ABSTRAK
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012
MARIA KARTIKA PIPIT WISNU WARDANI NIM: 112114019
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan diukur dengan Return On Equit, Return On Asset, dan Earning Per Share.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan teknik purposive sampling dalam pengumpulan data. Populasi data diperoleh dari 57 perusahaan yang terdaftar dalam Indonesian Sustainbility Reporting Award (ISRA) tahun 2010, 2011 dan 2012. Setelah pengurangan dengan beberapa kriteria, 33 perusahaan ditetapkan sebagai sampel penelitian. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Hasil pengujian menunjukkan pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh positf terhadap Return On Equity, Return On Asset, dan Earning Per Share perusahaan.
ABSTRACT
THE IMPACT OF THE DISCLOSURE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO THE CORPORATE PROFITIBILITY AT
An Empirical Study on Public Companies Listed in the Jakarta Stock Exchange 2010-2012
MARIA KARTIKA PIPIT WISNU WARDANI NIM: 112114019
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
This research's aim is to analyze the impact of the disclosure of corporate social responsibility on the company profitability. Profitability variable was measured by Return on Equity, Return on Asset, and Earning Per Share.
This research is an empirical study, using purposive sampling method. The population was 57 companies listed in the Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) at the year of 2010, 2011 and 2012. Sampel was consisted of 33 companies. The method of analysis being used in this research was simple linier regression.
This results showed that the disclosure of corporate social responsibility did not have positive impact to the Return on Equity, Return on Asset, and Earning Per Share of the ISRA companies.
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Maria Kartika Pipit Wisnu Wardani NIM: 112114019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Maria Kartika Pipit Wisnu Wardani NIM: 112114019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Finding God in All Things, and Finding All in God” - Ignatius Loyola –
-“Give our heart to love, and our hand to serve”
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat.
Bapak Antonius Dharyono Wibisono dan Ibu Chatarina
Wigati, orang tua yang selalu mendukung dalam proses studi baik
berupa materi maupun moral.
Robertus Danang Wiratmoko, kakak yang selalu memberikan
motivasi dan pengarahan.
Rm.Bagus Laksana S.J dan Ibu M.T.Krismisiati keluarga yang selalu
memberikan dukungan,perhatian, dan bantuan.
Yulius Donni Setiawan, yang selalu member perhatian, mendukung,
dan member semangat.
Lidwina Desi,Mellisa Wibawaningtyas, Kristin Dwi Aryani
teman-teman yang selalu mengingatkan, mendukung, dan memberi
semangat.
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
–
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
“
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
”dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 31 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang say aambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus2015 Yang membuat pernyataan,
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Kartika Pipit Wisnu Wardani
NIM : 112114019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN
”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada:
1. TuhanYesus Kristus, atas semua rahmatdankarunia-Nya.
2. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memeberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Dr. H. HerryMaridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Ak., QIA., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
5. M. TrisnawatiRahayu., S.E., M.Si.,Ak. selaku pembimbing akademik. 6. Ilsa Haruti Suryandari.,S.E.,S.I.P.,M.Sc.,Ak.selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.
8. Bapak,Ibu, dan mas Danang, yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
9. Rm.Bagus dan ibu M.T.Krismisiati yang selalu membantu, member dukungan dan semangat pada penulis.
10. Yulius Donni Setiawan yang selalu memberikan dukungan dan dorongan.
11. Teman-teman Fakultas Ekonomi seperjuangan angkatan 2011. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Penulis
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ... x
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xi
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Batasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan Penelitian ... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
1.5.1. Stakeholder ... 5
1.5.2. Peneliti berikutnya ... 5
1.5.3. Akademisi ... 6
1.6. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1. Corporate Social Responsibility Disclosure ... 8
2.1.1. Corporate Social Responsibilty ... 8
2.1.2. PengertianCorporate Social Responsibilty Disclosure ... 12
2.1.3. Komponen Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ... 14
2.2 Sustainability Report ... 18
2.2.1 Definisi Sustainability Report ... .... 18
2.2.2 Manfaat Sustainability Report ... .... 18
2.2.3 Pengungkapan Sustainability Report di Indonesia... .... 20
2.3. Profitabilitas Perusahaan ... 21
2.3.1. Return On Equity (ROE) ... 22
2.3.2. Return On Asset (ROA) ... 24
2.3.3. Earning Per Share (EPS) ... 25
2.4. Kerangka Pemikiran ... 26
2.5. Pengembangan Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1. Jenis Penelitian ... 32
3.2. Subyek dan Obyek Penelitian ... 32
3.2.1.Subyek Penelitian ... 32
3.2.2. Obyek Penelitian ... 32
ix
3.4. Jenis dan Sumber Data ... 34
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasi Variabel ... 35
3.6.1 Variabel Independen ... 35
3.6.2 Variabel Dependen ... 36
3.7. Teknik Analisa Data ... 37
3.7.1 Uji Normalitas ... 37
3.7.2 Uji Asumsi Klasik... .... 38
a. Uji Autokorelasi... .... 38
b. Uji Heterokedalitas ... ... 38
3.7.3 Uji Pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROE,ROA, dan EPS... ... 39
a. Analisis Statistik Deskriptif ... 39
b. Menentukan Persamaan Regresi Linier Sederhana... 39
c. Melakukan Pengujian Hipotesis... .. 40
d. melakukan perhitungan koefisien determinasi... 41
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 42
4.1. Sejarah dan Pengertian Indonesia Sustainability Reporting Award 42 4.2. Data Perusahaan ... 44
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48
5.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 48
5.2. Analisis data ... 49
5.2.1. Pengujian Normalitas ... 49
5.2.2. PengujianAsumsi Klasik ... 50
a. Uji Autokorelasi... 50
b. Uji Heterokedastisitas... .. 52
5.2.3 Pengujian Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ROE, ROA, dan EPS Perusahaan ... 54
a. Analisis statistik deskriptif ... 54
b. Pengujian Hipotesis ... 56
1. Pengujian Hipotesis pengaruh csr terhadap roe... ... 56
2. Koefisien Determinasi pengaruh pengungkapan csr terhadap ROE ... ... 56
3. Pengujian Hipotesis pengaruh csr terhadap roa... ... 57
4. Koefisien Determinasi pengaruh pengungkapan csr terhadap ROA... 58
5. Pengujian Hipotesis pengaruh csr terhadap eps.. ... 58
6. Koefisien Determinasi pengaruh pengungkapan csr terhadap EPS... ... 59
5.3 Pembahasan ... 60
BAB VI PENUTUP ... 66
6.1. Kesimpulan... 66
6.2. Keterbatasan Penelitian ... 67
6.3. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
x
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Proses Seleksi Objek Penelitian ... 49
Tabel 5.2. Uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov ... 50
Tabel 5.3. Uji Durbin-Watson ... 51
Tabel 5.4. Uji Scatterplot CSRTerhadap ROE... 52
Tabel 5.5. Uji Scatterplot CSRTerhadap ROA ... 53
Tabel 5.6. Uji Scatterplot CSRTerhadap EPS ... 53
Tabel 5.7. Analisis Statistik Deskriptif ... 54
Tabel 5.8. Hasil Uji T Pengaruh CSR Terhadap ROE ... 56
Tabel 5.9. Koefisien Determinasi Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ROE .. 57
Tabel 5.10. Hasil Uji T Pengaruh CSR Terhadap ROA ... 57
Tabel 5.11. Koefisien Determinasi Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ROA .. 58
Tabel 5.12. Hasil Uji T Pengaruh CSR Terhadap EPS ... 59
xi
DAFTAR GAMBAR
xii ABSTRAK
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012
MARIA KARTIKA PIPIT WISNU WARDANI NIM: 112114019
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan diukur dengan Return On Equit, Return On Asset, dan Earning Per Share.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan teknik purposive sampling dalam pengumpulan data. Populasi data diperoleh dari 57 perusahaan yang terdaftar dalam Indonesian Sustainbility Reporting Award (ISRA) tahun 2010, 2011 dan 2012. Setelah pengurangan dengan beberapa kriteria, 33 perusahaan ditetapkan sebagai sampel penelitian. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Hasil pengujian menunjukkan pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh positf terhadap Return On Equity, Return On Asset, dan Earning Per Share perusahaan.
xiii ABSTRACT
THE IMPACT OF THE DISCLOSURE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO THE CORPORATE PROFITIBILITY AT
An Empirical Study on Public Companies Listed in the Jakarta Stock Exchange 2010-2012
MARIA KARTIKA PIPIT WISNU WARDANI NIM: 112114019
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
This research's aim is to analyze the impact of the disclosure of corporate social responsibility on the company profitability. Profitability variable was measured by Return on Equity, Return on Asset, and Earning Per Share.
This research is an empirical study, using purposive sampling method. The population was 57 companies listed in the Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) at the year of 2010, 2011 and 2012. Sampel was consisted of 33 companies. The method of analysis being used in this research was simple linier regression.
This results showed that the disclosure of corporate social responsibility did not have positive impact to the Return on Equity, Return on Asset, and Earning Per Share of the ISRA companies.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan mempunyai beberapa kewajiban yang harus dipenuhi.
Kewajiban tersebut tidak hanya pada pemegang saham namun juga kewajiban
terhadap pihak lain termasuk masyarakat. Menurut Suwaldiman (2000), berdasarkan karakteristik sistem perekonomian Indonesia, ada 3 kelompok
pihak yang berkepentingan terhadap pertanggungjawaban manajemen atas
pengelolaan perusahaan, yaitu investor dan kreditor, pemerintah dan
masyarakat umum. Perusahaan dan 3 kelompok tersebut harus memiliki relasi
yang baik agar tujuan perusahaan dan masing-masing pihak dapat dicapai.
Relasi dapat terjaga dengan baik bila perusahaan menciptakan komunikasi
yang baik kepada setiap pihak dan yang penting adalah memenuhi tanggung
jawab perusahaan kepada masing-masing pihak. Apabila tanggung jawab
dipenuhi maka timbal baliknya adalah masyarakat akan semakin mengenal
produk perusahaan, kemudian produk perusahaan akan semakin dipercayai
masyarakat sehingga tingkat penjualan meningkat, saham meningkat dan
kesejahteraan investor terjamin, dan dampak bagi perusahaan yaitu investor
akan semakin percaya untuk menanamkan modalnya bagi perusahaan.
Salah satu bentuk pertanggung jawaban perusahaan kepada masyarakat
adalah dengan melakukan CSR (Corporate Social Responsibility). CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
kepentingannya, yang diantarannya adalah konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan
yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Menurut Global Compact Initiative (2002) menyebutkan pemahaman CSR dengan 3P yaitu
profit, people, planet. Konsep ini memuat pengertian bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) melainkan juga kesejahteraan orang
(people) dan menjamin keberlangsungan hidup planet (Nugroho, 2007).
Di Indonesia CSR diatur dalam Undang- Undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perseroan yang bidang usahanya di
bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dewasa ini banyak perusahaan semakin menyadari pentingnya
menerapkan program corporate social responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnis. Survei global yang dilakukan oleh the economist intelligence unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan utama dalam
pengambilan keputusan (Warta Ekonomi, 2006 dalam Sayekti dan Lodovicus,
2006).
Candrayathi dan Saputra (2013) menyatakan penerapan CSR mempunyai
dapak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan karena investor tertarik
untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang melakukan aktifitas
keunggulan di mata investor dibanding perusahaan yang tidak menerapkan
CSR.
