• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Media dalam Proses Pembelajaran. tengah, perantara, atau pengantar (Azhar Arsyad, 2003: 3).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Media dalam Proses Pembelajaran. tengah, perantara, atau pengantar (Azhar Arsyad, 2003: 3)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Tinjauan Media dalam Proses Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar” (Azhar Arsyad, 2003: 3). Dientje Borman Rumampuk (1988: 3) mengemukakan istilah media adalah kata jamak dari medium yang dalam arti umum digunakan untuk menunjukkan alat komunikasi.

Media pembelajaran sangat penting penggunaannya dalam dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 7) mengemukakan bahwa media pembelajaran dikatakan sebagai wadah dari materi dalam proses pembelajaran. Oemar Hamalik (1986: 23) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah serangkaian alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

(2)

media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode belajar yang diterapkan guru.

Dari beberapa penapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, atau teknik yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa. Tujuan penggunaan mediapembelajaran adalah agar maksud atau informasi yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik danbturut meningkatkan interaksi yang dilakukan guru dan siswa.

b. Fungsi dan Manfaat Media

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua unsur ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media yang digunakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Manfaat media pembelajaran menurut Dale (Azhar Arsyad, 2003: 24) antara lain:

1) Meningkatkan rasa pengertian dan simpati dalam kelas, 2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa,

3) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi balajar siswa,

4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa, 5) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan

(3)

6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningatnya hasil belajar,

7) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyakyang telah mereka pelajari,

8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan,

9) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat, 10) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa

butuhkan jika meraka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.

Manfaat media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 6-7) adalah untuk memperjelas bahan pengajaran dan sebagai variasi pada saat guru menyampaikan materi. Dengan demikian, kegiatan opengajaran yang dilakukan oleh guru menjadi tidak monoton dan mampu menarik perhatian siswa.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa media mempunyai kedudukan yang penting dalam dunia pendidikan, yaitu mampu merubah perilaku siswa ke arah yang positif, memberikan variasi pengalaman dalam belajar , dan mendorong partisipasi belajar siswa yang pada akhirnya mampu meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

(4)

semi-gerak, 4) media visual semi-gerak, 5) media visual diam, 6) media semi-semi-gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.

Hal senada juga diungkapkan Azhar Arsyad (2003: 29), bahwa media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Berbeda dengan Azhar Arsyad, menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 3-4) jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media grafis yang meliputi media dua dimensi yang mempunyai panjang dan lebar, media tiga dimensi seperti model padat, model penampang, model kerja, dan diorama, media proyeksi seperti slide dan film, dan penggunaan lingkungan.

Dari beberapa pendapat di atas maka dipilih pendapat yang dikemukakan oleh Azhar Arsyad yang dapat disimpulkan bahwa media terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan hasil teknologi cetak dan komputer. Adapun media audio visual berbasis Aurora 3D Presentation yang dikembangkan termasuk ke dalam media pembelajaran audio visual.

d. Prinsip dan Kriteria Umum Pemilihan Media Pembelajaran

(5)

yang harus diperhatikan. Menurut Dientje Borman Rumampuk (1988: 19), prinsip pemilihan media antara lain:

1) Tujuan pemilihan media harus jelas. 2) Pemilihan media harus secara obyektif.

3) Tidak ada satu pun media yang dipakai untuk semua tujuan. Tiap-tiap media memiliki kelebihan dan kekurangannya.

4) Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar yang digunakan dan materi pelajaran.

5) Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri media.

6) Pemilihan media supaya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan. 7) Pemilihan media juga harus didasarkan pada kemampuan, gaya belajar

siswa.

Adapun pendapat menurut Rusman, dkk (2012: 175), dalam memilih media, guru juga harus memperhatikan prinsip-prinsip media pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya oalah sebagai berikut :

1) Efektivitas

(6)

haruslah dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembentukan kompetensi.

2) Relevansi

Media yang dipilih merupakan media yang sesuai dengan karakteristik materi, alokasi waktu, fasilitas, potensi guru maupun siswa.

