• Tidak ada hasil yang ditemukan

Microsoft Word HAN SAMPUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Microsoft Word HAN SAMPUL"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

i

Kebijakan klarifikasi atas uang yang diragukan dan sosialisasi ciri – ciri uang asli rupiah di kantor Bank Indonesia Solo

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Pelaksanaan Tugas Akhir

DISUSUN OLEH : Andi Hamurikawa

F.3607001

PROGRAM DIPLOMA III Keuangan Dan Perbankan FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

(2)
(3)
(4)

iv MOTTO

“Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya , bahkan memberikan kekekalan dalam hati mereka”

( Pengkotbah 3 : 11b)

” Tetapi carilah Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahakan kepadamu.”

( Matius 6 : 33)

“Kasih adalah dasar dari segala sesuatu yang kita kerjakan” (Penulis)

“Menikmati proses kehidupan menghasilkan kemenangan” (Penulis)

(5)

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahakan untuk seluruh orang yang kukasihi :

Tuhan Yesus yang menjadi juru slamat ku dan penolong hidupku dalam segala kesusahan

Untuk Bapak & Ibu yang terkasih

yang telah setia membimbingku dengan tulus

Kakak dan Adik ku yang terkasih yang telah menjadi soadara yang baik

Untuk semua teman – teman jurusan DIII Keuangan dan Perbankan

Dan sahabat – sahabat ku terkasih yang setia mendukung dalam suka dan duka

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera bagi kita semua,

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan Kasih-Nya untuk menuntun dan menyertai penulis dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir di Kantor Bank Indonesia Solo ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh derajat Ahli Madya Keuangan dan Perbankan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak menerima masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Ibu Nurul Istiqomah, selaku Ketua Jurusan D3 keuangan dan perbankan, fakultas ekonomi UNS, serta selaku dosen pembimbing Kegiatan Magang Mahasiswa yang telah banyak memberikan pengarahan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan ini.

(7)

vii

4. Ibu Dewi Setyowati, selaku Pemimpin Kantor Bank Indonesia Solo yang telah memberikan ijin penulis untuk mengadakan kegiatan magang mahasiswa. 5. Ibu Sri Harini, selaku pembimbing Kegiatan Magang Mahasiswa di Kantor

Bank Indonesia Solo.

6. Bapak FX. Bambang Santoso dan Bapak Agus Indrajayanto selaku karyawan Bagian Oprasional Kas di Kantor Bank Indonesia Solo.

7. Segenap pegawai di KBI Solo yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. 8. Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan

dukungan secara materiil, moril dan spirituil.

9. Sahabat dan teman - teman yang telah membantu dan mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini.

Penulis berusaha untuk menyelesaikan Laporan Kegiatan Magang Mahasiswa ini dengan sebaik mungkin, tetapi penulis menyadari bahwa penulisan ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan berikutnya. Kiranya Tuhan senantiasa mencurahkan damai dan Kasih-Nya kepada kita sekalian. Amin.

Surakarta, Februari 2010

(8)

viii A. Tinjauan Pustaka Tentang Bank...7

B. Tinjauan Pustaka Tentang Instrumen Pembayaran...12

C. Tinjauan Pustaka Tentang Uang...13

BAB III PEMBAHASAN A. Profil Bank Indonesia 1. Sejarah Umum Bank Indonesia...24

(9)

ix B. Pembahasan

1. Manjemen Pengedaran Uang……….…………57

2. Klarifikasi Atas Uang Yang Diragukan Keasliannya………67 3. Sosialisasi Penanggulangan Uang Palsu………73 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……….….………....94

B. Saran ……….…..…95

(10)

x

HALAMAN TABEL

Tabel Halaman

(11)

xi

HALAMAN GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar 1.1 Jenis-jenis uang ...21

2. Gambar 1.2 Struktur Bank Indonesia...28

3. Gambar 1.3 Distribusi Pegawai KBI Solo Per Seksi...34

4. Gambar 1.4 Distribusi Tenaga Honorer/Outsource KBI Solo...35

5. Gambar 1.5 Logo Bank Indonesia...40

6. Gambar 1.6 Struktur Organisasi KBI Solo...41

7. Gambar 1.7 Distribusi Uang...62

8. Gambar 1.8 Jalur Distribusi Uang...65

9. Gambar 1.9 Uang Rupiah...79

10. Gambar 1.10 Uang Rupiah...80

11. Gambar 1.11 Uang Rupiah...80

12. Gambar 1.12 Uang Rupiah...81

13. Gambar 1.13 Uang Rupiah...81

14. Gambar 1.14 Uang Rupiah...82

15. Gambar 1.15 Uang Rupiah...82

16. Gambar 1.16 Uang Rupiah...83

17. Gambar 1.17 Uang Rupiah...84

18. Gambar 1.18 INTAGLIO...85

19. Gambar 1.19 VISIBLE INK...85

20. Gambar 1.20 RECTOVERSO...86

21. Gambar 1.21 LATENT IMAGE...86

22. Gambar 1.22 MICRO-TEXT ...87

23. Gambar 1.23 MICRO-TEXT...87

24. Gambar 1.24 LAMBANG NEGARA RI...88

25. Gambar 1.25 BLIND CODE...88

26. Gambar 1.26 WATERMARK ...89

(12)

xii

28. Gambar 1.28 Uang Rupiah...90

29. Gambar 1.29 ASYMMETRIC ...91

30. Gambar 1.30 INVISIBLE INK ...91

31. Gambar 1.31 MICRO-TEXT ...92

32. Gambar 1.32 SECURITY THREAD...92

(13)

xiii BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia perekonomian banyak sekali komponen – komponen penting yang mendukung berkembangnya sektor ekonomi, baik di negara berkembang, negara maju atau negara miskin sekalipun. Selain sumber daya manusia salah satu komponen penting lain adalah uang. Uang merupakan alat pembayaran yang sangat efektif dan berperan aktif dalam sistem pembayaran dan salah satu alat pendorong proses pembangunan di suatu negara, sehingga uang tersebut ikut berkembang sesuai penggunaan manusia dalam setiap transaksinya. Uang yang digunakan sekarang ini sangat berharga dan di jamin oleh undang – undang secara sah dengan emas oleh bank sentral.

(14)

xiv

atau diserahkan, disaat perekonomian yang serba sulit uang juga berperan sebagai standar pembayaran masa depan atau pencicilan utang atau pembayaran. Uang juga dapat digunakan sebagai alat penimbun kekayaan seseorang.

(15)

xv

dan yang paling sedikit pecahan Rp 5.000,00 yang hanya 4 lembar. Dalam tiga tahun terakhir jumlah peredaran uang palsu mengalami penurunan. Jika pada tahun 2008 jumlahnya Rp 107 juta, maka ditahun 2009 berkurang menjadi 81 juta atau mengalami penurunan sebasar 24,2 persen. Penurunan ini disebabkan sudah semakin pintarnya masyarakat dalam membedakan antara uang asli dan uang palsu. Kantor Bank Indonesia Solo memang selalu mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang ciri-ciri dan cara menditeksi uang palsu. Yang bisa kita lihat di table di bawah ini :

Tabel 1.1 Data Peredaran Uang Palsu triwulan 1 Data Peredaran Uang Palsu triwulan 1

2009 2010

Rp 100.000,00 310 lembar 263 lembar

Rp 50.000,00 365 lembar 221 lembar

Rp 20.000,00 42 lembar 54 lembar

Rp 10.000,00 37 lembar 18 lembar

Rp 5.000,00 19 lembar 4 lembar

Rp 1000,00 - 40 lembar

Total 773 lembar 600 lembar

(16)

xvi

Maka dari itu Bank Indonesia selaku penanggung jawab peredaran uang yang ada di Indonesia harus berperan aktif melaksanakan pengawasan atas uang yang beredar di masyarakat yang layak edar dan tidak layak edar, melalui Kantor Bank Indonesia di seluruh Indonesia. Baik dalam pelaksanaan klarifikasi, pencabutan, penarikan dan pemusnahan uang yang beredar yang didukung dengan sosialisasi uang rupiah bagi masyarakat agar masyarakat tidak mengalami tindak kejahatan penipuan uang palsu. Bank Indonesia melalui Kantor Bank Indonesia Solo memberikan tugas ini secara menyeluruh dikota Solo. Di Kantor Bank Indonesia Solo membawahi 3 bidang, yaitu Bidang Ekonomi Moneter, Bidang Perbankan dan Bidang Sistem Pembayaran. Dalam hal ini yang bertanggung jawab atas pelaksanaan klarifikasi, pencabutan, penarikan dan pemusnahan uang yang beredar yang didukung dengan sosialisasi uang rupiah bagi masyarakat.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas penulis merumuskan judul Tugas Akhir sebagai berikut : “Kebijakan Klarifikasi Atas Uang Yang Diragukan Dan Sosialisisi Ciri-Ciri Uang Asli Rupiah di Kantor Bank Indonesia Solo”

B. RUMUSAN MASALAH

(17)

xvii

masyarakat dan dapat menghambat pembangunan ekonomi kota Solo. Sehingga Kantor Bank Indonesia Solo bertanggung jawab untuk klarifikasi, mencabut, menarik, pemusnahan dan sosialisasi uang rupiah. Maka untuk itu dalam pembahasannya penulis akan membatasi masalah yang akan ditinjau di Kantor Bank Indonesia Solo :

1. Bagaimana manajemen peredaran uang yang dilaksanakan Bank Indonesia?

2. Bagaimanakah prosedur klarifikasi atas uang yang diragukan di Kantor Bank Indonesia Solo di mulai dari masyarakat dan bank? 3. Bagaimana membedakan uang palsu dengan uang asli?

4. Bagaimana kebijakan Kantor Bank Indonesia Solo dalam penanggulangan uang palsu?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui manajemen peredaran uang yang dilaksanakan Bank Indonesia.

2. Mengetahui prosedur klarifikasi atas uang yang diragukan di Kantor Bank Indonesia Solo.

3. Mengetahui perbedaan uang palsu dengan uang asli.

4. Mengetahui Kebijakan Kantor Bank Indonesia Solo dalam penanggulangan uang palsu.

(18)

xviii 1. Bagi pengajar

a. Menambah wawasan tentang bagian sistem pembayaran tunai dan manajemen peredaran uang di Kantor Bank Indonesia Solo untuk mendukung pengajaran dan pembelajaran kepada setiap mahasiswa.

2. Bagi mahasiswa

a. Menambah wawasan tentang fungsi Bagian Sistem Pembayaran dan Manajemen peredaran uang terkhusus bagian sistem pembayaran tunai di Kantor Bank Indonesia Solo.

b. Menambah wawasan dan peranan Kantor bank Indonesia Solo tentang upaya sosialisasi uang rupiah di kota Solo.

3. Bagi masyarakat umum

a. Menambah wawasan tentang bagian sistem pembayaran dan Manajemen peredaran uang di Kantor Bank Indonesia Solo dalam mendukung perekonomian Kota Solo.

E. METODE PENELITIAN

1. Metode observasi

(19)

xix 2. Metode wawancara

Yaitu dengan melakuakan tanya jawab kepada karyawan yang bertugas di bagian sistem pembayaran tunai di Kantor Bank Indonesia Solo.

3. Metode kepustakaan

Yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pengertian bank, instrument pembayaran dan pengertian uang

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bank

Bank berasal dari bahasa Italia banco yang artinya bangku. Banku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasional kepada para nasabah, istilah ini kemudian berkembang menjadi Bank.

Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan moneter ( Suseno 2004 : 1).

Menurut Pierson memberikan definisi bank sebagai berikut :

(20)

xx

Pierson ini menyatakan bahwa bank dalam operasionalnya hanya bersifat pasif saja, yaitu hanya menerima titipan uang saja (Hasibuan 2002:1).

Dan menurut UU No. 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat ( Mugi Raharjo 2009:1).

1. Fungsi bank adalah sebagai berikut (Totok, 2006:1) :

a. Agent of trust artinya bank sebagai lembaga keuangan yang landasannya adalah kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasai adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bankrut dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau mesyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan megelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur

(21)

xxi

mempunyai niat baik utuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of development artinya bank sebagai lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi antara sektor riil dan sektor moneter. Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

(22)

xxii

pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank dan penyelesaian tagihan.

2. Peran bank dalam sistem keuangan adalah sebagai berikut (Totok, 2006:2). :

a. Asset transmutation artinya bank memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank telah berperan sebagai pengalih asset yang likiuid dari unit surplus kepada unit defisit.

b. Transaction artinya bank berperan memberikan kemudahan transaksi barang dan jasa kepada pelaku ekonomi. Dalam ekonomi modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Transaksi keuangan selau diperlukan baik secara langsung dalam jual-beli barang jadi, maupun dalam transaksi jual-jual-beli bahan mentah dan setengah jadi dalam proses produksi. Produk-produk yang dikeluarkan oleh bank merupakan penganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

(23)

xxiii

sebagainya. Produk-produk tersebut masing- masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian, lembaga keuangan memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas. Disis lain, lembaga keuangan juga memberikan fasilitas tambahan likuiditas kepada pihak-pihak yang mengalamai kekurangan likuiditas. Dengan kata lain, lembaga keuangan secara bersamaan menyalurkan likuiditas kepada pihak yang memerlukan tambahan likuiditas, dengan cara menyalurkan dana dari pihak yang megalami kelebihan likuditas.

d. Efficiency artinya bank berperan sebagai unit surplus dan unit defisit secara efisien. Bank dapat menurunkan biaya transaksi denagn jangkauan pelayanan. Peranan bank sebagai broker adalah menemukan pinjaman dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Disini mereka hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhakan. Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan masalah intensif.

(24)

xxiv

a. Bank Umum, melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan / atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat, melaksanakan kegiatan usaha konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

(25)

xxv B. Instrumen Pembayaran

Instrumen pembayaran dapat berupa tunai atau nontunai yang berbasis warkat dan berbasis bukan warkat. Penggunaan instrumen pembayaran tunai maupun nontunai dewasa ini telah berkembang dengan cepat, terutama penggunaan instrumen pembayaran non tunai ( Ascarya 2004 : 2).

Instrumen pembayaran tunai adalah mata uang yang berlaku di Indonesia yaitu rupiah, yang terdiri dari uang logam dan uang kertas, berdasarakan undang - undang yang berlaku saat ini, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mencetak dan mengedarkan uang kartal dan uang logam.

Instrumen pembayaran non tunai di Indonesia disediakan terutama oleh sistem perbankan, instrumen yang disediakan terdiri dari instrumen yang berbasis warkat, seperti cek, bilyet giro, nota debet serta instrumen berbasis bukan warkat, seperti kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit. Penggunaan alat pembayaran nontunai yang berbasis bukan warkat di masyarakat semakin meningkat ( Ascarya 2004 : 3).

(26)

xxvi

beredar, tetapi pada masa dewasa ini, jumlah uang yang beredar tidak lagi bergantung pada dekking ( emas yang ada di Bank Sentral), tetapi tergantung dari kehendak pemerintah, dengan catatan pemerintah melihat kondisi ekonomi ( Mugi Raharjo 2009:3).

C. Pengertian Uang

Uang telah digunakan manusia selama berabad-abad yang merupakan penemuan yang sangat menakjubkan dan banyak mempengaruhi kehidupan manusia hingga sekarang. Uang juga berpengaruh dalam perkembangan sektor pembangunan di suatu negara, sehingga dalam hal ini uang merupakan barang yang sangat berharga dan dijamin dengan undang – undang secara sah dengan emas oleh bank sentral.

Secara teoritis uang dapat diklasifikasikan dalam dua golongan utama, yaitu uang dalam pengertian secara sempit serta uang dalam pengertian secara luas. Bentuk uang dimasukkan dalam masing-masing klasifikasi pada dasarnya tergantung pada keadaan masyarakat setempat.

(27)

xxvii

dana masyarakat pada lembaga keuangan bank berupa rekening giro (Totok, 2006:3).

Uang dalam pengertian luas bisa diartikan dua kelompok, kelompok yaitu rekening tabungan dan rekening deposito berjangka. Rekening tabungan adalah simpanan dana masyarakat pada lembaga keuangan bank berupa rekening tabungan, sedangkan deposito berjangka adalah simpanan masyarakat pada lembaga keuangan bank berupa rekening deposito (Totok, 2006:4).

Pengertian uang menurut Robertson,definisi uang adalah segala sesuatu yang umum diterima Dalam pembayaran barang – barang.

Sedangkan Menurut Rs. Sayers, definisi uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayar hutang.