Kinerja keuangan dapat menunjukkan kondisi keuangan dan masa depan
perusahaan pada periode waktu tertentu. Analisis rasio keuangan digunakan
untuk mengukur baik buruknya prestasi kerja dibidang keuangan. Sebelum
investor menanamkan modalnya pada suatu perusahaan, investor berhak untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Profitabilitas menjadi
pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasinya. CSR dapat
memberikan dampak positif bagi perusahaan. Jika perusahaan melakukan
CSR maka perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
produk sehingga muncul loyalitas konsumen. Semakin laku produk
perusahaan maka laba (profit) perusahaan semakin meningkat. Investor akan
cenderung menanamkan saham di perusahaan dengan profit yang tingi. Selain
itu ketertarikan investor terhadap perusahaan karena perusahaan tersebut
secara berkelanjutan selalu memberikan laporan tahunan, sehingga investor
dan pihak-pihak terkait dapat melihat perkembangan perusahaan secara
berkala dan dari laporan tahunan yang berkelanjutan tersebut terlihat bahwa
perusahaan beriitikat baik untuk memberikan tanggung jawabnya kepada
pihak-pihak terkait dengan cara memberikan laporan tahunan secara
berkelanjutan dan terbuka. Belkaoui (1986) dan Patten (1990) dalam Nurdin
dan Cahyandito (2006) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan
investasi, investor memasukkan variabel yang berkaitan dengan masalah
perusahaan yang memiliki citra yang baik dan memiliki etika bisnis yang baik,
praktek karyawan yang baik, peduli terhadap lingkungan, dan memiliki
tanggung jawab sosial terhadap stakeholder.
Berdasakan pemaparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur
dengan rasio Return On Equity, Return On Asset, dan Earning Per Share.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian adalah:
a. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap Return On Equity (ROE)?
b. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)?
c. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS)?
1.3 Batasan Masalah
Indikator profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunanakan
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Menemukan pengaruh positif pengungkapan CSR terhadap Return On Equity (ROE)?
b. Menemukan pengaruh positif pengungkapan CSR terhadap Return On Asset (ROA)?
c. Menemukan pengaruh positif pengungkapan CSR terhadap Earning Per Share (EPS)?
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Bagi stakeholder
Penelitian ini diharapkan menjadi sinyal peringatan bahwa kewajiban
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan juga perlu diikuti
dengan pengawasan dan untuk menghindari perilaku oportunistik dari
pihak manajemen dan agar perusahaan dapat lebih memiliki tanggung
jawab terhadap kegiatan CSR.
b. Bagi peneliti berikutnya
Penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam pengembangan
teori, terutama yang menyangkut masalah pengaruh pengungkapan CSR
terhadap profitabilitas perusahaan yang di ukur dengan ROE,ROA,dan
c. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
dan pengetahuan mengenai pengaruh pengungkapan CSR terhadap
profitabilitas perusahaan yang di ukur dengan ROE, ROA, dan EPS.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang merupakan
dasar pemikiran mengenai dampak pengungkapan sumber daya
manusia terhadap reputasi perusahaan, rumusan masalah sebagai
sesuatu yang diangkat untuk diteliti, tujuan penelitian yang ingin
dicapai dengan diadakan penelitian ini dan sesuai dengan latar
belakang dan rumusan masalah yang telah dibuat, manfaat
penelitian yang didapat dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai teori yang melandasi permasalahan
penulisan ini dan mengemukakan penelitian yang telah
dikembangkan sebelumnya serta kerangka pemikiran untuk
memperjelas maksud dari penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi deskripsi mengenai operasional pelaksanaan
penelitian, obyek penelitian, rancangan penelitian, jenis sumber
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Bab ini membahas tentang sejarah bursa efek dan deskripsi sampel
perusahaan yang digunakan dalam penelitian.
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan analisis terhadap data yang diperoleh dalam
penelitian dengan dasar teknik analisis data yang telah ditentukan
untuk menjelaskan masalah yang dikemukakan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dari analisis data, keterbatasan
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Corporate Social Responsibility Diclosure
2.1.1 Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R Bowen pada tahun 1953. Di Indonesia CSR mulai berkembang
sejak diterbitkannya Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas mewajibkan perseroan yang bidang usahanya di bidang atau
terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan. Darwin (2004) dalam Septiana dan Nur
(2012) mendefinisikan CSR sebagai mekanisme bagi suatu organisasi
untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan
dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders,
yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Williams dan
Siegel(2001) juga meyakini bahwa:
“CSR is conventionally defined as the social involvement, responsiviness, and accountabilitty of companies apart from their core profit activities and beyond the requirements of the law and what is
otherwise required by goverment”
Secara universal, kedua pemahaman tersebut mengatakan bahwa
aktivitas CSR mempunyai keterlibatan sosial pelaku bisnis atau
stakeholder dalam mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Caroll
Tahap pertama adalah tanggung jawab ekonomi. Perusahaan akan
memaksimumkan pendapatan dan meminimumkan biaya untuk mencari
keuntungan atau pencapaian laba. Tahap kedua adalah legal responsibility. Pada tahap ini perusahaan akan berusaha untuk mematuhi hukum (obey of law) yang ditetapkan pemerintah untuk melindungi konsumen, lingkungan, dan tenaga kerja. Tahap ketiga adalah perusahaan berada pada
ethical responsibility dan pada tahap akhir perusahaan akan berusaha menjadi perusahaan yang tidak merugikan lingkungan dan komunitasnya.
CSR tidak lagi berpijak pada praktek single bottom line yang berorientasi
pada kinerja keuangan saja, namun dewasa ini CSR juga telah mengacu
pada triple bottom line, yang artinya selain berorientasi pada kinerja
keuangan, perusahaan juga berorientasi pada aktivitas sosial dan
lingkungan. Namun dalam prakteknya masih banyak perusahaan yang
belum mengacu pada tiga dasar tersebut dan masih banyak perusahaan
yang hanya berorientasi pada pemerolehan laba. Karena tanggung jawab
perusahaan yang berorientasi pada sosial sifatnya sukarela dan tujuannya
hanya untuk memuaskan stakeholder.
CSR juga berkaitan dengan teori legitimasi dan teori sinyal. Teori
legitimasi merupakan teori yang memaparkan tentang keterkaitan
perusahaan dengan masyarakat. Donovan dan Gibson (2000) berpendapat
legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan
masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari
sangat dipengaruhi oleh masyarakat. Perusahaan dan masyarakat harus
melakukan hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik tersebut dapat
berupa kepercayaan masyarakat untuk mempercayai perusahaan tersebut
melangsungkan kegiatan perusahaannya. Teori legitimasi ini menjadi
dasar perusahaan untuk meyakinkan masyarakat bahwa aktivitas
perusahaan dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Pengungkapan
pertanggungjawaban perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan
akan dilaporkan dalam laporan tahunan. Sedangkan untuk teori sinyal
membahas mengenai pentingnya informasi perusahaan yang
mempengaruhi keputusan investasi diluar pihak perusahaan. Informasi
yang dikeluarkan perusahaan merupakan sinyal bagi para investor. Jika
informasi perusahaan bersifat positif diharapkan pelaku pasar akan segera
merespon sinyal tersebut. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain
yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain (Jogiyanto, 2000).
Menurut Cheng dan Yulius (2011), aktivitas CSR dapat memberikan
banyak manfaat, seperti: dapat meningkatkan citra dan daya tarik
perusahaan di mata investor serta analis keuangan penjualan dan dapat
menunjukkan brand positioning dan dapat meningkatkan penjualan dan
market share. Pengungkapan CSR merupakan proses pemberian informasi kepada kelompok yang berkepentingan tentang aktivitas perusahaan serta
Menurut Suharto (2004) dengan menggunakan dua pendekatan
minimal ada delapan kategori perusahaan dalam melaksanakan CSR.
Pendekatan yang dimaksud dalam hal ini adalah pendekatan porsi
keuntungan perusahan dan besarnya anggaran CSR dan tujuan CSR
apakah untuk promosi atau pemberdayaan.
a. Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya profit:
1) Perusahaan Minimalis yatiu perusahaan dengan profit yang
rendah dan memiliki anggaran CSR yang rendah.
2) Perusahaan Ekonomis yaitu perusahaan yang memiliki
keuntungan tinggi namun anggaran CSR nya rendah.
3) Perusahaan Humanis yaitu perusahaan yang memiliki profit
yang rendah namun memiliki anggaran CSR yang relatif besar.
4) Perusahaan Reformis yaitu perusahaan yang memiliki profit
besar dan angaran CSR yang besar.
b. Berdasarkan tujuan untuk promosi atau pemberdayaan masyarakat:
1) Perusahaan pasif yaitu perusahaan yang menerapkan CSR
dengan tujuan yang tidak jelas. Bukan untuk promosi bukan
pula untuk pemberdayaan masyarakat.
2) Perusahaan Impresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR
dengan tujuan sebagai sarana promosi bagi perusahaan.
3) Perusahaan Agresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR
dengan tujuan utama pemberdayaan masyarakat disamping juga
4) Perusahaan Progresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR
dengan tujuan promosi sekaligus pemeberdayaan masyarakat.
2.1.2 Pengertian Corporate Social Responsibility Disclosure
Menurut Hackston dan Milne (1996) dalam Sembiring (2005)
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut juga
sebagai corporate social responsibility atau social disclosure, corporate soscial reporting, social reporting merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap
kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara
keseluruhan. Pengungkapan tanggung jawab sosial juga dapat diartikan
sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap strategic- stakeholdersnya, terutama komunitas dan masyarakat sekitar wilayah kerja dan operasinya (Daniri, 2008). Chariri (2013) mengatakan bahwa CSR disclosure sangat besar peranannya bagi perusahaan, salah satunya digunakan untuk menarik dana investasi bagi masyarakat.
Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan
yang ditetapkan standar, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib adalah pengungkapan minimum yang disyaratkan
oleh lembaga yang berwenang (Pajak, Undang-Undang, SAK, maupun
BAPEPAM). Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan
informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan
pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan,
mencakup lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, tenaga
kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.
Tujuan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menurut
Gray et al (1998) dalam Sulistyowati (2004) adalah: a. Untuk meningkatkan image perusahaan
b. Untuk meningkatkan akuntabilitas suatu organisasi, dengan asumsi
bahwa terdapat kontrak sosial antara organisasi dengan masyarakat.
c. Untuk memberikan informasi kepada investor.
Sedangkan menurut Zadex (1998:1426) dalam Sulistyowati (2004),
alasan perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial
adalah:
a. Untuk memahami apakah perusahaan telah mencoba mencapai kinerja
sosial terbaik sesuai yang diharapkan.
b. Untuk mengetahui apa yang dilakukan perusahaan dalam
meningkatkan kinerja sosial.
c. Untuk memahami implikasi dari apa yang dilakukan perusahaan
tersebut.
d. Untuk memahami apakah praktik yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan kinerja tidak merugikan kinerja bisnisnya.
Pengungkapan sosial dan lingkungan menjadi salah satu strategi
perusahaan untuk menunjukkan kinerja baik kepada masyarakat dan
mendapatkan image dan pengakuan baik bahwa perusahaan bertanggung jawab atas sosial dan lingkungan, selain itu investor juga semakin yakin
bahwa perusahaan memiliki reputasi yang baik karena telah melakukan
pengungkapan sosial dan lingkungannya secara teratur dan rutin. Image
yang baik atas kinerja perusahaan akan menjadi salah satu pertimbangan
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Karena dengan reputasi
yang baik maka perusahaan memiliki kinerja ekonomi yang baik pula
maka investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.
Semakin banyak investor yang menanamkan modalnya maka semakin
meningkat harga saham perusahaan tersebut.
2.1.3 Komponen Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Salah satu standar untuk melakukan pengukuran terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah pedoman
Global Reporting Indeks (GRI) dari Global Reporting Initiatives.
