• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN LOB BERTAHAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN LOB BERTAHAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL

BELAJAR KETERAMPILAN LOB BERTAHAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL

(Study Eksperimen Terhadap Siswa SMA N 1 Baleendah)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh:

NENENG ALDILA SAFITRI

1000296

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

(Studi Eksperimen pada Pembelajaran Bulutangkis di SMA Negeri 1 Baleendah Kab. Bandung)

Oleh

Neneng Aldila Safitri

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Neneng Aldila Safitri 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB

(3)

LEMBAR PENGESAHAN NENENG ALDILA SAFITRI

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MODEL PEMBELAJARAN PEER

TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN LOB BERTAHAN

DAN KETERAMPILAN SOSIAL

Disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing : Pembimbing I

Yusuf Hidayat, S.Pd., M.Si NIP. 196808301999031001

Pembimbing II

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak

Perbandingan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Peer Teaching Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan Bulutangkis dan

Keterampilan Sosial di SMA Negeri 1 Baleendah Pembimbing I : Yusuf Hidayat, S.Pd, M.Si

Pembimbing II : Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd

Neneng Aldila Safitri

Tujuan penelitian ini untuk menguji perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dan keterampilan sosial di SMA Negeri 1 Bale Endah. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan pre-test and post test group

design terhadap 24 siswa kelas X SMA Negeri 1 Bale Endah yang dipilih dan

ditentukan dengan menggunakan teknik penyampelan bertujuan (purposive

sampling). Selanjutnya, sampel dibagi kedalam dua kelompok perlakukan dengan

menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes keterampilan dasar lob berahan dan skala keterampilan sosial, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis multivariat satu faktor. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif dan peer teaching memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dan keterampilan sosial, sementara hasil analisis perbandingan pasangan terbukti bahwa hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dan keterampilan sosial yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif lebih tinggi dan signfikan daripada model pembelajaran peer teaching.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, peer teaching, lob bertahan,

(5)

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract

The Comparation of Peer Teaching and Cooperative Models Instruction Influence on Clear Lob Learning Outcome and Social Skill

in SMA Negeri 1 Baleendah

Pembimbing I : Yusuf Hidayat, S.Pd, M.Si Pembimbing II : Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd

Neneng Aldila Safitri

The purpose of this study was to examine of the difference peer teaching and cooperative instruction models influence on clear lob learning outcome and social skills in SMA Negeri 1 Bale Endah. The study carried out using experiment method with pre-test and post test group design toward 24 students that selected and determined by using purposive sampling technique. Then, all sample devided into two treatment groups by using random sampling technique. Clear lob tes and social skill scale were used as data gathering instrument, and analysed using one way MANOVA. The result of MANOVA shows that peer teaching and cooperative model instruction gave significant influence to clear lob learning outcome and social skill, meanwhile pair comparation result has proved that clear lob learning outcome and social skill that tought by cooperative instruction model higher and more significant than peer teaching.

(6)

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Hakekat Permainan Bulutangkis ... 9

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

3. Model Pembelajaran Peer Teaching ... 19

(7)

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Keterampilan Sosial ... 24

B. Kerangka Pemikiran ... 29

C. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 33

A. Populasi dan Sampel ... 33

B. Desain Penelitian ... 34

C. Metode Penelitian ... 36

D. Instrumen Penelitian ... 37

E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Keterampilan Sosial ... 43

F. Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Deskripsi Statistik ... 48

2. Uji Asumsi ... 49

3. Uji Hipotesis ... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(8)

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Keterampilan Sosial ... 42

Tabel 3.3 Data Hasil Uji Validitas Skala Keterampilan Sosial ... 44

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliability Cronbach Alpha ... 47

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Variabel Lob Bertahan ... 48

Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Variabel Keterampilan Sosial ... 49

Tabel 4.3 Uji Normalitas Variabel Lob Bertahan ... 50

(9)

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Pre-test and Post-test Group Desain (Arikunto 2010, hlm.

124) ... 34

(10)

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Skenario Pembelajaran ... 65

Lampiran II Rencana Program Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif ... 66

Lampiran III Rencana Program Pembelajaran Model Pembelajaran Peer Teaching ... 67

Lampiran IV Data Hasil Pre-test & Post-tes ... 68

Lampiran V Analisis SPSS Versi 20 ... 69

Lampiran VI Surat Keterangan Pembimbing ... 70

Lampiran VII Surat Izin Penelitian ... 71

Lampiran VIII Surat Keterangan Bukti Penelitian ... 72

Lampiran IX Dokumentasi Penelitian ... 73

(11)

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam melaksanakan kehidupan tidak lepas dari pendidikan.

Pendidikan memainkan peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas

hidup seseorang dan cara yang paling penting untuk menciptakan manusia yang

berkualitas. Dengan pendidikan, manusia memperoleh pengetahuan (wawasan)

dan keterampilan yang dapat membantu meningkatkan harkat hidup seseorang

baik secara pribadi maupun secara sosial.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan

jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan

jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga

mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir

kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral

melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga. Seorang pakar pendidikan

jasmani dari Amerika Serikat, Siedentop (dalam: Abduljabar, 2010, hlm. 80)

mengatakan bahwa:

Pendidikan jasmani dapat diterima secara luas sebagai model pendidikan melalui jasmani, yang berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan perkembangan sosial.

Upaya peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani terus menerus

dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait, sebagai ujung tombak kegiatan belajar

mengajar pendidikan jasmani adalah guru, oleh karena itu guru memiliki peran

penting dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan menggunakan teknik

mengajar yang bermakna, karena teknik mengajar merupakan salah satu motor

(12)

2

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani pada materi bulutangkis,

terdapat berbagai masalah terkait dengan keterampilan gerak dasar siswa yang

kurang baik serta tingkat kesukaran pemberian materi dalam kelas bergantung

pada banyaknya siswa, terutama dalam sub materi keterampilan dasar lob

bertahan. Lob bertahan itu sendiri adalah pukulan paling mendasar yang

dilakukan dari atas kepala melambung tinggi kebelakang pertahanan lawan.

Subarjah dan Hidayat (2010, hlm.67) mengatakan : ”Lob bertahan adalah pukulan

lob yang melambung sangat tinggi dengan tujuan untuk mempersiapkan diri

dengan memperbaiki posisi untuk selanjutnya memiliki cukup waktu untuk

menerima serangan berikutnya”. Tetapi pada kenyataannya, guru kurang kreatif

dalam merancang model pembelajaran tersebut. Dengan demikian proses

pembelajaran pun berjalan kurang kondusif.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa kurang memahami

pembelajaran yang dipelajarinya. Seperti guru kurang memberikan materi tentang

penguasaan keterampilan dasar lob bertahan sehingga tujuan pengajaraan tidak

mengacu pada indikator pencapaian pembelajaran. Kemudian kemampuan siswa

yang berbeda-beda dalam menangkap pemahaman materi. Dengan adanya

faktor-faktor yang memicu kurangnya pemahaman siswa dalam belajar tersebut,

diperlukan adanya model pembelajaran lain yang bertujuan untuk memberikan

motivasi diri sendiri dengan yang lainnya. Pendekatan yang dapat diberikan dalam

setiap proses belajar dapat juga diberikannya model pembelajaran seperti Peer

Teaching dan kooperatif.

Model peer teaching itu sendiri dapat diartikan sebagai menyertakan sebaya

sebagai muridnya dalam setiap pembelajaran, sehingga siswa dituntut untuk

memahami sebelum memberikan materi pada temannya. Sedangkan kooperatif itu

sendiri dengan cara pengelompokkan siswa agar setiap siswa dapat

mengemukakan pendapat satu dengan yang lainnya untuk memecahkan suatu

permasalahan dalam suatu pembelajaran, karena pada dasarnya setiap siswa dapat

mempercayai temannya dalam mempelajari pembelajaran yang akan

(13)

3

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa selama di kelas adalah penerapan model pembelajaran dalam proses belajar

mengajar. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model diartikan sebagai kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Dengan

model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi,

ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide.

Penerapan model pembelajaran yang bervariasi dan tepat sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena dengan menggunakan model

pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari

awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dalam proses

pembelajaran bukan lagi terpusat pada guru melainkan pada siswa. Kemudian

siswa bukan lagi sebagai objek namun sebagai subjek pembelajaran. Model

pembelajaran juga dapat diterapkan oleh seorang guru dalam melatih peserta didik

untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Dengan model pembelajaran guru dapat mengembangkan

keterampilan intelektual, sosial, dan personal siswa.

Pembelajaran yang melibatkan siswa akan menjadikan proses belajar yang

lebih bermakna, sehingga diharapkan materi dapat tersampaikan dengan

maksimal. Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada pengembangan

keterampilan sosial. Ketrampilan sosial secara umum dapat diartikan sebagai

tingkah laku yang dipelajari dan dapat diterima oleh masyarakat yang

memungkinkan individu memperoleh respon positif dalam berinteraksi dengan

orang lain dan menghindari terhadap respon negatif dari lingkungan individu.

Cartledge dan Milburn (2001) dalam

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/1690/T1_1320070

75_BAB%20II.pdf?sequence=3.

Dalam teori buku model-model pembelajaran pendidikan jasmani yang

dikutip dari Juliantine, Subroto, dan Yudiana (2013), terdapat beberapa macam

(14)

4

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

olahraga yaitu (1) model pembelajaran langsung, (2) model pembelajaran

kooperatif, (3) model pembelajaran inkuiri, (4) model pembelajaran pendidikan

olahraga, (5) model pendekatan taktis, (6) model pembelajaran personal, (7)

model pembelajaran peer teaching.

Diantara berbagai macam model pembelajaran diatas, penulis mengambil

model pembelajaran peer teaching dan model pembelajaran kooperatif sebagai

acuan untuk dijadikannya salah satu sumber materi untuk dijadikan penelitian

yang akan dilaksanakan. Karena untuk model pembelajaran peer teaching sangat

cocok digunakan untuk kelas yang memiliki jumlah banyak. Aktivitas ini

memberikan simulasi pada setiap kelompok untuk melatih setiap sub bab lebih

baik. Sedangkan model pembelajaran kooperatif menekankan pada pemberian

kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa

untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta

keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di

masyarakat. Hal ini dijelaskan pula oleh Juliantine (2013, hlm.190) :

Model peer teaching adalah model belajar dengan menggunakan suatu pendekatan dimana seorang anak menjelaskan sutu materi kepada teman lainnya yang rata-rata usianya sebaya, dimana anak yang menjelaskan ini memiliki pengetahuan yang lebih dibanding teman yang lainnya.

Sedangkan model pembelajaran kooperatif menekankan pada pemberian

belajar yang lebih luas dan suasana kodusif kepada siswa untuk memperoleh,dan

mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial

yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Menurut (Yuda, 2007 dalam

Juliantine, dkk 2013, hlm.69) menjelaskan :

(15)

5

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut :

(1) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran bulutangkis karena kemampuan

pemahaman setiap siswa berbeda-beda.

(2) Proses pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa sehingga

pembelajaran membosankan.

(3) Guru belum membandingkan model pembelajaran peer teaching dan

kooperatif.

Hasil pembelajaran materi bulutangkis masih rendah jika dibandingkan

dengan hasil belajar materi lain.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas, penulis

merumuskan permasalah penelitian ini dalam bentuk rumusan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

(1) Apakah model pembelajaran kooperatif dan peer teaching memberikan

pengaruh signifikan terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan

dan keterampilan sosial ?

(2) Apakah model pembelajaran kooperatif dan peer teaching memberikan

pengaruh signifikan terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan ?

(3) Apakah model pembelajaran kooperatif dan peer teaching memberikan

pengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial ?

(4) Apakah model pembelajaran kooperatif dan peer teaching memberikan

pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob

bertahan?

(5) Apakah model pembelajaran kooperatif dan peer teaching memberikan

(16)

6

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini

adalah :

(1) Untuk menguji pengaruh pengaruh kedua model pembelajaran terhadap lob

bertahan dan keterampilan sosial.

(2) Untuk menguji pengaruh pengaruh kedua model pembelajaran terhadap lob

bertahan.

(3) Untuk menguji pengaruh pengaruh kedua model pembelajaran terhadap

keterampilan sosial.

(4) Untuk menguji perbedaan pengaruh antara model pembelajaran peer

teaching dengan kooperatif terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob

bertahan permainan bulutangkis.

(5) Untuk menguji perbedaan pengaruh antara model pembelajaran peer

teaching dengan kooperatif terhadap hasil keterampilan sosial siswa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menjadi

bahan masukan serta pertimbangan dalam upaya pengembangan pembelajaran

pendidikan jasmani. Adapun mafaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini

adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam

usaha-usaha yang mengarah pada pengembangan pembelajaran penjas di tingkat

SMP. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan kajian bagi usaha

penelitian lanjutan, perbandingan, maupun tujuan lain yang relevan. Dapat

menjadi bahan pertimbangan mengambil kebijakan khususnya di bidang

pendidikan.

(17)

7

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi Sekolah

Memberikan informasi dengan adanya pengembangan pembelajaran dan

motivasi berprestasi merupakan bahan pertimbangan untuk menyusun

kurikulum dalam usaha meningkatkan hasil belajar.

b. Bagi Guru

Memberikan informasi bahwa dalam meningkatkan kualitas maupun

prestasi belajar siswa diperlukan kreativitas dalam proses pembelajaran

yang berlangsung di sekolah agar anak tidak merasa jenuh dalam belajar

sehingga dapat menarik perhatian siswa serta mendorong siswa untuk

berpartisipasi dalam bidang olahraga maupun akademik.

c. Bagi Siswa

Mempermudah siswa dalam memahami materi dengan kelompok mereka

masing-masing guna memecahkan masalah.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti sebagai calon guru bahwa untuk

meningkatkan hasil belajar keterampilan lob dan keterampilan sosial dapat

dicapai dengan menggunakan model pembelajaran peer teaching dan model

pembelajaran kooperatif.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,

maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan

diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang

b. Identifikasi masalah

c. Batasan masalah

d. Rumusan masalah

e. Tujuan penelitian

f. Manfaat penelitian

(18)

8

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

a. Kajian teoritis berisi konsep-konsep dan teori-teori yang berhubungan

dengan penelitian yang dilakukan tentang bulutangkis, model pembelajaran

peer teaching, model pembelajaran kooperatif, keterampilan lob bertahan

dan keterampilan sosial.

b. Kerangka pemikiran

c. Hipotesis penelitian

3. BAB III MODEL PENELITIAN

a. Lokasi dan subjek penelitian/sampel penelitian

b. Desain penelitian

c. Model penelitian

d. Instrumen penelitian

e. Teknik pengumpulan data

f. Pelaksanaan pengumpulan data dan analisis data

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Pengolahan atau analisis data

b. Pembahasan atau analisis temuan

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

a. Membahas tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan

(19)

33

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Populasi dan Sampel

Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti harus menentukan

terlebih dahulu populasi yang akan dijadikan sebagai sumber data untuk keperluan

penelitiannya, populasi tersebut dapat berbentuk manusia, benda-benda alam, nilai

nilai dokumen dan peristiwa yang dapat dijadikan objek penelitian. Peran populasi

dalam penelitian sangatlah penting untuk mendapatkan data dan informasi yang

akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian.

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang

merupakan sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2010, hlm. 173) menjelaskan

bahwa “Populasi adalah keseluruhan objek penelitan”. Sebagaimana dijelaskan oleh

Sugiyono (2013, hlm. 117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.”

Penelitan ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Baleendah di Kabupaten

Bandung. Penentuan lokasi ini diharapkan memberikan kemudahan, khususnya

menyangkut pembelajaran permainan bulutangkis ditingkat sekolah menengah

pertama. Pelaksanaan penelitian eksperimen ini dilaksanakan peneliti sendiri yang

melibatkan siswa kelas X dan kedudukan peneliti sebagai praktisi atau pengajar.

Penelitian terhadap populasi dengan jumlah yang besar namun terkendala

biaya, waktu dan sebagainya, maka dapat dilakukan pengambilan sampel. Seperti

yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm.118) bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dana waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambi dari populasi itu.

Untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul mewakili (representatif).

(20)

34

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan tertentu yang terjadi dilapangan, sehingga pengumpulan data akan

lebih mudah. Sugiyono (2013, hlm. 124) menyatakan, “purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang siswa laki-laki dan

perempuan kelas X SMA Negeri 1 Baleendah. Sampel dibagi dua kelompok

setiap kelompok dibagi 13 orang siswa laki-laki dan siswa perempuan untuk

kelompok model pembelajaran kooperatif dan 13 orang laki-laki dan perempuan

selanjutnya untuk model pembelajaran peer teaching.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Desain

yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-postest design

menurut Sugiyino (2013, hlm. 112). Dalam desain penelitian ini terdiri dari dua

variabel bebas dan dan dua variabel terikat. Yang menggambarkan pola sebagai

berikut:

Gambar 3.1

Pretest-Posttest Group Design

Keterangan :

: adalah kelompok eksperimen A

: adalah kelompok eksperimen B

X1 : adalah treatment berupa model pembelajaran kooperatif

X2 : adalah treatment berupa model pembelajarn peer teaching

O1 : dan O3 adalah tes awal atau observasi awal

(21)

35

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian Pretest-Posttest Group

Design maka hanya terdiri dari dua kelompok eksperimen. Dalam penelitian yang

menggunakan Pretest-Posttest Group Design dilakukan tes awal untuk mengetahui

kemampuan awal siswa kemudian diberi perlakuan atau treatment, setelah diberi

perlakuan kemudian dilakukan tes akhir. Setelah data terkumpul selanjutnya

dilakukan pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar

atau landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.

Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan maka

diperlukan langkah-langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dalam penelitian ini

penulis menggambarkan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.2

Populasi

Sampel

Tes Awal

Kel Ekperimen dengan

Treatment Pembelajaran peer

teaching Kel Eksperimen dengan

Treatment Pembelajaran

Kooperatif

Tes Akhir

(22)

36

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Metode Penelitian

Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian merupakan hal yang

sangat penting, sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat

diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Disamping itu, penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang

akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode dilihat dari

efektifitasnya, efesiensinya dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode

dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perunbahan

positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan metode dikatakan efisien

apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat

mungkin namun dapat mencapai hasil yang diharapkan. Metode dapat dikatakan

relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak

dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 107) berdasarkan tingkat kealamiahan

tempat penelitian metode penelitian dapat dibedakan menjadi 3 metode yang

diantaranya “metode penelitian eksperimen, metode penelitian survey dan metode penelitian naturalistik.”

Menurut Sugiyono (2013, hlm.13) bahwa metode penelitian eksperimen

merupakan “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.” Oleh sebab itu metode penelitian eksperimen merupakan

suatu penelitian yang menjawab pertanyaan jika kita melakukan sesuatu pada

kondisi yang dikontrol maka apakah yang akan terjadi? Untuk mengetahui apakah

ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control maka kita

memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang

dilakukan pada penelitian eksperimen.

Selain itu, menurut Danim (2002) dalam http://navelmangelep. wordpress.

(23)

37

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen terdapat tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan

penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan.”

Kontrol disini adalah variabel control yang akan menjadi standar dalam

melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan

perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah perlakuan yang

sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang

dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok

perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan

eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan

telah terjadi (Observasi).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen

merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek peneliti serta untuk menguji hipotesis

sehingga mendapat hasil yang berguna dari persoalan yang dibahas. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan penelitian eksperimen.

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

menggunakan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam

arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto

2010, hlm. 203).

1. Keterampilan bermain bulutangkis

Data tersebut diperoleh pada tes awal sebagai data awal dan pada tes akhir

sebagai tes akhir. Tujuannya adalah untuk dapat mengetahui pengaruh hasil

perlakuan dan perbedaanya yang merupakan tujuan akhir dari penelitian

eksperimen. Untuk mengetahui data mengenai keterampilan dasar lob bertahan

siswa dalam penelitian ini menggunakan prosedur penelitian yang sudah baku.

Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan

(24)

38

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2011, hlm. 66). Tes lob (clear) mempunyai tingkat validitas 0.76 dan reliabilitas

0.91. Adapun prosedur dalam pelaksanaan tes keterampilan lob sebagai berikut:

a. Deskripsi Tes

Jenis tes keterampilan dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala

dengan gerakan forehand dan arah kok melambung ke bagian belakang

lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan atau mendapatkan

keseimbangan pada posisi semula.

b. Tujuan Tes

Mengukur ketepatan memukul keterampilan hasil belajar siswa/atlet

dalam melakukan keterampilan dasar lob bertahan kearah sasaran

tertentu dengan arah kok melambung ke bagian belakang lapangan

lawan.

c. Peralatan

Lapangan bulutangkis standar, raket, satelkok, meteran, dua buah tiang

besi setinggi 2,72 meter, pita yang direntangkan dengan jarak 4,27

meter, dan tinggi 3 meter dari lantai, alat tulis dan formulir pengisian

skor.

d. Petugas Pelaksanaan Pengetesan

Terdiri dari 5 orang, dua orang sebagai pengumpan, satu orang

penghitung, pencatat dan pengambil satelkok.

e. Pelaksanaan Tes

(1) Penyaji berdiri di tengah-tengah lapangan atau pada titik yang sudah

ditentukan paling dekat dengan net 3,35 meter dari net.

(2) Testi atau partisipan mengambil tempat dan berdiri pada zona yang

telah ditentukan paling dekat dengan net 3,35 meter dari net.

(3) Penyaji melakukan servis ke zona partisipan dan bergerak memukul

satelkok sehingga melewati tali setinggi 3 meter dari permukaan

(25)

39

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4) Setiap partisipan mendapatkan dua kali kesempatan, dan setiap kali

kesempatan disediakan 6 satelkok, sehingga partisipan mendapatkan

12 kesempatan untuk melakukan pukulan.

(5) Apabila satelkok mengenai tali setinggi 3 meter dari permukaan

lantai yang dipasang pada tiang net dan selanjutnya tidak sampai

pada zona skor maka diadakan pukulan ulang.

2. Keterampilan Sosial

Untuk memperoleh data tentang keterampilan sosial seseorang digunakan

kuisioner yang disusun oleh peneliti. Kuisionernya adalah berbentuk skala.

Menurut Azwar (2012, hlm. xvii) Skala adalah “perangkat pertanyaan yang

disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan

tersebut.”

Sebagai alat ukur, skala psikologis mempunyai karakteristik khusus yang

membedakan dengan instrument pengumpulan data yang lain seperti angket,

daftar isian, inventori dan lain-lain.

Karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi menurut Azwar (2012, hlm

6) ada 3 yaitu :

a. Stimulus atau aitem dalam skala psikologi berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. Meskipun subjek dapat dengan mudah memahami isi aitemnya namun tidak mengetahui arah jawaban yang di kehendaki oleh aitem yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan subjek akan banyak tergantung pada interpretasinya terhadap isi aitem. Karena itu jawaban yang diberikan atau dipilih oleh subjek lebih bersifat proyeksi diri dan perasaannya dan merupakan gambaran tipikal reaksinya.

(26)

40

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis diperoleh berdasar respon terhadap semua aitem.

c. Respon subjek tidak di klasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau

“salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara

jujur dan sungguh-sungguh. Skor yang diberikan hanyalah kuantitas yang mewakili indikasi adanya atribut yang diukur.

Instrument dikembangkan dalam bentuk skala dengan pola jawaban skala

Likert. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 134) “Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseoang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial.” Dalam penelitian ini fenomena sosial adalah kepercayaan diri. Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam

penelitian ini skala untuk mengukur tingkat kepercayaan diri seseorang

menggunakan pernyataan-pernyataan.

Proses penyusunan skala diawali dengan menentukan keterampilan sosial

sebagai variabel, kemudian menentukan dan menyusun indikator-indikator

kepercayaan diri, pembuatan kisi-kisi kepercayaan diri dan dikembangan menjadi

item-item pernyataan beserta taraf skalanya. Penyusunan item-item pernyataan

mengacu pada indikator dan dimensi konstrak yang didasarkan pada

konsep-konsep teoritis mengenai keterampilan sosial yang dikembangkan oleh

Gencdogan (2008, hlm. 955-964). Adapun dimensi konstrak keterampilan sosial

dalam kuesioner ini terdiri dari (1) Norma Sosial (Social Rules), (2) Kemampuan

(Likeability), (3) Kejujuran Sosial (Social Ingenuousness). Menurut Sugiyono

(2010, hlm. 135) mengungkapkan bahwa “Jawaban setiap item instrument yang

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif.” Skala pada penelitian ini dibuat untuk memperoleh informasi bagaimana gambaran sikap keterempilan sosial siswa dan siswi sekolah menengah atas kelas

X di Baleendah Kab. Bandung

(27)

41

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan sosial adalah kemampuan anak untuk mereaksikan secara

efektif dan bermanfaat terhadap lingkungan sosial yang merupakan persyaratan

bagi penyesuaian sosial yang baik, kehidupan yang memuaskan, dan dapat

diterima masyarakat (Ahmad, Kurniati dalam Risnaedi 2014, hlm. 18). Alat untuk

mengukur keterampilan sosial adalah dengan dibuatnya instrument tes yang

disebut skala psikologi keterampilan sosial dengan mengacu kepada tiga dimensi

konstrak yaitu (1) Norma Sosial, (2) Kemampuan, (3) Kejujuran Sosial

Gencdogan (2008, hlm. 955-964)

b. Definisi Oprasional

Keterampilan sosial merupakan kemampuan berinteraksi dengan orang lain

dalam konteks sosial dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara

sosial maupun nilai-nilai dan disaat yang sama berguna bagi dirinya dan orang

lain. Tinggi rendahnya tingkat keterampilan sosial seseorang akan terlihat dalam

pertanyaan atau pernyataan yang di jawab oleh siswa sekolah menengah atas

negeri 1 baleendah kab.bandung setelah diukur menggunakan istrumen

keterampilan sosial yang berbentuk skala psikologi yang ditandai oleh dimensi

konstrak, indikator-indikator dan aitem-aitem yang telah disusun. Semakin tinggi

skor maka akan semakin tinggi keterampilan sosial siswa begitupun sebaliknya

(28)

42

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kisi-kisi Intrumen Keterampilan Sosial

Berdasarkan dimensi kontrak di atas kemudian disusun indikator-indikator

untuk mempermudah membuat aitem-aitem pertanyaan atau pernyataan.

Aitem-aitem pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur keterampilan sosial siswa dapat

dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2 Kisi-kisi keterampilan sosial

Variabel Dimensi dan Indikator Nomor

Aitem

Jumlah Aitem

Kepercayaan diri

1. Norma Sosial

a. Mentaati peraturan

b. Membangun kedisiplinan

c. Adanya kerjasama

d. Saling tolong menolong

12,34,56, 78 68,13,35, 57 36,58,80 70,15,37, 59 4 4 4 4 2. Kemampuan

a. adanya komunikasi

b. cara bersikap c. kemampuan berfikir

(29)

43

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari Aitem uji coba yang tercantum, dari tiap-tiap indikator kemungkinan

besar ada aitem yang tidak valid jadi aitem yang di butuhkan dari tiap-tiap

indikator adalah 2 aitem

d. Kriteria Pemberian Skor Pertanyaan Atau Pernyataan

Setiap aitem-aitem pertanyaan atau pernyataan mempunyai empat

alternatif jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju , sangat tidak setuju.

Kategori penskoran sebagai berikut : kategori untuk pernyataan sangat setuju = 4,

setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1.

e. Uji coba skala

Skala yang sudah di buat oleh peneliti tidak bisa langsung di berikan

kepada sampel yang akan diteliti tetapi harus di ujicobakan dulu untuk mengukur

tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap aitem-aitem pernyataan. Hasil dari

ujicoba tersebut akan diperoleh skala psikologi yang memenuhi syarat untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini. Ujicoba instrumen bertujuan untuk

mengetahui valid atau tidaknya suatu tes dan cocok atau tidaknya digunakan

dalam penelitian perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan

model pembelajaran peer teaching terhadap hasil belajar lob bertahan bulutangkis

dan keterampilan sosial.

d. kemampuan bergerak

84 19,41,63,

85

4

3. Kejujuran

a. jujur dalam bersikap b. jujur dalam perasaan

c. kejujuran dalam berfikir

20,42,86 21,43,65,

87 22,44,88

4 4

4

(30)

44

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini penulis melakukan uji coba skala psikologi kepada

sampel penelitian yaitu anak-anak yang berusia 14 tahun sebanyak 25 orang siswa

di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Cimahi.

