• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROJECT CITIZEN TERHADAP KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN SISWA SMP: Studi Eksperimen Kuasi Pada Kelas VII SMP Kahuripan Lembang Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROJECT CITIZEN TERHADAP KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN SISWA SMP: Studi Eksperimen Kuasi Pada Kelas VII SMP Kahuripan Lembang Bandung."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan Masalah ... 9

C.Tujuan Penelitian ... 10

D.Signifikasi dan Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Operasional ... 12

F. Asumsi Penelitian ... 15

G.Hipotesis ... 16

H.Metodologi Penelitian ... 16

I. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18

A.Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 18

1. Pengertian Pembelajaran ... 18

(2)

B.Pembelajaran Project Citizen ... 40

1. Pengertian Pembelajaran Project Citizen ... 40

2. Dasar Filosofi Pembelajaran Project Citizen ... 44

3. Prinsip Dasar Project Citizen ... 45

4. Sifat-sifat pembelajaran Project Citizen ... 47

5. Landasan pemikiran pembelajaran Project Citizen ... 49

6. Maksud dan tujuan pembelajaran Project Citizen ... 52

7. Profil pedagogis pembelajaran Project Citizen ... 54

8. Spesifikasi pembelajaran Project Citizen ... 55

9. Persiapan pembelajaran Project Citizen ... 58

C.Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) ... 78

1. Pengertian Keterampilan Kewarganegaraan ... 78

2. Pengertian Keterampilan Intelektual (Intelectual Skills) ... 82

3. Pengertian Keterampilan Partisipatoris ( Participatory Skills) ... 85

D.Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 89

1. Pengertian Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 89

2. Bentuk-bentuk Kemerdekaan Mengamukakan Pendapat ... 92

3. Akibat Pembatasan Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 93

4. Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Secara Bebas dan Bertanggung Jawab ... 96

5. Landasan Hukum Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 98

(3)

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 102

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 109

A.Pendekatan Metode dan Alur Penelitian ... 109

B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 113

C.Prosedur Penelitian ... 114

D.Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 115

1. Pembelajaran Project Citizen ... 115

2. Keterampilan Kewarganegaraan ... 117

E. Instrumen Penelitian ... 123

F. Analisa Tes ... 127

G.Teknik Analisis Data ... 134

H.Pengolahan Data ... 134

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 139

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 139

1. Sejarah singkat berdirinya sekolah ... 139

2. Visi Misi dan Motto ... 141

3. Sistem Pembelajaran ... 142

4. Pola Penerimaan Siswa ... 142

5. Struktur Organisasi Sekolah ... 143

(4)

B.DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ... 144

1. Hasil Penelitian Deskriptif ... 144

a. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Project Citizen (X) ... 144

1) Mengidentifikasi Masalah ... 144

2) Memilih Masalah ... 149

3) Mengumpulkan Informasi ... 152

4) Mengembangkan Project Citizen ... 156

5) Menyajikan Project Citizen ... 162

6) Merefleksikan Pengalaman Belajar ... 165

b. Kondisi Keterampilan Kewarganegaraan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Untuk Indikator Keterampilan Intelektual ... 170

c. Kondisi Keterampilan Kewarganegaraan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Untuk Indikator Keterampilan Partisipatoris. ... 172

d. Kondisi Keterampilan Kewarganegaraan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Untuk Indikator Keterampilan Intelektual dan Partisipatoris. ... 175

2. Pengujian Hipotesis ... 176

a. Perbedaan Keterampilan Kewarganegaraan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 176

(5)

c. Perbedaan Keterampilan Partisipatori Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 180

C.PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 182

1. Pembelajaran PKn dengan Project Citizen Berpengaruh Terhadap Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) Siswa. ... 182

2. Pembelajaran Pkn dengan Project Citizen Berpengaruh Signifikan Terhadap Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill) Siswa ... 190

3. Pembelajaran Pkn dengan Project Citizen Berpengaruh Signifikan Terhadap Keterampilan Parisipatoris (Partisipatory Skill) Siswa ... 191

4. Pembelajaran Project Citizen dalam Pendidikan Kewarganegaraan ... 194

a. Mengidentifikasi Masalah ... 194

b. Memilih Masalah ... 194

c. Mengumpulkan Informasi ... 195

d. Mengembangkan Project Citizen Kelas ... 196

e. Menyajikan Project Citizen (showcase) ... 197

f. Menyajikan Pengalaman Belajar ... 198

D. TEMUAN PENELITIAN ... 198

(6)

2. Pembelajaran PKn Berbasis Project Citizen Menggali

Warganegara yang Bertanggungjawab ... 203

3. Pembelajaran Pkn Berbasis Project Citizen Mengembangkan Potensi Dasar Warganegara ... 205

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 208

A.Kesimpulan Umum ... 208

B.Kesimpulan Khusus ... 210

C.Rekomendasi ... 210

DAFTAR PUSTAKA ... 213

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam pengembangannya

mencakup tiga komponen utama : pengetahuan kewarganegaraan (civic

knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills) dan watak

kewarganegaraan (civic dispositions) yang multidimensional. Namun sampai saat

ini proses pendidikan kewarganegaraan baru dapat mengembangkan komponen

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) saja. Pembelajaran merupakan

bagian atau elemen yang memiliki peran yang sangat dominan untuk

mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan (output) pendidikan, menurut

Sagala (2009:61) bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh pesera didik atau murid. Dan hal ini pun sangat tergantung pada

guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dikelas. Hal ini senada dengan

apa yang dikemukakan oleh Muchith dibawah ini :

Artinya pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan (Muchith, 2008 : 1)

Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa, posisi guru

(8)

kepada siswa dikelas. Semakin berkualitas baik itu dari segi isi materi dan strategi

yang digunakan oleh guru, maka akan semakin baik hasilnya bagi siswa.

Pendidikan sebagai salah satu langkah mencerdaskan kehidupan bangsa

dan menimbulkan potensi anak didik sesuai dangan apa yang terdapat dalam UU

RI NO. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1 dan 2

yakni :

Pasal 1 :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan ahlak, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pasal 2 :

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Berdasarkan undang-undang diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

yang diselenggarakan tidak lain adalah untuk mengembangkan potensi peserta

didik kita sesuai dengan minat dan bakatnya. Kemudian menjadi peserta didik

lebih terampil dan kepribadian serta memiliki spiritual yang baik kepada sang

penciptaNya.

Pendidikan juga berlaku bagi seluruh warga tanpa terkecuali. Hal ini

selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Crowly (1991:169) bahwa “…all who

possess the status are equal respect to the right and duties with which the status is

(9)

yang sama keberadaan dalam Negara. Siapapun berhak untuk mendapatkan

pendidikan di Negara Indonesia ini. Dan juga “citizenship concern the rights and

duties of a member of a country”, yakni sebagai warganegara tidak lupa untuk

memperhatikan hak dan kewajibannya.

Menurut pandangan Srijanti et al. (2008:76) bahwa : “Hak warganegara

Indonesia terhadap Negara telah diatur dalam UUD 1945 dan aturan hukum

lainnya yang merupakan turunan dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD

1945. Hak warganegara ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh warganegara dari

negaranya. Hak-hak warganegara yang diperoleh dari Negara seperti hak untuk

hidup secara layak, dan aman, pelayanan, dan hal lain yang diatur dalam

undang-undang”.

Kemerdekaan mengemukakan pendapat juga merupakan salah satu hak

yang dimiliki oleh warga Negara. Dan tentunya sebagai warganegara yang baik,

harus mampu mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.

Dimana kemerdekaan untuk mengemukakan pandapat tersbut telah diatur dalam

pasal 20, 28 Undang-Undang 1945, dan Undang-Undang No. 9 Tahun 1998

tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Pada dasarnya kemerdekaan itu mengandung makna kebebasan, yaitu

bebas melakukan apa saja namun tidak seenaknya. Kebebasan tersebut

dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan aturan-aturan yang

berlaku. Begitu pula dalam hal mengemukakan pendapat. Setiap orang bebas

(10)

adalah hak yang dimiliki oleh setiap warganegara untuk menyampaikan pikiran

secara lisan, tulisan, dan sebagainya dengan penuh tanggung jawab sesuai

peraturan-perundang-undangan yang berlaku.

Kebebasan yang dilakukan tanpa batas dan tanpa aturan akan

mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Misalnya, seseorang

yang mengemukakan pendapat di muka umum dengan cara menjelek-jelekan

kepribadian orang lain, menggunakan kata-kata yang tidak senonoh tentu akan

menyakiti hati orang lain. Apalagi kalau kebebasan mengeluarkan pendapat

dilakukan dengan tindakan anarki, seperti perusakan dan tindakan yang bisa

menimbulkan kemarahan orang lain.

Warganegara juga mempunyai kewajiban terhadap Negara selain

kewajiban terhadap masyarakat yang ditetapkan dengan undang-undang seperti

kewajiban untuk membela Negara, menaati undang-undang, dan sebagainya.

Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) merupakan keterampilan

yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang

diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam

menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic skills

mencakup intellectual skills (keterampilan intektual) dan participation skills

(keterampilan partisipasi). Keterampilan intelektual yang terpenting bagi

terbentuknya warganegara yang berwawasan luas, efektif, dan bertanggung jawab

antara lain adalah keterampilan berpikir kritis. The National Standard for Civic

(11)

Educational Progress (NAEP) menegaskan bahwa keterampilan berpikir kritis

meliputi keterampilan mengidentifikasi, menggambarkan/mendeskripsikan,

menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan

pendapat yang berkenan dengan masalah-masalah publik. Sedangkan

keterampilan partisipasi meliputi keterampilan beriteraksi, memantau, dan

mempengaruhi. Komalasari & Budimansyah (2008:84-85)

Dimensi keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) ini dikembangkan

dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

untuk berperan serta secara efektif dalam masyarakat, pengalaman berperan serta

yang dirancang untuk memperkuat kesadaran berkemampuan dan berprestasi

unggul dari siswa, dan mengembangkan pengertian tentang pentingnya peran serta

aktif warganegara. Untuk dapat berperan secara aktif tersebut diperlukan

pengetahuan tentang konsep fundamental, sejarah, isu dan peristiwa aktual, dan

fakta yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan itu

secara kontektual, dan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan watak dari

warganegara (Quigley, dkk, 1991:39).

Selanjutnya center for civic education, dalam Setiawan (2009:135-136)

menjelaskan bahwa pengembangan keterampilan kewarganegaraan dalam praktek

pembelajaran kewarganegaraan dijabarkan sebagai berikut:

Keterampilan intelektual meliputi, mengidentifikasi, menggambarkan,

menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi, mengambil pendapat atau posisi dan

(12)

meliputi, berintaraksi terhadap objek yang berkaitan dengan masalah-masalah

publik, memantau atau memonitor masalah politik dan pemerintahan terutama

dalam penanganan persoalan-persoalan publik, mempengaruhi proses politik,

pemerintah baik secara formal maupun informal

Menurut pandang Bently dalam Mujahidin, 2009:7, untuk mewujudkan

pendidikan yang baik, perlu diterapkan prinsip pendidikan barbasis luas yang

tidak hanya berorientasi pada bidang akademik atau vokasional semata, tetapi juga

memberikan bekal learning how to learn sekaligus learning how to unlearn, tidak

hanya belajar teori, tetapi juga mempraktekkannya untuk memecahkan problema

kehidupan sehari-hari, pendidikan yang mengintregasikan empat pilar pendidikan

yang diajukan oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to

be, and learning to live together.

Pengajaran dan pendidikan adalah dua hal yang berbeda. Sementara kita

lebih menitik beratkan pengajaran sehingga menyampingkan pendidikan. Proses

pengajaran yang menitik beratkan pada aspek kognitif dan kemampuan teknis

semata justru akan melahirkan manusia tukang atau bukan seorang pemimpin

yang kaya dengan inovasi serta memiliki komitmen sosial yang kuat,

pembelajaran yang bersifat demoktratis, harus memiliki tujuan menghasilkan

lulusan yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan mampu

mempengaruhi pengambilan keputusan kebijakan publik. Dengan kata lain,

pembelajaran harus mampu menanamkan kesadaran dan membekali berperan

(13)

Kenyataan yang ditemui sehari-hari dikelas ialah bahwa sering kali guru

melaksanakan pembelajaran secara tidak efektif. Guru menyajikan pembelajaran

yang bertopang pada konsep yang abstrak yang sulit diterima secara utuh dan

mendalam. Pemahaman siswa hanya terbatas pada konsep yang abstrak dan sulit

diterima siswa secara utuh dan mendalam. Pemahaman siswa hanya terbatas pada

konsep yang diajarkan dan lebih banyak sebagai sesuatu yang diingat dan tidak

terapresiasi secara mendalam, serta kurang mampu mengkomunikasikannya.

Agar siswa bisa belajar lebih aktif, guru harus memunculkan strategi yang

tepat dalam memotivasi siswa. Guru harus memfasilitasi siswa agar siswa

mendapat informasi yang bermakna, supaya memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri. Menurut

Budimansyah (2009 : 23), bahwa fokus perhatian dari project citizen ini adalah

mengembangkan civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), civic

competence (kompetensi kewarganegaraan) civic confidence (kepercayaan diri

kewarganegaraan), civic commitment (komitmen kewarganegaraan), civic

kompetense (kompetensi kewarganegaraan) yang bermuara pada berkembangnya

well-informed, reasoned, and responsible decision making (kemampuan

mengambil keputusan berwawasan, bernalar, dan bertanggung jawab). Dengan

demikian dalam menggunakan project citizen, dapat lebih memotivasi belajar

siswa.

Lebih lanjut Budimansyah (2008: 184), selain pengetahuan

kewarganegaraan, project citizen bertujuan untuk membantu perkembangan

(14)

demokrasi. Berbagai aspek dari program tersebut dan interaksi siswa dengan

teman sekelas mereka, perwakilan pemerintah, dan organisasi non pemerintah

pada waktu penelitian yang intensif mengenai masalah masyarakat

memungkinkan para siswa memiliki banyak kesempatan untuk menerapkan

keterampilan intelektual dan keterampilan partisipasi. Kemudian, melalui

keikutsertaan mereka dalam project citizen, para siswa memiliki satu kesempatan

untuk mengembangkan berbagai watak kewarganegaraan dari masyarakat yang

demokratis seperti arti nilai politik, kepentingan politik, komitmen terhadap

pelaksanaan hak kewarganegaraan yang demokratis, komitmen terhadap tanggung

jawab kewarganegaraan, komitmen terhadap konstitusionalisme, dan

kecenderungan untuk berpartisipasi. Ciri-ciri pembawaan ini, yang dapat

dikembangkan melalui project citizen, mendorong partisipasi yang bertanggung

jawab dan efektif oleh warganegara dalam demokrasi yang mereka jalankan.

Guna membangun masyarakat yang demokratis diperlukan pendidikan

agar warganya dapat berpikir kritis dan memahami permasalahan yang ada.

Dengan demikian civic education akan menghasilkan suatu pendidikan yang

demokratis dengan melahirkan generasi masa depan yang cerdas, terbuka, mandiri

dan demokratis.

Dalam civic education juga didalamnya mengembangkan tiga komponen

utama: pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),

keterampilankewarganegaraan (civic skills), dan watak-watak kewarganegaraan

(15)

ditawarkan, memberikan pengalaman-pengalaman dan pemahaman yang dapat

memupuk berkembangnya komitmen yang benar terhadap nilai-nilai dan prinsip

yang memberdayakan sebuah masyarakat bebas untuk tetap bertahan. Civic

education bukan hanya meningkatkan partisipasi warganegara, tetapi juga

menanamkan partisipasi yang berkompeten dan bertanggung jawab dan kompeten

harus didasarkan pada perenungan (refleksi), pengetahuan dan tanggung jawab

moral.

Civic education lebih dipentingkan karena menekankan pada : pertama,

civic education tidak hanya sekedar melayani kebutuhan-kebutuhan warga dalam

memahami masalah-masalah sosial politik yang terjadi, tetapi lebih dari itu. Ia pun

memberikan informasi dan wawasan tentang berbagai hal menyangkut cara-cara

penyelesaian masalah dalam konteks ini, civic education juga menjanjikan civic

knowledge yang tidak saja menawarkan solusi alternatif, tetapi juga sangat terbuka

dengan kritik (konstruktif). Kedua, civic education dirasakan sebagai sebuah

kebutuhan mendesak karena merupakan sebuah proses yang mempersiapkan

partisipasi rakyat untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara secara demokratis.

B.Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah diatas, rumusan masalah penelitian

yaitu : Apakah terdapat perbedaan signifikan keterampilan kewarganegaraan

(16)

Berdasarkan masalah penelitian di atas, dirumuskan pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan kewarganegaraan siswa yang

menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen?

2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan intelaktual siswa yang menggunakan

project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen?

3. Apakah terdapat perbedaan keterampilan partisipatoris siswa yang

menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian berisi uraian tentang rumusan hasil yang akan dicapai

oleh peneliti, yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan “mengapa

penelitian dilakukan”. Secara umum, penelitian ini bertujuan memperoleh

gambaran dan perbedaan keterampilan kewarganegaraan siswa yang

menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen

dalam materi kemerdekaan mengemukakan pendapat.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk menggali,

mengkaji dan mengorganisasikan informasi-argumentatif dan menguji

(17)

1. Ada tidaknya perbedaan keterampilan kewarganegaraan siswa yang

menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project

citizen?

2. Ada tidaknya perbedaan keterampilan intelaktual siswa yang menggunakan

project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen?

3. Ada tidaknya perbedaan keterampilan partisipatoris siswa yang

menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project

citizen?

D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara

keilmuan (teoritik) maupun secara empirik (praktik). Secara teoritik, penelitian ini

akan menggali, mengkaji dan mengorganisasikan perbedaan kelas yang

menggunakan project citizen dengan kelas konvensional terhadap keterampilan

kewarganegaraan siswa dalam materi kemerdekaan mengemukakan pendapat.

Dari temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan berikut ini :

1. Bagi guru, diharapkan dijadikan salah satu rujukan dalam menerapkan

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan project citizen yang dapat

meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan masukan dan motivasi mengenai

pembelajaran project citizen dalam meningkatkan keterampilan

(18)

3. Bagi penulis, dapat menambah wawasan penelitian dalam memahami

pembelajaran project citizen serta masukan dalam kegiatan peran mengajar.

E. Definisi Operasional

Dalam judul penelitian ini, terdapat dua konsep utama, yaitu project citizen

dan keterampilan kewarganegaraan.

1. Project Citizen

Project Citizen adalah salah satu cara yang bertujuan untuk membantu

perkembangan berbagai keterampilan kewarganegaraaan yang penting bagi

kewarganegaraan demokrasi. Berbagai aspek dari program tersebut dan interaksi

siswa dengan teman sekelas mereka, perwakilan pemerintah, dan organisasi non

pemerintah pada waktu penelitian yang intensif mengenai masalah masyarakat

memungkinkan para siswa memiliki banyak kesempatan untuk menerapkan

keterampilan intelektual dan keterampilan partisipasi (Budimansyah, 2009: 21)

Sedangkan dimensi-dimensi yang terdapat pada kemerdekaan

mengemukakan pendapat melalui Project Citizen meliputi:

1. Identifikasi masalah-masalah dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat

(X1), dengan indikator : Berbagai informasi tentang masalah pada konsep

demokrasi dalam masyarakat.

2. Pemilihan suatu masalah pada kemerdekaan mengemukakan pendapat

sebagai bahan kajian kelas (X2), dengan indikator: 1) Langkah- langkah

(19)

3. Mengumpulkan informasi kemerdekaan mengemukakan pendapat (X3),

dengan indikator: 1) Aktivitas kelas mengidentifikasi sumber-sumber

informasi kemerdekaan mengemukakan pendapat. 2) Panduan untuk

memperoleh dan mendokumentasikan informasi kemerdekaan

mengemukakan pendapat. 3) Pekerjaan rumah meneliti masalah yang muncul

dalam masyarakat.

4. Penerapan portofolio kelas (X4), dengan indicator : 1) Bagian tayangan,

2) Bagian dokumentasi, 3) Kriteria penilaian portofolio, 4) Beberapa petunjuk

kelompok portofolio.

5. Menyajikan portofolio (X5), dengan indikator : 1) Presenrtasi awal, 2) forum

Tanya jawab.

6. Merefleksikan pengalaman belajar (X6), dengan indikator: para siswa harus

terus melanjutkan mengembangkan keteramapilan kewarganegaraan dalam

membuat kebijakan publik.

2. Keterampilan Kewarganegaraan

Menurut Setiawan (2009 : 134), Keterampilan kewarganegaraan (Civic

Skills), merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan

kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi suatu yang

bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi msalah-masalah

kehidupan berbangsa dan bernegara. Keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills)

mencakup Intelectual Skills (Keterampilan Intelektual) dan participation skills

(keterampilan partisipasi) terpenting bagi terbentuknya warganegara yang

(20)

berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis meliputi mengidentifikasi,

menggambarkan atau mendeskripsikan, menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi,

menentukan dan mempertahankan pendapat yang berkenaan dengan

masalah-masalah publik. Keterampilan partisipasi dalam demokrasi telah digambarkan

oleh Aristoletes dalam bukunya Politics Bronson (1994: 4) yang menyatakan:

“jika kebebasan dan kesamaan sebagaimana menurut sebagian pandapat orang

dapat diperoleh terutama dalam demokrasi, maka kebebasan dan kesamaan itu

akan dapat dicapai apabila semua orang tanpa kecuali ikut ambil bagian

sepenuhnya dalam pemerintahan”. Dengan kata lain cita-cita demokrasi dapat

diwujudkan dengan sesunguhnya bila setiap warganegara dapat berpartisipasi

dalam pemerintahannya.

Dimensi-dimensi yang terdapat dalam keterampilan kewarganegaraan

adalah:

1. Keterampilan Intelektual dengan indicator meliputi : 1) mengidentifikasi,

2) menggambarkan, 3) menjelaskan, 2) menganalisa, 5) mengevaluasi

pendapat, 6) mengambil pendapat/posisi, 7) mempertahankan

pendapat/Posisi.

2. Keterampilan Parrtisipasi, dengan indikator meliputi : 1) berinteraksi,

(21)

F.

Asumsi Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual di atas dirumuskan asumsi dasar

penelitian sebagai berikut:

1. Project Citizen diharapkan dapat meningkatkan keterampilan

kewarganegaraaan khususnya pada keterampilan intelektual dan keterampilan

partisipasi. Kemudian akan dihasilkan sumber daya manusia (human

resources) yang trampil dalam mengambil keputusan saat mengemukakan

pendapat berlangsung.

2. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan setiap warganegara perlu memiliki

pemahaman mengenai kemerdekakan mengemukakan pendapat untuk

mendukung terciptanya warganegara yang berkualitas trampil dalam

mengambil keputusan, supaya masyarakat memiliki kompetensi yang

bersaing sangatlah dibutuhkan saat ini. Salah satu strategi penting adalah

dengan menggunakan project citizen di sekolah, dimana project citizen akan

lebih mengenal siswa mengenai realitas kehidupan yang sesungguhnya.

3. PKn kaya akan nilai jika para siswa ikut ambil bagian secara aktif dalam

kehidupan politik dan bernegara (Branson dalam Budimansyah 2007:182)

4. Agar pembelajaran PKn bermakna mesti ditunjang oleh berbagai strategi

belajar yang berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan

pemecahan masalah sosial yang bertujuan memfasilitasi siswa untuk menjadi

warganegara yang dewasa (Djunaedi, 2007:91)

5. Para siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran secara langsung akan lebih

(22)

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat perbedaan signifikan

keterampilan kewarganegaraan siswa kelas yang menggunakan project citizen

dengan yang tidak menggunakan project citizen. Untuk lebih spesifik dan

jelasnya, hipotesis tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa hipotesis

sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan signifikan antara keterampilan kewarganegaraan siswa

yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project

citizen.

2. Terdapat perbedaan signifikan antara keterampilan intelektual siswa yang

menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen.

3. Terdapat perbedaan signifikan antara keterampilan partisipatoris siswa yang

menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen.

H. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode quasi experiment. Menurut Creswell (2010:238) menjelaskan bahwa

dalam quasi experiment, peneliti menggunakan kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen, namun tidak secara acak memasukkan (non random assignment) para

partisipan kedalam dua kelompok tersebut. Selanjutnya Creswell (2010:242)

(23)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data utama menggunakan teknik kuesioner dengan

instrument tes, rating scale, dan skala sikap. Teknik pengumpulan data

pendukung digunakan observasi lapangan, dan studi dokumentasi sesuai

kebutuhan.

3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistic deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan variabel penelitian dalam bentuk visualisasi berupa bagan atau

tabel prosentase dari jawaban responden terhadap indikator permasalahan.

Sedangkan statistic inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi.

Untuk menguji hipotesa menggunakan uji normalitas data dan uji hipotesa

penelitian meliputi korelasi pearson product moment.

I. Lokasi dan Subjek Penelitian

Adapun yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Kahuripan

Jl. Kolonel Masturi no 55 Lembang, Bandung Barat 40391. Subjek penelitian

yang peneliti jadikan sumber data meliputi: Guru dan siswa kelas VII A SMP

Kahuripan Lembang Bandung dikarenakan guru mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan Kahuripan Lembang Bandung pernah mengikuti kegiatan

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Metode dan Alur Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif memiliki tujuan mengembangkan hubungan

antara dua variabel terukur, dan proses penelitiannya berurut dikembangkan

sebelum studi dimulai (Schumacher dan Millan, 2001:22). Pendekatan kuantitatif

konsep adanya perubahan. Selanjutnya digunakan statistika sebagai bagian dari

matematika yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan,

pengolahan, penyajian, analisis, dan penafsiran data. Tahapan dan tujuan

analisisnya dimulai dari statiska deskriptif, statistika inferensial atau statiska

induktif. Dilihat asumsi mengenai distribusi populasi data yang dianalisis,

penelitian ini menggunakan statistik inferensial parametrik. Data kuantitatif yang

diperoleh, diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) ver

19.0 for windows agar diperoleh informasi statistik tentang keterandalan

instrument, analisa korelasional, analisis regresi, dan analisis jalur.

Metode merupakan salah satu bagian penting dalam melakukan penelitian,

karena berfungsi sebagai strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan quasi experiment.

Menurut Creswell (2010:238) menjelaskan bahwa dalam quasi experiment,

peneliti menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun tidak

(25)

kelompok tersebut Selanjutnya Creswell (2010:242) dalam kuasi eksperimen

menggunakan pre-test-dan post-test. Dimana kelompok eksperimen (A) dan

kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (without random

assignment). Pada dua kelompok tersebut sama-sama dilakukan pre-test dan

post-test. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di treatment.

Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh project citizen

untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa SMP. Penelitian

bermaksud melihat hubungan sebab akibat. Variabel bebasnya adalah project

citizen dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat, sedangkan varibel

terikatnya adalah keterampilan kewarganegaraan meliputi keterampilan

intelektual dan keterampilan partisitoris. Untuk mendapatkan gambaran pengaruh

project citizen untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa SMP

dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat digunakan metode quasi

experiment dengan desain “randomized control group pre-test-post-test design

(Fraenkel, 1993). Dengan desain ini sampel dibagi dalam 2 kelompok yaitu satu

kelompok kelas VII A dengan eksperimen dan satu kelompok kelas VII B dengan

kelompok kontrol. Kelompok eksparimen mendapatkan pembelajaran

kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen sedangkan

kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional.

Terhadap dua kelompok dilakukan pre-test. Post-test untuk melihat pengeruh

pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen untuk

mengingkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa seperti yang digambarkan

(26)

Tabel 3.1 Pre-Test dan Post-Test

Kelompok Random Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen

Kelas VII A R O1 v O2

Kontrol

Kelas VII B R O1 0 O2

Keterangan

R : Pemilihan kelas secara acak

O1 : Pre test

O2 : Post tes

V : Perlakuan pembelajaran Project Citizen

0 : Perlakukan pembelajaran konvensional

Pada bagan diatas terlihat bahwa kelompok eksperimen diberi perlakuan

sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, kedua-duanya diuji baik

pre-test maupun post-pre-test. Tujuan dilakukan pre-pre-test untuk melihat baik kelas kontrol

maupun kelas eksperimen memiliki tingkat homogenitas yang sama terutama

tingkat aspek akademis siswa sehari-hari dalam pembelajaran PKn. Sedangkan

pengujian post-test dipergunakan untuk membuktikan bahwa kelompok

eksperimen yang diberi perlakuan dengan pembelajaran project citizen

(27)

Adapun alur penelitian dapat pada gambar berikut:

Studi Pendahuluan tentang Pembelajaran PKn di SMP Kahirupan Lembang Bandung

Merumuskan masalah dan menentukan tujuan penelitian

Studi literatur tentang:

 Buku pelajaran PKn Kelas VII

 Kurikulum PKn 2006 dan kompetensi siswa  Project Citizen

Penyusun pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen

Pengaruh project citizen

Validasi, Uji coba, revisi

Kelompok Kontrol

Media Pembelajaran konvensional

Tes awal (Pre-test)

Kelompok Eksperimen

Tes akhir (Post-test)

Analisis data

Project citizen

Angket dan Semantic Deferensial Osgood Temuan

Kesimpulan

(28)

Alur penelitian diawali dengan studi literatur, mengkaji kurikulum

Pendidikan kewarganegaraan SMP, Buku Paket Pendidikan Kewarganegaraan

kelas VII dan beberapa buku Pendidikan Kewarganegaraan yang relevan dengan

materi pokok Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat yang dijadikan sumber

dalam penyusunan instrumen berupa tes, LKS, bahan ajar, angket dan pedoman

wawancara. Kemudian dilakukan validasi tes pada siswa SMP Kahuripan

Lembang Bandung mempelajari materi pokok Kemerdekaan Mengemukakan

Pendapat. Validasi tes dilakukan untuk menganalisis tingkat kesukaran, daya

pembeda, dan reliabilitas tes.

Penerapan project citizen dilakukan pada satu kelas yang telah ditentukan

sebelumnya. Tahap ini dimulai dengan pre-test untuk mengetahui kemampuan

awal siswa, kemudian diberikan perlakuan berupa penerapan project citizen dan

diakhiri dengan post-test. Sejanjutnya siswa untuk mengetahui minat, motivasi

dan tanggapan terhadap project citizen yang diterapkan dalam pembelajaran.

Langkah terakhir diadakan analisis data dan temuan yang diperoleh berupa data

untuk menyusun laporan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Secara umum penegrtian populasi ditemukan oleh Rohcman N (1973:19)

sebagai berikut:

Populasi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah riset

(29)

dalam riset yang bersangkutan. Sedangkan sampel diartikan sebagai kesatuan

yang langsung dijadikan sumber data.

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Kahuripan

Lembang Bandung, yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 97 orang.

Sampel penelitian diambil dua kelas yang ditentukan secara random kelas sebagai

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil secara acak didapat kelas VII

A sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 34 orang dan siswa kelas VII B

sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 35 orang siswa. Penelitian ini

dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2010/2011

C.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian meliputi:

a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang materi

kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen.

b. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

c. Melakukan validasi instrumen.

d. Melakukan uji coba dan analisis tes.

2. Pelaksanaan

a. Memperkenalkan pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan

(30)

b. Melakukan uji coba tes, mengadakan pre-test pada kelompok eksperimen dan

kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep awal siswa tentang kemerdekaan

mengemukakan pendapat.

c. Menerapkan pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan

project citizen pada kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol.

d. Memberikan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui pemahaman materi kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan

project citizen.

3. Pengolahan dan Analisis data

Menghitung Gain ternormalisasi pemahaman materi untuk kelas

eksperiment dan kontrol, melakukan uji normalitas data gain ternorrmalisasi,

melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji kesamaan dua rata-rata, serta

melakukan analisis data angket dan obeservasi.

D.Definisi Operasional Variabel Penelitian

Setiap termonologi memiliki makna yang berbeda dalam konteks dan

dalam lapangan studi yang berbeda. Untuk memperjelas konsep dari variabel yang

diteliti maka dirumuskan definisi opersional atas varibel penelitian sebagai

berikut:

1. Pembelajaran Project Citizen

Pembelajaran project citizen secara adaptif merupakan konsep dan prinsip

(31)

citizenship transmission (Barr, Barth, dan Shermis:1978), social involment

(Newmann:1977), yang bersifat fasilitatif, empirik, dan simulative. (Budimansyah

dan Suryadi, 2008:24-25). Merupakan kerangka operasional pembelajaran nilai

yang berfungsi sebagai wahana psiko-pedagogis untuk memfasilitasi peserta didik

mengenal. Memahami, menyakinkan, dan menjalankan nilai-nilai yang

terkandung sebagai hak, kewajiban dan tanggung jawab warganegara.

Pembelajaran project citizen yang dikemas dalam quasi eksperiment serta fokus

penelaahan yaitu terdiri dari enam langkah strategi pembelajaran yang terdiri dari:

1) mengidentifikasi masalah untuk kebijakan publik dalam masyarakat,

2) memilih suatu masalah untuk dikaji kelas, 3) mengumpulkan informasi yang

berkaitan pada masalah itu, 4) mengembangkan portofolio kelas, 5) menyajikan

portofolio (Showcase), 6) pengalaman belajar.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan secara rinci langkah-langkah

pembelajaran dari project citizen sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah

Para siswa membuat daftar masalah yang ditemukan dalam masyarakat.

Daftar ini mewakili masalah-masalah yang ada disekitar siswa.

b. Memilih masalah sebagai bahan kajian kelas

Kelas hendaknya mendiskusikan semua informasi yang telah didapat

berkenaan dengan daftar masalah yang ditemukan dalam masyarakat, kemudian

(32)

c. Mengumpulkan informasi

Para siswa harus bias memutuskan tempat-tempat atau sumber-sumber

dimana bias mendapatkan informasi.

d. Mengembangkan portofolio kelas.

Pada tahap ini siswa mulai mengembangkan portofolio kelas. Kelas dibagi

menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok akan bertanggung jawab

untuk mengembangkan satu bagian dari portofolio kelas. Bahan-bahan yang

dimaksud dalam portofolio hendaknya mencakup dokumentasi-dokumentasi yang

telah dikumpulkan dalam tahapan penelitian masalah.

e. Menyajikan portofolio

Jika portofolio kelas sudah selesai, para siswa dapat menyajikan hasil

pekerjaannya dihadapan para hadirin. Presentasi itu atau yang dikenal pula dengan

sebutan showcase yang dilakukan dihadapan dewan juri, dengan kegiatan ini para

siswa akan dibekali dengan pengalaman belajar bagaimana cara

mempresentasikan ide-ide dan pemikiran kepada orang lain.

f. Merefleksikan pengalaman belajar

Refleksi pengalaman belajar ini merupakan salah satu cara untuk belajar,

untuk menghindari agar jangan sampai melakukan suatu kesalahan, dan untuk

meningkatkan kemampuan yang sudah siswa miliki.

