• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENENTUKAN KOMPOSISI BOTANI PAKAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis) Di UNIT GRAZINGTANJUNG PASIR TAMAN NASIONAL BALI BARATDENGAN MIKROHISTOLOGI SAMPEL FESES.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENENTUKAN KOMPOSISI BOTANI PAKAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis) Di UNIT GRAZINGTANJUNG PASIR TAMAN NASIONAL BALI BARATDENGAN MIKROHISTOLOGI SAMPEL FESES."

Copied!
1061
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

(4)

UDAYANA UNIVERSITY PRESS

2014

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL SAINS

DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan

dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Denpasar, 18 - 19 September 2014

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT

(5)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan

dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Denpasar, 18 - 19 September 2014

Editor

Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS. Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP.

Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Si. Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.

Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. Prof. Dr. I Wayan Budiasa Suyasa, M.Si.

Prof. Dr. Ir. Bambang Admadi H., MP. Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, ST., MT., Ph.D.

Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, MA. Dr. Ni Nyoman Kertiyasa, SE., M.S.

Prof. Dr. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc

Diterbitkan Oleh:

Udayana University Press Kampus Universitas Udayana Denpasar

(6)

PENGANTAR

DAN

(7)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

(8)

KATA PENGANTAR

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) merupakan program yang dilaksanakan setiap tahun oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana Denpasar Bali, untuk memfasilitasi dan menjembatani antara dosen/peneliti dan pemegang kebijakan serta pemangku kepentingan di seluruh Indonesia dalam rangka mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat.

Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam yang berlimpah tanpa harus merusak lingkungan dan tetap mempertahankan biodiversitas. Oleh karena itu penguasaan dan penguatan sains dan teknologi dapat dicapai dengan memposisikan aktivitas penelitian, pengembangan, dan penerapan sains dan teknologi sebagai unsur utama dalam pembangunan Indonesia. Melalui peran para pakar atau peneliti dan praktisi, sain dan teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dengan konsep-konsep berwawasan lingkungan, sehingga memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efi sien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Melalui Senastek 2014 ini diharapkan dapat mendorong terjadinya pertukaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman dalam penerapan sains dan teknologi untuk pemecahan permasalahan dimasyarakat, dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi hasil-hasil penelitian, serta dapat meningkatkan jejaring dan kerjasama antar peneliti dikalangan Perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga Penelitian di seluruh Tanah Air.

(9)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

(10)

SAMBUTAN

KETUA PANITIA SENASTEK 2014

Om Swastyastu, Puji syukur kita panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waca, Tuhan Yang Maha Esa, atas Asung Wara Kertha NugrahaNya sehingga Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) 2014 yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana ini dapat diselenggarakan dengan amat baik dan sangat lancar. Pada kesempatan ini pula, kami ingin menyapa dan mengucapkan selamat datang di Pulau Bali, selamat datang di Universitas Udayana kepada para pembicara kunci dan para pemakalah serta seluruh peserta dan para undangan Senastek 2014, teriring harapan semoga kedamaian dan keindahan Pulau Bali akan memberikan inspirasi, semangat atau spirit baru sehingga selalu dapat meningkatkan peranan para peneliti dan akademisi didalam mengamalkan dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi ditengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara tercinta Indonesia.

Senastek tahun 2014 yang bertemakan Peranan sains dan teknologi yang berwawasan lingkungan dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia, akan dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat tanggal 18 dan 19 September 2014 di Kampus Universitas Udayana Denpasar ini, diikuti lebih dari 225 orang. Topik-topik makalah yang didiskusikan diantaranya adalah Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Obat-obatan, Energi baru dan terbarukan, Trasnsportasi dan manufaktur, Informasi dan komunikasi, Pertahanan dan keamanan, ketertiban dan kebencanaan, Biodiversitas, lingkungan dan sumber daya alam serta topik-topik dibidang Humaniora. Pembicara-pembicara adalah Bapak Prof. Dr. dr Ketut Suastika, Sp.PD. KEMD, Rektor Universitas Udayana yang juga Dosen/Peneliti Senior dari Fakultas Kedokteran,, Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja, M.Sc, Staf Ahli Kementerian ESDM RI yang juga Dosen/Peneliti ITB Bandung, Dr. Ir. Agus Sarsito, M.For.Sc., Kepala Pusat Standarisasi dan Lingkungan Kementerian Kehutanan RI, Prof. Sutiman Bambang Sumitro, MS., DSc. Dosen/Peneliti senior di Universitas Brawijaya Malang, dan Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc. Kepala SEAFAST Centre yang juga Dosen/Peneliti IPB Bogor.

Kami mengharapkan Seminar ini disamping dapat menyebarluaskan hasil-hasil penelitian kepada masyarakat dan pemangku kepentigan juga dapat dijadikan sarana untuk saling tukar informasi oleh para peserta dalam upaya pengembangan sains dan teknologi di masa-masa yang akan datang. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana, Para Pembicara Kunci, Peserta dan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya sekaligus memohon maaf atas segala kekuarangannya. Mudah mudahan kita selalu dalam lindunganNya sehingga akan kita dapat berjumpa lagi di Senastek II pada tahun 2015. Sekian terima kasih, Om Santih Santih Santih Om.

Jimbaran, September 2014 Ketua Panitia SENASTEK 2014

(11)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

(12)

SAMBUTAN

KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA

Penelitian merupakan salah satu dharma perguruan tinggi yang harus menjadi perhatian serius para akademisi perguruan tinggi, selain melaksanakan dua dharma lainnya, yaitu pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian yang telah didesain dan dilaksanakan dengan baik, maka seyogianya hasil penelitian tersebut dapat disampaikan kepada stakeholders terkait melalui berbagai media. Seminar Ilmiah merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mendesiminasikan hasil penelitian.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) 2014 merupakan salah satu media sosialisasi dan diseminasi yang dilaksanakan oleh LPPM Universitas Udayana pada tahun 2014, dengan tema Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia. Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh pemakalah, peserta, dan panitia, serta seluruh komponen yang terlibat dan berkontribusi dalam penyelenggaraan Senastek_2014. Semoga dalam pelaksanaan Senastek_2014 ini terjadi sharing pengalaman dan informasi sesama peneliti, akademisi, dan stakeholders terkait serta dapat memanfaatkan hasil-hasil penelitian tersebut dalam rangka meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta aplikasinya untuk kesejahteraan umat manusia.

Akhirnya, semoga pelaksanaan Senastek_2014 terselenggara dengan baik dan lancar, serta memberikan manfaat optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Jimbaran, September 2014 Ketua LPPM

(13)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

(14)

SAMBUTAN

REKTOR UNIVERSITAS UDAYANA

Pengembangan riset institusi menjadi prasarat untuk menjadikan universitas sebagai lembaga riset yang profesional. Kondisi ini perlu ditunjang oleh iklim penelitian yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan karya-karya penelitian yang berkualitas. Seminar merupakan salah satu sarana komunikasi bagi para peneliti dan stakeholders guna mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana pada tahun ini mengagendakan Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) 2014 dengan tema Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia. Selaku Rektor Universitas Udayana, saya menyambut baik pelaksanaan Senastek_2014 sebagai agenda Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang harus berkelanjutan dalam upaya mengumpulkan dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian. Semoga dalam pelaksanaan Senastek_2014 terjadi komunikasi bagi para peneliti dari perguruan tinggi, institusi pendidikan, lembaga penelitian, maupun industri sehingga mempercepat implementasinya untuk kemakmuran masyarakat.

Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada para peserta, peneliti, stakeholders terkait, yang mengikuti kegiatan Senastek_2014 atas peran serta dan kontribusinya. Akhirnya saya sampaikan selamat berseminar dan semoga bermanfaat.

Jimbaran, September 2014 Rektor,

(15)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

(16)

KATA PENGANTAR ... vii

SAMBUTAN KETUA PANITIA ... ix

SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA ... xi

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS UDAYANA ... xiii

PEMBICARA UTAMA 1. PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAMMENINGKATKAN KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD ... 3

2. PETA JALAN KEBIJAKAN NASIONAL ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja, MSc.. ... 5

3. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DALAM MEWUJUDKAN PENGELOLAAN HUTAN LESTARI (PHL) Dr. Ir. Agus Sarsito, M.For.Sc. ... 6

4. PERSPEKTIF NANO SCIENCE DALAM BIOLOGI Prof. Sutiman Bambang Sumitro, MS., D.Sc. ... 7

5. PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN SEBAGAI STRATEGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PANGAN Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc. ... 8

PRESENTASI ORAL: BIDANG KETAHANAN PANGAN 1. PROPAGASI SPORA ENDOMIKORIZA INDIGENUSBALI MENGGUNAKAN TANAMAN INANG YANG BERBEDA Meitini Wahyuni Proborini dan Ida Bagus Gede Darmayasa ... 21

2. STUDI JENIS DAN POTENSI SAMPAH KOTA DI TPA SUWUNG SEBAGAI SUMBER PAKAN UNTUK PEMELIHARAAN SAPI BALI N.L.P. Sriyani, T Ariana I.N, Lanang Oka Cakra, I.G ... 26

3. EFEK TOKSISITAS EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT Turbinaria SEBAGAI FOOD ADDITIVE ALAMI Pramono Sasongko, Endang Rusdiana ... 31

(17)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

4. ANALISIS PERAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN DI KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBURAYA

Josua P. Hutajulu ... 35 5. POTENSI PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L)

DALAM MENGHAMBATPERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA TYPHI

I Nengah Kerta Besung ... 41 6. MORFOLOGI TANAMAN CABAI RAWIT AKIBAT INDUKSI DENGAN EMS

PADA GENERASI M2

Made Pharmawati, Ni Putu Adriani Astiti, Retno Kawuri ... 46 7. KARAKTERISTIK PROTEIN DAGING SAPI BALI DAN WAGYU

Putu Suastika, I.B. Swacita, Ni Ketut Suwiti ... 51 8. APLIKASI SRI DENGAN SISTEM LEGOWO UNTUK EFISIENSI IRIGASI

DAN PRODUKTIVITAS BERAS MERAH

I Wayan Tika, Ni Nyoman Sulastri, Sumiyati... 57 9. PENGUSAHAAN AGRO-EKOWISATA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KEMAMPUAN PENDAPATAN (INCOME GENERATING CAPACITY) SISTEM SUBAK Wayan Windia, Sumiyati I Ketut Suamba, I Putu Gede Budisanjaya, I Wayan Tika ... 65 10. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KEMASAN UNTUK MEMPERTAHANKAN

MUTU BUAH MANGGIS PASCA TRANSPORTASI DAN SELAMA PENYIMPANAN

Ni Luh Yulianti, Gede Arda ... 70 11. KEMAMPUAN DEGRADASI SENYAWA SELULOSA DARI BAKTERI PROBIOTIK

SELULOLITIK YANG DIISOLASI DARI RAYAP

Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi, I Nyoman Sutarpa Sutama ... 77 12. KAJIAN PROSES DISTILASI PADA PEMURNIAN ASAM ASETAT DARI CAIRAN

PULPA HASIL SAMPING FERMENTASI BIJI KAKAO YANG DITAMBAHKAN

RAGI TAPE

G.P. Ganda-Putra, Ni Made Wartini dan Putu Timur Ina... 83 13. MIKROENKAPSULASI EKSTRAK BEKATUL BERAS MERAH:

KAJIAN JENIS DAN KONSENTRASI ENKAPSULAN

I Wayan Rai Widarta, Ni Made Indri Hapsari Arihantana ... 92 14. APLIKASI PENYALUT EDIBEL BERBASIS PATI KULIT PISANG DENGAN

PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT PADA BUAH SALAK PONDOH KUPAS Wirawan,Budi santosa ... 100 15. ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK RUMEN KERBAU SEBAGAI PROBIOTIK

UNTUK MENINGKATKAN KECERNAAN AMPAS TAHU

(18)

16. KARAKTERISTIK TEPUNG DARI REBUNG BAMBU TABAH DENGAN PERLAKUAN PENDAHULUAN BLANSING DAN FERMENTASI

Nyoman Semadi Antara, Ida Bagus Wayan Gunam, Richard Howard Patty,

dan I Wayan Arnata ... 118 17. EMBRIOTOKSIK DAN TERATOGENIK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala)

TERDETOKSIFIKASI TERHADAP PERKEMBANGAN PRALAHIR FETUS

TIKUS PUTIH

Ngurah Intan Wiratmini ... 127 18. MENENTUKAN KOMPOSISI BOTANI PAKAN RUSA TIMOR

(Cervus timorensis) Di UNIT GRAZINGTANJUNG PASIR TAMAN NASIONAL BALI BARATDENGAN MIKROHISTOLOGI SAMPEL FESES

I Ketut Ginantra, Sentana Putra, I Wayan Suarna dan I Wayan Kasa ... 132 19. PRODUKSI PANAS KELINCI LOKAL YANG DIBERI RANSUM KANDUNGAN

ENERGI DAN PROTEIN YANG BERBEDA

I.M. Nuriyasa, I.M. Mastika, E. Puspany ... 140 20. EVALUASI KUALITAS NUTRISI TANAMAN KALIANDRA (Calliandracalothyrsus)

BERBUNGA MERAH DAN PUTIH

Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi dan I Gusti Lanang Oka Cakra ... 147 21. TEKNOLOGI PENDINGINAN SEDERHANA UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU

SAYURAN BROKOLI SELAMA PENYIMPANAN

Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja, Ida Bagus Putu Gunadnya, I Wayan Widia ... 152 22. PENGENDALIAN PENYAKIT GETAH KUNING MANGGIS MENGGUNAKAN

EKSTRAK RUMPUT LAUT DAN PEMUPUKAN KALIUM

I Ketut Suada dan Ni Wayan Suniti ... 159 23. SIFAT FUNGSIONAL CAMPURAN KEDELAI DAN RUMPUT LAUT DITINJAU

DARI EFEK HIPOGLIKEMIK SECARA IN VIVO

I Ketut Suter, I Nengah Kencana Putra, N.L. Ari Yusasrini, Ni Made Yusa ... 165 24. PROSES LIQUIFIKASI PATI UBI TALAS MENGGUNAKAN ENSIM α-AMILASE

Amna Hartiati, I W. Gede Sedana Yoga ... 173 25. DAYA HAMBAT EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS TERHADAP PERTUMBUHAN

ASPERGILLUS FLAVUS PADA KACANG TANAH

Duniaji, A. S., Ni Wayan Wisaniyasa, Ni Nyoman Puspawati,

Putu Arisandhi,W dan A. A. Dharma Putra ... 176 26. ANALISIS PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP UNTING

SAGU INSTAN BERBAGAI VARIAN RASA DAN JENIS KEMASAN

(19)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

27. ASPEK SENSORIS KECAP KACANG GUDE (CAJANUS CAJAN MILLSP)

TERFERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK TAPE UBI JALAR UNGU

I A Mahatma T, I G N Agung dan A. S. Duniaji ... 191 28. KARAKTERISTIK ABSOLUTE MINYAK ATSIRI DAUN PANDAN WANGI

HASIL PERLAKUAN CURING

Ni Made Wartini, G.P. Ganda Putra, Putu Timur Ina ... 198 29. PROFIL HORMON PERTUMBUHAN SAPI BALI DI PROVINSI BALI

Ni Ketut Suwiti, Sri Milfa, I Nengah Kerta Besung ... 204 30. PENGARUH KULIT UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERFERMENTASI

DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI FASE PERTUMBUHAN Tjokorda Gede Belawa Yadnya, Ida Bagus Gaga Partama, A.A.A. Trisnadewi

dan I Wayan Wirawan ... 210 31. PENGEMBANGAN BUAH PINANG SEBAGAI ANTHELMINTIKA DALAM

UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK

(A POTENTIAL ANTHELMINTIC OF BEETLE NUT TO INCREASE PRODUCTIVITY OF RUMINANTS)

A.A.Gde Arjana,I Made Sukada, N.Adi Suratma, I Made Dwinata ... 215 32. PENGUJIAN TOKSISITAS ALGINAT DARI JENIS Sargassum sp.

dan Turbinaria sp. terhadap Kadar Leukosit Tikus Wistar

Wahyu Mushollaeni, Endang Rusdiana ... 221

PRESENTASI ORAL: BIDANG KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN

1. IDENTIFIKASI DAN UJI AKTIVITAS ANTHELMINTIKA SENYAWA AKTIF

RIMPANG TEMU IRENG

Ni Luh Rustini, Ni Putu Ariantari, Wiwik Susanah Rita ... 233 2. MEMBRAN BIOKOMPATIBEL TERBUAT DARI KEPOMPONG ULAT SUTRA

Tjokorda Gde Tirta Nindhia, Zdenek Knejzlik and Tomas Rum ... 239 3. POTENSI MINUMAN KUNYITASAM RENDAH KALORI

(Curcuma domestica Val. - Tamarindus indica L.) DALAM MENGENDALIKAN GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS

Sri Mulyani, Bambang Admadi H, A A G Budhiarta, G.A K Diah Puspawati ... 244 4. PENGARUH MAKANAN ATEROGENIK PADA METABOLISME KOLESTEROL

TERHADAP TIKUS WISTAR

Ni Wayan Bogoriani dan Ketut Ratnayani ... 252 5. EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DARI BONGGOL TANAMAN PISANG

(20)

6. EFEK EKSTRAK BIJI PRANAJIWA MEMPERBAIKI KERUSAKAN SEL-β PANKREAS DENGAN INDIKASI PENURUNAN KADAR 8-HIDROKSI-2-DEOKSIGUANOSIN DAN PROFIL IMUNOHISTOKIMIA TIKUS WISTAR HIPERGLIKEMIA

I W G Gunawan ... 268 7. KADAR SGPT, SGOT DAN KREATININ PLASMA DARAH TIKUS BETINA

YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI

Ni Wayan Sudatri, Iriani Setyawati, Ni Made Suartini ... 279 8. EVALUASI NILAI SERUM KREATININ DAN BUN PASIEN KANKER SERVIKS SEL

SKUAMOSA YANG MENERIMA KEMOTERAPI BLEOMISIN, ONCOVIN®,

MITOMISIN, DAN SISPLATIN

Noviyani, R.,Wicaksana, I G.R., Suwiyoga, K., Budiana, I N.G, Nyandra Md, Tunas Kt ... 285 9. ISOLASI DAN KRYOPRESERVASI SEL DARAH PUTIH UNTUK ANALISA

FLOW CYTOMETRY

Rasmaya Niruri, Inna Narayani, Wayan T. Artama, Ahmad Hamim Sadewa ... 289 10. KADAR SENG DAN KONSUMSI MIKRONUTRIENT IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

DI KOTA DENPASAR

Kadek Tresna Adhi, Ni Ketut Sutiari, Ni Wayan Septarini ... 293 11. POTENSI KANDUNGAN TOTAL FLAVONOID DAN FENOL KULIT BATANG GAYAM

(Inocarpus fagiferus Fosb) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Sri Rahayu Santi1), dan I Made Sukadana ... 300

12. EKSTRAK EUPHORBIA MILII MENINGKATKAN EKSPRESI TH17 (IL-17) MENCIT YANG DIINFEKSI Mycobacterium tuberculosis Made Linawati, Mantik Astawa, Made Mertaniasih, Dewa Sukrama,

Alit Widhiarthini, Putra Dwija ... 307 13. PRODUKSI DAN APLIKASI ANTIBODI MONOKLONAL ANTI

EKSRETORI-SEKRETORI (ES) FASCIOLA GIGANTICA UNTUK MELACAK FASCIOLOSIS PADA SAPI

Oka Winaya IBO, Mantik Astawa N, Dharmawan SN, Damriyasa IM... 314 14. KADAR GLIKOGEN JARINGAN DAN GLUKOSA DARAH

PADA TIKUS HIPERGLIKEMIA

Iwan Harjono Utama, I Putu Gede Yudhi Arjentinia, I Nyoman Suarsana... 320 15. PINOSTROBIN MENAIKAN EKSPRESI P53 DAN MENURUNKAN EKSPRESI VEGF

PADA FIBROSARKOMA MENCIT HASIL INDUKSI BENZOPIREN

Oka Adi Parwata, Sukardiman dan Alit Widhiartini ... 325 16. EFEKTIVITAS PARTISI EKSTRAK BUAH PARE ( Momordica charantia)

SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH

(21)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

17. SIFAT FUNGSIONAL PROBIOTIK LACTOBACILLUS RHAMNOSUS SKG34 SEBAGAI PENURUN KOLESTEROL DARAH TIKUS DENGAN PAKAN LEMAK

Komang Ayu Nocianitri, I Nengah Sujaya, ID.M.Sukrama ... 337 18. Isolasi dan Deteksi Antibodi Toxoplasma gondii pada Itik lokal di Bali

(Isolation and Detection Antibodies of Toxoplasma gondii in domestic duck in Bali)

I Made Dwinata, I B M Oka and I Made Damriyasa ... 344 19. BEBAN KERJA MAKSIMAL AKUT (ACUTE OVERWORKING) MENYEBABKAN

KERUSAKAN SEL β PANKREAS PADA MENCIT

Ferbian Milas Siswanto, I Made Kardena, Ahmad Fauzi Habibi, Restu Hikmah Ayu Murti,

Fikra Justiar Abdillah, Wiediartini ... 350 20. KONFIRMASI HISTOPATOLOGI, SEROLOGIK DAN MOLEKULER DARI INFEKSI

AVIAN PARAMYXOVIRUS TIPE 1 (APMV-1)

I Gusti Agung Arta Putra, Anak Agung Ayu Mirah Adi ... 356 21. APLIKASI BAKTERIOSIN ASAL YOGHURT SEBAGAI BIOPRESERVATIF DAGING

AYAM PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN

I Wayan Suardana ... 362 22. POTENSI ANTIBODI MONOKLONAL ANTI VIRUS RABIES ISOLAT BALI

UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT RABIES

Ida Bagus Kade Suardana, Nyoman Mantik Astawa ... 373 23. PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricuta) UNTUK MEMPERBAIKI

KERUSAKAN SEL BETA PANKREAS MELALUI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR HIPERGLIKEMIA

Ni G. A. M. Dwi Adhi Suastuti, I G. A. Kunti Sri Panca Dewi dan Ni Komang Aryati ... 380 24. AKTIVITAS ANTIMALARIA FRAKSI TERPENOID DAN FLAVONOID KULIT BATANG CEMPAKA KUNING TERHADAP Plasmodium falciparum STRAIN 3D7

Ni Putu Ariantari, Pande Nyoman Handayani, Ni Luh Rustini, Achmad Fuad Hafi d,

Aty Widyawaruyanti ... 386 25. GH TIDAK MEMPENGARUHI EKSPRESI mRNA Nrf2 TIKUS JANTAN

I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti, I Gusti Kamasan Nyoman Arijana,

I Wayan Sugiritama, I Gde Wiranatha ... 393 26. PERHITUNGAN NILAI BESARAN FISIS MAMMOGRAFI JENIS HISTOPATOLOGI

INFILTRATING DUKTAL CARCINOMA (IDC) DAN INFILTRATING LOBULER

CARCINOMA (ILC).

(22)

PRESENTASI ORAL: BIDANG ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

1. KAJIAN WAKTU OPERASI DESTILASI KONTINYU TERHADAP KARAKTERISTIK PRODUKSI ARAK BALI

I Gusti Ketut Sukadana, I Gusti Ngurah Putu Tenaya ... 405 2. PERANCANGAN SISTEM TURBIN DENGAN PENGGERAK ARUS LAUT

I G B Wijaya Kusuma dan Rukmi Sari Hartati ... 412 3. PEMANFAATAN TENAGA MATAHARI SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK

DI KAMPUS BUKIT JIMBARAN

IAD Giriantari, WG. Ariastina, INS Kumara, IW Sukerayasa ... 418 4. DESAIN SISTEM KONTROL GRID-TIED UNTUK MENINGKATKAN FRAKSI

ENERGI TERBARUKAN

Azmi Saleh ... 425 5. PEMANFAATAN JELANTAH MINYAK KELAPA SEBAGAI

ENERGI ALTERNATIF: FATTY ACID ETHYL ESTER

Ni Made Suaniti1), I Wayan Bandem Adnyana ... 433

6. STUDI KONSENTRASI AMILOGLUKOSIDASE DAN Saccharomyces cereviseae DALAM PRODUKSI BIOETANOL DARI UBI JALAR MELALUI SAKARIFIKASI

FERMENTASI SIMULTAN

Bambang Admadi Harsojuwono, I Wayan Arnata, I Wayan Gede Sedana Yoga ... 439 7. PENENTUAN PERBANDINGAN BOBOT ADSORBEN

DENGAN BIOETANOL PADA PROSES DEHIDRASI BIOETANOL SECARA BACTH

I Wayan Arnata, I Putu Surya Wirawan, I Made Nada ... 446 8. PEMBANGKIT LITRIK TENAGA BIOGAS

Tjokorda Gde Tirta Nindhia, I Wayan Surata, I ketut Adi Atmika,

Dewa Ngakan Ketut Putra Negara ... 451 9. PEMODELAN CFD UNTUK KARAKTERISASI FLUIDISASI

PADA GASIFIKASI FLUIDIZED BED

I Nyoman Suprapta Winaya, Rukmi Sari Hartati, Nyoman Gede Sujana ... 458 10. PENGARUH LUAS PENAMPANG ALIRAN GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN

PADA ALKALINE FUEL CELL

(23)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

PRESENTASI ORAL: BIDANG TRANSPORTASI DAN MANUFAKTUR

1. KERUGIAN ENERGI BBM SELAMA MASA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN

Dewa Ketut Sudarsana, Harnen Sulistio, Achmad Wicaksono dan Ludfi Djakfar ... 473 2. UNJUK KERJA AUTOMATIC RETORT POUCH KAPASITAS PENUH

Asep Nurhikmat dan Tommy Hendrix ... 478 3. SIFAT MEKANIS KOMPOSIT POLYESTER DENGAN PENGUAT SERAT

TAPIS KELAPA

I Made Astikadan I Gusti Komang Dwijana ... 485 4. EFEK MEDIA PENDINGIN PACK CARBURIZING

TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH

Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, I Dewa Made Krisnha Muku, I Ketut Gede Sugita,

I Made Astika, I Wayan Mustika, Dewa Gde Rudy Prasetya ... 493 5. KARAKTERISASI INSTALASI PERPIPAAN POMPA BOOSTER

Anak Agung Adhi Suryawan, Made Suarda ... 500 6. EFEKTIVITAS REDESAIN PENAMPUNGAN UDARA PEMBAKARAN TERHADAP

DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA TUNGKU PELEBURAN PERUNGGU BAHAN GAMELAN BALI

IGN.Priambadi, AAIA.Sri Komaladewi, IPG.Arthayasa ... 505 7. STUDI PENINGKATAN WAKTU TEMPUH KENDARAAN AKIBAT KEMACETAN

TRANSPORTASI PADA LALU LINTAS HETEROGEN

M. Isran Ramli, Sumarni H. Aly, Arifi n Liputo, Muralia Hustim ... 510 8. MODEL BESARAN EMISI SEPEDA MOTOR BERBASIS SIKLUS MENGEMUDI

PADA KONDISI LALU LINTAS HETEROGEN

Muhammad Arafah, Mary Selintung, Sumarni H. Aly, M. Isran Ramli ... 519 9. APLIKASI DIFFERENTIAL-DRIVE MOBILE LEGO MINDSTORMS NXT

I Wayan Widhiada, Cok.Indra Partha, Wayan Reza Yuda A.P ... 528 10. PENGARUH FRAKSI BERAT SERAT TERHADAP KEAUSAN PADA KOMPOSIT

POLYETHYLENE TEREPHTHALATE DAUR ULANG BERPENGUAT SERAT

SABUT KELAPA

I Putu Lokantara, NPG Suardana, Ramahadi Putra ... 536 11. INVESTIGASI KUALITATIF SIFAT AKUSTIK PRODUK GAMELAN BALI BERBAHAN

DASAR PERUNGGU SILIKON

I KetutGede Sugita, I G. N Priambadi, Cok.IstriPutriKusuma K. ... 543 12. PENENTUAN SIFAT PLASTIK LOGAM MENGGUNAKAN

MODEL NUMERIK INDENTASI DUAL INDENTER

(24)

13. MEREDAM OSILASI MENGGUNAKAN METODE GABUNGAN BFA-PSO PADA SISTEM INTERKONEKSI KELISTRIKAN JAWA BALI

IBG Manuaba, N Budiastra ... 557 14. STUDI BESARAN EMISI KENDARAAN RINGAN DALAM KONDISI DIAM PADA

RUAS JALAN DI KOTA MAKASSAR

Sumarni H. Aly, Muralia Hustim, Achmad Zubair, M. Isran Ramli ... 566 15. KEAUSAN BAJA KARBON (0,65% C) AKIBAT BEBAN GELINDING-LUNCUR

DUA ARAH BERLAWANAN PADA PERMUKAAN KONTAK BASAH I Made Widiyarta, I Made Parwata, I Made Gatot Karohika, I Putu Lokantara

dan Made Arie Satryawan ... 574 16. ANALISIS NILAI DAN BIAYA ANGKUT KOMODITI

PADA TRANSPORTASI BARANG DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Hakzah Setiyono, Lawalenna Samang, M. Isran Ramli, Rudy Djamaluddin ... 579 17. ANALISIS WAKTU TEMPUH PADA PERJALANAN BERBELANJA

KE PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR

Mubassirang Pasra, M. Saleh Pallu, M. Isran Ramli, Sakti Adji Adisasmita ... 586 18. STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN

PADA JARINGAN JALAN DI KOTA MAKASSAR

MuraliaHustim, Sumarni H. Aly, Arifi nLiputo, DewiSriastuti Nababan ... 594 19. PENGARUH SUDUT ORIFIS TERHADAP PERMANENT PRESSURE DROP DAN

DISCHARGE COEFFICIENT PADA ORIFICE FLOW METER

Ainul Ghurri, SPG Gunawan Tista ... 602 20. RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH DAN PENCACAH SAMPAH ORGANIK

DAN ANORGANIK UNTUK MENGHASILKAN SERPIHAN SAMPAH ORGANIK LEBIH KECIL SEBAGAI BAHAN KOMPOS

I Gede Putu Agus Suryawan, Cok. Istri P. Kusuma Kencanawati,

I Gst. A. K. Diafari D. Hartawan ... 610 21. PENGARUH KOMPOSISI PENGUAT SICW DAN AL2O3 PARTIKEL

PADA KARAKTERISTIK ALUMINIUM MATRIK KOMPOSIT

Ketut Suarsana, Rudy Soenoko, Agus Suprapto, Anindito Purnowidodo ... 617 22. ANALISA SKID DAN GULING KENDARAAN PENGOLAH SAMPAH

(25)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, DAN SUMBER DAYA ALAM

1. PENAMPILAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PESANGGARAN DENPASAR-BALI

Tirta A.IN., AA.Oka, Gd.Suranjaya, NLP.Sriyani ... 635 2. ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KOTA PONTIANAK

Josua P. Hutajulu, Marisi Aritonang ... 640 3. APLIKASI ORYZALIN DAN SINAR GAMMA PADA TANAMAN PACAR AIR

(Impatiens balsamina, L.)

Made Ria Defi anidan Ni Wayan Sudatri ... 647 4. FOTODEGRADASI ZAT WARNA TEKSTIL METHYLENE BLUE

DAN CONGO RED MENGGUNAKAN KOMPOSIT ZnO-AA DAN SINAR UV

Ni Putu Diantariani, Iryanti Eka Suprihatin dan Ida Ayu Gede Widihati ... 652 5. POTENSI MANGROVE DALAM IMMOBILISASI TIMBAL

Iryanti Eka Suprihatin ... 660 6. KERAGAMAN LEBAH TRIGONA SEBAGAI SALAH SATU

PLASMA NUTFAH DI BALI SELATAN

Ni Luh Watiniasih, Ni Made Suartini ... 665 7. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FENOL

DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum betaceum Cav.) YANG AKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Ida Ayu Raka Astiti Asih, Ni Made Puspawati, Wiwik Susanah Rita,

Ni Luh Putu Devi Sintia Dewi ... 671 8. KAJIAN RE-DESAIN PERAIRAN TELUK BENOA

DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN

I GedeHendrawan ... 679 9. STRUKTUR GENETIK BRAHMANA SIWA DAN BHUDA DI BALI BERDASARKAN

DNA MIKROSATELIT KROMOSOM –Y

I Ketut Junitha, Ni Luh Watiniasih, I A Manik Damayanti ... 688 10. DIVERSITAS GENETIK MONYET EKOR PANJANG MENGGUNAKAN MARKA

D-LOOP REGION mtDNA DI KAWASAN BALI UTARA

I Nengah Wandia, I GA. Arta Putra, I Gede Soma ... 696 11. POTENSI EKSTRAK DAUN JATI (Tectona grandis L.f ) DALAM MENGHAMBAT

PERTUMBUHAN JAMUR Aspergillus fl avus SECARA INVITRO

Ni Putu Adriani Astiti dan Sang Ketut Sudirga ... 704 12. PEMBANGUNAN DANPELESTARIAN SUMBER DAYA HUTAN

DI SEKITAR KAWASAN BEDUGUL BALI

(Studi Kasus Rencana Pembangunan PLTP Bedugul (Geothermal)

(26)

13. SKRINING AKTIVITAS PROTEASE PADA GETAH TANAMAN MELINJO DAN LIDAH BUAYA

Ketut Ratnayani, A.A.I.A.Mayun Laksmiwati ... 720 14. APLIKASI SEX REVERSAL MENGGUNAKAN MADU

PADA LARVA IKAN GAPI (Poecilia reticulata)

Endang Wulandari S, Aryani Rahmawati, Abdul Hakim ... 726 15. ADSORPSI-DESORPSI Cu(II) PADA ADSORBEN BATU PADAS LIMBAH KERAJINAN

I Nengah Simpen dan Ni Putu Diantariani ... 734 16. INDUKSI KALUS PALEM NYABAH (Pinanga arinasae J.R.Witono) SECARA IN-VITRO

Ni Luh Arpiwi, Made Pharmawati ... 742 17. RAGAM ALEL INDUK DAN ANAKAN KELAPA SABUT MERAH

(Cococs nucifera L.) DAN KEKERABATAANNYA BERDASARKAN PENANDA

DNA MIKROSATELIT

Eniek Kriswiyanti dan I Ketut Junitha ... 747 18. RESIDU INSEKTISIDA PADA KACANG PANJANG (Vigna sinensis)

YANG DIHASILKAN DI KECAMATAN BATURITI DAN PENEBEL,

KABUPATEN TABANAN

I G.A. Lani Triani, I.B.W. Gunam, dan L.P. Wrasiati ... 754 19. FITOEKSTRAKSI ZAT WARNA ’CONGO RED DAN METIL BIRU DALAM LIMBAH

TEKSTIL DENGAN KIAMBANG (Salvinia natans)

Kunti Sri Panca Dewi, Wahyu Dwijani, Iryanti Suprihatin ... 760 20. STUDI AMPLIFIKASI GEN HRP (HYPERSENSITIVE REACTION AND

PATHOGENICITY) DARI BEBERAPA TANAMAN HORTIKULTURA YANG

TERSERANG PENYAKIT

Retno Kawuri, Made Pharmawati ... 766 21. KAJIAN PROSEDUR DAN IMPLIKASI RENCANA PEMBANGUNAN REKLAMASI

TELUK BENOA BALI

I Putu GedeArdhana, Mutria Farhaeni ... 773 22. SINERGI ANTARA SISTEM PERTANIAN HORTIKULTURA

DENGAN AKTIVITAS PERTANIAN DI BEDUGUL BALI

Ketut Budi Susrusa, Yohanes Setiyo, dan IGN Apriadi Aviantara ... 781 23. VARIABILITAS MUSIMAN ARUSLINTAS SELAT LOMBOK BERDASARKAN

DATA INSTANT 2004-2006

I Wayan Gede Astawa Karang ... 787 24. PERBANDINGAN KUALITAS DNA METAGENOMIK HASIL ISOLASI DARI TANAH

HUTAN MANGROVE DENGAN DAN TANPA PENAMBAHAN SUSU SKIM DALAM BUFER LISIS

I Nengah Wirajana, Ni Putu Frida Oktaningtias, Widiarthi Ketut Ratnayani,

(27)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

25. KAJIAN POPULASI MIKROBA PADA PROSES BIOREMEDIASI SECARA IN-SITU DI LAHAN BUDIDAYA KENTANG

Yohanes Setiyo, I.B.W. Gunam, Sumiyati dan Victor Manuntun Manurung ... 800 26. EVALUASI KEMAMPUAN TANAMAN JALAN DALAM PENYERAPAN EMISI

GAS CO2 DENGAN SIMULASI KOMPUTER

I Ketut Sundra, I Made Widhi Wirawan, I Putu Eka Nila Kencana,

I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan ... 806 27. POTENSI DAN TINGKAT EKSPLOITASI ABALON (Haliotis squamta)

DI PANTAI DESA CEMAGI,MENGWI, BADUNG

Deny Suhernawan Yusup, IB. Made Suaskara, G.S. Indrawan, Komang Triwiyanto ... 813 28. DIMENSI PENTING DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS

MASYARAKAT DAN BERKELANJUTAN DI PROVINSI BALI

I Ketut Satriawan, Ida Bagus Gde Pujaastawa dan I Made Sarjana ... 819

PRESENTASI ORAL: BIDANG INFORMASI DAN KOMUNIKASI

1. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN PERKEMBANGAN KLASTER KOPI ARABIKA KINTAMANI

I Nyoman Gede Arya Astawa, Ni G. A. P. Harry Saptarini, I Ketut Muderana ... 829 2. PERANCANGAN APLIKASI KALENDER BALI PADA SMARTPHONE

BERBASIS ANDROID

I Ketut Suwintana, Putu Manik Prihatini ... 837 3. KARAKTERISTIK DAN PERFORMANSI SISTEM VFFT/OFDM

N.M.A.E.D. Wirastuti, K.O. Saputra ... 844 4. RANCANG BANGUN QUADCOPTER ROBOT SEBAGAI ALAT PEMANTAU

JARAK JAUH KAWASAN LINGKUNGAN BENCANA

I.B. Alit Swamardika, I N. Setiawan, I N. Budiastra ... 852 5. PENGUJIAN SMS PADA PENGAMAN TAMBAHAN DENGAN BAHASA RAKITAN

(ASSEMBLY) MIKROKONTROLER AT89S52

I Gst. Agung Putu Raka Agung, I Nyoman Setiawan, Gede Sukadarmika ... 860

PRESENTASI ORAL: BIDANG HUMANIORA

1. REKONSTRUKSI PENILAIAN KINERJA LEMBAGA PERKREDITAN DESA:

INTEGRASI TEORI KOMUNIKASI AKSI HABERMAS DAN BUDAYA TRI HITA KARANA I Ketut Sujana ... 871 2. MANAJEMEN PENILAIAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BERBASIS ASET TAK BERWUJUD

(28)

3. MANAJEMEN OPERASI RETORT POUCH SKALA INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH (IKM)

Tommy Hendrix dan Asep Nurhikmat ... 887 4. DETERMINAN DARI STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK

SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA DI PERDESAAN PROVINSI BALI

Made Susilawati, Desak Putu Eka Nilakusmawati, Nyoman Dayuh Rimbawan ... 895 5. ARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGEMBANGAN

PARIWISATA EKOLOGIS

I Nyoman Sunarta, Luh Putu Kerti Pujani, I Made Adikampana, Saptono Nugroho ... 903 6. MASYARAKAT MULTIKULTURAL

KOTA ENDE: TINJAUAN SEJARAH DAN INTEGRASI

F.X. Soenaryo, Fransiska Dewi Setiowati S, Anak Agung Inten Asmariati ... 908 7. IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA SEBAGAI NORMA ETIK

DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA, BERBANGSA, BERMASYARAKAT

Tjok Istri Putra Astiti, Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, I Gusti Ngurah Dharma Laksana ... 916 8. GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN BUDAYA PADA KINERJA

LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI BALI

I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri ... 922 9. MENGURANGI KEMISKINAN DI DAERAH PARIWISATA DENGAN

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAN: Tinjauan Wilayah Badung bagian Selatan

GPB Suka Arjawa ... 929 10. DINAMIKA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PESERTA PROGRAM

INTERNATIONAL BUSINESS STUDY NETWORK (IBSN) UNIVERSITAS UDAYANA I Nengah Sudipa, I Made Rajeg, Luh Putu Laksminy, Putu Ayu Asty Senja Pratiwi ... 935 11. EKSPLORASI MISKONSEPSI MAHASISWA DALAM PENGEMBANGAN

BUKU TEKS ANALISIS REAL BERMUATAN PETA PIKIRAN

Luh Putu Ida Harini, I Gede Santi Astawa, I Gusti Ayu Made Srinadi... 941 12. PENGARUH BUDAYA TRI HITA KARANA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

DENGAN MEDIASI KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (STUDI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI PROVINSI BALI)

Ida Bagus Ketut Surya ... 950 13. HIPERSOSIALISASI KRIMINALITAS NARAPIDANA DI LP DENPASAR

(Studi Multidisipliner Merancang Model Pengembangan LP) I Gusti Agung Oka Mahagangga, IGN. Parikesit Widiatedja

(29)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

14. UPAYA MERANCANG TINGGALAN PRABU UDAYANA DI DESA PEKRAMAN KUTRI SEBAGAI DESA WISATA

Ida Ayu Suryasih, I Made Sendra, I Gst. Ag. Oka Mahagangga,

Ida Bagus Suryawan, I Made Kusumanegara ... 967 15. AMPAK PARIWISATA PERDESAAN BAGI MASYARAKAT LOKAL

I Made Adikampana, Luh Putu Kerti Pujani, Saptono Nugroho ... 974 16. KONFLIK PEMEGANG SAHAM DAN KONSERVATISME AKUNTANSI

Ni Made Dwi Ratnadi ... 979 17. PERAN MEDIASI STRATEGI CSR UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

(Studi Pada Industri Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Bali)

Ni Nyoman Kerti Yasa1), I Putu Gde Sukaatmadja2) I G.N Jaya Widagda ... 988

18. ARIASI KOSAKATA BAHASA BALI DIALEK NUSA PENIDA DALAM LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Ni Made Dhanawaty, I Made Budiarsa,I Wayan Simpen, Ni Made Suryati ... 998 19. PENGARUH TENDENSI MANAJEMEN LABA, UKURAN PERUSAHAAN,

SERTA TOLERANSI RISIKO PADA KEPUTUSAN MEMILIH KANTOR

AKUNTAN PUBLIK

Eka Ardhani Sisdyani, Putu Agus Ardiana, K.A. Krisnadewi ... 1005 20. PENGEMBANGAN BATIK MAJAPAHITAN DENGAN PEWARNA TRADISIONAL

GUNA PENCIPTAAN EKONOMI KREATIF DI TROWULAN Rochtri Agung Bawonodan Zuraidah 1014

21. MODEL PENGATURAN CITY HOTEL WIRAUSAHA LOKAL BERBASIS PENGUATAN KEMITRAAN DENGAN BERBAGAI STAKEHOLDERS

Ni Ketut Supasti Dharmawan, I Made Sarjana, Made Suksma Prijandhini Devi Salain,

(30)
(31)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

(32)

PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI YANG BERWAWASAN

LNGKUNGAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN

UMAT MANUSIA

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, E-mail: ksuas@yahoo.com

Abstrak

Belakangan ini para ilmuan dan masyarakat pemerhati lingkunan sangat aktif dalam memperjuangkan masalah dampak negatif terhadap umat manusia akibat ulah manusia itu sendiri. Isu lingkungan yang banyak dibicarakan saat ini diantaranya perihal biodiversitas, konservasi alam dan binatang, dan perubahan cuaca dan pemanasan global yang berpengaruh terhadap biodiversitas.

Ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi dalam dua dekade terakhir ini berkembang sangat pesat. Begitu cepatnya perkembangan ini, bahkan seorang ilmuan tidak mampu lagi memahami semua keilmuannya yang digelutinya. Sehingga ada kecenderungan para ilmuan hanya mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih sempit. Demikian juga percepatan perkembangan teknologi sedemikian cepat, terkadang para ilmuan sendiri belum memahami dampak negatif dari kemajuan teknologi yang awalnya berpikir dan digunakan untuk kemajuan dan mensejahterakan umat manusia.

Berbicara tentang kemajuan sains dan teknologi dan dampaknya terhadap kehidupan umat manusia, rasanya dapat digunakan dua contoh baik tentang manfaat dan bahaya akibat kecelakaan nuklir yaitu Chernobyl dan Fukushima. Kedua pusat reaktor nuklir ini telah diketahui banyak memberi manfaat bagi umat manusia sebagai sumber energi dan kebutuhan lainnya. Namun demikian, terkadang lupa memperhitungkan besarnya dampak negatif jika terjadi kecelakaan baik karena kesalahan manusianya sendiri maupun karena bencana alam.

Kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah umat manusia. Pada tanggal 26 April 1986 reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang terletak di Uni Soviet di dekat Pripyat di Ukraina meledak. Akibatnya, partikel radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana ini sekitar 500.000 orang, dan menghabiskan dana sebesar 18 miliar rubel dan mempengaruhi ekonomi Uni Soviet. Ribuan penduduk terpaksa diungsikan dari kota ini. Tergantung dari besarnya paparan radiasi, dampak langsung baik jangka pendek maupun jangka panjang dari kecelakaan ini adalah kematian (sindrom radiasi akut) dan berbagai macam penyakit terutama kanker. Sebaran radiasi ini juga berdampak terhadap lingkungan dan kehidupan hewan.

(33)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Suatu kenyataan bahwa di Indonesia dan di Bali khususnya masih banyak kekurangan tenaga listrik. Ini terutama disebabkan karena kebutuhannya berkembang sangat pesat tidak sesuai dengan percepatan persediaannya. Belakangan ini banyak diperbincangkan tentang penggunaan energi geotermal sebagai salah satu pilihan sumber energi. Seperti sumber energi apapun, tentu ada keuntungan dan kerugian dari pilihan energi geotermal ini. Dikatakan keuntungan energi geotermal adalah: beaya rendah, ramah lingkungan, penyediaan tenaga yang konstan, dapat diperbaharui (renewable), bebas dari sumber energi konvensional, digunakan langsung, keuntungan tenaga kerja dan ekonomi, potensial masif, stabil, besar untuk pemanasan dan pendinginan, beaya pemeliharaan rendah, tidak berdasarkan produk (lebih efi sien). Sebaliknya juga ada beberapa kerugian seperti: isu lingkungan, ketidakstabilan permukaan (gempa), mahal, tidak bisa digunakan sebagai sumber untuk lokasi yang jauh, isu keberlangsungan, kemungkinan hotspot hilang, tidak mungkin untuk transportasi, kemungkinan berbahaya lebih tinggi selama konstruksi.

Akhirnya teknologi apapun yang dipilih untuk tujuan menyejahterakan umat manusia, hendaknya diperhitungkan dampak negatif bagi kehidupan manusia dan hewan serta lingkungan dimana mahluk hidup berkembang.

(34)

PETA JALAN KEBIJAKAN NASIONAL

ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja, MSc.

Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia, Bidang Kelembagaan dan Perencanaan Strategis dan Guru Besar Teknik Mesin

Institut Teknologi Bandung, Bandung, E-mail: wiratmaja@gmail.com

Abstrak

(35)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

DALAM MEWUJUDKAN PENGELOLAAN

HUTAN LESTARI (PHL)

1)

Dr. Ir. Agus Sarsito, M.For.Sc.

Kepala Pusat Standardisasi dan Lingkungan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, E-mail: asarsito@yahoo.com

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan luas hutan tropis lebih dari 130 juta ha, terbesar ketiga di dunia dengan kekayaan keanekaragaman hayati. Hutan secara umum dapat memberikan manfaat baik ekonomi, sosial dan lingkungan, sehingga pengelolaan hutan lestari (PHL) akan menjamin kelestarian manfaat hutan tersebut. Dengan luas hutan produksi seluas lebih dari 74 juta ha (59%), Indonesia memiliki tantangan untuk mengelola hutan produksi tersebut untuk dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui supply bahan baku industri kehutanan dan ekspor sembari menyediakan lapangan kerja, memberikan akses kepada kelompok masyarakat lokal dan masyarakat adat untuk memanfaatkan sumbedaya hutan (SDH), menyediakan lahan untuk pembangunan sektor lain, serta meng-address isu-isu global seperti isu kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.

Berdasarkan UU No.41 1999 tentang Kehutanan, Kementerian Kehutanan diberi kewenangan untuk pengelolaan sumberdaya hutan termasuk di hutan produksi. Selanjutnya pengelolaan tersebut diatur melalui PP.6 tahun 2007 jo PP.3 tahun 2008 melalui beberapa skema yaitu: hutan alam (IUPHH-HA), hutan tanaman (IUPHH-HT) dan restorasi ekosistem (IUPHH-RE) (Permenhut P.50/ Menhut-II/ 2010 jo P.26/ Menhut-II/2012). Untuk mewujudkan Sustainable Forest Management (SFM) maka Kementerian Kehutanan mengimplementasikan kebijakan Pengelolaan Hutan Produksi Lestasi (PHPL). Implementasi kebijakan tersebut berupa Sertifi kasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), penerapan sistem silvikultur yang sesuai, penetapan areal high conservation value (HCV), pengamanan hutan, pemanfataan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan, pembangunan hutan desa (HD)/ hutan tanaman rakyat (HTR)/ hutan kemasyarakatan (HKM) dan restorasi ekosistem (RE). Disamping itu, penanganan perubahan iklim kehutanan juga diarahkan untuk mendorong pengelolaan hutan lestari (PHL)

1) Paparan disampaikan pada Seminar Nasional Sain dan Teknologi (SENASTEK) 2014, tanggal 18-19 September 2014 di Universitas Udayana,

(36)

PERSPEKTIF NANO SCIENCE

DALAM BIOLOGI

Prof. Sutiman Bambang Sumitro, MS., D.Sc.

Guru Besar Biologi Sel Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya E-mail: sutiman@ub.ac.id

Abstrak

(37)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN

SEBAGAI STRATEGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN

DAYA SAING PRODUK PANGAN

1, 3

Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc.

Guru Besar Rekayasa Proses Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,

Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor dan Direktur Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) center, LPPM, IPB, Bogor (seafast.ipb.ac.id),

E-mail: hariyadi@seafast.org

Abstrak

Undang-Undang No 18 tahun 2012 tentang Pangan, menyatakan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan pada (i)kedaulatan pangan, (ii) kemandirian pangan, dan (iii) ketahanan pangan. Ketahanan pangan (UU No 18/2012) dinyatakan sebagai “kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Lebih lanjut, UU No 18/2012 juga memandatkan bahwa upaya pencapaian ketahanan pangan tersebut, harus dilakukan secara (i) mandiri; yaitu mampu dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat, dan (ii) berdaulat; yaitu mampu menentukan kebijakan pangannya secara mandiri, tidak didikte oleh pihak mana pun, dan para pelaku usaha pangan mempunyai kebebasan untuk menetapkan dan melaksanakan usahanya sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya. Secara singkat, ketahanan pangan yang dimandatkan oleh UU no 18/2012 adalah ketahanan pangan mandiri dan berdaulat.

Diversifi kasi pangan merupakan konsequensi logis dari upaya pencapaian ketahanan pangan mandiri dan berdaulat ini, mengingat bahwa Indonesia kaya akan diversitas sumber pangan. Dari sisi ketersediaan; diversifi kasi pangan akan mengurangi risiko suatu negara terjebak dan tergantung pada hanya satu jenis bahan pangan saja. Dari sisi konsumsi; kebutuhan gizi setiap individu pada dasarnya tidak mungkin akan terpenuhi dengan baik jika menu pangannya tidak beragam. Jadi dari sisi kebutuhan gizi; diversifi kasi pangan berpotensi untuk memperbaiki status gizi masyarakat dengan lebih baik.

Paper ini akan mengulas bahwa pengembangan industri pangan mempunyai potensi peran strategis dalam meningkatkan baik ketersediaan, akses, maupun kualitas konsumsi pangan. Tidak hanya itu, pengembangan industri pangan dengan kemampuannya mengelola kegiatan pengembangan produk pangan yang efektif, juga sekaligus berpotensi untuk meningkatkan daya saing produk pangan Indonesia. Dalam paper ini akan diungkap bahwa untuk bisa memperkuat ketahahan pangan yang mandiri dan berdaulat maka kebijakan pembangunanindustri pangan perlu diarahkan pada upaya pengindustrian anekaragam pangan berbasiskan pada sumber daya lokal.

1. PENDAHULUAN

Pada bulan November 2012, hampir dua tahun yang lalu, telah disahkan Undang-Undang Republik Indonesia No 18, tahun 2012, tentang Pangan (UU no 18/2012) yang merupakan UU baru menggantikan UU Pangan yang lama (UU no 7 tahun 1996). Pada UU Pangan yang baru tersebut, terdapat penekanan khusus pada Bab II (ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP PENGATURAN), Pasal 3, dinyatakan secara jelas bahwa “Penyelenggaraan Pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan (i) Kedaulatan Pangan, (ii) Kemandirian Pangan, dan (iii) Ketahanan Pangan.

(38)

Kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan ini masing-masing didifi nisikan pada BAB I (Ketentuan Umum), Pasal 1, ayat 2, 3 dan 4, sebagai berikut:

Ayat 2. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan panganyang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untukmenentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Ayat 3. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat, dan

Ayat 4. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Jadi, oleh UU No 18/2012 dipersyaratkan bahwa penyelenggaraan pangan dalam rangka mencapai ketahanan pangan tersebut, harus dilakukan secara (i) mandiri dan (ii) berdaulat. Dengan kata lain, penulis mengartikan bahwa ketahanan pangan yang ingin dicapai menurut UU no 18/2012 adalah ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat.

2. APA INDIKATOR KETAHANAN PANGAN MANDIRI DAN BERDAULAT?

Untuk bisa memastikan bahwa upaya penyelenggaraan pangan nasional sesuai dengan mandat UU no 18/tahun 2012; harus selalu memperhatikan penguatan tiga (3) pilar utama, yaitu pilar ketahanan pangan, pilar kemandirian pangan dan pilar keadulatan pangan, untuk mencapai suatu ketahanan pangan mandiri dan berdaulat. Tiga pilar ini bisa diibaratkan sebagai kursi 3 kaki (three legs stool) yang harus berdiri kokoh, untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan.

Untuk memastikan bahwa upaya penyelenggaraan pangan nasional senantiasa memperkuat tiga (3) pilar tersebut, maka perlu disepakati ukuran-ukuran atau indikator capaian pembangunan masing-masing pilar, sehingga system pangan yang terbentuk bisa kokoh . Pilar ketahanan pangan biasanya diukur dari aspek ketersediaan, keterjangkauan dan kecukuan konsumsi, sedangkan pilar kemandirian menitik beratkan pada pentingnya system pangan yang mengakar dan berbasis pada sumber daya lokal, dan serta pilar kedaulatan pangan menitik beratkan pada pentingnya keberdayaan dan peran serta masyarakat lokal; sehingga aspek lingkungan, sosial budaya dan politik pangan masyarakat lokal akan menjadi kokoh mendapatkan tempat untuk berkembang. Secara lebih detail, dengan pemahaman ini, berbagai indikator ketahanan pangan mandiri dan berdaulat bisa diusulkan sebagaimana terlihat pada Tabel 1.

(39)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Pada ujungnya, status gizi dan kesehatan individu-individu warga negara inilah yang akan menentukan mutu dan daya saing sumber daya manusia (SDM) suatu negara; yang pada akhirnya akan menentukan daya saing bangsa (nation competitiveness).

Dalam hal ini, perlu ditekan bahwa malnutrisi (yang bisa menggagalkan tercapainya kehidupan individu yang sehat, aktif dan produktif) ini tidak hanya berkaitan dengan kekurangan gizi (undernutrition) tetapi juga berhubungan dengan kelebihan gizi (overnutrition). Dalam hal ini; masalah obisitas (kegemukan) –misalnya- merupakan salah satu gejala memprihatinkan dari kondisi malnutrisi; yang bisa diakibatkan karena ketidak-seuaian konsumsi, dalam hal jumlah, jenis dan mutu pangan yang dkonsumsinya. Secara umum, Indonesia saat ini menghadapi dua permasalahan gizi –sering disebut sebagai peramasalahan gizi ganda- tersebut.

Kekurangan gizi akan mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan; sehingga SDM yang dihasilkan tidak akan mampu mencapai potensi maksimalnya; mudah sakit; kurang kecerdasan dan rendah produktivitasnya. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007), prosentasi anak balita yang kurus mencapai angka 13,6%; sedangkan pada anak-anak sekolah (6-14 tahun) dan remaja/dewasa mencapai 12,1 dan 14,8%. Hal yang lebih memprihatinkan adalah kondisi gizi kurang ini telah menyebabkan anak balita berbadan pendek mencapai angka 36,8% -angka ini adalah angka kelima tertinggi di dunia.

Tabel 1. Tiga (3) Pilar sistem pangan nasional dan indikator capaian menujunketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat *)

• Kualitas pengasuhan anak (pola makan, dll)

Pilar Kemandirian Pangan

• Tingkat ketergantungan impor pangan • Tingkat ketergantungan impor sarana

produksi pangan (benih, pupuk,ingridien pangan, pengemas, mesin-mesin, dll) • Tingkat keaneka-ragaman

(diversifi kasi)konsumsi pangan berbasis sumberdaya pangan lokal

Pilar Kedaulatan Pangan

• Tingkat partisipasi masyarakat dalam sistem pangan

• Tingkat degradasi mutu lingkungan • Tingkat kesejahteraan masyarakat

masyarakat (petani, nelayan dan peternak, dll)

(40)

Sebaliknya; untuk kelebihan gizi –berpotensi akan menyebabkan SDM yang mempunyai risiko tinggi terkena penyakit degeneratif; seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Menurut data Riskesdas (2007) jumlah kegemukan pada anak-anak balita, anak sekolah, dan remaja/dewasa ini mencapai 12,2, 8 dan 19,1 %.

Penyebab permasalahan gizi ganda tersebut (gizi kurang dan gizi lebih) adalah karena pola makan yang tidak seimbang; yang mungkin sekali dimulai dari kesalahan pola pengasuhan anak (Tabel 1). Phenomena masalah gizi ganda ini menekankan bahwa angka kurang gizi yang rendah, belum tentu menunjukkan kondisi yang telah baik pada ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat; karena bisa jadi angka kelebihan gizinya yang tinggi. Dengan kata lain; pengukuran indikator ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat tidak bisa dilakukan dan diukur terpisah; melainkan harus dilihat secara komprehensif dan perlu bermuara pada tercapainya individu (setiap warga Negara) yang aktif, sehat dan produktif.

3. DIVERSIFIKASI PANGAN

Diversifi kasi pangan adalah upaya menyediakan dan mengkonsumsi pangan dengan menu yang beraneka-ragam dan bervariasi. Beraneka-ragam; artinya menunya terdiri dari berbagai macam bahan pangan; sehingga tidak didominasi hanya oleh satu atau sedikit jenis bahan pangan saja. Bervariasi; artinya macam bahan pangan yang disajikan dari waktu-ke waktu tidak sama; berganti-ganti dan beragam; sehingga menghindari “kebosanan” bagi yang memgkonsumsinya.

Kondisi diversifi kasi(penganekaragaman) pangan merupakan salah satu indikator dari ketahanan pangan mandiri dan berdaulat (Tabel 1). Diversifi kasi pangan bisa dilihat dari dua sisi; yaitu sisi ketersediaan (produksi; baik produksi di pertanian, perikanan, peternakan maupun di pengolahan atau industri) dan sisi konsumsi.

Dari sisi ketersediaan; diversifi kasipangan akan mendistribusikan beban penyediaan bahan pangan, dimana beban ini dibagi merata pada berbagai jenis bahan pangan; sehingga beban ketersediaan tidak bertumpu hanya pada salah satu jenis bahan pangan saja. Dalam hal ini, diversifi kasi pangan yang baik akan menurunkan risiko suatu negara terjebak dan tergantung pada salah satu jenis pangan saja. Misalnya; saat ini menu pangan di Indonesia masih sangat didominasi oleh beras; sehingga sedikit saja gangguan pada ketersediaan beras akan berakibat besar pada sistem pangan nasional. Saat ini ketergantungan Indonesia pada beras sedemikian tingginya; dimana angka konsumsinya mencapai berkisar antara 113 sampai 139 kg per kapita per tahun. Tingkat ketergantungan yang tinggi ini menuntut tingkat produksi yang tinggi pula. Adanya gangguan pada sistim produksi (ancaman kekeringan, banjir, serangan hama, dll) akan berakibat sangat keras pada sistim pangan nasional. Juga; jika sistim produksi pangan dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut; karena ada ketergantungan pada beras, maka pemerintah biasanya memutuskan untuk impor; yang artinya justru akan mengancam kemandirian dan kedaulatan pangan.

Masih dari sisi ketersediaan, selain untuk mengurangi ketergantungan pada beras, diversifi kasi pangan juga untuk menggali potensi-potensi pangan lain yang menjadi kekayaan kita. Ketergantungan pada beras seperti saat ini, telah menyebabkan kita lalai terhadap bahan pangan lain seperti umbi-umbian (garut, ganyong, ubi jalar, singkong, dll), sagu, serta aneka bijian dan kacang-kacangan yang kaya protein. Jadi,diversifi kasi pangan juga penting dilakukan untuk suatu bangsa menggali dan mengembangkan kekayaan alamnya dengan bijaksana.

Dari sisi konsumsi; kebutuhan gizi setiap individu pada dasarnya tidak mungkin akan terpenuhi dengan baik jika menu pangannya tidak beragam. Tidak ada satu pun jenis bahan pangan2 di dunia ini yang

(41)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

mampu memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh manusia untuk pertumbuhan yang optimal. Jadi dari sisi kebutuhan gizi; diversifi kasi pangan akan berpotensi untuk memperbaiki status gizi masyarakat dengan lebih baik. Betapa pun enak dan mahalnya bahan pangan tersebut; dia perlu dikombinasikan dengan berbagai jenis bahan pangan lain sehingga membentuk menu yang lebih beragam; sehingga diperoleh asupan gizi yang lebih seimbang. Kondisi sekarang, pola menu atau konsumsi pangan rata-rata penduduk Indonesia masih jauh dari ideal; karena masih didominasi oleh beras (nasi), masih terdapat kekurangan konsumsi pangan hewani, buah dan sayuran, sebagaimana terlihat pada Tabel 2. Jadi, diversifi kasi pangan mempunyai peranan penting untuk pencapaian ketahanan pangan mandiri dan berdaulat, baik dari sisi ketersediaan maupun konsumsi, khususnya dalam mencapai status gizi individu yang lebih baik.

Table 2. Pola konsumsi pangan di Indonesia (g/kapita/hari): Realita (2011) vs. Ideal*)

Kelompok Pangan

(padi, jagung, gandum) 325.9 275 + 40,9

Umbi dan batang

**) Berdasarkan pada Pola Pangan Harapan FAO

4. PERANAN PEMERINTAH

Saat ini, upaya diversifi kasipangan biasanya berkaitan dengan program atau proyek pemerintah. Program pemerintah ini umumnya dimotori oleh Kementerian Pertanian; seperti program “Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan” yang umumnya mengkampanyekan/mempromosikan kepada masyarakat untuk mengurangi konsumsi beras dan mendorong mengkonsumsi pangan non-beras (sumber karbohidrat); terutama yang dihasilkan secara lokal.Contohnya adalah program “One Day No Rice” dari pemerintah Kota Depok dan program kampanye yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan untuk mempromosikan “pengurangan konsumsi” beras. Namun demikian, gerakan pada level nasional (inter departemen) misalnya melalui koordinasi Dewan Ketahanan Pangan yang dipimpin Presiden, justru belum terlihat.

Fokus program pemerintah ini masih terlalu bias pada pangan pokok sumber karbohidrat, ubi, singkong, sagu, dll. Karena itu; sering pula timbul pertanyaan mengenai bagaimana dengan kandungan gizi sumber karbohidrat selain beras tersebut.

(42)

Kedua, diversifi kasi pangan memang seharusnya tidak bertujuan semata-mata pada upaya mengganti beras. Diversifi kasi pangan hendaknya bertujuanuntuk menyediakan pilihan bagi individu untuk bisa mengembangkan menu yang lebih beragam; termasuk sumber protein (ikan, daging, dll) dan sumber vitamin dan mineral (buahan dan sayuran). Meningkatnya konsumsi ikan, sayuran dan buahan secara tidak langsung akan mengurangi konsumsi beras pula. Apalagi jika pada menu juga terdapat pangan sumber karbohidrat non beras (misalnya ubi jalar) maka pengurangan beras akan semakin nyata.

Dalam hal ini, tantangannya adalah pada perlunya perubahan budayamakan.Upaya perubahan budaya makanjelas merupakan pekerjaan yang sulit. Disinilah letak peran penting pemerintah; khususnya untuk mengembangkan program edukasi masyakarat yang konsisten dan terus menurustentang pentingnya diet yang beranekaragam. Diet yang beranekaragam tidak hanya baik untuk kesehatan individu; tetapi juga baik untuk negara; supaya lebih mandiri dan berdaulat dalam hal pangan.

Mengingat bahwa pangan adalah masalah paling mendasar; dimana hak atas pangan adalah hak azasi yang paling mendasar bagi manusia, maka pemerintah dan kita semua perlu serius; sungguh-sungguh dan terus menerus meningkatkan tercapainya diversifi kasi pangan; untuk menuju ketahanan yang mandiri dan berdaulat; sesuai dengan amanat UU Pangan No 18.2013. Dalam hal ini, pemerintahperlu mempunyai komitmen yang kuat, untuk mempunyai mental tidak terlalu mudah impor; sehingga kelangkaan bahan pangan tertentu–misalnya- bisa dikelola dengan baik menjadi kesempatan untuk memproduksi sendiri atau mensubstitusi dengan produk sejenis yang ada.

5. PENGINDUSTRIAN ANEKA RAGAM PANGAN : PENDEKATAN BARU DIVERSIFIKASI

PANGAN

Dalam konteks diversifi kasi pangan; yang masih sangat lemah adalah upaya “pengindustrian aneka ragam pangan lokal” yang kita miliki (Hariyadi,2003). Dengan memperhatikan indikator-indikator ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat (Tabel 1) maka bisa dilihat bahwa industri pangan mempunyai peranan sangat enting untuk pengutanan pilar-pilar ketahanan pangan (meliputi ketersediaan, keterjangkauan, dsn konsumsi pangan), pilar kemandirian, maupun pilar kedaulatan pangan.

Perlu diingat bahwa pada umumnya produk-produk pangan bersifat mudah rusak (perishable). Dalam hal ini, industri pangan mempunyai peran penting karena dengan teknologi yang tepat; maka produk yang mudah rusak tersebut bisa diolah menjadi aneka produk olahan yang aman, awet, layak dikonsumsi manusia,sehingga mengurangi terjadinya kehilangan (losses) yang mubazir. Tidak hanya itu, pengolahan pangan juga akan mempermudah penanganan dan distribusi (sehingga lebih murah), memberikan variasi jenis olahan pangan (makanan/minuman), meningkatkan dan/atau mempertahankan mutu dangizi pangan, serta secara keluruhan mampu meningkatkan nilai ekonomis produk pertanian. Jadi dalam hal ini, industri pangan mempunyai potensi peran yang strategis dalam pencapaian ketahahan pangan yang mandiri dan berdaulat.

(43)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

6. VISI PENGINDUSTRIAN ANEKA RAGAM PANGAN

Secara khusus,industri pangan mempunyai peranan yang unik; karena hubungan yang langsung dan erat antara pangan, gizi dan kesehatan individu. Industri pangan; karena alasan mutu dan keamanan pangan yang diproduksinya; mempunyai pengaruh langsung pada tingkat kesehatan dan status gizi, -dan karena itu juga produktivitas- individu (konsumen) yang mengkonsumsi produk yang dihasilkannya (Hariyadi, 2012). Karena itu; program pengindustrian aneka ragam pangan hendaknya mempunyai visi dalam rangka peningkatan status kesehatan dan gizi populasi penduduk.

Bagaimana visi program pengindustrian aneka ragam pangan untuk peningkatan status kesehatan dan gizi populasi penduduk ini bisa diilustrasikan seperti pada Gambar 1. Gambar 1Amenunjukkan kondisi hipotetik distribusi status kesehatan dan gizi populasi; dimana ada bagian populasi yang tidak sehat (sakit) dan ada juga bagian populasi yang sehat, aktif (bugar) dan produktif. Pembangunan program pengindustrian aneka ragam pangan tentunya bertujuan untuk semaksimal mungkin mengurangi jumlah penduduk yang sakit dan meningkatkan jumlah penduduk yang sehat, aktif (bugar) dan produktif (Gambar 1 B). Namun demikian; jika arah pembangunan industri pangan dilakukan dengan tidak benar; maka akibatnya justru akan menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk yang tidak sehat; dan memperkecil jumlah penduduk yang sehat dan produtif (Gambar 1C); sehingga justru membebani negara dan menurunkan daya saing bangsa.

(44)

Peran strategis industri pangan dalam (i) program diversifi kasi pangan dan (ii) pembangunan status kesehatan dan gizi populasi, ini perlu disadari oleh pemerintah dan pelaku industri; sehingga semua pihak bisa menjalankan perannya dengan penuh tanggungjawab. Semakin besar skala suatu industri; semakin banyak dan menyebarnya produk pangan yang diproduksi, semakin sukses pemasarannya ke seluruh pelosok negara; maka semakin besar peran dan tanggung jawab industri tersebut dalam pembangunan kesehatan dan gizi bangsa.

7. APA YANG BISA DILAKUKAN INDUSTRI PANGAN?

Industri pangan, dalam upaya menerjemahkan visi pengindustrian aneka ragam pangan -sebagai manifestasi tanggungjawabnyaterhadap peningkatan status kesehatan dan gizi populasi penduduk ini bisa melakukan berbagai prakasa strategis. Secara umum, prakarsa tersebut adalah bahwa industri pangan perlu mengupaya eksplorasi sumber pangan local dan mengembangkannya menjadi produk pangan dalam rangka memberikan aneka pilihan pangan bagi konsumen, dengan memastikan (i) keamanan dan (ii) mutu dan gizi produk pangan; sesuai dengan kebutuhan konsumen dalam menyusun menu dan diet yang sehat. Hal ini ini merupakan pendekatan baru yang perlu didorong oleh pemerintah, dalam rangka berkontribusi pada program diversifi kasi pangan, khususnya untuk percepatan peningkatan status kesehatan dan gizi individu mencapai tingkat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan, sesuai dengan amanat UU no 18/2012.Secara ilustratif; beberapa prakarsa strategis ini dapat dikelompokkan dalam 3 kategori prakarsa (Gambar 2), yaitu aksi langsung, aksi tidak langsung, dan kasi-aksi fi lantropik dan/atau corporate social responsibility.

Sebagai ilustrasi; prakrasa industri pangan yang secara langsung berpotensi meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat dengan cara menyediakan produk pangan yang aman dan bermutu; antara lain adalah :

1. Melakukan evaluasi tentang mutu dan kandungan/komposisi gizi pangan yang diproduksi; dan analisis relevansi terhadap program diversifi kasi pangan dan pembangunan gizi dan kesehatan masrakat Indonesia. Jika diperlukan; maka industri melakukan penyesuaian dengan cara reformulasi produk yang dihasilkan, melakukan substitusi dengan bahan baku local, dan lain-lain.

2. Melakukan pengendalian yang lebih ketat terhadap beberapa zat gizi yang menjadi permasalahan kesehatan publik; misalnya kandungan kalori, gula, sodium, lemak jenuh, lemak trans, akrialmida, dan lain-lain.

3. Mengembangkan produk pangan baru yang berpotensi memecahkan permasalahan gizi dan ksehatan masyarakat; misalnya dengan memperkenalkan berbagai aneka ramam ingridient pangan-lokal fungsional untuk kesehatan; seperti buah, sayur, whole grains, kacang-kacangan, biji-bijian, dan lain lain sesuai dengan pedoman gizi yang relevan (dietary guidelines).

4. Mengembangkan produk pangan dengan ukuran (porsi)yang lebih kecil, dan produk yang lebih memberikan rasa kenyang (satiety) dan appetite control, khususnya untuk mengatasi permasalahan obisitas.

Adapun contoh prakrasa industri pangan yang secara tidak langsung berpotensi meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat; antara lain adalah :

1. Mengembangkan kebijakan pelabelan dan iklan yang lebih informatif dan edukatif; dalam rangka pendidikan pangan dan gizi yang lebih sehat. Perhatian khusus perlu diberikan untuk produk pangan yang didisain khusus untuk anak-anak.

2. Mempunyai program pendidikan masyarakat yang mendorong gaya hidup yang lebih sehat; termasuk aktivitas fi sik aktif; seperti olah raga, gizi berimbang, dan lain-lain.

(45)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Sedangkan contoh prakrasa industri pangan melalui aksi corporate social responsibility atau aksi fi lantropik yang berpotensi meningkatkan status sosial, ekonomi dan lingkungan yang mendukung untuk peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat; antara lain adalah :

1. Menginvestasikan sumber daya untuk penelitian dan pengembangan untuk memahami mengeksplorasi potensi lokal, termasuk perilaku konsumsi dan pola makan masyarakat.

2. Melakukan pembinaan masyarakat dalam pola hidup sehat

3. Melakukan investasi untuk pengembangan fasilitas olah raga dan ruang terbuka untuk masyarakat 4. Bersama masyarakat lokal, mengembangkan kegiatan sosial kemasyarakatan dalam bidang pangan

dan gizi; misalnya pengembangan bank pangan olahan, sumbangan pangan, dll

5. Bersama masyarakat lokal, mengembangkan kegiatan kemasyarakatan dalam bidang pangan dan gizi; misalnya pengembangan taman gizi, kebun masyarakat, lumbung hidup, dll

Gambar

Gambar 1.  Skema visi peningkatan status kesehatan dan gizi populasi penduduk dalam pengembangan pengindustrian aneka ragam pangan (Modifi kasi dari Knorr, 2008).
Gambar 2.  Kerangka prakarsa industri pangan sebagai manifestasi visi peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat.
Tabel 2.  Komponen, komposisi sampah serta ketersediaan bahan pakan untuk ternak sapi bali dari 441 ton sampah/ hari di TPA Suwung
Tabel 1. Berat molekul protein standar marker
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa rumput laut mempunyai kandungan kalsium yang jauh lebih tinggi (34,52%) jika dibandingkan dengan pelet (1,5%),

Dari penelitian ini bisa disimpulkan bahwa kandungan protein kasar pakan sampi Malean yang ada pada tabel 2 memang mempunyai kualitas yang tinggi, namun

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kandungan nilai nutrisi pakan impor lebih tinggi dibandingkan dengan pakan lokal, dan berdasarkan hasil

Pemberian bahan tambahan pakan berupa konsentrat terhadap hijauan pada rusa timor berpengaruh lebih positif terhadap panjang tubuh, tinggi tubuh, panjang radius,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang yang berasal dari perlakuan feces kambing mempunyai kandungan hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan kompos yang

terlihat bahwa jumlah jenis tanaman pada tanah bekas injakan banteng lebih sedikit dibandingkan pada tanah yang tidak diinjak, sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa

Dari percobaan ini disimpulkan bahwa homini mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi daripada jagung, namun kandungan energi metabolisnya lebih rendah, dan hanya dapat

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kaliandra berbunga merah mempunyai pH, NH 3, VFA parsial dan total, kecernaan bahan kering dan bahan organik in-vitro yang lebih