E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Skala Keterampilan Sosial

Untuk memperoleh kesahihan (valid) dan keajegan (reliabel) dari setiap

aitem. Harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas intrumen. Semua data yang

terkumpul dari hasil uji coba instrumen di analisis menggunakan bantuan

Software SPSS versi 20. Metode uji validitas instrumen yang digunakan adalah

metode Analisis faktor (Factors Analysis) model Kaiser-Meyer-Olkin dan

Bartlett’s yaitu uji validitas dengan tujuan utama adalah mendefinisikan struktur hubungan antar variabel atau responden degan cara melihat korelasi antar variabel

atau korelasi antar responden Ghozali (2011, hlm. 393), sedangkan untuk uji

reliabilitas instrumen peneliti menggunakan metode Cronbach Alfpha.

1. Pengujian Validitas

Istilah validitas banyak digunakan dalam penelitian seperti contoh validitas

eksperimen, validitas pengukuran dan validitas butir. Menrut Azwar (2011, hlm.

5) “valditas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”. Dalam

penelitian ini teknik untuk menentukan validitas intrumen yaitu dengan

menggunakan analisis faktor. Menurut Azwar (2011, hlm. 135)

Analisis faktor merupakan kumpulan prosedur matematik yang kompleks guna menganalisis saling hubungan diantara variabel-variabel dan menjelaskan saling hubungan tersebut dalam bentuk kelompok variabel yang terbatas yang disebut faktor. Oleh karena itu validitas yang ditegakan melalui prosedur analisis faktor disebut sebagai validitas faktorial (factorial

validity).

Jadi menentuan untuk menentukan validitas skala Kepercayaan diri dengan

menggunakan analisis faktor. Dalam prosedur analisis faktor menurut Azwar

(2011, hlm. 137) tes yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu disebut sebagai

(31)

45

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah indeks yang artinya besarannya sama dengan koefisien korelasi. Berikut

adalah tabel koefisien korelasi butir-butir pernyataan instrument keterampilan

sosial, sebagai berikut:

Tabel 3.3

Data hasil uji validitas Skala Keterampilan sosial

No. Aitem

Skor Keterangan No. Aitem

Skor Keterangan

1 -0,316 tidak valid 45 0,682 Valid

2 -0,309 tidak valid 46 0,771 Valid

3 0,076 tidak valid 47 0,890 Valid

4 0,348 tidak valid 48 0,880 Valid

5 0,568 Valid 49 -0,307 tidak valid

6 0,555 Valid 50 0,095 tidak valid

7 0,795 Valid 51 -0,017 tidak valid

8 0,826 Valid 52 0,203 tidak valid

9 -0,273 tidak valid 53 0,670 Valid

10 -0,203 tidak valid 54 0,604 Valid

11 0,136 tidak valid 55 0,824 Valid

12 0,517 Valid 56 0,545 valid

13 0,671 Valid 57 -0,584 tidak valid

14 0,597 Valid 58 0,120 tidak valid

15 0,435 Valid 59 -0,036 tidak valid

16 0,886 Valid 60 0,388 tidak valid

17 -0,430 tidak valid 61 0,437 valid

18 -0,252 tidak valid 62 0,876 valid

19 0,297 tidak valid 63 0,706 valid

20 0,178 tidak valid 64 0,709 valid

21 0,324 tidak valid 65 -0,304 tidak valid

22 0,764 Valid 66 -0,162 tidak valid

23 0,841 Valid 67 -0,169 tidak valid

24 0,886 Valid 68 0,146 tidak valid

25 -0,589 tidak valid 69 0,737 valid

26 -0,313 tidak valid 70 0,847 valid

27 0,085 tidak valid 71 0,392 tidak valid

28 0,627 Valid 72 0,746 valid

29 0,471 Valid 73 -0,430 tidak valid

30 0,764 Valid 74 -0,255 tidak valid

31 0,878 Valid 75 -0,169 tidak valid

(32)

46

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengujian Reliabilitas

Suatu perangkat ukur yang dapat dipercaya adalah alat ukur yang hasilnya

tidak berubah atau hasilnya relative sama jika dilakukan pengetesan secara

berulang-ulang dan alat ukur yang demikian dinamakan dengan reliable (Susetyo,

2011, hlm. 105). Reliabilitas suatu perangkat ukur didasarkan pada skor yang

diperoleh peserta tes (Susetyo, 2011, hlm. 105). Metode yang digunakan dalam uji

reliabilitas pada pada penelitian ini adalah metode Cronbach Alpha. Menurut

Susetyo (2011, hlm. 120) menjelaskan bahwa metode Cronbach Alpha digunakan

untuk yang butir yang politomi, sehingga sering digunakan untuk tes yang

berbentuk essay. Rumus alpha dari Cronbach sebagai berikut

r 11 = [

] [ ∑ ]

Keterangan :

r 11 : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan ( aitem )

∑ : jumlah varians butir

: jumlah varians total

33 -0,523 tidak valid 77 0,494 valid

34 -0,026 tidak valid 78 0,639 valid

35 0,253 tidak valid 79 0,760 valid

36 0,596 Valid 80 0,711 valid

37 0,706 Valid 81 -0,308 tidak valid

38 0,717 Valid 82 -0,256 tidak valid

39 0,781 Valid 83 0,116 tidak valid

40 0,845 Valid 84 0,179 tidak valid

41 -0,510 tidak valid 85 0,620 valid

42 -0,190 tidak valid 86 0,775 valid

43 0,076 tidak valid 87 0,398 tidak valid

(33)

47

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suatu perangkat tes dinyatakan reliable jika telah mencapai sekurang-kurangnya

memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,50 (Susetyo, 2011, hlm. 107). Menurut Dali (1992 dalam Susetyo, 2011, hlm. 107) mengatakan “ada cabang ilmu yang telah memiliki pengukuran mantap sehingga koefisien reliabilitas yang baik adalah di atas 0,75,

sebaliknya ada cabang ilmu yang kurang mantap dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,50 ke atas sudah cukup memadai”. Sedangkan menurut Sekaran (2003 dalam wijaya, 2009, hlm. 110) mengatakan bahwa “ suatu konstruk dikatakan reliable jika memberikan

nilai cronbach alpha > 0,7.

Hasil uji reliabilitas alpha Cronbach butir soal dengan menggunakan bantuan

komputer melalui program Statistical Packed for Social Sciences (SPSS Versi 20)

adalah sebesar 0,930 dengan jumlah aitem sebanyak 88 yang ditampilkan dalam

table 3.4 sebagai berikut

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliability Cronbach Alpha

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

0,930 0,921 88

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 20

langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Analisis reliabilitas dengan menggunakan alpha cronbach

2. Analisis faktor dengan menggunakan teknik principal component analysis dan

rotation method varimax. Seluruh analisis dilakukan dengan menggunakan

bantuan komputer melalui program Statistical Packed for Social Sciences

(SPSS Versi 20)

3. Membuat deskripsi statistik dari tiap-tiap variabel dengan menggunakan mean

dan standar deviasi atau simpangan baku

4. Melakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas

(34)

48

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

(35)

62

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan serta analisis data yang telah

dilakukan maka penulis dapat merumuskan beberapa kesimpulan penelitian

sebagai berikut

1. Kedua model pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap lob bertahan dan keterampilan sosial.

2. Kedua model pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap lob bertahan.

3. Kedua model pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap keterampilan sosial.

4. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih signifikan

dibandingkan model pembelajaran peer teaching terhadap hasil belajar

keterampilan dasar lob bertahan permainan bulutangkis.

5. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih signifikan

dibandingkan model pembelajaran peer teaching terhadap keterampilan

sosial siswa.

B. Saran

1. Bagi Guru

Untuk memudahkan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani di

sekolah diharapkan pendidik atau guru penjas agar dapat menerapkan

berbagai model pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam mengikuti

pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam olahraga bulutangkis.

2. Bagi Para Peneliti atau pembaca

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut khususnya pada

(36)

63

Neneng Aldila Safitri, 2014

Perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan peer teaching terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan dan keterampilan sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam cakupan yang lebih luas, karena penelitian ini masih terdapat

Gambar

Gambar 3.1       Pretest-Posttest Group Design
 Gambar 3.2 Populasi
Tabel 3.2 Kisi-kisi keterampilan sosial

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas air tanah/air sumur di satuan lahan dataran fluvial vulkan untuk permukiman telah tercemar akibat aktivitas penduduk atau “pencematan

hama tanaman atau yang disebut dengan biopestisida.. Masalah besar yang dihadapi petani atau pengusaha hutan

Pengelola Pengadaan Barang

Validitas konstruk ( construct validity) atau disebut juga lembar judgement merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menilai isi atau konstruksi dari soal keterampilan

Alhamdulillahirabbil alamin , segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas makrofauna tanah pada lahan pertanian anorganik dan organik di kabupaten karo, dilakukan pada bulan

Pemrosesan data yang masih menggunakan system secara manual sering menimbulkan masalah masalah yang berkaitan dengan ketidakteraturan system seperti lambatnya pencarian data,

menunjukkan kadar hemoglobin lebih rendah pada mereka yang mempunyai serum. retinol di bawah 20 g/dL, dibandingkan dengan yang mempunyai