• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN PEMUPUKAN KALIUM

2.2. Variabel pengamatan

Intensitas serangan penyakit getah kuning berdasarkan umur buah

Buah yang telah diperlakukan diamati sebanyak 3 (tiga) kali yaitu pada umur 5 Minggu Setelah Bunga Mekar (MSBM), 10 MSBM, dan 15 MSBM. Umur 5 MSBM mewakili perkembangan buah pada fase buah muda, saat itu daging buah/aril sudah terbentuk tetapi masih sangat muda, umur 10 MSBM mewakili fase buah dewasa, daging buah sudah matang tetapi masih sukar dipisahkan dengan kulit buah, sedangkan umur 15 MSBM mewakili fase buah tua, daging buah matang dan mudah dipisahkan dengan kulit buah (Rai, 2007). Pengamatan buah yang terserang getah kuning dibedakan menjadi persentase buah yang bergetah kuning di kulit buah bagian luar dan persentase buah yang bergetah kuning di kulit buah bagian dalam (khusus buah untuk pengamatan umur 15 MSBM).

Pengamatan terhadap getah kuning di kulit buah bagian luar dihitung menggunakan rumus: ∑ (n x v)

I = --- X 100% (1) N X Z

I=Intensitas serangan, n=Jumlah buah yang terserang, v=Harga numerik tiap tingkat kerusakan (skor), N=Jumlah semua sampel yang diamati, Z=Nilai tingkat kerusakan (skor) tertinggi.

Skor yang digunakan sebagai berikut:

1 = baik sekali, kulit mulus tanpa tetesan getah kuning

2 = baik, kulit mulus dengan 1-5 tetes getah kuning tanpa mempengaruhi warna buah 3 = cukup baik, kulit mulus dengan 6-10 tetes getah kuning tanpa mempengaruhi warna buah

4 = buruk, kulit kotor karena getah kuning dan ada bekas aliran membentuk jalur-jalur berwarna kuning di permukaan buah

5 = buruk sekali, kulit kotor karena tetesan getah kuning dan ada bekas aliran

membentuk jalur-jalur berwarna kuning di permukaan buah, selain itu warna buah menjadi kusam dan kulit buah menjadi keras.

Skor 1 tergolong buah yang kulit bagian luarnya tidak terkena getah kuning, sedangkan skor 2 sampai 5 menunjukkan buah yang kulit bagian luarnya terkena getah kuning mulai dari ringan, sedang, berat, dan berat sekali. Persentase buah yang kulit buah bagian luarnya tidak bergetah kuning dihitung dengan rumus jumlah contoh yang mendapat skor 1 dibagi jumlah contoh total (10 buah) dikalikan 100%. Dengan cara yang sama dihitung pula persentase buah yang kulit buah bagian luarnya terkena getah kuning ringan, sedang, berat, dan berat sekali.

Khusus buah umur 15 MSBM, setelah pengamatan terhadap getah kuning di kulit buah bagian luar selesai dikerjakan, contoh buah tersebut diamati lagi untuk mengetahui serangan getah kuning pada kulit buah bagian dalam (buah umur muda tidak diamati getah ke dalam sebab aril buah umur muda tidak bisa dilepas tanpa merusak kulit yang akan segera mengeluarkan getah kuning. Keluarnya getah kuning saat terluka akan mengacaukan pengamatan). Buah dibelah secara melintang dan membujur, arilnya dipisahkan dari kulit buah lalu diamati secara seksama untuk melihat adanya getah kuning. Serangan getah kuning di kulit buah bagian dalam dihitung apabila getah kuning tersebut mengenai atau melumuri daging buah/aril. Serangan getah kuning terhadap daging buah/aril tersebut diklasifi kasikan menjadi 2 kategori, yaitu: Buah diklasifi kasikan terkena getah kuning apabila pada daging buah/arilnya ditemukan adanya tetesan

getah kuning.

Buah diklasifi kan tidak terkena getah kuning apabila daging buah/arilnya sama sekali tidak terkena getah kuning/mulus.

Persentase buah yang daging buah/arilnya terkena getah kuning dihitung dengan rumus: P = A/B x 100%; P = persentase serangan, A = jumlah contoh buah yang mendapat skor 1, dan B = jumlah contoh yang diamati.

2.3. Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis secara statistik dengan sidik ragam (Uji F) sesuai dengan rancangan yang digunakan. Bila Uji F menunjukkan interaksi berpengaruh nyata maka untuk membandingkan nilai antar perlakuan digunakan uji beda rata-rata Uji Jarak Berganda Duncan, sedangkan bila dari Uji F hanya faktor tunggal yang berpengaruh nyata maka uji lanjut digunakan Uji BNT.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai rencana. Tanaman manggis yang dijadikan objek penelitian kami dapatkan siap berbunga walaupun bukan musim berbunga lebat namun sampel buah didapat cukup memenuhi rancangan untuk melakukan penelitian sehingga didapat data pengamatan yang cukup secara statistik.

Tabel 1. Intensitas serangan penyakit getah kuning setelah perlakuan ekstrak Rumput laut dan pemupukan kalium pada 5 MSBM

UlanganI II III IV V Rata-rata

K0E0 20 22 20 23 20 21 K0E0,5 21 21 19 19 18 19,6 K0E1 20 19 17 20 20 19,2 K0EA 20 18 20 22 22 20,4 K1,5E0 13 14 12 14 12 13 K1,5E0,5 13 12 9 11 13 11,6 K1,5E1 9 8 11 8 11 9,4 K1,5EA 12 12 10 12 14 12 K3E0 14 12 14 14 13 13,4 K3E0,5 14 13 11 12 11 12,2 K3E1 9 9 7 8 11 8,8 K3EA 11 12 12 13 12 12

Prlakuan tunggal % Prlakuan tunggal % Penurunan (%):

K0 20,5 E0 15,8 58,10

K1,5 11,5 E0,5 14,5

K3E1 (pupuk kalium 3 kg per pohon kombinasi ekstrak rumput laut 1%)

K3 11,6 E1 12,5

EA 14,8

Tabel 2. Intensitas serangan penyakit getah kuning setelah mendapat perlakuan ekstrak rumput laut dan pemupukan kalium pada 10 MSBM

Perlakuan UlanganI II III IV V Rata-rata

K0E0 22 22 20 23 17 20,8 K0E0,5 20 21 20 21 19 20,2 K0E1 21 19 20 21 18 19,8 K0EA 20 18 21 19 22 20 K1,5E0 12 14 15 14 12 13,4 K1,5E0,5 14 12 9 12 13 12 K1,5E1 8 12 11 8 11 10 K1,5EA 11 16 10 12 13 12,4 K3E0 14 15 13 14 13 13,8 K3E0,5 13 11 12 12 13 12,2 K3E1 11 9 7 9 11 9,4 K3EA 13 11 12 13 12 12,2

Perlakuan tunggal % Perlakuan tunggal % Penurunan (%)

K0 20,20 E0 16,00 54,81

K1,5 11,95 E0,5 14,80

K3E1 (pupuk kalium 3 kg per pohon kombinasi ekstrak rumput laut 1%)

K3 11,90 E1 13,07

Tabel 3. Intensitas serangan penyakit getah kuning setelah mendapat perlakuan ekstrak rumput laut dan pemupukan kalium pada 15 MSBM

Perlakuan UlanganI II III IV V Rata-rata

K0E0 24 22 20 23 17 21,2 K0E0,5 20 22 20 21 21 20,8 K0E1 20 19 18 22 22 20,2 K0EA 20 19 19 20 22 20 K1,5E0 15 14 12 13 14 13,6 K1,5E0,5 13 11 10 12 14 12 K1,5E1 9 13 11 8 13 10,8 K1,5EA 14 12 10 12 13 12,2 K3E0 14 15 13 15 13 14 K3E0,5 10 12 12 13 12 11,8 K3E1 9 9 8 10 11 9,4 K3EA 13 12 13 12 13 12,6 Penurunan (%) 55,66

K3E1 (pupuk kalium 3 kg per pohon kombinasi ekstrak rumput laut 1%)

Data intensitas serangan setelah mendapat perlakuan penyemprotan ekstrak rumput laut dan pemupukan kalium untuk 5, 10, dan 15 MSBM telah dikumpulkan seperti pada Tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 tetapi belum dianalisis. Data pengamatan intensitas penyakit endogenus yang mendapat pengaruh perlakuan untuk 15 MSBM belum diamati namun bahan pengamatan telah dikumpulkan.

Berdasarkan data yang telah terkumpul seperti Tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 maka pengaruh perlakuan yang dicobakan dapat menekan perkembangan penyakit getah kuning pada buah manggis. Pada 5 MSBM pengaruh pupuk kalium dan penyemprotan ekstrak rumput laut dapat menekan perkembangan penyakit getah kuning. Untuk perlakuan K3E1 (pemupukan kalium 3 kg per pohon dan ekstrak 1%) dapat menekan penyakit sebesar 58,10% dibandingkan kontrol, sehingga dapat disimpulkan (berdasarkan nilai rata-rata) perlakuan tersebut dapat menekan penyakit dengan baik.

Dari nilai rata-rata perkembangan penyakit dari 5 MSBM, 10 MSBM, dan 15 MSBM dapat dilihat bahwa hampir tidak terjadi perubahan intensitas serangan penyakit getah kuning. Hal ini berarti pengaruh perlakuan tetap efektif walaupun umur buah semakin tua. Efektivitas penekanan tetap terjadi pada 10 MSBM yaitu pada perlakuan K3E1 (pupuk 3 kg per pohon dan ekstrak 1%) dapat menekan penyakit sebesar 54,81% dibandingkan kontrol yaitu dari intensitas penyakit 20,8% menjadi 9,4%. Pada 15 MSBM, penurunan intensitas akibat perlakuan adalah sebesar 55,66%.

4. KESIMPULAN

Perlakuan pemupukan dan aplikasi ekstrak dapat menekan perkembangan penyakit getah kuning manggis. Pada 5 Minggu Setelah Bunga Mekar (MSBM), perlakuan pupuk kalium 3 kg per per pohon dikombinasi dengan perlakuan ekstrak rumput laut 1% dapat menekan penyakit sebesar 58,10%. Perlakuan yang sama pada 10 MSBM dapat menekan penyakit sebesar 54,81% dan pada umur buah 15 MSBM efektivitas perlakuan mencapai 55,66% untuk perlakuan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. 2007. Volume Ekspor dan Impor Komoditas Buah-Buahan Indonesia. http://www.hortikultura.deptan. go.id. [3 Mei 08].

Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition in Higher Plants. London: Academic Press Inc. Ltd.

dan Teknologi Manggis, Kerjasama Pusat Kajian Buah-buahan Tropika dengan Direktorat Jenderal Hortikultura dan Aneka Tanaman, Departemen Pertanian, Bogor.

Rai, I. N. 2007. Bunga dan buah gugur pada tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) Asal Biji dan Sambungan. Agritrop 26(2):66-73.

_________, W. Wiratmaja, C.G.A. Semarajaya, & D. Arsana. 2009. Pengendalian getah kuning pada buah manggis dengan irigasi tetes, pemberian antitranspiran, dan pemupukan kalsium. Kerjasama Kemitraan antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kantor Pusat Jakarta dengan Universitas Udayana. Universitas Udayana, Denpasar.

Suada, I.K. 2009. Daya hambat senyawa kimia asal biota laut terhadap Fusarium oxysporum f.sp. vanillae, Penyebab Busuk Batang Vanili.

Suada, I.K. & N.W. Suniti. 2013. Isolasi dan identifi kasi patogen getah kuning manggis secara molekuler serta usaha pengendaliannya menggunakan ekstrak rumput laut dan pemupukan Kalium (Tahun I). Verheij, E.W.M. 1992. Garcinia mangostana L. hal. 177-181. Dalam E.W.M. Verheij dan R.E. Coronel

SIFAT FUNGSIONAL CAMPURAN KEDELAI DAN RUMPUT LAUT