• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN SIMPLE FEEDBACK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN SIMPLE FEEDBACK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN SIMPLE FEEDBACK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DALAM

PEMBELAJARAN BULUTANGKIS

(Study Eksperimen di SD Muhammadiyah 3 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

YULIANA DENIS SAPUTRA 0901471

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PEMBERIAN SIMPLE FEEDBACK TERHADAP HASIL

BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DALAM

PEMBELAJARAN BULUTANGKIS

Oleh

Yuliana Denis Saputra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Yuliana Denis Saputra 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

ABSTRAK

Yuliana Denis Saputra NIM 0901471. Skripsi : Pengaruh Pemberian Simple Feedback terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan dalam Pembelajaran Bulutangkis. Skripsi ini dibimbing oleh Pembimbing I Yusup Hidayat, S.Pd.,M.Si. dan Pembimbing II Alit Rahmat, M.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga, FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

simple feedback terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dalam

pembelajaran bulutangkis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Desain penelitian menggunakan True Experimental Design yaitu

Pretest – Posttest Control Group Design. Sampel penelitiannya adalah

siswa-siswi kelas IV dan V Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 Kota Bandung sebanyak 24 siswa-siswi terdiri dari 12 kelompok ekperimen dan 12 kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik

simple random sampling. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji independent samples t tes dengan bantuan Software SPSS versi 20. Adapun nilai signifikansi lebih kecil dari α yaitu (0,000 < 0,05) atau dengan p-value sebesar 4,798. Hasil penghitungan uji independent samples t tes data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lob bertahan menggunakan asumsi equal

variances assumed dimana dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 10,42 lebih besar dari pada kelompok kontrol yaitu 7,92. Kesimpulan dari hasil uji independent samples t tes bahwa adanya pemberian simple feedback memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dalam pembelajaran bulutangkis, ini berarti hipotesis penelitian diterima.

(5)

ABSTRACT

Yuliana Denis Saputra NIM 0901471. Script: The Effect of Simple Feedback on Basic Skills Learning Outcomes Learning Surviving the Badminton Lob. This script is guided by the Supervisor I Yusuf Hidayat, S.Pd., M.Sc. and Supervisor II Alit Rahmat, M.Pd. Studies Program and the Health Physical Education Recreation, Department of Physical Education, FPOK, Indonesia University of Education.

This script research aims to determine the impact of simple feedback on learning outcomes of basic skills in badminton learning defensive lob. The research method used was experimental method. Research design using the True Experimental Design Pretest - Posttest Control Group Design. Research samples are the students of class IV and V 3 Muhammadiyah Elementary School Bandung as many as 24 students consisted of 12 experimental group and 12 control group. Sampling technique in this study using simple random sampling technique. The test of hypotheses using independent sample t test trials with the help of SPSS software version 20. The significance value is less than α (0.000 < 0.05) or with a p-value of 4.798. The Calculation results of independent sample and t test data is the experimental group and the control group defensive lob using assumptions equal variances assumed which looks of the average value of the experimental group is 10.42 greater than in the control group is 7.92. Conclusions from the results of independent sample and t test that the simple provision of feedback provide significant influence on the results of learning the basic skills in badminton learning defensive lob, this means that the research hypothesis is accepted.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

B. Hubungan antara Simple Feedback dengan Hasil Belajar Keterampilan Gerak ... 38

C. Kerangka Berfikir ... 39

D. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

C. Desain Penelitian ... 44

D. Metode Penelitian ... 45

E. Definisi Operasional ... 46

F. Instrumen Penelitian ... 47

G. Validitas dan Reliabilitas ... 50

H. Prosedur Penelitian ... 51

I. Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian atau Pengolahan Data ... 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

(7)

A. Simpulan ... 63

B. Rekomendasi ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN – LAMPIRAN : A. DATA KELOMPOK KONTROL ... 69

B. DATA KELOMPOK EKSPERIMEN ... 73

C. PROGRAM PEMBELAJARAN ... 77

D. DAFTAR TABEL ... 98

E. DOKUMENTASI PENELITIAN ... 101

F. SURAT KEPUTUSAN (SK) PENELITIAN ... 104

G. SURAT PENELITIAN ... 109

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari Pendidikan, karena salah satu

fungsi dari pendidikan adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kualitas

manusia, baik sebagai makhluk individu ataupun kelompok, yang meliputi aspek

jasmani, rohani, spiritual, material, dan kematangan berpikir. Hal ini berarti pula

bahwa tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup

dan kualitas manusia. Menurut Undang-undang Pendidikan Nasional No.20

Tahun 2003, dijelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Selain itu ada pendapat lain mengenai pengertian pendidikan yang

disampaikan para ahli pendidikan, diantaranya Langeveld yang dikutip oleh

Soelaiman (1985), dalam Somarya dan Nuryani (2009:25) menyatakan bahwa

“Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap pihak lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan.”

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan sebagai

usaha yang dilakukan oleh seseorang yang sudah memiliki pengalaman dan ilmu

kepada seseorang yang belum mempunyai ilmu, contohnya guru terhadap siswa.

Dalam hidupnya manusia memang benar – benar sangat memerlukan pendidikan,

pendidikan tersebut tidak hanya yang umum saja namun yang sifatnya motorik

sangat diperlukan salah satunya, yaitu Pendidikan Jasmani. Pendidikan jasmani

menurut Wiliams (1999), dalam Abduljabar (2011:80) adalah “Sejumlah aktivitas

(9)

diinginkan.” Pengertian ini didukung oleh adanya pemahaman menurut

Abduljabar (2011:80) bahwa:

Manakala pikiran (mental) dan tubuh disebut sebagai dua unsur yang terpisah, pendidikan jasmani yang menekankan pendidikan fisikal, melalui pemahaman isi kealamiahan fitrah manusia ketika sisi keutuhan hidup adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui fisikal. Pemahaman ini menunjukan bahwa pendidikan jasmani juga terkait dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual, emosional, dan estetika.

Pendidikan melalui fisikal maksudnya adalah pendidikan melalui aktivitas

fisik (aktivitas jasmani), tujuannya mencakup semua aspek perkembangan

kependidikan, termasuk pertumbuhan mental, sosial siswa. Manakala tubuh

sedang ditingkatkan secara fisik, pikiran (mental) harus dibelajarkan dan

dikembangkan, selain itu perlu pula berdampak pada perkembangan sosial, seperti

belajar bekerja sama dengan siswa lain (Abduljabar, 2011:81).

Dalam menempatkan posisi pendidikan jasmani, diyakini pula bahwa

kontribusi pendidikan jasmani hanya akan bermakna ketika

pengalaman-pengalaman gerak (aktivitas jasmani) dalam pendidikan jasmani berhubungan

dengan proses kehidupan seseorang secara utuh di masyarakat. Dengan demikian,

ketika pengalaman dalam pendidikan jasmani tidak memberikan kontribusi pada

pengalaman kependidikan lainnya, maka pasti terdapat kekeliruan dalam

pelaksanaan program pendidikan jasmaninya. Baley dan Field (2001), dalam

Abduljabar (2011:82) “Menekankan bahwa pendidikan fisikal yang dimaksud

adalah aktivitas jasmani yang membutuhkan upaya sungguh-sungguh.” Lebih

lanjut kedua ahli ini menyebutkan bahwa:

(10)

Aktivitas jasmani yang dipilih disesuaikan dengan tujuan yang ingin

dicapai dan kapabilitas siswa. Aktivitas fisikal yang dipilih ditekankan pada

berbagai aktivitas jasmani yang wajar, aktivitas jasmani yang membutuhkan

sedikit usaha sebagai aktivitas rekreasi dan atau aktivitas jasmani yang sangat

membutuhkan upaya keras seperti untuk kegiatan olahraga kepelatihan atau

prestasi.

Sejalan dengan apa yang telah dipaparkan di atas, Mahendra (2009:4)

mengungkapkan mengenai hakikat dari pendidikan jasmani adalah :

Proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik dapat menghasilkan perubahan pada tubuh seseorang

dari segi fisik, mental serta emosionalnya.

Melalui pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam

„pikiran dan tubuh‟ yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada

ketiga domain kependidikan, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan

meminjam ungkapan Gensemer (Freeman, 2001), penjas diistilahkan sebagai

proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”, artinya

dalam tubuh yang baik diharapkan pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan

pepatah Romawi Kuno yaitu Men sana In Corporesano (Mahendra, 2009:5).

Pendidikan jasmani merupakan salah satu materi dari proses pembelajaran

yang disampaikan pada anak, masih banyak lagi kegiatan pembelajaran yang

bermanfaat buat keberlangsungan anak khususnya dan manusia umumnya. Itu

semua tidak terlepas dari konsep belajar-mengajar pendidikan jasmani. Konsep

(11)

melalui pendidikan jasmani ditanamkan perasaan dan kesan memperoleh sukses,

bukan kegagalan dalam melaksanakan tugas gerak. Jadi dalam proses belajar

mengajarnya siswa merasa aman, merasa diakui dan berharga dalam

kelompoknya. Semua kemampuan siswa diakui dan dihargai oleh gurunya, guru

sangat hangat dan bersahabat sehingga siswa tidak merasa takut, tegang, atau

resah dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.

Strategi belajar-mengajar merupakan suatu prosedur memilih, menetapkan,

dan memadukan kegiatan-kegiatan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

Penyusunan suatu strategi merupakan kegiatan awal dari seluruh proses

belajar-mengajar. Strategi mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa

yang bersangkutan, bahkan sangat menentukan. Oleh sebab itu seorang guru jika

ingin tercapai tujuan pengajarannya, maka seorang guru dituntut untuk memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun strategi belajar-mengajar

(Juliantine, dkk 2012:1).

Dalam proses belajar – mengajar pendidikan jasmani, yang penting adalah

memaksimalkan pertisipasi siswa dan seorang guru harus dapat memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun strategi belajar – mengajarnya,

agar proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung dengan baik dan

menyenangkan. Proses KBM sendiri merupakan proses dimana kegiatan belajar

berlangsung, yang di dalamnya terdapat dari kedua belah pihak antara guru

dengan siswa. Setiap siswa diberikan kesempatan untuk berperan secara aktif,

juga berinteraksi dengan guru, berinteraksi siswa dengan siswa, dan berinteraksi

siswa dengan lingkungannya.

Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 dalam SNP (2005:97) juga dijelaskan

mengenai proses KBM namun lebih jelasnya dalam undang-undang ini yaitu

proses pembelajaran yang menerangkan bahwa :

(12)

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka yang

dimaksud dengan pembelajaran yaitu bukan menekankan pada metode atau cara

serta prosedur yang digunakan, bukan pula kuno atau modernnya model

pembelajaran, tetapi upaya yang dilakukan dalam menyampaikan materi atau

pengetahuan serta cara penguasaan yang baik dalam meramu materi tersebut,

sehingga materi yang disampaikan kepada siswa dapat di cerna dengan baik

intisarinya.

Kebermaknaan umpan balik (feedback) dalam kegiatan pembelajaran

penjas akan mampu terwujud apabila guru penjas telah benar-benar memahami

pengertian (konsep) umpan balik (feedback), fungsi umpan balik, jenis-jenis

umpan balik, dan siapa yang harus dengan cepat dan tepat diberikan umpan balik

selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan memahami konsep-konsep

ini maka pemberian umpan balik akan tepat sasaran. Pemberian umpan balik

tidak malah menghambat kegiatan belajar siswa melainkan semakin

meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran penjas yang sedang

dilaksanakan.

Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang

mengalami kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja

siswa sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik

yang dilakukan guru antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang

dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban

atas respon siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu

proses dengan hasil atau akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya. Dalam

konteks pembelajaran pendidikan jasmani, Suherman (2009:143) mengemukakan,

“Umpan balik yaitu guru mengobservasi siswa secara individu dan menilai

bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk

meningkatkan kemampuan siswa itu.”

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa umpan balik adalah

infromasi yang berkenaan dengan kemampuan siswa dan guru guna lebih

(13)

pembelajaran maupun dalam pelatihan olahraga. Infromasi yang dimaksud

berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang

harus dilakukan untuk memperbaikinya.

Umpan balik terdiri beberapa macam salah satunya yaitu simple feedback,

Suherman (2009:145) menjelaskan tentang Simple feedback adalah:

Umpan balik yang hanya terfokus pada satu komponen keterampilan dalam satu saat, umpan balik ini merupakan yang paling mudah memberikannnya kepada siswa dan siswa, karena Simple feedback sering berisikan satu atau dua buah kata kunci yang menggambarkan aktivitas penyempurnaan (clue) dan diulang-ulang sebagai feedback selama praktek belajar mengajar berlangsung.

Selain itu (Suherman, 2009:145) menjelaskan beberapa keuntungan

penggunaan simple feedback:

1. Guru akan lebih mudah dan lebih akurat dalam memberi feedback karena terfokus hanya pada satu komponen saja selama KBM berlangsung;

2. Memudahkan siswa menerima dan melatih „clue‟ yang menjadi fokus

pembelajarannya;

3. Siswa akan ingat terus apa yang dipelajarinya pada pertemuan tersebut.

Hal yang sangat penting dari beberapa keuntungan simple feedback di atas

terdapat pada poin nomor tiga, karena dapat mempromosikan pelajaran

pendidikan jasmani dan olahraga kepada pihak luar. Misalnya kemampuan siswa

dalam mengingat materi keterampilan dasar lob bertahan, jika ada pihak luar atau

orang tua yang bertanya mengenai materi yang telah dipelajari di sekolah,

kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari pihak luar atau orang tua tersebut

akan mempengaruhi pengakuan pihak luar atau orang tua siswa terhadap

keberadaan pelajaran olahraga di sekolah yang sementara ini dirasakan masih

(14)

Sesuai dengan uraian di atas, dalam kaitannya dengan kegiatan

pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis, adapun permainan bulutangkis itu

sendiri merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak digemari

masyarakat Indonesia. Hidayat (2010:8) menjelaskan bahwa:

Permaianan bulutangkis bersifat individual yang dapat dimainkan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kok sebagai objek pemukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh garis dan net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan.

Permainan bulutangkis telah tumbuh dan berkembang secara meluas ke

berbagai belahan negara dan diyakini sebagai sebuah permaianan olahraga yang

menyenangkan. Sebelumnya mengenai latar belakang dan asal mula permaianan

bulutangkis hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Permainan ini menurut

beberapa sumber telah ditemukan dibeberapa Negara. Permainan ini pernah

dijumpai di Mesir dan Cina lebih dari 2000 tahun yang lalu. Di India dan Inggris

permainan ini dimainkan dengan berbagai tujuan, mulai dari tujuan untuk rekreasi

sampai tujuan kompetisi pada pertengahan sampai akhir abad ke-19 (Kumar,

2006) dalam Hidayat, (2010:9).

Beberapa literatur memberikan keterangan bahwa permaianan bulutangkis

pertama kali dimainkan di India dengan nama Poona. Pada tahun 1870-an

permainan poona dibawa oleh perwira – perwira Inggris yang pernah bertugas

dari India ke Inggris, dan menyebar kebeberapa negara Eropa seperti Kanada dan

Amerika Serikat. Pada tahun 1873 seorang bangsawan Inggris yang bernama

Duke de Beaufort memainkan permainan ini pada sebuah taman di Gloucestcrshire yang letaknya tidak jauh dari kota Bristol Inggris. Taman

miliknya itu bernama badminton, sehingga sejak saat itu permaianan poona

kemudian lebih dikenal dengan nama badminton (Hidayat, 2010:9-10).

Dasar permainan badminton pertama kali disusun oleh seorang kolonel

(15)

Selby. Dengan adanya peraturan yang dibakukan ini, maka permainan badminton

makin banyak penggemarnya, karena permainan ini sangat menarik sebagai

hiburan dan enak ditonton. Selanjutnya peraturan ini disempurnakan lagi pada

tahun 1890. Setelah beberapa tahun diperkenalkan di Inggris permainan

badminton menyebar ke negara – negara Eropa, bahkan ke Amerika, Kanada, dan Selandia Baru (Hidayat, 2010:10).

Pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis ataupun yang lainnya

pemberian umpan balik (feedback) khususnya simple feedback, sangatlah penting

karena proses kegiatan pembelajaran tidak akan bisa terlepas dari pemberian

umpan balik, biasanya pemberian umpan balik apabila dalam proses pembelajaran

sebanyak 50% anak tidak dapat menguasai proses pembelajaran itu yang sifatnya

umum, tapi yang sifatnya khusus guru dapat langsung memberikan umpan balik

pada siswa yang kurang memahami tugas gerak yang sedang dipelajari. Pada

pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis biasanya guru cenderung

menggunakan pendekatan taktis, yang terkesan hanya main – main biasa, itu

memang cara yang efektif demi kelancaran kegiatan pembelajaran, apalagi kalau

keadaan siswanya yang banyak, namun itu juga perlu pengawasan yang intensif

dari seorang gurunya salah satunya dengan memberikan umpan balik terhadap

siswanya. Dengan itu siswa akan mengetahui tugas gerak atau keterampilan yang

benar sesuai dengan tujuan awal yang diinginkan atau diharapkan guru dari hasil

proses pembelajaran aktivitas tersebut.

Simple feedback merupakan umpan balik yang sangat mudah untuk

diberikan kepada siswa, karena simple feedback ini memfokuskan kepada satu

komponen keterampilan dasar, apalagi diterapkan pada anak usia dini akan lebih

mempermudah anak untuk mengingat kegiatan pembelajaran yang sedang atau

telah dilakukan. Simple feefback juga akan lebih mempermudah kepada seorang

guru pada saat memberikan umpan balik, karena guru dapat dan hanya

mempelajari satu komponen gerakan keterampilan dasar yang sedang dipelajari

sehingga dalam penyampaiannya pun akan lebih terorganisir dengan baik serta

(16)

Berdasarkan pemaparan yang diatas penulis melalui umpan balik

(feedback) dikhususkan pada Simple feedback menginginkan informasi dalam

proses kegiatan belajar mengajar, antara siswa yang diberikan umpan balik

(feedback) dan siswa yang tidak diberikan umpan balik (feedback). Apakah ada

pengaruh ataukah tidak, maka penulis mengambil judul Pengaruh Pemberian

Simple Feedback Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan dalam

Pembelajaran Bulutangkis. Dengan ini diharapkan adanya informasi yang akurat,

untuk keberlangsungan proses belajar mengajar dimasa yang akan datang,

khususnya pada pembelajaran permainan bulutangkis.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, masalah penelitiannya dapat

diidentifikasi dan diambil yaitu sebagai berikut : Apakah dengan adanya

pemberian simple feedback memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil

belajar keterampilan dasar lob bertahan, dalam mengikuti pembelajaran

bulutangkis.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah penulis

ungkapkan, yang menjadi masalah penelitian sebagai suatu problematika

penelitian yang perlu penyelesaian dapat dirumuskan yaitu, “Apakah ada pengaruh pemberian simple feedback terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob

bertahan dalam pembelajaran bulutangkis?”

C. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk

kegiatan selanjutnya. Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis rumuskan,

maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengidentifikasi apakah ada pengaruh pemberian simple feedback terhadap

(17)

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian sudah tentu hasil penelitian tersebut ingin memberikan

manfaat bagi kehidupan manusia, apabila penelitian ini terbukti berarti pada taraf

signifikan yang telah ditentukan oleh penulis, maka yang diharapkan dari hasil

penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan informasi dan sumbangan

keilmuan yang berarti demi kelancaran dalam proses pengembangan pembelajaran

khususnya dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

2. Secara Praktis

-Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi para guru yang

memberikan pengajaran dalam konteks pembelajaran penjas khususnya dalam

pemberian umpan balik (feedback);

-Guru dapat lebih mengetahui bagaimana cara yang digunakan dalam

proses pemberian umpan balik (feedback) kepada siswanya;

-Memberikan pengetahuan bagi siswa dan siswinya agar dapat lebih

(18)

BAB III

METODE PENILITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat untuk melakukan penelitian guna

memperoleh data yang berasal dari responden. Adapun lokasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah di Lapangan Bulutangkis FPOK UPI Kota Bandung

(Sport Hall FPOK Caheum).

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan

informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan

dalam penelitian ini adalah: Siswa-siswi kelas IV dan V SD Muhammadiyah 3

Kota Bandung pada tahun ajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian, maka diperlukan suatu

sumber data yang disebut populasi. Menurut Sugiyono (2010:117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sejalan dengan pengertian diatas Babie (1983, dalam Sukardi, 2003:53) mengatakan bahwa populasi adalah elemen

penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target

hasil penelitian, sedangkan sampel menurut Sugiyono (2010:118) yaitu sebagai

berikut:

(19)

Berdasarkan dari penjelasan kedua kutipan di atas, maka penulis

simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah dari sumber data yang

dijadikan penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat

mewakili seluruh populasi.

1. Populasi Penelitian

Berdasarkan pendapat diatas populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Siswa-siswi kelas IV dan V SD Muhammadiyah 3 Kota Bandung. Untuk

lebih jelas jumlah populasinya dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1. POPULASI PENELITIAN

No Kelas Jumlah Siswa

1. Kelas IV 20

2. Kelas V 20

Jumlah 40

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan teknik simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan starata yang ada dalam populasi itu, (Sugiyono, 2010:120).

Berikut penjelasan dalam gambar mengenai simple random sampling :

Gambar 3.1. Simple Random Sampling (Sumber: Sugiyono, 2010:120)

Pada tahap pertama, yakni pemilihan secara acak populasi yang akan

dijadikan sample dari populasi 40 siswa menjadi 24 siswa, kemudian masuk pada

tahap kedua, dengan menggunakan teknik random assignment menurut Johnson &

Christensen (2012:288) yaitu “Penugasan secara acak.” Yakni sampel yang 24 Populasi

homogen / relatif homogen

Sampel yang refresentatif Diambil secara

(20)

ditugaskan atau dipilih secara acak menjadi 2 kelompok yaitu 12 kelompok

eksperimen dan 12 kelompok kontrol.

Tabel 3.2. SAMPEL PENELITIAN

No. Kelompok Jumlah Sampel

1. Eksperimen 12

2. Kontrol 12

Jumlah Sampel 24

Karakteristik sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: Siswa-siswi kelas IV dan V SD Muhammadiyah 3 Kota Bandung.

Berdasarkan data di atas memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian

secara representatif.

C. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitiannya

menggunakan True Experimental Design (eksperimen yang betul-betul), karena

dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang

mempengaruhi jalannya eksperimen. Adapaun bentuk dari True Experimental

Design, yaitu menggunakan Pretest – Posttest Control Group Design, dalam

desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).

Kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai

kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah

(O2 – O1) – (O4 – O3), (Sugiyono, 2010:112). Desain ini lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Gambar 3.2. Desain Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2010:112)

R O1 X O2

(21)

Keterangan :

X = Treatment yang diberikan (variabel independen) O = Observasi (variabel dependen)

O1 dan O3 = Tes Awal O2 dan O4 = Tes Akhir

R = Pemilihan secara random (obyek)

D. Metode Penelitian

Pada dasarnya metode untuk penelitian banyak ragamnya dan

masing-masing memiliki sifat-sifat tersendiri. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan

penelitian sudah seharusnya menentukan metode penelitian yang sesuai dengan

permasalahan penelitian.

Hal ini berarti metode penelitian memiliki kedudukan penting dalam

pelaksanaan pengumpulan data dan analisis data. Metode penelitian diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

(Sugiyono, 2010:3). Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.

Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang besifat penemuan,

pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari

penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah

diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk

membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan

tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan

yang telah ada.

Dapat disimpulkan bahwa, pengertian metode penelitian menurut

Sugiyono (2010:6) yaitu :

Metode penelitian pendidikan yang dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Dengan kata lain bahwa metode penelitian memiliki tiga tujuan yaitu yang

(22)

penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu

yaitu valid. (Sugiyono, 2010:4).

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk menguji pengaruh

pemberian simple feedback terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan,

dalam pembelajaran bulutangkis maka metode penelitian yang digunakan adalah

metode eksperimen. Sugiyono (2010:107) mengemukakan pendapatnya bahwa

metode eksperimen adalah “Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional bermanfaat sebagai arah untuk mengukur dan

mengamati terhadap variabel yang bersangkutan. Sejalan dengan paparan tersebut

Supriadi (2013:29) mengungkapkan bahwa deinisi operasional adalah “Uraian

atau rincian suatu variabel meliputi apa itu, menggunakan alat ukur apa,

bagaimana cara mengukurnya, hasilnya akan seperti apa, dan skala yang

digunakannya.” Adapun definisi operasional yang terdapat pada judul penelitian pengaruh pemberian simple feedback terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob

bertahan, dalam pembelajaran bulutangkis dijelaskan sebagai berikut :

1. Definisi Operasional Simple Feedback

Suherman (2009:145) mengungkapkan pengertian simple feedback yaitu

Simple feedback merupakan feedback yang hanya terfokus pada satu komponen

keterampilan dalam satu saat.” Simple feedback sering berisikan satu atau dua buah kata kunci yang menggambarkan aktivitas penyempurnaan (clue) dan

diulang-ulang sebagai umpan balik selama praktek belajar mengajar berlangsung.

Setiap siswa akan dipantau baik secara perorangan ataupun kelompok dan

diberikan treatment simple feedback yang berhubungan dengan keterampilan

dasar lob bertahan, untuk umpan baliknya diantaranya lebih di ayun lagi

tangannya kebelakang, angkat sikutnya membentuk 90 derajat, usahakan raket

menghadap ke depan, mundur 3 langkah kebelakang pada saat melakukan

(23)

2. Definisi Operasional Lob Bertahan

Hidayat, (2010:65) mengungkapkan tentang pengertian lob bertahan yaitu

“Pukulan lob yang melambung sangat tinggi dengan tujuan untuk mempersiapkan diri dengan memperbaiki posisi untuk selanjutnya memiliki cukup waktu untuk

menerima serangan berikutnya.” Pengukuran keterampilan dasar lob bertahan diukur berdasarkan kualitas hasil yang dilakukan melalui tes objektif jenis

Acccuracy-Based Test. Morrow, Jackson, Disch, & Mood, (2005) dalam Hidayat

(2012) yang mengukur ketepatan hasil pukulan pada bidang sasaran yang telah

ditentukan, diungkap melalui sebuah sub tes yaitu lob bertahan diukur

berdasarkan jumlah pukulan yang berhasil dilakukan dengan benar dan kok jatuh

pada bidang sasaran yang telah ditentukan. Tahap pukulan diberi kesempatan 2

kali yaitu memukul sebanyak 12 satelkok, dimana tiap satu kali kesempatan

disediakan 6 satelkok. Untuk hasilnya sudah disediakan daerah angka/nilai 1-3

dimana masing-masing daerahnya berukuran 76 cm sekaligus menjadi daerah

sasaran memukul siswa. Dikatakan sah apabila siswa dapat memukul satelkok

serta melewati tiang dengan tinggi 3 m yang direntangkan tali. Untuk nilai paling

baik yaitu 3 dan yang paling rendah yaitu 1.

F. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan

pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian

biasanya dinamakan instrumen penelitian. (Sugiyono, 2010:147-148). Dalam

pelaksanaan penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan latihan sebanyak tiga

kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jum’at selama 4 minggu atau dalam 12 kali pertemuan, ditambah dengan tes awal dan tes akhir serta 2 kali

pertemuan pengenalan materi simple feedback dan lob bertahan, jadi total

semuanya 16 kali pertemuan. Mengenai hal ini penulis mengacu pada pendapat

(24)

(training zone), beban latihan harus selalu meningkat, dan latihan sebaiknya

dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu.”

Dengan kata lain suatu latihan yang baik dalam penelitian ataupun latihan

biasa baiknya minimal dilakukan 3 kali dalam seminggu. Adapun instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes keterampilan dasar lob

bertahan. Tes tersebut di adaptasi dari Hidayat (2012:96). Validitas dan reliabilitas

tes tersebut disajikan pada tabel 3.3. di bawah ini:

Tabel 3.3. VALIDITAS DAN RELIABILITAS LOB BERTAHAN

No Jenis Tes Validitas Reliabilitas

1 Keterampilan dasar lob bertahan 0,76 0,91

Sumber: Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri (Hidayat, 2012:96)

1. Definisi Konseptual

Lob bertahan merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh

seorang pemain bulutangkis khususnya pemain tunggal, karena merupakan kunci

untuk mempersiapkan diri menerima serangan berikutnya. Ini sejalan dengan apa

yang diungkapkan Hidayat, (2010:65) mengungkapkan tentang pengertian lob

bertahan yaitu pukulan lob yang melambung sangat tinggi dengan tujuan untuk

mempersiapkan diri dengan memperbaiki posisi untuk selanjutnya memiliki

cukup waktu untuk menerima serangan berikutnya. Lob bertahan termasuk jenis

pukulan dari atas kepala hampir sama gerakan dengan smash ataupun dropshoot

yang membedakannya adalah pukulan ini tinggi ke belakang dengan harapan

lawan susah menjangkau satelkok yang kita pukul.

2. Definisi Operasional

Keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis dalam penelitian ini

merupakan suatu gambaran berapa besar tingkat penguasaan keterampilan teknik

dasar bermain bulutangkis SD Muhammadiyah 3 Kota Bandung yang akan

dituangkan dalam tes kemampuan dalam teknik memukul keterampilan dasar lob

(25)

3. Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan

Untuk memperoleh data mengenai keterampilan lob bertahan siswa dalam

hal penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tes yang sudah baku.

1. Deskripsi tes

Jenis keterampilan gerak dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala

dengan gerakan forehand dan arah satelkok melambung ke bagian belakang

lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan atau mendapatkan keseimbangan pada

posisi semula.

2. Tujuan tes

Mengukur ketepatan memukul kok, ke arah sasaran tertentu dengan arah

satelkok melambung ke bagian belakang lapangan lawan.

3. Peralatan

Lapangan bulutangkis standart, raket, net, satelkok, meteran, dua buah

tiang besi setinggi 2,72 meter, tambang/pita yang direntangkan sejajar di atas net

dengan jarak 4.27 meter, dan tinggi 3 meter dari lantai, alat tulis dan formulir

pengisian skor.

4. Petugas pelaksanaan pengetesan

Terdiri dari 5 orang, dua orang sebagai pengumpan, satu orang

penghitung, pencatat, dan pengambil satelkok.

5. Pelaksanaan tes

a. Penyaji berdiri di tengah-tengah lapangan atau pada titik yang sudah

ditentukan (titik A) paling dekat dengan net 3,35 meter dari net;

b. Testi atau partisipan mengambil tempat dan berdiri pada zona yang telah

ditentukan (zona ABCD) paling dekat 3,35 meter dari net;

c. Penyaji melakukan servis ke zona ABCD dan partisipan harus bergerak

memukul satelkok, sehingga melewati atas tali setinggi 3 meter dari

permukaan lantai yang dipasang pada tiang net;

d. Setiap partisipan mendapatkan dua kali kesempatan, dan setiap kali

kesempatan di sediakan 6 satelkok. Jadi setiap partisipan mendapatkan

(26)

e. Apabila satelkok mengenai tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai

yang dipasang pada tiang net dan ajatunya tidak sampai pada zona skor

maka diadakan pukulan ulang;

f. Area skor: 3 = J 76 cm termasuk tebal garis (sasaran backboundary

line/sesuai ukuran lapang yang ada); 2 = area H (76 cm termasuk tebal

garis, 1 = area F (76 cm termasuk tebal garis, 0 = apabila satelkok jatuh

diluar lapangan atau satelkok tidak melewati diatas tali 3 cm dari

permukaan lantai yang dipasang pada tiang net).

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.3. Lapangan Untuk Pelaksanaan Tes Lob Bertahan

Sumber: Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri (Hidayat, 2012:139).

G. Validitas dan Reliabilitas

Sugiyono (2010:172) menerangkan mengenai pengertian validitas dan

reliabilitas dalam bukunya yaitu “Validitas merupakan hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

(27)

kurang valid berarti memiliki validitas rendah.” Sedangkan reliabilitas apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Untuk validitas dan reliabilitas yang digunakan dalam pengetesan

pengaruh simple feedback terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan

dalam pembelajaran bulutangkis, disini beracuan pada validitas dan reliabilitas

keterampilan dasar memukul adalah dengan tes keterampilan yang mengacu pada

Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

bekerjasama dengan Pusat Pembinaan dan Pelatihan Bulutangkis Usia Dini BM

77 Bandung (Hidayat, 2004:139), dimana “Lob (clear) mempunyai tingkat validitas 0,76 dan reliabilitas sebesar 0,91.”

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menjelaskan tentang tahap dan langkah-langkah

penelitian. Secara umum ada tiga tahap penelitian, yaitu tahap persiapan,

pelaksanaan, dan pelaporan. Setiap tahapan terdiri atas beberapa langkah kegiatan,

seperti diuraikan di bawah ini :

1. Tahap persiapan, dalam tahap persiapan ini terdiri atas langkah-langkah

kegiatan sebagai berikut :

a. Pengajuan judul pada dosen pembimbing akademik, penyusunan proposal,

dan seminar proposal;

b. Pengajuan surat izin penelitian ke dan dari Jurusan Pendidikan Olahraga,

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang kemudian

diserahkan ke pihak SD Muhammadiyah 3 Kota Bandung;

c. Melakukan studi pendahuluan ke lokasi penelitian SD Muhammadiyah 3

Kota Bandung;

d. Pelatihan dan penelitian keterampilan teknik dasar lob bertahan yang

dilaksanakan dari tanggal13 Maret 2013 sampai 17 April 2013 di Kampus

FPOK UPI.

2. Tahap pelaksanaan, dalam tahap pelaksanaan ini terdiri atas langkah-langkah

(28)

a. Pemberian perlakuan simple feedback terhadap keterampilan dasar lob

bertahan kelompok eksperimen selama 12 kali pertemuan; jadwal dan

program perlakuan dapat di lihat pada lampiran;

b. Pre-test atau tes awal dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15 Maret

2013, kemudian post-test atau tes akhir untuk melihat pengaruh perlakuan

keterampilan simple feedback terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob

bertahan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 April 2013 untuk

kelompok kontrol. Sedangkan untuk kelompok eksperimen Pre-test atau tes

awal dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 15 Maret 2013 dan untuk

post-test atau tes akhir dilaksanakannya sama dengan post-post-test kelompok kontrol

yaitu pada hari Senin, tanggal 17 April 2013.

3. Tahap pelaporan, dalam tahap pelaporan ini terdiri atas langkah-langkah

kegiatan sebagai berikut :

a. Melakukan pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul;

b. Membuat interpretasi, membuat simpulan dan rekomendasi hasil penelitian;

c. Menyusun naskah skripsi secara lengkap.

I. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah

jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis

yang telah dirumuskan dalam proposal. (Sugiyono, 2010:333).

Setelah melakukan penelitian dan data hasil penelitian terkumpul, maka

selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis data dengan menggunakan

metode dan cara statistik yang sesuai dengan masalahnnya. Pada penelitian ini

semua data yang terkumpul akan dianalisis dengan beberapa teknik analisis yang

akan dibantu dengan program Statistical Passage for Social Science (SPSS)

statistic versi 20. Adapun teknik analisis data yang akan digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Statistik Deskriftif

2. Uji Prasyarat

(29)

b) Uji Homogenitas

3. Uji Hipotess

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan uji hipotesis mulai dari bab I sampai bab IV,

maka penulis dapat mengambil simpulan yaitu bahwa simple feedbak memberikan

pengaruh signifikan terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan, dengan judul

pengaruh pemberian simple feedback terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob

bertahan dalam pembelajaran bulutangkis, maka penulis dapat memberikan

rekomendasi atau saran sebagai berikut :

1. Rekomendasi bagi guru-guru;

Pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan berpikir dan kemampuan

psikomotor yang berbeda-beda, ada yang cepat menangkap pelajaran, ada yang

lambat, dan ada juga yang susah menangkap pelajaran yang sedang dipelajari,

oleh karena itu tugas seorang guru dalam memberikan umpan balik atau feedback

(simple feedback), harus benar-benar sesuai dengan materi yang di ajarkan dan

harus sabar karena pada dasarnya tadi setiap orang berbeda-beda.

Mudah-mudahan dengan sabar bisa menjadi ladang amal atau ibadah bagi guru yang

bersangkutan.

2. Rekomendasi bagi siswa-siswi;

Selain guru, faktor lancarnya proses kegiatan belajar mengajar di kelas

adalah siswa dan siswinya. Seorang guru bukanlah malaikat yang tidak pernah

melakukan kesalahan, untuk itu siswa dan siswinya harus mengerti akan gurunya.

Pada saat seorang guru salah dalam memberikan materi atau salah dalam

memberikan umpan balik khususnya tidak sepatutnya siswa mempunyai rasa

kecemburuan, karena pada saat seorang guru memberikan umpan balik pada satu

siswa biasanya siswa yang lain merasa tidak dianggap padahal jangan seperti itu,

(31)

bersangkutan sudah lebih menguasai materinya dibandingkan dengan siswa yang

lainnya.

3. Rekomendasi bagi pembaca;

Untuk pembaca dikemudian hari, diharapkan akan ada

penelitian-penelitian baru yang sifatnya memperbaharui atau menciptakan penelitian-penelitian lagi

mengenai lob bertahan, yang mudah-mudahan dapat berguna bagi khasanah

pendidikan di indonesia umumnya dan di universitas pendidikan khususnya dalam

lingkup bulutangkis.

Penulis sudah semaksimal mungkin dalam pengerjaan skripsi ini, namun

apabila masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam pengerjaannya,

baik dalam tata cara penulisan¸ penyajian materi, maupun dalam penggunaan tata

bahasanya. Dan penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat

membangun, sehingga dapat menjadi acuan bagi penulis untuk memperbaiki

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam

Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press.

Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Alhusin, S. (2007). Gemar Bermain Bulutangkis. Surakarta: CV. “Seti-Aji”.

Budiman, D. (2009). Pedagogi Olahraga. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072 001121-DIDIN_BUDIMAN/pedagogi_olahraga/UMPAN_BALIK.pdf. [23 Juni 2013].

Effendi. (2012). Pengertian Belajar. [Online]. Tersedia: http://effendi

dmth.blogspot.com/2012/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html#.UIM15W_MgoM. [15 Oktober 2012].

Grice, T. (2007). Bulutangkis: Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Harjasuganda, D. (2008). Pengembangan Konsep Diri yang Positif pada Siswa

SD Sebagai Dampak Penerapan Umpan Balik (Feedback) dalam Proses Pembelajaran Penjas. Jurnal Pendidikan Dasar. [Online]. Vol 9 (3). 6

Halaman. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_9-April_2008/Pengembangan_Konsep_Diri_yang_Positif_pada_Siswa_SD_S ebagai_Dampak_Penerapan_Umpan_Balik_(Feedback)_dalam_Proses_Pem belajaran_Penjas.pdf. [23 Juni 2013].

Hidayat, Y. (2009). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Hidayat, Y. (2010). Bahan Ajar Permaianan Bulutangkis. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayat, Y. (2012). Pengaruh Irtenvensi Straegi Multiteknik terhadap Hasil

Belajar Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis, Motivasi, Olahraga, dan Kepercayaan Diri. Proposal Disertasi pada Program Doktor Psikologi

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

(33)

Juliantine, T. Dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, T., Subroto, T. dan Yudiana, Y. (2012). Modul Belajar Dan

Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung. FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

NN. (2012). Penerapan Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Bola Tangan. Skripsi Program Sarjana pada FPOK Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Repository.upi.edu.

Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta:

Gava Media.

Rasyidin, W. dan Kawan-kawan. (2009). Landasan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Riduan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rosdiana. A. (2012). Pengaruh Pendekatan Bermain terhadap Minat Siswa dalam

Mengikuti Pembelajaran Sprint. Skripsi Program Sarjana pada FPOK

Universittas Pendidikan Indonesia. Bandung: Repository.upi.edu.

Subarjah, H. dan Hidayat, Y. (2010). Bahan Ajar Permaianan Bulutangkis. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.

Suhendar, F. (2012). Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Penguasaan

Teknik Dasar Permaianan Bolavoli. Skripsi Program Sarjana pada FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Repository.upi.edu.

Suherman, A. (2003). Pembelajaran Permainan Bulutangkis untuk Sekolah Luar

Biasa. Jakarta.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

(34)

Supriadi, E. (2013). Metodologi Riset Keperawatan. Tasikmalaya: STIK Mitra Kencana.

Uyanto, S.S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Marzano, Pickering, dan Pollock. (2001). Classroom Strategies that Work:

Researched-Based Strategies for Increasing Student Achievement. [Online].

Tersedia:http://www.intel.co.id/content/dam/www/program/education/apac/i d/id/documents/project-design/strategies/id-project-design-instructional-strategies-feedback.pdf. [23 Juni 2013].

Gambar

Gambar 3.1. Simple Random Sampling(  Sumber: Sugiyono, 2010:120)
Gambar 3.2. Desain Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2010:112)
Gambar 3.3. Lapangan Untuk Pelaksanaan Tes Lob Bertahan

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, perlu rnenetapkan Tugas Mengajar Dosen clan 'l'r-rgas Tel&lt;nisi Semester Gasal 2009 120 10.. Bahwa untuk keperluan dimaksud

PENGARUH TINGKAT KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU PENJAS SMP NEGERI SE KOTA PEKANBARU TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia

Agar pelayanan pertanahan tidak terhenti karena DIK Suplemen tahun anggaran 2003 belum diterima, apabila diperlukan biaya lapangan maka penanggung jawab DIK

Validitas konstruk ( construct validity) atau disebut juga lembar judgement merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menilai isi atau konstruksi dari soal keterampilan

Alhamdulillahirabbil alamin , segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas makrofauna tanah pada lahan pertanian anorganik dan organik di kabupaten karo, dilakukan pada bulan

Pemrosesan data yang masih menggunakan system secara manual sering menimbulkan masalah masalah yang berkaitan dengan ketidakteraturan system seperti lambatnya pencarian data,

[r]