• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPORTASI DAN SELAMA PENYIMPANAN

2. BAHAN DAN METODE 1. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Karton gelombang sebagai bahan kemas yang dirancang, net foam, dan buah manggis dengan kematangan indeks 2, mutu 1 dengan diameter adalah berkisar antara 6.0 cm – 6.5 cm. lilin malam,

Alat yang digunakan dalam penenlitian ini adalah alat-alat pertukangan (jangka sorong, meteran),

Instron universal testing mechine, timbangan digital (Kris Chef Model Ek9250, China), toples, Cosmotector tipe XPO-318, Cosmotector tipe XP-314, Refraktometer (Atago P-1°Brix: 0 – 32 %, Japan), Texture Analyzer (TA. XTplus, England), pH meter, dan kendaraan truk untuk pengangkutan kemasan dan produk.

Penelitian ini menggunakan kemasan karton gelombang dengan kapasitas 5 kg berdimensi 27 cm x 22 cm x 22 cm dengan pengaturan buah pola fcc (face centred cubic) pada kemasan tipe fullfl ap. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan tiga faktor perlakuan. Faktor pertama adalah tipe ventilasi( V), faktor kedua adalah tipe fl ute yang digunakan (T) dan faktor ke tiga adalah dimensi ventilasi (D) Faktor I terdiri dari 2 taraf masing-masing adalah ventilasi tipe bundar (Vb) dan tipe oval (Vo); faktor ke dua terdiri dari 2 jenis fl ute yaitu single fl ute ( Ts) dan double fl ute ( Td) dan faktor ke 3 terdiri dari 3 taraf yaitu 1,15% (D1), 2,3% (D2) dan 3,45 %(D3) dari total luasan kemasan. Seluruh perlakuan diulang sebanyak dua kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, apabila terdapat pengaruh perlakuan yang signifi kan terhadap parameter yang diamati, maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie, 1993)

Pengujian masing-masing perlakuan kemasan dilakukan melalui Uji transportasi yang dilakukan dengan mengatur buah dalam kemasan hasil rancangan dan disimulasikan selama 3-4 jam pada kondisi jalan buruk beraspal, jalan luar kota dan jalan dalam kota. Setelah kemasan tiba di tempat tujuan, buah yang berada didalam kemasan disimpan selama 2 hari dalam coldstorage. Setelah penyimpanan dalam

coldstorage selama 2 hari, selanjutnya buah yang dikemas pada masing-masing kombinasi perlakuan dikeluarkan dari dalam kemasan untuk diamati mutunya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan kemasan terhadap parameter mutu buah manggis (kerusakan fi sik, persentase susut bobot dan laju respirasi.) selama proses transportasi dan penyimpanan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kerusakan Fisik

Penampakkan permukaan kulit buah dan kesempurnaan bentuk buah menjadi faktor penting dalam penjualan buah manggis. Dibeberapa negara buah manggis tidak hanya dibeli karena rasa dan kandungan gizi yang dimilikinya tetapi juga nilai estetika dari buah tersebut. Ini berarti bahwa ketika kondisi fi sik buah manggis mengalami kerusakan seperti kulit yang melesak maupun lepasnya cepala dan tangkai buah, maka manggis akan dibayar dengan harga yang lebih murah, sehingga kondisi fi sik buah manggis pasca transportasi merupakan salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan ketika buah akan dikonsumsi oleh konsumen. Pada penelitian ini kerusakan yang dijumpai adalah masuknya bagian dari kulit buah kedalam buah tersebut (melesak/penyok) dan berdasarkan data yang diperoleh ( Tabel 1) diketahui bahwa kerusakan sebagian besar dialami oleh buah manggis yang dikemas menggunakan kemasan single fl ute

berventilasi bundar dengan rata-rata persentase jumlah buah yang rusak adalah 5% yaitu sebanyak 2 buah dari 40 jumlah total buah yang ada dalam 1 kemasan. Hal ini terjadi dimungkinkan karena daya redam kemasan singlefl ute yang sangat rendah, akibatnya ketika terjadi goncangan dan getaran saat proses transportasi, kemasan tidak mampu meredam getaran tersebut yang mengakibatkan melesaknya kulit buah dalam kemasan. Hal yang berbeda terjadi pada buah manggis yang dikemas menggunakan kemasan

doubel fl ute berventilasi oval pada seluruh dimensi ventilasi, kerusakan buah berupa kulit yang melesak, lepasnya cepala dan patahnya tangkai buah tidak dijumpai sama sekali. Hal ini dikarenakan kemasan double

fl ute lebih baik dan lebih mampu meredam getaran dan goncangan yang terjadi ketika proses transportasi. Jaswin (1999) menyatakan bahwa kemasan karton gelombang dengan fl ute tipe A memiliki sifat bantalan yang baik karena ketebalannya dapat meredam daya tekan yang terjadi pada saat kemasan ditumpuk.

Flute B memiliki ketahanan tekan datar (fl at crush resistant) yang paling baik. Flute C disebut dengan karakteristik yang berada diantara fl ute A dan B dengan harga lebih murah tetapi memiliki daya bantalan yang tinggi seperti fl ute A dan memiliki ketahanan tekan datar seperti fl ute B. Dalam penelitian ini fl ute double yang diguanakan adalah fl ute tipe BC dan single fl ute yang digunakan adalah fl ute tipe B

Tabel 1. persentase kerusakan fi sisk pasca transportasi dan selama penyimpanan

Perlakuan Kerusakan Fisik (%)

ventilasi bundar, tipe single, dimensi 1,15% (Vb.Ts.D1) 5,0

ventilasi bundar, tipe single, dimensi 2,3% (Vb.Ts.D2) 5,0

ventilasi bundar, tipe single, dimensi 3,45%( Vb.Ts.D3)

5,0

ventilasi bundar, tipe duoble, dimensi 1,15% (Vb.Td.D1)

2,5

ventilasi bundar, tipe duoble, dimensi 2,3% (Vb.Td.D2)

2,5

ventilasi bundar, tipe duoble, dimensi 3,45% (Vb.Td.D3)

2,5

ventilasi oval, tipe single, dimensi 1,15% (Vo.Ts. D1)

0,0

ventilasi oval, tipe single, dimensi 2,35 % (Vo.Ts. D2)

2,5

ventilasi oval, tipe single, dimensi 3,45% (Vo.Ts.D3)

2,5

ventilasi oval, tipe double, dimensi 1,15% (Vo.Td.D1)

0,0

ventilasi oval, tipe double, dimensi 2,3% (Vo.Td.D2)

0,0

ventilasi oval, tipe double, dimensi 3,45% (Vo.Td.D3)

0,0

3.2. Susut Bobot

Buah manggis merupakan salah satu produk pertanian yang dijual berdasarkan berat, sehingga susut berat pada buah pasca transportasi dan penyimpanan merupakan hal yang selalu dihidari baik oleh produsen maupun konsumen. Susut bobot yang terjadi pada buah seperti manggis dapat menjadi salah satu indikator terjadinya kerusakan yang terjadi pada produk tersebut. Semakin tinggi kerusakan yang terjadi pada suatu produk pertanian seperti buah manggis, maka kemungkinan persentase susut bobot yang terjadi pada produk tersebut juga akan semakin tinggi. Hasil analisis sidik ragam terhadap masing-masing perlakuan yang digunakan diperoleh bahwa interaksi antara perlakuan (tipe ventilasi, dimensi ventilasi dan jenis fl ute ) berpengaruh signifi kan terhadap persentase rata-rata susut bobot buah pasca transportasi dan selama penyimpanan. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa persentase susut bobot terendah diperoleh pada perlakuan buah manggis yang dikemas menggunakan kemasan karton gelombang dengan ventilasi tipe Oval double fl ute dan dimensi ventilasi 3,45 % dari total luas seluruh permukaan kemasan (Vo,Td.D3) yaitu mencapai 0,104%. Selanjutnya perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan VoTdD2 yaitu buah manggis yang dikemas menggunakan kemasan dengan ventilasi tipe oval, fl ute tipa double dengan dimensi ventilasi 2,3% ( tabel 1 dan gambar 1). Rendahnya nilai persentase susut bobot yang terjadi pada dua perlakuan tersebut kemungkinan dikarenakan buah dalam kemasan mengalami kerusakan relatif lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan penggunaan fl ute tipe double memiliki kemampuan menahan gaya tekan lebih baik ketika kemasan ditumpuk dan daya redam lebih tinggi ketika terjadi goncangan dalam kemasan jika dibandingkan dengan fl ute single. Acican T. et al, (2006) menyatakan bahwa dampak gaya horizontal yang terjadi pada buah di dalam kemasan memberikan pengaruh yang besar terhadap kerusakan mekanis pada buah pasca transportasi.

Kondisi sebaliknya yaitu persentase susut bobot tertinggi didapatkan pada perlakuan buah manggis yang dikemas dengan ventilasi tipe bundar 2,3% single fl ute ( Vb,Ts,D2) yaitu sebesar 0.160%. Hal ini dikarenakan kemasan dengan tipe fl ute single tidak memiliki kemampuan meredam gaya tekan dan

goncangan sebaik fl ute double sehingga menyebabkan kerusakan pada buah. Perlukaan pada produk akibat goncangan memacu kehilangan air menjadi lebih banyak melalui proses respirasi dan hal ini secara langsung akan mempengaruhi terjadinya susut bobot pada produk tersebut. Hal ini juga didukung oleh data kerusakan fi sik yang lebih tinggi terjadi pada perlakuan buah manggis yang dikemas dengan kemasan berventilasi bundar single fl ute pada seluruh dimensi ventilasi. Utama (2002) menyatakan Kehilangan air dari produk secara potensial terjadi melalui bukaan alami yang terdapat pada jaringan luar permukaan produk segar yang dipengaruhi oleh faktor internal seperti perlukaan pada permukaan produk

Tabel 2. Persentase rata-rata susut bobot pasca transportasi dan selama masa penyimpanan

Perlakuan Rerata susut bobot (%) Notasi

ventilasi bundar, tipe single, dimensi 1,15% (Vb.Ts.D1) 0,155 ef

ventilasi bundar, tipe single, dimensi 2,3% (Vb.Ts.D2) 0,160 f

ventilasi bundar, tipe single, dimensi 3,45%( Vb.Ts.D3) 0,142 e

ventilasi bundar, tipe duoble, dimensi 1,15% (Vb.Td.D1) 0,151 ef

ventilasi bundar, tipe duoble, dimensi 2,3% (Vb.Td.D2) 0,134 cd

ventilasi bundar, tipe duoble, dimensi 3,45% (Vb.Td.D3) 0,128 bc

ventilasi oval, tipe single, dimensi 1,15% (Vo.Ts. D1) 0,125 bc

ventilasi oval, tipe single, dimensi 2,35 % (Vo.Ts. D2) 0,126 bc

ventilasi oval, tipe single, dimensi 3,45% (Vo.Ts.D3) 0,135 cd

ventilasi oval, tipe double, dimensi 1,15% (Vo.Td.D1) 0,132 cd

ventilasi oval, tipe double, dimensi 2,3% (Vo.Td.D2) 0,116 ab

ventilasi oval, tipe double, dimensi 3,45% (Vo.Td.D3) 0,104 a

Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Gambar 1. Rata-rata nilai susut bobot buah manggis pasca transportasi dan selama penyimpanan 3.3. Laju Respirasi

Laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui daya simpan buah sesudah dipanen. Laju respirasi yang tinggi biasanya disertai dengan umur simpan produk yang pendek (Pantastico 1997). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa interaksi antara perlakuan (tipe ventilasi, dimensi ventilasi dan jenis fl ute ) berpengaruh signifi kan terhadap laju produksi CO2 pada buah manggis pasca transportasi dan selama penyimpanan. Seperti halnya pada parameter susut bobot, laju respirasi produksi CO2 terendah juga dihasilkan oleh perlakuan buah manggis yang dikemas dengan kemasan berventilasi oval , berdimensi 3,45% dengan double fl ute (Vo,Td.D3) dengan rata-rata laju produksi CO2 adalah sebesar 4,18 ml/kg jam. Rendahnya nilai produksi CO2 yang dihasilkan tersebut diantaranya dikarenakan suhu dingin yang dihasilkan dalam cold storage mampu mengurangi panas dan menekan aktifi tas respirasi buah selama penyimpanan. Penggunaan ventilasi sebesar 3,45% dengan tipe oval pada

perlakuan Vo,Td.D3 gelombang memiliki kemampuan untuk mendistribusikan suhu dingin pada cold storage ke dalam kemasan lebih cepat dan lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Darmawati et al (2011) menyatakan bahwa pada kondisi ruang cold storage suhu 70C kemasan berventilasi oval memiliki kemampuan untuk mendistribusikan suhu dingin lebih baik dibandingkan kemasan berventilasi lingkaran yang ditunjukan oleh suhu dalam kemasan yang lebih rendah. Selain itu rendahnya laju respirasi produksi CO2 pada perlakuan Vo,Td.D3 juga disebabkan oleh penggunan doubel fl ute pada perlakuan tersebut memberikan perlindungan yang lebih baik pada produk dari dari benturan dan goncangan yang terjadi selama transportasi. Setiap fl ute memiliki ketahanan terhadap getaran, tekanan, kerapuhan, tumpukan dan daya jatuh yang berbeda-beda (Peleg 1985). Semakin rendah kerusakan yang terjadi pada buah manggis maka semakin rendah aktifi tas respirasi yang terjadi pada produk tersebut parahnya kerusakan yang terjadi dapat memacu proses respirasi sebagai pengaruh dihasilkan gas etilen (Pantastico 1997)

Tabel 3. Persentase rata-rata laju produksi CO2 pasca transportasi dan selama masa penyimpanan

Perlakuan CO2 (ml/kg jam) Notasi

ventilasi bundar, tipe single, dimensi 1,15% (Vb.Ts.D1) 4,84 bc

ventilasi bundar, tipe single, dimensi 2,3% (Vb.Ts.D2) 5,03 cd

ventilasi bundar, tipe single, dimensi 3,45%( Vb.Ts.D3) 4,89 bc

ventilasi bundar, tipe duoble, dimensi 1,15% (Vb.Td.D1) 4,96 bc

ventilasi bundar, tipe duoble, dimensi 2,3% (Vb.Td.D2) 4,61 ab

ventilasi bundar, tipe duoble, dimensi 3,45% (Vb.Td.D3) 4,68 bc

ventilasi oval, tipe single, dimensi 1,15% (Vo.Ts. D1) 5,00 bc

ventilasi oval, tipe single, dimensi 2,35 % (Vo.Ts. D2) 4,67 bc

ventilasi oval, tipe single, dimensi 3,45% (Vo.Ts.D3) 5,11 cd

ventilasi oval, tipe double, dimensi 1,15% (Vo.Td.D1) 5,77 e

ventilasi oval, tipe double, dimensi 2,3% (Vo.Td.D2) 4,59 ab

ventilasi oval, tipe double, dimensi 3,45% (Vo.Td.D3) 4,18 a

Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

4. KESIMPULAN

Interaksi antar perlakuan berupa tipe ventilasi, tipe fl ute dan dimesi ventilasi memberikan pengaruh yang signifi kan terhadap rata-rata susut bobot dan laju produksi CO2 dalam proses respirasi. Perlakuan buah manggis yang dikemas menggunakan kemasan berventilasi oval 3,45% dari total luasan permukaan kemasan dengan double fl ute merupakan perlakuan terbaik diantara perlakuan lainnya dengan memberikan rat-rata susut bobot dan laju produksi CO2 terendah yaitu masing-masing sebesar 0,14% dan 4,18 ml/kg jam.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih penulis Ucapkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan ( Ditjen Dikti) atas Bantuan Dana Penelitian yang diberikan melalui Program Hibah Bersaing Tahun 2014 Universitas Udayana

DAFTAR PUSTAKA

Acicani,T. Alibas,K. Zelko,I.S. (2007). Mechanical Damage to Apples during Transport in Wooden Crates. Journal Biosystems Engineering (2007) 96 (2), 239–248

Arazuri,S. Jare´n, J.I. Arana, J.J. Pe´rez de Ciriza. (2007). Infl uence of mechanical harvest on the physical properties of processing tomato (Lycopersicon esculentum Mill.). Journal of Food Engineering 80 (2007) 190–198

Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Bali. (2014). Data Produksi Buah Manggis Menurut Provinsi. http://www.bps.go.id/eng/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek =55&notab=10 [diakses tanggal 26 Agustus 2014]

Darmawati E, Adhinata.Y. (2011). Kajian Suhu Dan Aliran Udara Dalam Kemasan Berventilasi Menggunakan Teknik Computational Dynamic (Cfd). http://repository.ipb.ac.id/ handle/123456789/56570 [ diakses tanggal 26 Agustus 2014]

Darmawati,E. Gita A.W.S. (2011). Kajian Ventilasi Dan Perubahan Suhu Dalam Kemasan Karton Dengan Komoditas Tomat. Prosiding Seminar Nasional Perteta, Jember, 21-22 Juli 2011

Hetzroni A. Bechar A. Antler,A. (2000). Analysis Of Mechanical Injuries Caused To Apples Along The Fruit Handling Process. Institute of Agricultural Engineering, ARO, The Volcani Center, Israel. Paper Number 011099

Jaswin, M. (1999). Teknologi Pengemasan. Industri Pengemasan Indonesia. Jakarta

Peleg, K. (1985). Produce Handling Packaging and Distribution. Avi Publishing Company, Inc.Westport, Connecticut.

Steel R.G.D. dan J.H. Torrie. (1993). Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu Pendekatan Biometric. Penerjemah Bambang Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Tim Penulis PS. (2003). Peluang Usaha dan Pembudidayaan Jeruk Siam. Penebar Swadaya. Jakarta. Vol. 16, No 06 0852.5426

Utama, I Made. (2002). Hortikultura Teknologi Pascapanen. Pusat Pengkajian buah-buahan tropika Universitas Udayana. Bali.pantastico

Yulianti, N.L. Sutrisno. Darmawati E. (2009) Improvement Of The Technology Packaging For The Mangosteen Transportation. International Symposium AESA. Proceedings ISBN 9789748257709978-602-95924-0-5

Yulianti N.L. Arda. G. (2013). The development of Technology bundle in Packaging of Export Quality of Mangosteen’s Transportation, International Symposium on Agricultural and Bio system Engineering. ISABE. Proceedings ISBN 978-602-14315-0-4

KEMAMPUAN DEGRADASI SENYAWA SELULOSA