• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG TERHADAP KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN RENANG KELAS X SMAN 2 KRAKATAU STEEL CILEGON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG TERHADAP KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN RENANG KELAS X SMAN 2 KRAKATAU STEEL CILEGON."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG TERHADAP KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN RENANG

KELAS X SMAN 2 KRAKATAU STEEL CILEGON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagaian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh :

Septian Budi Cahya Sakti 0900299

PRODI PJKR

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAG A

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAG A DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: materi renang kelas 2 sd

(2)

Pengaruh Modifikasi Alat Bantu

Pelampung Terhadap Keberanian Siswa

Dalam Pembelajaran Renang Kelas X

SMAN 2 Krakatau Steel

Oleh

Septian Budi Cahya Sakti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Septian Budi Cahya Sakti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI:

SEPTIAN BUDI CAHYA SAKTI NIM 0900277

PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG TERHADAP KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN RENANG KELAS X

SMAN 2 KRAKATAU STEEL CILEGON

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Carsiwan. M. Pd NIP. 197101052002121001

Pembimbing II

Helmy Firmansyah. M. Pd NIP. 19720342001121002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga

(4)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E, Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA dan KERANGKA PEMIKIRAN A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar ... 8

2. Pengertian Pembelajaran ... 11

B. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani………... 13

C. Hakikat Keberanian... 17

D. Sistematika Pembelajaran Renang ... .19

E. Konsep Dasar Modifikasi……… 24

F. Konsep Dasar Alat Bantu……… 26

G. Pengertian Pelampung………. 28

H. Karakteristik Siswa... … 28

(5)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Butir Item ... 39

2. Uji Reliabilitas ... 42

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data Penelitian 1. Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku...49

2. Hasil Uji Normalitas ...49

3. Hasil Uji Homogenitas ...50

4. Hasil Uji Hipotesis ...51

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 Lampiran-lampiran

(6)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Pengungkapan Disiplin Siswa di Sekolah ... 37

3.2 Alternatif Skor ... 38

3.3 Hasil Uji Validitas ... 40

3.4 Interpretasi Reliabelitas... 44

3.5 Hasil Uji Reliabelitas Angket ... 44

3.6 Kriteria Skor Berdasarkan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 45

4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 49

4.2 Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Kedua Kelompok ... 50

4.3 Data Hasil Penghitungan Homogenitas Tes Awal dan Tes Akhir ... 50

(7)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Desain Penelitian... 33

3.2 Rumus Uji Validitas ... 40

3.3 Rumus Uji Reliabilitas ... 42

(8)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Septian Budi Cahya Sakti 0900277. Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Terhadap Keberanian Siswa Dalam Pembelajaran Renang Siswa Kelas X Sman 2 Krakatau Steel Cilegon. Pembimbing I Carsiwan. M.Pd, Pembimbing II Helmy Firmansyah. M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi alat bantu terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon yang mengikuti pembelajaran renang. Sedangkan sampel yang digunakan adalah 25 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala. Hasil penelitian menunjukan secara umum keberanian siswa dalam mengikuti pembelajaran renang termasuk dalam kategori sedang/cukup. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah one group pretest posttest design. Kelompok pretest memperoleh skor rata-rata 168,52, dan kelompok posttest memperoleh skor rata-rata sebesar 181,28. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai t-hitung (2,214) dengan nilai t-tabel (1,708) dan ternyata nilai t-hitung (2,214) > t-tabel (1,708). Dengan demikian hipotesis (H0) ditolak. Jadi hasilnya adalah menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh keberanian siswa dalam pembelajaran renang.

(9)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Septian Budi Cahya Sakti¹ ,Carsiwan², Helmy Firmansyah³

“Penulis Penanggung Jawab”

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI, FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN,

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA E-mail Butem_28@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of modifications to the courage aids students in learning swimming. The study was conducted by using the experimental method. The population in this study were all students of SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon who follow swimming lessons. While the sample used is 25 students. The instrument used in this study of scale. The results showed in general the courage to follow the learning of students in swimming included in the category of moderate / fairly. The design used in this study was one group pretest posttest design. Pretest group gained an average score of 168.52, and posttest group gained an average score of 181.28. Hypothesis test results obtained by t-test value (2.214) with the value of t-table (1.708) and it turns out the value of t-test (2.214)> t-table (1.708). Thus hypothesis (H0) is rejected. So the result is to show that there are significant courage students in learning swimming.

(10)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

(11)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konteks pendidikan, olahraga renang telah dimasukkan ke dalam

kurikulum mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(Penjasorkes). Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan

aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk

meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif dan

emosional dalam kerangka sistem Penjasorkes. Selain itu Penjas juga dapat

diartikan pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga dan

kesehatan yang terpilih untuk mencapai tujuan dalam Penjasorkes. Pendidikan

memelalui fisikal maksudnya adalah pendidikan melalui aktivitas fisikal (aktivitas

jasmani), tujuannya mencakup semua aspek perkembangan kependidikan,

termasuk pertumbuhan mental, sosial siswa. Selain itu Penjas juga dapat diartikan

pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk

mencapai tujuan dalam Penjas. Adapun menurut Lutan (1995) yang dikutip oleh

Ardiansyah (2009, hlm. 01) menjelaskan bahwa Penjas adalah: “Pendidikan

Jasmani sebagai proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang

dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan

pendidikan”.

Adapun menurut Gafur (1983, hlm. 8-9) yang dikembangkan oleh penulis

(Mutohir, 1992);

(12)

2

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara eksplisit istilah pendidikan jasmani dibedakan dengan olahraga. Dalam

arti sempit olahraga diidentikkan sebagai gerak badan. Olahraga ditilik dari asal

katanya dari bahasa jawa olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti

badan. Secara luas olahraga dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha

untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina

kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada setiap manusia. Definisi lain yang

dilontarkan pada Lokakarya Nasional Pembangunan Olahraga Gafur (1983, hlm.

8-9) secara eksplisit berbeda dengan pendidikan jasmani. Dalam (Mutohir, 1992)

sebagai berikut:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Menurut Lawson (1981) dalam Ardiansyah (2009, hlm. 1) menyatakan bahwa

tujuan Penjas adalah :

1. Memberi kesempatan siswa belajar bergerak secara terampil dan cekatan, 2. Memberi kesempatan siswa untuk memahami berbagai pengaruh dan

akibat keterlibatan mereka dalam kegiatan jasmani yang menggembirakan, 3. Membantu siswa untuk memadukan keterampiln baru yang dibutuhkan

dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya dan

4. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka secara rasioanal.

Tujuan pembelajaran Penjas yang di rumuskan guru dalam proses belajar

mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum. Setiap kali mengajar guru

diharapkan dapat merumuskan tujuan pengajaran, secara spesifik dalam bentuk

perilaku yang dapat diamati, menggambarkan secara jelas isi tugas yang

diberikan, serta dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilannya.

Proses pembelajaran Penjas berbeda dengan proses pembelajaran lain yang

didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat kajian teoritis.

(13)

3

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi. Dalam pembelajaran

Penjas ada tiga aspek yang manjadi bahan penilaian yaitu: aspek kognitif

(pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor (keterampilan

gerak). Ketiga aspek tersebutlah yang menjadi kajian dalam kegiatan belajar

mengajar Penjas yang selanjutnya akan digabungkan dan diberi penilaian sebagai

hasil proses belajar siswa di sekolah. Untuk itu kompetensi guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran Penjas menjadi hal utama dalam

melaksanakan tugasnya. Namun masih banyak guru penjas yang masih

melaksanakan proses pembelajaran dengan cara lama dengan menitikberatkan

materi dan tujuan pembelajaran yang bersifat kecabangan olahraga tanpa

memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya. Suherman dan Sartono

(2008, hlm. 102);

Tantangan berat bagi guru pendidikan jasmani pada waktu mengajar adalah bagaimana mengaktifkan semua siswa yang bervariasi tingkat kemampuannya tersebut mempelajari suatu keterampilan secara serempak dalam waktu bersamaan.

Jawaban sementara atas tantangan tersebut adalah menciptakan lingkungan

belajar sedemikianrupa sehingga aktivitas belajar yang berada didalamnya

mempunyai karakteristik: 1. Berorientasi pada keberhasilan, 2. Sesuai dengan

tingkat perkembangan

Dari kutipan di atas jelas bahwa tantangan pembelajaran Penjas itu sangat

berat tetapi dengan menciptakan lingkungan belajar yang sedemikian rupa yang

membuat siswa menarik dan mengandung dua karakteristik tadi diharapkan

pembelajaran Penjas dapat meningkatkan keberanian siswa dan dapat berperan

aktif dalam pembelajaran tersebut. Salah satu cara keberanian siswa adalah

dengan cara memberikan sesuatu yang menarik salah satunya adalah alat bantu

yang mempermudah siswa dalam proses pembelajaran. Alat bantu adalah alat-alat

yang digunakan seorang pendidik dalam menyampaikan materi atau

bahan pendidikan/pengajaran. Dalam prakteknya alat bantu ini lebih sering

disebut sebagai peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan

(14)

4

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran renang yang merupakan olahraga yang dilakukan di air. Olahraga

renang adalah suatu olahraga yang dilakukan di air, dengan cara menggerakan

anggota badan, mengapung di air, dan seluruh anggota badan bergerak dengan

bebas (Kamtomo, 1982).

Pembelajaran renang di sekolah harus tetap dilaksanakan sesuai kurikulum

yang sudah dibuat. Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan, pelaksaan

pembelajaran renang menunjukan bahwa ditemukannya masalah sarana dan

prasarana yang kurang mendukung untuk terlaksananya pembelajaran renang

yang baik dan belum optimalnya peran guru dalam rangka terlaksananya proses

pembelajaran terutama dalam hal penyediaan alat modifikasi dalam pembelajaran

renang dan sarana kolam renang yang tidak semua sekolah mempunyai kolam

renang.

Kurang mendukungnya prasarana untuk terlaksananya pembelajaran renang,

guru sangat berperan aktif terhadap proses pembelajaran yang sesuai dengan

kurikulum yang telah dibuat. Belum lagi kondisi siswa yang bersifat heterogen,

modifikasi juga harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak. Hal ini

merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran yang baik.

Dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang baik, tentu saja upaya yang

logis dari seorang guru dalam proses pembelajaran yang sesuai,

mengorganisasikan dan modifikasi fasilitas dan peralatan, jumlah pemain,

kompleksitas skill, tujuan permainan dan suasana pembelajaran. Hoedaya (2001,

hlm. 14) mengemukakan bahwa “Tujuan utama dalam mengajarkan suatu

permainan adalah untuk kesenangan, keterlibatan aktif, dan peningkatan tampilan

bermain siswa yang berdamapak positif terhadap perilaku hidupnya”.

Pada umumnya, pembelajaran renang memerlukan sarana dan prasarana yang

mendukung. Selain itu diperlukan adanya modifikasi-modifikasi lainnya seperti

modifikasi alat, peraturan, dan sebagainya tanpa keluar dari kaidah atau norma

dari pembelajaran renang itu sendiri. Pada saat ini tentunya banyak sekali sistem

(15)

5

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diinginkan. Mengenai pemodifikasian Bahagia dan Suherman (2000, hlm. 1)

mengemukakan sebagai berikut; “Pengertian tentang esensi modifikasi adalah

menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara

merutunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar

siswa dalam belajarnya”.

Jadi salah satu inovasi dalam pengembangan proses pembelajaran dan

pemecahan kompleksitas belajar yaitu dengan memodifikasi pembelajaran itu

sendiri dengan berbagai cara baik modifikasi pelampung dan peraturan sehingga

tujuan dari pembelajaran dapat tersampaikan. Dalam penelitian ini, penulis

memodifikasi alat dalam pembelajaran renang.

Untuk menerapkan modifikasi alat dalam pembelajaran renang harus

menggunakan rangkaian pembelajaran renang dengan modifikasi alat pelampung

dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana secara sistematis agar siswa

lebih tertarik. Rangkaian pembelajaran ini misalnya diawali dengan permainan

lingkaran ketangkasan adalah sebuah permainan cepat, aman, dan pendekatannya

tidak membahayakan jika digunakan untuk menilai kesesuaian air dan

keterampilan kelompok anda. Disini juga siswa di bagi menjadi dua kelompok yg

dimana satu kelompok adalah berisi siswa yang sudah dapat berenang dan satu

kelompok lainnya berisi siswa yang lebih rendah kemampuannya.

Tujuan utamanya adalah bukan untuk anak didik mahir dalam teknik renang

tetapi siswa dapat bergerak dan berpartisipasi dalam pembelajaran Penjas. Dengan

adanya modifikasi ini diharapkan siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran

renang yang dilaksanakan oleh sekolahnya.

Penerapan proses modifikasi alat dalam pembelajaran renang harus selalu

mempertimbangkan esensi kegiatan belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan

oleh Bahagia dan Suherman (2000, hlm. 1) bahwa ada empat aspek yang dapat

dimodifikasi dari pembelajaran Penjas yaitu:

1. Modifikasi tujuan pembelajaran 2. Modifikasi materi pembelajaran

(16)

6

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari kutipan di atas bahwa modifikasi pembelajaran tidak terfokus pada satu

arah saja, tetapi ada modifikasi-modifikasi tujuan pembelajaran, modifikasi materi

pembelajaran, modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran dan modifikasi

evaluasi pembelajaran. Dengan keempat aspek itu, modifikasi alat yang

diterapkan dalam pembelajaran renang diharapkan dapat membuat siswa

mengikuti pembelajaran renang sesuai dengan kurikulum yang dibuat tanpa

adanya alasan tidak tersedianya sarana dan prasarana dengan baik. Berkaitan

dengan hal di atas penulis tertarik untuk mencoba mengungkapkan masalah

pembelajaran renang yang akan dicarikan solusinya. Dengan kondisi siswa yang

dinamis dan sarana prasarana dalam proses pembelajaran renang tidak ada,

peneliti melaksanakan penelitian tentang modifikasi alat dalam pembelajaran

renang dengan metode eksperimen. Adapun permasalahan yang dipilih dalam

penelitian ini adalah mengenai Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Terhadap

Keberanian Siswa Dalam Pembelajaran Renang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat masalah yang dihadapi pada saat

pembelajaran renang. Diantaranya.

1. Kurang pahamnya siswa dalam pembelajaran renang.

2. Kurangnya keberanian siswa pembelajarn renang.

3. Kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran renang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, permasalahan yang muncul

pada pembelajaran renang adalah:

Apakah modifikasi alat bantu dapat berpengaruh terhadap keberanian belajar

siswa dalam pembelajaran renang ?

(17)

7

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dan perumusan masalah

penelitian yang telah penulisan ajukan, maka terdapat tujuan yang akan dicapai

penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar keberanian siswa dalam pembelajaran

renang.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan alat bantu dapat meningkatan

keberanian siswa dalam pembelajaran renang.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

praktis, sebagai berikut :

1. Secara Teoritis, dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi dunia keilmuan bagi

pengembangan metodik dalam pendidikan jasmani untuk mengembangkan

bentuk-bentuk teknik pembelajaran partisipatif yang cocok diterapkan baik di

tingkat sekolah menengah pertama sampai tingkat perguruan tinggi.

2. Secara Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses

belajar mengajar dalam pembelajaran renang dengan cara menggunakan

modifikasi alat bantu pelampung.

b. Bahan masukan bagi para peneliti cabang olahraga renang dalam

memberikan materi yang variatif, efektif, dan efisien.

c. Menambah pemahaman siswa tentang pembelajaran renang serta

pemahaman mengenai pendidikan jasmani dan rekreasi yang

sesungguhnya.

d. Dijadikan masukan bagi pengkaji dan pelaksana proses belajar mengajar

pendidikan jasmani dan olahraga dalam memilih serta melaksanakan

(18)

8

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

(19)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon

Kota Cilegon. Alasan memilih SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon berdasarkan

pertimbangan:

a. Tuntutan kurikulum Penjas untuk melaksanakan pembelajaran renang, tetapi

sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk pelakasanaan

pembelajaran renang.

b. Peneliti sendiri adalah salah satu mahasiswa UPI yang merupakan alumni dari

SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon yang melihat adanya gejala-gejala dalam

melaksanakan pembelajaran Penjas terutama pembelajaran renang.

.

2. Populasi

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber sumber.

Biasanya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian.

Sugiono (2012, hlm. 117) menjelaskan, “populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya”.

Populasi penelitian ini adalah siswa yang mengikuti pembelajaran renang

siswa kelas X SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon yang berjumlah 369 siswa yang

terdiri dari 218 siswa kelas X IPA dan 151 siswa kelas X IPS.

3. Sampel

Sampel penelitian ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek

(20)

32

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 117) “Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk

itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”.

Tentang jumlah sample penelitian peneliti berpedoman kepada pendapat yang

dijadikan pedoman, yaitu pendapat Arikunto dalam Pratama (2012, hlm. 78)

mengemukakan sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer apabila subyek nya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana, 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel nya besar, hasilnya akan lebih baik.

Dari penjelasan diatas, penulis simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan

jumlah dari sumber data yang dijadikan penelitian, sedangkan sampel adalah

sebagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi. Berkaitan dengan

sampel dalam sebuah penelitian harus representatif maka dalam proses penentuan

sampel harus ada teknik sampling untuk memudahkan peneliti mengambil data

dengan akurat. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini

adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono

(2012, hlm. 124) menjelaskan bahwa : “purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Alasan mengapa peneliti

menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang

akan menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas X yang mengikuti

pembelajaran renang di SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon.

2. Siswa yang mengikuti pembelajaran renang merupakan tingkat pemula.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas

berjumlah 25 orang siswa SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon.

(21)

33

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sukardi (2007, hlm. 183) bahwa “desain penelitian adalah semua

proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Desain

yang digunakan pada penelitian ini adalah one group pretest posttest design.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 110), “one group pretest posttest design yaitu,

desain ini terdapat pretest, sebelum diberikan perlakuan”.

Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Perlakuan yang

diberikan adalah modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa

dalam pembelajaran renang.

Desain ini menurut Sugiyono (2008, hlm. 79) dapat digambarkan sebagai berikut

:

Ket: O1 = nilai pretest (sebelum diberi treatment)

O2 = nilai posttest (setelah diberi treatment)

X = treatment (modifikasi alat bantu)

Gambar 3.1: Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2008, hlm. 79)

C. Pendekatan dan Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian

eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat

dari suatu perlakuan atau treatment. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 72)

berpendapat bahwa “Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang tekendalikan”. Metode eksperimen merupakan

(22)

34

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode yang cocok untuk penelian yang akan dilaksanakan karena ingin

mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan. Arikunto (2010, hlm. 9) menjelaskan

bahwa, “Eksperimen selalu dimaksudkan dengan maksud untuk melihat akibat

suatu perlakuan”.

Metode ini dipergunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini

adalah mengetahui bagaimana pengaruh alat modifikasi pelampung terhadap

keberanian siswa.

Suatu penelitian tentunya memiliki variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono

(2012, hlm. 39) bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut”. Dalam penelitian ini peneliti memiliki

variabel yang diteliti, antara lain :

1. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modifikasi alat bantu

pelampung.

2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah keberanian siswa.

D. Definisi Operasional

Untuk mengukur variabel keberanian siswa, para ahli memberikan pandangan

tentang definisi disiplin, antara lain :

a) Garmo (2013, hlm. 111) mendefinisikan keberanian adalah inti kualitas

menghargai orang lain. Keberanian menghasilkan tindakan tegas, inisiatif,

dan keberanian. Keberanian dibagi menjadi 2 yaitu keberanian dalam

perilaku dan keberanian dalam konsep. Keberanian dalam perilaku seperti

(23)

35

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menaklukkan rasa takut demi menolong orang lain.Keberanian dalam

konsep adalah kualitas karakter yang dimiliki individu secara mental atau

kekuatan moral. Keberanian berasal dari bahasa latin “cor” yang berarti

hati. Hati merupakan kiasan yang menunjukan pada sumber dari seseorang

keinginan dan emosinya.

b) Menurut Aristoteles yang dijabarkan dan tersedia dalam pengertian di

dalam

(http://indramunawar.blogspot.com/2010/03/pengertian-dan-ciri-ciri-keberanian.html) mengatakan bahwa, “The conquering of fear is the

beginning of wisdom. Kemampuan menahklukkan rasa takut merupakan

awal dari kebijaksanaan”. Artinya, orang yang mempunyai keberanian

akan mampu bertindak bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan

yang sebenarnya merupakan halusinasi belaka. Orang-orang yang

mempunyai keberanian akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi dan

mengubah kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di sekitarnya.

c) Menurut Peter Irons yang dijabarkan dan tersedia dalam pengertian di

dalam

(http://indramunawar.blogspot.com/2010/03/pengertian-dan-ciri-ciri-keberanian.html) keberanian adalah “suatu tindakan memperjuangkan

sesuatu yang dianggap penting dan mampu menghadapi segala sesuatu

yang dapat menghalanginya karena percaya kebenarannya”.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

penelitian tidak langsung dengan menggunakan skala pengukuran. Menurut

Sugiyono (2012,hlm. 133) menjelaskan bahwa,

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

F. Instrumen penelitian

(24)

36

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian pada perinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka

diperlukan sebuah instrument penelitian. Instrument penelitian merupakan suatu

alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel

penelitian dari sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditemukan.

Dalam penelitian data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa

angket untuk memperoleh gambaran mengenai disiplin siswa dalam mengikuti

pembelajaran pendidikan jasmani. Angket yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal

memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar. Arikunto

(2007, hlm. 103) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang dijelaskan

dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda

centang () pada kolom atau tempat yang sesuai”. Angket dibuat dalam bentuk obyektif dilengkapi dengan petunjuk pengisian dengan masing-masing soal

diberikan lima alternalif jawaban. Sebelum angket digunakan terlebih dahulu diuji

cobakan, perlakukan ini untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kereabilitasan

angket.

Setelah kisi-kisi angket dibuat, maka kemudian membuat item-item

pertanyaan disertai alternatif jawaban yang kemudian disusun sebagai pedoman

pengisian angket. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa angket

merupakan alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan atau isian yang

harus diisi oleh subyek penelitian.

Sugiono (2012, hlm. 201) Angket yang digunakan menggunakan bentuk

sekala likert dengan alternatif respon atau jawaban pernyataan satu sampai lima.

Kelima alternatif jawaban respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian

tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SL) Selalu, (SR)

Sering, (KK) Kadang-kadang, (HTP) hampir tidak pernah, (TP) tidak pernah.

(25)

37

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Spesifikasi data dimaksudkan untuk menjelaskan ruang lingkup yang diukur

secara terperinci yang dituangkan dalam bentuk–bentuk kisi-kisi. Penggunaan

kisi-kisi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembuatan angket

penelitian. Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi,

selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan. Kisi-kisi

instrumen untuk mengungkap disiplin siswa di sekolah dikembangkan dari

definisi operasional variabel penelitian.

Butir –butir pertanyaan yang dikembangkan penulis kepada responden untuk

tes disiplin. Butir soal atau pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terlepas dari inti

permasalahan yang ingin dipecahkan, yaitu membandingkan kedisiplinan siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis dalam mengikuti

pembelajaran Penjas. Butir pertanyaan tentang disiplin dijabarkan kedalam

kisi-kisi dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen

Pengungkapan Disiplin Siswa di Sekolah

(26)

38

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30 60

3. Pedoman Skoring

Pemberian skor dari skala disiplin penulis menggunakan skala sikap, yaitu

skala likert, penilaian dari skala disiplin penulis menggunakan skala sikap, yaitu

skala likert, mengenai hal ini Sugiyono (2012, hlm. 134) menjelaskan “skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena social”. Lebih lanjut Sugiono (2012, hlm.

135), menjelaskan bahwa:

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah.

Berdasarkan uraian diatas tentang alternatif jawaban dalam skala, penulis

menetapkan kategori penskoran sebagai berikut : kategori untuk setiap butir

pernyataan positif, yaitu Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Hampir tidak

Jawaban Skor positif Skor negatif

SL (selalu) 5 1

SR (sering) 4 2

KK (kadang-kadang) 3 3

HTP (hampir tidak pernah) 2 4

(27)

39

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum angket disebarkan ke semua sampel untuk mendapatkan data, angket

yang telah disusun akan di ujicobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk

mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir atau item-item

pernyataan. Dari uji coba angket tersebut akan diperolah sebuah angket yang

memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam

penelitian ini.

Angket akan di ujicobakan kepada siswa yang bukan termasuk sampel ujicoba

angket dilaksanakan terhadap siswa di SMA Puragabaya Bandung yang berjumlah

30 responden yang mengikuti pembelajaran renang. Dipilih SMA Puragabaya

Bandung yang mengikuti pembelajaran sebagai responden karena dianggap

memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang akan dipakai untuk

penelitian. Karakteristik SMA dapat dilihat dari (1) Tujuan Pendidikan, yaitu

tujuan pendidikan nasional yang merupakan dasar tujuan pendidikan SMA. (2)

Kurikulum. (3) siswa : Usia siswa SMA secara umum berada pada rentang

15/16-18/19 tahun.

Pengolahan data hasil ujicoba akan diolah secara statistik, adapun pengolahan

data hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel

2007.

1. Uji Validitas Butir Item

Validitas adalah suatu alat evaluasi di sebut valid (abash atau sahih) apabila

alat tersebut mampu mengevaluasi apa seharusnya dievaluasi. (Hermanto &

Nurjamil 2010, hlm. 44). Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan satu

instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Validitas item ditunjukan

denghan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total),

perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor

(28)

40

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisian korelasi yang

digunakan untuk mengkur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan

apakah suatu item layak digunakan atau tidak.

Uji validitas digunakan dengan mengguakan program Microsoft Excel. Teknik

pengujian yang digunakan ialah korelasi product-moment (Pearson), yaitu :

Gambar 3.2 (Rumus Uji Validitas) Sumber: Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variable sengan variable

N = Banyak subjek (testi) / responden

X = Jumlah skor butir

Y = Jumlah skor total

Pengujian menggunakan uji dua sisi taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujian

adalah sebagai berikut :

1) Jika r hitung ≥ r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau

item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid).

2) Jika r hitung < r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau

item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan tidak valid)

(29)

41

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil Uji

Validitas No.

Soal

r

hitung r tabel Keterangan

(30)

42

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37 0.686 0.361 Valid

Setelah diketahui butir pertanyaan yang valid, maka langkah selanjutnya

adalah menghitung reliabilitas terhadap hasil alat ukur skala. Reliabilitas menurut

Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45) adalah suatu alat ukur atau alat evaluasi

dimaksudkan sebagai suatu alat memberikan hasil yang tetap sama (konsisten,

ajeg). Dalam pengujian tingkat reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas

instrumen, penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:

a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor

(31)

43

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokan menjadi

variabel X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap

dijadikan variabel Y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil

dengan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan

rumus korelasi Person Produt Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√( ∑ ∑ ) ∑ ∑

Gambar 3.3 (Rumus Uji Reliabilitas) Sumber: Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45)

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi yang dicari

x : skor tiap butir pernyataan

y : skor total

xy : Jumlah perkalian skor x dan skor y

Σx : jumah skor x

Σy : jumlah skor y

n : Jumlah banyaknya soal

d. Setelah koefisien korelasinya didapat makan, untuk mencari reliabilitas

seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan

rumus sebagai berikut : :

Keterangan :

rii : Koefisien / r hitung yang dicari

2.r : dua kali koefisien korelasi

(32)

44

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Menyimpulkan reliabilitas instrumen dengan kriteria sebagai berikut:

Jika r hitung > dari r tabel maka instrumen tersebut reliabel, dalam hal lain

maka instrumen tidak reliabel. Nilai r tabel dilihat di tabel distribusi nilai r

korelasi Spearman Brown dengan tingkat kepercayaan 95% dan n = 30.Adapun

tolak ukur untuk mrnrntukan koefisien reliabilitasnya, digunakan kriterian

interprestasi nilai r yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Adapun tolak ukur untuk menrntukan koefisien reliabilitasnya, digunakan

kriterian interprestasi nilai r yang dapat dilihat pada table 3.6 berikut.

Tabel 3.4

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Reliabilitas sangat rendah Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Reliabilitas rendah

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Reliabilitas sedang Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Reliabilitas tinggi

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Reliabilitas sangat tinggi

Sumber: (Arikunto, 2010, hlm. 319)

Pengujian reliabilitas dengan melakukan perhitungan koefisien reliabilitas

menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil-hasil dari perhitungan dapat dilihat dalam

table dibawah ini. Dengan alat bantu sofware Microsoft Excel 2007.

Hasil pengolahan data menggunakan program sofware Microsoft Excel 2007 untuk mencari nilai reliabilitas angket dapat dilihat pada table berikut :

(33)

45

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil Uji Reliabilitas Angket

Ganjil Genap

Ganjil 1

Genap 0.93096 1

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data didapat, maka dilaukan pengolahan terhadap data- data yang

telah didapat dan dilakukan analisis data menggunakan analisis deskriftif dengan

menggunakan bantuan metode statistik agar diperoleh suatu hasil akhir atau

kesimpulan yang benar. Kemudian data yang telah dianalisis disimpulkan

berdasarkan hasil analisis.

Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dalam table,

kemudian dilakukan penghitungan skor dengan menggunakan program komputer

Microsoft Office Excel 2007 untuk mempermudah pengerjaan dan penghitungan,

untuk mrncari nilai rata-rata / mean, median, modus, simpangan baku / standar,

nilai minimum, dan nilai maksimum.

Setelah diperoleh hasil penghitungan data maka selanjutnya dilakukan

pengkategorian skor. Hasil penghitungan data tersebut kemudian disesuaikan

dengan kriteria skor yang dibuat berdasarkan nilai rata-rata dan simpangan baku.

Kriteria skor tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Kriteria Skor Berdasarkan Rata-rata (M) dan Simpangan Baku (SD)

No. Kategori Skor

1. Tinggi X > (M+SD)

2. Sedang (M-SD) ≤ X ≤ (M+SD)

(34)

46

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Hermanto & Nurjamil (2010, hlm 46)

Adapun rumus-rumus statistik yang dapat digunakan untuk mengolah data

hasil tes angket sebagai berikut :

1. Mencarai rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus :

̅ ∑

Keteranga :

̅ = rata-rata yang dicari

∑ = jumlah seluruh skor n = jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku

√ ∑

Ketrangan :

S = Simpangan baku yang dicari

∑ ∑ = Jumlah sampel dikali jumlah skor kuadrat dikurangi jumlah skor yang dikuadratkan

= Jumlah sampel dikurangi satu

3. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran

normal atau tidak Untuk menguji normalitas dari masing-masing kelompok.

Untuk mempermudah penghitungan uji normalitas data dalam penelitian ini

menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Uji normalitas yang

(35)

47

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun prosedur yang dapat digunakan untuk uji normalitas data menurut

Sujana (2001) sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2… , Xn jika dijadikan angka baku Z1, Z2, … , Zn

dengan menggunakan rumus :

̅

b. Untuk tiap angka baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitng peluang.

F (Z) = P( Z ≤ Z)

c. Senaljutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … , Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Z1 jika proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka :

d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Menginterprestasikan hasil dari penghitungan normalitas pada keputusan

normal Liliefors (Shampiro – Wilk) sebagai berikut :

1. Jika L hitung > L table, maka instrument berdistribusi normal

2. Jika L hitung < L table, maka instrument tidak berdistribusi normal

4. Menghitung Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menilai apakah hasil penelitian darai

dua kelompok yang diteliti memiliki varian yang sama atau tidak. Jika data

memiliki varian yang cenderung sama (homogen), maka bisa dikatakan bahwa

sampel-sampel dari kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang

sama/seragam. Dalam hal ini , pengujian homogenitas dilakukan dengan

menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :

Gambar 3.4: (rumus uji F)

(36)

48

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

= Nilai homogenitas Varian

= Varian terbesar

= varian terkecil

Jika Fhitung< Ftabel maka data homogeny, dan demikian sebaliknya.

5. Uji Hipotesis

Penghitugan ini menggunakan uji kesaman dua rata-rata. Untuk menghitung

uji kesamaan dua rata-rata atau perbedaan dari kedua kelompok menggunakan

teknik analisis statistik.

Hipotesis kalimat :

H0 : Modifikasi alat bantu pelampung tidak berpengaruh signifikan terhadap

keberanian siswa dalam pembelajaran renang.

Ha : Modifikasi alat bantu pelampung berpengaruh signifikan terhadap

keberanian siswa dalam pembelajaran renang.

Hipotesis Statistik :

H0 : µ1 =µ2

Ha : µ1 ≠µ2

Adapun rumus yang dapat digunakan :

̅ ̅ √

Dimana :

Keterangan :

t = Nilai t yang dicarai (t hitung)

S = Simpangan baku

(37)

49

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n2 = Jumlah sampel kelompok 2

̅ = Rata-rata kelompok 1

̅ = Rata-rata kelompok 2

= Variansi kelompok 1

= Variansi kelompok 2

Kriteria pengujian untuk uji kesamaan pada beda dari dua rata-rata pada

kelompok olahraga dan kelompok non olahraga, jika :

Terima Ho jika t-hitung ≤ t-tabel atau P-value > alpha

Tolak H1 jika t-hitung > t-tabel atau P-value < alpha

Adapun batas keritis penerimaan dan penolakan hipotesis dengan tingkat

(38)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data penelitian yang dilakukan

diperoleh kesimpulan bahwa:

Modifikasi alat bantu pelampung berpengaruh signifikan terhadap keberanian

siswa dalam pembelajaran renang.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian dan berkaitan dengan kegiatan olahraga

di sekolah peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran renang dengan memodifikasi alat bantu memberikan pengaruh

yang lebih baik dan siswa pun lebih berani untuk melakukan pembelajaran renang

dibandingkan tanpa menggunakan pelampung di siswa kelas X SMAN 2 Krakatau

Steel Cilegon. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan

jasmani untuk menggunakan modifikasi alat bantu agar kendala sarana dan

prasarana yang kurang di sekolah dapat teratasi.

2. Dengan memodifikasi alat bantu ini siswa akan lebih berani, bersemangat dan aktif

dalam mengikuti proses pembelajaran renang.

3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu di perhatikan apakah sarana dan

prasarana di sekolah sudah memenuhi syarat agar pemebelajaran berlangsung efektif

terutama pembelajaran renang.

4. Bagi rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan jasmani kesehatan dan

(39)

56

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menganjurkan untuk memahami apa itu modifikasi alat bantu agar alat bantu yang

tersebut bisa berguna.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil

(40)

Septian Budi Cahya Sakti, 2014

Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani Olahraga. Bandung: FPOK.

Antoniate, Ikhsan., (2010). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran flash. Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Larutan

Ardiansyah, Y.T. (2009). Isolasi dan Karakterisasi Enzim. Xilanase dari Bacillus subtilis pada Media Nutrien. Broth dengan Penambahan Xilan Hasil Isolasi.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. (2000). Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru Sltp Setara D-III.

Baharuddin dan Wahyuni. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-. Ruzz Media.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Eomar, Hamalik. (1977). Pengajaran Unit Studi Kurikulum dan Metodologi, Penerbit Alumni, Bandung.

Garmo, John. (2013). Pengembangan Karakter untuk Anak.

Hamalik, Oemar. (1992). Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru

Hay, J.G.M (1985). The Biomechanic of Sport Techniques, Prentice Hall. Englewood Cliffs, New Jersey.

(41)

58

Hoedaya. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran. Permainan Bola Basket. FPOK. UPI.

Husdarta dan Saputra Y.M. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal.

Kamtomo, Ndong (1982). Renang dan Metodik, untuk SGO. Jakarta, Direktorat

Kartika, M. (2009). Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor Di Wilayah Depok Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia : Jakarta.

Mutohir, Cholik. (1992). UU Sistem Keolahragaan Nasional. Penerbit: Sunda.

Nasution, S. (1982). Didaktik Asas-asas Mengajar, Penerbit Jemmars, Bandung.

Poerbawakatja, Sugarda. (1976). Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung.

Roeswan dan Soekarno. 1979. Renang dan Metodik Untuk SGO. Editor Dong Kamtomo Jakarta: P.T. Karya Unipress.

Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sadiman. Arif S. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan. Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Siahaan Marihot P. (2005). Pajak dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grafindo. Persada : Jakarta.

Siswoyo, Dwi. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sudjana. (1989). Metoda Statistika Edisi ke 5. Bandung : Tarsito

Sugiono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Sugiono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

(42)

59

Suherman, A dan Hadi Sartono. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK.

Sukardi, ( 2003 ), Metodelogl' Penelz'tian Pendidikan, Jakarta :Bumi Aksara.

Surya. (1997). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB - IKIP. Bandung

Syamsuddin, A. M. (1996). Analisis Posisi Pendidikan. Jakarta : Biro Perencanaan. Pendidikan, Depdiknas.

Yasin,. S. (2012). Alat Peraga Matematika [online].

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.2  Alternatif Skor
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas
Tabel 3.6 Kriteria Skor Berdasarkan Rata-rata (M) dan Simpangan Baku (SD)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menerapkan program tersebut pemerintah daerah menggunakan APBD yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses kemajuan pembangunan suatu daerah, Laporan Perhitungan

Dalam pandangan aktivitas aquatik selalu terpikir untuk bermain air saja, dan beberapa siswa yang masih takut dengan air memberikan siswa tidak mermotivasi untuk

Cabang olahraga yang membuat penulis tertarik untuk dijadikan sebagai penelitian ini yaitu cabang olahraga renang dikarnakan cabang olahraga ini yang jarang sekali

[r]

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan mineral besi, kalsium, magnesium dan seng yang terdapat pada sayuran oyong

Pengembangan Media Pembelajaran Model Game Wars Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Kelas VII F Pada Materi Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Hindu-Budha. e-Jurnal

Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa respon mahasiswa terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

This study found that general description of the orientation of leadership behavoiur that is implemented by principal is in high category, the utilization of