• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KUALITAS NUTRISI TANAMAN KALIANDRA (Calliandracalothyrsus) BERBUNGA MERAH DAN PUTIH

AnakAgungAyu Sri Trisnadewi dan I GustiLanang Oka Cakra Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Jl. PB Sudirman, Denpasar, 80232

Telp/Fax : (0361) 222096, E-mail : dewitrisna26@yahoo.com

Abstrak

Kaliandra (Calliandra calothyrsus) mempunyai potensi yang tinggi sebagai pakan, kaya akan protein, tetapi kandungan energi yang dapat dicerna relatif rendah. Kelemahan kaliandra sebagai sumber pakan karena memiliki kadar tanin yang tinggi sehingga dapat menurunkan nilai cerna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas nutrisi antara kaliandra berbunga merah dengan kaliandra berbunga putih. Kebermaknaan perbedaan nilai tengah dianalisis dengan t-test (unpairing t-test with equal replicate) yang diulang lima kali. Peubah yang diamati antara lain: kandungan bahan kering, protein kasar, lemak kasar, energi bruto, serat kasar,abu, kalsium, fosfo, tanin, dan condensed tannin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein kasar, energi bruto, tanin dan condensed tanin nyata lebih tinggi pada kaliandra berbunga merah dibandingkan kaliandra berbunga putih. Kadar tanin yang tinggi pada kaliandra bebunga merah diimbangi dengan kadar condensed tanin yang juga lebih tinggi sehingga dapat sebagai protektor bagi protein yang mudah larut dan dapat mencegah bloat. Kandungan bahan kering, lemak kasar, serat kasar tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, tetapi abu, kalsium dan fosfor pada kaliandra berbunga merah nyata lebih rendah dibandingkan kaliandra berbunga putih. Dapat disimpulkan bahwa kaliandra berbunga merah memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik daripada kaliandra berbunga putih.

Kata kunci: kaliandra, kualitas nutrisi, tanin, condensed tanin

Abstract

Calliandra calothyrsus has a high potency as feed because its protein content is high but relative low in digestible energy content. The problem of Calliandra calothyrsus as a feed is high in tannin content, so the digestibility is low. The experiment aimed to evaluate the different of nutrition quality from Calliandra calothyrsus with red and white

fl ower. The different means is analized with t-test (unpairing t-test with equal replicate) and replicate fi ve times each.

Variable observed are dry matter, crude protein, ether extract, gross energy, crude fi ber, ash, calcium, phosphor,

tannin and condensed tannin. Results of the experiment showed that crude fi ber, gross energy, tannin, and condensed

tannin content are signifi cantly higher on Calliandra calothyrsus with red fl ower compare with white fl ower. Higher

content of tannin on Calliandra calothyrsus with red fl ower is balanced with higher condensed tannin as a protector

for hidrolized protein and prevent bloat. Dry matter, ether extract, crude fi ber showed not signifi cant difference,

but ash, calcium, and fosfor are signifi cantly lower on Calliandra calothyrsus with red fl ower compared with white

fl ower. It could be concluded that nutrition quality of Calliandra calothyrsus with red fl ower is better than white

fl ower.

Keywords: Calliandra calothyrsus, quality of nutrition, tannin, condensed tannin

1. PENDAHULUAN

Hijauan termasuk rumput dan leguminosa merupakan pakan utama ternak ruminansia seperti sapi atau pun kambing. Untuk memenuhi kebutuhan ternak ruminansia terhadap nutrisi maka hijauan yang diberikan hendaknya bervariasi yang merupakan campuran dari rumput dan legume karena kandungan nutrisinya dapat saling melengkapi. Seperti leguminosa pada umumnya kaliandra mempunyai kandungan nutrisi terutama kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput. Salah satu legum yang banyak dikenal di masyarakat adalah kaliandra (Calliandracalothyrsus) dan mempunyai potensi yang tinggi sebagai pakan ternak. Menurut Mulyanaet. al., (2006), salah satu species yang masuk ke Pulau Jawa adalah species Calliandracalothyrsus berbunga merah dan Calliandracalothyrsus berbunga putih.

Roshetko (2006) menyatakan kaliandra digunakan secara luas untuk pakan ternak karena daun, bunga, dan tangkai mempunyai kandungan protein 20-25% dan cepat tumbuh dan kemampuan bertunas tinggi setelah pemangkasan.

Calliandracalothyrsus kaya protein, tetapi kandungan energi yang dapat dicerna relative rendah. Bagian yang dapat dimakan mengandung 20-25% protein kasar sehingga sesuai sebagai tambahan protein bagi ternak yang makanan utamanya rumput atau jenis makanan lain yang kualitas proteinnya rendah. Namun pemberiannya sebaiknya dibatasi paling banyak 30-40% berat segar seluruh makanan, sebab jika lebih banyak, tidak akan dimanfaatkan seluruhnya (Patersonet al., 2001). Menurut Djaja (2007), kandungan nutrisi daun kaliandra cukup potensial sebagai pakan terutama sebagai pakan sumber protein yaitu mengandung 20 – 25%.

Permasalahan kaliandra sebagai pakan ternak adalah kadar tannin yang tinggi sehingga mempunyai tingkat kecernaan yang rendah (30-60%) (Roshetko, 2006). Selanjutnya menurut Djaja (2007) factor pembatas pemanfaatannya adalah tanin, namun tidak berpengaruh bila pemberiannya sekitar 30–40% dalam ransum.

Kandungan nutrisi terutama protein yang cukup tinggi pada kaliandra sangat cocok untuk pakan ternak ruminansia, tetapi di lain pihak kandungan zat anti nutrisi berupa tannin yang cukup tinggi akan berpengaruh terhadap kecernaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kualitas nutrisi melalui dan kandungan tanin pada kaliandra berbunga merah dan putih.

2. BAHAN DAN METODE

2.1. Bahan

Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor. Bahan yang digunakan adalah daun kaliandra (Calliandracalothyrsus) berbunga merah dan putih yang diambil dari Desa Sebudi Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem.

2.2. Metode

Analisa kualitas nutrisi meliputi: 1. air dengan metode gravimetri

2. protein kasar ditentukan dengan metode destruksi-auto analisis 3. lemak kasar ditentukan dengan metode gravimetri

4. energi kasar ditentukan dengan bomb kalorimeter

5. serat kasar ditentukan dengan metode ekstraksi asam-basa 6. abu ditentukan dengan metode gravimetri

Peubah yang diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: bahan kering, protein kasar, lemak kasar,energi, seratkasar, abu,tanin dan kondens tanin.

Analisis Data

Untuk mengetahui perbedaan rataan nilai tengah penelitian dilakukan dengan menggunakan t-test. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan unpairing t-test with equal replicate (Steel and Torrie, 1991).

3. HASIL

Kandungan bahan kering pada kaliandra berbunga merah 0,17% lebih rendah dibandingkan kaliandra berbunga putih , begitu juga dengan kandungan serat kasar kaliandra berbunga merah 8,97% lebih rendah dibandingkan dengan kaliandra berbunga putih tetapi secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) (Tabel 1). Kandungan protein kasar dan energi pada kaliandra berbunga merah

masing-masing 4,78% dan 3,22% nyata (P<0,05) lebih tinggi daripada kaliandra berbunga putih (Tabel 1). Kandungan lemak kasar dan abu pada kaliandra berbunga merah masing-masing 24,53% dan 34,71% nyata lebih rendah (P<0,05) dibandingkan kaliandra berbunga putih (Tabel 1). Kandungan tanin dan kondens tanin pada kaliandra berbunga merah masing-masing 89,03% dan 85,19% nyata (P<0,05) lebih tinggi daripada kaliandra berbunga putih (Tabel 2).

4. PEMBAHASAN

Kandungan bahan kering dari kedua jenis kaliandra berbunga merah dan putih adalah 89,17±0,92 dan 89,32±0,13 secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05) (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa kedua jenis kaliandra ini memiliki kadar air yang berbeda tidak nyata (P>0,05). Berbeda halnya dengan kandungan protein kasar, dimana kandungan protein kasar pada kaliandra berbunga merah nyata (P<0,05) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kaliandra berbunga putih masing- masing 25,44% dan 24,62% (Tabel 1). Dilihat dari segi kandungan protein kasar maka penggunaan kaliandra berbunga merah akan lebih menguntungkan dibandinglan dengan kaliandra berbunga putih. Menurut Djaja (2007), kandungan nutrisi daun kaliandra cukup potensial sebagai pakan terutama sebagai pakan sumber protein yaitu mengandung 20 – 25%. Protein merupakan bagian dari bahan organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur dan fosfor. Keberadaan protein untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh sangat penting untuk memperbaiki jaringan, pertumbuhan dari jaringan baru, metabolisme atau deaminasi untuk energi, metabolisme ke dalam zat-zat vital dalam fungsi tubuh, enzim-enzim esensial bagi fungsi tubuh yang normal dan hormon-hormon tertentu.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Kaliandra Berbunga Merah dan Putih

Peubah Bunga Merah Jenis KaliandraBunga Putih

Bahan Kering (%) 89,17±0,92a 89,32±0,13a

Protein Kasar (%) 25,44±0,23a 24,62±0,19b

Lemak Kasar (%) 4,00±0,04a 5,30±0,18b

Energi Kasar (kcal/kg) 4.326,20±8,89a 4.119,60±5,50b

Serat Kasar (%) 13,00±0,46a 14,28±0,51a

Abu (%) 7,73±0,05a 11,84±0,09b

Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Kandungan energi pada kaliandra berbunga merah nyata (P<0,05) lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang berbunga putih. Sebagaimana kita ketahui bahwa ternak ruminansia sangat memerlukan nutrisi yang seimbang terutama imbangan energi dengan protein karena dalam pembentukan sel mikroba imbangan energi dan protein yang seimbang sangat diperlukan. Kandungan serat kasar pada kaliandra berbunga merah menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05)dengan kaliandra berbunga putih. Fungsi utama serat kasar ada tiga yaitu, sebagai pengisi lambung, menjaga fungsi peristaltik usus dan merangsang salivasi. Pemberian sumber serat kasar akan merangsang sekresi saliva sehingga berfungsi sebagai penyanggah (buffering action) keasaman rumen. Hal ini akan mencegah terjadinya acidosis serta merangsang aktivitas bakteri selulolitik yang sangat sensitif terhadap keasaman (pH) di bawah 5 (Soetanto,).

Tabel 2. Kandungan Tanin dan Condensed Tanin Kaliandra Berbunga Merah dan Putih

Kandungan Tanin Bunga Merah Jenis KaliandraBunga Putih

Tanin (%) 1,55±0,06a 0,17±0,07b

Condensed tanin (%) 1,08±0,01a 0,16±0,02b

Tanin merupakan senyawa polifenol alami dan merupakan grup yang penting dalam unsur-unsur sekunder tanaman, mampu mengikat alkaloid, gelatin dan protein (Leinmuller et al., 1991). Kandungan tanin dalam pakan ternak mempunyai pengaruh yang menguntungkan dan merugikan. Secara in-vivo pakan ternak yang banyak mengnadung tanin menurunkan pertambahan bobot badan, kecernaan bahan kering dan efesiensi penggunaan pakan (Butler dan Rogler, 1992). Disamping itu tanin dapat menghambat aktivitas enzim pencernaan seperti protease, lipase dan glukosidase (Hagerman, 1992). Kandungan tanin dan kondens tanin pada kaliandra berbunga merah nyata(P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan kaliandra berbunga putih. Kadar tanin yang tinggi pada kaliandra berbunga merah diimbangi dengan kadar kondenstanin yang juga lebih tinggi sehingga dapat sebagai protector bagi protein yang mudah larut. Keuntungan tanin dalam pakan adalah mencegah adanya penyakit kembung atau bloat pada ternak ruminansia, selain itu tanin terkonsdensasi dapat melindungi protein dari degradasi mikroba dalam rumen sehingga dapat langsung diserap oleh usus halus. Hal ini menunjukkan bahwa kaliandra merah lebih berpotensi untuk dipergunakan sebagai bahan pakan sumber protein yang tidak banyak terdegradasi dalam rumen atau sering disebut sebagai bypassprotein.

5. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kaliandra berbunga merah mempunyai kandungan protein dan kandungan kondens tanin yang lebih tinggi dibandingkan dengan kalindra berbunga putih sehingga kualitas kaliandra berbunga merah lebih baik apabila digunakan sebagai pakan sumber protein

bypass.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Universitas Udayana atas dana yang diberikan melalui penelitian hibah bersaing tahun 2014 dengan surat kontrak No. 103.50/UN14.2/PNL.01.03.00/2014.

DAFTAR PUSTAKA

Butler, L.G. and J.C. Rogler. 1992. Biochemical mecanism of antinutritional effects of tannin. Phenolic compound in food and their effects on health I. American Chemical Society. Washington DC. Djaja, W., S. Kuswaryan Dan U.H. Tanuwiria. 2007. Efek Substitusi Konsentrat Dengan Daun Kering

Kaliandra (Calliandracalothyrsus) dalam Ransum Sapi Perah terhadap Kuantitas dan Kualitas Susu, Bobot Badan dan Pendapatan Peternak. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Hagerman, A.E.1992.Tannin-protein interaction. Phenolic compounds in food and their effectson health I. Amirican Chemical Society. Washington DC.

Leinmuller, E. S. Herbert and K.H. Menke. 1991. Tannin in ruminant feedstuffs, In : Animals Research and Developmentc. Institut Scientifi c Co-operation. Tubingen, Germany.

Paterson, R., B. Palmer, M. Shelton, R. Merkel, T. M. Ibrahim, R. Arias, K. Berhe, dan A. N. F. Perera. 2001. Produksi Hijau Ternak. Dalam: Produksi dan Pemanfaatan Kaliandra (Calliandracalothyrsus) Pedoman Lapang. Editor: Stewart, J., Mulawarman, J. M. Roshetko, M. H. Powell. Terjemahan: SN Kartikasari. Winrock International Institute for Agricultural Development

Soetanto, H. -. Gizi Ternak Ruminansia Sesuai Stadia FisiologisSeri Bahan KuliahFakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Sumber: blog.ub.ac.id/.../Kebutuhan-gizi-ternak-ruminansia.pdf. [Diakses 29 Agustus 2014].

Steel, R. G. D., and J. H. Torrie. 1989. Prinsipdan Posedur Statistik Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi Kedua. Alihbahasa B. Sumantri. Jakarta. Gramedia.

Tangendjaja, B., E. Wina, B. Palmer dan T. Ibrahim (penyunting). 1992. Kaliandra dan pemanfaatannya. ACIAR dan Balitnak.

Ty, H. X.,, E. Hernawan, M. de S. Liyanage, M. Sila, H. Ramdan, A. Ng. Gintings, Y. Hidayat, A. Setijoprodjo, R. Roothaert, R. Arias, dan D. Macqueen. 2001. Pemanfaatan.Dalam:

ProduksidanPemanfaatanKaliandra (Calliandracalothyrsus): PedomanLapang. Editor: Stewart, J. Mulawarman, J.M. Roshetkodan M.H. Powell. Winrock International Institute for Agricultural Development.