• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN PONSEL NOKIA DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN PONSEL NOKIA DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP

MINAT BELI ULANG KONSUMEN PONSEL NOKIA

DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan

Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Diajukan oleh :

(2)

DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA

Yang diajukan Oleh :

RENDRA NUR SUHARANTA 0812010154/FE/EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Malicha

NIP : 030181692 Tanggal : …………..

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(3)

USULAN PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP

MINAT BELI ULANG KONSUMEN PONSEL NOKIA

DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA

Yang diajukan oleh :

RENDRA NUR SUHARANTA 0812010154/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Malicha

NIP : 030181692 Tanggal : …………..

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(4)

DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA

Yang diajukan oleh :

RENDRA NUR SUHARANTA 0812010154/FE/EM

Disetujui untuk ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Malicha

NIP : 030181692 Tanggal : …………..

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah - nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul : “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN PONSEL NOKIA DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spiritual maupun material, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Malicha, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Desember 2012

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 12

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. PengertianPemasaran ... 13

2.2.2. BauranPemasaran ... 17

2.2.2.1. Kualitas Produk ... 19

(8)

2.2.4. Minat Beli Ulang ... 32

2.2.5. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang ... 35

2.2.6. Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli Ulang ... 35

2.3. Karangka Konseptual... 37

2.4. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 38

3.1.1. Variabel Penelitian ... 38

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 40

3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian... 41

3.3. Jenis Data Dan Sumber Data ... 42

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5. Teknik Analisis DanUji Hipotesis ... 43

3.6. Asumsi Model (Structural EquationModeling) ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 55

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 55

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 56

4.2.2. Diskripsi Variabel Kualitas Produk (X1) ... 60

4.2.3. Diskripsi Variabel Harga (X2) ... 62

(9)

4.3. Diskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis ... 65

4.3.1. Uji Normalitas Selebaran Dan Linieritas ... 65

4.3.2. Evaluasi Atas Outlier ... 66

4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity ... 67

4.3.4. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 67

4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach ... 71

4.3.6. Pengujian Hipotesis Dan Hubungan Kausal ... 74

4.4. Pembahasan ... 75

4.4.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang ... 76

4.4.2. Pengaruh Harga Terhadap Minat beli Ulang ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 78

5.2. Saran ... 78

(10)

Gambar 2.1: Tahap – tahap Pengambilan Keputusan ... 30

Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual ... 37

Gambar 3.1 : Model Pengukuran ... 44

Gambar 4.1. Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach ... 72

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Peringkat Penjualan Ponsel PT.Global Teleshop

Surabaya 2009 – 2011 ... 6

Tabel 1.2. Data Penjualan Ponsel PT.Global Teleshop Surabaya 2009 – 2011 ... 8

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices ... 53

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 58

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 59

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kualitas Produk ... 60

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Harga ... 62

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Pembelian Ulang ... 63

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas ... 65

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Outlier Multivariate ... 66

Tabel 4.10. Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis ... 68

Tabel 4.11. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 69

Tabel 4.12. Construct Reliability & Variance Extrated ... 71

(12)
(13)

ANALAISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP

MINAT BELI ULANG KONSUMEN PONSEL NOKIA DI PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA

Abstr aksi

Minat beli ulang konsumen merupakan aset berharga bagi perusahaan, agar perusahaan dapat memenangkan persaingan maka perusahaan harus meningkatkan minat beli ulang konsumen. Sangat penting pula mempertahankan kualitas produk dan harga, karena kualitas produk yang baik begitu juga penetapan harga yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan konsumennya. Karena semakin tinggi kualitas produk dan harga yang diterima konsumen maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli ulang pada ponsel Nokia.

Populasi dalam penelitian ini adalah pada seluruh konsumen yang pernah membeli dan memakai ponsel Nokia di PT.Global Teleshop Surabaya. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling (pengambilan sampel secara kebetulan). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Faktor kualitas produk berpengaruh positif terhadap faktor minat beli ulang, dapat diterima (signifikan positif). Faktor harga berpengaruh positif terhadap faktor minat beli ulang, dapat diterima (signifikan positif).

(14)

1.1. Lata r Belakang

Globalisi semakin terlihat jelas dengan adanya berbagai perubahan di

segala bidang kearah yang semakin modern. Komunikasi dan informasi

merupakan bidang yang terlihat jelas perkembangannya, terutama dalam hal

teknologi yang digunakan di dalamnya. Sepuluh tahun yang lalu, dunia belum

mengenal ponsel pintar atau yang sekarang disebut dengan istilah smartphone,

namun hanya mengenal istilah telepon.

Perkembangan teknologi di bidang komunikasi dan informasi mulai

terlihat sejak telepon yang berkembang menjadi telepon seluler yang dapat

dibawa oleh penggunanya kemana saja dan di mana saja. Kepraktisan dalam

hal penggunaan pada telepon seluler itulah yang kemudian menjadikan alat

komunikasi tersebut lebih disukai oleh banyak orang dari pada telepon biasa

dan sejak saat itu pula bermunculan perusahaan-perusahaan yang mulai

menciptakan telepon seluler. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar

menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

memasarkan produk - produk perusahaan tersebut. Perusahaan dalam negeri

maupun perusahaan asing berusaha mendirikan usaha bisnis dan menciptakan

(15)

2

Menurut Hermawan (2004), ketika pasar keluar dari monopoli karena

adanya pesaing yang masuk, maka pelanggan tidak hanya mempunyai

kebutuhan dan keinginan tetapi mereka sudah mulai membangun harapan

dalam benak mereka. Dan Hermawan (2004) mengatakan bahwa teknologi

yang menjadi pemenang dan berkembang pesat adalah teknologi yang

melayani dan mengakomodasi maniusia secara keseluruhan. Bukan sekedar

teknologi canggih yang diciptakan untuk “kecanggihan itu sendiri”.

Perkembangan pasar perusahaan penyedia alat komunikasi (teleponselular) di

Indonesia tumbuh semakin pesat bersamaan dengan tumbuhnya pasar

permintaan akan telekomunikasi.