2. Keterampilan Kewarganegaraan

Keterampilan kewarganegaraan merupakan suatu kemampuan untuk

menerapkan atau mengimplementasikan pengetahuan kewarganegaraan yang telah

(33)

mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban, serta bertanggung jawab atas segala

tindakan-tindakanya, disamping hak-hak yang diperolehnya. Dengan demikian

terdapat adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Keterampilan

kewarganegaraan terdiri atas keterampilan intelektual dan keterampilan

partisipatoris, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Keterampilan Intelektual

Keterampilan-keterampilan intelektual dalam bidang kewargenegaraan dan

pemerintahan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterampilan berpikir kritis

tentang isu politik tertentu.

b. Keterampilan Partisipatoris

Keterampilan partisipatoris yang bertangngung jawab, efektif, dan ilmiah,

dalam proses politik dan dalam civil society. Keterampilan-keterampilan tadi itu,

dapat dikatagorikan sebagai interaksi (interacting), memonitor (monitoring), dan

mempengaruhi (influencing).

Untuk mempermudah uraian di atas berikut ini akan ditampilkan dalam

bentuk tabel untuk definisi operasional tersebut.

(34)

2. Pemilihan

2.1 aktivitas diskusi dalam kelompok

1.2 memiliki informasi yang cukup

2.1 Mempromosikan masalah dipilih oleh kelas

2.2 Musyawarah untuk memilih masalah

2.1 pembagian tugas untuk materi kajian kelas

(35)

4. Mengembang yang paling tepat

(36)
(37)
(38)

Keterampilan

1.2 mendengarkan ide 1.3 mengambil dan

Untuk menjawab permasalahan penelitian dibuat instrumen penelitian

sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data. Instrument yang digunakan berupa:

tes pemahaman materi, angket tanggapan siswa dan wawancara terhadap guru dan

siswa mengenal pengaruh project citizen untuk meningkatkan keterampilan

(39)

1. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel (x) Project Citizen

dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat meliputi:

a. Tes Pemahaman Konsep Tentang Mengidentifikasi Masalah (X1)

Tes pemahaman konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini dalam

bentuk pernyataan 5 alternatif jawaban sebanyak 6 butir soal. Tes pemahaman

konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan mengidentifiaksi

masalah. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur

Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = aktif, 4 = sedikit

aktif, 3 = kadang-kadang aktif, 2 = sedikit pasif, 1 = pasif

Instrumen dibuat sendiri oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan

pembimbing. Uji coba alat pengumpul data dilakukan pada sampel yang

karakteristik populasinya sama. Konsultasi item-item instrumen pada pembimbing

dari segi kecocokan, kalimat dan pilihan jawaban.

Instrumen tersebut digunakan pada pre-test. Dengan membandingkan

kedua hasil tes tersebut, maka akan diketahui peningkatan pemahaman konsep

setelah pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil uji coba, maka soal tidak

ada yang harus dibuang. Pengolahan data validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

(40)

b. Tes Pemahaman Konsep Tentang Memilih Masalah (X2)

Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk

pernyataan dengan 5 alternatif jawaban dengan 5 butir soal. Tes pemahaman

konsep ini mengacu pada kompetisi yang berhubungan dengan memiliki masalah.

Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic

Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan, 4 = sering

dilakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan.

c. Tes Pemahaman Konsep Tentang Mengumpulkan Informasi (X3)

Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk

pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 6 butir soal. Tes pemahaman

konsep ini mengacu pada kompetensi yang digunakan sebagai tes ini

menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran:

5 = dilakukan, 4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = sering tidak

dilakukan, 1 = tidak dilakukan.

d. Tes Pemahaman Konsep Tentang Mengembangkan Project Citizen Kelas (X4)

Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk

pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 9 butir soal. Tes pemahaman

konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan mengembangkan

portofolio kelas. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat

ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan,

4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang , 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak

(41)

e. Tes Pemahaman Konsep Tentang Menyajikan Project Citizen Kelas (X5)

Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk

pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 5 butir soal. Tes pemahaman

konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan mengembangkan

portofolio kelas. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat

ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan,

4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak

dilakukan.

f. Tes Pemahaman Konsep Tentang Merefleksikan Pengalaman Belajar (X6)

Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk

pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 5 butir soal. Tes pemahaman

konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan merefleksikan

pengalaman belajar. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat

ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan,

4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang , 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak

dilakukan.

2. Instrumen yang Digunakan Untuk Mengukur Variabel (Y) Yaitu

Keterampilan Kewarganegaraan Siswa SMP Meliputi:

a. Angket Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill)

Angket tentang keterampilan intelektual (Intellectual Skill) dari nomor soal

(42)

A, B, C, D, dan E (Merujuk Pada Civics Assessment Database dari National

Center for Learning and Citizenship)

b. Angket Keterampilan Partisipatori (Participatory Skill)

Angket keterampilan partisipatori (Participatory Skill) diukur dengan

kemampuan partisipatori umum dari nomor soal 1 sampai dengan 20, (Merujuk

Pada Civics Assessment Database dari National Center for Learning and

Citizenship) dengan skor jawaban: 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = biasa-biasa,

2 = kurang, 1 = kurang baik.

Kemudian angket keterampilan partisipatori (participatory skill) diukur

dengan skala Lickert dari nomor soal 21 sampai dengan 30 dengan skor jawaban:

5 = sangat setuju, 4 = setuju , 3 = ragu-ragu, 2 = tidak setuju , 1 = sangat tidak

setuju.

F. Analisa Tes

Uji coba tes pemahaman konsep dilakukan dikelas VII untuk mendapatkan

tes yang dipercaya, maka soal-soal yang telah diujicoba perlu diketahui dulu

tinggkat validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal sebelum digunakan dalam

pengumpulan data.

1. Validitas Butir Soal

Sebuah alat tes disebut valid apabila mampu mengukur apa yang hendak

diukur, sehingga perlu diuji validitasnya untuk mengetahui kesahihan alat tes

tersebut. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir

(43)

r

xy =

�� − � (� ) [ 2 ( )2][ �� 2( )2]

butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal yang

memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang

besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk

korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus

korelasi.

Rumus yang digunakan menghitung validitas keseluruhan soal tes adalah

korelasi product moment. (Arikunto, 2008:72)

Keterangan :

r

xy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

Ν : Jumlah siswa

X : Skor tiap, butir soal

Y : Skor total

Kriteria validitas berdasarkan besarnya koefesien korelasi adalah sebagai

berikut:

0,80 sampai dengan 1,00 : Sangat tinggi

0,60 samapai dengan 0,79 : Tinggi

0,40 sampai dengan 0,59 : Cukup

0,20 sampai dengan 0,39 : Rendah

0,00 sampai dengan 0, 19 : Sangat rendah

(44)

Nilai r yang diperoleh menggunakan rumus product moment dati Karl’s Pearson,

harus diuji keberartiannya. Uji keberartian nilai r dilakukan dengan menggunakan

statistik uji-t sebagai berikut:

Keterangan,

R = Koefisien korelasi (validitas)

n = Jumlah responden

t = Harga t hitung

Menurut Sudjana (1986:377), jika t-hitung > t-tabel maka item dianggap

berarti atau dalam hal ini soal tersebut dapat dikatakan valid. Dan sebaliknya

apabila. T-hitung<t-tabel maka butir item tersebut dianggap tidak valid. Dimana t

tabel, adalah nilai peluang distribusi t dengan taraf signifikansi 1-

α

dan dk= n-2.

2. Reliabilitasi Tes

Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi

jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh responden. Adapun alat

analisisnya menggunakan metode rumus Alpa. Nilai reliabilitas dihitung dengan

menggunakan rumus Alpa sebagai berikut:

Keterangan

t= −2

1− 2

(Sudjana, 1986:377)

r

11

= [

−1

][

1

-

(45)

Keterangan,

r11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item

Σαn2 =Jumlah varian butir

αt2 = Varian total

Dengan:

αn2

= Varians butir tiap item

n = Jumlah responden uji coba instrumen

(ΣX)2 = Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item

ΣX2

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

Varians total dihitung dengan rumus:

Keterangan

αn2

= Varians butir tiap item

n = Jumlah responden uji coba instrument

(ΣY) 2 = Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item

ΣY2

= Jumlah kuadrat jawaban responden

α

n

2

=

2 (� )2

α

t 2

=

(46)

Pedoman dari Sugiono (2000:109), pemberian interpretasi terhadap

reliabilitas (r1) pada umumnya patokan sebagai berikut: 1) reliabilitas (r1) uji

coba sama dengan atau lebih dari 0,70 berarti hasil coba tesnya memiliki

reliabilitas tinggi: 20 reliabilitas (r1) uji coba kurang dari 0,70 berarti hasil uji

coba tesnya memilki reliabilitas kurang (un-reliable)

Kriteria besarnya reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

0,60 sampai dengan 0,79 : tinggi

0,40 sampai dengan 0,59 : cukup

0,20 sampai dengan 0,39 : rendah

0,00 sampai dengan 0,19 : tidak reliabel

Hasil uji reliabilitas untuk soal pilihan ganda, diperoleh 0,615.

Berdasarkan kriteria besarnya nilai reliabilitas, nilai tersebut adalah tinggi.

Sedangkan, untuk hasil uji reliabilitas untuk angket, diperoleh sebesar 0,802.

Berdasarkan kriteria besarnya nilai reliabilitas, nilai tersebut adalah sangat tinggi

3. Analisis Butir Soal

Yaitu bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal.

Berdasarkan indeks kemudahan soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus

(Arikunto, 2005:208):

(47)

Keterangan:

P = Indeks kemudahan soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab saol dengan betul

Js = Jumlah peserta tes

Sedangkan untuk soal uraian terbatas dengan rumus: (Munaf,2001:20)

Keterangan

P = Indeks kemudahan soal

X = Skor rata-rata siswa pada satu nomor soal tertentu

Xmaks = Skor tertinggi yang telah ditetapkan untuk satu nomor soal tersebut

Kriteria indeks kemudahan soal adalah

Tabel 3.3

Klasifikasi Kemudahan Soal

P Klasifiaksi Soal

00,0 < 0,3

0,3 < P < 0,70

0,70 < P < 1,00

Sukar

Sedang

Mudah

Sumber (Arikunto, 2008:210)

Setelah dilakukan perhitungan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal

pilihan ganda, hasilnya diperoleh sebagai berikut:

(48)

Tabel 3.4 Indeks Kesukaran

(49)

Keterangan

G.Teknik Analisis data

Setelah penelitian diperoleh data. Data tersebut merupakan data mentah

yang harus diolah agar dapat memberikan gambaran nyata mengenai

permasalahan yang diteliti dan memberikan arah untuk mengkaji lebih lanjut.

Adapun untuk mengetahui peningkatan keterampilan kewarganegaraan siswa

tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat terdiri atas data pre-tes dan

post-test menggunakan skor gain yang dinormalisasi. Gain yang dinormalisasi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus Gain skor ternormalisasi dengan rumusan

Meltzer (Dewi, 2004) sebagai berikut:

H. Pengolahan Data

Pengolahan data analisa data menggunakan uji Statistic Inferensial

Parametric sebagai berikut:

1. Menyeleksi Data

Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa

jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Mudah

Sedang

Sukar

0.7 < IK < 1

0.3 < IK < 0.7

0 < IK < 0.3

Normalisasi Gain = − − −

(50)

2. Menentukan Bobot Nilai

Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item

variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan,

kemudian menentukan skornya.

3. Pemberian Koding

Untuk setiap jawaban pada angket selanjutnya skor tersebut dijumlahkan.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden secara

umum terhadap satiap variabel penelitian.

Rumus

keterangan

P = prosentase skor rata-rata yang dicari

X = skor rata-rata setiap variabel

Xid = skor rata-rata ideal setiap variabel

Selanjutnya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa berdasarkan

kriteria tingkat kemampuan oleh Arikunto (1990) seperti berikut :

P =

(51)

Tabel 3.5

Tafsiran Prosentase Pemahaman

Tafsiran Prosentase Kriteria Kemampuan

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0-20 Sangat kurang

Menganalisis hasil penafsiran presentasi peningkatan pemahaman konsep

siswa secara keseluruhan dengan tafsiran pengikatan hasil belajar yang

dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990).

Tabel 3.6

Tafsiran Presentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Tafsiran Prosentase Tafsiran kualitatif

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir separuhnya

50 Separuhnya

51-75 Sebagian besar

76-99 Hampir seluruhnya

1000 Seluruhnya

4. Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data.

Dari anlisis ini dapat diketahui rata-rata median, standar deviasi, dan

varians data dari masing-masing variabel.

5. Pemeriksaan distribusi populasi data sampel

Pengujian distribusi populasi dari data sampel bertujuan untuk mengetahui

sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh, apakah data sampel berasal

(52)

berpengaruh terhadap pemilihan uji statistik yang dipergunakan apakah prametik

atau nonparametrik. Dalam penelitian ini, data sampel yang diperoleh

diasumsikan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu,

pengujian atas asumsi tersebut dilakukan denagn uji kecocokan atau lebih sebagai

kolmogorov-smirnov. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan

software statistic SPSS vers 19.0

6. Menghitung skor Gain ternormalisasi

Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang peningaktan pemahaman

konsep dan keterampilan proses sains antara sebelumnya dan sesudah

pembelajaran, dilakukan berdasarkan petimbangan hasil perhitungan skor gain

yang dinormalisasi dengan rumus : (Gall, 2002)

Keterangan :

Spost = skor tes akhir

Spre = skor tes awal

Smaks = skor maksimum

Kriteria tingkat gain ternormalisasi adalah:

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Gain

Tingkat gain Kriteria

g > 0.7 Tinggi

0.3 < g < 0.7 Sedang

g < 0.3 Rendah

g=

� −�

(53)

7. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji variansi data gain yang

dinormalisasi dua kelompok dengan rumus : (Sudjana, 1996)

Pada taraf signifiakansi α, variansi sampel dikatakan homogen jika: F (Ftab dengan

Ftabel = F1/2α, (v1, v2).

