and Thomas E. Copeland, Manajemen Keuangan,
Jakarta, Erlangga, edisi 8, jilid 1, 1989.
5. Sundjaja, Ridwan, Prof., Dr., Drs., MSBA., dan Barlian, Inge, Dra., Ak.,
M.Sc., Manajemen Keuangan Satu, Jakarta, Prenhallindo, edisi 4, 2002.
6. Munawir, S., Drs., Ak., Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta,
Liberty, 1995.
7. Riyanto, Bambang, Drs., Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan,
Yogyakarta, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, edisi 3 cetakan
ke-16, 1993.
8. Ahmad, Kamaruddin, S.E., Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja,