• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Remaja adalah suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, ini berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Remaja terdiri dari tiga fase.

Fase pertama adalah remaja awal dengan rentang usia 12-15 tahun. Fase kedua adalah remaja pertengahan dengan rentang usia 15-18 tahun. Fase ketiga adalah remaja akhir dengan rentang usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Masa remaja juga identik dengan periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja seiring dengan perubahan fisik (Hurlock, 2004).

2.1.2 Aspek Perkembangan Remaja

Tahap perkembangan remaja menurut Handoyo tahun 2010 di bagi atas :

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik pada remaja merupakan perubahan yang terjadi pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik. Sedangkan perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan otot dan tulang, serta matangnya organ seksual dan fungsi reproduksi.

Kematangan seksual antara remaja putra dan putri terjadi dalam usia yang agak berbeda. Pada remaja pria kematangan seksualnya terjadi antara

(2)

usia 10 – 13,5 tahun. Sedangkan pada remaja putri pada usia 9 – 15 tahun.

Untuk remaja laki-laki perubahan ditandai dengan perkembangan organ seksual, mulai tumbuhnya rambut pada kemaluan, perubahan suara serta ejakulasi pertama melalui mimpi basah. Untuk remaja putri ditandai dengan menarche (haid pertama) dan perubahan pada dada (Notoatmodjo, 2007).

2. Perkembangan kognitif

Pada remaja motivasi untuk bisa memahami dunia adalah dengan perilaku adapatasi secara biologis. Sehingga remaja mampu membedakan hal-hal atau ide-ide yang lebih penting daripada ide lainnya. Menurut Notoatmojdo (2007), labilnya emosi yang sering terjadi pada remaja berkaitan erat dengan perubahan hormon di dalam tubuh. Sering terjadinya letusan emosi ini dapat menyebabkan amarah, sensitif bahkan perbuatan nekat. Emosi yang tidak stabil mengakibatkan remaja mempunyai rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Remaja yang memiliki sikap kritis, tersadar melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen dan eksploratif cenderung disebabkan karena pertumbuhan kemampuan intelektual remaja.

3. Perkembangan kepribadian dan sosial

Perkembangan kepribadian merupakan perubahan cara yang dilakukan individu untuk bisa berhubungan dengan dunia dan mengungkapkan emosinya dengan cara unik. Sedangkan perkembangan sosial adalah perubahan dalam melakukan hubungan terhadap orang lain.

Pada masa remaja, perkembangan kepribadian sangat penting untuk

(3)

10

pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri berarti proses menjadi seorang yang unik yang berperan penting dalam hidup.

2.1.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Saat ini banyak sekali permasalahan kesehatan reproduksi remaja yang terjadi, seperti pada penelitian yang dilakukan di Nigeria oleh Folayan, dkk tahun 2014 menunjukkan bahwa 56,4% remaja berusia 15-19 tahun telah melakukan seks pranikah, dan 39,6% telah melakukan hubungan seks tanpa kondom. Sedangkan penelitian di Kenya Barat menunjukkan bahwa 67% infeksi HIV/AIDS ditularkan oleh remaja melalui hubungan seks pranikah (Eijk dkk, 2008).

Penelitian dari Musthofa & Winarti (2010) mengungkapkan bahwa 11,9%

respoden melakukan perilaku seks pranikah berisiko di kalangan mahasiswa Pekalongan tahun 2009-2010. Responden yang melakukan perilaku seks lebih banyak pada responden yang sering mengakses media pornografi (16,3%) dibandingkan responden yang jarang mengakses media pornografi (3,2%).

Berdasarkan SDKI 2012 menunjukkan bahwa angka kelahiran dari perempuan berusia 15-19 tahun masih tinggi yakni 48 per 1000 perempuan usia subur usia 15-19 tahun. Menurut Riskesdas tahun 2010 menunjukkan angka kematian ibu yang berkaitan dengan faktor terlalu mudanya usia ibu melahirkan berjumlah 2,6% dari 1000 perempuan yang melahirkan (Herliani dkk, 2015)

Di Bali terjadi peningkatan yang signifikan terjadinya kasus HIV/AIDS pada remaja dimana tercatat sebanyak 1615 kasus dan 50% dari jumlah tersebut merupakan rentangan usia 19-25 tahun. Kabupaten atau kota di Bali yang angka kejadian HIV/AIDS paling banyak terdapat di Denpasar dan di urutan kedua adalah

(4)

11

Kabupaten Buleleng. Sebaran umur kejadian HIV/AIDS ini cukup mengejutkan karena peningkatannya banyak terjadi pada kelompok umur yang muda (Alit dkk, 2013).

2.2 Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R)

2.2.1 Definisi PIK-R

BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe) bagi remaja dan keluarga yang memiliki remaja yang sesuai dengan tugas dan pokok fungsinya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem). Program Genre ini ditujukan untuk Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) serta keluarga yang mempunyai remaja melalui wadah Bina Keluarga Remaja (BKR).

PIK R/M merupakan suatu wadah yang dikembangkan dalam program Genre, yang dikelola dari, oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa untuk pemberian pelayanan informasi dan konseling mengenai pendewasaan usia kawin, delapan fungsi keluarga, TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza), keterampilan hidup (life skill), gender, serta keterampilan advokasi dan KIE. Adanya PIK R/M ini sangat

penting di lingkungan remaja/mahasiswa agar dapat membantu remaja/mahasiswa mendapatkan informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar mengenai penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa (BKKBN, 2012)

2.2.2 Tahapan PIK-R

Pengelolaan PIK-R terdiri dari 3 tahapan dengan memiliki materi dan kegiatan yang berbeda-beda dalam setiap tahapannya. Berikut 3 tahapan dalam perkembangan PIK-R dalam Pedoman PIK-R/M yaitu :

(5)

12 1. PIK-R tahap tumbuh

- Materi dan isi pesan yang yang diberikan meliputi pendalaman TRIAD KRR dan pendewasaan usia kawin, serta pemahaman mengenai hak-hak reproduksi.

- Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan yang dilakukan di tempat PIK-R, melakukan KIE dalam lokasi PIK-R berada misalnya penyuluhan individu ataupun kelompok dengan memanfaatkan media cetak, serta melakukan pencatatan dan pelaporan.

2. PIK-R tahap tegak

- Materi dan isi pesan yang yang diberikan meliputi pendalaman materi TRIAD KRR dan pendewasaan usia perkawinan, pemahaman mengenai hak-hak reproduksi, keterampilan hidup (life skills) dan keterampilan advokasi.

- Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan di dalam dan di luar PIK-R berupa pemberian KIE, melakukan konseling secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (SMS, telepon, surat menyurat), melakukan advokasi dan promosi PIK-R untuk mengembangkan jaringan pelayanan.

3. PIK-R tahap tegar

- Materi dan isi pesan yang yang diberikan meliputi pendalaman materi TRIAD KRR dan pendewasaan usia perkawinan, pemahaman mengenai hak-hak reproduksi, keterampilan hidup (life skills) dan keterampilan advokasi.

- Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan yang dilakukan pada tahap tegak dan ditambah dengan melakukan kegiatan yang menarik minat

(6)

13

remaja untuk datang k PIK-R seperti pendampingan kepada remaja penyalahgunaan napza, hamil diluar nikah dan HIV positif.

2.2.3 Ruang Lingkup PIK-R

PIK-R memiliki peranan yang penting dalam meneruskan informasi kesehatan utamanya kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Hal ini bertujuan agar remaja mendapatkan informasi yang merata terkait dengan kesehatan reproduksinya.

Dalam pengelolaan PIK-R terdapat batasan atau ruang lingkup materi yang berkaitan dengan pembelajaran dalam PIK-R yang meliputi :

1. Seksualitas

Seksualitas merupakan segala sesuatu mengenai hidup manusia sebagai mahluk seksual, yakni emosi, perasaan, kepribadian, sikap yang berkaitan dengan perilaku seksual, hubungan seksual serta orientasi seksual.

Remaja Indonesia saat ini mempunyai gaya berpacaran diluar batas kewajaran dan melanggar norma-norma baik pada agama, adat istiadat dan hukum. Gaya berpacaran remaja saat ini seperti berpegangan tangan pada laki-laki 69% dan perempuan 68%, berciuman pada laki-laki 41,2% dan perempuan 29,3%, serta meraba atau merangsang pada laki-laki 26,5% dan perempuan 9,1% (Wirdhana, 2012).

2. Napza

Napza merupakan singkatan dari Narkotika, Alhokol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, yaitu zat-zat kimiawi yang dimasukkan kedalam tubuh manusia baik melalui orang atau mulut, dihirup, atau disuntik sehingga dapat menimbulkan efek tertentu terhadap fisik, mental, hingga

(7)

14

ketergantungan. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional Tahun 2008, menunjukkan bahwa jumlah pengguna Napza sampai dengan tahun 2008 adalah 115.404. Dimana 51.986 dari total pengguna adalah mereka yang berusia remaja (usia 16-24 tahun). Mereka yang pelajar sekolah berjumlah 5.484 dan mahasiswa berjumlah 4.055.

3. HIV/AIDS

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang dapat melemahkan sestem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan gejala yang timbul karena lemahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan terinfeksi virus HIV.

Data dari WHO/UNAIDS tahun 2009 menyatakan bahwa kelompok remaja diatas 15 tahun yang banyak terinfeksi HIV secara global. Di Indonesia berdasarkan data dari Ditjen PP dan PL Kemenkes RI per tanggal 15 Agustus 2012 menunjukkan bahwa remaja rentang usia 15-19 tahun terdapat 1.134 yang menderita AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa masa remaja merupakan masa yang kritis karena merupakan masa transisi dari msa anak-anak menuju masa dewasa. Apabila tidak dibimbing maka bisa mengarah ke perilaku yang berisiko (Lastianti, 2014)

4. Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu kondisi sehat yang meliputi sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Arti sehat disini tidak hanya terbebas dari penyakit atau terbebas dari kecacatan tetapi juga sehat secara mental serta sosial. Hasil SDKI tahun 2007 menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja relatif masih

(8)

15

rendah. Remaja perempuan yang tidak tahu tentangperubahan fisiknya sebanyak 13,3%.

5. Median usia kawin pertama perempuan

Pendewasaan usia perkawinan adalah usaha untuk meningkatakan usia kawin pertama saat mencapai usia minimal 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Berdasarkan penelitian yang dilakukan United Nations Development Economic dan Social Affairs (UNDESA) menyebutkan

bahwa Indonesia adalah negara ke 37 dengan jumlah perkawinan dini terbanyak di dunia. Sedangkan untuk level ASEAN, Indonesia berada di urutan kedua terbanyak setelah Negara Kamboja (Herliani, 2013). Pernikahan yang terjadi di Indonesia hampir 50% dari 2,5 juta pernikahan per tahun yang merupakan kelompok usia di bawah 19 tahun.

2.3 Perilaku Pemanfaatan PIK

2.3.1 Teori Green

Berdasarkan teori Lawrence Green dalam Irianto (2014), perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :

1. Faktor Predisposisi adalah faktor yang dapat mempermudah terjadinya perubahan perilaku dan terwujud dari pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai- nilai dan budaya.

- Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

(9)

16

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Suriani, 2006). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Olgavianita (2015) bahwa terdapat perbedaan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi berdasarkan siswa yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan pelayanan PIK-R.

- Sikap menurut Kandera dalam Suriani terbentuk dari norma-norma yang berlaku di sekeliling individu. Tahap awal individu akan mengenal norma- norma yang berlaku disekitarnya. Norma - norma tersebut kemudian diseleksi dan beberapa akan ditolak atau diterima. Sehingga proses pengambilan keputusan juga berlaku dalam pembentukan sikap. Setelah norma tersebut diterima akan terjadi proses internalisasi yang akhirnya akan membentuk sikap individu tersebut. Norma akan selalu berubah sesuai dengan jamannya, begitu juga dengan sikap yang akan berubah seiring perubahan norma tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2014) didapatkan bahwa sikap remaja terhadap keberadaan PIK-R sebagian besar cukup (70,3%) ini disebabkan karena remaja telah mendapat informasi dari lingkungan dan institusi formal.

- Keyakinan atau kepercayaan menurut WHO (1994) dalam Suriani sering diperoleh dari orang tua, kakek, nenek, atau orang yang dipercaya. Hal ini berdasarkan keyakinan atau adanya pembuktian terlebih dahulu.

- Nilai-nilai, didalam masyarakat umum selalu berlaku nilai yang akan dijadikan pegangan oleh setiap orang dalam menjalankan kehidupan di masyarakat.

- Budaya merupakan perilaku, norma, kebiasaan dan nilai-nilai serta pemakaian sumberdaya yang ada dimasyarakat untuk menghasilkan pola

(10)

17

hidup yang umumnya akan disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan atau pola hidup selalu berubah sesuai dengan peradaban umat manusia.

2. Faktor Pendukung adalah faktor yang mendukung atau memfasilitasi terjadinya perubahan perilaku misalnya fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, dan informasi kesehatan. Faktor pendukung ini juga turut mempengaruhi pemanfaatan PIK-R. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Lucin (2012) mengungkapkan bahwa siswa kurang memanfaatkan PIK-R disebabkan oleh fasilitas, metode, lingkungan yang kurang nyaman dan waktu untuk konseling yang kurang memadai.

3. Faktor Penguat adalah faktor yang memperkuat terjadinya perubahan perilaku baik pada individu maupun masyarakat seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan. Salah satu faktor penguat dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam memanfaatkan PIK-R adalah dukungan dari anggota PIK-R itu sendiri.

Terdapat hubungan yang erat antara keterampilan yang dimiliki pendidik sebaya atau anggota PIK-R dengan pemanfaatan PIK-R. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMAN 5 Yogyakarta didapatkan bahwa keterampilan pendidik sebaya yang baik dapat meningkatkan pemanfaatan PIK-R (Khoerunisa, 2015).

Referensi

Dokumen terkait

Menyikapi hal yang telah diuraikan diatas, penulis memberikan sebuah solusi baru untuk mempercepat proses pencarian lokasi OPD (organisasi perangkat daerah), yaitu

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

Untuk risiko prioritas yang sudah didapatkan dari Qualitative Risk Matrix tersebut akan diolah dengan diagram tornado untuk mengukur risiko biaya prioritas atau

Sebagai tambahan dari berbagai tindakan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah limbah ini, proses gasifikasi memberikan kesempatan untuk mengonversi

Kompleksitas pekerjaan audit menuntut tanggung jawab yang besar, maka merupakan hal yang penting bagi para auditor untuk memiliki akuntabilitas, pengetahuan, pengalaman, dan

Majelis Hakim menentukan 3 (tiga) peserta yang memperoleh nilai tertinggi sebagai finalis, kecuali pada bidang Musabaqah Khaththil Quran, Fahmil Qur’an, Debat Bahasa

Peran dan Fungsi Tenaga Kesehatan Pada Home Care.. Kondisi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) danPenelitian Kepustakaan (Library