• Tidak ada hasil yang ditemukan

N.L.P. Sriyani, T Ariana I.N, Lanang Oka Cakra, I.G Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl . PB Sudirman Denpasar

E-mail : sriyaninlp@yahoo.co.id 085857261149

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pakan yang merupakan sampah kota yang di makan oleh sapi-sapi penelitian dan seberapa besar potensi sampah tersebut dapat digunakan untuk memelihara sapi bali di TPA Suwung. Sampah kota yang telah dimanfaatkan sebagai sumber utama pakan ternak sapi bali di area TPA sudah berlangsung selama bertahun- tahun. Berdasarkan informasi dar i peternak sapi yang dipelihara dengan makanan yang hanya bersumber dari sampah kota ini, memiliki produksi yang cukup baik yaitu kecepatan pertumbuhan baik

dan kondisi tubuhnya relatif gemuk. Kondisi seperti menghasilkan manejemen pemeliharaan yang sangat efi sien

karena peternak tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pakan untuk ternaknya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mendata jenis-jenis sampah yang dimakan oleh sapi dan menghitung besarnya potensi pakan tersebut yang dapat digunakan untuk memelihara sapi.

Penelitian ini dilaksanakan secara exploratif dengan merekam data-data secara kualitatif dan kuantitatif terhadap sapi yang dijadikan sampel dalam penelitian. Penentuan ternak sampel dilakukan secara purposive random sampling dengan beberapa pertimbangan yaitu kesediaan peternak untuk bekerja sama dalam penelitian, sumber pakan ternak hanya dari sampah di TPA saja dan ternak telah berada cukup lama di lokasi TPA. Data yang yang diamati meliputi jenis-jenis pakan yang dimakan oleh sapi-sapi sampel dan nilai bahan kering (BK) dari pakan tersebut. Penentuan potensi sampah untuk dapat menghitung berapa jumlah sapi yang mampu dipelihara, dilihat dari ketersediaan bahan kering dari bahan pakan yang di makan oleh sapi-sapi penelitian per hari.

Dari hasil penelitian ini didapat jenis makanan yang dimakan oleh sapi-sapi penelitian dapat dikelompokkan menjadi kelompok limbah sayuran, kelompok limbah buah buahan dan kelompok limbah sisa rumah tangga lainnya. Limbah sayuran terdiri dari batang kangkung, kol, wortel, sayur hijau, kulit jagung, tongkol jagung, sawi, daun ketela pohon dan touge. Limbah buah-buahan terdiri dari kulit pepaya, kulit melon, kulit pisang, kulit semangka, dan kulit jeruk bali. Limbah sisa rumah tangga lainnya adalah nasi sisa, roti sisa dan ketela pohon. Hasil penelitian ini juga menghasilkan angka ketersediaan bahan kering dari bahan-bahan pakan yang di makan sapi-sapi penelitian sebanyak ±35,134 ton atau 35.134,49 kg bahan kering (BK) setiap hari. Jika bahan pakan ini digunakan dengan maksimal maka mampu menghidupi sapi bali sebanyak 5.205 ekor/hari.

Kata kunci : sapi bali, sampah kota, potensi pakan

PENDAHULUAN

Pemeliharaan ternak sapi yang sudah dilakukan bertahun tahun oleh beberapa peternak sapi dengan memanfaatkan sampah kota di area TPA menghasilkan produksi ternak sapi yang cukup bagus. Berdasarkan hasil survey awal yang sudah dilakukan di area TPA, sapi-sapi yang dipelihara terlihat cukup gemuk. Sampah kota yang telah dimanfaatkan sebagai sumber utama pakan ternak sapi bali di area TPA sudah berlangsung selama bertahun- tahun. Berdasarkan informasi dari peternak sapi yang dipelihara dengan makanan yang hanya bersumber dari sampah kota ini, memiliki produksi yang cukup baik yaitu kecepatan pertumbuhan baik dan kondisi tubuhnya relatif gemuk. Kondisi seperti menghasilkan manejemen pemeliharaan yang sangat efi sien karena peternak tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pakan untuk ternaknya. Biaya pakan dalam industri penggemukan sapi bali bisa mencapai 70% dari biaya produksi.

Mengacu dari permasalahan tersebut diatas diperlukan adanya informasi yang ilmiah dan akurat tentang jenis-jenis sampah kota yang masuk ke TPA suwung yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi bali. Setelah jenis jenis pakan diketahui maka dapat dihitung ketersediaan bahan kering (BK) untuk

menentukan berapa jumlah ternak sapi bali yang bisa dipelihara di lokasi TPA Suwung. Informasi ini akan menjadi data akurat untuk pengembangan potensi sampah kota sebagai pakan ternak dan untuk kemajuan industri peternakan pada umumnya.

BAHAN DAN METODE

Materi penelitian menggunakan sapi bali betina umur I2 (2,5-3 tahun) berat ± 270 kg yang dipelihara di area TPA Suwung Denpasar. Sebanyak 100 ekor sapi bali digunakan sebagai sampel penelitian. Selanjutnya sapi yang sudah menjadi sampel penelitian dicatat kode dan cirri-ciri fi siknya.

Sapi-sapi sampel selanjutnya akan diamati secara intensif tentang prilaku pakannya di area TPA. Data yang dicari jam berapa makan dan berapa kali makan dalam sehari. Data ini digunakan untuk acuan pengamatan secara intensif, untuk menentukan jenis-jenis pakan apa saja yang dimakan oleh sapi-sapi sampel dengan mengikuti sapi-sapi tersebut. Setiap jenis makanan yang dimakan, diambil sampel pakannya selanjutnya dilakukan pendataan tentang jenis jenis pakan yang dimakan. Sampel-sampel pakan tersebut selanjutnya dianalisis kandungan bahan kering di laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakana Universitas Udayana.

Untuk menghitung volume sampah yang masuk ke TPA dilakukan dengan pengambilan data sekunder dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintahan Kota Denpasar. Komposisi sampah kota yang masuk ke TPA Suwung yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi dilakukan dengan pendekatan teknik pelemparan quadran ke lima arah mata angin pada hamparan sampah yang baru diturunkan dari truk sampah. Selanjutnya sampel sampah yang ada di quadrant dihitung komposisnya, berapa persen yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi bali. Data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi, kemudian dianalisa secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL

Dari hasil pengamatan ecara eklporatif, dengan mengamati secara langsung jenis jenis makanan yang ada di TPA Suwung, yang dimakan oleh sapi-sapi penelitian didapat hasil seperti yang disajikan pada Tabel 1. Jenis makanan yang dimakan oleh sapi-sapi penelitian dapat dikelompokkan menjadi kelompok sayuran, kelompok buah buahan dan kelompok limbah rumah tangga lainnya. Dari semua makanan yang dimakan oleh sapi-sapi penelitian telah diambil sampelnya untuk selanjutnya dianalisis kandungan bahan kering (BK). Kandungan bahan kering dari masing-masing bahan makanan tersebut di sajikan pada Tabel 1.

Dalam penelitian ini juga didapat perbandingan antara sampah organik dengan anorganik sebesar 49,2% dan 50,8%. Rata-rata volume sampah yang masuk per hari ke TPA Suwung ini adalah 441 Ton/ hari (Data, DKP Pemerintahan Kota Denpasar dai bulan Januari – Mei 2014). Dari data tersebut dapat dilakukan perhitungan komposisi dan jumlah ketersediaan bahan pakan dalam bentuk bahan kering seperti yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1. Jenis jenis makanan dari sampah kota yang dimakan oleh sapi-sapi penelitian di TPA Suwung

Limbah sayuran Bahan kering (BK)(%)

Limbah buah-buahan Bahan kering (BK)(%) Limbah rumah tangga lainya Bahan kering (BK) (%) Batang kangkung 10,13 Kulit pepaya 9,44 Nasi sisa 32,68

Kol 7,60 Kulit melon 8,20 Roti 67,30

Sawi 8,99 Kulit pisang 17,01 Ketela Pohon 36,87

Sayur hijau 7,80 Kulit semangka 7,45

Tongkol jagung 22,30 Kulit jeruk bali 16,59 Kulit Jagung(Klobot) 30,13

Wortel 11,30

Daun ketela Pohon Toge

26,18 17,7

Tabel 2. Komponen, komposisi sampah serta ketersediaan bahan pakan untuk ternak sapi bali dari 441 ton sampah/ hari di TPA Suwung

Komponen Sampah Komposisi(%) Berat (kg) dari441 ton BK(%) Jumlah BK tersedia (kg) Unorganik Organik terdiri dari : Batang Kangkung Kol Sawi Sayur hijau Tongkol jagung Kulit Jagung Wortel

Daun ketela pohon Touge

Kulit papaya Kulit melon Kulit pisang Kulit semangka Kulit jeruk bali Nasi sisa Roti Ketela pohon

Lain-lain (tidak dimakan oleh sapi)

50,8 49,2 6,78 5,64 5,28 9,18 8,82 7,52 2,93 1,42 1,5 4,15 2,06 9,86 4,57 1,38 2,62 3,98 8 15,21 224.028 219.972 14.710,70 12.237,22 11.456,12 19.918,03 19.136,93 16.316,29 6.357,28 3.081 3.254,58 9.004,34 4.469,62 21.393,44 9.915,62 2.994,21 5.684,67 6.682,74 17.357,76 33.001,44 10,13 7,6 8,99 7,8 22,3 30,13 11,3 26,18 17,7 9,44 8,2 17,01 7,45 16,59 32,68 67,3 36,87 -1.490,19 930,03 1.029,91 1.553,61 4.267.54 4.916,10 718,37 806,61 576,06 850,01 366,51 3.639,02 738,71 496,74 1.857,75 4.497,48 6.399,81 -Total 35.134,44 2. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini tampak jelas perubahan prilaku pakan pada terrnak sapi yang dipelihara di TPA Suwung. Seperti pada umumnya sapi bali yang dipelihara secara tradisional maupun konvensional hijauan adalah pakan utama untuk ruminansia. Hijauan itu bisa berupa rumput dan leguminosa. Rumput yang sering digunakan sebagai pakan ternak sapi adalah rumput gajah, rumput raja, maupun rumput lapangan sedangkan leguminosa adalah gamal, kaliandra, lamtoro dan lain- lainnya. Menurut Partama et al. (2007a) Bahan ransum sapi bali yang digemukkan di Bali sebagian besar (65%) menggunakan rumput lapangan, daun gamal (15,1%) dan batang pisang (4,3%). Sebagai supplement peternak memberikan konsentrat komersil, atau hasil ikutan agroindustri misalnya dedak padi dan polar. Di beberapa kabupaten di Bali, peternak juga memberikan daun waru, daun bunut, daun nangka,kuli kakao, kulit jagung, ketela pohon, maupun daun kelapa.

Perubahan prilaku makan pada ternak sapi yang ada di TPA Suwung ini terlihat dari perubahan jenis-jenis makanan yang di makan. Sapi memakan ± 17 jenis makanan yang merupakan sampah kota yang masuk ke TPA Suwung. Dari data yang disajikan pada Table 1. terlihat bahwa sebagaian besar sampah kota yang di manfaatkan sebagai pakan ternak sapi bali di TPA suwung adalah limbah rumah tangga/dapur, yang terdiri dari limbah sayur-sayuran, limbah buah-buahan, nasi sisa dan roti sisa. Kondisi pakan ini secara fi sik dari mulai segar sampai membusuk. Perubahan jenis pakan ini, disebabkan sapi bali yang dipelihara di TPA Suwung ini sudah mampu beradaptasi dengan jenis pakan tersebut. Hafes 1975 (disitasi dalam Sriyani, 2013) menyatakan bahwa ternak sapi yang dipelihara pada padang penggembalaan yang terkontaminasi tinja pada awalnya ditolak, tetapi jika pastura tersebut terkontaminasi luas/hampir seluruhnya, maka tanaman-tanaman tersebut akan dimakan. Hal ini disebabkan karena sapi-sapi tersebut sudah beradaptasi dengan pakan tersebut. Disamping itu salah satu keunggulan sapi bali adalah cepat beradaptasi apabila dihadapkan dengan lingkungan yang baru dalam hal ini adalah pakan yang baru dan tahan terhadap lingkungan yang kurang baik (Harjasubroto, 1994).

TPA Suwung atau di kenal dengan TPA Sarbagita adalah tempat pembuangan akhir dari sampah rumah tangga yang sebenarnya melayani empat kota yaitu Denpasar, Badung,Gianyar dan Tabanan. Akan tetapi dalam pelaksanaanya TPA Suwung ini melayani dua kota saja yaitu Denpasar dan Badung. Wilayah Badung yang dilayani hanya untuk kecamata Kuta Selatan. Sampah yang masuk ke TPA Suwung bersumber dari armada DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) kota Denpasar dan non DKP. Sampah non DKP berasal dari PD. Pasar, Swakelola, Swasta dan DKP Badung. Produksi sampah setiap hari yang dikelola DKP pemerintah kota Denpasar yang masuk ke areal TPA Suwung ± 441 ton/hari (DKP Pemerintah Kota Denpasar 2014).

Komposisi sampah yang masuk ke TPA Suwung dan ini, 49,2% sampah organik dan 50,8% sampah unorganik. Komposisi ini berbeda dengan hasil yang didapat Guntoro (2013) yang menyatakan bahwa komposisi sampah kota dari setiap meter kubik sampah kota, sekitar 65 – 70% diantaranya merupakan sampah organik, sisanya 30-35% merupakan sampah anorganik yang meliputi berbagai jenis logam plastik, kertas dan barang pecah belah. Dinyatakan pula bahwa setiap lokasi TPA mempunyai karakteristik sampah yang berbeda beda, pada umumnya lokasi TPA yang jauh dari perkotaan mempunyai komposisi sampah organik yang lebih tinggi daripada sampah unorganik.

Dalam penelitian ini dari 49,2% sampah organik hanya 84,79% dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi sementara 15,21 % tidak dimanfaatkan dengan alasan kurang disukai oleh ternak sapi atau ketersediaan yang tidak kontinyu di lapangan. Jenis-jenis sampah tersebut misalnya potongan kayu, ranting dan daun tanaman hias, dan lain-lainya. Dari tujuh belas jenis makanan sapi dari sampah kota yang mampu di identifi kasi di TPA Suwung ini, mampu menyediakan ± 35 ton bahan kering/hari atau 186 ton sampah dari 441 ton sampah yang masuk ke TPA Suwung setiap harinya. Kebutuhan bahan kering pakan per ekor sapi dewasa adalah 2,5 – 3,5% dari berat badan. Menurut Kearl (1982) sapi dengan berat badan 200 kg membutuhkan BK 5,2 kg atau 2,6% dari berat badannya. Sapi bali jantan dengan bobot badan 279 – 300 kg konsumsi BK bekisar antara 6,32 – 7 kg/e/h atau setara 2,27 – 2,33% dari berat badan (Suryani, 2012). Dalam penelitian ini asumsi konsumsi BK 2,5% dan dari hasil penimbangan rata-rata berat badan sapi yang ada TPA 270 kg, maka dapat dihitung daya tampung TPA Suwung dapat memelihara sapi adalah :

Kebutuhan BK /ekor/hari = 2,5% x 270 kg = 6,75 kg/ekor/hari.

Jumlah ketersediaan bahan kering dari pakan yang dimakan oleh sapi penelitian di TPA Suwung adalah 35.134, 49 kg/hari. Jadi daya tampung TPA Suwung mampu memelihari sapi adalah :

Daya tampung = 35.134,49 kg : 6,75 kg = 5.205,11 ekor atau ± 5.205 ekor sapi bali.

Potensi yang sangat besar ini belum mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk pakan ternak, khususnya ternak sapi bali. Dengan memanfaatkan sampah sebagai pakan ternak maka dapat mengurangi pencemaran lingkungan dengan menurunkan jumlah volume sampah dan sekaligus bisa mengatasi kesulitan peternak dalam menyediakan hijaun pakan ternak. Dengan memanfaatkan sampah kota sebagai pakan ternak maka peternak dapat menyediakan pakan ternak setiap saat (adlibitum). Hal ini berbeda kalau menggunakan hijauan pakan ternak sebagai pakan yang harus mencari dan ketersediaannya sangat terbatas.

KESIMPULAN

1. Terjadi perubahan prilaku pakan (feeding behavior) pada sapi bali yang dipelihara di TPA Suwung terutama jenis-jenis makanan yang dimakan. Sapi bali yang pada umumnya memakan hijaun seperti rumput dan leguminosa berubah jenis makanannya menjandi makanan yang merupakan limbah rumah tangga sperti limbah sayuran, limbah buah-buahan dan limbah rumah tangga lainnya seperti nasi, roti dan lain-lainnya.

2. Dari perhitungan ketersediaan bahan kering yang dihitung dari volume sampah yang bisa dimanfaatkan menjadi pakan ternak, TPA Suwung mampu menampung 5.205 ekor sapi bali.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana atas dana yang diberikan melalui Pendanaan Hibah Unggulan Udayana. Terimakasih pula saya ucapkan kepada Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintahan Kota Denpasar atas ijin dan fasilitas yang diberikan untuk mengadakan penelitian di TPA Suwung. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada pemulung, peternak di TPA Suwung, adik-adik mahsiswa dan tim peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota Denpasar 2014. Laporan bulanan volume sampah terangkut ke TPA suwung oleh armada DKP dan non DKP bulan Januari-Mei 2014.

Guntoro, S 2013. Buku Membuat Pakan Ternak dan Kompos dari Limbah Organik. Penerbit PT Agro Media Pustaka.

Kearl,L.C. 1982. Nutrient Requirements of Ruminant in Developing Countries. International Feedstuff Institute. Utah Agricultural Experiment Station. Logan Utah : Utah State University.

Partama, I.B.G., I.G. Mahardika, I.W. Suarna dan D.N. Suprapta. 2007a. Peneltian peningkatan produktivitas sapi bali melalui peningkatan ransum berbasis bahan pakan lokal. Laporan Hasil Kerjasama BAPPEDA Prov. Bali dengan UNUD, Denpasar-Bali

Sriyani, 2013. Respons Produksi dan Kandungan Omega-3 Daging pada Sapi Bali yang Diberikan Pakan Konsentrat Molamix Berminyak Ikan. Desertasi Program Pasca Sarjana Universitas Udayana 2013.

Suryani, N,N. 2012. Aktivitas Mikroba Rumen dan Produktivitas Sapi Bali yang Diberikan Pakan Hijauan dengan Jenis dan Komposisi Berbeda. Desertasi Program Pascasarjana Universitas Udayana.

EFEK TOKSISITAS EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT