• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

No. Daftar/FPEB/606/UN40.7.D1/LT/2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK

MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN

KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Inda Lestri Novya 1001988

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK

MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN

KUNINGAN

Bandung, Oktober 2014

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

PEMBIMBING

Dr. H. Amir Machmud, S.E., M.Si.

NIP. 19710411 201012 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. Ikaputera Waspada, MM

(3)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan,

Inda Lestri Novya

(4)

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK

MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN

KUNINGAN

Oleh:

INDA LESTRI NOVYA

SebuahSkripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© IndaLestriNovya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

(5)

Nasihat bunda:

Janganlah kamu hidup dengan melihat keatas Tapi hiduplah dengan melihat kebawah.

Hidup dengan melihat keatas membuat orang lupa diri. Lihatlah kebawah karna masih ada orang yang masih belum

beruntung dari pada kita, agar kita dapat bersyukur.

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Orang Tuaku, kakak-kakakku, adikku, temandekatku,

serta sahabat-sahabatku

(6)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Implementasi Data Envelopment Analysis (DEA) Untuk Mengukur Efisiensi Industri Tape Ketan Di Kabupaten Kuningan

(Dibawah Bimbingan Dr. H. Amir Machmud, S.E., M.Si)

Oleh Inda Lestri Novya

1001988

Penelitian ini bertujuan mengukur efisiensi produski industri tape ketan di Kabupaten Kuningan menggunakan metode deskriptif analitik, teknik pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara dan observasi.Teknis analisis data menggunakan metode Data Envlopment Analysis (DEA), dengan alat DEAWIN. Populasi penelitianyaitu pengusaha industri tape ketan di Kabupaten Kuningan yang tersebar di tiga kecamatan berjumlah 27 pengusahai. Hasil penelitian diperoleh bahwa 1) Faktor produski yang digunakan dalam produksi industri tape ketan di Kabupaten Kuningan adalah modal, beras ketan, ragi, daun jambu, ember, bahan bakar dan tenaga kerja. Output yang dimaksudkan adalah tape ketan. 2) Penggunaan faktor-faktor produksi industri tape ketan di Kabupaten Kuningan dengan menggunakan pendekatan DEA belum mencapai efisiensi optimum. 3) Skala produksi industri tape ketan di Kabupaten Kuningan dengan metode DEA berada pada tahap produksi Decreasing Return to Scale. Dalam keadaan demikian, dapat diartikan bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih kecil

(7)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The Implementation of Data Envelopment Analysis (DEA) to Measure Efficiency of Fermented Sticky Rice in Kuningan County

(Under guidance of Dr. Amir Machmud, S.E., M.Si)

By

Inda Lestri Novya 1001988

This research aimed to measure production efficiency of fermented sticky rice in Kuningan County. It used analytic descriptive by using questionnaire, interview, and observation in gathering the data. Analysis technique used Data Envelopment Analysis (DEA) while the instrument used was DEAWIN. Population in this research was fermented sticky rice entrepreneurs in Kuningan County which was distributed in three regions, with total 27entrepreneurs. The result of this research showed that (1) Production factors used in production of fermented sticky rice in Kuningan county were capital,glutinous rice,ferment, cashew leaf, bucket, firewoods,and labor. The output meant in this term is fermented sticky rice. (2) The use of industrial production factors of fermented sticky rice in Kuningan County by using DEA approach had not reached optimum. (3) Industrial production scale of fermented sticky rice in Kuningan County by using DEA method remained on decreasing return to scale of production phase. It meant that the proportion of addition of production factor will produce more production in smaller proportion.

(8)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Mafaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Pengertian Produksi ... 7

2.1.2 Fungsi Produksi ... 7

2.1.3 Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel ... 10

2.1.3.1 Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang ... 11

2.1.3.2 Elastisitas Produksi ... 14

2.1.3.3 Tahapan-Tahapan Produksi ... 14

2.1.4 Fungsi Produksi Dua Input Variabel ... 15

2.1.4.1 Isoquant ... 16

2.1.4.2 Isocost ... 19

2.1.4.3 Keseimbangan Produsen ... 20

2.1.4.4 Return to Scale ... 21

2.1.5 Konsep Efisiensi ... 22

2.1.6 Penggunaan Data Envelopment Analysis (DEA) dalam Efisiensi ... 24

2.1.6.1 Pengukuran Efisiensi ... 24

2.1.6.2 Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik ... 25

2.1.6.3 Data Envelopment Analisys (DEA) ... 26

(9)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2.1.6.3.4 Kelebihan dan Kekurangan DEA ... 30

2.1.7 Konsep Tape Ketan ... 30

2.1.8 Hasil PenelitianTerdahulu ... 33

2.2 Kerangka Pemikiran ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 42

3.2 Metode Penelitian... 42

3.3 Populasi dan sampel ... 42

3.3.1 Populasi ... 42

3.3.2 Sampel ... 43

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 43

3.5 Sumber dan Jenis Data ... 47

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.7Teknik Analisis Data ... 48

3.7.1 Data Envelopment Analysis ... 48

3.7.2 Tahapan Analisis DEA ... 53

3.7.3 Menentukan Skala Efisiensi ... 54

3.7.4 Model Perolehan Atas Skala (Return To Scale) ... 55

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Mengenai Variabel Input dan Variabel Output ... 56

4.1.1 Gambaran Variabel Output Industri Tape Ketan... 60

4.1.1 Gambaran Variabel Input Industri Tape Ketan ... 63

4.2 Gambaran Efisiensi Teknis Industri Tape Ketan di Kabupaten Kuningan .... 71

4.2.1 Analisis Tingkat Efisiensi Teknis Industri Tape Ketan ... 72

4.2.2 Tingkat Pencapaian Efisiensi dan Perhitungan Target Input ... 76

4.3 Gambara skala produksi ... 97

4.3.1 Analisis Tingkat Skala Relatif Industri Tape Ketan ... 97

4.3.2 Skala Hasil Produksi Industri Tape Ketan di Kabupaten Kuningan ... 98

4.4 Implikasi Pendidikan ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 101

5.2 Saran ... 102

(10)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

(11)