8. Uji kesamaan dua rata-rata (bebas) jika sebaran data berdistribusi normal dan

homogen, dilakukan menggunakan uji statistik paramentrik, yaitu uji-t (t-test)

satu pihak (pihak kanan). Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mencari gain

yang lebih besar antara peningkatan (gain) kelompok kontrol dengan kelompok

eksperimen. Rumus yang digunakan adalah uji-t. (Sudjana, 1996)

F= � 2

�2

t =

��−�

( 1

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan Umum

Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang dilakukan oleh peneliti

serta hasil pembahasan, secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan

project citizen dipandang mampu meningkatkan keterampilan kewarganegaraan

(civic skill) siswa dalam materi kemerdekaan mengemukakan pendapat, dan dapat

diterima oleh siswa dengan baik saat pembelajaran di dalam kelas maupun diluar

kelas.

Berdasarkan rumusan masalah, sebagaimana telah diuraikan dalam bab IV,

maka tampak pengaruh Project Citizen terhadap Keterampilan Kewarganegaraan

Siswa SMP Kahuripan Lembang Kelas VII Bandung dapat dirinci sebagai berikut:

1. Kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan terlihat perbedaan yang

signifikan untuk keterampilan kewarganegaraan. Pada pengukuran

keterampilan kewarganegaraan terdapat perbedaan yang signifikan

keterampilan kewarganegaraan siswa antara yang menggunakan project citizen

dengan yang tidak menggunakan project citizen. Hal ini karena pada tahap

pengukuran keterampilan kewarganegaraan tersebut, siswa pada kelas

eksperimen dapat melakukan dengan baik untuk indikator keterampilan

intelektual dan keterampilan partisipatoris dilihat dari hasil pengukurannya

melalui instrumen untuk keterampilan intelektual dan keterampilan

(55)

2. Kelas eksperimen yang mendapat perlakuan terlihat perbedaan yang signifikan

antara hasil siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak

menggunakan project citizen pada pengukuran akhir (post-test) untuk

keterampilan intelektual. Hal ini dikarenakan pada tahap pengukuran

keterampilan intelektual tersebut, siswa kelas eksperimen dapat melakukan

dengan baik bagaimana untuk berpikir kritis mengenai permasalahan yang

menjadi materi kajian kelas dimana siswa dapat berpikir dengan lebih efektif

dan bertanggung jawab berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang

dimilikinya. Dengan demikian siswa dapat mengidentifikasi dan membuat

deskripsi, menjelaskan dan menganalisis mengenai permasalahan yang ada di

sekitarnya.

3. Kelas eksperimen yang mendapat perlakuan terlihat perbedaan yang signifikan

untuk keterampilan partisipatoris. Pada pengukuran keterampilan partisipatoris

terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan siswa antara yang

menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen.

Hal ini dikarenakan pada tahap pengukuran keterampilan partisipatoris siswa

kelas eksperimen dapat melakukan dengan baik untuk indikator keterampilan

partisipatoris pada tahap pengukuran, siswa kelas eksperimen dapat melakukan

dengan baik bagaimana untuk berpartisipasi secara aktif,efektif,kreatif dan

bertanggung jawab, dimana siswa dapat berkomunikasi dan bekerjasama

dengan baik dan santun. Kemudian pada tahap tersebut siswa dapat belajar dan

(56)

informasi, bertukar pikiran, dan menyusun rencana-rencana tindakan sesuai

dengan pengetahuan yang siswa miliki.

B.Kesimpilan Khusus

1. Peningkatan keterampilan kewarganegaraan siswa yaitu keterampilan

intelektual dan keterampilan partisipatoris dapat dilakukan dengan

penggunaan Project Citizen

2. Penggunaan Project Citizen dapat meningkatkan cara berpikir dengan

lebih efektif dan bertanggung jawab berdasarkan pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki siswa.

3. Penggunaan Project Citizen siswa menjadi lebih berpartisipasi secara

aktif,efektif,kreatif dan bertanggung jawab, dimana siswa dapat

berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dan santun.

4. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah

dikemukakan di atas, maka pada bagian ini dikemukakan beberapa rekomendasi

yang diperlukan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk Guru Pendidikan

a. Agar para guru mampu menciptakan suasana belajar yang kreatif, inovatif dan

menyenangkan sehingga para siswa mendapatkan pengalaman belajar selama

proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dan memperolah hasil

pembelajaran yang maksimal dengan cara memilih strategi atau metode dan

media pembelajaran yang tepat untuk memaksimalkan proses dan hasil

(57)

b. Agar para guru merancang suatu pembelajaran yang dimulai dari proses

persiapan, penyajian materi pembelajaran, penyajian materi pembelajaran dan

evaluasi hasil pembelajaran secara baik dengan harapan memperoleh hasil

yang maksimal. Guru hendaknya lebih memperluas wawasan pengetahuan dan

keterampilannya dengan isu-isu aktual, agar dapat memancing siswa untuk

mampu berpikir lebih kritis terhadap permasalahan yang ada disekitarnya.

c. Guru hendaknya menjadi panutan bagi siswa-siswinya di sekolah dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, yang pada gilirannya akan

berdampak lebih baik lagi terhadap peningkatan mutu hasil belajar siswa serta

profesionalisme guru sendiri.

2. Untuk Siswa

a. Pembelajaran PKn berbasis project citizen diharapkan siswa bisa meningkatkan

kualitas dan proses hasil pembelajaran sehingga mendapatkan pengalaman

belajar untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa.

b. Siswa lebih berperan aktif dan ikut serta dalam pembelajaran PKn berbasis

project citizen karena siswa adalah subjek utama dalam tujuan ini.

3. Untuk Pihak Sekolah

Agar pihak sekolah dapat memfasilitasi pembelajaran yang sistematika,

terpadu dan komprehensif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional untuk

melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan mampu berkompetensi

Gambar

tabel prosentase dari jawaban responden terhadap indikator permasalahan.
Tabel 3.1 Pre-Test dan Post-Test
Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian
Tabel 3.3 Klasifikasi Kemudahan Soal
+4

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah dijelaskan dalam teori bahwa kompres panas pada punggung bawah dapat meningkatkan vaskularisasi, sehingga akan memperbaiki sirkulasi darah daerah

Analisis subjek pada dokumentasi sastra dapat dijadikan sebuah kajian unik, sebab sastra berupa refleksi dari budaya bangsa yang apabila dikaji lebih lanjut

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pendekatan Matematika Realistik.. Disertasi Doktor pada SPS UPI:

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai perilaku membeli yang terjadi pada remaja saat berbelanja produk pakaian online untuk lebih kritis

Berdasarkan nilai Koefisien keragaman yang diperoleh (KK &lt; 5%) maka uji lanjut yang digunakan adalah Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) diperoleh.. Multiple Comparisons Dependent

[r]

Many urban areas especially in developing countries including Indonesia face a massive urbanisation and insufficient urban infrastructures to accommodate needs of urban

Image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok, misal: anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan