• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Kayuambon, yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Kayuambon, yang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Kayuambon, yang berjumlah 36 orang siswa terdiri dari 19 siswa perempuan dan 17 siswa laki- laki. Untuk tenaga pengajar yang ada di SDN 1 Kayuambon sebanyak 16 orang tenaga pengajar, 1 orang kepala sekolah, 2 orang penjaga sekolah.

Untuk sarana dan prasarana yang dimiliki SDN 1 Kayuambon adalah 13 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang mushola, 1 ruang UKS.

Dari hasil observasi di SDN 1 Kayuambon Kecamatan Lembang pada mata pelajaran IPA terutama pada kelas V dalam proses pembelajarannya masih menggunakan metode konvensional yaitu terkait kebiasaan dengan urutan dengan sajian pembelajaran sebagai berikut: diajarkan teori atau definisi atau teorema, diberikan contoh-contoh, diberikan latihan soal (Soedjadi, 2001:1), keadaan siswa pada saat proses pembelajaran IPA berlangsung kurang kondusif karena mereka lebih senang melakukan aktifitas sendiri, bercanda dengan teman sebangkunya, atau sibuk dengan bermain hape mereka masing-masing. Sehingga membuat kegiatan belajar menjadi terganggu dan tidak fokus. Pada saat ditanya materi tentang pelajaran IPA mengenai materi pesawat sederhana siswa masih terlihat bingung, tidak jelas atau kurang paham dengan materi tersebut. Ketika mereka saya berikan soal

(2)

mengenai pesawat sederhana misalnya jawaban dari mereka masih banyak yang salah ataupun keliru bahkan ada yang tidak bisa menjawabnya. Setelah saya teliti atau koreksi hasilnya tidak sesuai dengan KKM atau standar nilai yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu nilai dalam mata pelajaran IPA siswa harus mendapatkan nilai IPA dengan standar nilai 70. Tetapi dari hasil nilai rata-rata dari jumlah 36 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan nilai dari mereka masih dibawah KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Berdasarkan data hasil observasi ternyata baru 10,52%

yang memenuhi standar KKM, sedangkan yang masih belum memenuhi standar KKM adalah 89,48% dengan masih berada dibawahnya nilai rata rata kelas pembelajaran IPA mengenai materi pesawat sederhana, ini menjadi suatu masalah pembelajaran kelas yang harus ada tindak lanjutnya. Penyebab dari siswa sulit menerima pelajaran IPA atau tidak bisa mengerjakan soal atau evaluasi yang saya berikan terhadap siswa bisa bersumber dari dalam diri siswa juga dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian materi pelajaran atau pembelajaran yang dilaksanakan. Proses pembelajarannya, karena guru masih melaksanakan metode konvensional yaitu terkait kebiasaan dengan urutan dengan sajian pembelajaran sebagai berikut: diajarkan teori atau definisi atau teorema, diberikan contoh-contoh, diberikan latihan soal (Soedjadi, 2001:1), siswa yang kurang memperhatikan ketika guru sedang memberikan materi, dan setelah guru memberikan tugas pada siswa guru malah asik dengan kegiatannya sendiri padahal proses pembelajaran masih berlangsung dan gurupun bersikap acuh atau tidak memperdulikan siswanya yang ribut.

(3)

Melihat masalah tersebut, saya sebagai observer berencana untuk melakukan sebuah penelitian untuk membantu memecahkan masalah tersebut. Penelitiannya berupa Penelitian Tindakan Kelas. Dengan melihat karakteristik siswa kelas lima di SDN 1 Kayuambon yang sebagian besar ketika proses pembelajaran berlangsung begitu senang dengan main-main dan bercanda ria tanpa mau serius untuk ikut pembelajaran. Ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang terjadi untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dalam rangka meningkatkan hasil belajarnya. Alternatif solusi yang akan saya gumakan sebagai observer yaitu mungkin dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning (CL, Cooperative Learning), model pembelajaran Konstekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning), dan model pembelajaran Berbasis Masalah.

Dengan melihat latar belakang dan pengalaman peneliti sebagai observer terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan guru pada saat pembelajaran IPA mengenai materi pesawat sederhana, peneliti sebagai observer tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas mengenai peningkatan hasil belajar siswa padaa materi pesawat sedeerhana. Oleh karena itu peeneliti menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada saat pembelajaran.

B. Deskripsi Hasil

1. Tindakan Siklus I a. Perencanaan

Untuk siklus I direncanakan untuk dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2011, di SDN 1 Kayuambon dengan jumlah siswa sebanyak 36

(4)

orang yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

Pada perencanaan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan materi Pesawat Sederhana dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah serta metode diskusi dan Tanya Jawab. Ketika perencanaan siklus I peneliti membuat lembar observasi guru, LKS untuk kelompok dan soal evaluasi siswa.

b. Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan siklus I pada hari Rabu, 25 Mei 2011 dengan jumlah peserta sebanyak 36 orang siswa pada kelas V SDN 1 Kayuambon . Pada tahapan orientasi siswa pada masalah dalam kegiatan apersepsi dan membangun konsepsi awal siswa terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan yang guru berikan. Pada tahapan mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru tidak memberikan bimbingan pada saat para siswa mengerjakan tugas yang diberikan pada setiap kelompok. Pada tahap investigasi individu ada beberapa siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan dari guru. Hasil yang didapat dari pelaksanaan siklus I ini adalah sebagai berikut:

1) Hasil Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru pada saat mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Lembar observasi ini berguna untuk melihat fase/tahapan model pembelajaran berbasis masalah yang ada pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada setiap tahapan yang telaksana

(5)

diberi keterangan “A”, jika ada yang tidak terlaksana maka diberi keterangan “C/D” pada lembar observasinya.

Hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 keterlaksnaan tahapan model pembelajaran berbasis masalah pada siklus I

No tahapan

Tahapan model pembelajaran berbasis masalah

Persentase (%)

1 orientasi siswa pada masalah 10

2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar

5 3 Membimbing investigasi individu

atau kelompok

15 4 Mengembangkan dan menyajikan

hail karya

15 5 Menganalisis dan mengevaluasi

proses penyelesaian masalah

20

Jumlah rata-rata 65

Pada tabel diatas diketahui bahwa keterlaksanaan pada fase atau tahapan model pembelajaran berbasis masalah tercapai 50%

sedangkan yang belum terlaksana pada siklus I ini sebesar 15%

tahapan yang belum terlaksana akan diperbaiki pada siklus II.

2) Hasil Tes

Tes evaluasi diberikan pada akhir pembelajaran digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Soal yang diberikan berjumlah 10 soal. Setiap soal mempunyai bobot nilai yang sama yaitu nilai 10. Berikut adalah hasil belajar siswa pada siklus 1.

(6)

Tabel 4.2 hasil belajar siswa pada siklus I No. Rentang Nilai Persentase

(%)

Keterangan

1. 30-69 80,55 Belum tuntas

2. 70-100 19,44 Tuntas

Dari tabel hasil belajar diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas pada siklus I adalah sebanyak 19,44% atau sebanyak 7 orang siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas akan diperbaiki dalam siklus II.

c. Aktivitas siswa siklus I

Tabel 4.3 Aktivitas siswa siklus I

No. Aktivitas siswa Jumlah Persentase (%) 1. Keterlibatan antara siswa

yang satu dengan yang lainnya dalam satu kelompoknya

2 10

2. Keaktifan dalam bertanya selama diskusi berlangsung

3 15

3. Keaktifan dalam menjawab selama diskusi berlangsung

2 10

4. Responsif dalam memberikan tanggapan pada teman lainnya

2 10

5. Sikap toleransi menerima pendapat orang lain

3 15

6. Tanggung jawab dalam kelompok terhadap tugas dan perannya masing- masing

2 10

Rata-rata 14 70

(7)

Pada siklus I ini aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

1) Pada saat apersepsi dan menbangun konsepsi awal siswa terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

2) Ketika pembelajaran berlangsung awalnya siswa memperhatikan materi apa yang guru jelaskan, tetapi lama-kelamaan kondisi siswa kurang kondusif karena ada sebagian siswa yang latihan menari untuk acara perpisahan.

3) Pada saat melakukan diskusi kelompok ada sebagian siswa yang tidak ikut serta dalam melakukan diskusi.

4) Pada saat mengerjakan soal evaluasi perkelompok ada sebagian siswa yang tidak ikut serta dalam mengerjakannya.

5) Guru tidak memberikan bimbingan pada saat pengerjaan LKS kelompok.

d. Refleksi

Hasil dari siklus I sudah terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa, tetapi hasil tersebut belum bisa dikatakan berhasil karena belum memenuhi syarat KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 70.

Penelitian ini dikatakan berhasil jika 75% siswa sudah lulus dari KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah yaitu sebesar 70. Oleh karena itu, dilakukan refleksi agar dapat melakukan siklus II. Refleksi yang dilakukan adalah:

1) Guru memberikan penjelasan yang lebih jelas pada saat menyampaikan materi ajar.

(8)

2) Memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan LKS kelompok.

3) Guru memberikan penjelasan yang lebih spesifik setelah para siswa perkelompok mengerjakan LKS kelompoknya. Hal ini dilakukan supaya siswa lebih mengerti dengan matrei yang telah dipelajarinya.

4) membuat soal evalusi disesuaikan dengan materi ajar yang akan dipelajari.

2. Tindakan Siklus II a. Perencanaan

Untuk siklus II direncanakan untuk dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2011, di SDN 1 Kayuambon dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

Pada perencanaan pelaksanaan pembelajaran siklus II berdasarkan pada refleksi dari siklus I, agar tidak terjadi kesalahan seperti perencanaan pada siklus II.

b. Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan siklus II pada hari Rabu, 4 Juni 2011 dengan jumlah peserta sebanyak 36 orang siswa pada kelas V SDN 1 Kayuambon . Pada tahapan orientasi siswa pada masalah dalam kegiatan apersepsi dan membangun konsepsi awal siswa terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan yang guru berikan. Pada tahapan mengorganisasi siswa guru memberikan bimbingan pada saat para

(9)

siswa mengerjakan tugas yang diberikan pada setiap kelompok. Hal ini dilakukan setelah meihat hasil yang ada pada siklus I. Pada tahap investigasi individu sudah banyak siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru. Hasil yang didapat dari pelaksanaan siklus II ini adalah sebagai berikut:

1) Hasil Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru pada saat mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Lembar observasi ini berguna untuk melihat fase/tahapan model pembelajaran berbasis masalah yang ada pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada tabel diatas diketahui bahwa keterlaksanaan pada fase atau tahapan model pembelajaran berbasis masalah tercapai 65% sedangkan yang belum terlaksana pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.

Tabel 4.4 keterlaksnaan tahapan model pembelajaran berbasis masalah siklus II

No. Tahapan model pembelajaran berbasis masalah

Persentase 1. Orientasi siswa pada masalah 10 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar 15 3. Membimbing investigasi individu atau

kelompok

25 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya

20 5. Menganilisis dann mengevaluasi proses

penyelesaian masalah

15

Jumlah 85

(10)

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa ada perubahan keterlaksanaan tahapan model pembelajaran berbasis masalah antara siklus I dan siklus II yaitu pada siklus I sebesar 65%

sedangkan pada siklus II sebesar 85%.

2) Hasil Tes

Tes evaluasi diberikan pada akhir pembelajaran digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Soal yang diberikan berjumlah 10 soal. Setiap soal mempunyai bobot nilai yang sama yaitu nilai 10. Berikut adalah hasil belajar siswa pada siklus II.

Tabel 4.5 Hasil belajar siswa pada siklus II

Dari tabel hasil belajar diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah tuntas atau mempunyai nilai lebih dari standar KKM yaitu 70 yang ada disekolah adalah 83,33%, sehingga penelitian sudah bisa dikatakan berhasil.

No. Rentang Nilai Persentase Keterangan

1. 30-69 16,66 Belum tuntas

2. 70-100 83,33 Tuntas

(11)

c. Aktivitas siswa siklus II

Tabel 4.6 Aktivitas siswa siklus II

No. Aktivitas siswa jumlah Persentase

(%) 1. Keterlibatan siswa yang satu dengan

yang lainnya dalam satu kelompoknya

3 15

2. Keaktifan dalam bertanya selama diskusi berlangsung

3 15

3. Keaktifan dalam menjawab selama diskusi berlangsung

3 15

4. Responsif dalam memberikan tanggapan pada pendapat teman lainnya

4 20

5. Sikap toleransi dalam menerima pendapat orang lain

3 15

6. Tanggung jawab dalam kelompok terhadap tugas dan perannya masing- masing

3 15

Rata-rata 20 95

Pada tabel siklus II diatas ditemukan sebagai berikut:

1) Pada saat apersepsi dan membangun konsepsi awal siswa terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

2) Ketika pembelajaran berlangsung siswa sudah lebih memperhatikan materi apa yang guru jelaskan.

3) Pada saat melakukan diskusi kelompok semua siswa sudah mulai mau ikut serta dalam melakukan diskusi.

4) Pada saat mengerjakan soal evaluasi perkelompok hanya sebagian kecil siswa yang tidak ikut serta dalam mengerjakannya.

5) Guru memberikan bimbingan pada saat pengerjaan LKS kelompok.

(12)

6) Ketika mengerjakan soal evaluasi individual siswa fokus dengan soal yang ada dihadapannya.

d. Refleksi

Pada siklus II ini yang direfleksi tidak terlalu banyak, hanya pada siswa yang masih belum mau ikut serta dalam kegiatan kerja kelompok harus lebih diperhatikan dalam kegiatan pengerjaan evaluasi secara berkelompok supaya mau membantu temannya dalam satu kelompok.

e. Rekap hasil keterlaksanaan pembelajaran pada semua siklus 1. Aktivitas belajar siswa siklus I dan siklus II

Gambar 4.1 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

siklus I siklus II

persentase aktivitas belajar siswa

rata-rata siklus I rata-rata siklus II

70%

95

%

(13)

2. Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II

Gambar 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Pada Siklus I Dan Siklus II

C. Pembahasan 1. Hasil belajar

Dari pengalaman selama peneliti berada di SDN 1 Kayuambon dalam rangka penelitian, peneliti mengamati berbagai aktivitas dari siswa pada saat proses pembelajaran. Di kelas V tempat peneliti adakan aktivitas siswa pada awal pertemuan masih sangat tidak kondusif padahal di dalam kelas proses pembelajaran sudah berlangsung. Pada saat diadakan pembelajaran pada siklus I siswa dikelas kurang memperhatikan guru yang sedang memberikan materi. Pada saat siswa diminta untuk melakukan percobaan tentang pengungkit dan siswa diminta untuk berdiskusi siswa tidak terlalu tertarik dengan percobaan pada saat mengerjakan soal kelompok pun masih banyak siswa yang tidak ikut serta dalam diskusi kelompoknya dan ketika berikan soal uraian tentang materi pesawat

0%

20%

40%

60%

80%

100%

siklus I siklus II

persentase hasil belajar siswa

rata-rata siklus I rata-rata siklus II

19, 44%

83, 33%

(14)

sederhana sub pokok bahasan pengungkit ternyata masih banyak siswa yang belum paham atau mengerti tentang materi tersebut karena dilihat dari hasil nilai siswanya yang masih dibawah standar KKM yaitu 70. Nilai siswa kelas V yang berjumlah 36 orang pada siklus I yang belum tuntas dengan rentang nilai 30-69 berjumlah 80,55% sedangkan yang tuntas dengan rentang nilai 70-100 berjumlah 19,44%. Dengan begitu hasil belajar siswa belum memenuhi standar KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah.

Pada siklus II melanjutkan materi pada siklus I, peneliti meminta siswa mengerjakan soal uraian yang dikerjakan secara berpasangan para siswa sudah mulai mengerjakan dan saling kerja sama dalam mengerjakan soal tersebut. Pada saat diberikan soal uraian yang dikerjakan secara individual sudah mengalami perubahan. Ketika soal diperiksa atau dikoreksi hasilnya sudah memuaskan karena sudah melebihi standar KKM disekolah tersebut yaitu nilai siswa dengan rentang nilai 30-69 yang belum tuntas berjumlah 16,66% sedangkan nilai siswa yang dengan rentang nilai 70-100 berjumlah 83,33% dikatakan tuntas dengan demikian bisa dikatakan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dengan materi pesawat sederhana dinyatakan berhasil atau meningkat.

2. Ketercapaian model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran

Peningkatan hasil belajar siswa setelah terlibat langsung dalam proses pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 1

(15)

Kayuambon. Terlihat pada pelaksanaan siklus I hasil nilai siswa pada saat mengerjakan soal evaluasi nilai siswa yang belum tuntas mencapai 80,55%

sedangkan yang dinyatakan tuntas hanya mencapai 19,44%, sehingga pada siklus I dinyatakan penelitian ini belum memenuhi syarat keberhasilan karena masih banyak siswa yang nilainya dibawah standar KKM. Ketika siklus II dilaksanakan nilai siswa yang belum tuntas sudah berkurang mencapai 16,66% lebih sedikit dibanding dengan nilai pada siklus I, sedangkan nilai yang tuntas sudah melebihi indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu 75% mencapai 83,33% sehingga penelitian ini sudah bisa dikatakan berhasil. Keberhasilan ini didukung dengan tahapan- tahapan model berbasis masalah pada saat melakukan pembelajaran yaitu:

a. Pada tahapan orientasi siswa pada masalah guru mengkomunikasikan tujuan dengan jelas, guru menumbuhkan sikap positif terhadap pelajaran sehingga siswa merasa tidak jenuh pada saat menerima materi yang disampaikan guru, guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal yang tidak siswa mengerti tentang materi yang sedang disampaika, guru berperan sebagai pembimbing tetapi guru tidak berperan aktif karena siswa yang diwajibkan berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya dalam mencari informasi tentang materi yang tidak dimengerti oleh siswa.

b. Pada tahapan mengorganisasikan siswa untuk belajar guru meminta siswa untuk berkelompok dan diberi soal untuk dikerjakan secara

(16)

berkelompok dan setiap siswa diminta untuk berperan aktif dengan teman kelompok mereka dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

c. Pada tahapan investigasi individu atau kelompok guru memberikan soal kelompok dan soal individual, pada soal kelompok digunakan untuk mengetahui keaktifan dan kerja sama siswa dalam mengerjakan soal kelompok, sedangkan soal individu digunakan untuk mengetahui kemampuan dan kejuuran siswa dalam mengerjakan soal individu.

d. Pada tahapan mengembangkan dan menyajikan hasil karya guru meminta pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka didepan kelas dan kelompok lainnya mengomentarinya.

e. Pada tahapan yang terakhir yaitu pada tahapan menganalisis dan menngevaluasi proses penyelesaian masalah guru meminta para siswanya untuk mengulang kembali materi yang telah disampaikan oleh guru dengan bahasa mereka sendiri hal ini bertujuan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan serta keterampilan intelektual yang mereka gunakan.

Faktor ketercapaian model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran ini tidak mencapai 100% karena ada sebagian kecil siswa yang mempunyai pola fikir agak lambat dibandingkan dengan siswa yang lainnya, ketika guru sedang menjelaskan materi ada sebagian siswa yang

(17)

tidak memperhatikan atau asyik dengan kegiatannya sendiri sehingga ketika diberikan soal evaluasi siswa yang tidak memperhatikan guru tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan guru.

3. Penerapan pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran

Penerapan pembelajaran berbasis masalah mengenai materi pesawat sederhana dalam pembelajaran IPA dikelas V SDN 1 Kayuambon awalnya cukup sulit sehingga diperlukan II siklus untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pesawat sederhana. Pemebelajaran dilakukan dalam lima tahap pertama guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar telibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya dan guru bersama siswa mendiskusikan rubrik asesmen yang akan digunakan dalam menilai kegiatan/hasil karya siswa. Kedua guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Ketiga guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dalam melaksanakan percobaan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Keempat guru membantu siswa dalam merencankan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya agar tejalin kerjasama yang baik. Kelima guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Pembelajaran berjalan dengan baik terlihat dari

(18)

siswa dapat mengikuti alur pembelajaran dengan baik seperti tampak pada hasil observasi siswa dan guru (terlampir).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan faktor yang membuat korban perselingkuhan mempertahankan perkawinannya selain ketangguhan pribadi yang dimiliki informan faktor lain yang

pendengar radio Suara Surabaya , didominasi oleh mereka yang memiliki. pengeluaran

Sebagai informasi dan bahan masukan ide serta gagasan pemikiran atau saran- saran bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan pelayanan jasa yang diharapkan dapat memberikan

lndikator atau aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah: gagasan, ide atau tema, organisasi, kosa kata atau pilihan kata, penggunaan bahasa, dan mekanik

Untuk mengikuti pendidikan Program Magister/S2 Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Minat Studi Penciptaan Seni dan Minat Studi Pengkajian Seni

Kegiatan rutin yang dikoordinir oleh mahasiswa antara lain pengajian anak-anak empat hari seminggu yang dikelola oleh para mahasiswa (PAPIKA) dan para Muadzin

(3) Peserta pendidikan dapat memperoleh biaya dari Yayasan untuk mengikuti 1 (satu) kali seminar/ simposium/ konferensi di dalam maupun di luar negeri apabila diperlukan

Adanya dampak infrastruktur jalan dan tingkat kepadatan penduduk terhadap kegiatan ekonomi berimplikasi bahwa pendapatan per kapita yang diperoleh oleh masyarakat