[Type text]

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Daftar Kecamatan Industri tape ketan ... 2

Tabel 2.1Kajian Empiris Tentang Industri Tape Ketan di Kabupaten Kuningan 34 Tabel 2.2 Kajian Empiris Tentang Efisiensi Industri Makanan ... 35

Tabel 2.3 Kajian Empiris Tentang Efisiensi dengan metode DEA ... 36

Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel ... 44

Tabel 4.1Pengusaha Tape Ketan Berdasarkan Daerah Penelitian ... 57

Tabel 4.2Pengusaha Tape Ketan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.3Pengusaha Tape Ketan Berdasarkan Kelompok Usia ... 58

Tabel 4.4Pengusaha Tape Ketan Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 58

Tabel 4.5Pengusaha Tape Ketan Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 59

Tabel 4.6Nilai Produksi Tape Ketan ... 62

Tabel 4.7Hasil Produksi Rata-Rata Tape Ketan ... 63

Tabel 4.8Biaya Pengadaan Barang Modal Pada Industi Tape Ketan... 64

Tabel 4.9Penggunaan Jenis Beras Ketan Pada Industri Tape Ketan ... 65

Tabel 4.10Harga Beras Ketan Pada Industi Tape Ketan ... 65

Tabel 4.11Pengunaan Rata-rata Beras Ketan Pada Industri Tape Ketan ... 66

Tabel 4.12Penggunaan Ragi Pada Indutri Tape Ketan ... 67

Tabel 4.13Harga Daun Jambu Pada Industri Tape Ketan ... 67

Tabel 4.14Penggunaan Daun Jambu Pada Industri Tape Ketan ... 68

Tabel 4.15Harga Ember Kemasan pada Industri Tape Ketan ... 69

Tabel 4.16Ember Kemasan pada Industri Tape Ketan... 69

Tabel 4.17Kayu Bakar Pada Industri Tape Ketan ... 70

Tabel 4.18 Tenaga Kerja pada Industri Tape Ketan ... 71

Tabel 4.18Efisiensi Teknis Model CRS Pengusaha Tape Ketan ... 72

Tabel 4.19Efisiensi Teknis Model VRS Pengusaha Tape Ketan ... 73

Tabel 4.20Table of Peers Unit Model CRS ... 74

Tabel 4.21Table of Peers Unit Model VRS ... 75

Tabel 4.22Perbaikan Input Modal Industri Tape Ketan Dengan Model CRS ... 78

(12)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.24Perbaikan Input Ragi Industri Tape Ketan Dengan Model CRS ... 81

Tabel 4.25Perbaikan Input Daun Industri Tape Ketan Dengan Model CRS ... 82

Tabel 4.26Perbaikan Input Ember Industri Tape Ketan Dengan Model CRS ... 84

Tabel 4.27Perbaikan Input Kayu Industri Tape Ketan Dengan Model CRS ... 85

Tabel 4.28Perbaikan Input Tenaga kerja Industri Tape Ketan Model CRS ... 87

Tabel 4.29Perbaikan Input Modal Industri Tape Ketan Dengan Model VRS ... 89

Tabel 4.30Perbaikan Input Beras ketan Industri Tape Ketan Model VRS ... 90

Tabel 4.31Perbaikan Input Ragi Industri Tape Ketan Dengan Model VRS ... 91

Tabel 4.32Perbaikan Input Daun jambu Industri Tape Ketan Model VRS ... 93

Tabel 4.33Perbaikan Input Ember Industri Tape Ketan Dengan Model VRS ... 94

Tabel 4.34Perbaikan Input Kayu bakar Industri Tape Ketan Model VRS ... 95

Tabel 4.35Perbaikan Input Tenaga kerja Industri Tape Ketan Model VRS ... 96

(13)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2kurva Isoquant ... 17

Gambar 2.3Isocost... 19

Gambar 2.4Keseimbangan Produsen ... 21

Gambar 2.5Metode Pengukuran Efisiensi ... 26

Gambar 2.6Pengklasifikasian Model DEA ... 28

Gambar 2.7Kerangka Pemikiran ... 41

Gambar 3.1Model CRS, VRS dan Return To Scale ... 52

Gambar 4.1Hasil Produksi Tape Ketan di Kabupaten Kuningan ... 61

Gambar 4.2Nilai Produksi Tape Ketan di Kabupaten Kuningan ... 62

Gambar 4.3Efisiensi Teknis Model CRS ... 73

Gambar 4.4Efisiensi Teknis Model VRS ... 74

Gambar 4.5Tingkat pencapaian Efisiensi Industri Tape Ketan Model CRS ... 77

Gambar 4.6Pencapaian Target Efisiensi Input Modal Model CRS ... 79

Gambar 4.7Pencapaian Target Efisiensi Input Beras Ketan Model CRS ... 80

Gambar 4.8Pencapaian Target Efisiensi Input Ragi Model CRS ... 82

Gambar 4.9Pencapaian Target Efisiensi Input Daun Model CRS ... 83

Gambar 4.10Pencapaian Target Efisiensi Input Ember Model CRS ... 85

Gambar 4.11Pencapaian Target Efisiensi Input Kayu Bakar Model CRS ... 86

Gambar 4.12Pencapaian Target Efisiensi Input Tenaga kerja Model CRS ... 88

Gambar 4.13Tingkat Pencapaian Efisiensi dengan Model VRS ... 88

Gambar 4.14Pencapaian Target Efisiensi Input Modal Model VRS ... 90

Gambar 4.15Pencapaian Target Efisiensi Input Beras Ketan Model VRS ... 91

Gambar 4.16Pencapaian Target Efisiensi Input Ragi Model VRS ... 92

Gambar 4.17Pencapaian Target Efisiensi Input Daun jambu Model VRS ... 94

Gambar 4.18Pencapaian Target Efisiensi Input Ember Model VRS ... 95

Gambar 4.19Pencapaian Target Efisiensi Input Kayu bakar Model VRS ... 96

(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keputusan (SK) pembimbing penulisan skripsi (L001) 2. Surat izin penelitian (L002)