Pedoman dari GRI ini banyak digunakan oleh para peneliti untuk
mengukur kebijakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
Oleh karena, kebijakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
di Indonesia masih bersifat sukarela, maka didalam praktiknya masih
banyak terjadi variabilitas luasnya item-item yang dilaporkan atau
diungkapkan. Tujuh elemen dasar dari praktik CSR yang dapat dilakukan
oleh perusahaan (ISO 26000), yaitu:
Elemen ini mencakup bagaimana perusahaan harus bertindak sebagai
elemen dasar dari tanggungjawab sosial (social responsibility)
b. Hak asasi manusia
Elemen ini mencakup penghormatan terhadap hak asasi manusia. Hak
asasi manusia terbagi menjadi dua kategori utama, kategori pertama
menganai hak-hak sipil dan politik (civil and political rights) yang mencakup hak untuk hidup dan kebebasan (right to life and liberty), kesetaraan di mata hukum (equality before the law) dan hak untuk berpendapat (freedom of expression). Kategori yang kedua mengenai mencakup hak untuk bekerja (right to work), hak atas pangan (right to food), hak atas kesehatan (right to health), hak atas pendidikan (right to education) dan hak atas jaminan sosial (right to social security).
c. Ketenagakerjaan (labour practices)
Elemen ini mencakup seluruh hal yang terdapat didalam prinsip dasar
deklarasi ILO 1944 dan hak-hak tenaga kerja dalam deklarasi hak asasi
manusia. Sebagai contohnya yaitu pelaksanaan kondisi kerja yang
baik, bermartabat, dan kondusif, pengembangan sumberdaya manusia
dan lain-lain.
d. Lingkungan (environment)
Elemen ini mencakup pencegahan polusi sebagai dampak aktivitas
perusahaan, pencegahan global warming, pendayagunaan sumber alam secara efisien dan efektif, dan penggunaan sistem manajemen
e. Praktik operasional yang adil (fair operational practices)
Elemen ini mencakup pelaksanaan aktivitas secara etik dan
pengungkapan aktivitas perusahaan yang transparan, pelaksanaan
aktivitas pemilihan pemasok yang etis dan sehat, penghormatan
terhadap hak-hak intelektual dan kepentingan stakeholder, serta
perlawanan terhadap korupsi.
f. Konsumen (consumer issues)
Elemen ini mencakup penyediaan informasi yang akurat dan relevan
tentang produk perusahaan kepada pelanggan, penyediaan produk yang
aman dan bermanfaat bagi pelanggan.
g. Keterlibatan dan pengembangan masyarakat (community envolvement and development)
Elemen ini mencakup pengembangan masyarakat, peningkatan
kesejahteraan masyarakat, aktivitas sosial kemasyarakatan
(philantrophy), dan melibatkan masyarakat didalam aktivitas operasional perusahaan.
Berbagai sumber masih berbeda untuk isi dari pengungkapan CSR
tersebut. Survei yang dilakukan oleh Ernst dan Ernst (1998), dalam
Chariri dan Ghozali (2007) menemukan bahwa pengungkapan dikatakan
berkaitan dengan isu sosial dan lingkungan jika pengungkapan tersebut
berisi informasi yang dapat dikatagorikan ke dalam kelompok berikut ini:
a. Lingkungan
c. Praktik bisnis yang wajar (fair)
d. Sumber daya manusia
e. Keterlibatan masyarakat
f. Produk yang dihasilkan
g. Pengungkapan lainnya
Pengungkapan sosial perusahaan dalam 7 kategori yang disebutkan
oleh Heckston dan Milne (1996) dalam Anggraini (2006), yaitu :
lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain
tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum. Ketujuh kategori
tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan. Menurut Sembiring (2005),
berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan ada
12 item dari 90 item pengungkapan yang tidak sesuai untuk diterapkan
dengan kondisi di Indonesia. Selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan
cara menghapuskan 12 item pengungkapan tersebut, sehingga secara total
tersisa 78 item pengungkapan.
Item pengungkapan dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalam
bentuk indeks pengungkapan sosial, yang terdiri dari:
a. Lingkungan
b. Energi
c. Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
d. Lain-lain Tenaga Kerja
e. Produk
g. Umum
2.2 Sustainability Report
2.2.1 Definisi Sustainability Report
Global Reporting Initiative (GRI) merumuskan GRI (2006: 3) mendefinisikan Sustainability Report sebagai berikut:
“Laporan keberlanjutan adalah praktek pengukuran, pengungkapan
dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik
internal maupun eksternal.”
Sedangkan pada website National Center for Sustainbility Report
(NCSR) mendefinisikan sustainability report sebagai berikut:
“Sustainability Report is reporting on the economic, environmental and social policies, impacts and performance of an organization and its
products in the context of sustainable development.”
Pengertian diatas diartikan bahwa sustainability report adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh
dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu,
tantangan dan peluang sustainable development yang membawanya kepada core business dan sektor industrinya (Anggraeni, 2006).
2.2.2 Manfaat Sustainability Report
a. Patok banding dan pengukuran kinera keberlanjutan yang
menghormati hukum, norma, kode, standar kerja, dan inisiatif
sukarela.
b. Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan.
c. Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara
berbagai organisasi dalam waktu tertentu.
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) juga mengungkapkan manfaat sustainability report:
a. Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder
(pemegang saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan
meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan
transparasi.
b. Sustainability report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share, dan loyalitas konsumen jangka panjang.
c. Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan mengelola risikonya.
d. Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi. e. Sustainability report dapat mengembangkan dan memfasilitasi pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam
f. Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan
pemegang saham untuk jangka panjang.
g. Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang saham dengan visi jangka panjang dan membantu
mendemonstrasikan bagaimana meningkatkan nilai perusahaan yang
terkait dengan isu sosial dan lingkungan.
2.2.3 Pengungkapan Sustainability Report di Indonesia
Berdasarkan keputusan BAPEPAM dan LK No. KEP-431/BL/2012,
laporan tahunan wajib memuat tanggung jawab sosial perusahaan.
Laporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan diungkapkan pada
laporan tahunan atau laporan tersendiri yang disampaikan bersamaan
dengan laporan tahunan kepada BAPEPAM dan LK, seperti laporan
keberlanjutan (sustainability report) atau laporan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility report).
Di Indonesia pengungkapan sustainability report masih berupa suatu pilihan. Namun ada suatu ajang pemberian penghargaan yang diadakan
IAI yang bekerjasama NCSR yang mendukung adanya pengungkapan
sustainability report di Indonesia yaitu Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Ajang tersebut sebagai bentuk apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan yang conccern terhadap sustainable development
2.3 Profitabilitas Perusahaan
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas
dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosial kepada
pemegang saham Heinze (1976) dalam Hackston & Milne (1996). Sehingga
semakin tinnggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial Bowman & Haire (1976) dan Preston (1978)
dalam Hackston & Milne (1996). Kinerja keuangan perusahaan dapat
diketahui dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio ini sangat penting
untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba, baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non
operasional.
Bagi investor, informasi profitabilitas perusahaan dapat dijadikan tolok
ukur apakah investor tetap mempertahankan investasi mereka atau mencari
alternatif lain. Apabila tingkat profitabilitas perusahaan terlihat baik, maka
investor akan melirik perusahaan tersebut dan akan menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut. Semakin banyak investor yang tertarik untuk
menanamkan modalnya maka semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan
dan berdampak pada naiknya harga saham yang berarti pula naiknya nilai
perusahaan. Maka dari itu untuk mengetahui profitabilitas yang telah dicapai
maka dilakukan pengukuran profitabilitas yang diukur dengan beberapa rasio
yaitu Return On Equity, Return On Asset, dan Earning Per Share. Pengukuran profitabilitas digunakan untuk melakukan perbaikan atas kegiatan
Tujuan dari penilaian profitabilitas adalah untuk memotivasi karyawan
untuk mencapai target yang telah di tentukan dan sebagai pedoman untuk
dapat berperilaku sesuai dengan aturan yang ada.
Investor akan tertarik kepada perusahaan yang secara berkala melaporkan
laporan tahunan, karena dari laporan tahunan investor dapat menilai kinerja
perusahaan yang didalamnya terdapat profitabilitas. Selain itu investor juga
akan melihat reputasi perusahaan. Perusahaan yang melaporkan laporan
tahunan secara teratur dan kontinyu maka perusahaan tersebut dinilai tertib
dan bertanggung jawab, akibatnya reputasi perusahaan akan meningkat dan
investor semakin mantap menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
2.3.1 Return On Equity (ROE)
Kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor penting untuk menilai
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Salah satu indikator untuk
menganalisis kinerja keuangan perusahaan yaitu dilihat dari tingkat
profitabilitasnya. Berbagai cara untuk mengukur tingkat profitabilas salah
satunya dengan ROE. ROE merupakan salah satu indikator yang sering
digunakan investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan
sebelum melakukan investasi. Pada dasarnya ROE adalah tingkat
pengembalian ekuitas dari aktifitas investasi dan penjualan yang
dilakukan. ROE mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan
perusahaan kepada para pemegang saham. Angka ROE yang tinggi akan
membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya
baru. Menurut Panggabean (2005) ROE merupakan rasio antara laba
bersih dengan ekuitas pada saham biasa atau tingkat pengembalian
investasi pemegang saham (rate of return on stockholer’s investment).
Dari pernyataan diatas ROE dapat disimpulkan dalam sebuah rumus
yaitu:
Perusahaan menangkap peluang bahwa CSR dapat dijadikan salah satu
strategi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dengan
diterapkannya CSR maka perusahaan mendapatkan citra yang positif dari
masyarakat luas, kemudahan akses dalam mendapatkan modal, dengan
diterimanya perusahaan di masyarakat hal tersebut berarti perusahaan
memiliki legitimasi sosial dan reputasi yang baik, dan dapat mengelola
menajemen resiko dengan baik.
Donovan dan Gibson (2000) dalam Sembiring (2005) menyatakan
bahwa berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan
antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial
adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi,
perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal
yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan.
Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para
pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan,
misalnya dalam lingkup sosial dan dengan demikian investor akan tetap
berinvestasi di perusahaan tersebut.
2.3.2 Return On Asset (ROA)
Salah satu informasi perusahaan yang perlu diketahui oleh investor
adalah profitabilitas perusahaan. Investor perlu mengetahui kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan labanya. Tingkat profitabilitas dapat
diukur menggunakan rasio return on asset (ROA). Hanafi dan Halim (2003:27) ROA merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan
dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset,dan modal saham
tertentu. Mardiyanto (2009:196) berpendapat ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba yang berasal dari aktivitas investasi.
Semakin tinggi ROA maka semakin baik produktifitas aset dalam
memperoleh keuntungan bersih. Akibatnya akan meningkatkan daya tarik
investor kepada perusahaan karena tingkat pengembalian atau deviden
akan semakin besar. Hal tersebut juga akan berdampak baik pada harga
saham dari perusahaan. ROA membantu perusahaan menjalankan praktik
akuntansi dengan baik karena untuk mengukur efisiensi penggunaan
modal yang menyeluruh, sehingga dapat diketahui resiko dan posisi
keuangan perusahaan.
Sejalan dengan teori stakeholder dalam Septiana dan Nur (2012) mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi
untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
dipengaruhi oleh dukungan yang diberukan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut.
Perusahaan dan stakeholder memiliki keterkaitan satu sama lain. Pengungkapan sosial dianggap sebagai sarana untuk menjembatani antara
perusahaan dengan stakeholder. Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholder, terutama stakeholder yang mempunyai power
terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan misalnya tenaga kerja, pasar atas produk
perusahaan dan lain-lain (Danu,2011 dalam Septiana dan Nur 2012).
Adapun rumus mengitung ROA sebagai berikut:
=� ℎ× 100%
2.3.3 Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) adalah suatu analisis yang penting dalam laporan keuangan perusahaan. EPS memberikan informasi kepada para
pihak luar tentang kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk tiap
lembar yang beredar. Informasi tentang EPS banyak diminati oleh para
calon investor, karena EPS merupakan salah satu indikator keberhasilan
perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS, semakin besar laba yang disediakan
untuk pemegang saham. Alasan tersebut menjadikan calon investor harus
meneliti dan mengamati EPS suatu perusahaan sebelum menanamkan
modalnya.
eksternal karena terjadi asimetri informasi antar manajemen dengan pihak
eksternal. Semua informasi baik itu informasi keuangan maupun non
keuangan harus diungkapkan oleh perusahaan.
EPS merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan
yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono
dan Hendry, 2001: 139). Menurut Weygandt et.al. (1996: 805-806) dan Elliot dan Elliot (1993: 250) EPS menilai pendapatan bersih yang
diperoleh setiap lembar saham biasa. Investor akan membeli saham
perusahaan dengan tujuan mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham
kecil maka kemungkinan perusahaan membagikan deviden juga kecil.
Alasan tersebut mendorong investor akan cenderung memilih perusahaan
yang memiliki EPS tinggi dibandingkan EPS yang rendah. EPS yang
rendah cenderung membuat harga saham turun. Besarmya EPS suatu
perusahaan dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan
atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba
perusahaan. Adapun rumus dari EPS yaitu:
�
=
� ℎ ℎ −ℎ ℎ x 100%
2.4 Kerangka Pemikiran
CSR berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan, menurut Global Compact Initiative (2002) menyebutkan pemahaman CSR dengan 3P yaitu
profit, people, planet. Dapat diartikan bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak hanya fokus pada pencapaian mendapatkan
dan sosial untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan yang
melakukan aktivitas CSR akan memiliki keuntungan diantaranya menciptakan
citra baik perusahaan dimana masyarakat akan memberikan penilaian positif
terhadap perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR. masyarakat akan
beranggapan bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas CSR berarti tidak
hanya berorientasi mencari keuntungan saja, namun juga memiliki kepedulian
terhadap lingkungan, norma, dan isu sosial di masyarakat. Penilaian
masyarakat akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk yang
dihasilkan perusahaan. Loyalitas konsumen akan membuat konsumen lebih
memilih,membeli dan menggunakan produk perusahaan. Pembelian konsumen
diharapkan meningkatkan penjualan perusahaan. Jika besarnya biaya
diasumsikan tetap, maka laba akan meningkat dan dengan asumsi jumlah total
aset sama maka akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang dilihat
dari rasio profitabilitasnya. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan ROE,ROA,dan EPS perusahaan.
Heal dan Garret (2004) menunjukkan bahwa aktivitas CSR dapat menjadi
elemen yang menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan
kontribusi kepada manajemen resiko dan memelihara hubungan yang dapat
memberikan keuntungan jangka panjang perusahaan. Sedangkan penelitian
Siegel dan Paul (2006) menunjukkan bahwa aktivitas CSR memiliki dampak
produktif yang signifikan terhadap efisiensi, perubahan teknikal, dan skala
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.5 Pengembangan Hipotesis
Perusahaan yang melakukan aktivitas CSR tentunya memiliki tujuan
khusus, selain memberikan manfaat kepada stakeholder, juga diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan yang dapat dilihat melalui
profitabilitas. Profitabilias digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan sama seperti yang dikatakan oleh Dharma (2013).
Aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang menguntungkan sebagai strategi
perusahaan, memberikan kontribusi kepada manajemen resiko dan
memelihara hubungan yang dapat memberikan keuntungan jangka panjangan
bagi perusahaan (Heal dan Garret, 2004).
ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas
perusahaan. Angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi
perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat
perusahaan mudah menarik dana baru (Walsh, 2004:126, dalam Dwi Ayu,
2014).
CSR merupakan salah satu stategi perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dengan melakukan aktivitas CSR perusahaan akan mendapat
citra baik dari masyarakat. Jika perusahan bisa menciptakan citra baik dan
Corporate Social Responsibility
Return On Equity
Return On Asset
kepercayaan masyarakat maka diharapkan mampu menimbulkan loyalitas
konsumen. Loyalitas konsumen akan meningkatkan penjualan yang
berdampak pada kenaikan laba. Salah satu alat untuk mengukur profitabilitas
dengan melihat tingkat ROE. Lama yang tinggi akan berdampak pada ROE
yang tinggi. Investor akan menjadikan ROE yang tinggi sebagai salah satu
pertimbangan untuk menanamkan sahamnya pada perusahaa. Berdasarkan
uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
H1: Pengungkapan aktivitas CSR berpengaruh positif terhadap ROE.
Perusahaan yang melakukan aktivitas CSR memiliki keunggulan dimata
stakeholder dibanding dengan perusahaan yang tidak melakukan aktivitas CSR. Finch (2005) mengatakan bahwa motivasi perusahaan menggunakan
sustainability reprting framework adalah untuk mengkomunikasikan kinerja manajemen dalam mencapai keuntungan jangka panjang perusahaan kepada
para stakeholder, seperti perbaikan kinerja keuangan, kenaikan dalam
competitive advantage, maksimisasi profit, serta kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang.
Aktivitas CSR diharapkan berdampak positif bagi profitabilitas
perusahaan. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur profitabilitas
adalah dengan ROA. ROA adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan mengahsilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. CSR
merupakan aktivitas infestasi jangka panjang. Dengan melakukan CSR secara
memberikan pelatihan atau mendatangkan tenaga ahli di perusahaan,
tujuannya untuk memperbaiki kinerja karyawan. Jika kinerja karyawan
semakin meningkat maka akan memberikan dampak yang positif bagi
perusahaan. Karyawan bisa menciptakan inovasi produk atau dalam
mengelola manajemen sehingga manajemen semakin efektif dan menaikkan
penjualan akibatnya laba meningkat. Aktivitas CSR juga memberikan
keuntungan lain yaitu pemberian ijin yang mudah atas kegiatan perusahaan,
sehingga kegiatan operasional semakin meningkat dan dapat meningkatkan
penjualan kemudian laba perusahaan meningkat.
Dengan melakukan aktivitas CSR perusahaan dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap produk perusahaan sehingga reputasi
perusahaan juga meningkat dimata masyarakat. Akibatnya masyarakat
semakin mengenal produk perusahaan dan berkeinginan untuk menggunakan
produk perusahaan.
Semakin produk laku dipasaran maka laba (profit) perusahaan akan semakin meningkat. Dengan demikian laba yang meningkat akan
mempengaruhi ROA suatu perusahaan. Semakin tinggi ROA maka semakin
baik produktifitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih. Akibatnya akan
meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan karena tingkat
pengembalian atau deviden akan semakin besar. Berdasarkan uraian diatas
maka dapat dirumuskan:
Perusahaan yang telah go public atau yang sudah bergabung dalam bursa adalah perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat. Pihak manajemen
bertanggung jawab atas informasi perusahaan untuk masyarakat. Informasi
perusahaan sangat penting bagi para calon investor yang hendak menanamkan
modalnya pada perusahaan. Salah satu informasi penting bagi calon investor
adalah EPS. Investor akan membeli saham dengan tujuan mendapatkan
deviden yang tinggi,maka investor akan mencari perusahaan yang memiliki
nilai EPS yang tinggi karena EPS menggambarkan jumlah rupiah yang
diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Aktivitas CSR diharapkan
menaikkan penjualan karena adanya loyalitas konsumen terhadap perusahaan
yang memiliki tanggung jawab kepada lingkungan dan konsumen dan
dilaksanakan secara konsisten atau berkelanjutan. Peningkatan penjualan
akan mengakibatkan laba yang naik sehingga EPS juga akan naik. Dengan
kenaikan EPS maka investor akan mendapatkan deviden yang tinggi, dan
kenaikan EPS akan menarik investor baru untuk menanamkan
sahamnya.Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan:
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yaitu melakukan pengujian
hipotesis untuk menjelaskan hubungan tertentu. Penelitian ini menjelaskan
pengaruh pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan, diukur
dengan ROE, ROA, dan EPS yang telah mengikuti ISRA (Indonesia Substainbility Report Award) tahun 2010 sampai 2012.
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan go public
yang menjadi partisipan ajang penghargaan Indonesian Sustainbility Reporting Award (ISRA) yang berlangsung pada tahun 2010-2012, perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek, dan perusahaan yang
mempublikasikan laporan mengenai kegiatan CSR atau sustainability report dalam laporan tahunan secara kontinyu tahun 2010 – 2012 baik secara fisik ataupun melalui website www.idx.co.id atau website
perusahaan.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan
partisipan ajang penghargaan Indonesian Sustainbility Reporting Award
(ISRA) yang berlangsung pada tahun 2010-2012.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua partisipan
ajang penghargaan Indonesian Sustainbility Reporting Award (ISRA) yang berlangsung pada tahun 2010-2012. ISRA merupakan ajang penghargaan yang
diadakan oleh IAI bersama NCSR dimana dalam penentuan penelilian laporan
CSR didasarkan pada keputusan juri yang bersifat objektif sehingga dalam
penilaiannya dapat mengurangi tingkat subjektifitas peneliti. Objek penelitian
ini menggunakan perusahaan partisipan ISRA, karena partisipan tersebut telah
melaksanakan CSR dengan baik dan benar serta telah melaporkannya secara
konsisten dalam laporan pertanggungjawaban sosialnya sebagai wujud dari
pertanggungjawaban sosial kepada stakeholder.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive judment sampling yaitu tipe pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Perusahaan go public partisipan ISRA tahun 2010 – 2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Perusahaan yang mempublikasikan laporan mengenai kegiatan CSR atau
substainbility report dalam laporan tahunan secara kontinyu tahun 2010 – 2012 baik secara fisik ataupun melalui website www.idx.co.id atau
c. Perusahaan yang mempublikasikan data mengenai ROE,ROA dan EPS
dalam laporan keuangan secara kontinyu tahun 2010 – 2012.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini adalah data kuantitaif yaitu
berupa data laporan keuangan yang terdapat dalam laporan tahunan dan
laporan CSR yang dimiliki setiap perusahaan.
Sedangkan sumber data merupakan data sekunder. Data sekunder
eksternal dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dalam laporan
CSR perusahaan partisipan ISRA pada tahun 2010-2012 yang diperoleh
melalui website www.csrindonesia.com, www.idx.co.id, www.isra.ncsr.id.org,
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) atau website masing-masing perusahaan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi.
Teknik dokumentasi dalam penlitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang menjadi
partisipan ajang penghargaan Indonesian Sustainbility Reporting Award
(ISRA) yang berlangsung pada tahun 2010 - 2012, perusahaan yang terdaftar
dalam bursa efek, dan perusahaan yang mempublikasikan laporan mengenai
kontinyu tahun 2010-2012 baik secara fisik ataupun melalui website
www.idx.co.id atau website perusahaan.
3.6 Variabel Penelitian dan Opersionalisasi Variabel
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipejari dan ditarik
kesimpulannya menurut Sugiyono (2010:58). Penelitian ini terdiri dari
variabel independen dan variabel dependen dengan definisi dan pengukuran
sebagai berikut:
3.6.1 Variabel Independen
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah varibel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,2010:59).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Dalam penelitian ini CSR akan diukur dengan Corporate Sosial Disclosure Index (CSDI). Informasi mengenai CSDI akan didapat berdasarkan GRI. CSDI dilakukan dengan melihat pengungkapan sosial
perusahaan dalam 7 kategori yang disebutkan Heckston dan Milne (1996),
yaitu: lingkungan, energi, kesehatan, dan keselamatan kerja, lain-lain
tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum. Ketujuh kategori
tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan. Menurut sembiring (2005),
12 item dari 90 pengungkapan yang tidak sesuai untuk diterapkan dengan
kondisi di Indonesia. Selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan cara
menghapuskan 12 item pengungkapan tersebut, sehingga total tersisa 78
item pengungkapan.
Perhitungan indeks CSDI dilakukan dengan menggunakan pendekatan
dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian yang
diungkapkan oleh perusahaan diberikan nilai 1 dan jika tidak diungkapkan
diberikan nilai 0 (Hanifa dkk, (2005) dalam Sayekti dan Wondabio (2007).
Selanjutnya skor dari keseluruhan item dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
Rumus CSDI dalam (Hanifa dkk, (2005) dalam Sayekti dan Wondabio
(2007):
CSDI j = Σ X Ij
nj
Dimana:
CSDI j : Corpotate Social Disclosure Index perusahaan j
Nj : Jumlah item untuk perusahaan j
Xij : 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan
Dengan demikian 0 < CSDIt> 1
3.6.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena