• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A. Sejarah Industri Manufaktur di Indonesia

Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:

- Perancangan Produk - Pembelian – Pemasaran - Mesin dan perkakas - Manufacturing – Penjualan - Perancangan proses - Production control – Pengiriman - Material - Support services - Customer service

Hal-hal di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang teknik manufaktur. Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik

(2)

manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut. Keilmuan teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan produk manufaktur yang melibatkan berbagai aktifitas dan sumberdaya seperti yang telah diuraikan di atas.

B. Contoh Permasalahan dalam Pengembangan Produk Manufaktur

Sebagai contoh permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan produk manufaktur, berikut ini diilustrasikan bagaimana permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan paper clip. Paper clip, benda yang sangat sederhana yang kita jumpai sehari-hari, dikembangkan pertamakali oleh Johan Vaaler, seorang warganegara Norwegia dan menerima hak paten pada tahun 1901.

Anggaplah bahwa kita akan memproduksi paper clip. Sebelum proses produksi berlangsung, langkah pertama adalah merancang paper clips tersebut. Pada proses merancang produk tersebut, berbagai pertanyaan akan muncul, material jenis apa yang akan dipilih untuk membuat produk tersebut? Apakah material logam atau non logam seperti plastik? Jika dipilih logam, logam jenis apa? Jika dipilih material kawat, berapakah diameternya? Apakah penampangnya harus berbentuk bundar atau ada yang berbentuk lain? Jika kehalusan permukaan kawatnya penting, seberapa kasar seharusnya? Bagaimana caranya membentuk paper clip dari kawat tersebut? Apakah ditekuk dengan tangan atau dengan menggunakan alat bantu? Jika diperlukan, mesin apa yang harus dirancang atau dibeli untuk membuat memproduksinya? Jika sebagai perusahaan mendapatkan

(3)

order 100 buah clip atau 1 juta clip, apakah pendekatan manufakturnya akan berbeda?

Kekakuan dan kekuatan juga tergantung kepada diameter kawat dan desain klip. Termasuk di dalam proses perancangan adalah pertimbangan-pertimbangan seperti jenis (style), penampilan fisik (appearance) dan kehalusan permukaan dari clip tersebut. Perhatikan, misalnya, bahwa beberapa jenis klip memiliki goresan di permukaannya, untuk memberikan gaya tekan yang lebih baik.

Setelah menyelesaikan perancangan, material yang cocok harus dipilih. Pemilihan material memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan akan fungsi dan pemakaian produk tersebut, dan ini mengarahkan kepada pemilihan material yang tersedia secara ekonomis untuk memenuhi tuntutan tersebut pada harga yang sedapat mungkin paling murah. Pemilihan material juga melibatkan pertimbangan akan ketahanannya terhadap korosi, karena clip seringkali dipegang dan kontak dengan kotoran serta gangguan lingkungan lainnya. Perhatikan, kadang-kadang ada bekas karat akibat yang ditinggalkan oleh clip pada kertas yang disimpan pada waktu yang lama.

Banyak hal tentang clip ini yang harus ditanyakan. Apakah material yang dipilih bisa menahan lekukan (bending) pada saat proses pembuatan, tanpa retak atau patah? Bisakah kawat dipotong tanpa mengakibatkan keausan pada pisaunya? Akankah bekas potongannya halus atau meninggalkan permukaan yang tajam?

Akhirnya, metode pembuatan apakah yang paling ekonomis pada laju produksi yang diperlukan, sehingga kompetitif di pasar dan menghasilkan

(4)

keuntungan. Selanjutnya, metode pembuatan yang tepat dengan perkakas yang tepat, mesin dan peralatan harus dipilih untuk membentuk kawat menjadi paper clip.

Contoh di atas adalah contoh berbagai masalah di dalam produksi suatu produk yang relatif sederhana, pada produk-produk lain mungkin akan dijumpai masalah-masalah yang jauh lebih rumit. Terutama bila produk tersebut melibatkan teknologi tinggi dan diproduksi dalam jumlah banyak sehingga melibatkan banyak mesin, fasilitas maupun tenaga kerja. Sebuah mobil, misalnya, terdiri dari sekitar 15.000 komponen, pesawat terbang transport C-5A terbuat dari lebih dari empat juta komponen dan pesawat Boeing 747-700 terbuat dari enam juta komponen. Semuanya dibuat dengan bermacam-macam proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Dengan demikian bisa dibayangkan luasnya area industri manufaktur, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Bagi kebanyakan negara industri, manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian. Sebagai aktifitas ekonomi manufaktur menyumbang 20 hingga 30% nilai dari produk dan jasa yang dihasilkan di suatu Negara.

C. Berbagai Sektor Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Sesuai dengan definisi manufaktur oleh www.sahamok.com yaitu sebagai perusahan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, maka perusahaan manufaktur identik dengan pabrik. Di Indonesia terdapat 3 (tiga) sektor perusahaan manufaktur di Indonesia: Sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi.

(5)

Sektor industri dasar dan kimia memiliki delapan (8) sub sektor, antara lain: 1. Sub sektor semen.

2. Sub sektor keramik, porselen dan kaca. 3. Sub sektor logam dan sejenisnya. 4. Sub sektor kimia.

5. Sub sektor plaastik dan kemasan. 6. Sub sektor pakan ternak.

7. Sub sektor kayu dan pengolahannya. 8. Sub sektor pulp dan kertas.

Sektor industri dasar dan kimia memiliki delapan (6) sub sektor, antara lain: 1. Sub sektor otomotif dan komponen.

2. Sub sektor tekstil dan garment 3. Sub sektor alas kaki

4. Sub sektor kabel 5. Sub sektor elektronika

Sektor industri dasar dan kimia memiliki delapan (5) sub sektor, antara lain: 1. Sub sektor makanan dan minuman.

2. Sub sektor rokok. 3. Subsektor farmasi.

4. Sub sektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga. 5. Sub sektor peralatan rumah tangga.

(6)

D. Karakteristik Perusahaan Manufaktur

Terdapat tiga (3) jenis karakteristik perusahaan manufaktur yang utama, antara lain:

1. Mengolah Bahan Baku menjadi Barang Jadi.

Perusahaan menufaktur beroperasi untuk menghasilkan produk yang siap dipasarkan kepada konsumennya, dengan kata lain dalam perusahaan manufaktur terdapat suatu aktivitas produksi barang. Dalam dunia usaha perusahaan manufaktur berfungsi sebagai jembatan antara perusahaan penghasil bahan mentah dengan konsumen yang membutuhkan barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dari bahan mentah tersebut. 2. Perusahaan Manufaktur memiliki Tiga Jenis Persediaan.

Dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga jenis persediaan barang dagang, hal ini karena perusahaan kegiatannya mengolah bahan baku atau bahan mentah yang dibelinya dari pemasok, dan akan menjual barang jadi bukan bahan baku tersebut. Adanya kegiatan pengolahan atau proses produksi inilah yang membedakan perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang, apabila dalam perusahaan dagang hanya terdapat satu jenis persediaan hal ini karena perusahaan dahang kegiatannya hanya membeli barang dari pemasok dan menjual kembali barang tersebut kepada konsumen tanpa adanya proses pengolahan, sedangkan dalam perusahaan manufaktur terdapat proses pengolahan, sehingga dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

(7)

Persediaan bahan baku merupakan persediaan bahan dasar yang menjadi komponen utama dalam pembuatan produk, contoh bahan baku misalnya kayu adalah bahan baku untuk memproduksi meja. Persediaan bahan baku ini berasal dari pembelian bahan baku pemasok. Jenis persediaan yang kedua adalah persediaan barang dalam proses, persediaan barang dalam proses adalah bahan baku yang telah diproses untuk diubah menjadi barang jadi, namun sampai periodenya belum sempurna proses pengolahannya. Misalnya dalam pembuatan meja belum dihaluskan dan belum dicat. Jenis persediaan yang ketiga adalah persediaan barang jadi, persediaan barang jadi merupakan bahan baku yang diproses menjadi produk jadi yang siap pakai dan siap dipasarkan, misalnya meja yang diproduksi telah benar – benar selesai dan siap untuk dijual kepada konsumen.

3. Terdapat Biaya Produksi.

Dalam perusahaan manufaktur terdapat kelompok biaya yang tidak ada dalam kelompok perusahaan jasa maupun dagang, kelompok biaya tersebut adalah kelompok biaya produksi. Biaya produksi atau harga pokok produksi adalah biaya – biaya yang dikenakan karena adanya proses produksi suatu produk. Biaya produksi muncul dalam perusahaan manufaktur hal ini terjadi karena untuk memproduksi suatu produk perusahaan manufaktur membutuhkan bahan baku yang akan dipakai dalam pembuatan produk sehingga munculla biaya pembelian bahan baku, dalam proses produksi juga membutuhkan tenaga kerja yang akan

(8)

memproduksi atau membuat produk, sehingga muncullah biaya tenaga kekrja langsung dan dalam proses produksi juga membutuhkan alat bantu untuk memproduksi produk atau barang misalnya mesin produksi, adanya penggunaan mesin produksi maka munculah beban penyusutan mesin produksi dan sebagainya, sehingga dikenal adanya biaya overhead pabrik atau BOP.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian bahan mineral (pasir vulkan, terak baja, dolomit, dan abu serbuk gergaji) berpengaruh sangat nyata meningkatkan DHL, K-tukar, Ca-tukar, Mg-tukar, kejenuhan basa, rasio

1) Perusahaan akan kesulitan atau tidak bisa melunasi hutang jangka pendeknya pada tanggal jatuh tempo. Dalam keadaan demikian, maka kadang-kadang perusahaan terpaksa harus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan menggunakan sampel

Jika Anda tidak mempunyai kontak yang disimpan pada tablet, Anda dapat menyinkronkan dengan kontak akun Google, mengimpor kontak dari file data kontak (vCard atau csv) atau

Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu :.. 1) Kami berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,

Perwujudan konsep tersebut dibangun oleh unsur-unsur visual yang menarik yang saling mendukung satu dengan yang lainnya.Dengan pembuatan program kampanye sosial Save

(SE) , beberapa proses pengadaan barang/ jasa dalam metode ini sudah dilakukan secara interaktif melalui Internet, se- hingga panitia pengadaan barang/jasa

d. Berdasar pendapat diatas, kegiatan evaluasi CIPP digunakan evaluator untuk mengevaluasi aspek konteks menganalisa alasan, tujuan, visi dan misi, serta kesesuaian