3. Frekuensi bimbingan skripsi (L003) 4. Kuesioner penelitian (L004)

5. Data Responden (L005) 6. Data awal penelitian (L006) 7. Data untuk analisis (L007)

8. Perhitungan Data Envelopment Analysis (L008) 9. Perhitungan Manual (L009)

(15)

1

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kabupaten Kuningan merupakan Kabupaten yang terletak di bagian timur Jawa Barat yang berada pada lintasan jalan regional penghubung kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur. Kabupaten Kuningan merupakan jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah. Panorama asri khas kaki Gunung Ciremai nampaknya telah memantapkan Kuningan sebagai kota wisata alam di daerah Jawa Barat, yang berdampak pada meningkatnya jumlah wisatawan domestik dan mancanegara.

Pemerintah Kabupaten Kuningan senantiasa mengoptimalkan sumber daya alam dalam rangka kemandirian dan menciptakan daya saing sebagai upaya pemantapan kota wiasata. Salah satu bentuk nyata yang dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung sebagai kota wisata yaitu membentuk unit-unit usaha, berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (2013) Kabupaten Kuningan termasuk kedalam kelompok yang memiliki jumlah unit industri kecil dan menengah sedikit.

Industri kecil dan menengah merupakan industri yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis, karenanya jumlah industri kecil dan menengah di Kabupaten Kuningan harus ditingkatkan. Upaya peningkatan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kuningan yaitu dengan mendukung berdirinya kelompok-kelompok usaha makanan, adapun makanan yang menjadi ciri khas adalah tape ketan.

Pusat penelitian dan pengembangan teknologi pangan IPB (1982: 21), menyatakan bahwa:

(16)

2

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Usaha tape ketan di Kabupaten Kuningan berdiri sejak tahun 1970 pada awalnya masyarakat membuat tape ketan menjelang Hari Raya, akan tetapi yang menjadikan tape ketan sebagai peluang usaha sangat minim. Seiring dengan kemajuan zaman masyarakat menyadari akan besarnya peluang bisnis tape ketan tersebut, hingga saat ini usaha tape ketan menjadi usaha turun temurun dan mampu menjadi usaha yang menyediakan lapangan kerja sekaligus menjadi kekuatan lokal daerahnya. Adapun jumlah pengusaha tape ketan di Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Daftar Kecamatan Industri tape ketan di Kabupaten Kuningan Tahun 2013

No Kecamatan Desa Jumlah

Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kuningan

Berdasarkan survey pendahuluan industri tape ketan tersebar di tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Cigugur dan Kecamatan Sindang Agung. Usaha tape ketan tentunya memberikan manfaat bagi para pengusaha dengan usaha tersebut pengusaha bisa mendapatkan laba yang bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Khusus di Desa Cibeureum dan Tarikolot kedua sentra ini menjadi rujukan pedagang tape ketan di hampir seluruh wilayah Kabupaten Kuningan dan luar kota, pemasaran dilakukan dengan sistem penitipan dimana pengusaha mendapatkan uang setelah produk terjual, sedangkan di Desa Cigugur dan Sindang Agung pengusaha menjual hasil produksinya tanpa melalui perantara.

(17)

3

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

tinggi. Industri tape ketan tidak luput dari berbagai kendala yang dihadapi adapun kendala yang dihadapi oleh para pengusaha terkait beras ketan dan tenaga kerja.

Tingginya harga beras ketan sangat berpengaruh terhadap produksi dan dapat berakibat pula pada harga output produksi yang semakin tinggi, akan tetapi pengusaha tidak dapat meningkatkan harga output tersebut dengan pertimbangan persaingan pasar. Berdasarkan survey pendahuluan harga beras ketan yang digunakan oleh pengusaha setelah dirata-ratakan berkisar pada harga Rp. 13.300 ini merupakan harga yang cukup tinggi belum lagi ketika para petani beras ketan mengalami gagal panen tentunya harga beras ketan akan lebih tinggi lagi dan akan menyebabkan pengusaha tape ketan mengalami kerugian. Selanjutnya harga faktor bahan penolong juga akan menyebabkan naiknya ongkos produksi apabila harga di pasaran naik. Namun, naik turunnya harga dipasaran tidak dapat merubah harga output yang dihasilkan oleh pengusaha.

Permasalahan tenaga kerja terjadi karena banyaknya jumlah pesaing, jarak pengusaha satu dengan pengusaha lainnya dalam satu desa sangat dekat, sehingga pengusaha berebut tenaga kerja karena tidak semua masyarakat memiliki keahlian membuat tape ketan sementara permintaan tape ketan cukup tinggi. Pada hari biasa pengusaha memproduksi tape ketan dengan beras ketan sebanyak 2-4 kuintal, sedangkan menjelang Lebaran, Natal, tahun baru, dan liburan panjang pengusaha akan meningkatkan produksinya 3-5 kali lipat, tentunya untuk meningkatkan jumlah produksi dibutuhkan tambahan tenaga kerja hingga 3-5 kali lebih banyak dari hari biasa, akibatnya pengusaha harus mengeluarkan biaya tenaga kerja yang besar agar mampu menarik tenaga kerja.

Kondisi yang demikian berpengaruh terhadap produksi yang mengakibatkan terjadinya inefisien yang harus diselesaikan karena apabila tidak lambat laun para pengusaha tape ketan akan mengalami kerugian akibat dari jumlah penerimaan yang diperoleh lebih kecil dari pengeluarannya.

(18)

4

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Semakin efisiennya sebuah organisasi ditunjukan dengan semakin minimalnya penggunaan sumber daya input untuk menghasilkan output. Dengan melakukan efisiensi produksi dan optimalisasi faktor-faktor produksi maka hasil produksi dapat ditingkatkan. Industri tape ketan dapat meningkatkan efisiensi produksinya jika berproduksi pada tingkat produksi yang optimal dan menggunakan faktor-faktor produksi dengan kombinasi yang tepat.

Metode analisis efisiensi terbagi menjadi tiga pendekatan yaitu pendekatan rasio, pendekatan regresi dan pendekatan frontier. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan frontier yang terbagi ke dalam dua pendekatan yaitu pendekatan paramterik dan pendekatan nonparametrik. Rusydiana (2013: 11), menjelaskan bahwa:

Pendekatan parametrik melakukan pengukuran dengan menggunakan ekonometrik yang stokastik dan berusaha untuk menghilangkan gangguan dari pengaruh ketidakefisienan. Ada tiga pendekatan parametrik ekonometrik, yaitu: 1) Stochastic Frontier Approach (SFA); 2) Thick Frontier Approach (TFA); dan 3) Distribution-free Approach (DFA). Sementara itu, pendekatan nonparametrik dengan program linier (Nonparametric Linear Programming Approach) melakukan pengukuran nonparametrik dengan menggunakan pendekatan yang tidak stokastik dan cenderung ”mengkombinasikan” gangguan dan ketidakefisienan. Hal ini dibangun berdasarkan penemuan dan observasi dari populasi dan mengevaluasi efisiensi relatif terhadap unit-unit yang diobservasi. Pendekatan ini dikenal sebagai Data Envelopment Analysis (DEA).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan non parametrik dengan metode Data Envelopment Analysisi (DEA). Data Envelopment Analisis (DEA) merupakan suatu alat untuk mengukur tingkat efisiensi yang mengukur efisiensi operasional suatu industri berdasarkan masing-masing perusahaan dalam suatu industri. Dengan adanya metode analisis efisiensi maka dapat mengetahui pengusaha mana yang telah efisien dalam hal penggunaan input dan pengeluaran output.

(19)

5

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kinerja dari unit pembuat keputusan / UPK (decision making units). terdapat dua model yang sering digunakan dalam pendekatan ini, yaitu model constant returns to scale (CRS) dan variable returns to scale (VRS). Semenjak tahun 1980-an, pendekatan DEA banyak digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari industri perbankan secara nasional dan masih jarang digunakan untuk mengukur efisiensi dari industri makanan, maka dari itu penulis tertarik menggunakan pendekatan ini. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis tentang efisiensi faktor-faktor produksi industri tape ketan yang berada di Kabupaten Kuningan dengan menggunakan metode Data Envlopment Analysis (DEA), dengan tujuan dapat melihat faktor-faktor produksi yang digunakan efisien atau inefisien. Semakin efisien penggunaan faktor-faktor produksi, akan semakin besar produksi yang dihasilkan, sehingga keuntungan yang didapat oleh industri tape ketan akan mencapai titik maksimum. Adapun judul penelitian yang akan diangkat adalah:

“IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK

MENGUKUR EFESIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN

KUNINGAN”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana gambaran umum mengenai variabel input (modal, beras ketan, ragi, daun jambu, ember, kayu bakar dan tenaga kerja) dan variabel output (hasil produksi) dalam produksi tape ketan?

2) Apakah penggunaan faktor-faktor produksi pada industi tape ketan di Kabupaten Kuningan dengan menggunakan pendekatan DEA sudah mencapai efisiensi optimum?

(20)

6

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1.3 Tujuan dan Mafaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan sebelumnya maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hal-hal berikut ini:

1) Gambaran umum mengenai variabel input (modal, beras ketan, ragi, daun jambu, ember, kayu bakar dan tenaga kerja) dan variabel output (Hasil Produksi) dalam produksi tape ketan.

2) Penggunaan faktor-faktor produksi pada industi tape ketan dikabupaten kuningan dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) sudah mencapai efisiensi optimum

3) Skala produksi industri tape ketan di Kabupaten Kuningan dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) berada pada tahap produksi Decreasing returns to scale, Constant returns to scale atau Increasing returns to scale.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi aspek teoritis (pengembangan ilmu) maupun aspek praktis (guna laksana).

Bagi aspek teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan mikro ekonomi. Disamping itu penelitian ini pun diharapkan dapat menjadi referensi bagi yang tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam tentang penelitian ini.

(21)

42

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Menurut Arikunto (2010: 161), “objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.” Objek penelitian ini adalah pola efisensi para pelaku industri tape ketan di Kabupaten Kuningan, yaitu pengusaha tape ketan .

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif menurut M. Nazir (2005: 54), adalah “suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” Metode ini menekankan pada studi untuk memperoleh informasi mengenai gejala yang muncul pada saat penelitian berlangsung yaitu mengenai efisiensi dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA).

3.3Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono: 2013). Sedangkan menurut Arikunto (2003: 108), mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai, benda-benda atau peristiwa yang menjadi sumber data untuk suatu penelitian.”

(22)

43

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2013: 118), mengatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik Sampling jenuh, karena populasi dari pengusaha industri tape ketan tersebut kurang dari 100 maka teknik sampling yang diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 27 unit usaha. Teknik ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Riduwan (2007: 248), “Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Maka penelitian ini jenisnya adalah sensus.”

3.4 Operasionalisasi Variabel

(23)

44

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala

Ukuran

(1) (2) (3) (4) (5)

Modal (X1) Modal yang dimaskud dalam

penelitian ini adalah modal

tetap. Kata modal (dalam

Bahasa Indonesia) atau capital (dalam Bahasa Inggris) dan kapitaal (dalam bahasa Belanda)

dalam pengertian ekonomi

umum mencakup benda-benda seperti : tanah, gedung-gedung, mesin-mesin, alat perkakas dan barang produktif lainnya untuk seatu kegiatan usaha (Sriyadi 1989 : 139)

Jumlah rata-rata seluruh

modal tetap yang

digunakan untuk

aktivitas produksi tape ketan selama bulan Mei-dibagi menjadi 2 golongan, yaitu beras pera, yang memerlukan banyak air untuk memasaknya dan menghasilkan nasi yang selama bulan Mei-Juli 2014

Rasio

2. Jumlah rata-rata

seluruh beras ketan yang

digunakan untuk

aktivitas produksi tape ketan per bulan selama bulan Mei-Juli 2014

(24)

45

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(1) (2) (3) (4) (5)

Ragi (X3) Ragi yang digunakan yaitu ragi tape sebagai starter untuk membuat tape ketan atau tape singkong. Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol (Rochintaniawati).

1. Jumlah ragi per bulan selama bulan Mei-Juli 2014

aktivitas produksi tape ketan per bulan selama bulan Mei-Juli 2014

2. Jumlah rata-rata

seluruh ragi yang

digunakan untuk

aktivitas produksi tape ketan per bulan selama selama bulan Mei-Juli 2014

Rasio

2. Jumlah rata-rata

seluruh daun jambu yang

digunakan untuk

aktivitas produksi tape ketan per bulan selama bulan Mei-Juli 2014

2.Jumlah rata-rata

seluruh daun jambu yang digunakan untuk aktivitas produksi tape ketan per bulan selama bulan Mei-Juli 2014

aktivitas produksi tape ketan per bulan selama bulan Mei-Juli 2014

2. Jumlah rata-rata seluruh ember yang

digunakan untuk

(25)

46

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(1) (2) (3) (4) (5)

Kayu Bakar (6) kayu bakar termasuk ke dalam jenis bahan bakar padat, bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan menjadi sumber energi panas . (Wikipedia.org)

1. Jumlah kayu bakar per bulan selama bulan

Mei-aktivitas produksi tape ketan per bulan selama bulan Mei-Juli 2014

2. Jumlah rata-rata seluruh kayu bakar yang digunakan untuk aktivitas produksi tape ketan per bulan selama bulan Mei-Juli 2014

Tenaga Kerja

(X5)

Tenaga kerja adalah setiap orang

yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.( UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2)

1. Jumlah tenaga kerja

musiman dan tetap

selama bulan Mei-Juli 2014 (orang)

Data diperoleh dari Responden tentang : 1. Jumlah tenaga kerja

musiman dan tetap

selama bulan Mei-Juli

2014 dalam satuan

tenaga kerja musiman dan tetap tiap hari kerja selama bulan Mei-Juli

2014 dalam satuan kerja perbulan selama bulan Mei-Juli 2014

tenaga kerja perbulan selama bulan Mei-Juli

2014 dalam satuan

(26)

47

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(1) (2) (3) (4) (5)

Produksi (Y) Produksi merupakan suatu

kegiatan merubah input-input menjadi output, atau produksi juga merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan beberapa input atau dapat dipahami pula bahwa kegiatan produksi adalah

mengkombinasikan berbagai

input untuk menghasilkan output (Ahman & Rohmana , 2009).

1. Jumlah produksi tape selama bulan Mei-Juli 2014 dalam satuan unit

selama bulan Mei-Juli 2014

3. Rata-rata produksi tape ketan perbulan selama bulan Mei-Juli

2014 dalam satuan

rupiah

3.5 Sumber dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan dalam penelelitian ini yaitu bersumber dari data primer yang diperoleh secara langsung dari masyarakat yang dijadikan sampel. Sedangkan data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari Badan Pusat Statistika, Dinas Koperasi dan UKM, dan Diskoperindag, jurnal, surat kabar dan artikel dalam internet.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(27)

48

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan responden yang menggunakan alat panduan wawancara.

c. Studi dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh hal-hal berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

d. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu produksi

3.7 Teknik Analisis Data

Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer, adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fontier non-parametrik dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur dan menganalisis efisiensi teknik industri tape ketan. Untuk menunjang Penelitian ini maka software yang digunakan adalah software DEAWIN.

3.7.1 Data Envelopment Analysis

Data Envelopment Analysis merupakan metodologi yang digunakan untuk mengukur efisiensi teknis dengan analisis data non-parametrik. Dalam DEA, efisiensi relatif unit kegiatan ekonomi (UKE) didefinisikan sebagai rasio dari total output tertimbang dibagi total input tertimbangnya (total weighted output/total weighted input). DEA merupakan metode optimasi program matematika yang mengukur efisiensi teknik dari suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), dan membandingkan secara relatif terhadap UKE yang lain.

(28)

49

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dan untuk output yang dapat diproduksi dengan banyak. Bobot-bobot tersebut bukan merupakan nilai ekonomis dari input dan outputnya, melainkan sebagai variabel keputusan penentu untuk memaksimumkan efisiensi dari suatu UKE.

Penelitian dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dilakukan dengan cara menentukan jenis input dan output yang digunakan terlebih dahulu. Setelah itu, data diolah dengan model DEA CCR-output (CRS) dan model DEA BCC-output (VRS). Pengukuran efisiensi pada dasarnya merupakan rasio antara output dan input (Fauzi dan Anna, 2002 dalam Velayati, 2013: 27). Pengukuran efisiensi menjadi tidak tepat apabila kita berhadapan dengan data multiple inputs dan outputs yang berkaitan dengan sumberdaya dan faktor aktivitas berbeda. Secara umum model DEA dapat ditulis sebagai berikut (Cooper, 2002).

(Rusydiana, 2013: 20) Dimana, DMU = UPK; n = UPK yang akan dievaluasi; m = input-input yang berbeda; p = output-output yang berbeda; xij = jumlah input I yang dikonsumsi oleh UPKj; ykj = jumlah output k yang diproduksi oleh UPKj.

a. Model Charnes, Cooper, Rhodes (CCR)

(29)

50

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(Rusydiana, 2013: 21) Dimana:

Ykj = jumlah output r yang diproduksi oleh pengusaha j, xij = jumlah input i yang digunakan oleh pengusaha j,

µk = bobot yang diberikan kepada output r, (r = 1 ,..., t dan t adalah jumlah output),

vi = bobot yang diberikan kepada input i, (i = 1, ..., m dan m adalah jumlah input),

n = jumlah pengusaha,

i0 = pengusaha yang diberi penilaian

dimana maksimisasi di atas merupakan efisiensi teknis (CCR), nilai efisinesi selalu kurang atau sama dengan 1. UPK yang nilai efisiensinya kurang dari 1 berarti inefisiensi sedangkan UPK yang nilai efisiensinya sama dengan 1 berarti UPK tersebut efisien.

b. Model Banker Charnes Cooper (BCC)

(30)

51

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(Rusydiana, 2013: 21) Dimana:

Ykj = jumlah output r yang diproduksi oleh pengusaha j, xij = jumlah input i yang digunakan oleh pengusaha j,

µk = bobot yang diberikan kepada output r, (r = 1 ,..., t dan t adalah jumlah output),

vi = bobot yang diberikan kepada input i, (i = 1, ..., m dan m adalah jumlah input),

n = jumlah pengusaha,

i0 = pengusaha yang diberi penilaian

Maksimisasi di atas merupakan nilai efisiensi teknis (BCC), nilai dari

efisiensi tersebut selalu kurang atau sama dengan 1. UPK yang nilai efisiensinya kurang dari 1 berarti inefisiensi sedangkan UPK yang nilainya sama dengan 1 berarti UPK tersebut efisien.

(31)

52

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

CRS, sedangkan titik C berada pada batasan efisien menurut VRS tapi inefisien menurut CRS dan titik F berada pada skala inefisiensi karena tak berada pada batasan efisien baik dengan asumsi VRS atau CRS. Titik I berada dalam kondisi IRS (Increasing Return To Scale) dimana Skala nilai inefisiensinya ditentukan oleh rasio jarak HG/HC dengan nilai efisiensinya berdasarkan asumsi VRS berada pada jarak HC/HI, sementara titik E yang menjauhi skala optimal berada pada kondisi DRS (Decreasing Return To Scale) (Wulansari, 2010: 16).

Menurut Yasar A. Ozcan (Wulansari, 2010: 16), “Biasanya hasil dari perhitungan model DEA berorientasi output dan input akan mengidentifikasi DMU yang efisien secara persis sama. Nilai efisiensi untuk model berorientasi output akan samadengan nilai efisiensi model berorientasi input. Rata-rata nilai efisiensi untuk model VRS orientasi inputsecara umum akan lebih besar daripada model CRS berorientasi input.”

Gambar 2.7

Model CRS, VRS dan Return To Scale

(32)

53

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.7.2 Tahapan Analisis DEA

Berikut ini tahapan-tahapn dalam analisis DEA yang telah dirangkum dari berbagai sumber literatur (Sunarto: 2010) yaitu:

Table of Efficiencies (Radial)

Analisis ini menunjukkan DMU mana yang paling efisien. Efisiensi ditunjukkan dengan nilai optimal dari fungsi tujuan yang dikembangkan dari linear programing. Nilai fungsi tujuan 100% berarti DMU tersebut efisien sementar yang kurang dari 100% berarti inefisien.

Table of Peer Units

Tabel ini digunakan unruk menentukan jika suatu DMU inefisien maka akan ditunjukkan bagaimana cara mencapai tingkat efisien dengan melihat peer DMU yang menjadi acuan/pedoman untuk mencapai tingkat efisiensi. Menurut Rifa’i (2013: 96) Peers merupakan sekelompok best practice yang menjadi benchmarks DMU in-efisien yang ada dalam kelompoknya yang memiliki ukuran yang relatif sama. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja efisiensi DMU in-efisien. Hal-hal yang dapat dicontoh meliputi kombinasi input-output produksi best practice, strategi best practice, manajemen best practice, dan lain-lain. Korhonen (1997) menyatakan DMU in-efisien dapat memilih salah satu best practice dalam peers yang paling diinginkan atau yang memiliki kemiripan ukuran dengannya untuk dijadikan benchmarks sesuai kebutuhan.

Table of Target Values

(33)

54

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.7.3 Menentukan Skala Efisiensi

“Asumsi batas produksi CRS mendefinisikan total efisiensi teknis ke dalam bentuk peningkatan proporsi yang sama dalam output sebagai pencapaian usaha dari suatu organisasi yang mengkonsumsi sejumlah input dengan kuantitas yang sama, sedangkan asumsi batas produksi VRS mengukur efisiensi teknis murni akibat peningkatan output yang dapat diraih oleh suatu organisasi bila menggunakan input yang bersifat variabel” (Wulansari, 2010: 19).

Perbandingan antara nilai efisiensi model CRS dengan VRS akan menghasilkan Skala Efisiensi (SE), dengan rumus :

Skala Efisiensi (SE) = θ∗C

θ∗V (Wulansari, 2010: 19)

Jika skala efisiensinya = 1 (100%) , maka perusahaan beroperasi dengan asumsi CRS, sedangkan jika sebaliknya perusahaan tersebut terkarakterisasi dengan asumsi VRS. Dengan memperbandingkan antara asumsi CRS dengan VRS maka apabila ukuran operasional dari suatu unit kerja semakin dikurangi atau diperbesar, nilai efisiensinya tetap akan turun. Unit kerja yang berada pada Skala Efisien adalah unit kerja yang beroperasi pada return to scale yang optimal. Skala Efisiensi ini akan menentukan apakah unit kerja tersebut berada pada skala ekonomis atau disekonomis, yaitu mampu menggambarkan kemampuan optimal unit kerja dalam memberdayakan sumberdayanya dalam menghasilkan keluaran.

Sedangkan menurut Rusydiana (2013: 23) “Model CCR atau CRS mencerminkan (perkalian) efisiensi teknis dan efisiensi skala, sedangkan model BCC atau VRS mencerminkan efisiensi teknis saja, sehingga efisiensi skala relatif adalah rasio dari efisiensi model CCR dan model BCC”.

Sk = qk,CCR/qk,BCC (Rusydiana, 2013: 23)

(34)

55

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

skala dari UPK tersebut. Jadi, UPK (Unit Pengambilan Keputusan) atau DMU (Decision Making Unit) yang efisien dengan model CCR berarti juga efisien skalanya. Sedangkan, UPK yang efisien dengan model BCC tapi tidak efisien dengan model CCR berarti memiliki inefisiensi skala. Hal ini karena UPK tersebut efisien secara teknis, sehingga infisiensi yang ada adalah berasal dari skala.

3.7.4 Model Perolehan Atas Skala (Return To Scale)

Return to Scale (RTS) adalah suatu ciri dari fungsi produksi yang menunjukkan hubungan antara perbandingan perubahan semua input (dengan skala perubahan yang sama) terhadap perubahan output yang diakibatkannya. Terdapat 3 (tiga) kondisi keadaan Return To Scale ini, yaitu (Soekartawi, 1994: 42) :

1. Decreasing Returns to Scale, bila ∑bi < 1. kondisi berarti bahwa proporsi penambahan masukan produksi melebihi proporsi penambahan produksi. 2. Constant Returns to Scale, bila ∑bi = 1. kondisi ini berarti bahwa

penambahan masukan produksi akan proporsional dengan penambahan produksi.

(35)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, untuk menjawab permasalahan yang telah teridentifikasi maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor produski atau input yang digunakan dalam produksi industri tape ketan di Kabupaten Kuningan adalah modal tetap, beras ketan, ragi, daun jambu, ember, kayu bakar dan tenaga kerja. Beras ketan yang digunakan pada industri tape ketan Di Kabupaten Kuningan yaitu beras ketan banten, citra dan beras ketan ranggeuyan, adapun output yang dimaksudkan adalah tape ketan.

2. Penggunaan faktor-faktor produksi industri tape ketan di Kabupaten Kuningan dengan menggunakan pendekatan DEA belum mencapai efisiensi optimum. Berdasarkan asumsi CRS diperoleh hasil bahwa sebanyak 17 pengusaha berada dalam kondisi inefisien dan 10 pengusaha berada dalam kondisi efisien dengan rata-rata efisiensi teknik sebesar 97,21 % (inefisien); sedangkan bedasarkan asumsi VRS diperoleh hasil bahwa sebanyak 9 pengusaha berada dalam kondisi inefisien dan 18 pengusaha berada dalam kondisi efisien dengan rata-rata efisiensi teknik sebesar 98,70% (inefisien). 3. Skala produksi industri tape ketan di Kabupaten Kuningan dengan metode

(36)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

1. Industri tape ketan di Kabupaten Kuningan belum seluruhnya efisien. Hal ini dapat disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengalokasikan input dan outputnya secara efisien. Oleh karena itu, industri tape ketan yang belum efisien diharapkan dapat lebih baik dalam mengalokasikan input dan outputnya secara efisien, salah satunya dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan.

2. Cara untuk mengoptimalkan output yang ada, para pengusaha harus dapat meningkatkan kemampuan pengusaha dalam mengatur penggunaan faktor produksi yang ada. Melalui pelatihan atau pendidikan non formal mengenai alokasi penggunaan faktor produksi untuk mendapatkan hasil yang optimal dari sebelumnya yang akhirnya akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.

3. Berdasarkan hasil penelitian pengusaha industri tape ketan dikabupaten kuningan masih belum menggunakan manajerial yang baik atau pembukuan. Saran yang diberikan kepada pengusaha baiknya setiap industri tape ketan di Kabupaten Kuningan melakukan sistem pembukuan agar semua aktivitas produksi terencana dan terstruktur.

4. Pemberian berbagai bantuan oleh pemerintah guna memajukan industri tape ketan seperti modal, alat produksi dan lain-lain

(37)

Indah Lestari Novya, 2014

IMPLEMENTASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAPE KETAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Ahman, E., & Rohmana , Y. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ahyari, Agus (1979). Manajemen Produksi. Yogyakarta : BPFE UGM

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Assauri, Sofyan. (1993). Manajemen Produksi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.

Bangun, W. (2010). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: PT. Refika Aditama. Billas, Richard A. (1981). Teori Mikroekonomi. Erlangga: Jakarta.

Gaspersz, Vincent. (2001). Ekonomi Manajerial: Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hanifah dan Luthfeni (2006). Aneka Makanan dari Tepung Ketan dan Umbi-umbian. Jakarta : Azka Press.

Hanafie, Rita. (2010) Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: C.V Andi Joesron, T. S., & Fathorrazi, M. (2012). Teori Ekonomi Mikro . Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Kusmiati. (2005). Aneka Kue Dari Tepung Ketan. Jakarta : PT Musi Perkasa Utama.

McEachern, William A.(2001). EKONOMI MIKRO Pendekatan Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat

Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya. edisi revisi. Yogjakarta: Aditia Media.

Munir, Sahibul. 2008. Pengantar Mikroekonomi Struktur Pasar Modul 9. Pusat Pengembangan

(38)

104

Rosyidi, S. (2005). Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Surabaya: Rajawali Pers.

Rusydiana, Aam. S. (2013). Mengukur Tingkat Efisiensi Dengan data Envelopment Analysis (Dea). Bogor: SMART Publishing

R. Battie, Burce dan Taylor, C. Robert. (1994)Ekonomi Produksi.Yogyakarta: Gadjah Mada University

Salvatore, Dominick. (2005). Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.

Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D. (2003). Ilmu Mikroekonomi . Jakarta: PT. Global Edukasi.

Soekartawi (1994) Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukirno, Sadono. (2005). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Sukirno, Sadono. (2003). Pengantar Teori Mikroekonomi. Bima Grafika. Jakarta. Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda. Tasman, Aulia dan Aima, M. Hafidz (2013), Ekonomi Manajerial. Jakarta:

Rajawali Pers

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kuningan

SumberSkripsi:

Akbar, Rifki A. (2010). Analisis Efisiensi Baitul Mal Wa Tamwil dengan Menggunakan DAta Envelopment Analisis (DEA). Universitas Diponegoro: Tidak diterbitkan

(39)

105

Ayu Dwiyanti, Erna (2011). Analisis Efisensi Produksi Industri Roti di Kabupaten Boyolali Tahun 2009. Studi kasus di Desa Nangkruk, Kecamatan Mojongsongo, Kabupaten Boyolali. Skripsi Pada Universitas Sebelas Maret: Tidak Diterbitkan

Ayu Rushita Dewi, Mira. (2012). Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Jagung (Zea mays)(Studi Kasus Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura). Skripsi Pada Universitas Brawijaya: Tidak Diterbitkan

Geminastiti H.,Kinanti. (2010). Analisis Efisiensi Ekonomi dalam Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Budidaya Tanaman Hias (kasus pada tanaman hias mawar pot di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat) Skripsi pada UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Khairul, Syabar. K. (2013). ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM

PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI MAKANAN( Perbandingan Analisis Cobb Douglas dengan Analisis DEA, Studi pada Industri Wajit di Kabupaten Garut . Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.

Septianto, Hendi (2009). Data Envelopment Analysis (Dea) Dan Terapannya. Skripsi Universitas Diponegoro: Tidak Diterbitkan

Sunarto. (2010). Evaluasi Kinerja. Skripsi Universitas Indonesia: Tidak diterbitkan

Velayati, Reyna. (2013). Analisis Efisiensi Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (Dea) Dan Pendapatan Usahatani Talas Di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Skripsi Institut Pertanian Bogor: Tidak Diterbitkan

Wulansari, RR. Retno. (2010). Efisiensi Relatif Puskesmas di Semarang. Skripsi Universitas Indonesia: Tidak diterbitkan

Sumber Jurnal:

(40)

106

Ayu C. D., I Gusti., Suamba, I Ketut & Ambarawati, I G.A.A (2012). Analisis Efisiensi Usaha tani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung). E-Journal Agribisnis dan Agrowisata. Vol. 1, No. 1. ISSN: 2301-6523

Nur Pribadi, Krishna. (2000). Kajian Data Envelopment Analysis (DEA) untuk analisis tingkat efisiensi Wilayah dan Kota. Jurnal PWK. Vol. 11 No. 2 hlm. 99-109

Risandewi, Tri. (2013). Analisis Efisiensi Produksi Kopi Robusta Di Kabupaten Temanggung (Studi Kasus di Kecamatan Candiroto). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah Vol. 11 No. 1- Juni 2013 hlm. 87-102

Alviya, Iis. (2011). Efisiensi Dan Produktivitas Industri Kayu Olahan Indonesia Periode 2004 - 2007 Dengan Pendekatan Non Parametrik Data Envelopment Analysis. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 8 No. 2 hlm. 122-138

Hadinata, Ivan & H. Manurung, Adler. Penerapan Data Envelopment Analysis (Dea) Untuk Mengukur Efisiensi Kinerja Reksa Dana Saham

Sumber Internet:

Website resmi kementerian koperasi dan UMKM tersedia di http://www.depkop.go.id

Website Resmi DKUKM Kabupaten Kuningan

Website Resmi Dinas Perdagangan Kabupaten Kuningan

---(2010). Peranan Sektor Industri Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia tersedia di: http://lh3i4r.wordpress.com/2010/05/09/peranan-sektor-industri-dalam-pembangunan-ekonomi-indonesia/

Wahyu Gumilar,Deden(2011). IKM Dominasi Perindustrian di

abupaten Kuningan tersedia di:

(41)

107

Gambar

Tabel 1.1  Daftar Kecamatan Industri tape ketan di Kabupaten Kuningan Tahun 2013
Tabel 3.1  Operasionalisasi Variabel
Gambar 2.7 Model CRS, VRS dan Return To Scale

Referensi

Dokumen terkait

Jika melihat nilai koefisien validitas yang diperoleh dari Item_1, bisa dikatakan bahwa pengukuran usability website berita online tidak sesuai jika dinyatakan

Most of the content in the right column had a transparent background and thus used the existing color underneath, but the news links were a unique problem (refer to Figure 4-1).

3 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten

Dari hasil yang telah diperoleh kita dapat melihat ketika bandwidth hanya digunakan secara individual, maka client 1 mendapatkan bandwidth maksimum rata-rata 512

Foundation steel Φ ≥ 10 mm in grid pattern Foundation beam has a minimum size of 20 x 20 cm, 4 steel bars Φ ≥ 12 mm Foundation depth ≥ foundation

Berdasarkan fenomena bahwa praktek akuntansi pada UKM masih rendah padahal sebenarnya informasi akuntansi dapat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan bisnis

Di sinilah pentingnya peran lain (pendamping) yaitu para kiyai, dai dan diyah, dan masyarakat untuk mendukung dan ikut serta dalam membangun zakat, bersama dengan para

Untuk bisa sejajar dengan negara lain / dalam bidang film animasi / maka harus ada yang memulai // Hasil kerja keras gabungan beberapa perusahaan film di indonesia / akhirnya