Dinamika persaingan bisnis di dunia telekomunikasi yang semakin

ketat antara berbagai kegiatan dalam menghasilkan dan menjual produknya,

memberikan pengaruh terhadap pandangan bahwa perusahaan harus

memberitahukan dan memperkenalkan produknya agar konsumen terdorong

untuk membeli produk perusahaan yang merekapromosikan. Pemimpin dalam

komunikasi mobile di Asia Pasifik, Nokia pertama kali beroperasi pada awal

tahun 1980. Sejak berdiri telah berhasil memimpin di pasaran, dan bisnis telah

berkembang di semua Negara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

danperkembangan industry telekomunikasi di negara tersebut. Berlokasi di

Alexandra Technopark di Singapura, kantor regional Nokia adalah basis dari

(16)

produk dan solusi bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dan semua kantor Nokia

di wilayah Asia-Pasifik. Pusat perbendaharaan regional Nokia – Nokia

beroperasi di luar Singapura sebagai in - house bank untuk cabang - cabang

Nokia di wilayah Asia Pasifik, sedangkan Nokia Research Centre - unit

penelitian perusahaan berkantor di Jepang dan Cina.

Perkembangan Telekomunikasi di Indonesia memiliki dampak

pengaruh yang cukup signifikan terhadap penggunaan teknologi komunikasi

di Indonesia. Perkembangan ini diikuti dengan semakin banyaknya produsen

alat telekomunikasi yang terus mengembangkan brandnya di Indonesia

dengan berbagai tipe dan keunggulannya masing-masing. Jumlah penduduk

yang terus bertambah menyebabkan pengguna teknologi komunikasi semakin

meningkat dan melatar belakangi pesatnya pertumbuhan bisnis ritel

telekomunikasi. Global Teleshop merupakan salah satu jaringan Ritel

Telekomunikasi terbesar di Indonesia yang menyediakan produk Multi Brand

dalam suasana yang nyaman bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan akan

teknologi komunikasinya.

Global Teleshop sebagai jaringan ritel yang dipercaya oleh Brand

Telekomunikasi terkemuka :

• Untuk menjalankan branded outlet mereka, seperti: Samsung Store,

(17)

4

• Sebagai jaringan ritel telekomunikasi yang dipercaya untuk memegang

lisensi Apple Premium Reseller (APR).

• Sebagai jaringan rite ltelekomunikasi yang dipercaya oleh Research In

Motion (RIM) untuk membuka Blackberry Lifestyle Store pertama di

Indonesia.

• Sebagai The Best Organized Retailer dari Samsung Mobile, pada

tahun 2011.

• Sebagai bukti kehadiran yang kuat dalam benak konsumen,

GlobalTeleshop diberi penghargaan merek bergengsi oleh

Super br ands 2012 sebagai pilihan konsumen untuk memenuhi

kebutuhan teknologi komunikasi.

Visi dan Misi Global Teleshop adalah menjadi pilihan pertama bagi

konsumen untuk mendapatkan produk-produk telekomunikasi/gadget yang

berkualitas dan bernilai Global Teleshop awalnya didirikan pada tahun 1990

dan terus berkembang, pada tahun 1997 ditunjuk sebagai distributorship

Nokia yang memiliki jaringan retail selular. Tahun 2003 sebagai Authorized

Dealer Telkom Group (Telkomsel dan Telkom Flexy). Tahun 2010 membuka

ritel Global Teleshop dengan produk Multi Brand.Sampai saat ini Global

Teleshop telah memiliki 182 outlet Global Teleshop, 8 outlet Nokia Branded

Retail, 24 Outlet Nokia Care Center (NCC), 6 outlet LG Mobile Showroom

(18)

Mobile Plaza, 22 outlet Global Apple (Global Apple Premium Reseller) dan

1BlackBerry Lifestyle Store.

Dimana saat ini posisi Nokia yang menjadi pemimpin pasar mulai

terancam dengan vendor - vendor yang sedang berkembang pesat yakni

seperti Iphone Apple dan Blackberry RIM (Research In Motion), Samsung

yang berbekal sistem operasi yang lebih baru dan mutakhir mulai menggeser

Nokia yang sudah tua. Selain itu, para kompetitor - kompetitor yang lain pun

semakin aktif dengan cara melakukan promosi di berbagai macam media,

seperti televisi, radio, majalah, koran, dan sebagainya untuk meraih pangsa

pasar yang maksimal. Apabila kita bandingkan Nokia dengan para kompetitor

– kompetitor lamanya, seperti LG, Sony Ericcson, dan lain sebagainya.

Memang Nokia masih menjadi pemimpin di duniateleponselular.Akan tetapi,

dalam tiga tahun terakhir ini Nokia mengalami penurunan peringkat

penjualan.

Berikut ini adalah data peringkat penjualan ponsel Nokia di Global

(19)

6

Tabel 1.1

Sumber : Global Teleshop Sur abaya

Fenomena yang ada dalam penelitian ini adalah adanya penurunan

peringkat penjualan ponsel Nokia di suatu wilayah. Peringkat penjualan

merupakan bentuk rill dari minat beli ulang konsumen. Sehingga penurunan

peringkat penjualan Nokia dapat digunakan sebagai indikator dari minat beli

ulang. Menurunnya minat beli ulang konsumen ini disebabkan oleh fitur -

fitur yang dimiliki ponsel Nokia kurang baik, jika dibandingkan dengan para

pesaing utamanya yaitu Samsung dan Blackberry yang mempunyai segala PERINGKAT PENJ UALAN PONSEL PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA

TAHUN 2009 – 2011

PERINGKAT

TAHUN

2009 2010 2011

1 NOKIA BLACKBERRY BLACKBERRY

2 BLACKBERRY NOKIA SAMSUNG

3 SONY ERICSSON SAMSUNG NOKIA

4 SAMSUNG SONY ERICSSON APPLE

5 APPLE APPLE SONY ERICSSON

(20)

macam fitur yang lebih modern. Jika Nokia mampu memberikan kualitas

produk yang sesuai harapan konsumen, maka minat beli ulang semakin tinggi

Bitner (2000), Holm (2005) dan Bei and Chian (2001).

Menurunnya minat beli ulang konsumen juga disebabkan oleh faktor

harga. Dimana harga yang ditetapkan oleh ponsel Nokia tidak sesuai dengan

kualitas yang dimiliki ponsel Nokia. Jika Nokia mampu menetapkan harga

yang sesuai dengan kualitas produknya, maka konsumen akan melakukan

minat beli ulang terhadap produk Nokia. (Farisa, 2003 : 74).

Minat beli ulang konsumen merupakan aset berharga bagi perusahaan,

agar perusahaan dapat memenangkan persaingan maka perusahaan harus

meningkatkan minat beli ulang konsumen. Turunnya peringkat penjualan

Nokia di PT.Global Teleshop Surabaya secara langsung memberikan dampak

yang negatif terhadap volume penjualan ponsel Nokia. Hal ini bisa dilihat dari

(21)

8

Tabel 1.2

DATA PENJ UALAN PONSEL PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA

TAHUN 2009 – 2011

Sumber : Global Teleshop Sur abaya

Dari tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa peringkat penjualan sang

pemimpin pasar di dalam bidang telepon selular, Nokia pada tahun 2009

masih tetap berada diposisi puncak di Global Teleshop Surabaya. Akan tetapi,

posisi puncak yang diduduki oleh Nokia itu tidak berlangsung untuk tahun

berikutnya. Pada tahun 2010 jumlah penjualan Nokia di Global Teleshop

Surabaya mengalami penurunan, sehingga menempati peringkat kedua dalam

daftar peringkat ponsel di Gobal Teleshop Surabaya. NO MEREK PONSEL

J UMLAH PENJ UALAN

2009 2010 2011

1 NOKIA Rp 3,703,850,000 Rp 3,320,000,000 Rp 2,675,000,000

2 BLACKBERRY Rp 2,950,000,000 Rp 3,454,750,000 Rp 3,518,500,000

3 SAMSUNG Rp 2,582,500,000 Rp 2,736,150,000 Rp 3,345,000,000

4 APPLE Rp 1,464,547,000 Rp 1,745,500,000 Rp 2,248,555,000

5 SONY ERICSSON Rp 2,890,500,000 Rp 2,272,450,000 Rp 1,574,500,000

(22)

Penurunan jumlah Nokia ini disebabkan oleh adanya pendatang baru

didalam dunia usaha telepon selular seperti Blackberry. Blackberry yang

mempunyai kualitas produk yang lebih baik dari pada Nokia diantaranya bisa

digunakan untuk BBM (blackberry messanger) antar pengguna blackberry

dan didukung dengan harga yang terjangkau yang tidak dipunyai oleh Nokia.

Disitulah Blackberry yang di naungi oleh perusahaan RIM (Reseach In

Motion) mengambil sebagian pangsa pasar yang dimiliki oleh Nokia.

Penurunan pangsa pasar Nokia berlanjut pada tahun 2011, kali ini

Nokia mengalami penurunan sangat signifikan.yaitu turun dua peringkat dari

peringkat awal, yaitu tahun 2009. Hal ini jelas mengakibatkan dampak yang

negatif pada Nokia. Kali ini Blackberry tetap yang memimpin pangsa pasar

pada penjualan ponsel di PT.Global Teleshop Surabaya. Hal ini juga

disebabkan oleh merek ponsel Samsung yang mengeluarkan ponsel dengan

menggunakan sistem berbasis Android dengan harga yang sangat terjangkau

dan di dukung dengan kualitas produk yang bagus. Semuanya dilakukan oleh

produsen ponsel ternama semata – mata hanya untuk meraih pangsa pasar

agar semua konsumen memakai produknya

Berdasar uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk

mengetahui sejauh mana kualitas produk, dan harga berpengaruh terhadap

minat beli ulang konsumen pada produk ponsel Nokia. Untuk itu penulis

(23)

10

dan Har ga Ter hadap Mina t Beli Ulang Konsumen Pada Ponsel Nokia di

PT.Global Teleshop Sur abaya”.

1.2. Rumusa n Masa lah

Dari masalah penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli ulang

konsumen pada ponsel Nokia diPT.Global Teleshop Surabaya ?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen pada

ponsel Nokia di PT.Global Teleshop Surabaya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis :

1. Pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen pada

ponsel Nokia.

2. Pengaruh harga terhadap minat beli ulang konsumen pada ponsel

(24)

1.4. Ma nfa at Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan memberi kegunaan sebagai

berikut :

Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi manajemen untuk

menentukan langkah – langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan volume

penjualan dengan memperhatikan faktor kualitas produk dan harga yang dapat

(25)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

digunakan sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan

dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jurnal penalitian Rizky Putri Ismayanti dengan judul “Anailis

Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Minat Beli Ulang Soto

Angkring Mas Boed ”.

Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh kualitas produk

dan harga terhadap minat beli ulang konsumen di R.M Soto Angkring

Mas Boed di Semarang.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa semua variabel indipenden

yang diteliti yaitu kualitas produk dan persepsi harga mempunyai

pengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen, baik secara

parsial

(masing–masing ) maupun secara bersama – sama.

2. Jurnal penelitian Bambang Pranoto dengan judul “Pengaruh Harga dan

Kualitas Produk terhadap Keputusan Konsumen Membeli Kendaraan

(26)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga dan

kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada

kendaraan bermotor.

2.2. Landasa n Teor i

2.2.1. Penger tian Pemasa ran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang

atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain (Philip Kotler,

2003).

Pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis karena merupakan

sebuah proses integrasi yang menyeluruh dan bukan gabungan aneka fungsi

dan pranata yang sesuai (Angipora, 2004:5). Definisi pemasaran adalah proses

sosial dimana dengan proses itu, individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak

lain (Kotler,2005:10). Sedangkan menurut Alma (2004:1), pemasaran adalah

segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan (rumah

tangga) dan ke konsumen industri, tetapi tidak termasuk kegiatan perubahan

bentuk barang.

Pemasaran merupakan suatu proses yang terdiri dari dua proses yaitu,

(27)

14

dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan

bahwa peran pemasaran adalah menghasilkan standar yang lebih tinggi. Untuk

definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual

produk, tetapi orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang

paling penting dari pemasaran adalah bukan penjual (Kotler, 2005:10).

Banyak orang mengira bahwa pemasaran hanya sekedar penjualan

atau periklanan. Namun, penjualan dan periklanan hanyalah gunung es

pemasaran. Sekarang, pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama

(katakan dan jual), tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan

pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik,

mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior, menetapkan harga,

mendistribusikan,dan mempromosikan produknya dengan efektif,

produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi penjualan dan periklanan hanyalah

bagian dari bauran pemasaran yang lebih besar dalam satu perangkat

pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk mempengaruhi pasar (Kotler

dan Amstrong, 2005:7).

Pengertian Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan

kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menen-tukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan

kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial

(28)

Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran

sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan,

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun

kelompok pembeli. Kegiatan - kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu

lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri,

peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.

