PERNYATAAN………. i
LEMBAR PENGESAHAN ……… ii
ABSTRAK ……… iii
ABSTRAC ……… iv
KATA PENGANTAR ……….. v
UCAPAN TERIMA KASIH……….. vi
DAFTAR ISI………... ix
DAFTAR TABEL ………. xii
DAFTAR GRAFIK……… xiii
DAFTAR LAMPIRAN……….. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Pembatasan Masalah……… 11
C. Rumusan Masalah……… 12
D. Tujuan dan Kegunaan……….. 12
E. Kegunaan Penelitian……… 13
F. Definisi Operasional……… 14
1. Manajemen Komputer …………..………. 14
2. Kinerja Mengajar Guru Komputer ……….. 15
H. Metodologi Penelitian ……….. 16
BAB II KAJIAN TEORITIS………. 19
A. Administrasi Pendidikan ……….. 19
1. Pengertian Administrasi Pendidikan……….. 19
2. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan……….. 22
3. Kedudukan variabel penelitian dalam konteks Administrasi Pendidikan………. 24
B. Mutu Layanan Pembelajaran ………. 25
1. Pengertian mutu ………. 25
2. Layanan Pembelajaran……… 27
C. Manajemen Komputer ……… 30
1. Pengertian manajemen komputer ……….. 30
2. Pengertian Komputer………. 31
D. Kinerja Mengajar Guru Komputer……….. 32
1. Pengertian Kinerja………. 32
2. Konsep Mengajar……….. 33
3. Dimensi Kinerja Mengajar Guru……… 36
E. Kajian yang relevan………. 58
BAB III METODE PENELITIAN………. 60
A. Metode Penelitian ……… 60
B. Operasional Variabel ………. 60
1. Operasional Variabel Manajemen Komputer …. …… 61
C. Populasi dan Sampel……….. 64
D. Teknik pengumpulan data ……… 66
1. Pemantapan uji validitas……….. 66
2. Uji Reliabilitas………. 72
E. Rancangan Uji Hipotesis ……… 73
F. Teknik Pengolahan data………. 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………… 85
A. UJi Normalitas……… 85
1. Uji Normalitas Variabel Manajemen Komputer………… 85
2. Uji Normalitas Kinerja mengajar guru………. 86
3. Uji Normalitas Mutu Layanan Pembelajaran……… 87
B. Uji Linieritas……….. 88
C. Deskripsi Variabel………. 89
D. Analisis Korelas………. 97
E. Analisis Regresi………. 101
F. Pembahasan……… 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 110
B. Rekomendasi……… 111
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran di kelas harus dibarengi dengan penyediaan perangkat TIK seperti komputer dan piranti multimedia yang memadai agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Namun pada kenyataannya tidak semua sekolah di Indonesia dapat menyediakan perangkat sesuai dengan jumlah siswa, misalnya satu murid dengan satu komputer. Pengadaan komputer dan perangkat TIK sesuai dengan jumlah ideal tentu saja akan membutuhkan dana yang besar belum lagi biaya operasional yang dikeluarkan setiap bulannya seperti biaya listrik dan pemeliharaan.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa.
Menurut Mulyasa (2006:3)
”Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang professional.
peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas.
Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan. (http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id).
Pidato Menteri Pendidikan Nasional Prof.Dr.Ir. Mohammad Nuh, DEA pada tanggal 23 pebruari 2010 dalam acara sosialisasi Pengarusutama gender bidang pendidikan Jakarta, sebagai berikut:
Selama kurun waktu 2010-2014 Kementerian Pendidikan Nasional ingin mewujudkan "Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif". Untuk mencapai visi tersebut, Kemendiknas mengemas misi dengan sebutan "Misi 5K, yaitu; (1) meningkatkan Ketersediaan layanan pendidikan secara merata di seluruh pelosok nusantara; (2) meningkatkan Keterjangkauan layanan pendidikan oleh seluruh lapisan masyarakat; (3) meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi layanan pendidikan dengan kehidupan bermasyarakat, dunia industri, dan dunia usaha”.(www. kemdiknas.go.id) Berdasarkan pemaparan di atas, disebutkan tentang peningkatan mutu dan Relevansi layanan pendidikan dengan kehidupan bermasyarakat, dunia industri, dan dunia usaha. Menurut pendapat Edward Sallis (2006 : 33 ) mutu adalah Sebuah filsosofis dan metodologis yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.
Sumayang ( 2003 : 322) menyatakan quality (mutu) adalah tingkat dimana rancangan spesifikasi sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi dan penggunannya, disamping itu quality adalah tingkat di mana sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan rancangan spesifikasinya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulan bahwa mutu (quality) adalah sebuah filsosofis dan metodologis, tentang (ukuran ) dan tingkat baik buruk suatu benda, yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda rancangan spesifikasi sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi dan penggunannya agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.
Indikator mutu layanan pembelajaran merupakan hasil modifikasi dari pendapat Zeithalm et.al yang di kutip oleh Elliton dan Anatan ( 2007 : 48) , yaitu :
1. Tangibles, yaitu : kemampuan suatu sekolah dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal yaitu meliputi fasilitas fisik dan penampilan pegawainya.
2. Realibility, yaitu kemampuan sekolah untuk memberikan pelayanan kepada siswa sesuai dengan yang dijanjikan secara konsisten.
3. Responsiveness, kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada siswa dengan menyampaikan informasi yang jelas
5. Emphaty, memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individu atau pribadi yang diberikan kepada siswa
6. Competence, memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan siswa
7. Credibility, kejujuran dalam menyampaikan ilmu pengetahuan 8. Security, memberikan rasa aman dari bahaya, resiko atau keraguan. 9. Communication, memberikan informasi yang dapat dipahami siswa
dan mendengarkan aspirasi atau keinginan siswa.
10. Access, kemudahan untuk dihubungi dan ditemui oleh siswa
Dalam perspektif makro banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, diantaranya faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitas pendidikan, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas, di laboratorium dan di kancah belajar lainnya melalui fasilitas internet. aplikasi metode, strategi, dan pendekatan pendidikan yang mutakhir dan modern, metode evaluasi pendidikan yang tepat, biaya pendidikan yang memadai, manajemen pendidikan yang dilaksankan secara professional, sumberdaya manusia para pelaku pendidikan yang terlatih, berpengetahuan, berpengalaman, dan professional ( Hadis 2010:3).
Kebutuhan pendidikan akan adanya ICT (Information and Communication Technology) akhir-akhir ini sangat di perlukan keadaannya.
Sistem Informasi merupakan salah satu bentuk inovasi yang dipilih karena keberadaan Sistem Informasi sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan yang membutuhkan keberadaan informasi guna meningkatkan kualitas sekolah. Hal ini ditekankan juga oleh Bork (1991:34) dalam Betz dan Wilmore (2000) memprediksikan di tahun 2010 peran komputer menjadi sangat dominan dan penting di beberapa bagian dunia dalam sistem pendidikan.
Beberapa hal yang melatarbelakangi keberadaan sistem informasi dalam dunia pendidikan termasuk di sekolah adalah sebagai berikut. Pertama, cepatnya pengaruh globalisasi dalam era infomasi. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi sangat mempengaruhi segala aspek termasuk juga pendidikan.
Tingkat kompetitor yang semakin meningkat, membutuhkan keberadaan informasi yang serba cepat, benar, akurat dan lengkap. Informasi juga digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, mengatur strategi agar dapat memenangkan persaingan. Hal ini diperkuat oleh Gates (1999:3) dengan melihat dalam tingkat persaingan yang ketat di era global kemampuan untuk mengumpulkan, mengatur dan memanfaatkan informasi sangat menentukan kita menang “win” atau kalah “lose” dalam persaingan. Teknologi Informasi (TI) juga merupakan solusi dan katalis perubahan reformasi manajemen pendidikan.
ilmu pengetahuan, teknik-teknik, alat-alat dan proses yang membantu untuk pengembangan individual, kelompok dan pengetahuan sistem untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih efisien dan efektif.
Penerapan atau pengimplementasian metode pembelajaran berbasis ICT di Indonesia sudah mengalami kemajuan. Hal tersebut terbukti dengan di masukkannya mata pelajaran TIK (Teknologi Infiormasi dan Komunikasi) dalam kurikulum Nasional. Hal tersebut berarti penggunaan ICT dalam pendidikan di Indonesia sudah memasuki tahap Applying, yang artinya baru mempelajari ICT (Learning How To Use ICT).
Selain dari terpenuhinya fasilitas yang memadai, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, juga membutuhkan SDM dalam hal ini tenaga pengajar atau guru yang handal. Kinerja guru mempunyai spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Menurut August W. Smith, Kinerja adalah performance is output derives from processes, human otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ability, capacity, held, incentive, environment dan validity (Noto Atmojo, 1992).
Adapun ukuran kinerja menurut T.R. Mitchell (1989) dapat dilihat dari empat hal, yaitu: 1. Quality of work – kualitas hasil kerja, 2. Promptness – ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan, 3. Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan, 4. Capability – kemampuan menyelesaikan pekerjaan, 5. Comunication – kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain.
Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan penilaian, yaitu membandingkan apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Standar kinerja dapat dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan. Menurut Ivancevich (1996), patokan tersebut meliputi: (1) hasil, mengacu pada ukuran output utama organisasi; (2) efisiensi, mengacu pada penggunaan sumber daya langka oleh organisasi; (3) kepuasan, mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan atau anggotanya; dan (4) keadaptasian, mengacu pada ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.
pendidikan di sekolah bersangkutan yang mencakup 5 komponen utama pengelolaan yaitu : manajemen, ketenagaan, kegiatan pembelajaran, sarana dan prasarana, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.
Guru sebagai komponen mikro penentu dominan mutu pendidikan harusah bermutu dan berkinerja baik dalam era globaisasi dengan berusaha menguasai berbagai teknologi informasi dan komunikasi, karena saah satu aspek yang mengalami perubahan dahsyat dalam era globalisasi adalah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta transportasi yang membuat dunia ini semakin sempit.
Guru sebagai komponen mikro penentu mutu pendidikan dalam sistem pendidikan Nasional memiliki peranan yang sangat strategis dalam proses pembelajaran secara khusus dan dalam proses pendidikan secara umum (Hadis 2010:4)
Kondisi ini memberikan peluang kepada ilmu administrasi pendidikan untuk melakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu layanan pembelajaran.
Soepardi (1988:25) menjelaskan administrasi pendidikan adalah semua aspek kegiatan untuk mendayagunakan berbagai sumber (manusia, sarana dan prasarana, serta media pendidikan lainnya) secara optimal, relevan, efektif, dan efisien guna menunjang pencapaian tujuan pendidikan.
Sagala (2005:19) menjelaskan cakupan administrasi pendidikan tidak hanya sekedar administrasi sekolah atau administrasi pembelajaran. Pandangan demikian adalah pandangan yang sempit. Administrasi pendidikan lebih luas dari itu, meskipun muara semua kebijakannya adalah sekolah atau satuan pendidikan pada semua jenjang dan jenis. Jadi administrasi pendidikan ada pada tataran pengambil kebijakan dan pada tataran satuan pendidikan.
Administrasi pendidikan pada tataran pemerintah baik pusat maupun daerah berkaitan dengan anggaran pendidikan, standar kurikulum, standar ketenagaan, akreditasi sekolah, dan pelayanan kebutuhan sekolah sebagai pendidikan formal maupun pendidikan non formal yaitu pendidikan luar sekolah serta pendidikan kedinasan. Administrasi pendidikan pada satuan pendidikan berkaitan dengan penerapan teori-teori pendidikan dalam pelayanan belajar, teknik-teknik konseling belajar, manajemen sekolah, dan semua kegiatan yang mendukung dan memperlancar aktivitas-aktivitas satuan pendidikan untuk mencapai tujuan.
B. PEMBATASAN MASALAH
mempengaruhi mutu pembelajaran yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi penggunaan komputer dalam pembelajaran dan kinerja guru. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh penggunaan komputer dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran baik secara parsial maupun secara bersama-sama.
C. RUMUSAN MASALAH
Secara lebih rinci pokok masalah di atas dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran Manajemen komputer pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta?
2. Bagaimana gambaran Kinerja guru di SMP Negeri Kabupaten Purwakarta? 3. Bagaimana deskripsi mutu layanan pembelajaran di SMP Negeri Kabupaten
Purwakarta?
4. Bagaimana pengaruh manajemen komputer terhadap mutu layanan pembelajaran di SMP Negeri Kabupaten Purwakarta?
5. Bagaimana pengaruh kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran di SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta?
D. Tujuan dan Kegunaan Tujuan Penelitian : 1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh manajemen komputer dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta.
2. Tujuan Khusus
Secara Khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh gambaran empiris mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Mengetahui gambaran manajemen komputer pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta
b. Mengatahui gambaran kinerja mengajar guru komputer pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta
c. Mengetahui gambaran mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta
d. Menganalisis seberapa besar pengaruh manajemen komputer terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta
f. Menganalisis seberapa besar pengaruh manajemen komputer dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta.
E. Kegunaan Penelitian
Bila tujuan penelitian di atas dapat dicapai, setidaknya penelitian ini akan memberikan manfaat praktis dan manfaat teoritik.
1. Secara praktis bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan informasi untuk dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi mutu layanan pembelajaran, dimana hasil penelitiannya diharapkan dapat berguna, baik secara segi teoritis maupun segi praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berdasarkan bukti-bikti empiris tentang bagaimana mutu layanan pembelajaran dipengaruhi oleh manajemen komputer dan kinerja mengajar guru.
Sedangkan bagi para pengambil keputusan, merupakan bahan masukan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan yang berakar dari manajemen komputer dan kinerja guru. 2. Kegunaan teoretis dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan
F. Definisi Operasional 1. Manajemen komputer
Menurut Sudrajat (2008) Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran.
Manajemen komputer adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan penggunaan komputer yang terbatas dengan cara pembagian peran siswa dalam proses pembelajaran.
2. Kinerja Mengajar Guru
Rivai (2005:14) mengemukakan kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Brown (dalam
Rahardja, 2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah manifestasi konkret dan dapat diobservasi secara terbuka atau realisasi suatu kompetensi. Dengan demikian yang dimaksud dengan kinerja mengajar guru dalam penelitian ini adalah unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran sebagai realisasi konkret dari kompetensi yang dimilikinya berdasarkan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan.
yang dimilikinya berdasarkan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan. Dimensi variabel ini meliputi merencanakan pembelajaran, melaksankan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran.
Dalam penelitian ini kinerja guru diartikan sebagai kinerja guru mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi yamg mengajar kelas delapan.
3. Mutu Layanan Pembelajaran
Menurut Sallis ( 1993: 107) mutu adalah
“quality does not just happen. It must be planned for Quality needs to be approached systematically using a rigorous strategic planning process. Strategic planning is one of the major planks to TQM, without clear long-term direction the institusion connot plan for quality improve”.
Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.
Kualitas layanan yang diperoleh siswa meliputi, mutu mengajar guru, kelancaran layanan,umpan balik,layanan keseharian, kenyamanan ruang kelas, hasil belajar siswa.
G. Hipotesis Penelitian
Terdapat tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: Hipotesis 1
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen komputer dengan mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta.
Hipotesis 2
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja guru dengan mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purkararta
Hipotesis 3
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen komputer dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta
H. Metodologi Penelitian
Dari variabel-variabel tersebut yang dilihat adalah ada tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 1
Keterangan:
X1 = Manajemen komputer X2 = Kinerja Guru komputer Y = Mutu Layanan Pembelajaran
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kejadian atau suatu peristiwa yang terjadi pada saat penelitian ini dilaksanakan. Sehingga dapat diperoleh informasi yang tepat dan faktual mengenai pengaruh manajemen komputer dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta.
X1
X2
1. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif untuk mengukur dan menggabungkan variabel-variabel penelitian ini, yaitu mencatat dan menganalisis data dan hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan statistik.
2. Teknik Pengumpulan Data
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan tipe penelitian verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan menguji hipotesis. Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, metode yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, yakni suatu metode penelitian survey yang bertujuan menguji hipotesis dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu (Rusidi, 1989:19). Konsekuensi metode penelitian ini memerlukan operasionalisasi variabel-variabel yang dapat diukur secara kuantitatif sedemikian rupa untuk dapat digunakan model uji hipotesis dengan metode statistika.
Metode ini digunakan antara lain karena alasan sebagai berikut: 1. Tidak semua anggota populasi dijadikan sampel.
2. Unit analisa bersifat individual.
3. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. B. Operasional Variabel
yang terkandung dalam hipotesis-hipotesis penelitian yang dirumuskan, yaitu dengan cara menjelaskan pengertian-pengertian konkret dari setiap variabel, sehingga dimensi dan indikator-indikatornya serta kemungkinan derajat nilai atau ukurannya dapat ditetapkan. Variabel penelitian ini terdiri atas variabel Manajemen komputer , kinerja guru komputer dan mutu layanan pembelajaran.
Definisi Operasional masing-masing variabel tersebut diuraikan berikut ini.
1. Operasional Variabel Manajemen komputer
Manajemen komputer adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan penggunaan komputer yang tersedia dengan cara pembagian peran siswa dalam proses pembelajaran.
Dimensi Manajemen Komputer :
a. Dimensi Perencanaan kelas pada penelitian ini adalah perencaaan atau persiapan yang harus dipersiapkan guru ketika masuk kelas yang meliputi mengarahkan siswa sebelum proses belajar mengajar, memilih metode yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan melilih bahan pelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan keadaan sekolah. b. Dimensi Pengorganisasian Belajar pada penelitian ini adalah cara guru
mengkoordir atau mengatur siswa yang meliputi pengaturan tempat duduk dan pengaturan penggunaan komputer oleh siswa.
yang berprestasi dan memberikan sanksi kepada siswa yang melanggn.ar peratura
d. Dimensi Supervisi dalam penelitian ini adalah pengawasan yang dilakukan guru terhadap siswa dengan tujuan mengarahkan atau monitoring tingkah laku siswa dalam proses belajar mengajar yang meliputi mengamati siswa ketika proses belajar mengajar dan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
e. Dimensi Evaluasi dalam penelitian ini adalah evaluasi guru terhadap siswa, dimana evaluasi ini dilakukan ketika proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.
2. Operasional Variabel Kinerja Mengajar Guru Komputer
Kinerja mengajar guru didefinisikan sebagai unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran sebagai realisasi konkret dari kompetensi yang dimilikinya berdasarkan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan. Dimensi variabel ini meliputi merencanakan pembelajaran, melaksankan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran.
a. Dimensi merencanakan pembelajaran dalam penelitian ini didefinisikan sebagai unjuk kerja guru dalam mengatur dan menetapkan unsur-unsur pembelajaran. Indikator dimensi ini meliputi merumuskan tujuan pengajaran, memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, merumuskan kegiatan belajar mengajar, dan merencanakan penilaian
rencana yang telah disusun. Indikator dimensi ini meliputi membuka pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran, dan menutup pembelajaran. c. Dimensi mengevaluasi pembelajaran dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai unjuk kerja guru dalam mengukur (measure) dan menilai (evaluation) tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran. Indikator dimensi ini meliputi pelaksanaan evaluasi, dan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi. 3. Operasional Variabel Mutu Layanan Pembelajaran
Kualitas layanan yang diperoleh siswa meliputi, mutu mengajar guru, kelancaran layanan,umpan balik,layanan keseharian, kenyamanan ruang kelas, hasil belajar siswa.
Dimensi Mutu Layanan Pembelajaran: 1. Tangible (Bukti Fisik)
Yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan/staf pengajar, dan sarana komunikasi,. Misalnya fasilitas pembelajaran (gedung), fasilitas laboratorium, fasilitas perpustakaan,media pembelajaran, kantin, tempat parkir, sarana ibadah, fasilitas olahraga, serta busana penampilan staf administrasi maupun staf pengajar.
2. Reliability (Keandalan)
3. Responsivensss (Daya Tanggap)
Yaitu kemampuan/kesediaan para staf untuk membantu para peserta didik dan memberikan pelayanan cepat tangap. Misalnya guru pembimbing mudah ditemui untuk konsultasi. Proses pembelajaran interaktif sehingga memungkinkan peserta didik lebih memperluas wawasan berpikir dan kreativitasnya, prosedur administrasi lembaga pendidikan manjadi lebih sederhana,
4. Assurance (Jaminan)
Yaitu mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, respok terhadap peserta didik,serta memiliki sifat dapat dipercaya, bebas dari bahaya dan keragu-raguan. Misalnya, seluruh staf administrasi, staf pengajar, maupun pejabat struktural harus benar-benar kompeten dibidangnya sehingga reputasi lembaga pendidikan positif di mata masyarakat.
5. Empathy (empati)
Yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi dengan baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan peserta didiknya. Misalnya staf pengajar mengenai siswanya yang mengikuti proses pembelajaran, guru bisa benar-benar berperan sesuai fungsinya, perhatian yang tulus diberikan kepada para siswanya berupa kemudahan mendapatkan pelayanan, keramahan, komunikasi, serta kemampuan memahami kebutuhan siswanya.
C. Populasi dan Sampel
“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Senada dengan hal diatas populasi menurut Sudjana (1997: 66):
“Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitas mengenai karakteristik-karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang dipelajari sifat-sifatnya”.
Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak semua unit populasi diteliti, karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu, peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2002:73), bahwa:
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel dari populasi harus benar-benar mewakili.
Menurut Arikunto (1998:117), yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2002:73), yang dimaksud dengan sampel adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”.
Populasi pada penelitian ini adalah jumlah seluruh SMP N di Kabupaten Purwakarta dan jumlah seluruh guru yanga ada di Purwakarta. Sampelnya yaitu 34 SMP Negeri yang ada di Purwakarta dan jumlah guru sebanyak 34 guru.
Kuosioner yang disebarkan yaitu sebanyak 120, kemudian peneliti merata-ratakan kuesioner tersebut menjadi 34 agar menjadi pasangan data.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Digunakannya teknik pengumpulan data melalui kuesioner sejalan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Dikatakan oleh Rusidi (1989:16) bahwa “ciri lainnya dari pendekatan survey explanatory adalah pengumpulan informasi diambil dari sampel atas populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya”. Selain disandarkan kepada pendapat di atas, alasan lain digunakannya angket sebagai pengumpul data adalah sebagai berikut :
1. Penulis dapat menghimpun data dalam waktu yang relatif singkat.
2. Penulis akan mendapatkan jawaban yang relatif seragam, sehingga memudahkan dalam pengolahan data.
3. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi waktu, tenaga dan biaya.
1. Angket tentang manajemen komputer 2. Angket tentang kinerja mengajar guru 3. Angket tentang mutu layanan pembelajaran
Penyusunan angket yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menyusun kisi-kisi angket, sebagaimana terlampir.
2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban.
3. Menetapkan skala penilaian angket
Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori model Likert (Sugiyono, 2002), tiap alternatif jawaban diberi skor yang terentang dari 1 sampai dengan 5.
Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun angket :
a. Menentukan variabel-variabel serta indikator-indikator yang dianggap dapat mewakili permasalah yang akan diteliti
b. Menyusun pertanyaan-pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan yang dianggap menggambarkan masalah yang sedang diteliti.
Tabel 3.1
Kritea Penskoran Alternatif Jawaban dari Likert untuk variabel manajemen komputer
Alternatif Jawabab Skor Pernyataan
SS = Sangat Siap 5
S= Siap 4
CS = Cukup Siap 3
KS= Kurang Siap 2
BS = Belum Siap 1
d. Menetapkan kriteria penskoran variabel X2, dengan skala 1 sampai 5 4. Melakukan Uji Coba Angket
Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket, berkaitan dengan redaksi, alternatif jawab yang tersedia maupun maksud yang terkandung dalam pernyataan item angket tersebut.
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Formula yang digunakan untuk menguji validitas instrumen angket dalam penelitian ini adalah Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) dari Karl Pearson.
Rumus :
( )(
)
( )
(
)
− − − =∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
= = = 2 1 2 2 1 2 1 n y y n x x n y x y x r i n i i i n i i i i n i i i
−
−
=
∑
22
11 .1
1 t
i
k k r
σ
σ
Sumber: Azwar, Saefuddin (1992). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
1. Pemantapan Instrumen Penelitian
Uji coba angket dilakukan untuk memantapkan instrument yang akan disebarkan oleh peneliti. Uji coba dilakukan terhadap 33 orang responden. Dari angket yang terkumpul, kemudian secara dihitung validitas dan reliabilitasnya.
[image:32.595.109.517.269.601.2]Angket yang diuji cobakan terdiri dari angket untuk mengukur manajemen komputer, kenerja mengajar guru dan mutu layanan pembelajaran Penyebaran jumlah item angket pada masing-masing variabel tampak pada tabel berikut.
Tabel 3.2
Jumlah Item Angket untuk Ujicoba
No. Variabel Jumlah Angket
1. Manajemen Komputer 36
2. Kinerja Mengajar Guru 40
3. Mutu Layanan Pembelajaran 49
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah item angket yang akan diujicobakan sebanyak 125 item.
a. Uji Validitas
( )( )
( )
( )
[
2 2]
[
( )
2( )
2]
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − − = y y n x x n y x xy n rxy [image:33.595.109.519.236.633.2]Hasil perhitungan uji validitas dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS 14 diperoleh hasil uji validitas angket sebagaimana terlampir. Rekapitulasi jumlah item angket hasil ujicoba tampak pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Jumlah Item Angket Hasil Ujicoba
No. Variabel
Jumlah Item Angket Sebelum Uji
Coba
Tidak Valid
Valid
1. Manajemen komputer 36 10 26
2. Kingerja mengajar
guru 40 12 28
3. Mutu layanan
Pembelajaran 49 20 29
Total 125 32 83
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 125 item angket yang diujicobakan, 32 item angket tidak valid dan 83 item angket valid. Dengan demikian jumlah item angket yang digunakan untuk mengumpulkan data sebanyak 83 item.
sebanyak 28 item dinyatakan valid. Sebanyak 12 item dinyatakan tidak valid. Pengujian terhadap 49 item angket variabel mutu layanan pembelajaran, menunjukkan sebanyak 29 item dinyatakan valid. Sebanyak 20 item dinyatakan tidak valid.
Item angket yang tidak valid terletak pada dimensi dan indikator yang berbeda, sehingga walaupun item angket ini dibuang, angket yang lain masih dianggap representatif untuk mengukur dimensi dan indikator yang dimaksud. b. Uji Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha sebagai berikut: Σ − − = 2 t 2 b 11 1 1 k k r σ σ
Berdasarkan langkah-langkah uji reliabilitas, dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS diperoleh hasil uji reliabilitas angket terlampir. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas tampak pada tabel berikut.
[image:34.595.105.527.243.732.2]Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel rhitung rtabel Keterangan
1 Manajemen komputer
0.775
0,34 Reliabel
2 Kinrja Mengajar Guru 0.941 0,34 Reliabel
3 MutuLayanan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada variabel Manajemen komputer (X1) , diperoleh r hitung = 0.775 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 33 dan taraf nyata (α) = 0, 05 sebesar rtabel = 0,34. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,775 > 0,34) dengan demikian angket untuk variabel Manajemen komputer (X1) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
Pada variabel kinerja mengajar guru (X2) , diperoleh r hitung = 0.941 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 33 dan taraf nyata (α) = 0, 05 sebesar rtabel = 0,34. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,941 > 0,34) dengan demikian angket untuk variabel Kinerja mengajar guru mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
Pada variabel Mutu Layanan Pembelajaran , diperoleh r hitung = 0.530 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 33 dan taraf nyata (α) = 0, 05 sebesar rtabel = 0,34. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,530 > 0,34) dengan demikian angket untuk variabel mutu layanan pembelajaran (X3) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
E. Rancangan Uji Hipotesis
Penelitian ini melakukan analisis hubungan kausal, yakni melihat sejauh mana pengaruh manajemen komputer dan kinerja mengajar guru terhadap mutu layanan pembelajaran.
dari penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, adalah karena hubungan kausal antar variabel yang hendak diuji dibangun atas dasar kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel tersebut.
Ada tiga hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini, yaitu:
Hipotesis 1
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen komputer dengan mutu layanan pembelajaran pada SMP N di kabupaten purwakarta.
Hipotesis 2
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kinerja mengajar guru dengan mutu layanan pembelajaran
Hipotesis 3
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen komputer dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama terhadap mutu layanan pembelajaran
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (PPM) sebagai berikut :
( )( )
( )
( )
[
2 2]
[
( )
2( )
2]
) (
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− −
− =
y y
n x x
n
y x xy
Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup Kuat
0,20 - 0,39 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Untuk mencari besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut :
KP = r2 x 100% Keterangan :
KP = Nilai koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi
Uji signifikansi yang berfungsi mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji signifikansi dengan rumus :
2
1 2 r n r thitung
− − =
Keterangan: thitung = Nilai t
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak artinya signifikansi dan thitung < ttabel, maka Ho diterima artinya tidak signifikansikan
1. Menguji hipótesis terdapat pengaruh manajemen komputer (X1) terhadap mutu layanan pembelajaran (Y).
2. Menguji hipótesis terdapat pengaruh kinerja guru guru (X2) terhadap mutu layanan pembelajaran (Y).
3. Menguji hipotesis terdapat kontribusi yang signifikan antara manajemen komputer (X1) dan kinerja mengajar guru komputer (X2) secara bersama-sama dengan mutu layanan pembelajaran (Y).
Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen komputer dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama dengan mutu layanan pembelajaran pembelajaran.
Ha : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen komputer dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama dengan mutu layanan pembelajaran.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus korelasi ganda:
Keterangan:
Rx1x2Y = Korelasi antaran X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y. r x1Y = Korelasi ProductMoment antara X1 dengan Y.
r x2Y = Korelasi ProductMoment antara X2 dengan Y.
r x1x2 = Korelasi ProductMoment antara X1 dengan X2. 1. Menafsirkan koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan
[image:39.595.117.509.235.626.2]pedoman r Product Moment, yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi (2005: 188) sebagai berikut:
Tabel 3.6
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Sedang
0,20 – 0,399 Rendah
0,001 – 0,199 Sangat Rendah
melalukan uji independen untuk mencari harga t dengan menggunakan rumus yang digunakan Akdon dan Hadi (2005: 188) sebagai berikut:
thitung =
2 1 2 . r n r − −
Sedangkan uji signifikansi korelasi ganda X1 dan X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus:
(Akdon, 2008:191) Keterangan:
R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variable independen n = jumlah sampel
Kemudian nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan, dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, dengan ketentuan:
Ho: diterima, jika nilai Fhitung < nilai Ftabel artinya tidak siginifikan dan Ha: diterima, jika nilai Fhitung > Ftabel artinya signifikan.
3. Mencari koefisien determinasi yang dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y, dengan rumus:
KD = r2 x 100 %
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi yang dicari r 2 = Koefisien korelasi
Analisis Regresi
Analisi regresi merupakan proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin teerjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.
Tujuan analisis regresi adalah meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Karena penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas, maka menggunakan analisis regresi ganda, yaitu meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas lebih dari satu.
Persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Y = nilai yang diprediksikan, a = konstanta,
b1 = koefisien regresi independen 1 b2 = koefisien regresi independen 2 X1 = nilai variabel independen 1 X2= nilai variabel independen 2
2 2 1
1
X
b
X
b
a
Menunjukkan besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satuan unit berubah pada X. Langkah-langkah yang ditempuh adalah:
a) Mencari harga Xi, Yi, Xi 2, Yi 2, Xi,Yi melalui tabel.
b) Mencari harga a dan b untuk persamaan regresi Yˆ =a+bX dengan rumus:
a =
( )
(
)
(
)(
)
(
)
2 2 2 . X X n Y X X X Y ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑∑
b =
(
)( )
(
)
2 2 . X X n Y X Y X n ∑ − ∑ ∑ − ∑∑
c) Menyusun persamaan untuk koefisien regresi sederhana Yˆ =a+bX . Sedangkan untuk mencari nilai a, b1 dan b2 pada persamaan regresi ganda, dengan menggunakan persamaan:
d) Uji signifikansi koefisien regresi sederhana dengan menggunakan rumus:
res a b reg hitung RJK RJK
F = ( / )
Dengan kaidah pengujian signifikansi:
Jika: Fhitung ≥Ftabel, maka tolak Ho artinya sifnifikan dan Fhitung ≤Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan.
Sedangkan untuk uji signifikansi koefisien regresi ganda dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
(
)
(
2)
2 1 . 1 R m m n R Fhitung − − − =
Keterangan:
n = Jumlah responden m = Jumlah variabel bebas
Bagan 3.1
Hubungan antara Variabel X1, X2 dan Y
rx2x1. y
rx2y
Keterangan :
X1 = Variabel Manajemen komputer
X2 = Variabel Kinerja Mengajar Guru
y = Variabel Mutu Layanan Pembelajaran X1
X2
Tabel 3.7
Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden
Rentang Penafsiran
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik/Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Tidak Baik/Rendah
2,60 – 3,39 Cukup/Sedang 3,40 – 4,19 Baik/Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Baik/Sangat Tinggi
1. Uji Persyaratan Pengolahan Data
Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis meliputi uji normalitas, dan linieritas.
Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Kuadrat (Akdon, 2008:167).
Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi (Akdon, 2008:172).
2. Teknik Pengolahan Data untuk Uji Hipotesis
mensyaratkan tingkat pengukuran variabel sekurang-kurangnya interval, indeks pengukuran variabel ini ditingkatkan menjadi data dalam skala interval melalui method of successive intervals (Rasyid, 2005).
Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson ini adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval.
Rumus Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) :
( )( )
( )
( )
[
2 2]
[
( )
2( )
2]
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − − = y y n x x n y x xy n rxy(Sumber: Akdon 2008:188)
Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti yaitu : 1.Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
2.Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistic
3.Membuat tabel penolong untuk menghitung Korelasi ganda dengan menggunakan MS. Excel
4.Mencari nilai korelasi antar variabel dn korelasi ganda ( R ) dengan rumus :
2 2 . 1 2 . 1 . 2 . 1 2 . 2 2 . 1 . 2 . 1
1
)
)(
)(
(
2
x x x x y x y x y x y x Y X Xr
r
r
r
r
r
R
−
−
+
=
Kaidah pengujian signifikansi :
Jika FHitung≥ F table maka tolak Ho artinya signifikan dan Fhitung ≤ Ftabel Terima Ho artinya tidak Signifikan
1 ) 1
( 2
2
− −
− =
k n
R k R
1
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dari penelitian yang berjudul ”Pengaruh Manajemen komputer dan kinerja mengajar guru komputer terhadap mutu layanan pembelajaran ”, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang tentunya merujuk pada rumusan masalah yang telah diajukan pada penelitian ini, yang terperinci sebagai berikut:
1. Manajemen komputer dalam keadaan baik yang diamati dari indikator : pengarahan siswa sebelum PBM, memilih metode pembelajaran yang sesuai, memilih bahan, keteraturan, memotivasi belajar siswa, hadiah bagi siswa yang berprestasi, pemberian hukuman terhadap pelanggaran, mengamati belajar siswa, membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran, proses pembelajaran dan akhir pembelajaran.
2. Kinerja Mengajar Guru keberadaannya sangat baik. Hal ini bisa dilihat dari indikator Merumuskan tujuan pengajaran, Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, Merumuskan kegiatan belajar mengajar, Merencanakan penilaian, Memulai pembelajaran, Menyampaikan materi, Menutup pembelajaran, Melaksanakan evaluasi, Tindaklanjut terhadap hasil
1
konsultasi siswa, menciptakan dialog kreatif antara guru dan siswa, nyaman dan aman, penerangan yang cukup, proses pembelajaran, dan akhir pembelajaran
4. Korelasi manejemen komputer dan mutu layanan pembelajaran mempunyai hubungan berada pada tingkat sangat tinggi. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara Manajemen komputer dan mutu layanan pembelajaran.
5. Korelasi Kinerja Mengajar Guru terhadap Mutu Layanan Pembelajaran mempunyai hubungan berada pada tingkat sangat tinggi. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kinerja mengajar guru dan mutu layanan pembelajaran.
6. Manajemen komputer dan kinerja mengajar guru terhadap mutu layanan pembelajaran, yang berarti tingkat hubungan antara manajemen komputer dan kinerja mengajar guru terhadap mutu layanan pembelajan berada pada tingkat sangat tinggi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1
sesuai, memilih bahan. Perbaikan yaitu sebelum mengajar guru hendaknya harus merencanakan terlebih dahulu mengenai mengarahkan siswa, memilih metode yang sesuai dengan materi dan memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah.
Perbaikan pada perencanaan kelas:
a. Perbaikan pada saat pengarahan siswa sebelum proses belajar mengajar b. Perbaikan pada pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan disampaikan
c. Perbaikan pada pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah.
2. Berdasarkan dimensi yang dijadikan kajian pada variabel kinerja mengajar guru, dimensi merencanakan pengajaran rata-rata baik. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja mengajar guru, meliputi:
a. Peningkatan kemampuan dalam merumuskan tujuan pengajaran b. Peningkatan kemampuan dalam memilih dan mengembangkan bahan
pelajaran
c. Peningkatan kemampuan dalam merumuskan kegiatn belajar dan mengajar
d. Peningkatkan kemampuan dalam merencanakan
1
a. Meningkatkan kemampuan dalam menguasai materi b. Meningkatkan kemampuan dalam membaca
c. Mendorong untuk meningkatkan wawasan yang luas 4. Rekomendasi Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang tertatik untuk meneliti tentang manajemen komputer, kinerja guru dan mutu layanan pembelajaran mengkaji kembali secara mendalam mengenai permasalahan ketiga variabel tersebut. Peneliti merekomendasikan untuk penelitian mendatang agar meneliti tentang Pemanfaatan Komputer untuk menunjang pembelajaran dan kinerja mengajar guru.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyid, Harun. (1994). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung Program Pascasarjana UNPAD
Arikunto, Suharsimi (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
_________. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Akdon, 2008. Aplikasi Statistik dan metode penelitian untuk Administrasi dan manajemen. Bandung :Dewa Ruchi
Azwar, Saefuddin. (1992). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Crosby, Philip B., Quality is Free, New York : New American Library, 1979
Candiasa, I Made, Statistik Multivariat Disertai Aplikasi dengan SPSS, Singaraja: Unit PenerbitanIKIP Negeri Singaraja, 2003
Daryanto, M. (1998). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dasuqi, Dudung, A. dan Somantri, Setyo. (1992). “Wawasan Dasar Pendidikan dan Wawasan Dasar Administrasi Pendidikan”. Dalam Administrasi Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung.
Deming, W. Edward, Out of Crisis, Cambridge : Massachussets Institute of Technologi, 1986, hal. 176.Fiegenbaum, Armand V, Total Quality Control, 3rd Edition, 1991, hal. 7.
Edward Sallis. 2006. Total Quality Management In Education (alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi ). Jogjakarta : IRCiSoD
Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Gomes, Faustino Cardoso. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset
Hadis, Abdul (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung:Alfabeta
Halimah, Ai Hilyatul. ( 2010). Pengaruk Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran di SMP Plus se-kota Tasikmalaya. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara
Handayaningrat, Soewarno. (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung
Lalu Sumayang.2003. Manajemen produksi dan Operasi. Jakarta : Salemba Empat
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2001). Manajemen sumber daya manusia Mulyasa, E. (2004:80). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Jakarta :
Ghalia Indonesia, 2001, hal. 16.
Rasto.(2006).Pengaruh kompetensi, Motivasi, dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Mengajar Guru. Tesis. Bandung : Progran Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Salwah. (2008). Hubungan Mutu Layanan Pembelajaran Dengan Kepuasan Peserta Didik I Primagama Jl. Belitung No. 3 Bandung. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudarwan Danim.2007.Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Siagian, Sondang, P. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia..1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka
Tjiptono, Fandy. 1997. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Cv. Andi Offset
Umiarso.Gojal .2010. Manajemen Mutu Sekolah.Jogyakarta:IRCiSoD
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen.