• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan Yang Satu,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan Yang Satu,"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan Yang Satu, Maha Pengasih dan Penyayang, yang kasihnya tak pilih kasih dan sayangnya tak terbilang. Dzat yang mengubah malam menjadi siang. Dimana hal itu merupakan peringatan bagi orang yang mau berpikir. Juga sebagai wahana pengetahuan bagi mereka yang mau menjadikan pelajaran. Semoga Sholawat beserta salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW tauladan mulia sepanjang masa, kepada keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang berjalan diatas sunnah beliau sampai hari akhir. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana.

Sungguh penulis sangat bersyukur atas terselesaikannya Skripsi ini dengan Judul “Dinamika Partai Keadilan Sejahtera Di Denpasar 1998-2014”. Hal ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik kepada:

1. Presiden ke enam dan ke tujuh Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Joko Widodo, atas program Beasiswa Bidik Misi yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis bisa melanjutkan ke perguruan tinggi.

(2)

2. Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, atas kesempatan, perhatian, dan fasilitas yang diberikan selama ini;

3. Dra. Anak Agung Ayu Rai Wahyuni, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Sejarah, atas semangat, perhatian, bantuan, dan bimbingan yang diberikan selama masa perkuliahan;

4. Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U. selaku pembimbing satu, dan A.A.

Inten Asmariati, S.S, M.Si selaku pembimbing dua, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan, semangat, motivasi, bimbingan dengan penuh kesabaran, dan yang telah bersedia membaca satu-persatu halaman skripsi saya. Sejak proses penyusunan rancangan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

5. Fransiska Dewi Setiowati S., S.S., M.Hum., selaku pembimbing akademik yang sangat sabar dengan saya dan teman-teman, serta terus-menerus memberikan arahan, mengingatkan, dan memotivasi;

6. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M.A, Drs. F.X Sunaryo, M.S, Dr. I Gede Putu Suwitha, S.U, Dra. Sulandjari, M.A, Drs. I Wayan Tagel Eddy, M.S, Drs. I Nyoman Sukiada, M.Hum, Dr. Dra. Ida Ayu Putu Mahyuni, M.Si, Dra. A.A. Ayu Rai Wahyuni, M.Si, Dr. I Nyoman Wijaya, M.Hum, Drs. Ida Bagus Gede Putra, M.Hum, Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo, S.S, M.Hum, Dra. I.A. Wirasmini Sidemen, M.Hum, dan A.A.A. Dewi Girindra Wardani, S.S, yang dengan tulus

(3)

memberikan pengajaran dan motivasi selama penulis menempuh pendidikan;

7. Seluruh staf/pegawai perpustakaan, akademik, dan administrasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana atas bantuan dan fasilitas yang diberikan selama ini;

8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Madhadi Bin Dijan, Ibunda Jamilah Binti Yaskur, atas kasih sayang dan doa-doa yang selalu diberikan untuk cita-cita mulia anak-anaknya ;

9. Kakak penulis, Yunda Isniyah Binti Madhadi, yang telah memberikan banyak bantuan moril hingga materil, dan yang telah mengijinkan dan mensuport penulis untuk melanjutkan pendidikan dari bangku sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Tidak lupa juga untuk adik-adik tercinta, Rosiah, Nur Kholis Majid, Ahmad Fajri, dan keponakan tersayang Wafa Hamidah yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam berjuang untuk mencapai gelar Sarjana;

10. Keluarga besar Bapak Yaskur (alm) dan Bapak Dijan (alm), yang selalu kompak dan senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi dan doa-doa kepada penulis. Terutama kepada kedua almarhumah nenek Syamsiah dan nenek Saudah yang selalu penulis sebut pahlawan dalam hidupnya.

11. Majelis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), yang selama ini telah banyak memberikan bimbingan dan pelajaran hidup kepada penulis.

(4)

12. Pengurus HMI Cabang Denpasar periode 2016-2017, Abbe, Izan, Rizki, Ogi, Gilland, Ragil, Ahmad, Esa, Alam, Muslim, Ibi, Irma, Nuha, Opik sebagai teman diskusi dalam menyusun dan menjalankan program kerja HMI. dan Juga Ketua Umum Syamrawi Assafii, yang telah memberikan kepercayan Kepada penulis untuk menjabat sebagai Sekretaris Umum.

Tidak ketinngalan pula seluruh kader HMI Cabang Denpasar atas support yang selalu diberikan kepada penulis.

13. Pengurus Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI) periode 2013-2015 yang telah berjuang bersama dalam menjalnkan roda organisasi. Terutama Samantha Adhitia Putri selaku Sekretaris Jendral IKSAHIMSI yang telah mempercayakan penulis menjabat sebagai staf Jarkominfo IKAHIMSI.

14. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Sejarah (KEMAS), terutama angkatan 2012 Aan, Risbu, Tunggul, Kadek, Satria, Cesya, Wilda, Sri, dan Ariani.

Teman yang telah berjuang bersama untuk meraih gelar Sarjana.

15. Keluarga Besar SMA Unggulan Dai An-nur Losarang Indramayu, Khususnya angkatan 3 (3rd Generation). Atas kegilaan yang hingga kini masih abadi.

16. Teman-teman Ikatan Mahasiswa Indramayu Bali, teman-teman KKN Desa Ekasari Jembrana, para Informan yang telah banyak membantu penulis, teman-teman sepermainan yang selalu penulis anggap keluarga Ucok, Eka, Ricky, Fahmi, Isma, Yuni, Siska, Mila, Bella, Firman, Dwi Ari, dan

(5)

temen-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Sekali lagi penulis ucapkan banyak terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Denpasar, 9 Desember 2016

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

HALAMAN PENETAPAN UJIAN SKRIPSI ... vi

MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR ISTILAH ... xv

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1. Tujuan Umum ... 9

1.3.2. Tujuan Khusus ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Tinjauan Pustaka ... 10

1.6. Metodologi Sejarah Yang Digunakan ... 13

1.7. Kerangka Teoritis ... 15

1.8. Kerangka Konseptual... 17

1.9. Metode Penelitian dan Sumber ... 19

1.10. Sistematika Pembahasan ... 21

BAB II GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI DENPASAR 2.1. Kemunculan Parpol di Denpasar pasca Kemerdekaan... 23

2.2. Situasi Politik Kota Denpasar pada Masa Orde Baru ... 28

2.3. Situasi Politik Kota Denpasar pasca Orde Baru ... 32

2.4. Peranan Elite Puri Dalam Sejarah politik di Denpasar ... 37

BAB III DINAMIKA PKS DI DENPASAR 3.1. Sejarah Berdirinya PKS di Denpasar ... 41

3.2. Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera ... 46

(7)

3.2.1. Visi Partai Keadilan Sejahtera ... 46

3.2.2. Misi Partai Keadilan Sejahtera ... 49

3.3. Keterlibatan PK Dalam Pemilu 1999 ... 52

3.4. Pemilu 2004, Titik Awal Kebangkitan PKS ... 57

3.4.1. Arah Koalisi PKS Dalam Pilkada Langsung 2005 ... 60

3.5. Pemilu 2009, Loncatan Politik PKS ... 63

3.5.1. Pilihan Politik PKS dalam Pilkada Langsung 2010 ... 66

3.6. Pemilu 2014, Membara Ditengah Prahara ... 68

BAB IV STRATEGI POLITIK PKS DI DENPASAR 4.1. Citra Partai Keadilan Sejahtera Kota Denpasar ... 74

4.2. Komunikasi Politik Partai Keadilan Sejahtera ... 80

4.3. Startegi Politik Partai Keadilan Sejahtera Di Denpasar ... 84

4.4.1. Strategi Melebarkan Posisi Partai Keadilan Sejahtera ... 87

4.4.2. Strategi Pemberdayaan Partai Keadilan Sejahtera ... 92

4.4. Gerakan Politik Partai Keadilan Sejahtera ... 94

BAB V IMPLIKASI DINAMIKA POLITIK PKS DI DENPASAR 5.1. Bidang Politik ... 98

5.2. Bidang Ekonomi ... 104

5.3. Bidang Sosial Budaya ... 109

BAB VI PENUTUP 6.1. Simpulan ... 114

6.2. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN ... 121

LAMPIRAN ... 122

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Hasil Perolehan Suara Pemilu 1999 Secara Nasional ………... 55

3.2 Hasil Perolehan Suara Pemilu 1999 di Kota Denpasa ……… 55

3.3 Hasil Perolehan Suara Pemilu 2004 Secara Nasional ………. 59

3.4 Hasil Perolehan Suara Pemilu 2004 di Kota Denpasar……… 60

3.5 Daftar Perolehan suara PKS di Kota Denpasar, pada Pemilu 2004 ……… 60

3.6 Perolehan Suara Pasangan Calon Pada Pilkada Tahun 2005 ……….. 62

3.7 Hasil Perolehan Suara Pemilu 2009 secara Nasional ...………... 64

3.8 Hasil Perolehan Suara Pemilu 2009 di Kota Denpasar ………... 64

3.9 Daftar Perolehan suara PKS di Kota Denpasar, pada Pemilu 2009 ………. 65

3.10 Perolehan Suara Pasangan Calon Pada Pilkada Tahun 2010 ………... 67

3.11 Hasil survai elektabilitas PKS menjelang Pemilu 2014 ………... 68

3.12 Hasil Perolehan Suara Pemilu 2014 secara Nasional ………... 69

3.13 Hasil Perolehan Suara Pemilu 2014 di Kota Denpasar ……… 70

3.14 Perolehan suara PKS di setiap Dapil Kota Denpasar, pada pemilu 2014 ...70

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Peta Kecamatan Denpasar ……… 122

Lampiran 2 : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKS ……… 123

Lampiran 3 : Surat Keputusan Pengurusan PKS Denpasar ………. 140

Lampiran 4 : Rekapitulasi Suara Pemilu 2004 Denpasar Barat ………….. 142

Lampiran 5 : Rekapitulasi Suara Pemilu 2004 Denpasar Selatan ………... 143

Lampiran 6 : Rekapitulasi Suara Pemilu 2004 Denpasar Timur …………. 144

Lampiran 7 : Rekapitulasi Suara Pemilu 2009 Denpasar 1 ………. 145

Lampiran 8 : Rekapitulasi Suara Pemilu 2009 Denpasar 2 ………. 146

Lampiran 9 : Rekapitulasi Suara Pemilu 2009 Denpasar 3 ………. 147

Lampiran 10 : Rekapitulasi Suara Pemilu 2014 Denpasar ….………... 148

Lampiran 11 : Daftar Anggota DPRD Denpasar 2014 ………. 149

Lampiran 12 : Perolehan Suara Pilkada Denpasar 2005-2014………... 151

Lampiran 13 : Foto-foto Dokumentasi ……….. 152

Lampiran 14 : Dokumen Pendirian PK di Bali, Berita Harian Bali Post ….. 156

(10)

DAFTAR SINGKATAN

ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

BKK : Badan Kordinasi Kampus

BKKNIP : Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat

BPH : Badan Pemerintah Harian

BPS : Badan Pusat Statistika

BTI : Barisan Tani Indonesia

CGMI : Cosentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia

DPC : Dewan Pimpinan Cabang

DPP : Dewan Pimpinan Pusat

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRA : Dewan Pimpinan Ranting

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPW : Dewan Pimpinan Wilayah

DSM : Dompet Sosial Madani

GBI : Gabungan Buruh Indonesia

GESTAPU : Gerakan Tiga Puluh September

GMNI : Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia

GOLKAR : Golongan Karya

GP ANSOR : Gerakan Pemuda Ansor

GTI : Garis Tani Indonesia

GWS : Gerakan Wanita Sosial

HAM : Hak Asasi Manusia

HMI : Himpunan Mahasiswa Islam

IPNU : Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama

IPPI : Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia

IRMI : Ikatan Rakyat Murba Indonesia

KAMMI : Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

KK : Kartu Keluarga

KKN : Kolusi Korupsi Nepotisme

KPNI : Komite Pemuda Nasional Indonesia

KPU : Komisi Pemilihan Umum

KPUD : Komisi Pemilihan Umum Daerah

KTP : Kartu Tanda Penduduk

KUMIS : Kumuh dan Miskin

LDK : Lembaga Dakwah Kampus

LKM : Layanan Kesehatan Masyarakat

MALARI : Malapetaka Lima Belas Januari

MPR : Majlis Permusyawaratan Rakyat

MPRS : Majlis Permusyawaratan Rakyat Serikat

MUKERNAS : Musyawarah Kerja Nasional

MUNAS : Musyawarah Nasional

NGO : Non Government Organization

NKK : Normalisasi Kehidupan kampus

(11)

PAN : Partai Amanat Nasional

PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini

PBB : Partai Bulan Bintang

PDI : Partai Demokrasi Indonesia

PDIP : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

PEMILU : Pemilihan Umum

PILKADA : Pemilihan Kepala Daerah

PILPRES : Pemilihan Presiden

PK : Partai Keadilan

PKB : Partai Kebangkitan Bangsa

PKI : Partai Komunis Indonesia

PKS : Partai Keadilan Sejahtera

PNI : Partai Nasional Indonesia

PPP : Partai Persatuan Pembangunan

PSI : Partai Sosialis Indonesia

PWI : Persatuan Wanita Indonesia

RSM : Rumah Sakit Madani

SK : Surat Keputusan

WD : Wanita Demokrat

(12)

DAFTAR ISTILAH

Birokrasi : Birokrasi berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy), diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, di mana lebih banyak orang berada ditingkat bawah daripada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya administratif maupun militer.

Citra : Pemahaman kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan.

Dakwah : Kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan

Dinamika : Gerakan atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan.

Direct Selling : Strategi Politik yang serupa dengan metode penjualan barang dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra Usaha.

Eksekutif : Kekuasaan menjalankan undang-undang.

Electoral threshold : Batas minimal perolehan kursi partai untuk bisa mengikuti pemilu berikutnya.

Electoral : Performa/ Kepercayaan public terhadap mesin partai.

Elite : Orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok.

Etimologi : Cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal-usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna.

Globalisasi : Proses masuknya ke ruang lingkup dunia.

Goal Oriented : Mengutamakan tujuan pribadi.

Hegemoni : Dominasi negara/organisasi terhadap negara/organisasi lain.

Ideologi : Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata, yaitu idea dan logi. Ideaberarti melihat(idean), sedangkan logi berasal dari kata logos yang berarti pengetahuan atau teori.

Legislatif : Dewan yang berwenang membuat undang-undang.

Manhaj : Menurut bahasa Arab artinya jalan yang jelas & terang.

Allah Ta'ala berfirman, yang artinya, ”Untuk tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan & jalan yang terang…”

Marketing : Pemasaran partai politik ke konstituenya.

Masif : Utuh dan kuat, tidak ada kurang suatau apapun.

Money Politic : Suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk

(13)

memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum.

Ortodoks : Berpegang teguh pada peraturan dan ajaran resmi, misalnya dalam agama.

Politik : Segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya).

Positioning : Mencari posisi yang tepat.

Public Relation : Fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama.

Reformasi : Perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara.

Rezim : Tata pemerintah negara; pemerintahan yang berkuasa.

Spectrum : Sebuah keadaan atau harga yang tidak terbatas hanya pada suatu set harga saja tetapi dapat berubah secara tak terbatas.

Sistematis : Teratur menurut sistem; memakai sistem; dengan cara yang diatur baik-baik.

Stakeholder : Pemangku kebijakan (pemerintah, aparat, dll).

Talk Show : Perbincangan atau diskusi seorang atau sekelompok orang

"tamu" tentang suatu topik tertentu (atau beragam topik) dengan dipandu oleh pemandu gelar wicara.

Tarbiyah : Perangkat pembinaan aktifitas kader PKS.

Yudikatif : Lembaga yudikatif adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengadili para pelanggar yang melanggar kebijakan yang dibuat oleh lembaga legislatif.

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Dinamika Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar.

Tahun 1998 - 2014”. Tujuan dari penelitian ini secara Akademis, mampu mejelaskan proses penulisan sejarah lokal mengenai partai politik, khususnya partai politik Islam di Denpasar. Memberikan gambaran secara umum mengenai Parpol khususnya Parpol Islam terkait dinamika Politik di Denpasar. Dan Mampu menjelaskan implikasi Perkembangan PKS di Denpasar. Untuk teori yang digunakan yaitu teori sejarah, khususnya Kausalitas dalam sejarah (historical causation). Selanjutnya, yang dipergunakan metode dalam penelitian ini terbagi atas empat, yaitu heuristik; kritik sumber; interpretasi; serta historiografi.

Kegagalan PK pada Pemilu 1999 ditingkat pusat dan daerah termasuk Denpasar, tidak membuat partai ini putus asa. Belajar dari dimensi sejarah masa lalu adalah pembelajaran, masa sekarang adalah kerja keras, dan masa yang akan datang adalah harapan emas, PK di Denpasar terus bekerja keras melalui perangkat pembinaan aktifasi kader yaitu tarbiyah. Melakukan rekruitmen kader dan mencari simpatisan masyarakat Denpasar khususnya masyarakat muslim.

Perubahan nama PK menjadi PKS merupakan semangat baru bagi seluruh kader dan simpatisan PKS, untuk melakukan perubahan dan gerakan dakwah. Atas usaha ini terbukti pada Pemilu 2004, 2009, dan 2014 citra partai ini terus meningkat dan selalu mendapat kursi di DPRD kota Denpasar.

Perubahan gerakan PKS dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor penting yang datang dari konteks demokrasi Indonesia. Diantaranya adalah memperlunak garis ideologi dalam rangka kepentingan jangka pendek pendulangan suara. Caranya dengan membuka gerbong partai untuk kalangan non muslim dan memposisikan diri secara tegas pada isu-isu yang diminati atau dituntut oleh publik. Isu-isu anti korupsi dan konsistensi dalam mengawal pemerintahan yang baik mampu memberikan keuntungan yang lebih besar daripada memelihara basis ideologi lama dan hanya berharap dari pemilih ideologis saja. Sekalipun demikian, pola kaderisasi tetap dijalankan dengan ketat.

Implikasi atau kontribusi dari kehadiran PKS di Denpasar dalam kurun waktu 17 tahun sudah nampak lebih baik jika di bandingkan dengan partai Islam yang ada di Denpasar. Sesuai dengan plat form Pembangunan yang telah dirancang, PKS di Denpasar telah berusaha membangun Denpasar berdasarkan tiga bidang, yaitu bidang politik, bidang Ekonomi, dan bidang Sosial Budaya.

Ketiga bidang ini memiliki satu kesatuan dalam mewujudkan visi PKS untuk Indonesia yang madani, adil, dan bermartabat.

Kata Kunci : Dinamika, Gerakan Dakwah, Strategi Politik, Kaderisasi.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik Indonesia yang paling sering menjadi subyek penelitian dan kajian akademik.

Pada umumnya, kajian-kajian tersebut menggambarkan PKS sebagai partai

„Islamis‟, yaitu partai yang mempertahankan ideologi politik kuat berdasarkan agama Islam.1 Berbeda dengan skripsi ini, yang mengupas dinamika PKS di Denpasar secara luas. Scope penulisan skripsi ini berawal dari tahun 1998- 2014, yang menjelaskan Bagaiamana transisi politik PKS yang semula Lembaga Dakwah Kampus (LDK) menjadi partai politik hingga keiikut sertaan pada pemilu 2014.

Pemerintah Orde Baru berhasil melakukan konsolidasi ke dalam yang hasilnya adalah tersingkirnya kekuatan-kekuatan politik yang cenderung bersikap oposisi dalam ruang politik resmi versi Orde Baru. Termasuk dalam hal ini adalah keberhasilan Orde Baru dalam menjinakkan kiprah politik kelompok umat Islam yang dinilai akan menghambat proses stabilisasi politik seperti penyederhanaan partai-partai politik dan marginalisasi tokoh-tokoh Islam yang dianggap menganut garis keras.

1 Sigit Pamungkas, Partai Politik: Teori Dan Praktik Di Indonesia (Yogyakarta: Institute for Democracy and Welfarism, 2011), hlm.137.

(16)

Selain itu, pembaharuan politik ala Orde Baru juga menjangkau jauh ke dalam kampus, tempat di mana benih-benih aktivisme dan intelektualisme tumbuh subur. Pasca peristiwa Malari 1974 (Malapetaka Lima Belas Januari), melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Sjarif Thayeb, mengeluarkan SK 028/1974tentang NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus atau Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang mempersempit ruang gerak mahasiswa dalam menjalankan aktivitasnya.2

Pasca tumbangnya kekuasaan rezim Orde Baru, tepatnya pada tanggal 2l Mei 1998, kembali memberikan banyak harapan menuju pintu pentas politik Indonesia yang baru. Salah satunya adalah partai-partai politik yang pada saat itu hanya terpusat pada tiga partai politik saja karena mengalami penyederhanaan.

Jangankan untuk menyuarakan gagasan Islam sebagai dasar negara, menjadikan Islam sebagai asas dan simbol partai pun tidak diperbolehkan.3

Oleh karena itu, pada rezim ini wacana tentang ideologi politik lslam relatif sepi dipermukaan. Siapapun yang ingin menyuarakan gagasan mengenai politik Islam atau Islam ideologi yang berbeda dengan arus utama pandangan politik keislaman versi Orde Baru, harus melakukannya secara sembunyi- sembunyi.

2 Ridha Fajarwati Hidayah, “Gerakan Politik DPW PKS Jawa Barat Relevansinya Dengan Siyasah Dusturiyah” Skripsi yang belum dipublikasikan (Bandung : Prodi Siyasah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2008), hlm.5.

3 Diro Aritonang, Runtuhnya Rezim Dari Pada Soeharto (Bandung:

Pustaka Hidayah, 1999), hlm.235.

(17)

Segera setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri, partai-partai baru bentukan berbagai kelompok/golongan di Indonesia dengan basis massa yang beragam mulai bermunculan, akibat ephoria reformasi. Kejatuhan rezim Orde Baru membawa semangat demokrasi di kalangan masyarakat Indonesia karena pintu kebebasan politik yang terbelenggu selama 32 tahun akhirnya terbuka. Umat Muslim Indonesia pun mengambil peranan besar dalam pembentukan partai politik. Salah satunya aktifis gerakan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Kejatuhan rezim orde baru adalah berkah bagi mereka.

Berkah tersebut dimanfaatkan oleh aktifis gerakan mahasiswa yang

tergabung dalam LDK di Denpasar. Kader-kader terbaik organisasi kemahasiswaan ekstra kampus yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Ikut ambil bagian, mereka tidak menyia-nyiakan momentum itu.

Momentum itu mendorong dideklarasikannya Partai Keadilan (PK) sebagai partai politik di gedung kewanitaan Jalan Jendral Sudirman Denpasar pada tanggal 22 September 1998, sekitar satu bulan setelah dideklarasikannya PK di Masjid Al-Azhar Jakarta pada tanggal 9 Agustus 1998.4 Selain PK ada banyak parpol Islam yang dideklarasaikan pada waktu yang hampir bersamaan, antara lain, Partai Kebangkitan bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB) dan partai Islam lainya.5

4 Hasil wawancara dengan Arif Marsudi, 43 tahun, Pengurus Partai Keadilan Sejahtera Denpasar bertempat di Monang-maning Denpasar pada tanggal 26 Oktober 2014.

5 Hasil wawancara sama dengan yang di atas.

(18)

Alasan PK menjadi partai politik adalah untuk bisa meluaskan cakupan yang bisa dikerjakan, sebelumnya dakwah dilakukan hanya sebatas kepada mahasiswa yang cakupanya kecil Namun dengan menjadi partai politik cakupannya menjadi luas apalagi berkesempatan untuk bisa mengambil peranan di pemerintahan terbuka lebar.6

Awalnya LDK mencoba bergabung dengan partai Islam lain sebelum dideklarasikan menjadi PK. LDK mencoba untuk ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tetapi ternyata PPP tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat umat Islam saat itu. Kemudian ingin ke Partai Bulan Bintang (PBB) tapi konsep yang ditawarkan PBB terlalu eksklusif karena pada waktu itu nuansa Masyumi masih kental dianut PBB sehingga belum bisa diterima oleh masyarakat.

Kemudian mencoba bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) namun saat itu Amin Rais menolak. Akhirnya LDK mendirikan partai sendiri dengan nama Partai Keadilaan tuntutannya tidak terlalu fulgar sebagaimana PBB yang meminta syariat Islam diterapkan. LDK menolak ideologi PBB, yang diinginkan LDK polanya adalah moderat seperti organisas HMI halus dan nilai Islamnya tidak terlalu fanatik.7

Pasca PK dideklarasikan, respon masyarakat muslim pada khususnya kurang begitu positif karena saat itu gerakan keislaman di Indonesia terlihat beragam. Masyarakat muslim Denpasar dan masyarakat Bali pada umumnya

6 Hasil wawancara dengan Hilmun Nabi, 46 tahun, Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera Denpasar bertempat di Monang-maning Denpasar pada tanggal 26 Oktober 2014.

7 Hasil wawancara dengan Arif Marsudi, sama dengan yang di atas

(19)

masih terbawa euforia pada masa orde baru terutama pemisahan antara politik dan agama. Tidak sedikit cibiran dari masyarakat muslim yang menyatakan bahwa

“ agama kok dijadikan kendaraan politik”, justru PKS berpandangan sebaliknya menjadikan politik sebagai kendaraan agama untuk berdakwah.8 Hal tersebut tercermin dalam anggaran dasar PKS pasal 5 yaitu : Terwujudnya cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan terwujudnya masyarakat madani yang adil dan sejahtera yang diridhoi Allah subhanahu wa ta`ala, dalam Negara kesatuan Republik Indonesia. Guna mewujudkan tujuan tersebut kader PKS dituntut untuk produktif dan proaktif.9

Dalam upaya menciptakan kadernya yang produktif dan proaktif guna memuluskan strateginya melakukan politik pencitraan untuk mensosialisakan PKS kepada masyarakat Denpasar. PKS memiliki perangkat pembinaan aktifasi kader yang disebut tarbiyah. Kalau diistilahkan memang tarbiyah itu bukan segala-galanya tapi segalanya tidak bisa tanpa tarbiyah. Tarbiyah lebih ke orientasi, yaitu orientasi hidup untuk ibadah, Bagaimana agar seluruh aktivitas kader PKS ini bernilai ibadah maka kader PKS harus mendalami ilmu agama.

PKS adalah partai politik yang berasaskan Islam PKS bukan partai politik yang tertutup, melainkan partai politik yang terbuka. Terbuka untuk bekerjasama dengan siapa saja, terbuka untuk menjalin komunikasi dengan siapa saja, dan

8 Hasil wawancara dengan sama dengan yang di atas.

9 DPP PKS, Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera (Jakarta : Majelis Perimbangan Puasat PKS, 2013), hlm.i.

(20)

bahkan PK terbuka untuk masyarakat non muslim yang ingin bergabung menjadi kader PK. Sampai tahun 2014 sudah ada sekitar 3000 kader termasuk tujuh kader yang beragama Hindu.10

Banyaknya Kader PKS di Denpasar tersebut merupakan berkat adanya program tarbiyah. Program tarbiyah bertujuan agar kader PKS semakin profesional dilandasi iman yang kuat dan mampu mensosialisasikan PKS kepada masyarakat guna mendongkrak perolehan suara PKS untuk memenuhi parliamntary threshold.11 Pada Pemilu 1999 perolehan suara PKS tidak memenuhi Parliamntary threshold. Berdasarkan Undang-Undang 1945 tentang partai politik, melarang partai politik yang tidak memenuhi Parliamntary threshold untuk ikut Pemilu di periode berikutnya.

Parliamntary threshold wajib dipenuhi oleh setiap partai politik. PKS melakukan beberapa cara agar bisa mengikuti Pemilu diperiode berikutnya. Salah satunya adalah dengan memilih untuk mengganti nama partai, atau menambahkan nama “sejahtera” di belakangnya. Setelah melakukan rapat di tingkat pusat akhirnya keputusan harus segera ditentukan dan hasilnya Partai Keadilaan (PK),

10 Hasil wawancara dengan Arif Marsudi, sama dengan yang di atas.

11 Parliamntary threshold adalah ambang batas partai politik memperoleh kursi di DPR Parliamntary threshold merupakan salah satu pola penyederhanaan partai politik melalui peraturan perundang-undangan Untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi DPR, partai politik harus memenuhi ambang batas perolehan suara minimal 2,5 % dari jumlah suara sah secara nasional.

(21)

bertransformasi menjadi partai Keadilan Sejahtera (PKS), pada tanggal 20 April 2002.12

Strategi PKS mencari dukungan ke masyarakat dengan cara mendatangi basis masa umat islam dan menguasai Masjid-masjid dengan cara memberikan ceramah keagamaan, bakti sosial serta penyembelihan hewan qurban. Selain itu juga PKS memberikan kesempatan dan tawaran kepada tokoh di daerah-daerah untuk menjadi caleg dan PKS sebagai partai pengusungnya. Tidak heran jika banyak caleg dari PKS bukan dari Kader asli PKS.

Keunikan PKS dibandingkan dengan partai islam lainya adalah, PKS bisa merangkul umat Islam dari semua golongan atau kalangan, tidak memandang itu Nahdatul Ulama, atau Muhamadiah karena PKS partai politik yang bersifat moderat. Basis masa PKS tersebar dihampir seluruh kecamatan di Denpasar.13 Oleh karena itu Kota Denpasar sangat tepat untuk dijadikan objek penelitian mengenai dinamika pilitik PKS.

Basis massa tersebut di atas berdampak pada perkembangan PKS pada Pemilu legislatif di Kota Denpasar. Pada pemilu 2004 dan 2009 PKS mempunyai dua wakilnya di DPRD Kota Denpasar. Kemudian untuk terus meyakinkan kepercayaan kepada konstituennya, kader PKS yang lolos ke parlemen terus

12 Anon, “Transformasi Politik Gerakan Tarbiyah Di Indonesia” diunduh melalui http://www.acedemia.edu, pada 19 September 2014.

13 Hasil wawancara dengan Reanaldi, 49 tahun , Penasehat Partai Keadilan Sejahtera DPW Bali, bertempat di Pemogan Denpasar pada tanggal 7 Desember 2014.

(22)

berusaha menjadi wakil-wakil yang amanah dengan cara memberikan kontribusi pada masyarakat. Baik dari sisi advokasi pembelaan atau advokasi anggaran ataupun manfaat-manfaat lain sehingga hal itu dapat dirasakan oleh masyarakat Denpasar. Akibatnya hampir tiga periode pemilu berturut-turut PKS diberi kepercayaan, bahkan pada pemilu 2014 kader PKS yang lolos ke DPRD Kota Denpasar bertambah menjadi tiga wakil.14

Hal tersebut di atas merupakan salah satu contoh dinamika politik PKS melalui pencitraan, komunikasi politik, dan Strategi Politik PKS untuk menarik simpati para pendukungnya. Tentu masih banyak contoh lainya yang dipaparkan dalam Bab selnjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, terdapat tiga permasalahan yang perlu dikaji dalam penelitian ini. Yaitu :

1. Bagaimana dinamika Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar?

2. Bagaimana strategi politik Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar?

3. Apa implikasi dinamika Partai Keadilan Sejahtera dalam masyarakat Denpasar?

14 Hasil wawancara dengan Arif Marsudi, sama dengan yang di atas

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai Dinamika Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar 1998-2014. Mempunyai dua tujuan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Kedua bagian tujuan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi, dan memberian pemahaman kepada pembaca dan penulis terkait strategi politik, gerak politik, dan dinamika partai politik di Denpasar, khususnya PKS.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini memiliki tujuan untuk menghasilkan penulisan sejarah lokal yang bersifat kritis analitis, Secara Akademis, mampu mejelaskan proses penulisan sejarah lokal mengenai partai politik, khususnya partai politik Islam di Denpasar. Memberikan gambaran secara umum mengenai Parpol khususnya Parpol Islam terkait dinamika Politik di Denpasar. Dan Mampu menjelaskan implikasi Perkembangan PKS di Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Memahami proses perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar.

1.4.2. Memahami Strategi politik Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar.

1.4.3. Memahami model-model implikasi dari dinamika politik Partai Keadilan Sejahtera dalam Masyarakat Denpasar.

(24)

1.5 Tinjauan Pustaka

Di dalam pencaharian sumber pustaka, ada beberapa bahan pustaka yang digunakan dan ditinjau. Seperti yang ditulis Firmanzah dalam bukunya yang berjudul Persaingan Legitimasi Kekuasaa, Dan Marketing Politik dijelaskan bahwa :

“Besarnya jumlah Partai yang mengikuti pemilu jelas akan menambah nuansa dan tekanan persaingan. Partai politik perlu secara agresif dan aktif mencari dan berburu suara diluar basis pendukung tradisional.

Hal ini hanya akan dapat dilakukan dengan merebut dan mengambil porsi basis dukungan partai politik lain”.15

PKS menyadari bahwa masing-masing partai politik perlu membangun strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan. Hanya mengandalkan konstituen saja jelas tidak akan bisa membawa suatu partai politik memenangkan kompetisi. Upaya mengambil basis massa partai Islam lain sudah dilakukan oleh PKS dengan cara menguasai Masjid-masjid dengan strategi Dakwah atau ceramah keagamaan kemasjid-masjid yang tujuanya adalah penggalangan massa.

Dalam tesis yang diolah menjadi Buku karya Burhanudin Muhtadi yang berjudul Dilema PKS, Suara dan Syariah dijelaskan Bahwa :

“PKS bukan sekedar partai Politik yang mengartikulasikan agenda- agenda religio-politiknya dalam prosedur dan kelembagaan politik konvensional, tetapi juga bertindak sebagai organisasi gerakan sosial yang sangat efektif melakukan aksi-aksi kolektif. Biasanya PKS menggunakan aksi kolektif sebagai wahana untuk berhubungan secara intensif dan reguler dengan para kader dan

15 Firmanzah, Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, Dan Marketing Politik (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2010), hlm.xxxii.

(25)

simpatisanya. Tidak ada partai lain yang begitu aktif memobilisasi simpatisan partai untuk turun ke jalan-jalan selain PKS.”16

Gerakan sosial merupakan strategi politik sekaligus arena dakwah yang terus menerus dilakukan oleh PKS untuk menggalang masa pendukungnya, kepentingan politik dan kepentingan dakwah berusaha disejajarkan untuk kepentingan partai dan kepentingan umat dan bangsa. Tidak heran jika kader dan simpatisan PKS selalu berkembang pesat dan mempengaruhi hasil perolehan suara PKS pada setiap Pemilu meskipun PKS sempat terjerat kasus suap impor daging Sapi yang menimpa Presidenya pada tahun 2013. Maraknya pemebritaan miring tentang PKS tak membuat perolehan suara PKS pada pemilu 2014 merosot tajam.seperti di kota Denpasar perolehan suara PKS justru meningkat.

Dalam bukunya, Anis Mata yang berjudul Selalu Ada Alasan Untuk Menang ditegaskan Bahwa :

“PKS harus melakukan lompatan politik besar. Dari patai menengah menjadi partai besar. Dengan mengembangkan secara maksimum kapasitas kinerja dan citra PKS sebagai partai yang bersih, peduli dan terbuka. Caranya melalui strategic partnership dengan berbagai kekuatan utama baik itu dari kalangan militer, profesional, pelaku pasar, dan informal leader masyarakat sipil”.17 Strategic Partnership yang digalakan oleh Presiden PKS diterapkan oleh setiap daerah termasuk Bali khususnya Denpasar. Hal ini bisa diketahui dari hasil penelitian di Bali. Strategic Partnership yang diterapkan oleh Dewan Pimpinan

16 Burhanudin Muhtadi, Dilema PKS, Suara Dan Syariah (Jakarta:

Kepustakaan Poluler Gramedia, 2012), hlm.254.

17 Anis Mata, Selalu Ada Alasan Untuk Menang ( Jakarta : Arah Press, 2008), hlm.37.

(26)

Daerah (DPD), PKS Denpasar lebih menekankan kepada pelaku pasar dan Informal leader masyarakat sipil. Hal ini terbukti dengan dicalonkanya para tokoh masyarakat yang non kader PKS murni yang terjadi di Kampung Jawa dan Kampung Bugis. Hal ini tidak lain dan tidak bukan untuk mencuri basis massa atau konstituen partai lain.

Ketiga buku tersebut di atas sangat membantu sebagai bahan untuk membuka cakrawali, dan memberi arah dalam penulisan penelitian ini, meskipun kajian penelitianya berbeda, namun setidaknya dapat membantu memberikan gambaran secara umum terkait PKS. Selain tinjauan buku-buku yang berkaitan dengan PKS, tinjauan pustaka skripsi terkait PKS juga sangat membantu untuk memandu penulisan skripsi ini. Skripsi yang ditinjau yaitu Skrispi Karya Thomas Philip Mahasiswa program ACICIS (Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies) di Universitas Muhammadiyah Malang.

Thomas Philips dalam skripsinya yang berjudul. Analisa Program, Strategi, Pencitraan Dan Performa Elektoral Partai Keadilan Sejahtera Di Kota Malang

“evolusi aksi dan strategi partai politik dalam negara yang bertingkat institusionalisasi demokratis bersifat tinggi, akan sangat bergantung pada lingkungan demokratis dan kuatnya aparat pemerintahan. Akan tetapi, kalau tingkat institusionalisasi demokratis masih bersifat rendah, perkembangan partai akan lebih terpengaruh oleh ideologi partai tersebut”.18

18 Thomas Philip, “Analisa Program, Strategi, Pencitraan Dan Performa Elektoral Partai Keadilan” Skripsi belum pernah diterbitkan (Malang : Universitas Muhamadiyah Malang, 2012), hlm.23.

(27)

Sebelum pemilu 2009, Thomas Philips mengutarakan sejarah, perkembangan maupun masa depan PKS menggunakan teori politik ini Kesimpulan Permata dengan pesan Azyumardi Azra yang merupakan pengamat politik Nasional, yaitu bahwa strategi PKS akan terus cenderung ke jalur pragmatis yang menyesuaikan pencitraan partai dengan lingkungan politik kontemporer. Dalam analisa Permata, ini artinya norma demokratis yang semakin kuat akan mendorong PKS untuk melunakkan platform ideologinya. Menurut Azra, PKS akan mengikuti selera masyarakat daripada tetap merepresentasikan kepentingan kaum santri modernis yang terdidik, muda dan beragama konservatif, yang merupakan pendukung asalnya.19

Perbedaan Skrispi Karya Thomas Philip dengan skripsi ini adalah, terletak pada lokasi penelitian yang berbeda kemudian Skrispi Karya Thomas Philip lebih menekankan kepada Analisis Program Kerja, Strategi, Pencitraan Dan Performa Elektoral Partai Keadilan di Kota Malang. Sedangakan skripsi ini berbicara mengenai dinamika politik PKS yang terjadi di kota Denpasar dari pendirian hingga keikut sertaan pada setiap pemilu.

1.6 Metodologi Sejarah yang Digunakan

Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini menulis tema sejarah mentalitas. Almarhum Kuntowijoyo seorang sejarawan mengatakan, bahwa sama dengan sejarah kuantitatif, sejarah mentalitas masih merupakan sebuah

19 Ibid. hlm.24

(28)

kemungkinan, tapi sebuah kemungkinan yang tidak jauh dari jangkauan, maksudnya tidak jauh dari jangkauan adalah : pertama sejarah mentalitas dekat dengan tingkat kesadaran masyarakat, kedua sumber sejarah mentalitas tersedia dengan mudah (Koran, Informan, sejarah Lisan), karena topik yang diangkat bersifat kontamporer.20

Selanjutnya seiring berjalanya waktu tema-tema sejarah mentalitas berkembang, berubah dan diperluas menjadi mentalitas revolusioner, kontrarevolusioner, orang-orang militan, kaum anarkis, perbanditan, pelacuran, petualangan, pembunuhan, kriminalitas, koflik kota-desa, bunuh diri, ketakwarasan, budaya populer, penindasan wanita, kekerasan, pertentangan, aborsi, homoseksualitas, dan kematian.21 Untuk penelitian ini lebih mendekat kepada sejarah mentalitas revolusioner dan orang-orang militan.

Dari sejumlah model penulisan sejarah mentalitas, studi ini akan mengacu pada Vovelle. Dia mengatakan bahwa sejarah mentalitas adalah studi mengenai ketidaksadaran kolektif.22 Model ini dapat dipakai untuk memahami aktifitas kader PKS melakukan Dakwah dan gerakan sosial di sentral-sentral umat Islam.

Warga masyarakat yang menjadi sasaran dari aktivitas dan dakwah tersebut tidak

20 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: PT Tiara wacana Yogya, 2003), hlm.235.

21 Ibid., hlm.236

22 Ibid.

(29)

menyadari didalamnya terkandung muatan politik pencitraan dan penggalangan masa secara berjamaah.

Penelitian dan penulisan ini di pandu gerakan massa tak terorganisir, yaitu adanya agresivitas antaretnis dan antaragama. Strategi PKS melakukan pencitraan dan komunikasi politik tidak akan ditekankan pada salah satu agama saja, yakni agama Islam, tetapi juga agama lainnya, sebab pada kenyataannya ada pula kader PKS beragama Hindu.

Atas dasar jangkauan bidang garapan tersebut maka metodologi dan tema sejarah mentalitas dianggap paling tepat meskipun bidang garapan penelitianya mengenai partai politik Islam karena yang akan digarap dalam penelitian ini mengenai dinamika politik PKS di koata Denpasar.

1.7 Kerangka Teoritis

Seperti yang disebutkan Sartono Kartodirdjo dalam bukunya yang berjudul

“Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah” yang dikutip oleh I Nyoman Wijaya dalam bukunya “Kekaisaran Kompeni Kecil” menjelaskan :

“Fungsi teori dalam sejarah, pertama, memberikan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan; memberikan arah dalam melacak data serta menentukan seleksi dalam pengamatan dan pengumpulan data; ketiga membentuk perspektif terhadap objek studi; keempat, turut menentukan jenis pendekatan yang digunakan; kelima, membantu mengorganisir data atau fakta dalam pikiran sejarawan sehingga tercipta semacam struktur.”23

23 Nyoman Wijaya, Kekhaisaran Kompeni Kecil, Korupsi, Kolusi, Nepotisme Abad 19 (Yogyakarta: Yayasan Mahavhira, 2001), hlm.16.

(30)

Secara umum, teori memilki tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (predicyion), kontrol (control) suatu gejala. Teori yang dimaksud sebagai suatu yang mendukung prinsip dasar yang berlaku umum yang memberikan kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi. Kerangka orientasi yang dimaksud adalah kerangka pikiran yang merumuskan dengan jelas sebagai tuntunan untuk memecahkan suatu masalah.24 Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Sejarah

Ida Bagus Sidemen menyebutkan lima unsur teori sejarah, yakni pemahaman dalam Sejarah (historical understanding), penjelasan masa lalu (historical explanation), objektivitas dalam sejarah (historical objectivity) kausalitas dalam sejarah (historical causation), dan determinasi dalam sejarah (historical determinism).25

Secara tidak langsung kelima unsur tersebut tersebut di atas digunakan dalam skripsi ini, namun yang lebih dominan adalah kausalias dalam sejarah (historical causation). Dengan adanya program tarbiyah (pembinaan kader), kader PKS lebih produktif dan proaktif dengan modal pembinaan yang didapat dalam program tarbiyah kader PKS berani untuk menguasai Masjid-masjid di daerah sentral penduduk muslim seperti di kampung Jawa, kampung Bugis dan

24 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif (Bandung:

Alfabeta, 2007), hlm.81.

25 Ida Bagus Sidemen, “Lima Masalah Pokok Dalam Teori Sejarah,”

dalam Majalah Widya Pustaka, tahun VIII, (Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana, Januari 1991), hlm. 30-31.

(31)

kampung Islam dengan jalan dakwah memberikan ceramah-ceramah keagamaan selain itu kader PKS yang duduk diparlemen terus meningkatkan kepercayaan konstituenya dengan cara melakukan advokasi-advokasi seperti advokasi anggaran dan advokasi yang lainya. Dengan demikian hal itu pula yng membuat PKS mampu “mengirim” kadernya ke kursi DPRD kota Denpasar. .

1.8 Kerangka Konseptual

Koentjaraningrat mengatakan bahwa konsep adalah unsur pokok dari suatu penelitian sebab melalui konsep akan diperoleh batasan pengertian yang lebih jelas. Konsep juga merupakan sekelompok fakta atau gejala dari apa yang diamati dalam penelitian.26 Konsep menurut Barker adalah alat untuk bertindak di dunia ini, dan bagaimana ia digunakan itulah maknanya.27 Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa konsep yang akan menjadi kunci dalam penelitian ini.

Pada dasarnya konsep merupakan unsur-unsur abstrak yang mewakili kelas-kelas fenomena dalam satu bidang studi.28 Oleh karena itu dapat dikatakan konsep yang terkandung di dalam studi ini adalah dinamika dan politik.

26 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I (Jakarta : Rhineka Cipta, 1994), hlm.21.

27 Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktik (Yogyakarta : PT.

Bintang Pustaka, 2005), hlm.5.

28 Maria S.W Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Sebuah Panduan Dasar (Jakarta: PT. Gramedia Pustama Utama, 1996), hlm. 20.

(32)

Definisi dari dinamika ini mengacu pada dinamika sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gerak masyarakat secara terus-menerus yang menimbulkan perubahan di tata hidup masyarakat yang bersangkutan.29 Sedangkan menurut Selo Soemardjan yaitu segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap serta pola-pola perikelakuan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.30

Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, politik adalah aktivitas yang mendekatkan manusia kepada kemaslahatan dan menjauhkan diri adri kerusakan serta mengantarkan kepada keadilan. Secara naluriah manusia tak mungkin lepas dari kegiatan politik. Al-Insan madaniyyun bi thabi`ah (manusia berpolitik secara alamiah).31 Kendati banyak ragam definisi politik dan aksi manusia secara individu dan kelompok yang dikemukakan para ahli, namun esensi yang terkandung dalam definisi dan aksi politik manusia tetap menekankan unsur- unsur dalam mewujudkan kemaslahatan bersama. Terutama yang menyangkut ketentraman dan kesejahteraan. Maka setiap aktivitas, upaya, dan perjuangan individu atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan yang sejalan dengan ide

29 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm.206

30 Selo Soemardjan, Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974), hlm.23.

31 Ibid.

(33)

individu dan kolektif tersebut secara umum dikategorikan sebagai tindakan politik dalam arti luas.

Dalam literatur islam, sebagaiman yang telah disebutkan di atas politik didefinisikan sebagai aktifitas yang mendekatkan manusia kepada kemaslahatan dan menjauhkan diri dari kerusakan serta mengantarkan kepada keadilan. Politik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Islam sebagai sistem hidup paripurna.

Karenanya dalam pandangan Islam, aktivitas politik yang bertujuan untuk menegakan nilai-nilai universal. Diniatkan dengan ikhlas, dan dilaksanakan dengan ahlak terpuji, akan bernilai ibadah.32

1.9 Metode Penelitian dan Sumber

Dalam proses penelitian dan penulisan ini sebelum melakukan wawancara kepada informan, studi pustaka merupakan cara yang tepat untuk menggali informasi-informasi yang berkaitan sehingga pada saat wawancara materinya sudah dikuasai. Setelah menguasai materi baru kemudian menyusun draf pertanyaan secara tersetruktur. Hal ini menghindari kecacatan mental dalam melakukan wawancara, setelah mencari dan menghubungi informan via telefon barulah kemudian membuat janji untuk melakukan wawancara secara terstruktur.

Wawancara dilakukan dengan sembilan orang informan kunci diantaranya yaitu : dengan para pengurus PKS kota Denpasar, ketua Komisi Pemilihan Umum

32 Ibid., hlm.196.

(34)

Daerah Kota Denpasar, wartawan senior kota Denpasar, pengurus Partai Islam di Denpasar Selain PKS, dan warga Denpasar.

Diperoleh pula dokumen yang sudah dicetak berupa buku-buku mengenai PKS. Ditemukan pula AD/ART PKS, Hasil pemilu dan pilkada 2004-2014 dari KPUD Denpasar, SK kepengurusan PKS, skripsi. dan artikel-artikel dari internet yang mendukung dalam penelitian dan penulisan ini, selain dokumen tertulis telah didapatkan pula foto-foto kegiatan PKS Denpasar seperti foto kegiatan sosial, kampanye dan foto lainya yang mendukung penelitian dan penulisan ini.

Setelah pengumpulan sumber-sumber, tahap selanjutnya adalah kritik eksternal dan kritik internal. Kritik Eksternal berupa verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek dari luar dari sumber sejarah,33 umumnya menyangkut keaslian atau keautentikannya. Kritik Internal merupakan evaluasi terhadap keakuratan atau keauntetikan materinya untuk mengetahui apakah sumber tersebut dapat digunakan atau tidak.34 Dengan demikian unsur-unsur yang releven untuk melakukan kritik ekstern dan kritik intern adalah sumber-sumber yang masih memiliki sebab terdekat bukan sebab masa lampau dari apa yang diteli dan ditulis.

Selain itu, dalam penulisan sejarah, interpretasi juga sangat penting, karena bagian ini berguna untuk menafsirkan fakta sejarah dan merangkainya mennjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang

33 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm.132.

34 Ibid., hlm. 143.

(35)

ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Interpretasi yang bersifat deskriptif saja belum cukup. Dalam perkembangan terakhir, penulis masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunakan.

Setelah melakukan interpretasi, selanjutnya adalah historiografi, yaitu proses penyusunan fakta-fakta sejarah dari berbagai sumber yang telah di seleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang ada.

1.10 Sistematika Pembahasan

Secara keseluruhan penulisan usulan penelitian ini terbagi dalam lima bab yang secara rinci dapat dibagi sebagai berikut:

BAB I merupaka pendahuluan atau pengantar yang bertujuan untuk menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi sejarah yang digunakan, kerangka teoritis, kerangka konseptual, metode penelitian dan sumber, dan sistematika pembahasan.

BAB II berisikan gambaran umum tentang perkembang partai politik di Denpasar yang meliputi informasi-informasi secara umum tentang sejarah

(36)

berdirinya partai politik di Denpasar, situasi politik di Denpasar pra reformasi, dan situasi politik di Denpasar pasca reformasi.

BAB III berisikan tentang pertanyaan penelitian nomor satu, mengenai pasang surut politik PKS di Denpasar. Pada bab ini membahas mengenai sejarah berdirinya PKS di Denpasar, visi dan misi PKS, keterlibatan PKS pada setiap pemilu dan pilkada di Denpasar.

BAB IV bersikan tentang jawaban pertanyaan penelitian nomor dua, yaitu terkait strategi politik PKS di Denpasar. Diantaranya terkait citra PKS di Denpasar, komunikasi politik PKS, starategi politik PKS, dan gerakan politik PKS di Denpasar.

BAB V merupakan jawaban pertanyaan penelitian nomor tiga, mengulas implikasi dari dinamika politik PKS terhadap masyarakat di Denpasar.

Pembahasan ini terkait bidang politik, bidang ekonomi, dan bidang sosial budaya.

BAB VI adalah simpulan yang berisikan saran atau pendapat penulis atas jawaban pertanyaan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian

Pada kesempatan ini, penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas akhir dalam pendidikan strata 1 (satu) berupa karya ilmiah yakni skripsi yang berjudul “Manfaat

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, karena atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan

Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2019 tentang Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menderivasikan tugas Kementerian sebagaimana dimaksud dengan menuangkan

Alhamdulillah atas segala pertolongan, rahmat, dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “ Pengaruh Rating dan

digunakan sebagai pendekatan keilmuaan pendidikan agama Islam dengan pola metodologi keilmuan yang bersifat sirkuler dalam kerangka integratif dan interkonektif, sehingga

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SAW, karena berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi

Sesuai arahan dari Kementerian Pandayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi agar kerja Pemerintah menghasilkan Kinerja maka mulai tahun 2015 masing –masing