Manajemen pemasaran terjadi bilamana salah satu pihak dalam

pertukaran produk mempertimbangkan sasaan dan sarana untuk memperoleh

tanggapan yang diinginkan dari pihak lain. Definisi manajemen pemasaran

yang disahkan pada tahun 1985 oleh Asosiasi Pemasaran Amerika (American

Markrtting Asssociation) dalam Kotler (2003) adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan konsepsi harga, promosi ,dan distribusi, gagasan barang dan jasa

untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran peroranan

dan organisasi. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan - kegiatan

pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan

mendapatkan laba. Sebuah perusahaan dikatakan berhasil menjalankan

fungsinya apabila mampu menjual produknya pada konsumen dan

memperoleh profit semaksimal mungkin.Konsumen sebagai salah satu

elemen, memegang peranan penting dimana dari waktu ke waktu mereka

(29)

16

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah

proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran

merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana

masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui

tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.

Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang

meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan

(demands),nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan

jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan

perusahaan terhadap pemasarannya, yaitu:

1. Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran.

Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya

kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk

perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian,

kependudukan serta munculnya pesaing.

2. Variabel Internal Sistem Pemasaran.

Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua

(30)

keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran

yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi (Swastha, 2002).

2.2.2. Baur an Pemasar an

Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai

keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap

perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan

mengkombinasikan elemen - elemen dalam bauran pemasaran. Dalam bauran

pemasaran (marketing mix) terdapat variabel - variabel yang saling

mendukung satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan

digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan

didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat

mempengaruhi permintaan akan produknya.

Strategi pemasaran memerlukan keputusan - keputusan dari

manajemen tentang elemen - elemen marketing mix perusahaan yaitu

keputusan - keputusan dibidang perencanaan produk, penetapan harga,

strategi promosi, serta sistem distribusi (Dharmmesta dan Irawan, 2001: 67).

Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat

variabel yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi

(Dharmmesta dan Handoko, 2000 : 124). Keempat unsur bauran pemasaran

tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus

(31)

18

kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi didalam bauran

pemasaran terdapat variabel - variabel yang saling mendukung satu dengan

yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk

memperoleh tanggapan - tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran.

Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan

produknya.

Perusahaan juga dapat menggunakan bauran perusahaan dengan

menciptakan suatu produk yang berkualitas sehingga memberikan jaminan

bagi konsumen, penetapan harga yang sesuai dengan kualitas produk serta

sesuai dengan daya beli konsumen, promosi sebagai bujukan yang menarik

perhatian konsumen melalui media tertentu seperti iklan surat kabar, radio,

spanduk dan sebagainya. Selain itu perusahaan juga perlu menentukan lokasi

yang strategis agar mudah dijangkau oleh konsumen, apabila tidak

memungkinkan perusahaan dapat mengembangkan distributor - distributor

yang mudah dijangkau. Terciptanya bauran pemasaran yang baik dapat

memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaandan

pelanggannya menjadi harmonis, dan terciptanya loyalitas pelanggan dan

membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang

menguntungkan bagi perusahaan (Kotler,2003).

Dalam menghadapi persaingan, perusahaan harus mampu menyusun

(32)

aktifitas pemasaran. Semakin baik bauran pemasaran maka semakin besar

minat beli konsumen.

Menurut Kotler, 2003 konsep bauran pemasaran terdiri dari 4P

(kualitas produk, harga, promosi, dan distribusi).

2.2.2.1.Pr oduk

Pada hakekatnya seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ia

ingin memiliki produk. Para konsumen membeli barang atau jasa karena

barang atau jasa tersebut dipergunakan sebagai alat untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan (Sofian Assauri, 2002). Atau dengan kata lain

seseorang membeli suatu produk bukan karena fisik produk semata-mata

tetapi karena manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibeli.

Menurut Assauri (2002:48) mutu atau kualitas produk dipengaruhi

oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi

tujuannya, yaitu untuk meningkatkan volume penjualan. Mutu atau kualitas

produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang

dapat memenuhi tujuannya yaitu untuk meningkatkan volume penjualan

(Assauri, 2002)

Adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai berikut Kotler

(2002:29) :

a) Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar

yang telah ditetapkan.

(33)

20

c) Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjad sekcil

mungkin.

d) Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi srendah mungkin.

Menurut (Kotler & Amstrong, 2003) produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keninginan atau

kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari

produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai

organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai

dengan kempetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu

produk dapat pula didefinasikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan

oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Definisi dari kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan

produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan

atau kemajuan, kekuatan kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk

dan ciri-ciri lainnya (Kotler dan Amstrong,1997). Menurut Adam & ebert

(1992; 256) menyatakan bahwa “Quality is the customer’s perception”.

Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu produk itu

berdasarkan persepsinya. Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi

(34)

Kualitas produk dapat diukur dengan menggunakan lima indikator.

Kelima indikator tersebut menurut Kotler (2002:29) adalah:

1. Knerja (Performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk.Ini

manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli.Biasanya ini menjadi

pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk.

2. Fitur (Feature)

Merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi

manfaat dasar suatu produk.Fitur bersifat pilihan atau option bagi

konsumen.Kalau manfaat utama sudah standar, fitur sering kali

ditambahkan. Idenya, fitur bias meningkatkan kualitas produk kalau

pesaing tidak memiliki.

3. Daya Tahan (Durability)

Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu

produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya

tahannya tentu semakin awet, produk yang awet akan dioersepsikan

lebih berkualitas disbanding produk yang cepat habis atau cepat

diganti.

4. Kemampuan Diperbaiki (Serviceability)

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar

(35)

22

mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan

produk yang tidak atau sulit diperbaiki.

5. Keindahan (Aestethic)

Keindahan menyangkut tampilan produk yang bias membuat

konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desain produk

atau kemasannya. Beberapa merek diperbarui “wajahnya” supaya

lebih indah di mata konsumen.

2.2.2.2.Ha rga

Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba atau

tidak akan selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang dihasilkan.

Dimana sebelumnya lebih dulu perusahaan merumuskan mengeai penetapan

harga yang ingin dicapai.

Selain desain produk harga merupakan variabel yang dapat

dikendalikan dan menetukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh

konsumen. Harga semata - mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi

tentu saja denan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau mahalnya suatu

produk sangat relative sifatnya. Untuk mengatakannya perlu terlebih dahulu

dibandingkan engan harga produk serupa yang diproduksi atau dijual

perusahaan lain. (Anoraga,2000:220).

Harga menurut Kootler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang

(36)

memiliki atau menggunakan suatu bang atau jasa. Harga adalah hal yang

diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian.Sebagian konsumen

bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai.

Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang

lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa

produk tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan menganggap

sebagai nilai yang buruk kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap

produk tersebut. Bila manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi

adalah produk tersebut memiliki nilai positif (Lupiyoadi & Hamdani,

2006:99).Harga yang terjangkau dapat menjadi senjata ampuh dalam

menghadapi persaingan pasar, karena harga menjadi manfaat atribut yang

paling diperhatikan ketika menghadapi pasar Indonesia yang semakin sensitif

terhadap harga (Yashinta Soelasih, 2005:64). Menurut Suearni 2009;22 harga

dapat diidentifikasi melalui indikator -indikator sebagai beriut :

1. Kewajaran harga

Harga jual yang ditetapkan perusahaan dengan melihat tingkat

kewajaran harga.

2. Kesesuaian harga dengan kualiatas produk

Kesesuaian harga dengan kualitas produk yang dijual oleh perusahaan.

3. Potongan harga

Potongan harga yang diberikan oleh perusahaan, dengan melihat

(37)

24

Alex S Nitisemito (1997;11) mendefinisikan harga adalah nilai suatu

barangatau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasar nilai

tersebut seseorang bersedia melepaskan barang dari jasa yang dimiliki pihak

lain. Fandy Tjiptono (2001) mengemukakan harga sering kali digunakan

sebagai indikator nilai bilamana indikator tersebut dihubungkan dengan

manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan

konsumen meingkat, maka nilainya akan meningkat pula. Oleh karena itu

hermawan Kertajaya (2002) memandang harga dalam konsep EVC (Economic

Value to Customer), hal ini berate bahwa pengorbanan yang diberikan melalui

pembayaran dalam suatu moneter atau finansial, konsumen mengharapkan

untuk mencapai nilai yang maksimum atau sesuai dengan pengorbanan yang

diberikan.

Harga yang ditetapkan pada dasarnya disesuaikan dengan apa yang

menjadi pengharapan produsen. Harga juga biasanya mencerminkan kualitas

jasa dari produk yang mnyertainya, mencerminkan prestise dan sebagainya.

Sebagai indikator variabel berupa harga yang dikenakan dapat menjangkau

semua kalangan atau generasi.

2.2.2.3. Pr omosi

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual

(38)

mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat

melalui media - media yang disebut dengan media massa seperti Koran,

majalah, tabloid, radio, televisi dan direct mail (Baker, 2000:7).

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat

untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Dharmmesta, 2007). Meskipun

secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi

bentuk - bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya.

Promosi mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari veriabel -

variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang

semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan, (Stanton

dalam Dharmmesta, 2007).

Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain :

1. Periklanan

Bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi

tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun

sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang

akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.

2. Promosi penjualan

Bentuk promosi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang

dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan

(39)

26

3. Publisitas dan hubungan masyarakat

Usaha untuk menarik simpati masyarakat dengan menjalin hubungan

yang baik, dengan melihat tingkat daya tarik publisitas yang dilakukan

perusahaan.

Tujuan utama dari promosi adalah memodifikasi tingkah laku

konsumen, menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta

mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau

jasa dijualnya (Dharmmesta, 2007). Tetapi penentuan media promosi

yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu

sendiri.

2.2.2.4. Distr ibusi

Lokasi adalah tempat dimana sesuatu berada. Menurut Lupiyoadi

(2001:80) lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan

dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Salah memilih lokasi

perusahaan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Lokasi

menentukan kesuksesan suatu jasa, karena erat kaitannya dengan pasar

potensial (Tjiptono, 1996:91).Lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara

penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis

(40)

Keputusan lokasi bisnis merupakan salah satu keputusan bisnis yang

harus dibuat secara hati-hati.Istilah lokasi mengacu pada komunitas lokal

dimana bisnis berada (O’Mars, 1999). Meskipun kesuksesan tidak hanya

tergantung pada lokasi bisnis, namun faktor lokasi akan mempengaruhi

kesuksesan sebuah bisnis. Dalam konteks ini, kesuksesan bisnis dapat

bermacam-macam tetapi pada umumnya terkait dengan ukuran obyektif dan

subyektif (Dawes, 1999).

Menurut Render dan Heizer, 2001 (dalam Adrianto, 2006:33) terdapat

6 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tempat / lokasi

perusahaan, yaitu :

1. Lingkungan masyarakat

Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi baik

konsekuensi positif maupun negatif terhadap di dirikannya suatu

perusahaan di daerah tersebut merupakan suatu syarat penting.

Perusahaan perlu memperhatikan nilai - nilai lingkungan dan ekologi

dimana perusahaan akan berlokasi.

2. Kedekatan dengan pasar

Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan

pelayanan yang lebih baik kepada para konsumen dan sering

(41)

28

3. Tenaga kerja

Dimanapun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga kerja, karena

itu cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar.

Bagi banyak perusahaan sekarang kebiasaan dan sikap calon pekerja

suatu daerah lebih penting dari ketrampilan dan pendidikan karena

jarang perusahaan yang dapat menemukan tenaga kerja baru yang

telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat bervariasi dan tingkat

spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus

menyelenggarakan program pelatihan khusus bagi tenaga kerja

baru.

4. Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier

Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses

produksi, maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat dengan bahan

mentah. Tetapi bila produk jadi lebih berat, besar dan bernilai rendah

maka lokasi dipilih sebaliknya. Lebih dekat dengan bahan mentah dan

supplier memungkinkan suatu perusahaan mendapat pelayanan

supplier yang lebih baik.

5. Fasilitas dan biaya transportasi

Tersedianya fasilitas transportasi yang baik lewat darat, udara, dan air

akan memperlancar pengadaan faktor - faktor produksi dan penyaluran

(42)

tergantung sumbangannya terhadap total biaya. Lokasi dekat dengan

pasar akan menaikkan biaya pengangkutan bahan mentah.

6. Sumber daya - sumber daya alam lainnya

Hampir setiap industri memerlukan tenaga yang dibangkitkan dari

aliran listrik, disel, air, angin, dan lain-lain. Oleh sebab itu perlu

diperhatikan tersedianya sumber daya - sumber daya dengan murah

dan mencukupi.

Kotler et all (2003 : 14) mengatakan bahwa perusahaan sebaiknya

perlu secara matang mempertimbangkan pemilihan lokasi usaha untuk

pengembangan di masa depan. Dari penelitian yang dilakukan Jeni Raharjani,

(2005 : 14 ) strategi lokasi adalah salah satu determinan yang paling penting

dalam perilaku pembelian konsumen, pengecer harus memilih lokasi yang

strategis dalam menempatkan tokonya. Dapat disimpulkan bahwa variabel

lokasi adalah hal yang dipertimbangkan oleh konsumen.

Kategori tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

store ponsel yang berada di kota Surabaya, tepatnya di daerah Gubeng. Dilihat

dari sisi lokasi store ponsel ini sangat strategis yaitu berada di pusat kota

Surabaya. Keterjangkauan lokasi bagi masyarakat, lahan parkir yang cukup

luas, dan tata ruang yang tidak sempit, serta segala desain dan fasilitas yang

dimilikinya dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan demikian maka

(43)

30

disediakan oleh PT. Global Teleshop, dan bukan merupakan hambatan yang

disebabkan oleh tempat.

2.2.3. Pr oses Keputusan Pembelia n

Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses

pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli (Kotler,

2001). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang

secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang

yang ditawarkan.

Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen

untuk menentukan suatu proses pengembangan keputusan dalam membeli

suatu produk. Proses tersebut merupakan sebuah penyelesaian masalah harga

yang terdiri dari lima tahap (Kotler, 1999). Lima tahap proses keputusan

pembelian tersebut adalah

Ga mbar 2.1. Tahap-ta hap Pengambilan Keputusan

(44)

a) Pengenalan masalah,merupakan tahap pertama di proses keputusan

pembelian dimana konsumen mengenali masalah atau kebutuhan.

b) Pencarian informasi, pada tahap ini konsumen digerakkan untuk

mencari lebih banyak informasi, konsumen bisa lebih mudah

melakukan pencarian informasi aktif, ketika lebih banyak informasi

diperoleh maka kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang barang

atau jasa akan semakin meningkat.

c) Penilaian alternatif, konsumen menggunakan informasi untuk

mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pikiran.

d) Keputusan pembelian, pada tahap ini konsumen secara aktual membeli

suatu produk.

e) Perilaku setalah pembelian, setelah pembelian produk, konsumen akan

mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika

produk sesuai harapan maka konsumen puas. Jika melebihi harapan

maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi harapan maka

konsumen tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan

suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Bila konsumen

puas, dia akanmenunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk

membeli produk itu lagi.

Kotler (2001) menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang

(45)

32

keputusan. Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh

konsumen antara lain (Sutisna, 2003) :

1. Benefit Association

Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen menemukan

manfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengan

karakteristik merek.

2. FrekuensiPembelian

Ketika konsumen membeli produk tertentu dan merasa puas dengan

kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk

tersebut kapan pun ia membutuhkannya.

2.2.4. Minat Beli Ulang

Minat beli ulang merupakan bagian dari komoponen perilaku dalam

sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor (1995) dalam Dwityanti

(2008) minat beli ulang adalah tahap kecenderungan responden untuk

bertindak setelah keputusan membeli benar - benar dilaksanakan.

Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila

produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli

dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi.Bila manfaat yang dirasakan

lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya, maka

(46)

lebih kecil dibandingkan pengorbanannya maka biasanya pembeli akan

menolak untuk membeli dan pada umumnya beralih untuk mengevaluasi

produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian

konsumen sering kali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan

dari luar dirinya, baik berupa ransangan pemasaran maupun rangsangan dari

llingkungannya.Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai

dengan krakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan

pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk

memproses rangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah

motivasi untuk membeli.

Menurut mittal (1999) dalam Dwityanti (2008) menemukan bahwa

fungsi dari minat konsumen merupakan kualitas produk dan harga. Minat

konsumen unntuk membeli suatu produk adalah berhubungan dengan

karakteristik pada suatu Negara dan orangnya (Johnsson dan Nebenzhal :

1987 ; Han :1989 ; Pisharodi dan Parameswaran : 1992 ; Roth dan Romeo

:1991 ; Noh dan Power : 1995) dalam Dwityanti (2008). Selanjtnya Oliver

(1993) dalam Dwityanti (2008) menyatakan bahwa pengalaman pembelian

tetap tertarik pada prduk tersebut, yang akhirnya mengarah pada pembelian

ulang.

Selain itu juga mason (2002) dalam dwityanti (2008) juga berpendapat

bahwa naiknya daya tarik terhadap suatu produk yang sudah ditetapkan dapat

(47)

34

minat beli ulang konsumen. Menurut Ferdinand (2002), minat beli ulang dapat

diidentifikasi melalui indikator - indikator sebagai berikut :

a) Minat transaksional

Kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

b) Minat refrensial

Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk yang sudah

dibelinya agar juga dibeli oleh orang lain, denganreferensi pengalaman

konsumsinya.

c) Minat prefensial

Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki

prefrensi utama pada produk tersebut.Prefrensi ini hanya bisa diganti

jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d) Minat Eksploratif

Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari

informasi mengenai produk yang diinatinya dan mencari informasi

untuk mendukung sifat - sifat positif dari produk tersebut.

Minat beli ulang adalah tahap kecenderungan responden untuk

bertindak setelah keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Dalam penelitian ini yang hendak diteliti adalah minat beli ulang konsumen

(48)

2.2.5. Pengar uh Kualitas Pr oduk ter ha dap Minat Beli Ulang

Kualitas produk merupakan elemen penting dalam sebuah program

pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya.

Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk

tersebut. Para konsumen membeli barang atau jasa karena barang atau jasa

tersebut dipergunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan (Sofian Assauri, 2002). Atau dengan kata lain seseorang membeli

suatu produk bukan karena fisik produk semata-mata tetapi karena manfaat

yang ditimbulkan dari produk yang dibeli.

Konsumen adalah penilai kualitas suatu produk. Banyak ukuran yang

bisa dipakai konsumen dalam menentukan kualitas suatu produk Nokia. Jika

Nokia mampu memberikan kualitas produk yang sesuai harapan konsumen,

maka minat beli ulang semakin tinggi Bitner (2000), Holm (2005) dan Bei

and Chian (2001).

Kualitas produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli

ulang konsumen. Hal ini berarti bahwa apabila semakin tinggi kualitas

produk yang diberikan maka minat beli ulang semakin tinggi.

2.2.6. Pengar uh Har ga ter ha dap Minat Beli Ula ng

Salah satu bentuk operasional dari strategi pemasaran yang dapat

dipergunakan dalam memasarkan produk Nokia adalah penerapan harga yang

(49)

36

2009:22). Menurut Tjiptono Fandy, (2005:175) pengaruh harga, yaitu fungsi

harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh

manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.

Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk

memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang

dan jasa

Berangkat dari teori-teori pemasaran yang ada terutama yang

berhubungan dengan teori tentang perilaku konsumen, maka di dalam

penelitian ini penulis hanya mengkhususkan penelitian pada pengaruh harga

yang terdiri dari kewajaran harga, kesesuaian harga dan diskon harga terhadap

minat beli ulang konsumen. Minat beli ulang konsumen yang dimaksudkan

dalam penelitian ini adalah minat beli ulang pasca pembelian produk Nokia

oleh konsumen, dimana konsumen akan merasa puas ketika harapan sama,

lebih atau sedikit lebih kecil dari harapan sebelum pembelian dengan

kenyataan setelah melakukan pembelian. Jika Nokia mampu menetapkan

harga yang sesuai dengan kualitas produknya, maka konsumen akan

(50)

2.3. Kera ngka Konseptual

Ga mbar 2.2. Pengar uh Kua lita s Produk da n Harga Ter hada p Mina t Beli

Ulang Konsumen

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada tinjauan teori yang telah disampaiakan, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Kualitas produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli

ulang konsumen ponsel Nokia di PT. Global Teleshop Surabaya.

2. Harga berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli ulang

konsumen ponsel Nokia di PT. Global Teleshop Surabaya. Kualitas produk

(X1)

Harga (X2)

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperkukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2005).

3.1.2. Variabel Peneltian

Varibel Penelitian suatu atribut atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diterik kesimpulannya (Sugiyono, 2003). Berkaitan dengan penilitian ini, variabel penelitian yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen diuraikan sebagai berikut :

(52)

• Kualitas Produk (X1)

Variabel kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya (Kotler dan Amstrong,1997) Kualitas produk dapat diukur dengan menggunakan lima indikator. Kelima indikator tersebut menurut Kotler (2002 : 29) adalah:

1. Kinerja produk ponsel nokia 2. Fitur produk ponsel nokia 3. Daya tahan produk ponsel nokia 4. Servis produk ponsel nokia

5. Tampilan produk ponsel nokia • Harga (X2)

Variabel harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Menurut Suearni (2009 : 22) harga dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai beriut :

1. Kewajaran Harga produk ponsel Nokia

2. Kesesuaian Harga dengan kualitas produk ponsel Nokia 3. Potongan Harga produk ponsel Nokia

(53)

40

untuk dijelaskan oleh seorang peniliti Ferdinand, (2006 : 26). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah minat beli ulang.

• Minat Beli Ulang (Y)

Variabel minat beli ulang merupakan tahap kecenderungan responden untuk bertindak setelah keputusan membeli benar - benar dilaksanakan. Menurut Kinnear dan Taylor (2005) dalam Dwityanti (2008). Menurut Ferdinan (2003), minat beli ulang dapat diidentifikasi melalui indikator - indikator sebagai berikut :

1. Minat Transaksional 2. Minat Refrensial 3. Minat Prefensial 4. Minat Eksploratif

3.1.3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan skala interval. Metode pengukurannya menggunakan menggunakan likert yaitu metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala likert umumnya menggunakan 5 poin dengan pola :

5

1 2 3

1

(54)

3.2. Pulasi Dan Sampel Penelitian 3.2.1. Populasi

Populasi adalah gabungan dari sejumlah elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006).Dalam penelitian ini, populasi penelitian mengacu pada seluruh konsumen yang pernah membeli dan memakai ponsel Nokia di PT.Global Teleshop Surabaya.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (Ferdinand, 2002: 48). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode

Non Probability Sampling dengan tehnik accidental sampling

(pengambilan sampel secara kebetulan) yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadkan sampel jika orang tersebut sesuai atau cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2005).

(55)

42

3.3. J enis Data Dan Sumber Data 3.3.1. J enis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer . Data primer diuraikan sebagai berikut :

Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dari responden melalui pengisian kuesioner yang diberikan pada responden berkaitan dengan variabel penelitian.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang di ambil langsung dari jawaban responden mengenai variabel yang berkaitan dengan penelitian dan data yang diperoleh dari responden yang telah menggunakan ponsel Nokia di PT. Global Teleshop Surabaya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data mengenai objek yang akan diteliti dengan cara sebagai berikut: (Nazir, 1999: 234)

1. Interview

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan Tanya jawab antara peneliti dengan responden, sebelum peneliti memberikan kuesioner kepada responden.

(56)

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti dan kemudian jawaban diberikan nilai atu skor.

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling [SEM].Model pengukuran variabel Kualitas produk, Harga dan Minat Beli Ulang konsumen menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing - masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan faktor Perbedaan Individu dilakukan sebagai berikut :

• Persamaan Indikator Faktor Kualitas Produk :

X1.1 = λ1 Faktor Kualitas Produk + er_1 X1.2 = λ2 Faktor Kualitas Produk + er_2 X1.3 = λ3 Faktor Kualitas Produk + er_3 X1.4 = λ4 Faktor Kualitas Produk + er_4 X1.5 = λ5 Faktor Kualitas Produk + er_5

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji uniindikatorrlitasnya melalui confirmatory factor

analysis, maka model pengukuran dengan produk akan nampak sebagai

(57)

44

Gambar 3.1. Model Pengukuran Kualitas Produk

• Keterangan :

X1.1 = pertanyaan tentang kinerja X1.2 = pertanyaan tentang fitur X1.3 = pertanyaan tentang daya tahan X1.4 = pertanyaan tentang servis X1.5 = pertayaan tentang tampilan er_j = error term X1j

• Persamaan Indikator Harga :

X2.1 = λ6 Harga + er_6 X2.2 = λ7 Harga + er_7 X2.3 = λ8 Harga + er_8

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran

(58)

analysis, maka model pengukuran dengan harga akan nampak sebagai

berikut :

• Keterangan :

X2.1 = pertanyaan tentang kewajaran harga X2.2 = pertanyaan tentang kesesuaian harga X2.3 = pertanyaan tentang potongan harga er_j = error term X2j

• Persamaan Indikator Minat Beli Ulang :

Y1.1 = λ9 Minat Beli Ulang + er_9 Y1.2 = λ10 Minat Beli Ulang + er_10 Y1.3 = λ11 Minat Beli Ulang + er_11 Y1.4 = λ12 Minat Beli Ulang + er_12

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji uniindikatorlitasnya melalui confirmatory factor

analysis, maka model pengukuran dengan customer decision akan nampak

sebagai berikut : • Keterangan :

(59)

46

3.6. Asumsi Model (Structural Equation Modeling) a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistik.

2) Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standard errornya dan Skewness value yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikansi 1%, jika nilai Z lebih besar dari nilai kristis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

3)Normal Probability Plot[ SPSS 10.1 ].

4) Linieritas dengan mengamati scatter plots dari data yaitu dengan

memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier

1) Mengamati nilai Z-score : ketentuanya diantara ± 3,0 non outlier. 2) Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada

tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square[χ

(60)

determinant sample matrix

Validitas Reliabilita

obseverd variable dan latent variable

construct reliability Variance-extracted. onstruct

(61)

Standardize Loading

construct standardize regression weights

3.6.1. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Critical

Ratio p

3.6.2. Pengujian model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach to structural equation modeling SEM)

Two-Step Approach

two-stepapproach Two-Step Approach

One Step Approach et.al

two step approach

to SEM measurement model

structural model

(62)

Z-scores

et.al

error (ε lambda (λ terms error terms

σ σ

construct reliability α

σ

error (ε lambda (λ

construct/latent variable/unobserved variable

obseverd variable/indicators variables

(63)

[↔] =

3.7. Evaluasi Model

et.al “confirmatory

good fit

poor fit

good fit poor fit good fit

tructural equation modeling.

Goodness of Fit Chi-square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI,

AGFI, CMIN/DF good fit

(64)

close fit degress of

freedom.

3. Goodness of Fit Indeks

(65)

4. Adjusted Goodness of Fit Indeks

adequate fit Hulland et al. (1996) dalam

buku Ferdinand (2002)

5.

egree of freedom

Chi – square

6.

a very

good fit

(66)

Relative Noncentrality Index

Tabel 2.1. Goodness of Fit Indices

FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF

VALUE

(67)

≥ ≤

(68)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Global Teleshop merupakan salah satu jaringan Ritel Telekomunikasi terbesar di Indonesia yang menyediakan produk Multi Brand dalam suasana yang nyaman bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan akan teknologi komunikasinya.

Global Teleshop sebagai jaringan ritel yang dipercaya oleh Brand Telekomunikasi terkemuka :

• Untuk menjalankan branded outlet mereka, seperti : Samsung

Store, LGStore, Nokia Store.

• Sebagai jaringan ritel telekomunikasi yang dipercaya untuk

memegang lisensi Apple Premium Reseller (APR). • Sebagai jaringan rite ltelekomunikasi yang dipercaya oleh

Research In Motion (RIM) untuk membuka Blackberry Lifestyle Store pertama di Indonesia.

• Sebagai The Best Organized Retailer dari Samsung Mobile, pada

tahun 2011.

• Sebagai bukti kehadiran yang kuat dalam benak konsumen,

(69)

56

Superbrands 2012 sebagai pilihan konsumen untuk memenuhi kebutuhan teknologi komunikasi.

Visi dan Misi Global Teleshop adalah menjadi pilihan pertama bagi konsumen untuk mendapatkan produk-produk telekomunikasi/gadget yang berkualitas dan bernilai Global Teleshop awalnya didirikan pada tahun 1990 dan terus berkembang, pada tahun 1997 ditunjuk sebagai distributorship Nokia yang memiliki jaringan retail selular. Tahun 2003 sebagai Authorized Dealer Telkom Group (Telkomsel dan Telkom Flexy). Tahun 2010 membuka ritel Global Teleshop dengan produk Multi Brand.Sampai saat ini Global Teleshop telah memiliki 182 outlet Global Teleshop, 8 outlet Nokia Branded Retail, 24 Outlet Nokia Care Center (NCC), 6 outlet LG Mobile Showroom and Service Centre (LMSSC), 10 Outlet Gerai Halo, 2 Outlet Samsung Mobile Plaza, 22 outlet Global Apple (Global Apple Premium Reseller) dan 1BlackBerry Lifestyle Store.

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden

Sumber informasi dan data dalam penelitian ini diperoleh dari

respondensejumlah 120orang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Deskr ipsi Karakteristik Responden Berdasar kan J enis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 120 orang

Gambar

Tabel 1.1 PERINGKAT PENJUALAN PONSEL PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA
Tabel 1.2 DATA PENJUALAN PONSEL PT.GLOBAL TELESHOP SURABAYA
Gambar 2.2. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Minat Beli
Gambar 3.1. Model Pengukuran Kualitas Produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa Penggugat telah mendalilkan bahwa ia telah melangsungkan perkawinan dengan Tergugat yang dicatatkan pada Kantor Urusan Agama dan pada awalnya

No Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 1 Dukungan pada kegiatan sosial budaya (pameran, gelaran seni, dsb) 2 Dukungan pada kegiatan olah raga (termasuk sponsorship).. 3

sebagai Reviewer untuk jenjang jabatan fungsional dosen ke Guru Besar Fakultas llmu Komunikasi Universitas Tarumanagara dengan tugas sebagai berikut :.. Menilai

Menurut anda, apakah Anggito Abimanyu merupakan sosok “orang pintar” yang pantas menjadi bintang iklan produk Tolak Angin sesuai dengan slogan Tolak Angin yang berbunyi “Orang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap terhadap eutanasia dengan tingkat religiositas pada mahasiswa Fakultas Kedok:teran. Penelitian ini

Motivasi sedang yang dimaksudkan disini sebagai berikut, pada dasarnya para bunda memiliki motivasi dalam membimbing anak usia dini, namun karena terdapat beberapa faktor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh dari penggunaan media sosial dan gambaran mengenai kontrol diri remaja, serta

Ponorogo ROSIDA RAHM AWATI Guru Kelas M I M I NURUL HUDA GROGOL DAFTAR PESERTA PLPG TAHAP IV (Reguler)..