Dan menurut Rollin G. Thomas, definisi uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima umum dalam pembayaran pembelian barang-barang, jasa-jasa, dan untuk pembayaran utang (Mugi Raharjo 2009:4)

(28)

xxviii

dengan yang lain mau menerimanya. Barang – barang itu misalnya batu-batu besar, kulit, kerang, dan sebagainya dan sekarang uang sebagai alat tukar mula-mula berupa barang, kemudian dirubah menjadi logam dan akhirnya dari logan diganti dengan kertas tetapi tidak sepenuhnya.

Uang adalah seperti yang kita bayangkan, yaitu suatu benda yang ditukarkan dengan benda lain, dapat dipergunakan untuk menilai benda lain, dan dapat kita simpan.

1. Fungsi dasar dari uang adalah (Susno, 2002:2)

b. Uang sebagai alat tukar, dapat dibayangkan betapa sulitnya hidup dalam perekonomian modern ini tanpa adanya benda yang dapat digunakan sebagai alat penukar, apabila tidak ada uang dimana tersaksi hanya dilakukan dengan cara tukar-menukar antara barang yang satu dengan barang yang lainnya.

c. Uang sebagai alat penyimpan nilai, sesuai dengan sifatnya , manusia adalah makhluk yang gemar mengumpulkan dan menyimpan kekayaan dalam bentuk barang-barang yang berharga untuk dipergunakan dimasa yang akan datang. Walaupun kekayaan dapat disimpan beragam bentuknya, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan salah satu pilihan untuk menyimpan kekayaaan. d. Uang sebagai alat satuan hitung, apabila tidak ada satuan hitung yang

(29)

xxix

e. Uang sebagai ukuran pembayaran yang tertunda, fungsi uang ini terkait dengan transaksi pinjam-meminjam, uang merupakan salah satu cara untuk menghitung jumlah pembayaran pnjaman tersebut.

2. Motif - motif memegang uang ( Mugi Raharjo 2009: 5) :

Dari dua fungsi uang yang terutama, yaitu sebagai alat tukar dan sebagai alat penimbun kekayaan maka selanjutnya akan menyebabkan orang ingin memengang uang tunai untuk keperluan :

a. Motif transaksi

Motif transaksi adalah dorongan orang untuk memegang uang melakukan transaksi - transaksi atau pembayaran - pembayaran baik bagi rumah tangga konsumsi atau rumah tangga perusahaan misalnya untuk membeli keperluan rumah tangga, untuk membayar upah, untuk pengeluaran- pengeluaran perusahaan dan sebagainya. Dalam teori ekonomi moneter pengeluaran uang untuk transaksi ini besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan. Berapa rupiah ibu rumah tangga berbelanja setiap bulan, tergantung dari pendapatan mereka.

b. Motif untuk berjaga-jaga

(30)

xxx

bagi rumah tangga maupun bagi perusahaan. Bisa anda bayangkan, alangkah susahnya bila tahu-tahu keluarga anda ada yang sakit padahal anda tidak memegang uang, bisa anda bayangkan alangkah susahnya bila sepeda motor saudara rusak di tengah jalan padahal anda akan ujian atau akan berjalan jauh, jika anda tidak mempunyai uang saku. c. Motif memegang uang untuk keperluan

Motif memegang uang untuk keperluan spekulasi merupakan tindak lanjut dari fungsi uang menimbun kekayaan. Dalam teori uang klasik tidak dijumpai motif memegang uang hanya untuk transaksi dan berjaga-jaga.

3. Menurut jenis nya uang di bagi menjadi ( Mugi Raharjo 2009:6) : a. Full bodied money

(31)

xxxi

1) Masyarakat diberi kebebasan utnuk melebur dan menempa (membuat) mata uang ke pabrik uang milik pemerinta tanpa biaya yang cukup berarti.

2) Adanya kebebasan bagi masyarakat untuk jual-beli logam tersebut serta bebas menyimpannya.

b. Token Money

Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya lebih besar dari pada nilai materinya, maka dari itu uang kertas dan uang logam yang ada sekarang ini, semuanya adalah Token Money. Ada beberapa hal yang perlu dicatat mengenai perbedaan antara full bodied money dan token money ialah :

1) Terletak pada definisinya

Yaitu bila token money merupakan mata uang yang nilai materinya jauh lebih dibawah dari nilai nominalnya, sedangkan full bodied money adalah mata uang yang nilai meterinya sama dengan nilai nominalnya.

2) Pada masa token money, mata uang (token money) dibuat oleh badan-badan yang ditunjuk oleh pemerintah, misalnya Bank Sentral, sedangkan pada masa full bodied money masyarakat bebas menempa dan melebur mata unag sendiri.

(32)

xxxii

jumlahnya, sedangkan pada masa token money jumlah uang yang beredar (JUB ) mudah dihitung.

c. Uang kertas

Dewasa ini negara-negara yang ada di dunia pada umumnya mata uang terbuat dari kertas. Diatas sudah dikatakan bahwa uang kertas juga disebut token money, tetapi token money belum tentu uang kertas, bisa pula uang logam. Ada beberapa pertimbangan kenapa kertas dipakai sebagai bahan uang, yaitu :

1) Ongkos pembuatan uang kertas relative murah bila dibanding dengan ongkos pembuatan uang logam.

2) Kertas mudah dibawa dari suatu tempat ke temapat lain ( praktis). 3) Kertas bila dipelihara baik cukup tahan lama.

(33)

xxxiii

masyarakat harus mau menerima dan percaya terhadap nilainya yang tertera pada mata uang tersebut. Oleh karena atas dasar kepercayaan inilah maka mata uang kertas sering disebut “uang kepercayaan” atau uang fiat. Berdasarkan UUN: 13 tahun 1968 Bank Indonesia selaku bank sentral diberikan hak aktif mengeluarkan uang kertas dan uang logam.

d. Uang giral

Uang giral adalah hutang sesuatu bank kepada nasabah ( bisa perorangan, bisa perusahaan) yang dapat di ambil sewaktu-waktu dengan cek dan giro. Cek adalah surat perintah membayar kepada bank untuk membayar uang tunai bagi pemegang atau nama yang ditunjuk. Giro adalah surat perintah membayar dengan pemindah bukuan atas seseorang atau sesuatu badan hukum.

1. Near Money

(34)

xxxiv Gambar 1.1 Jenis-jenis uang

(sumber : Ekonomi Moneter, Mugi, 2009)

Keterangan: Berdasarkan atas bahannya, uang ada tiga jenis yaitu uang barang, uang logam, dan uang kertas. Uang logam dapat berupa full bodied money dan token money. Semua uang kertas merupakan token money, uang disebut oleh Bank Senntral dan negara. Baik uang kertas

maupun uang logam disebut uang kartal. Uang yang beredar di tangan masyarakat disamping uang kartal juga uang giral yang diciptakan oleh bank-bank umum. Uang yang beredar yang hanya terdiri uang kartal dan uang giral tersebut sering disebut sebagai narrow money.

Uang

Uang barang Uang logam

Uang kertas (token money)

Full bodied money Token money

Uang giral Uang kartal

Uang kertas bank Uang kertas negara

(35)

xxxv

4. Syarat agar uang dapat berfungsi sebagaimana mestinya, antara lain ( Totok, 2006:5) :

a. Uang harus dapat diterima secara umum. Bila uang tidak diterima dan diketahui secara umum mustahil untuk digunakan sebagai alat pertukaran.

b. Uang harus memiliki nilai yang stabil. Bila uang tidak memiliki nilai yang stabil, orang tidak akan menaruh kepercayaan. Sebagai akibatnya fungsi uang juga tidak berjalan, akan tetapi dalam kenyataannya nilai uang selalu mengalami perubahan. Meskipun demikian perlu dijaga agar perubahan tersebut tidak besar.

c. Jumlah yang beredar harus mencukupi kebutuhan. Kekurangan suplai uang akan membahayakan kegiatan perekonomian. Oleh karena itu, otoritas moneter perlu memantau perekembangan perekonomian sehingga elastisitas ketersediaan dana tetap terjaga.

d. Uang harus mudah dibawa untuk urusan setiap hari dan justru tidak menjadi hambatan untuk melaksanakan transaksi.

(36)

xxxvi

Tetapi dalam perkembangannya uang mengalami banyak hambatan yang sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat, hambatan tersebut adalah banyak beredarnya uang palsu atau uang yang tidak layak edar.

(37)

xxxvii BAB III PEMBAHASAN

A.Profil Bank Indonesia

1. Sejarah Umum Bank Indonesia

Tonggak sejarah lahirnya Bank Indonesia berawal dari Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag, Belanda pada tahun 1949. Berawal dari salah satu keputusan penting KMB yang menunjuk De Javasche Bank sebagai bank sentral. De Javasche Bank merupakan bank komersial milik

pemerintah kolonial Belanda yang telah berdiri sejak tahun 1828. Meskipun De Javasche Bank disepakati dan diputuskan bersama-sama oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral, namun kepentingan kolonial Belanda dalam menentukan kebijakan masih terasa kental sehingga posisi bank sentral saat itu menjadi dilematis karena suatu negara memiliki bank sentral yang berada di bawah pengaruh kepentingan lain.

(38)

xxxviii

maupun ekonomis karena A. Karim menilai bahwa De Javasche Bank tidak cocok lagi dengan bangsa Indonesia yang telah merdeka. Nasionalisasi De Javasche Bank direalisasikan melalui Keputusan Pemerintah Nomor 118

tanggal 2 Juli 1951. Titik awal nasionalisasi ini terjadi ketika ditunjuk seorang putra bangsa Indonesia, Sjafruddin Prawiranegara untuk menjadi pimipinan baru bank tersebut yang sekaligus mengakhiri tradisi sebelumnya yang selalu dijabat oleh kolonial Belanda.

(39)

xxxix

Penegasan fungsi Bank Indonesia yang bertugas sebagai “kasir negara” tercantum dalam pasal 34, pasal 36, dan pasal 38 UU No. 13/1968 tentang Bank Sentral. Hal ini sekaligus menegaskan fungsi Bank Indonesia yang ketiga sebagai bank sentral yang lebih jelas dibandingkan UU No.11/1953. Selanjutnya terdapat pula fungsi keempat dari Bank Indonesia yakni sebagai bankers bank yang mengharuskan Bank Indonesia bertindak sebagai lenders of

resort ketika perekonomian sedang dalam kondisi genting untuk membantu mengatasi kesulitan likuiditas bank-bank dan mencegah efek domino terhadap sistem perbankan seperti contoh pada saat kondisi perekonomian di tahun 1997/1998 yang membuat Bank Indonesia mengalirkan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ke berbagai bank yang sedang dilanda kehancuran.

(40)

xl

seharusnya Bank Indonesia sebagai lembaga serta Gubernur Bank Indonesia sebagai pejabat negara yang memiliki otoritas tinggi minimal sejajar dengan Menteri Keuangan. Dalam posisinya sebagai anggota Dewan Moneter inilah, Bank Indonesia menjadi tergantung dengan pemerintah.

Pada era reformasi, Bank Indonesia kembali menemukan momentum penegakan independensinya. Penegasan perlunya Indonesia memiliki Bank Sentral yang benar-benar mandiri, dinyatakan oleh Presiden Habibie, sesaat sebelum mengumumkan jajaran Kabinet Reformasi Pembangunan pada akhir Mei 1998. Hal ini mengacu pada salah satu butir Letter of Intent yang merupakan memorandum kesepakatan antara pemeritah dan IMF pada tanggal 15 Januari 1998 yang menyebutkan perlunya Bank Indonesia diposisikan sebagai institusi negara yang benar-benar independen.

(41)

xli

bahwa Gubernur dan Deputi Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh presiden.

Gambar 1.2 Struktur Bank Indonesia Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia

(Sumber : Bank Indonesia Menuju Independensi Bank Sentral, 2000) a. Visi, Misi Dan Nilai-nilai Strategis

MPR

Presiden

Kepala Pemerintahan Kepala

Negara Bank

Indonesia

Peraturan Pemerintah Peraturan Bank

Indonesia

DPA BPK MA

(42)

xlii

Menurut UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Rumusan tersebut merupakan pedoman bagi Bank Indonesia dalam menetapkan misi dan visinya. Penetapan misi dan visi tersebut merupakan hal yang penting karena perumusan misi dan visi dapat memperjelas tujuan organisasi, mempermudah perencanaan dan proses pengambilan keputusan, serta mempermudah pengkoordinasian unit-unit dalam organisasi. Adapun mengenai misi, visi, nilai-nilai, dan sasaran strategis Bank Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Visi Bank Indonesia

(43)

xliii

a) Memperjelas arah organisasi ke depan;

b) Memotivasi anggota Dewan Gubernur dan pegawai Bank Indonesia untuk melaksanakan tugas-tugas.

2. Misi Bank Indonesia

Yang dimaksud dengan misi Bank Indonesia seperti yang dituangkan dalam Keputusan Gubernur No.4/22/KEP/GBI/INTERN/002 tanggal 28 Juni 2002 adalah suatu tujuan, tugas, dan wewenang Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU tentang Bank Indonesia. Dengan perkataan lain, misi Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan kestabilan sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.

Bagi Bank Indonesia, perumusan misi dimaksud diharapkan dapat membantu organisasi dalam :

a) Menerapkan dan menjaga konsistensi, serta kejelasan tujuan organisasi;

b) Memberikan referensi untuk perencanaan dan proses pengambilan keputusan;

c) Memperoleh komitmen para anggota Dewan Gubernur dan seluruh pegawai, melalui komunikasi yang jelas tentang tugas organisasi; dan d) Memperoleh dukungan dan pengertian dari pihak-pihak yang

(44)

xliv 3. Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia

Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen, dan pegawai untuk bertindak dan atau berperilaku. Nilai-nilai strategis Bank Indonesia yang dinyatakan dengan istilah “KITA Kompak” :

a) Kompetensi (competency): kondisi pegawai yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan.

b) Integritas (integrity): konsistensi dan kepatuhan terhadap nilai-nilai moral atau peraturan lainnya, terutama nilai kejujuran dan anti KKN, serta mengutamakan kepentingan organisasi.

c) Transparansi (transpararency): kejelasan, dan keterbukaan dalam latar belakang dan hasil suatu tujuan, keputusan, ataupun langkah kerja organisasi maupun individu pegawai.

d) Akuntabilitas (accounta bility): pertanggungjawaban yang jelas dari masing-masing individu atas semua tindakan yang diambil beserta konsekuensinya, terutama dalam hal penyelesaian tugas dan pengambilan keputusan.

(45)

xlv

dan kerja sama yang baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas.

Nilai-nilai strategis ini penting dan berguna untuk :

a) Menentukan kedalaman, ruang lingkup dan prioritas upaya organisasi dalam mmencapai visi dan misinya,

b) Menentukan ekspektasi organisasi dan mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan,

c) Menentukan bagaimana organisasi akan menjalankan tugas dan kegiatannya,

d) Menetapkan karakteristik sumber daya manusia yang mampu bekerja secara efektif.

2. Profil Kantor Bank Indonesia Solo a. Sejarah Singkat KBI Solo

Kantor Cabang Bank Indonesia Solo dibuka pada tanggal 25 November 1867 dengan nama “Agentschap Soerakarta” sebagai kantor cabang ke enam dari DE JAVASCHE BANK.

(46)

xlvi (tayangan Bank Indonesia Solo, 2006)

b. Visi, Misi dan Sasaran Strategis KBI Solo 1). Visi Kantor Bank Indonesia Solo

Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.

2). Misi Kantor Bank Indonesia Solo

Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran secara efisien dan optimal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah. c. Sasaran Strategis

1). Terkendalinya inflasi daerah dan tersedianya informasi ekonomi regional.

2). Terwujudnya industri perbankan yang sehat.

3). Terpeliharanya kehandalan sistem pembayaran dan pengedaran uang. 4). Mendukung upaya pengendalian inflasi.

5). Mendorong upaya penyehatan industri perbankan.

(47)

xlvii

8). Memperkuat dukungan organisasi dan kepemimpinan pegawai, serta mengembangan kompetensi pegawai.

9). Memperbaiki pelaksanaan governance. d. Komposisi Pegawai di KBI Solo

Jumlah pegawai Kantor Bank Indonesia Solo sampai saat ini adalah 78 pegawai tetap dan 27 pegawai honorer/outsourcing (struktur organisasi terlampir). Komposisinya per Seksi seperti tersaji pada diagram batang distribusi jumlah pegawai KBI Solo

Gambar 1.3 Distribusi Pegawai KBI Solo Per Seksi

(48)

xlviii

Dari pola distribusi pegawai per seksi dapat terlihat bahwa pegawai terbanyak berada di bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern (Operasional Kas) dari pada seksi Sumber Daya, Layanan Nasabah Dan Penyelenggara Kliring (LNPK) , dan Operasional Kas.

Selain pegawai tetap, KBI Solo juga dibantu oleh tenaga-tenaga honorer/outsource sebagai Konsultan Pemperdayaan Unit Mikro Kecil Menengah (PUMKM), Data Entry Operation (DEO), Messenger, Pengemudi, Pengamanan, dan Operator telepon. Distribusi tenaga honorer/outsource KBI Solo dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Berdasarkan diagram distribusi tenaga honorer/outsource tersebut dapat dilihat bahwa distribusi tenaga honorer terbanyak adalah tenaga Pengamanan dengan jumlah 11 orang (41%) dan distribusi terbanyak di Seksi Sumber Daya. Untuk tenaga outsource, KBI Solo bekerjasama dengan PT. Bina Karsa Sejahtera.

Gambar 1.4 Distribusi Tenaga Honorer/Outsource KBI Solo

(49)

xlix e. Budaya kerja KBI Solo

Dalam suatu organisasi terdapat visi yang akan dicapai oleh organisasi tersebut. Dalam mewujudkan visi tersebut diperlukan suatu misi yang merupakan target untuk mencapai visi. Misi dijabarkan lebih jauh lagi di dalam sasaran strategis yang berupa tugas-tugas dalam pelaksanaan kerja di Bank Indonesia.

Penguatan nilai-nilai yang dimilki oleh Bank Indonesia merupakan suatu cara untuk mencapai visi. Nilai-nilai yang ada pada suatu organisasi terbagi menjadi dua besaran yaitu core value (nilai inti) yang mutlak dibutuhkan oleh Bank Indonesia sebagai suatu kesatuan organisasi, dan shared value, yaitu nilai-nilai yang harus dimiliki oleh pegawai Bank Indonesia yang dapat mempengaruhi pencapaian Sasaran Strategis. Setiap pegawai Bank Indonesia mempunyai nilai-nilai berbeda yang dianut. Oleh karena itu, untuk memelihara, menguatkan shared value diperlukan suatu budaya kerja. Budaya Kerja Bank Indonesia merupakan cara untuk menguatkan nilai-nilai KITA-Kompak sebagai karakter Bank Indonesia yang diaplikasikan dalam kegiatan kerja sehari-hari dan diharapkan setiap pegawai memiliki nilai-nilai tersebut.

(50)

l

“Mari Kita” menjadi “Nyambut Gawe Sing Kepenak, Nanging Ojo Sak Sakkepenake Dewe” dan “Ya, Aku Bisa”. Adapun makna dari motto dan yel-yel yang baru tersebut dapat dikemukan sebagai berikut:

A. Nyambut gawe sing kepenak, dibahasa Indonesiakan menjadi bekerjalah dengan perasaan nyaman dan senang. Bekerja itu adalah ibadah, bukan sekedar mencari uang, jadi bekerjalah dengan dilandasi rasa tulus ikhlas karena ibadah dan amanah, sehingga dalam melaksanakan kerja tersebut timbul perasaan nikmat, senang, dan nyaman tanpa beban apapun

(51)

li

Yel-yel“Ya,Aku Bisa” dilakukan setiap instruktur/pemimpin/fasilitator meneriakkan “Aku Bisa” seluruh pegawai menjawab “Ya, Aku Bisa” dan diikuti tepuk tangan bersama. Akronim dan penjabaran singkat dari AKU BISA adalah sebagai berikut:

A adalah Allah is always in my heart

Mempunyai arti bahwa Allah senantiasa ada di dalam hati setiap manusia, disini manajemen bermaksud mengajak kepada seluruh pegawai agar dalam melaksanakan kerja sehari-hari harus selalu ingat kepada Tuhan yang Maha Mengetahui, sehingga setiap akan berbuat kecurangan, dan tindakan yang tidak terpuji selalu ingat kepada Allah. K adalah Knowledge is a power

Mempunyai arti bahwa pengetahuan adalah suatu kekuatan, dan manajemen bermaksud mengajak kepada seluruh pegawai agar didalam bekerja sehari-hari, terus menerus meningkatkan ilmu dengan cara memanfaatkan seluruh sumber ilmu yang telah disediakan lembaga maupun sumber ilmu lainnya (OBP).

U adalah Undefeatable

(52)

lii B adalah Be Positive

Manajemen bermaksud mengajak seluruh pegawai didalam menyikapi segala permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan pikiran dan hati yang sehat. Mengubur dalam-dalam sifat dan pikiran jelek, dan menonjolkan sifat dan pikiran positif.

I adalah Impressive

Menjadi pegawai BI yang berperilaku menyenangkan dan mengesankan (Impressive) adalah bukan sesuatu yang mudah untuk dijalankan namun bukan berarti tidak bisa dilaksanakan. Manajemen mengajak seluruh pegawai agar menjadi pribadi yang dirindukan karena setiap tindakannya selalu memberikan bekas yang mendalam di hati orang lain dan empatinya menujukkan kecerdasan sosialnya. S adalah Success Oriented

Manajemen mengajak seluruh pegawai agar senantiasa dalam benak pikiran dan hatinya untuk selalu berorientasi kepada “sukses atau berhasil” didalam mengabdi di Bank Indonesia dan lebih luas didalam mengarungi kehidupan fana ini. Dalam meraih sukses ini tidak perlu takut terhadap tantangan, penderitaan ataupun kegagalan, karena hal tersebut adalah modal besar untuk meraih kesuksesan. A adalah action

(53)

liii

sehingga kata AKU BISA menjadi bermakna. Action berarti meminta setiap A, K, U, B, I, S dapat dijiwai dan dilaksanakan oleh setiap pegawai dalam melaksanakan kerja sehari-hari.

Dengan Motto dan Yel-yel tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman dan semangat bagi seluruh pegawai dalam menjalankan tugasnya di Bank Indonesia, oleh karena itu mulai tahun 2009 yel-yel AKU BISA diubah menjadi KITA BISA. KBI Solo juga mempunyai kegiatan lain yang biasa diikuti oleh pegawai yaitu :

a. Doa pagi bersama setiap hari sebelum bekerja

b. Siraman rohani yang diadakan Rabu pagi setiap 2 minggu sekali c. Selasa Berbagi Ilmu (SBI) diadakan Selasa pagi sebagai ajang

untuk kegiatan belajar dan berbagi ilmu kepada seluruh pegawai d. Senam atau jalan sehat yang diadakan setiap Jumat pagi

e. Kegiatan olah raga seperti Karate, Ping pong, Bulu tangkis, Tenis, Futsal, dan bersepeda sesuai jadwal yang ada.

f. Kegiatan berkesenian seperti menyanyi yang diadakan setiap Jumat malam.

g. Kegiatan apel pagi satpam setiap Senin pagi

(54)

liv f. Gambar 1.5 Logo Bank Indonesia

( sumber : Kantor Bank Indonesia Solo)

g. Struktur Organisasi

1. Gambar 1.6 Struktur Organisasi KBI Solo

(55)

lv ( sumber : Kantor Bank Indonesia Solo)

Struktur organisasi Bank Indonesia menggambarkan 3 pilar , departemenisasi, posisi staf, tanggung jawab dan dibagi menjadi tiga kelas, kelas I memiliki tugas dan wewenang secara nasional, kelas II memiliki tugas dan wewenang di wilayah propinsi atau koordinator Kantor Bank Indonesia wilayah propinsi, kelas III memiliki tugas dan wewenang di daerah dan kelas IV memiliki tugas dan wewenang daerah yang sedang dirintis. Kantor Bank Indonesia Solo sebagai KBI Kelas III dipimpin oleh satu orang Pemimpin Bank Indonesia (PBI) yang membawahi 3 bidang yaitu:

a. Bidang Ekonomi, Moneter

(56)

lvi b. Bidang Perbankan

Bidang Perbankan membawahi 4 Kelompok Pengawasan Bank, yaitu: 1) Kelompok Pengawasan Bank I

2) Kelompok Pengawasan Bank II 3) Kelompok Pengawasan Bank III 4) Kelompok Pengawasan Bank IV

c. Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern. Bidang SP & MI membawahi 3 seksi, yaitu:

1) Seksi Operasional Kas

2) Seksi Layanan Nasabah dan Penyelenggaraan Kliring

3) Seksi Sumber Daya (terintegrasi di dalamnya Logistik, Protokol, PAM, dan Kesekretariatan).

2. Deskripsi Jabatan

2.1 Bidang Ekonomi Moneter

2.1.1.Kelompok Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM (KPSRU) Tugas Pokok :

(57)

lvii

b. Menyusun program pemberdayaan sektor riil (korporasi, BUMN dan UMKM) berdasarkan hasil identifikasi.

c. Melaksanakan program pemberdayaan sektor riil yang ditetapkan.

d. Melakukan koordinasi dengan stakeholder daerah untuk memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepada perbankan dan BDSP dalam rangka pemberdayaan sektor riil/UMKM.

e. Memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis penelitian serta memfasilitasi proses intermediasi perbankan dalam rangka pemberdayaan sektor riil/UMKM.

f. Mengkomunikasikan hasil penelitian dalam rangka mendorong perbankan dalam pembiayaan UMKM.

g. Menyediakan data profil UMKM ynag potensial dibiayai oleh Lembaga Keuangan yang disajikan melalui website.

h. Melaksanakan pembebanan rekening khusus dalam rangka bantuan luar negeri.

i. Menata usahakan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) termasuk perhitungan bunga dan laporan-laporan lainnya. j. Membantu melakukan pengawasan atas pengelolaan KLBI

(58)

lviii

k. Melaksanakan pemberian izin, pengawasan dan pembinaan serta pengelolaan data informasi Pedagang Valuta Asing (PVA) di daerah.

l. Mendukung kegiatan koordinasi dengan KKBI dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemberdayaan sektor riil (korporasi, BUMN dan UMKM).

2.1.2.Kelompok Kajian Statistik dan Survei (KKSS) Tugas Pokok :

a. Menyusun Kajian Ekonomi daerah dan perkiraan perkembangan ekonomi dan harga.

b. Melakukan penelitian ekonomi daerah yang berbasis kajian lapangan dan studi kepustakaan.

c. Melakukan kajian ad hoc atas inisiatif KBI ataupun kerjasama dengan kantor pusat atau stakeholders daerah.

d. Menyususun rekomendasi kebijakan perekonomian daerah kepada PEMDA dan sta keholders lainnya yang didasari oleh hasil penelitian

e. Menyusun dan melaksanakan program komunikasi atas hasil-hasil kajian ekonomi dan penelitian daerah.

f. Melakukan diseminasi atas kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.

(59)

lix

h. Monitoring Pinjaman Luar Negeri (Pinjaman Daerah, Swasta, TSL dan Pinjaman Syariah)

i. Melakukan kegiatan fungsi investor relation program.

j. Mendukung terlaksananya koordinasi dengan KKBI dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kajian ekonomi.

k. Menerima, memverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menatausahakan dan memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank.

l. Mengumpulkan dan menyusun data/informasi ekonomi, keuangan, perbankan dan demografi di wilayah kerja.

m. Melakukan kegiatan survei untuk kepentingan kantor pusat dan KBI.

n. Melakukan kegiatan liaison dalam rangka pengumpulan dan informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan, lembaga riset, pemerintah, perbankan dan asosiasi.).

o. Mengelola dan mengembangkan database informasi perekonomian daerah.

p. Melaksanakan tugas sebagai pusat informasi.

(60)

lx

Ada beberapa catatan terkait dengan KKSS bahwa kelompok ini melakukan fungsi lain yaitu kehumasan yang sedianya dilakukan oleh Manajemen Intern berkaitan dengan tugasnya pada protokoler dan sekretariat. Fungsi ini menjadi strategis dilaksanakan oleh KKSS karena diseminasi kebijakan moneter maupun langkah-langkah yang dilakukan di KBI Solo tertampung semua di KKSS.

2.2. Bidang Perbankan Tugas Pokok :

a. Melakukan pembinaan terhadap bank umum, BPR, yang menjadi obyek pengawasannya.

b. Melakukan pengawasan terhadap bank umum dan BPR yang menjadi obyek pengawasannya.

c. Menyelesaikan permohonan izin yang berkaitan dengan kelembagaan dan kegiatan operasional bank umum dan BPR yang menjadi obyek pengawasannya.

d. Menyediakan informasi tentang kondisi dan permasalahan bank umum dan BPR yang menjadi obyek pengawasannya.

e. Menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh bank umum dan BPR yang menjadi obyek pengawasannya.

(61)

lxi

g. Membantu pemeriksaan dan pengawasan terhadap bank yang berkantor pusat di luar wilker.

h. Melakukan peran aktif dalam menciptakan perkembangan perbankan yang sehat di wilayah kerja (dedicated dan non dedicated banks).

i. Melakukan evaluasi kesesuaian antara komposisi Tim/Kelompok Pengawasan dengan beban tugasnya

j. Melakukan mediasi perbankan.

k. Melakukan Investigasi terhadap tindak pidana bidang perbankan termasuk sebagai saksi ahli.

l. Menyelenggarakan administrasi dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan bank.

m. Membuat data yang lengkap tentang profil Bank Umum dan BPR (dedicated banks) secara individu dan gabungan di wilayah kerjanya.

n. Menyampaikan laporan yang terkait dengan data base perbankan nasional secara berkala ke Kantor Pusat.

o. Memenuhi permintaan bank-bank tentang informasi ketentuan perbankan.

(62)

lxii

q. Melakukan pendendaan atas kelambatan dan kesalahan laporan. r. Menjadi Liaison officer dalam penanganan tindak pidana

perbankan (SKB Jaksa Agung, Kapolri dan GBI)

s. Melaksanakan pertemuan tim kerja dan tim pleno di KBI sehubungan dengan SKB, Kejagung, Kapolri dan GBI.

t. Melakukan monitoring ketentuan perbankan. u. Membantu proses intermediasi perbankan.

v. Melakukan tugas-tugas kesekretariatan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD).

w. Mengelola anggaran.

x. Mendukung koordinasi dalam hal pelaksanaan pengawasan bank dengan KKBI

(63)

lxiii

Pengawasan Bank I, II, III lebih fokus pada tugas pengawasan dan pembinaan bank di wilayah kerja KBI solo sedangkan KPB IV ditambah tugas Administrasi dan Informasi.

2.3.Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern 2.3.1 Bidang Sistem Pembayaran

2.3.1.1 Seksi Operasional Kas Tugas Pokok :

a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/monitoring kebutuhan uang

b. Melakukan pengelolaan khazanah yaitu penyiapan dan pengembalian modal kerja, pengelolaan persediaan kas (termasuk kas besar titipan DPU), pemerikasaan fisik uang, pengelolaan barang/surat-surat berharga serta penguncian dan pengamanan khazanah

c. Melakukan tindak lanjut atas:

d. Temuan selisih lebih/kurang hasil hitung ulang yang disebabkan karena selisih jumlah, perbedaan pecahan dan uang palsu.

e. Laporan temuan uang palsu dari stakeholder

(64)

lxiv

g. Mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang dan cara memperlakukan uang

h. Melakukan administrasi kegiatan operasional kas, pengaturan tugas kasir dan anggaran operasional kas

i. Menyiapkan dan melaksanakan proses penunjukan pihak ketiga sebagai pelaksana jasa kas, seperti PPUPK dan peleburan uang logam tidak layak edar

j. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pihak ketiga pelaksanaan jas kas, seperti Perusahaan Penukaran Uang Pecahan Kecil/POSINDO/Cash Center atau jas lainnya seperti peleburan uang

k. Memantau dan melaporkan pemeliharaan peraltan kas/sarana lainnya

l. Memantau penggunaan dan persediaan supplies yang dibutuhkan dalam kegiatan operasioanal kas

m. Mendukung terlaksananya koordinasi dengan KKBI dalam rangka pelaksanaan distribusi uang di wilayah kerjanya sesuai dengan yang ditetapkan KP

(65)

lxv

o. Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban Hitung Ulang Manual (HUM) uang logam

p. Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban Hitung Ulang Manual (HUM) –MSUK q. Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan

pertanggungjawaban pemusnahan UK dan MRUK

r. Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban peleburan UL

s. Melakukan trasaksi dan pertanggungjawaban setoran bank dan non bank

t. Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggungjawaban bayaran bank dan non ban

u. Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggungjawaban penukaran

v. Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggungjawaban kegiatan layanan kas di luar kantor yaitu kas keliling dan kas titipanMempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggungjawaban penjualan Uang Rupiah Khusus (URK)

2.3.2 Seksi Layanan Nasabah dan Penyelenggaraan Kliring

(66)

lxvi

a. Settlement transfer melalui BI-RTGS untuk kepentingan pengeluaran Pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.

b. Penatausahaan rekening nasabah (termasuk pemerintah daerah dan lembaga lain terkait dengan tugas BI)

c. Settlement penerimaan pajak dan penerimaan lainnya dari bank ke rekening lainnya.

d. Penatausahaan Cek/Bilyet Giro (BG) Bank Indonesia

e. Pengiriman Data Keuangan Elektronik (DKE) melalui SKN-BI untuk kepentingan pengeluaran Pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.

f. Analisa Perilaku dan Perkembangan SP Non Tunai di KBI: 1)Tatausaha Money Remittance

2)Kajian Perilaku SP Non Tunai Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta BI-RTGS

g. Melaksanakan survey atas layanan SP Non Tunai

h. Pengelolaan database (rekening, user dan database lainnya) BI-SOSA dan BI-RTGS (RTGS Terminal)

i. Pengelolaan transaksi (akunting dan anggaran) BI-SOSA j. Melakukan tugas lain terkait dengan sosialisasi dalam rangka

(67)

lxvii

l. Pengelolaan Data Keuangan Elektronik (DKE)

m. Pengelolaan dan penatausahaan data penarik cek/BG kosong n. Penerbitan Daftar Hitam Lokal

o. Monitoring penyelenggaraan kliring lokal non BI p. Perhitungan dan pembebanan biaya proses pilah

q. Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun KBI r. Pengelolaan anggaran

s. Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta kliring sehunbungan dengan SKN-BI

Jadwal pelaksanaan kliring

Jadwal penyelenggaraan kliring dibagi dalam 2 sesi yaitu : 1. Pukul 08.30 – 11.00 : dilaksanakan kliring kredit sesi 1 dan

kliring debet (penyerahan).

2. Pukul 13.00 – 14.00 : dilaksanakan kliring kredit sesi 2 dan kliring debet (pengembalian).

2.3.2 Bidang Manajemen Intern 1. Seksi Sumber Daya

Tugas Pokok :

(68)

lxviii

hubungan kerja dengan pegawai termasuk THOS sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Mengelola data kepegawaian.

c. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan pegawai sesuai dengan kewenangannya.

d. Melakukan kegiatan yang terkait dengan sistem pemeliharaan pegawai (gaji, insentif, manfaat dan fasilitas lainnya)

e. Membuat laporan berkala yang berkaitan dengan kepegawaian kepada satker di KP.

f. Mengkoordinasikan penyusunan RKAT dan mengevaluasi realisasi RKAT KBI.

g. Mendukung terlaksananya kegiatan yang terkait dengan funsi koordinasi dengan KKBI.

h. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap realisasi program kerja dan anggaran KBI.

i. Menatausahakan dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa.

(69)

lxix

k. Melaksanakan penghapusan barang-barang inventaris dan kendaraan.

l. Menyelesaikan tagihan sumber daya energi, jasa dan lainnya kepada pihak ketiga.

m. Membuat laporan berkala yang berkaitan dengan kegiatan kelogistikan.

n. Melakukan pemeliharaan perangkat lunak dan keras terkait dengan teknologi informasi.

o. Melakukan koordinasi pengadaan barang dan jasa tertentu yang dibutuhkan bersama oleh KBI yang hanya dapat dipenuhi oleh rekanan di tempat kedudukan KKBI.

p. Memfasilitasi kebutuhan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan proses hukum.

q. Menatausahakan surat, warkat masuk maupun keluar dan dokumen laimmya termasuk mengelola sentral khazanah arsip.

r. Melaksanakan dan menatausahakan kegiatan pengamanan gedung kantor, tata tertib kantor, pengiriman dan penjemputan uang, kas keliling, rumah dinas dan rumah peristirahatan serta sarana lainnya.

(70)

lxx

materiil, acara kedinasan, sosial kepegawaian dalam keadaan normal dan darurat, termasuk karena dampak bencana alam.

t. Merencanakan dan melaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan tugas pengamanan.

u. Melaksanakan kegiatan protokoler sesuai dengan ketentuan keprotokolan yang berlaku.

v. Mengoperasikan alat komunikasi untuk keperluan Bank Indonesia.

w. Membuat laporan berkala mengenai kesekretariatan, komunikasi dan pengamanan.

x. Mendukung koordinasi dalam pelaksanaan tugas kesekretariatan, pengamanan dan protokol

Secara makro seksi sumberdaya KBI Solo harus lebih mampu menjadi moral lead bagi pegawainya misal masalah ketepatan waktu, etos kerja, dan kualitas kerja. Juga sebagai penggerak, pembangkit semangat kinerja pegawai lainnya. Hal ini terkait dengan peran SDM dalam pengelolaan SDM itu sendiri yaitu sebagai:

(71)

lxxi

2)Agen Perubahan (change agent) yaitu bagaimana SDM dapat memberikan stimulasi dan passionate sehingga satuan kerja termasuk line manager dan pegawai dapat melakukan transformasi organisasi sehingga mampu menjawab tantangan stakeholders

3)Employee champion, yaitu gerakan untuk menumbuhkan semangat, komitmen, dan kapabilitas agar pegawai dapat menjalankan tugasnya dalam jabatan dan satuan kerja secara maksimal.

4)Administrative expert, yaitu upaya meningkatkan pelayanan dan pengelolaan SDM yang efisien dan efektif

B. Pembahasan

1. Manjemen Pengedaran Uang

Didalam bagian tugas Bank Indonesia yang mengatur pengedaran uang bertanggung jawab mengatur sistem pembayaran tunai, di Kantor Bank Indonesia Solo juga memiliki bagian tugas dalam sistem pembayaran tunai yang dalam hal ini memiliki dasar hukum Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.3 Tahun 2004, Pasal 8, 19, 20, 22 dan 23

a. Tugas dan wewenang Bank Indonesia dalam Bidang Manajemen Pengedaran Uang ;

(72)

lxxii

2)Memiliki kewenangan yang tercantum pada undang-undang dasar Pasal 19 yang menetapkan macam, harga, ciri uang, bahan uang dan tanggal mulai berlakunya uang, pasal 20 yang mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran, pasal 22 yaitu tidak memberikan penggantian atas uang yang hilang/musnah karena sebab apapun dan pasal 23 tentang penggantian dan penukaran uang yang dicabut dari peredaran.

b. Visi dan misi manajemen pengedaran uang

1) Visi : Mewujudkan Satuan kerja yang handal dalam menjadikan uang rupiah sebagai alat pembayaran tunai yang berkualitas, dipercaya dan diterima masyarakat.

2) Misi : Memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar.

c. Pelaksanaan Manajemen Pengedaran Uang terbagi menjadi : 1). Perencanaan

a)Bagian perencanan bertugas menyusun : (1). Rencana Pengeluaran Uang

(2). Rencana Pengadaan Uang, Bahan Uang, Cetak Uang (3). Rencana Distribusi Uang

(73)

lxxiii

(5). Rencana Pencabutan dan Penarikan Uang (6). Rencana Pengadaan Khazanah

b)Di dalam mengatur uang baru bertugas : (1). Mengatur design uang baru

(2). Security features (a). Bahan Uang (b). Teknik Cetak

(3). Mengatur tingkat pemalsuan uang baru (4). Mengatur Nilai intrinsic

(5). Mengatur Masa edar pecahan (6). Mengatur Kebutuhan masyarakat 2) Pengadaan

(74)

lxxiv

Proses penggandaan ini dilakukan sedemikian rupa dengan memperhatikan efektivitas dan kerahasiaan. Pemasok bahan uang kertas maupun uang logam berasal dari pabrik bahan uang luar negeri maupun dalam negeri. Sepanjang bahan uang nya telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia dan harga yang ditawarkan adalah kompetitif. Penentuan hasil evaluasi terhadap pemasok tidak semata-mata ditentukan dari harga yang terendah, tetapi juga didasarkan atas aspek teknis termasuk kualitas bahan uang yang dihasilkan, contohnya betapa penilaian aspek ini begitu penting yakni apabila bahan yang dikirim ternyata tidak sesuai dengan spesifikasai bahan yang telah ditetapkan, maka pemasok berkewajiban untuk mengganti bahan tersebut dan apabila segala keterlambatan pengiriman bahan uang yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, maka kepada pemasok dikenakan penalti. Setelah bahan tersedia dengan baik, maka tahap selanjutnaya adalah pencetakan uang kepada perusahaan percetakan uang yang telah ditetapkan. Kegiatan pencetakan uang diserahkan kepada Perum Peruri sebagai Badan Usaha Milik Negara yang didirikan khusus untuk melayani kebutuhan cetak uang kertas dan uang logam sesuai dengan pesanan Bank Indonesia.

a)Pengadaan bahan uang dan pencetakaan Uang (1). Bahan Uang

(75)

lxxv (c). Proses Pengadaan (d). Asuransi

(e). Forwarding (f). Handling (2). Pencetakan Uang

(a). Uji cetak (b). Cetak massal

– Cetak offset – Cetak Intaglio – Cetak Nomor (c). Cut & Pack b)Pengadaan Peralatan Kas 3) Distribusi Uang

(76)

lxxvi

pengiriman uang dapat terlaksana secara lebih efisien, efektif, cepat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mendukung oprasional distribusi uang, kantor- kantor Bank Indonesia dibagi dalam beberapa tingkat, yaitu depot selaku kantor koordinator, subdepot kas dan satuan kerja di Kantor Bank Indonesia (KBI). Depot selain memenuhi kebutuhan sudepot dan KBI dibawah koordinasinya.

Gambar 1.7 Distribusi Uang

Persh. Bahan

Uang Persh.

Pencetak

BI Pusat

Depot Kas

Retur ULE

Retur ULE

(77)

lxxvii Ket :

1. ULE (Uang Layak Edar) 2. Satker (Satuan Kerja)

( sumber : Kantor Bank Indonesia Solo)

a)Distribusi uang dilakukan oleh KP (Kantor Pusat) maupun KBI

(1).Bertujuan untuk Memenuhi kebutuhan uang sesuai jumlah dan jenis pecahan.

(2).Menjaga persediaan kas minimum.

(3).Melakukan pengiriman uang sesuai RDU (Rencana Distribusi Uang).

(4).Mengirim kelebihan uang di Satker Kas. b)Alat Transportasi yang Digunakan

(1).Truk

(2).Kereta Api (3).Kapal Laut (4).Pesawat Terbang

Distribusi uang dapat dilakukan dengan 2 Cara yaitu melalui depot kas & langsung yang dilakukan oleh BDU (Bagian Distribusi

Satker Kas

Satker Kas

(78)

lxxviii

Uang) yang Melayani 11 Depot Kas : Medan, Padang, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, Manado, Denpasar Dan Palembang dan melayani 5 Satker kas/KBI : BPUK, Batam, Bandar Lampung, Pontianak, dan Jayapura.

a) Pertimbangan sistem depot kas

(1). Untuk mempercepat dan memperlancar pengiriman uang.

(2). Kurang efektif dan efisiennya pengiriman uang ke setiap Kantor Cabang Bank Indonesia apabila dilaksanakan sepenuhnya oleh Kantor Pusat.

b) Peran kantor depot kas (1).Perencanaan

(a). Memahami karakteristik masing-masing KBI yang dilayani. (b). Memelihara persediaan uang yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan kasnya sendiri dan KBI yang dilayani.

(c). Menyusun rencana permintaan tambahan kas termasuk KBI yang dilayani dengan mengacu pada RDU ke KP, atau ke Kantor depot kas lain dengan rekomendasi dari BDU.

(d). Menyusun rencana distribusi uang ke KBI yang dilayani dengan mengacu pada hasil pengiriman uang dari BDU. (e). Menyusun rencana pengambilan uang dari kelebihan kas KBI

(79)

lxxix

(1).Menerima pengiriman uang dari Kantor Pusat (termasuk untuk KBI yang dilayani) dan mengatur pelaksanaan pengiriman uang ke KBI dimaksud dengan berpedoman pada RDU yang telah ditetapkan.

(2).Mengatur pemenuhan kebutuhan kas dari KBI yang dilayani (antara short dan long).

(3).Menampung kelebihan kas dari KBI yang dilayani terutama yang mempunyai kapasitas khazanah terbatas sepanjang kapasitas khazanahnya memungkinkan.

(4).Mengkoordinasikan dengan KP tentang rencana pengiriman kelebihan kasnya dan atau KBI yang dilayani ke KP atau ke KBI di luar wilayah pelayanannya atau KBI lain yang ditunjuk oleh KP.

d) Evaluasi dan Monitoring

(1).Melakukan koordinasi dengan KBI dalam satu wilayah kerja untuk mengevaluasi tingkat penyelesaian back log, pemusnahan dan evaluasi antara rencana dengan realisasi distribusi uang secara periodik,

(80)

lxxx

Gambar 1.8 Jalur Distribusi Uang

( sumber : Kantor Bank Indonesia Solo)

4) Pencabutan dan Penarikan

Pencabutan uang adalah penetapan bahwa suatu pecahan uang dengan tahun emisi tertentu tidak lagi sebagai alat pembayaran yang sah. Tanggal mulai berlakunya pencabutan ditentukan secara spesifik karena tanggal tersebut sangat penting untuk dasar perhitungan masa penukaran dan hak meminta penukaran. Pencabutan uang senantiasa diikuti dengan penarikan uang dari peredaran.

(81)

lxxxi

dibayarkan kembali, walaupun kondisinya masih relatif baik. Uang yang telah ditetapkan tidak akan diedarkan kembali, akan dilakukan pemusnahan oleh Bank Indonesia atau Kantor Bank Indonesia.

Tujuan dari pencabutan uang dari peredaran adalah untuk mencegah dan memimimalisasai peredaran uang palsu serta untuk penyederhanaan komposisi dan emisi pecahan. Adapun dasar pertimbangan yang menetukan suatu pecahan harus ditarik peredaran, antara lain.

a) Tingkat pemalsuan yang cukup tinggi, dilihat dari realisasi jumlah penemuan uang palsu dibendingkan dengan UYD ( uang yang diedarkan) pecahan tersebut serta memperhatikan pula tingginya mutu pemalsuan yang dapat mengecohkan masyarakat.

b) Pecahan tersebut sudah cukup lama beredar (lebig dari 7 tahun).

Dalam pelaksanaanya, pencabutan suatu pecahan memerlukan suatu koordinasi, terutama dengan Bank Umum Pemerintah dan instansi yang

ditunjuk guna mempersiapkan prosedur penukaran denagn masyarakat. a)Penarikan meliputi :

1. Pencabutan dan Penarikan

Gambar

Tabel 1.1 Data Peredaran Uang Palsu triwulan 1
Gambar 1.1  Jenis-jenis  uang
Gambar 1.2 Struktur Bank Indonesia
Gambar 1.3 Distribusi Pegawai KBI Solo Per Seksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli transaksi sehari- hari.. Indonesia menurut undang-undang Bank

102 Jika bank menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada

Namun sejalan dengan perkembangan teknologi dan sistem operasi yang juga terus berkembang, maka diluar dugaan Microsoft kembali akan meluncurkan Microsoft Office

Uang muka akan dibayarkan kembali dengan cara dipotong 25% dari jumlah pekerjaan-pekerjaan tetap yang telah dilaksanakan di setiap bulannya dari awal mulainya

Dengan cara ini, semua teks yang Anda ketik mulai dari posisi awal akan mengikuti format yang Anda pilih sampai Anda melakukan perubahan kembali atau

Walaupun satu waktu kita hidup dengan uang kertas, namun uang kertas itu mesti mempunyai sandaran (dekking) emas di dalam Bank. Tidak akan tercapai banyak maksud

Menyalin teks formulir (pendaftaran, kartu anggota, pengiriman uang melalui bank / kantor pos, daftar riwayat hidup, dll) sesuai petunjuk pengisiannya.. Menulis kembali

Penyusutan arsip di Bank BJB KCP Karangnunggal dilakukan dengan menggunakan sistem pemilihan arsip yang sudah tidak terpakai dan kemudian akan dipindahkan ke kantor cabang.. Pemusnahan