3) Efisiensi

Pemilihan media haruslah memperhatikan aspek kesesuaian biaya pembuatan, waktu pembuatan dan tenaga yang dikeluarkan, dengan manfaat dari media itu sendiri.

4) Dapat digunakan

Media tersebut diusahakan dapat digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa lebih memahami materi.

5) Kontekstual

Sebisa mungkin media yang dibuat merupakan perwujudan materi dengan memperhatikan lingkungan sosial budaya siswa sebagai pendukungnya.

6) Fleksibel

(7)

Berbeda dengan Rusman, ada beberapa kriteria umum yang dijadikan patokan dalam pemilihan media. Menurut Walker dan Hess (Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, 2011: 143), kriteria pemilihan media pembelajaran berdasarkan pada kualitas:

1) Kualitas isi dan tujuan, yang di dalamnya terdiri dari ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan,minat atau perhatian, keadilan, dan kesesuaian dengan situasi siswa.

2) Kualitas pembelajaran, yang di dalamnya terdiri dari kemampuan memberikan kesempatan dan bantuan belajar, memotivasi, fleksibel dalam penggunaan, dan dapat memberi dampak bagi siswa.

3) Kualitas teknis yang meliputi keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan, penanganan jawaban, pengelolaan program, serta kualitas pendokumentasiannya.

Dari berbagai pendapat di atas, maka dipilihlah kriteria penilaian media pembelajaran menurut Walker dan Hess yang memendang penilaian media dari beberapa aspek, antara lain kualitas isi dan tujuan, kualitas pambelajaran, dan kualitas teknis. Menurut peneliti,pendapat ini dinilai memiliki cakupan penilaian yang paling lengkap dilihat dari beberapa aspeknya, sehingga penilaian media dapat dilakukan secara menyeluruh.

2. Media Audio Visual

(8)

mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar-mengajar, seperti menggunakan proyektor film atau proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audio-visual menurut Azhar Arsyad (2003: 31) adalah sebagai berikut:

a. Mereka biasanya bersifat linear. b. Bersifat dinamis.

c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/ pembuatnya.

d. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.

e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitf.

f. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.

(9)

pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa.

Kelebihan media audio visual seperti video, antara lain: a) dapat digunakan dalam semua fase pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkanalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa; b) media audio-visual dapat diputar berkali-kali atau berulang-ulang sehingga lebih praktis dan murah; c) penyajiannya lebih menarik karena dapar disertakan pula dengan grafik, animasi, video, maupun suara; dan d) dapat digunakan dengan jumlah audiens yang banyak.

Kekurangan yang terdapat dalam media audio visual antara lain pembuatan media yang tidak mudah karena pembuatnya harus mampu memilah dan menyesuaikan antara materi yang ingin disampaikan dengan media yang hendak digunakan. Selain itu, pembuatan media ini juga memerlukan ketrampilan, keaktifan, serta keserasian media yang disampaikan sehingga tampilan media menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.

3. Hakekat Pembelajaran IPS

Pada dasarnya, banyak pendapat yang mengemukakan pengertian ilmu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang terkenal dengan sebutan Studi Sosial, menurut National Council for Social Studies (NCSS) (Supardi: 2011: 182) adalah:

(10)

well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural science.”

Adapun pendapat lain seperti yang diungkapkan oleh Daldjoni (1981: 9) bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu yang membicarakan hubungan antara manusia (human relationships) dan mencakup hubungan individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, serta kelompok dengan alam.

Pendapat yang dikemukakan oleh Trianto (2013:171), bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang ada sehingga dapat mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).

(11)

Menurut Numan Somantri (2001: 44), tujuan pendidikan IPS adalah: a. Menekankan tumbuhnya nilai kewarganegaraan, moral, ideologi,

negara, dan agama.

b. Menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan. c. Menekankan pada reflective inquiry.

Adapun pendapat lain menurut Trianto (2013:176), mengemukakan bahwa tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang ada, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan dari segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pendidikan IPS menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (Supardi, 2011: 185) dapat dirinci sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa, bersikap demokratis dan bertanggung jawab, memiliki identitas dan kebanggaan nasional. b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri untuk dapat

memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan kemudian memiliki keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

c. Melatih belajar mandiri, di samping berlatih untuk membangun kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang lebih kreatif inovatif.

d. Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan, dan keterampilan sosial. e. Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan

lingkungan.

(12)

bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang ada.

Karakteristik pembelajaran IPS yang membedakannya dengan mata pelajaran yang lainnya. Menurut Supardi (2011:186), karakteristik pembelajaran IPS dilihat dari berbagai sudut pandang antara lain:

a. Menurut sifat dan statusnya

Karakteristik pembelajaran IPS menurut sifat dan statusnya antara lain:

1) IPS merupakan mata pelajaran yang terutama di berikan di tingkat sekolah.

2) IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.

b. Menurut materinya

Ruang lingkup materi IPS meliuti:

1) Materi kajian IPS merupakan perpaduan atau integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, sehingga akan lebih bermakna dan kontekstual jika materi IPS didesain secara terpadu.

2) Materi IPS juga terkait dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan dan kebangsaan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan dunia global.

3) Jenis materi IPS dapat berupa fakta, konsep, dan generalisasi, terkait juga dengan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan nilai-nilai spiritual.

Hal senada juga dikemukakan oleh Trianto (2013: 174-175) yang mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:

1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama,

(13)

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial masyarakat yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner,

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, strukur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup.

Berdasarkan penjelasan dari kedua ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik IPS merupakan ilmu yang terintegrasi dengan berbagai unsur-unsur keilmuan seperti geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama. Selain itu, standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial masyarakat yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

4. Tinjauan tentang Aurora 3D Presentation

Aurora 3D Team (www.presentation-3d.com/products/presentation-3d.html) mengemukakan bahwa Aurora 3D Presentation merupakan aplikasi presentasi tiga dimensi dengan latar belakang dan grafis tiga dimensi yang dikembangkan sejak 1998. Dengan aplikasi perangkat lunak ini, dapat menghasilkan presentasi yang bagus untuk gambar. teks, video, data, dan memilih banyak cara untuk menampilkan konten presentasi. Menurut Aurora 3D Team, ada beberapa kemudahan dalam media ini, antara lain:

(14)

b. Mudah dalam membuat slide presentasi dengan mengambil dari template yang tersedia, meliputi: template presentasi banyak, template slide, dan template animasi.

c. Dapat di-publish dalam berbagai format, dapat dijalankan secara langsung atau di-ekspor sebagai urutan gambar, video, dan image.

Penjelasan dari bagian-bagian tampilan Aurora 3D Presentation antara lain:

a. Show Welcome, muncul saat membuka Aurora 3D Presentation yang terdapat berbagai menu di antaranya getting started, yaitu menampilkan beberapa tutorial Aurora 3D Presentation, recent presentation yang menampilkan presentasi yang telah dibuat, serta news and support yang menampilkan informasi tentang Aurora 3D Presentation.

b. Menu Bar, mempunyai beberapa menu, antara lain file, edit, view, presentation, slide, tools, serta help.

c. Toolbar, berisi alat yang berfungsi untuk mengoperasikan dalam mendesain presentasi. Di dalamnya terdapat dua menu, yaitu common dan presentation.

d. Slide List, yaitu tampilan kumpulan slide presentasi yang telah dibuat, di dalamnya terdapat menu slide dan hierarchy.

(15)

f. Status Bar, yaitu menampilkan pesan atau status yang ada pada suatu slide, yang di dalamnya terdapat beberapa tombol untuk mengoperasikan secara cepat.

g. Interactive, yang di dalamnya terdapat beberapa menu atau perintah untuk melengkapi ketika mengedit action slide, animation, dan lain-lain.

Aurora 3D Presentation menggunakan teknik yang efektif untuk memungkinkan dalam mengembangkan presentasi yang profesional dan menarik dalam berbagai format. Dalam menciptakan solusi yang efektif, dapat menggabungkan gambar, teks, dan video sedemikian rupa untuk menarik perhatian audiens. Kelebihan Aurora 3D Presentation menurut Aurora 3D Team antara lain:

a. Mudah dalam membuat presentasi tiga dimensi interaktif dengan gambar, teks, video, dan tata model.

b. Tidak perlu mahir dasar-dasar tiga dimensi.

c. Ada berbagai pilihan untuk menampilkan sesuai keinginan.

d. Tidak perlu belajar Flash, AE, Photoshop, atau aplikasi tiga dimensi lainnya untuk merancang presentasi yang efektif dan menakjubkan.

e. Real ruang tiga dimensi, yaitu objek tiga dimensi yang nyata.

f. Eksport ke EXE mandiri, Mac App, atau file video dan import model tiga dimensi atau tekstur dikembangkan dengan perangkat lunak tiga dimensi. g. Menghemat uang dengan menggunakan berbagai desain interaktif tiga

(16)

Langkah-langkah dalam membuat slide atau tayangan dengan Aurora 3D Presentation adalah:

a. Pastikan komputer yang akan digunakan telah mempunyai software dan menginstal Aurora 3D Presentation.

b. Nyalakan komputer Windows dan klik menu Start di pojok kiri bawah. c. Pilih dan klik menu All Porgrams.

d. Pilih dengan double klik pada menu Aurora 3D Presentation maka akan muncul jendela kerja.

e. Klik File, pilih New. Desain tampilan yang ingin dibuat dengan menggunakan Common untuk mengedit tampilan dan Presentation untuk memasukkan background suara, mengganti video, atau mem-preview tampilan yang telah dibuat.

f. Setelah selesai, simpan media yang telah dibuat dengan cara klik File, pilih Export as EXE, beri nama dan simpan pada media penyimpanan yang dikehendaki, dan tunggu beberapa saat hingga proses penyimpanan selesai.

g. Hasil media yang telah disimpan mempunyai format ---.exe yang dapat dibuka secara mandiri.

(17)

Setelah menentukan konsep. Selanjutnya dibuatlah naskah yang disaring dari isi materi pelajaran. Dalam pengembangan ini, narasi yang dibuat diambil dari materi potensi dan sebaran sumber daya alam Indonesia. Pembuatan naskah media audio-visual yang dikembangkan menceritakan tentang pengertian, jenis-jenis, serta persebaran sumber daya alam yang ada di Indonesia. Pembuatan naskah ini bertujuan untuk memvisualisasikan atau menggambarkan materi pembelajaran yang disampaikan.

Langkah selanjutnya yaitu pembuatan storyboard. Menurut Ranang (2010: 75), storyboard adalah suatu presentasi bergambar berbentuk semacam komik, biasanya berupa gambar detail dari cerita yang sangat membantu produser untuk menggambarkan bagaimana hasil dari ide cerita tersebut secara keseluruhan. Sketsa – sketsa dari setiap adegan yang telah dilengkapi dengan dialog dan catatan – catatan lain yang penting. Dalam pengembangan media audio visual berbasis Aurora 3D Presentation ini, storyboard menjadi panduan dalam pendesainan layout dan mengatur proporsional serta tata letak dari tampilan slide yang dikembangkan.

(18)

jadi, maka dilakukan validasi media dan uji coba untuk mengetahui kelayakan media yang telah dikembangkan.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian dari Reza Armin Abdillah Dalimunthe (2013) dengan judul “Pengembangan Media Audio Visual dalam Pembelajaran IPS dengan Tema “Waspada Banjir” untuk SMP Kelas VII”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran audio visual memiliki kualitas yang baik dan telah memenuhi standar validasi dari ahli materi dan ahli media. Penelitian ini memiliki nilai kelayakan baik yang menunjukkan bahwa media yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dikembangkan adalah dalam hal jenis media yang dikembangkan, yaitu media pembelajaran audio visual. Adapun perbedaannya dengan penelitian ini adalah software yang digunakan, yaitu Aurora 3D Presentation.

(19)

Aurora 3D Presentation. Perbedaan penelitian ini adalah pada materi dan subjek penelitian.

C. Kerangka Pikir

Pada latar belakang yang telah diungkapkan terdapat adanya berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS. Diharapkan dalam pembelajaran IPS dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas yaitu tercapainya tujuan pembelajaran sehingga tercipta juga sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembelajaran yang berkualitas, maka siswa juga akan turut menikmati setiap pembelajaran yang diberikan dan dapat meminimalisir permasalahan dan hambatan yang dihadapi.

Kenyataannya, kualitas pembelajaran IPS masih jauh dari harapan. Siswa banyak yang beranggapan bahwa pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang menjenuhkan, sehingga siswa menjadi kurang bergarah dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan komputer di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal.

(20)

hambatan. Untuk mengatasi hambatan tersebut maka dibutuhkan media sebagai alat bantu penyaluran pesan yang mampu memvisualisasikan hal-hal yang tergambar abstrak menjadi nyata.

(21)

Secara visual kerangka pikir dapat ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Kurangnya variasi media

pembelajaran yang digunakan guru.

Dibutuhkan media pembelajaran yang menarik bagi siswa.

Pengembangan media pembelajaran audio visual berbasis Aurora 3D Presentation.

Perangkat komputer masih minim digunakan dalam pembelajaran IPS.

Revisi II Validasi Guru

Validasi Ahli Media

Revisi I Validasi Ahli Materi

Uji Coba Lapangan kepada siswa SMP kelas VII Penyempurnaan produk Produk Akhir Media Audio

(22)

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengembangkan media pembelajaran audio visual berbasis Aurora 3D Presentation pada materi pokok potensi dan sebaran sumber daya alam Indonesia dalam pembelajaran IPS kelas VII SMP yang dikembangkan oleh peneliti?

2. Bagaimana penilaian ahli media mengenai kelayakan media pembelajaran audio visual berbasis Aurora 3D Presentation pada materi pokok potensi dan sebaran sumber daya alam Indonesia dalam pembelajaran IPS kelas VII SMP yang dikembangkan oleh peneliti?

3. Bagaimana penilaian ahli materi mengenai kelayakan media pembelajaran audio visual berbasis Aurora 3D Presentation pada materi pokok potensi dan sebaran sumber daya alam Indonesia dalam pembelajaran IPS kelas VII SMP yang dikembangkan oleh peneliti?

4. Bagaimana penilaian dari guru IPS mengenai kelayakan media pembelajaran audio visual berbasis Aurora 3D Presentation pada materi pokok potensi dan sebaran sumber daya alam Indonesia dalam pembelajaran IPS kelas VII SMP yang dikembangkan oleh peneliti?

(23)

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Kurangnya variasi media

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Serta, mulai tahun 2007, khusus untuk penyelenggaraan diklat Non-gelar substantif, Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota juga dapat meminta penyelenggara diklat-diklat non-gelar

Evaluasi ekonomi terhadap suatu pabrik bertujuan untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang memenuhi uji kelayakan atau tidak untuk didirikan.. Oleh karena itu pada

Sebagai pengantar untuk memahami wajah Gereja Indonesia yang gembira dan berbelaskasih di masa lampau, kini dan esok, berikut uraian singkat untuk mengenal Anjuran Apostolik dan

1) Character, merupakan keadaan watak/sifat, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Ini dapat dilihat dengan meneliti riwayat hidup nasabah, reputasi

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengkaji; (1) tingkat kelayakan isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Penjasorkes SD Kelas 4 yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Marketing Communication berpengaruh positif dan signifikan terhadap Customer Satisfaction Go-Food (Studi Pada Mahasiswa Jurusan