• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

7

2.1.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD 2.1.1.1. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup dan alam semesta. Menurut H.W.

Fowler (Laksmi,1986:3) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala- gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Ilmu Pengetahuan Alam menurut Sumaji (1998: 31) berupaya untuk membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya mengenai alam sekitarnya.

Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Mulyasa, 2008:110). Paolo dan Marten (dalam Iskandar 1997) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak sebagai berikut: (1) Mengamati apa yang terjadi, (2) Mencoba memahami apa yang terjadi, (3) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4) Menguji ramalan- ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan itu benar.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Selain itu, pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam juga harus memberikan prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari- hari. Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Maka dari itu, pembelajarannya diarahkan

(2)

supaya siswa belajar aktif dengan berbuat sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Mulyasa, 2008:110).

2.1.1.2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD menekankan siswa untuk memberikan pengalaman secara langsung, yaitu menekankan siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalam menemukan suatu fakta dan konsep yang terdapat dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut BSNP (2006), sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya, (2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep, dan prinsip Ilmu Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Ilmu Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan ketrampilan berpikir, bersikap, dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan ketarmpilan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.

2.1.1.3. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam

Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD sesuai dengan kurikulum (Mulyasa, 2008: 113-124) meliputi aspek-aspek berikut : (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, (2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas, (3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana,

(3)

(4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

2.1.1.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam Materi pokok yang dipakai pada penelitian ini adalah bumi dan alam semesta yang tertulis dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar berikut:

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 10. Memahami perubahan

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan

10.1. Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut)

10.2. Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor)

10.3. Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan

lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor)

Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

(4)

2.1.2. Strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer

2.1.2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Giving Question Getting Answer

Menurut Zaini (2008:71) strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer merupakan strategi yang sangat baik digunakan untuk melibatkan siswa/mahasiswa dalam mengulang materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Strategi ini tepat digunakan diakhir pertemuan, yaitu 15 menit terakhir misalnya. Bertanya dan menjawab dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran mampu menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa.

Sedangkan Silberman (2004:273) berpendapat bahwa Strategi Giving Question Getting Answer merupakan strategi pembentukan untuk melibatkan siswa dalam peninjauan kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir pelajaran.

Strategi Giving Question Getting Answer ini merupakan modifikasi dari metode tanya jawab yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan- potongan kertas sebagai medianya. Strategi ini dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya atau menjawab.

2.1.2.2. Tujuan Strategi Giving Question Getting Answer

Strategi Giving Question Getting Answer yang diterapkan dalam pembelajaran bertujuan untuk:

a. Sebagai alat evaluasi dalam proses pembelajaran.

b. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

c. Membina siswa untuk memiliki ketrampilan kognitif maupun sosial.

d. Memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi pembelajaran.

e. Mencapai tujuan belajar.

2.1.2.3. Langkah-langkah Strategi Giving Question Getting Answer

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan Strategi Giving Question Getting Answer dalam pembelajaran menurut Agus Suprijono (2009:107) adalah sebagai berikut :

a. Guru membagikan dua potongan kertas kepada peserta didik.

(5)

b. Siswa diminta menuliskan judul di kartu tersebut yaitu: (1) kartu menjawab, (2) kartu bertanya.

c. Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan. (bisa berasal dari guru atau siswa).

Setiap siswa yang bertanya diminta untuk menyerahkan kartu yang bertuliskan

“kartu bertanya”.

d. Setiap siswa yang akan menjawab pertanyaan juga harus menyerahkan kartu

“menjawab”.

e. Jika pada akhir sesi ada siswa yang masih memiliki dua potongan kertas atau salah satu dari kertas tersebut, maka siswa tersebut diminta membuat resume atas proses tanya jawab yang sudah berlangsung.

2.1.2.4. Kelebihan dan Kelemahan Giving Question Getting Answer

Kelebihan strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer adalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran menjadi aktif.

b. Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

c. Guru dapat mengetahui penguasaan materi yang dimiliki siswa.

d. Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapat.

Kelemahan strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer adalah sebagai berikut:

a. Pertanyaan pada hakekatnya bersifat hafalan.

b. Proses tanya jawab yang berlangsung terus menerus dapat menyimpang dari materi pembelajaran yang dipelajari.

c. Guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak menjawab pertanyaan maupun mengajukan pertanyaan telah memahami dan menguasai materi yang telah dipelajari.

(6)

2.1.3. Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar yang di akhir pelajarannya dilihat dari test yang telah diberikan. Hasil belajar dapat dioperasionalisasikan dalam bentuk indikator- indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat keberhasilan (Azwar, 2007:44).

Menurut Purwanto (2010:46) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.

