• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MEMBUAT JARING-JARING BANGUN RUANG KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN. BLOK SAWAH MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MEMBUAT JARING-JARING BANGUN RUANG KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN. BLOK SAWAH MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Blok Sawah

Kota Bandung )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh YUNITA NIM. 0810435

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MEMBUAT JARING-JARING BANGUN RUANG KUBUS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV

SDN.BLOK SAWAH MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung )

Oleh YUNITA NIM . 0810435

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I,

Drs.H.Y.Suyitno M.Pd. NIP.1195009081981011001

Pembimbing II,

Drs. H.Sufyani Prabawanto, M.Pd. NIP. 19600830 198603 1003

Diketahui

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Siswa Dalam Membuat Jaring-jaring Bangun Ruang Kubus Pada

Pembelajaran Matematika Kelas IV SDN.Blok Sawah Melalui Pendekatan

Konstruktifisme “ ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2012

(4)

ABSTRAK

Abstrak: Peningkatan Keterampilan Siswa Dalam Membuat Jaring-jaring Bangun Ruang Kubus Pada Pembelajaran Matematika Kelas IV SDN. Blok Sawah Melalui Pendekatan Konstruktivisme. Latar belakang: Siswa tidak

terampil dalam membuat kubus karena tidak memahami pola dasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksaaan pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan, Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,

wawancara, cacatan lapangan, lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Pada awal penelitian prestasi masih dikatakan kurang sedangkan pada akhir penelitian nilai yang diperoleh siswa dikatakan baik terlihat dari perolehan nilai. Kesimpulan penelitian ini yaitu dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat jaring-jaring bangun ruang kubus, dapat terlihat dari grafik meningkatnya hasil prestasi siswa (rata-rata siklus ke satu 64,8 dan rata-rata siklus ke dua 77,6).

Kata kunci: Peningkatan keterampilan, jaring – jaring kubus, pendekatan konstruktivisme

Abstract: The ProgresingAbility Of The Fourth Grade Student SDN. Blok

Sawah In Making The Cube’s Nets On Mathematics Lesson Through

Constructivist Approach. Background: Students are not skilled in making cubes

for not understanding the basic pattern. This study aimed to identify and describe the things related to mathematics learning pelaksaaan constructivism approach. The study consisted of two cycles, each cycle consisting of two acts, instruments used in this study was the observation sheets, interviews, remarks field, student worksheets and evaluation sheets. At the beginning of the study is said to be less achievement. At the end of the study, while the value obtained from the students say in a good result. The conclusion of this study is to use constructivism

approach , it can improve students' skills in making nets geometrical cube, can be seen from the graph increasing student achievement results (on average one cycle to 64.8 and averaged 77.6 second cycle) .

(5)

KATA PENGANTAR ………... i

F. Definisi Operasional ……… 9

BAB II KAJIAN TEORI ……… 11

A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ……… 11

B. Pendekatan Kosntruktivisme dalam Pembelajaran……… 14

C. Peranan Guru dan Siswa dalam Konstruktivisme ……… 15

D.Konsep Hasil Belajar ……… 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 27

A. Metodologi Penelitian ……… 27

B. Subjek Penelitian ……… 29

C. Instrumen Penelitian ……… 38

D. Teknik Pengumpulan Data ……… 38

E. Kriteria atau Ukuran Keberhasilan Tujuan ……… 41

F. Pengolahan dan Analisis Data ……… 41

(6)

C. Sintesis dan Konformasi ……… 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 69

A. Kesimpulan ……… 69

B. Saran ……… 70

DAFTAR PUSTAKA ……… 71

LAMPIRAN – LAMPIRAN

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 . Bangun Kubus ……….. 10

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Format Pedoman Wawancara ... 39

Tabel 2.2 Data Keadaan siswa ... ... 47

Tabel 2.3 Daftar Nilai Evaluasi Siklus I ... ... 54

Tabel 2.4 Skor Matematika siswa pada akhir siklus I ... ... 55

Tabel 2.5 Daftar Nilai Evaluasi Siklus II ... ... 62

Tabel 2.6 Skor Matematika siswa pada akhir siklus II ... ... 63

(9)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Instrumen Penelitian 2. Hasil Penelitian

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4. Foto-Foto Kegiatan

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan pendidikan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sangat menentukan perilaku diri seorang individu, karena melalui pendidikan berlangsung informasi peradaban dan perubahan ke arah yang lebih baik sepanjang sejarah manusia. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat (1) yang menyatakan,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada pendidikan dasar, Matematika tergolong matapelajaran yang dirasakan sulit bagi peserta didik, karena Matematika ditinjau dari segi objeknya bukanlah merupakan objek kongkrit, tetapi merupakan benda pikiran atau abstrak.

Pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah sekarang ini cenderung berpusat pada guru, guru lebih banyak menerangkan, memberikan pengetahuan yang sudah jadi, siswa hanya menerima, mencatat, dan mendengar. Oleh karena itu, suasana pembelajaran seperti tersebut di atas tidak membentuk siswa menjadi kreatif dan tidak mau bekerjasama dengan teman lain.

(11)

ceramah. Proses pembelajaran seperti ini hanya menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan penyampaian tekstual semata daripada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun individu.

Kondisi seperti di atas tidak akan menumbuhkembangkan aspek kemampuan aktifitas siswa seperti yang diharapkan. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif, ditambah dengan adanya anggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sukar dan tidak disukai oleh kebanyakan siswa. Ruseffendi, E.T. (Yuningsih 2010) berpendapat, “Matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan sebagai pelajaran yang dibenci.”

(12)

Hal tersebut di atas menimbulkan prestasi siswa yang beranekaragam, ada yang mencapai prestasi tinggi, ada yang mencapai prestasi sedang dan rendah. Hal tersebut di atas terlihat dari nilai rata-rata hasil ulangan umum semester I kelas IV SD Negeri Blok Sawah Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung untuk mata pelajaran matematika hanya mencapai rata-rata sebesar 57. Perolehan nilai ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan, karena nilai tersebut kurang dari KKM, yaitu KKM untuk mata pelajaran matematika dikelas IV SD Negeri Blok Sawah yaitu 65. Fakta di kelas IV SD Negeri Blok Sawah Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung, semakin tinggi kelas,maka siswa akan kesulitan belajar atau kemampuan dalam pemahaman matematikanya semakin menurun.

Mata pelajaran matematika terdiri dari beberapa materi pokok, salah satunya adalah materi pokok Kubus. Bentuk kubus agak sama dengan bentuk balok, sehingga siswa sering salah pengertian tentang kubus dan balok, padahal kubus dan balok itu berbeda. Kubus semua sisinya berukuran sama panjang, sedangkan balok hanya sisi yang berhadapan yang sama panjang. Kelas IV sebenarnya materi kubus sudah dipelajari, tetapi di kelas V sebagian siswa sering salah pengerian tentang kubus dan balok, berdasarkan pengalaman sebelumnya, peserta didik lemah dalam membuat jaring-jaring bangun ruang kubus, agar kejadian tersebut tidak terulang, maka perlu diupayakan cara baru dalam pembelajaran.

(13)

Untuk menjawab semua permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika, maka upaya inovasi harus segera diketahui pemecahannya. Salah satunya adalah dengan menerapkan berbagai strategi, metode dan pendekatan yang tepat dengan kondisi siswa ataupun materi. Strategi pembelajaran diharapkan membuat siswa tertarik, yang menjadikan motivasi dan minat siswa akan meningkat, sehingga siswa menjadi senang untuk belajar lebih lanjut. Agar siswa dapat tertarik dengan proses pembelajaran yang sedang diikuti maka pembelajaran matematika harus menggunakan pendekatan dan metode yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berargumentasi, menanggapi, mengemukakan pendapat, berfikir, bernalar, memecahkan masalah dan menerapkan konsep-konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran matematika banyak kesulitan yang dihadapi siswa diataranya:

a. pada saat mengerjakan tugas kubus, siswa tidak dapat membuat rangka kubus sesuai dengan perintah.

b. siswa tidak dapat membentuk jaring-jaring kubus sesuai dengan rangkanya.

c. siswa cenderung menyukai gambar kubus tanpa memperhatikan bidang geometris nya.

d. guru memiliki keterbatasan waktu dalam membimbing siswa membuat rangka kubus.

(14)

target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan, dikarenakan banyaknya materi yang harus disampaikan.

f. interaksi belajar mengajar yang tidak variatif dan kurang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi pasif.

g. guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika dalam hasil kerja yang diperolehnya.

Salah satu alternatif solusi yang dapat diterapkan adalah dengan memilih model strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika dengan menekankan aktivitas siswa dalam membuat jaring-jaring bangun ruang kubus.

Berdasarkan pandangan di atas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan strategi atau pendekatan belajar yang tepat. Pengertian pendekatan menurut Ruseffendi, E.T. (Yuningsih 2010) “Suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut proses pengajaran atau materi pengajaran itu, umum atau khusus dikelola.” Salah satu

(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika dalam keterampilan membuat jaring-jaring bangun ruang kubus melalui pendekatan konstruktivisme di SDN Blok Sawah Kec.Bandung kulon Kota Bandung ? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika melalui keterampilan

membuat jaring-jaring bangun ruang kubus melalui pendekatan konstruktivisme di SDN Blok Sawah Kec.Bandungkulon Kota Bandung ? c. Bagaimana hasil belajar siswa di SDN Blok Sawah Kec.Bandungkulon

Kota Bandung setelah menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam membuat jaring– jaring bangun kubus ?

C. Hipotesis

Penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas IV SDN.Blok Sawah dalam membuat jaring-jaring bangun ruang kubus

D. Tujuan Penelitian

(16)

Adapun tujuan penelitiannya sebagai berikut : a. Tujuan Umum

1. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan memberikan solusi yang jelas dalam upaya memberikan perbaikan proses pembelajaran melalui pendekatan konstruktivisme untuk siswa kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung.

2. Dengan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat jaring-jaring ruang bangun kubus dan minat siswa dalam pembelajaran matematika dengan mengunakan pendekatan konstrutivisme untuk siswa kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mendeskripsikan tentang perencanaan kemampuan siswa kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung dalam membuat bangun ruang kubus yang telah ditentukan jaring-jaringnya lelalui media kertas karton.

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan siswa membuat jaring – jaring ruang bangun kubus pada pembelajaran matematika dengan metode pendekatan konstruktivisme untuk Siswa Kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung.

(17)

kubus dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme untuk Siswa Kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

a. Bagi siswa

Dengan mengunakan pendekatan konstruktivisme untuk siswa kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung.

- Siswa akan lebih menguasai ruang bangun kubus.

- Membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran matematika. - Meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan

meningkatnya nilai rata-rata dalam matapelajaran matematika. b. Bagi Guru

- Penggunaan pendekatan konstruktivisme untuk siswa kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung, dapat mempermudah guru dalam menanamkan pemahaman mengenai jaring-jaring ruang bangun kubus.

- Pengunaan pendekatan konstruktivisme untuk siswa kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung dapat memberikan variasi dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga diharapkan siswa tidak merasa jenuh dalam belajar matematika.

(18)

c. Bagi Peneliti

- Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang penggunaan pendekatan konstruktivisme untuk siswa kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung dalam meningkatkan pemahaman mengenai jaring-jaring ruang bangun kubus pada pembelajaran matamatika di kelas IV SDN Blok Sawah Kota Bandung.

d. Bagi Lembaga

- Sebagai masukan bagi sekolah dalam usaha untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

F. Definisi Oprasional

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, perlu dilakukan adanya penafsiran yang sama terhadap istilah-istilah yang digunakan. Oleh karena itu penulis akan mendefinikan secara operasional istilah-istilah tersebut sebagai berikut :

a. Pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika .

b. Pengertian pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya guru agar siswa belajar.

c. Matematika adalah suatu pelajaran yang ada si Sekolah Dasar tentang bilangan,geometri dan pengelolaan data.

(19)

e. Pendekatan Konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk berfikir dan mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Dengan kata lain, Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah setempat suatu sekolah atau lebih khusus lagi pada pembelajaran tertentu dan di suatu kelas tertentu dengan menggunakan metode ilmiah. Adapun kelas yang diteliti oleh oleh penulis adalah kelas IV SDN. Blok Sawah Kota Bandung.

Hal demikian sesuai dengan pandangan Basrowi (2006), bahwa Classroom Action Reseach (CAR) adalah bentuk partisipasi, kolaborasi terhadap

penelitian tentang pendidikan yang dilakukan di sekolah dan di ruang kelas oleh sekelompok guru, kepala sekolah, dan karyawan yang bertindak sebagai fasilitator, dalam rangka memperoleh pandangan dan pemahaman baru tentang belajar mengajar untuk peningkatan sekolah secara menyeluruh.

(21)

tindakan ini sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan, di dalam dan diantara siklus-siklus itu ada informasi yang merupakan balikan, dengan kata penelitian ini harus memberikan kesempatan kepada pelakunya untuk

melaksanakan tindakan melalui beberapa siklus agar berfungsi secara efektif. Suharsimi (2002) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui

gabungan definisi dari tiga kata “ Penelitian” + “ Tindakan ” + “ Kelas “ makna

setiap kata tersebut adalah sebagai berikut :

Penelitian: Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk memecahkan suatu masalah.

Tindakan: Sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.

Kelas: Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium atau belajar di tempat lain dengan arahan guru.

(22)

mengatasi persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.

Secara rinci Departemen Pendidikan Nasional dalam makalahnya menyebutkan bahwa tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah :

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran di sekolah.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

B. Subjek Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN. Blok Sawah,

Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, subjeknya adalah Siswa SDN. Blok Sawah kelas IV, yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. untuk pembelajaran matematika materi jaring-jaring kubus semester genap, tahun ajaran 2012-2013

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipilih yaitu model

(23)

permintaan ijin, observasi, identifikasi permasalahan, merumuskan, spesifikasi dan pembelajaran.

Adapun alasan mengapa penelitian dilakukan di SDN. Blok Sawah Kota Bandung adalah :

1. Peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di SDN. Blok Sawah 2. Memperoleh perijinan yang mudah

3. Memperoleh banyak dukungan baik dari pihak sekolah maupun guru yang ada di lingkungan sekolah tersebut

4. Memberikan dampak positif baik bagi siswa SDN. Blok Sawah maupun bagi sesama rekan guru

Prosedur penelitian berdasarkan siklus pembelajaran yang dikemukakan

(24)

SIKLUS PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN OLEH PENELITI

(Diadaptasi dari Arikunto, 2006 : 16)

Arikunto (2006:20) mengungkapkan 4 tahapan yang terdapat dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu menyusun rancangan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting) pengamatan (observing) refleksi (reflecting).

Rencana Siklus I Rencana yang direvisi Siklus II

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Observasi Pelaksanaan Siklus I

Refleksi Siklus I

Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Observasi Pelaksanaan Siklus II

Refleksi Siklus II

KESIMPULAN

(25)

Pada tahap rancangan tindakan, dilakukan penentuan masalah atau peristiwa yang akan diamati sebagai fokus dari penelitian yang diikuti oleh pembuatan instrumen pengamatan untuk memantau selama tindakan dilaksanakan. Tahap pelaksanaan adalah tahap implementasi dari apa yang telah dirancang sebelumnya, dan pelaksanaannya dilakukan di dalam kelas. Tahap pengamatan adalah tahap yang dilaksanakan oleh pengamat atau observer. Tahap refleksi adalah pengkoreksian dari apa yang telah dilaksanakan selama tindakan, dimana peneliti dan pengamat melakukan komunikasi mengenai apa yang terjadi pada waktu melaksanakan tindakan. Berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi selama tindakan.

Pada pelaksanaannya, setiap keempat tahapan tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan, mulai tindakan 1 pada siklus I sampai dengan tindakan 2 pada siklus II.

Siklus I terdiri dari dua tindakan, yaitu tindakan 1 melakukan pembelajaran untuk merangkaikan persegi menjadi jaring-jaring kubus. Tindakan 2 melakukan pembelajaran menggambar jaring-jaring kubus dengan ukuran yang telah ditentukan. Siklus II terdiri dari dua tindakan, tindakan I yaitu mengaplikasikan kertas warna ke dalam jaring-jaring kubus. Tindakan 2 yaitu membangun jaring-jaring kubus yang telah diaplikasi kertas warna menjadi bangun kubus.

(26)

1.Langkah Penelitian

Sebagai langkah dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan / Persiapan

1) Permintaan izin

Sebagai tahap perencanaan, peneliti meminta ijin kepada Kepala SDN. Blok Sawah untuk melaksanakan penelitian di kelas IV.

2) Identifikasi masalah

Identifikasi permaslahan dilakukan sebagai upaya analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk kelas IV, kemudian menelaah materi yang akan diteliti dengan maksud agar pembelajaran lebih efektif serta menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif dari siswa kelas IV SDN. Blok Sawah.

3) Observasi dan wawancara

Observasi dan wawancara bertujuan untuk memperoleh gambaran awal mengenai kondisi siswa kelas IV SDN. Blok Sawah yang akan dijadikan subjek penelitian. Kegiatan ini difokuskan untuk mengetahui sikap dan prilaku siswa ketika mengikuti pembelajaran khususnya matematika.

(27)

Strategi pendekatan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik materi, merumuskan metode dan media yang akan digunakan.

5) Menyusun rencana pembelajaran

Rencana pembelajaran dibuat berdasarkan karakteristik dan pendekatan konstruktivise. Dalam RPP tersebut peneliti menyusun kegiatan menyeluruh berupa siklus tindakan kelas.

6) Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari format observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, LKS, lembar evaluasi. Sehingga instrumen tersebut berfungsi merekam semua data yang dibutuhkan.

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses pembelajaran evaluasi refleksi yang dilakukan pada setiap tindakan. Adapun pelaksanaannya dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari 2 tindakan.

Siklus I

Setelah memperoleh gambaran mengenai situasi kelas maka disusun rencana siklus I. Langkah pertama dimulai dari disusunnya rencana pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

(28)

Pada tindakan 1, pembelajaran dimulai dari mengungkapkan kembali bangun ruang yang telah dipelajari sebelumnya, selanjutnya pembelajaran difokuskan kepada bangun ruang yang disebut bangun ruang kubus. Berangkat dari contoh benda yang berbentuk kubus yang terdapat dalam lingkungan siswa keseharian. Setelah itu, siswa secara berkelompok melakukan kegiatan untuk menemukan sendiri sifat-sifat kubus dan merangkaikan persegi menjadi jaring-jaring kubus dengan panduan Lembar Kerja Siswa (LKS), siswa dalam pengerjaannya diberikan model jaring-jaring kubus. Selanjutnya siswa melaporkan hasil diskusi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas sampai siswa dapat menarik kesimpulan dapat merangkai kan persegi menjadi jaring-jaring kubus melalui bimbingan guru.

2. Pelaksanaan Tindakan 2

(29)

sehingga didapat kesepakatan bersama dan pada akhirnya siswa dengan bimbingan guru dapat menyimpulkan materi pelajaran

3. Tindakan Tambahan

Tindakan tambahan diberikan jika setelah melaksanakan tindakan 1-2, masih terdapat siswa yang tingkat pemahamannya belum maksimal.

4. Melakukan Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana minat, aktivitas siswa yang dilakukan dan kegiatan guru selama pembelajaran sifat-sifat jaring-jaring kubus dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Dalam kegiatan ini dapat diamati kesesuaian antara praktik pembelajaran dengan apa yang direncanakan.

5. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan sebagai acuan dari keberhasilan pembelajaran. Dalam melaksanakan evaluasi guru menyediakan seperangkat soal. Evaluasi individu dilaksanakan pada akhir pembelajaran.

6. Melakukan Refleksi I

(30)

Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I dibuat rencana siklus II. Pada siklus ini materi difokuskan pada mengaplikasikan kertas warna ke dalam jaring bangun ruang kubus. kemudian membangun jaring-jaring kubus yang telah diaplikasi kertas warna menjadi bangun ruang kubus.

Pelaksanaan Tindakan 1

Pada tindakan 1 pembelajaran dimulai dari mengungkapkan kembali konsep awal bangun ruang yang telah dipelajari sebelumnya (merangkaikan persegi menjadi jaring-jaring kubus) kemudian secara berkelompok siswa mengaplikasikan kertas warna ke dalam jaring-jaring kubus. Dengan panduan LKS siswa melakukan tanya jawab mengenai jumlah jaring-jaring kubus melalui kertas warna yang telah diaplikasi pada skema jaring-jaring, selanjutnya siswa melaporkan hasil diskusi kelompoknya kepada guru.

1. Pelaksanaan Tindakan 2

(31)

2. Tindakan Tambahan

Tindakan tambahan diberikan jika setelah melaksanakan tindakan 1-2, masih terdapat siswa yang tingkat pemahamannya belum maksimal.

3. Melakukan pengamatan

Pengamatan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana minat, aktifitas siswa yang dilakukan dan kegiatan guru selama pembelajaran mengaplikasikan kertas warna kedalam jaring-jaring kubus dan merankaikan jaring-jaring kubus sehingga menjadi bentuk kubus melalui

pendekatan konstruktivisme. Dalam kegiatan ini dapat diamati kesesuaian antara praktik pembelajaran dengan apa yang direncanakan. 4. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan sebagai acuan dari keberhasilan pembelajaran. Dalam melaksanakan evaluasi guru menyediakan seperangkat soal. Evaluasi individu dilaksanakan pada akhir pembelajaran.

5. Melakukan Refleksi II

(32)

yang telah dilaksanakan pada setiap tindakan dalam siklus II. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan

pembelajaran pada setiap tindakan .

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dikembangkan untuk mengetahui perkembangan setiap tindakan dengan menerapkan pendekatan konstruktivise. Dapat menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, lembar kerja siswa, soal hasil evaluasi, catatan lapangan dan kamera.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi digunakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran jaring-jaring bangun ruang kubus. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh observer yang bertugas mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun lembar observasi yang digunakan mencakup tujuh komponen konstruktivis (format terlampir)

2. Wawancara

(33)

Tabel 2.1 Format Pedoman Wawancara

Kolom pertanyaan berisi butir-butir pertanyaan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Kolom jawaban siswa memuat pendapat siswa berdasarkan pertanyaan yang diajukan.

3. Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang tidak terekam melalui lembar observasi atau dengan kata lain observer mencatat hal-hal di luar rencana.

4. Lembar kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan sebagai langkah kegiatan belajar siswa dalam kelompok yang membantu siswa dalam memahami suatu konsep. LKS ini diberikan dalam setiap tindakan. Dengan LKS pekerjaan siswa akan terbimbing dan terarahkan dengan maksimal.

5. Evaluasi

No Pertanyaan Jawaban Siswa

(34)

Kegiatan ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran pada setiap tindakan dengan jenis evaluasi yang digunakan adalah tes tertulis secara individu

6. Dokumentasi

Kamera merupakan alat elektronik yang digunakan dalam membantu memperjelas penelitian. Rekaman foto ini dilaksanakan pada setiap tindakan yaitu pada saat pelaksanaan dan observasi.

E. Kriteria atau Ukuran Keberhasilan Tujuan

Sebagai kriteria dan ukuran keberhasilan dan tujuan, peneliti memberikan standar keberhasilan yaitu jika rata-rata penguasaan siswa terhadap materi dalam suatu kelas tersebut lebih atau sama dengan 75 % dari jumlah siswa.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menguji keberhasilan hipotesis yang dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran.

Data hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan diolah secara kualitatif. data dari hasil prestasi belajar siswa diolah.secara kuantitatif karena data yang disajikan berbentuk bilangan. perhitungan data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi :

(35)

X —— n

Keterangan : ∑ N = total nilai yang diperoleh siswa

n = jumlah siswa

X = nilai rata-rata kelas

2. Menghitung persentase jawaban dengan rumus : f

P = —— x 100 % n

Keterangan : P = Persentase jawaban F = Frekwensi jawaban

(36)

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Perencanaan pada siklus I peneliti mempersiapkan bahan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ),LKS, lembar observasi serta lembar evaluasi, begitu pula pada siklus II, peneliti menyiapkan hal yang sama, yaitu mempersiapkan bahan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),LKS, lembar observasi serta lembar evaluasi.

2. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tindakan yang terbagi kedalam dua siklus dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, pada pelaksanaan tiap siklus dilakukan tahapan-tahapan, antara lain dilakukan secara berkelompok siswa membuat jaring-jaring bangun ruang kubus, yang kemudian diaplikasi dengan kertas warna , kemudian menggunting jaring-jaring bangun ruang kubus yang telah diaplikasi kertas warna, kemudian dirangkaikan sehingga membentuk bangun ruang kubus.

(37)

sebagai tenaga profesional yang dituntut keprofesionalannya, yang mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang beragam, khususnya konstruktivisme.

(38)

Yunita, 2013

Peningkatan Keterampilan Siswa Dalam Membuat Jaring-Jaring Bangun Ruang Kubus Pada

Basrowi, H. M dan Suwandi (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Dahlan. (2005). “Pengaruh Pembelajaran Matematika Inovasi Model Pembelajaran“. Jurnal Pendidikan 3. h (10-11).

Darhim (2004). Pengaruh Pembelajaran Matematika Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Kelas Awal Dalam Matematika. Disertasi Doktor pada Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Fitriah. (2005). Penerapan Model Pembelajaran Menulis Puisi yang Berbasis Contextual Teaching and Learning dengan Strategi Menyimak Kreatif Teks Featuring. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hermawan, Ruswandi. et al (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar . Bandung: UPI Press

Iskandar, Tuti (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual

Jamilah,L.J (2010). Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Pembelajaran Konsep Volume Kerucut Dengan Pendekatan Kontekstusl (Contextual

Teacing And Learning) Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

(39)

Yunita, 2013

Peningkatan Keterampilan Siswa Dalam Membuat Jaring-Jaring Bangun Ruang Kubus Pada

Misriani. (2008). Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SDN Rancabentang 3. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rusmiati, T. (2008). Pendekatan Kontruktivitas Dalam Pembelajaran Volum Limas, Tabung dan Kerucut. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Goup.

Sujono. (1988). Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Suminar, I. (2008). Penggunaan Media Visualisasi Dengan Gambar Untuk Meningkatkan Konsep Pembagian Pecahan. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sukirman, D dan Jumhana, N. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Sudjana, N. (1989). Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sutiyah,T (2010) .Penggunaan Koin Bermuatan untuk meningkatkan Minat belajar danPemahaman siswa Mengenai Oprasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Usriyatun. (2008). Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa dalam Soal Cerita Melalui Pendekatan Kontekstual (PK/CTL). Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Windayana, H. et al. (2007). Geometri Dan Pengukuran. Bandung: UPI Press.

Yuningsih, A. Penggunaan Pendekatan Kontekstual Dalam Upaya

(40)

Yunita, 2013

Peningkatan Keterampilan Siswa Dalam Membuat Jaring-Jaring Bangun Ruang Kubus Pada

Gambar

Gambar 1.1 . Bangun Kubus
Tabel 2.1 Format Pedoman Wawancara  ............................................................
Gambar 1.1. Kubus
gambar jaring-jaring kubus dengan langkah-langkah yang dibuatnya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasar hasil pengamatan kondisi eksisting ruang terbuka hijau yang ada di Kampung Brambangan dan Perumahan Sambak Indah, pada kedua pemukiman tidak ada taman lingkungan yang

(3) Perusahaan yang telah menyelesaikan pembangunan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) serta siap produksi, kecuali bagi industri yang menghasilkan jasa,

Bagaimana cara orangtua bertindak sebagai orangtua yang melakukan atau menerapkan pola asuh terhadap anak memegang peranan penting dalam menanamkan dan membina dorongan

PROFIL KEMAMPUAN FISIK MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA YANG DITERIMA MELALUI SNMPTN UNDANGAN, SBMPTN, DAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah secara umum utuk penelitian ini adalah “ Sejauhmana penelitian LKS berbasis inkuiri terbimbing

Adapun hubungan nilai yang dirasa dengan niat pembelian kembali menurut peneliti Choi dan Kim (2013) Tasya Febriani Rambitan (2013:919), yang menunjukkan bahwa nilai yang

Ada fungsi tertentu dari merek yang memiliki pengaruh kuat pada niat pembelian yaitu citra merek , kualitas produk, pengetahuan produk, keterlibatan produk , atribut

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap tingkat kecemasan penderita gagal ginjal kronik yang menjalani