Pada umumnya, tujauan pendidikan tersebut mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom (Agus Suprijono 2011:6) bahwa :

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysys (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, evaluation (menilai),. Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Berdasarkan pendapat dari beberapa pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang merupakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi telah diterima siswa yang dapat diukur menggunakan test standart dan hasilnya dapat ditunjukkan dalam bentuk angka maupun huruf, serta tindakan.

Hasil belajar juga digunakan guru sebagai ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar tersebut dapat diperoleh dari aktivitas pengukuran. Pengukuran menurut Nurakanca dan Sumartana (Aunurrahman, 2010:207) adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas pada sesuatu. Menurut Kerlinger (Purwanto 2010:2) pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan

(7)

alat ukurnya dan kemudian menerapkan angka menurut sistem aturan tertentu.

Sedangkan Hopkins dan Antes (Purwanto 2010:2) mendefinisikan pengukuran sebagai pemberian angka pada atribut dari obyek, orang atau kejadian yang dilakukan untuk menunjukan perbedaan dalam jumlah. Untuk menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang disebut dengan instrumen. Dalam dunia pendidikan instrumen yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan siswa berupa tes, lembar observasi, panduan wawancara, skala sikap dan angket.

Berdasarkan pengertian pengukuran di atas untuk mengukur hasil belajar peserta didik digunakan instrumen penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar dapat diukur melalui teknik tes dan non tes.

Tes menurut Masidjo (2000:38) adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang distandarisasaikan, dan ynag dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok.

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran, namun demikian dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Menurut Purwanto (2010:33) tes hasil belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu.

Jadi kesimpulan dari pengertian tes di atas adalah alat penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan dan sikap peserta didik dalam bentuk lisan, tulisan, dan perbuatan.

Non tes adalah rangkaian pertanyaan maupun pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Teknik non tes sangat penting dalam mengukur kemampuan peserta didik pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif. Ada beberapa macam teknik non tes menurut Endang Masidjo (2000:59), yaitu:

(8)

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak anatara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee), yang dilaksanakan sambil bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan maksud memperoleh jawaban dari interviewee.

3. Angket

Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik atau cara pengukuran yang sistematis dengan alat pengukuran seperti tes, observasi, wawancara, angket. Alat yang dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dinamakan dengan instrumen. Instrumen sendiri terdiri atas instrumen butir-butir soal apabila cara pengukuran dilakukan dengan menggunakan tes, dan apabila pengukuran dilakukan dengan cara mengamati atau mengobservasi dapat menggunakan instrumen lembar pengamatan atau observasi, pengukuran dengan teknik wawancara dan angket dapat menggunakan instrumen butir-butir pernyataan. Instrumen sebagai alat yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran maupun kompetensi yang dimiliki peserta didik haruslah valid, maksudnya adalah instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dalam penelitian ini adalah besarnya angka atau skor yang diperoleh siswa dari tes (tes formatif) dan non tes (observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran) untuk meningkatkan kemampuan siswa.

(9)

2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai acuan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yulianingsih tahun 2012 dengan judul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Giving Question and Getting Answer Dalam Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Pokoh Kidul Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini membahas tentang:hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri I Pokoh Kidul Wonogiri pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini dilaksnakan dalam dua putaran. Hasil penelitian yang diperoleh adalah penerapan strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan berbagai bentuk energi dan kegunaannya siswa kelas IV SD Negeri I Pokoh Kidul Wonogiri Tahun 2011/2012. Hal ini terbuti dari peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan berbagai bentuk energi dan kegunaannya.

Hal ini dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar siswa sebelum putaran hanya 37,5%. Pada putaran I hasil belajar meningkat menjadi 62,5% dan pada putaran II menjadi 96,87%. Selain itu, nilai rata-rata sebelum putaran sebesar 54,25, setelah dilakukan tindakan putaran I meningkat menjadi 60,87 dan pada putaran II meningkat menjadi 75,68.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Yuniar Ika Prasetyowati tahun 2012 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan strategi Giving Question Getting Answer pada siswa kelas IV SD Negeri I Ngandong Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”. Dalam penelitiannya, bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui strategi pembelajaran giving question getting qnswer. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskripptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan tes. Penelitian dilaksanakan dalam dua putaran. Hasil penelitian sebelum pelaksanaan putaran diperoleh hasil 44,44% (8 siswa) mendapat nilai lebih dari 65 (KKM) dari 18 siswa. Dalam pelaksanaan putaran I hasil belajar IPA meningkat menjadi 61,11% (11 siswa) dari 18 siswa. Sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran IPA dalam kesiapan siswa sebesar 66,67% (12 siswa), menunjukkan kedisiplinan siswa sebesar 72,22% (13 siswa). Kemampuan

(10)

bertanya 55,55% (10 siswa), kemampuan menjawab pertanyaan sebesar 61,11%

(11 siswa(, keaktifan berpendapat 55,55% (10 siswa). Pada pelaksanaan putaran II hasil belajar IPA mengalami peningkatan 22,22% dari putaran I menjadi 83,33%

(15 siswa) dari 18 siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran IPA pada putaran II juga mengalami peningkatan yaitu siswa yang menunjukkan kesiapan dalam menerima pelajaran meningkat sebesar 22,22% menjadi 88,88% (16 siswa) dari 18 siswa, kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran meningkat sebesar 11,11% menjadi 83,33% (15 siswa), kemampuan siswa dalam bertanya meningkat 22,22% menjadi 77,78% (14 siswa), keaktifan siswa dalam berpendapat sebesar 16,67% menjadi 72,22% (13 siswa) dari 18 siswa. Penelitiannya menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri I Ngandong kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian yang relevan lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Yunita Fitriana Prasetyaningrum tahun 2010 dengan judul “Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answer untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi perkalian dan pembagian siswa kelas IV SD Negeri 04 Kuto Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar”. Penelitiannya ini membahas tentang:

hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 04 Kuto sebelum menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe giving Question and Getting Answer dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi perkalian dan pembagian siswa kelas IV SD Negeri 04 Kuto Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun 2010/2011. Hal ini terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang semula haya 61,30%. Pada putaran I hasil belajar yang dicapai menjadi 73,47% (mengalami peningkatan sebesar 12,71%) sedangkan pada putaran II hasil yang dicapai 86,08% (mengalami peningkatan sebesar 12,61%).

2.3 Kerangka Pikir

Sesuai teori yang dikemukakan di atas, untuk memeperjelas arah dan maksud dari penelitian ini, maka disusun kerangka pemikiran. Proses

(11)

pembelajaran penerapan strategi pembelajaran yang sesuai akan mempengaruhi proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Sebelum diterapkan strategi Giving Question Getting Answer, guru menggunakan strategi pembelajaran konvensional dimana pembelajaran tersebut hanya berjalan satu arah tanpa adanya interaksi antara siswa dan guru, sehingga kualitas pembelajaran masih renadah yang berdampak terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada saat menerima pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kurang menguasai materi yang disampaikan oleh guru, siswa ramai sendiri saat guru menjelaskan materi, dan siswa pasif dalam menerima materi yang disampaikan guru. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan penerapan strategi tersebut diharapkan pada akhir proses pembelajaran siswa akan lebih aktif dalam menyampaikan pendapat, menguasai materi pelajaran, dan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami sehingga akan menghasilkan suatu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dituangkan dalam bagan kerangka berpikir sebagai berikut :

(12)

Kondisi Awal / Pra Siklus

Tindakan

Kondisi Akhir

Masih menggunakan pembelajaran

konvensional

Hasil Belajar rendah

Menggunakan

Strategi Pembelajaran Giving Question Getting Answer

Siklus I :

Menggunakan Strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer

Siklus II :

Menggunakan Strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang Perubahan Lingkungan meningkat

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

(13)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, dapat dirumuskan hipotesis tindakan penelitian yaitu “Strategi pembelajaran Giving Question Getting Answer dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas 4 SD Masehi Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Gambar

Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Referensi

Dokumen terkait

In the video advertisements of Casablanca Spray Cologne (2017), Regazza Mistery Man (2016), Camellia Fragrances of The World (2016), Bellagio Night in Paris

Pe.aturm l'cdcrinr'h -'.nor l7 TahLf 2010 (cr.aig Pengelolaatr dad Pqryelefgsr.aan PctrdidikiD (Len,ba?r Nsgma RepubLik Indonesia Tanrn 2010 Nonor ll2i Tarrbrhrn Lanbarar

[r]

Nilai R 2 sebesar 0,457 menunjukkan bahwa variabel yang dipilih pada variabel independen (fasilitas belajar, dan motivasi berprestasi) dapat menerangkan variasi

Penelitian Tugas Akhir ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berusaha meneliti strategi yang telah dilakukan oleh PT BPRS Saka Dana Mulia Kudus terhadap produk

The aims of thi research are to identify the linguistics form and to describe the meaning of expressions of warning in Toshiba Satellite L630/L635 User's Manual. The

Tingkat kemampuan atau fungsionalisasi kemasan aktif oxygen scavenging melalui model pengembangan dengan penempatan pada tutup botol kaca dan pendekatan perubahan mutu

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan nasabah non muslim terhadap kualitas pelayanan pada bank syariah di Kota Medan dan menganalisis atribut pelayanan